Respon Tingkah Laku Ayam Broiler Pada Suhu Kandang yang Berbeda

RINGKASAN
Alif Rokhman. D14060523. 2013. Respon Tingkah Laku Ayam Broiler Pada
Suhu Kandang Yang Berbeda. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi
Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, M.Agr.Sc.
Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Sri Darwati, M.Si.
Daging ayam broiler merupakan salah satu sumber protein yang berasal dari
industri peternakan unggas. Daging ayam broiler diharapkan mampu untuk
memenuhi kebutuhan sumber protein bagi masyarakat Indonesia. Keberhasilan
peternakan ayam broiler sangat bergantung pada mutu genetik ternak, keadaan
lingkungan, dan interaksi antara genetik dengan lingkungan.
Keadaan lingkungan yang fluktuatif dan suhu yang cenderung tinggi
merupakan salah satu kendala keberhasilan budidaya ayam broiler. Pengaturan suhu
sangat diperlukan untuk keberhasilan budidaya. Pemeliharaan ayam broiler pada
kandang tertutup perlu dilakukan pengaturan suhunya karena suhu berdampak
terhadap tingkah laku dan performa ayam.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respon tingkah laku ayam broiler
yang dipelihara pada berbagai suhu kandang, yaitu suhu tinggi, netral dan
lingkungan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu peternak dalam
manajemen pemeliharaan ayam broiler.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak

lengkap (RAL). Setelah data diperoleh dan dilakukan uji asumsi data diolah
menggunakan RAL nonparametrik yaitu menggunkan uji Kruskal Wallis, dengan 3
perlakuan dan 4 pengulangan, bahwa setiap ulangan terdiri dari 10 ekor ayam broiler.
Terdapat tiga level suhu kandang, yaitu panas (30 oC), normal/nyaman (20 oC) dan
lingkungan (sesuai suhu lingkungan). Peubah yang diamati adalah tingkah laku ayam
broiler meliputi aktivitas makan, minum, istirahat, panting dan lokomosi.
Pengambilan data dilakukan setiap enam hari sekali dimulai pada minggu kedua
sampai minggu kelima pemeliharaan. Pengambilan data menggunakan metoda scan
sampling.
Hasil pengamatan menunjukan bahwa secara statistik tingkah laku makan
tidak berbeda pada setiap perlakuan, namun jika dilihat dari frekuensinya tingkah
laku makan banyak terjadi pada kandang netral. Kisaran tingkah laku makan makan
ayam brolier yang dipelihara pada kandang panas, netral dan lingkungan adalah 0260. Tingkah laku minum pada setiap kandang yang diberi perlakuan tidak
menunjukan perbedaan pada umur ayam broiler 15, 21, 27 dan 33 hari. Namun jika
dilihat secara keseluruhan frekuensi tingkah laku minum ayam broiler pada kandang
panas kisaranya adalah 1-47 dan suhu lingkungan kisaranya 0-39 lebih banyak
dibandingkan dengan kandang netral yaitu kisaran 0-35. Hasil perhitungan
menunjukan pengamatan pada hari ke-15, 21 dan 27 pengaruh suhu berbeda nyata
pada tingkah laku panting. Tingkah laku panting banyak terjadi pada kandang panas
sebanyak 127,33-262,33 dan juga kandang lingkungan sebanyak 134-247,67. Secara

statistik keseluruhan hasil penelitian menunjukan tingkah laku lokomosi dan istirahat
tidak berbeda diantara semua perlakuan.

Suhu kandang panas dan lingkungan berpengaruh terhadap tingkah laku
panting pada hari ke 15, 21, dan 27. Namun tidak berpengaruh pada tingkah laku
makan, minum, lokomosi, dan istirahat.
Kata-kata kunci : suhu kandang, ayam broiler, tingkah laku, scan sampling

ii

ABSTRACT
Behavioural Responses of Broiler Chicken at A Different House Temperature
Rokhman, A., C. Sumantri, and S. Darwati
High ambient temperature satch in tropics causes heat stress to chickens that reduced
feed consumption and productivity. Under this situation, the chickens often changed
their oreintation showed by behavioural changes. This experiment aimed to study
the behavioural response of broiler chickens at different ambient temperature of
neutral (22 oC), heat (30 oC ) and surronding or environment temperature
(accordance with surronding temperature). The behavioural observation was carried
out with scan sampling method. There were five behavioural traits observed : eating,

dringking, panting, resting, and locomoting. The result showed significant different
in panting in day 15, 21 and 27 ( P