Theory of Planned Behavior

14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Theory of Planned Behavior

Theory of Planned Behavior Teori Tindakan yang Beralasan pertama kali dikemukakan oleh Ajzen 1991, teori ini merupakan pengembangan dari teori sebelumnya yaitu Theory of Reactioned Action yang berasumsi bahwa seseorang berperilaku sesuai dengan niat sadar mereka, yang didasarkan pada kalkulasi rasional tentang efek potensial dari perilaku mereka, serta tentang bagaimana orang lain akan memandang perilaku tersebut. Teori ini menyediakan suatu kerangka untuk mempelajari sikap terhadap perilaku. Berdasarkan teori tersebut, penentu terpenting perilaku seseorang adalah intensi untuk berperilaku. Penentu intensi individu untuk menampilkan suatu perilaku adalah sikap untuk menampilkan perilaku tersebut dan norma subjektif. Sikap individu terhadap perilaku meliputi kepercayaan mengenai suatu perilaku, evaluasi terhadap hasil perilaku, norma subjektif, kepercayaan-kepercayaan normatif dan motivasi untuk patuh. Menurut Zakarija 2010 Theory of Reasoned Action paling berhasil ketika diaplikasikan pada perilaku yang di bawah kendali individu sendiri. Jika perilaku tersebut tidak sepenuhnya di bawah kendali atau kemauan individu, meskipun ia sangat termotivasi oleh sikap dan norma subjektifnya, ia mungkin tidak akan secara nyata menampilkan perilaku tersebut. Sebaliknya, Theory of Planned Behavior dikembangkan untuk memprediksi perilaku-perilaku yang sepenuhnya tidak di bawah kendali individu. Perbedaan utama antara Theory of Reactioned Action dan Theory of Planned Behavior adalah tambahan penentu intensi berperilaku yang ke tiga, yaitu perceived behavioral control PBC. Theory of Planned Behavior didasarkan pada asumsi bahwa manusia adalah makhluk yang rasional dan menggunakan informasi-informasi yang mungkin baginya secara sistematis. Orang memikirkan implikasi dari tindakan mereka sebelum mereka memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu.

2.2. Intensi investor dalam pemilihan saham