Analisis Pengaruh Perilaku Keuangan Terhadap Keputusan Investor Dan Performa Investasi Saham Di Kota Medan

(1)

KEPUTUSAN INVESTOR DAN PERFORMA INVESTASI SAHAM DI KOTA MEDAN

TESIS

Oleh

JULI MELIZA 117019052/IM

MAGISTER ILMU MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Manajemen Pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

Oleh

JULI MELIZA 117019052/IM

MAGISTER ILMU MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

(4)

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua Dr. Isfenti Sadalia, ME

Anggota : 1. Dr. Khaira Amalia Fachrudin, MBA 2. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA 3. Dr. Muslich Lutfi, MBA


(5)

(6)

ABSTRAK

Performa investasi dipengaruhi oleh perilaku keuangan dan keputusan investor. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah perilaku keuangan yang terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan herding berpengaruh terhadap keputusan investor dan performa investasi saham khususnya di kota Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara perilaku keuangan yang terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan herding terhadap keputusan investor dan performa investasi saham di kota Medan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku keuangan yang terdiri dari variabel heuristik, prospek, pasar, herding dapat berpengaruh secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap keputusan investor dan performa investasi . Terbukti pengaruh langsung variabel perilaku keuangan ke variabel keputusan memiliki nilai lebih besar dibandingkan dengan pengaruh langsung ke variabel performa. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara, daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa keputusan investor yang melakukan investasi saham khususnya di kota Medan dipengaruhi heuristik dengan nilai paling signifikan dibandingkan variabel lainnya pada tingkat alpha 5%. Ini mengindikasikan bahwa investor di Medan lebih mengutamakan sikap rasional dalam mengambil keputusan investasi. Implikasinya bahwa perusahaan sekuritas penting untuk melakukan sosialisasi tentang analisis tekhnikal dan fundamental serta dapat memberi rekomendasi yang lebih baik terkait dengan keputusan investasi. Investor perlu memperkuat analisis fundamental dan tekhnikal agar keputusan investasi tersebut menghasilkan performa yang diharapkan.


(7)

(8)

memberikan rahmat dan hidayahnya, serta shalawat beriring salam peneliti kirimkan ke pada Nabi Muhammad SAW sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, peneliti banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM). Sp.A(K), selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Paham Ginting, SE., MS selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang banyak memberikan masukan yang berharga dalam penyempurnaan tesis ini.

4. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak membantu, memberikan masukan serta dengan sabar mengarahkan peneliti hingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

5. Ibu Dr. Khaira Amalia Fachrudin, MBA, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak membantu, memberikan masukan serta dengan sabar mengarahkan peneliti hingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. 6. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA, selaku Sekretaris Program Studi


(9)

memberikan masukan serta dengan sabar mengarahkan peneliti hingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

7. Bapak Dr.Muslich Lutfi, MBA, selaku Anggota Komisi Pembanding yang banyak memberikan masukan yang berharga dalam penyempurnaan tesis ini. 8. Ibu Dr. Yenny Absah, SE., M.Si, selaku Anggota Komisi Pembanding yang

banyak memberikan masukan yang berharga dalam penyempurnaan tesis ini. 9. Seluruh staf pengajar dan pegawai pada program studi Magister Ilmu

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang banyak membantu sewaktu perkuliahan.

10 Secara khusus, peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta Mansyur dan Nurcahaya yang telah mencurahkan segenap perhatian dan kasih sayangnya kepada peneliti hingga menyelesaikan pendidikan dengan baik.

11.Buat pimpinan dan seluruh karyawan di seluruh Perusahaan Sekuritas Medan Sumatera Utara yang telah banyak membantu peneliti selama melakukan riset dan penelitian.

12.Semua teman-teman di program studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yang begitu perhatian serta membantu sehingga mendorong peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan dengan sukses. 13.Akhirnya semua pihak yang membantu penyusunan tesis ini yang tidak bisa


(10)

moril dan doa sehingga peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik. Akhirnya peneliti berharap kiranya tesis ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang berkepentingan.

Medan, November 2013 Peneliti


(11)

Juli Meliza, lahir di Medan Juli 1984, anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Mansyur dan Ibu Nurcahaya. Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 1996 di SD Negeri Medan. Peneliti menyelesaikan pendidikan Madrasah Tsanawiyah pada tahun 1999 di MTsN 2 Medan, kemudian menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas pada tahun 2002 di SMA Negeri 7 Medan. Pada tahun 2007 menyelesaikan pendidikan S-1 pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas Sumatera Utara Medan. Pada tahun 2012 menempuh pendidikan pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Medan, November 2013 Peneliti


(12)

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 7

2.2 Landasan Teori ... 8

2.2.1 Perilaku Keuangan ... 8

2.2.2 Keputusan Investor ... 16

2.2.3 Performa Investasi... 17

2.3 Mekanisme Antar Variabel Penelitian ... 19

2.3.1 Pengaruh Perilaku Keuangan Terhadap Keputusan Investor 19 2.3.2 Pengaruh Perilaku Keuangan Terhadap Performa Investasi 21 2.3.3 Pengaruh Keputusan Investor Terhadap ... 22

Performa Investasi ... 22

2.4 Kerangka Konseptual ... 22

2.5 Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian ... 25

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

3.3 Populasi dan Sampel ... 25

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 27

3.6 Klasifikasi dan Defenisi Operasionalisasi Variabel ... 27

3.6.1 Klasifikasi Variabel ... 27

3.6.2 Definisi Operasionalisasi Variabel... 29

3.7 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas... 31


(13)

4.1 Hasil Penelitian ... 42

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sekuritas di Medan... 42

4.1.2 Karakteristik Responden ... 42

4.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel ... 48

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 75

4.4 Hasil Analisis Jalur ... 77

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian... 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 99

5.2 Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101


(14)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 7

Tabel 3.1 Variabel Eksogen dan Laten Eksogen ... 28

Tabel 3.2 Variabel Endogen dan Laten Endogen ... 29

Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel ... 29

Tabel 3.4 Variabel Bentukan dan Variabel Terukur ... 30

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas ... 33

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 34

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden ... 43

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan .. 45

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 45 Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 46

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan 47 Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Investasi.. 48

Tabel 4.8 Frekuensi Tanggapan Variabel Heuristik (X1) ... 48

Tabel 4.9 Frekuensi Tanggapan Variabel Prospek (X2) ... 56

Tabel 4.10 Frekuensi Tanggapan Variabel Pasar (X3) ... 61

Tabel 4.11 Frekuensi Tanggapan Variabel Herding (X4)... 66

Tabel 4.12 Frekuensi Tanggapan Variabel Keputusan (Y1) ... 69

Tabel 4.13 Frekuensi Tanggapan Variabel Performa Investasi (Y2) .... 73

Tabel 4.14 One Sample Kolmogorov Smirnov Test ... 75

Tabel 4.15 Coefficients ... 76

Tabel 4.16 Coefficients ... 77

Tabel 4.17 Model Summary ... 78

Tabel 4.18 ANOVA ... 78

Tabel 4.19 Coefficients ... 79

Tabel 4.20 Model Summary ... 82

Tabel 4.21 ANOVA ... 83

Tabel 4.22 Coefficients ... 84

Tabel 4.23 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur dan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung ... 88


(15)

Nomor Judul Halaman

Gambar 1.1 Fenomena Pergerakan IHSG Tahun 2008-2013 ... 2

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 24

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian ... 38

Gambar 4.1 Model Jalur 1 ... 77

Gambar 4.2 Model Jalur 2 ... 82


(16)

Lampiran 1 Kuesioner bagian 1 ... 105

Lampiran 2 Kuesioner bagian 2 ... 107

Lampiran 3 Data Uji Validitas dan Reliabilitas ... 111

Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 117

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 120

Lampiran 6 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 126

Lampiran 7 Hasil Uji Analisis Jalur ... 136


(17)

ANALISIS PENGARUH PERILAKU KEUANGAN TERHADAP

KEPUTUSAN INVESTOR DAN PERFORMA INVESTASI

SAHAM DI KOTA MEDAN

ABSTRAK

Performa investasi dipengaruhi oleh perilaku keuangan dan keputusan investor. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah perilaku keuangan yang terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan herding berpengaruh terhadap keputusan investor dan performa investasi saham khususnya di kota Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara perilaku keuangan yang terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan herding terhadap keputusan investor dan performa investasi saham di kota Medan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku keuangan yang terdiri dari variabel heuristik, prospek, pasar, herding dapat berpengaruh secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap keputusan investor dan performa investasi . Terbukti pengaruh langsung variabel perilaku keuangan ke variabel keputusan memiliki nilai lebih besar dibandingkan dengan pengaruh langsung ke variabel performa. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara, daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa keputusan investor yang melakukan investasi saham khususnya di kota Medan dipengaruhi heuristik dengan nilai paling signifikan dibandingkan variabel lainnya pada tingkat alpha 5%. Ini mengindikasikan bahwa investor di Medan lebih mengutamakan sikap rasional dalam mengambil keputusan investasi. Implikasinya bahwa perusahaan sekuritas penting untuk melakukan sosialisasi tentang analisis tekhnikal dan fundamental serta dapat memberi rekomendasi yang lebih baik terkait dengan keputusan investasi. Investor perlu memperkuat analisis fundamental dan tekhnikal agar keputusan investasi tersebut menghasilkan performa yang diharapkan.


(18)

(19)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perilaku keuangan adalah suatu teori yang didasarkan atas ilmu psikologi yang berusaha memahami bagaimana emosi dan penyimpangan kognitif mempengaruhi perilaku investor (Tilson, 2005:1). Perilaku keuangan yang mempengaruhi keputusan investor di bursa khususnya berkaitan dengan keputusan jual beli merupakan hal yang menarik untuk dipahami. Keputusan investor tersebut didasarkan atas estimasi yang telah dilakukan sebelumnya, dan tanpa disadari ternyata hal tersebut juga dipengaruhi oleh perilaku yang berkaitan dengan kognitif seseorang. Pengaruh kognitif ini dapat menyebabkan keputusan investasi yang dilakukan investor menjadi irasional, seperti yang terungkap dalam penelitian Ritter pada tahun 2003. Pada penelitian tersebut Ritter menemukan investor di Jepang, Taiwan dan Amerika telah kehilangan banyak uang saat melakukan perdagangan karena perilaku investor yang irasional pada periode itu (1987-1989 dan 1999) saham mengalami overvalue.

Kaitan antara kognitif dan perilaku juga dijelaskan oleh Goldberg dan Nitzsch (2001) yang menyatakan investor sebagai seorang manusia dapat digolongkan pada tiga tipe. Tiga tipe tersebut yaitu, tipe intuitif (yang mengambil keputusan berdasarkan insting), tipe emosional (seseorang yang bertindak berdasarkan emosi), dan tipe rasional (seseorang yang berfokus kepada alasan dibalik sesuatu). Shleifer (2000:2) menyatakan bahwa investor


(20)

diasumsikan akan berlaku rasional sehingga akan menilai saham secara rasional. Investor yang berlaku rasional akan menilai saham berdasarkan nilai fundamental yaitu nilai sekarang dari pengembalian kas masa depan dengan mendiskontokan sebesar tingkat resiko saham tersebut. Sedangkan investor yang kurang rasional akan ikut berbisnis hanya berpedoman pada naluri ikut-ikutan, tidak terbiasa menganalisis detil situasi dan kondisi sektor usaha, bahkan percaya pada aspek mistik dari investasi yang ditawarkan (Nataputra, 2009:181).

Perilaku investor di pasar modal Indonesia ternyata cenderung ke arah irasional, hal ini sesuai dengan data yang ditunjukkan pada Gambar 1.1. Fenomena kecenderungan irasional ini menyebabkan investor melakukan tindakan berdasarkan penilaian yang jauh menyimpang dari asumsi rasionalitas.

Sumber : Hasil penelitian, 2013 (data diolah) Gambar 1.1

Fenomena Pergerakan IHSG Tahun 2008-2013

Cornelis, Head of Research KSK Financial Group, seperti yang dikutip inilah.com (22/02/2013) menyatakan bahwa, IHSG telah berjalan total irasional tanpa adanya logika valuasi fundamental lagi yang menyertainya. Lebih lanjut


(21)

Cornelis juga menjelaskan, hal ini terjadi karena indeks terus bergerak melebihi level fundamentalnya di atas 4,550 poin pada kuartal I-2013. Menurutnya, posisi IHSG saat ini sudah positif membalikkan keadaan lebih dari 100% sejak meluncur selama 287 hari dari titik tertingginya di 2,838 poin pada malaria (malapetaka lima belas Januari) 2008 yang lalu. Kemudian IHSG bangkit lagi dari titik terendahnya di level 1,089 poin tepat di hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2008, dengan jarak penurunannya adalah sebesar 1,749 poin. Pergerakan yang terus terjadi melebihi level fundamental di atas 4,550 poin pada kuartal I-2013 memperlihatkan bahwa ada suatu kecenderungan perilaku investor mengikuti tindakan investor yang lain atau dengan kata lain disebut herding. Herding di pasar keuangan diidentifikasikan sebagai suatu kecenderungan perilaku investor mengikuti tindakan investor yang lain (Luong dan Ha, 2011:21). Investor lebih memilih melakukan herding saat mereka percaya bahwa herding dapat menolong mereka untuk memperoleh informasi yang berguna dan dapat dipercaya. Herding dapat menyebabkan tindakan irasional, berkenaan pada harga, khususnya harga saham yang dipengaruhi sentimen tertentu, yang sulit untuk dijelaskan (Devenow dan Welch, 1996:605).

Berkaitan dengan pengambilan keputusan, dalam perilaku keuangan maka heuristik dan prospek penting untuk dipahami. Heuristik dapat diartikan sebagai rules of thumb atau ketetapan umum, yang membantu proses pengambilan keputusan menjadi lebih mudah, khususnya pada lingkungan yang bersifat kompleks dan tidak pasti,dengan mengukur probabilitas dan memprediksi nilai saham sehingga diharapkan dapat mengurangi kompleksitas tersebut. Ada lima


(22)

penyimpangan kognitif yang dapat menimbulkan heuristik yaitu, representativeness, availability bias, gambler’s fallacy, anchoring, and overconfidence (Luong dan Ha, 2011:19). Sedangkan, prospek adalah teori yang berfokus pada proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi sistem nilai seorang investor. Teori prospek ini mendeskripsikan beberapa pernyataan yang mempengaruhi proses berpikir seseorang saat mengambil keputusan. Komponen dari teori prospek ini yaitu, regret aversion, loss aversion, and mental accounting (Luong dan Ha, 2011:20).

Tindakan irasional ketika melakukan keputusan investasi akan memberi pengaruh kepada performa yang diperoleh investor. Seperti yang diuraikan sebelumnya, bahwa herding dapat menyebabkan tindakan irasional, berkenaan pada harga, khususnya harga saham yang dipengaruhi sentimen tertentu, yang sulit untuk dijelaskan (Devenow dan Welch, 1996:605). Ketika harga saham bergerak terus karena ada unsur tindakan irasional maka performa investasi yang terkait dengan return juga akan bergerak secara irasional. Akhirnya, bisa saja terjadi kondisi dimana investor akan memperoleh performa investasi yang tidak sesuai dengan harapan, sehingga ia akan merasa tidak puas dengan keputusan investasi yang sudah dilakukannya. Jika hal ini terjadi, dikhawatirkan kelangsungan investasi akan menjadi lebih singkat.

Fenomena irasional yang dilakukan investor terhadap keputusan investasi seperti yang diuraikan sebelumnya, memberi gambaran bahwa fenomena tersebut memberi pengaruh bagi kelangsungan investasi. Keputusan yang berdasarkan pertimbangan yang irasional akan berdampak ke pada performa investasi yang


(23)

diperoleh. Penelitian ini berusaha mengungkapkan fenomena perilaku keuangan terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan herding berpengaruh terhadap performa investasi melalui keputusan investor.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Apakah perilaku keuangan yang terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan herding berpengaruh positif terhadap keputusan investor?

2. Apakah perilaku keuangan yang terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan herding berpengaruh positif terhadap performa investasi ?

3. Apakah keputusan investor berpengaruh positif terhadap performa investasi ? 1.3 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan uraian yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh positif antara perilaku keuangan yang terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan herding terhadap keputusan investor.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh positif antara perilaku keuangan yang terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan herding terhadap performa investasi.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh positif antara keputusan investor terhadap performa investasi.


(24)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan kesempatan yang baik untuk dapat memahami dengan lebih baik lagi tentang teori dan praktek terkait pasar saham dan perilaku keuangan.

2. Bagi investor, sebagai bahan pertimbangan dalam rangka menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan investasi yang paling tepat.

3. Bagi perusahaan sekuritas, sebagai sumbangan ilmiah dan diharapkan dapat dijadikan informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan performa investasi. 4. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi yang


(25)

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul/ Tahun Nama Peneliti

Variabel Samp

el

Alat

Analisis Hasil

Ind. (X) Dep. (Y)

Investor Irrationalit y and Self Defeating Behavior : Insights from Perilaku keuangan. The Journal of Global Business Manageme nt.2012 Singh, Sudir. Psikologi kognitif atl. Heuristik , dll Peng ambil an keput usan Inves tasi (berk aitan denga n retur n rate)

- Review

Theory

Ada pengaruh antara penyimpangan psikologi kognitif dengan proses pengambilan keputusan investasi Behavioral Factors Influencing Individual Investors' Decision Making and Performan ce. Umea School of Business. 2011 Luong, Le Phuoe dan Ha, Doan TT. Perilaku keuangan keput usan Inves tor dan Perfo rma invest asi Investo r at Ho Chi Minh Stock Exchan ge Structural Equation Model (SEM) Perilaku keuangan mempengaruhi keputusan investor dan juga berdampak pada performa investasi. Perilaku keuangan, Pacific Basin Finance Journal Vol.11, No.4 (Sept. 2003). Jay R. Ritter Perilaku keuangan Kepu tusan invest or Investo r di Jepang, Taiwan dan US metode eksperime ntal Perilaku keuangan berpengaruh pada keputusan investor di Jepang, Taiwan dan US


(26)

Lanjutan Judul/ Tahun Nama Peneliti Variabel

Sampel Alat

Analisis Hasil

Ind. (X) Dep. (Y) Rational Herding in Financial Economics. European Economic Review (1996). Devenow , Andrea dan Welch, Ivo

Herding Kepu tusan invest asi

- Review

Theory

Herding

mempengaruhi keputusan investor saat berinvestasi.

Sumber : Hasil penelitian, 2013 (data diolah)

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Perilaku Keuangan

Guru besar ekonomi dari Santa Clara University Hersh Shefrin telah melakukan riset tentang konsep perilaku keuangan. Shefrin (2002) menjelaskan bahwa perilaku keuangan merupakan hasil dari interaksi dari psikologis dengan tingkah laku keuangan dan performa dari semua tipe kategori investor. Lebih lanjut Shefrin menjelaskan bahwa para investor harus lebih berhati-hati dalam melakukan investasi yang mereka buat agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan perhitungan (judgement). Shefrin (2000:4) menyatakan bahwa kesalahan dari satu investor dapat menyebabkan keuntungan bagi investor lain.

Pembahasan terkait perilaku keuangan juga dilakukan oleh Tilson. Tilson (2005:1) menyatakan bahwa perilaku keuangan adalah suatu teori yang didasarkan atas ilmu psikologi yang berusaha memahami bagaimana emosi dan penyimpangan kognitif mempengaruhi perilaku investor.


(27)

Selanjutnya, Ritter (2003:429) berpendapat bahwa perilaku keuangan adalah perilaku yang didasarkan atas psikologi yang mempengaruhi proses keputusan yang tunduk kepada beberapa ilusi kognitif. Ilusi ini dibagi ke dalam dua kelompok yaitu, ilusi yang disebabkan karena proses keputusan yang bersifat heuristik dan ilusi yang diadopsi dari mental frame yang ada pada teori prospek (Waweru et al., 2008:27). Perilaku keuangan lainnya yang juga turut muncul dan berpengaruh pada keputusan investor terkait dengan performa investasi yaitu herding dan faktor pasar (Luong dan Ha, 2011:18).

2.2.1.2 Heuristik

Heuristik dapat diartikan sebagai rules of thumb atau ketetapan umum, yang terkait dengan sikap untuk membantu proses pengambilan keputusan menjadi lebih mudah, khususnya pada lingkungan yang bersifat kompleks dan tidak pasti,dengan mengukur probabilitas dan memprediksi nilai saham sehingga diharapkan dapat mengurangi kompleksitas tersebut (Ritter, 2003:431). Ada lima penyimpangan kognitif yang dapat menimbulkan heuristik yaitu, representativeness, availability bias, anchoring, gambler’s fallacy and overconfidence (Luong dan Ha, 2011).

a. Representativiness

Representativiness adalah penilaian berdasarkan stereotypes, yakni dua hal yang memiliki kualitas yang sama pasti sama (Nofsinger, 2005:64). Misalnya investasi yang baik adalah investasi pada perusahaan yang baik. Indikator yang digunakan yaitu, dalam menentukan tempat berinvestasi investor selalu memilih perusahaan yang memiliki kinerja yang bagus.


(28)

b. Availability Bias

Availability bias adalah salah satu bentuk penyimpangan kognitif yang terjadi ketika investor terlalu sering menggunakan informasi yang mudah diperoleh. Pada perdagangan saham, penyimpangan ini mencerminkan kecendrungan diri sendiri, dimana investor sangat familiar dengan kondisi tersebut sehingga sangat mudah memperoleh informasi tersebut, meskipun prinsip fundamental menyebutkan bahwa manajemen portofolio merupakan usaha untuk melakukan optimisasi (Luong dan Ha, 2011:19).

c. Anchoring

Anchoring adalah penyimpangan kognitif yang mendeskripsikan tentang situasi saat seseorang menggunakan penilaian awal untuk melakukan estimasi, dimana penyimpangan ini mengarah pada perbedaan estimasi yield (Kahneman dan Tversky, 1979:1128). Pada pasar keuangan, anchoring muncul ketika hasil observasi memperlihatkan bahwa skala nilai sudah tetap dan investor cenderung memperhatikan harga penawaran awal saat ingin menjual atau menganalisis. Harga yang sekarang terjadi umumnya dipengaruhi oleh kejadian di masa lalu. Anchoring menyebabkan investor untuk menegaskan range harga saham atau income suatu perusahaan berdasarkan trend historis, sehingga menghasilkan under reaction pada perubahan yang tidak diduga. Anchoring memiliki hubungan dengan representativness karena anchoring merupakan refleksi suatu kondisi dimana investor umumnya berfokus pada peristiwa saat ini dan terlalu optimis saat terjadi kenaikan pasar, serta terlalu pesimis saat terjadi penurunan pasar (Waweru et al. 2008:28).


(29)

d. Gambler’s fallacy

Keyakinan bahwa sekelompok kecil sampel dapat mewakili populasi yang dikenal dengan "law of small numbers” (Rabin, 2002:775) merupakan pembuka munculnya gamblers’ fallacy (Barberis dan Thaler, 2003:1065). Khusus di bursa saham, gamblers’ fallacy muncul saat prediksi investor tidak akurat yang kemudian dibandingkan dengan return akhir yang diperoleh (Waweru et al. 2008:27).

e. Overconfidence

Overconfidence adalah perasaan percaya pada dirinya sendiri secara berlebihan. Overconfidence membuat investor overestimate terhadap pengetahuan yang dimiliki oleh investor itu sendiri, dan underestimate terhadap prediksi yang dilakukan karena investor melebih-lebihkan kemampuannya (Nofsinger, 2005:10) Overconvidence juga mempengaruhi investor berperilaku mengambil resiko, investor yang rasional berusaha untuk memaksimalkan keuntungan sementara memperkecil jumlah dari resiko yang diambil (Nofsinger, 2005:15). Overconvidence juga dapat menyebabkan investor menanggung resiko yang lebih besar dalam melakukan keputusan untuk berinvestasi. Indikator yang digunakan

yaitu, “pengetahuan investor, dapat membantu investor dalam berinvestasi;

kemampuan investor, dapat membantu investor dalam berinvestasi”.

2.2.1.2 Prospek

Teori prospek dikembangkan oleh dua orang psikolog, Daniel Kahneman dan Amos Tversky di awal tahun 80-an yang pada dasarnya mencakup dua disiplin ilmu, yaitu psikologi dan ekonomi (psikoekonomi). Titik berangkatnya


(30)

adalah pada analisis perilaku seseorang dalam mengambil keputusan (ekonomi) di dalam dua pilihan. Teori prospek dimulai dengan penelitian Kahneman dan Tversky terhadap perilaku manusia yang dianggap aneh dan kontradiktif dalam mengambil suatu keputusan. Subyek penelitian yang sama diberikan pilihan yang sama namun diformulasikan secara berbeda, dan mereka menunjukkan dua perilaku yang berbeda.

Teori prospek merupakan teori yang terkait dengan sikap yang berfokus pada proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi sistem penilaian seorang investor (Luong dan Ha, 2011:25). Secara singkat dapat dikatakan teori prospek menunjukkan, bahwa orang akan memiliki kecenderungan irasional untuk lebih enggan mempertaruhkan keuntungan daripada kerugian. Dalam kondisi rugi, seseorang akan cenderung lebih nekat menanggung resiko dibandingkan pada kondisi berhasil. Seseorang akan merasakan seolah-olah nilai kekalahan sejumlah uang tertentu dalam suatu taruhan lebih menyakitkan daripada nilai kemenangan dari sejumlah uang yang sama, sehingga dalam situasi rugi orang lebih nekat untuk menanggung resiko.

Teori prospek mendeskripsikan beberapa pernyataan yang mempengaruhi proses berpikir seseorang saat mengambil keputusan. Komponen dari teori prospek ini yaitu, regret aversion, loss aversion, and mental accounting (Waweru et al., 2008:28).

a. Regret aversion

Penyesalan adalah emosi yang muncul setelah seseorang melakukan kesalahan. Investor menghindari sikap penyesalan ini dengan menolak untuk menjual saham


(31)

dengan performa yang terus menurun dan menginginkan untuk menjual saham saat performanya semakin meningkat (Luong dan Ha, 2011:19). Regret aversion berusaha mencegah rasa sakit dari penyesalan yang dihubungkan dengan kesalahan keputusan. Regret aversion juga membuat investor terlalu khawatir tentang perubahan di pasar keuangan yang menghasilkan kerugian. Ketika investor mengalami hasil investasi yang negatif, secara naluri mereka merasa didorong untuk konservatif dan mundur. Walaupun demikian, saat terjadi penurunan harga saham sebahagian yang lain sering menjadikan ini sebagai peluang untuk membeli saham tersebut. Regret aversion tidak terjadi hanya pada saat mengalami kerugian tetapi juga pada saat seseorang mengalami keuntungan. Regret aversion biasanya membuat investor enggan untuk memilih pilihan lain. Seperti contoh, untuk menjual saham yang nilainya naik terus jika dilihat dari indikator yang mengisyaratkan dengan tegas investor harus melakukan keputusan jual. Tetapi, dengan adanya regret aversion ini maka investor berpegang teguh pada posisi tersebut dimana seharusnya dia jual.

Pompian (2006) menyatakan bahwa regret aversion dapat menyebabkan beberapa hal yaitu, investor menjadi terlalu konservatif; terlalu antipati terhadap pasar karena pasar turun terus menerus; investor pada posisi rugi yang cukup lama; muncul perilaku herding pada investor; investor menyukai good companies; investor akan menunggu untuk melakukan aksi menjual saham dengan performa yang bagus.

b. Loss Aversion


(32)

gain meskipun dalam jumlah yang sama (Tilson, 2005:8). Perasaan kecewa yang dialami oleh investor yang mengalami loss bisa dua kali lebih dalam dari pada mengalami gain meskipun dalam jumlah yang sama. Indikator yang digunakan yaitu, “tingkat kekecewaan saya jauh lebih tinggi pada saat mengalami kerugian daripada tingkat kepuasan yang saya peroleh setelah mendapatkan keuntungan dalam jumlah yang sama”.

c. Mental Accounting

Investor yang mempunyai mental accounting dalam pengambilan keputusan saat bertransaksi ialah investor yang mempertimbangkan cost dan benefit dari keputusan yang diambil (Nofsinger, 2005:45). Dengan seperti itu investor merasa aman. Dalam arti investor lebih aman dalam melakukan transaksi sehingga bisa meminimalkan resiko karena adanya pertimbangan cost dan benefit yang akan diperoleh dengan keputusan yang diambil misalnya resiko terjadinya loss dalam jumlah yang besar. Indikator yang digunakan yaitu, “dalam berinvestasi investor selalu menghitung keuntungan yang akan diperoleh; dalam melakukan investasi investor selalu menghitung biaya yang akan dikeluarkan”. 2.2.1.3 Pasar

Waweru et al. (2008:36) mengidentifikasikan beberapa faktor pasar yang berpengaruh pada keputusan investor yaitu: perubahan harga; informasi pasar; trend masa lalu saham; fundamental saham; kecendrungan investor; over/under reaksi terhadap perubahan harga. Umumnya, perubahan informasi pasar, fundamental saham dan harga saham dapat menyebabkan over/under reaksi terhadap perubahan harga. Perubahan ini secara empiris terbukti memiliki


(33)

pengaruh yang tinggi terhadap perilaku investor saat membuat keputusan. Para peneliti yakin over raksi (DeBondt dan Thaler, 1985:804) atau under reaksi (Lai, 2001:215) terhadap informasi mungkin dapat menyebabkan perbedaan strategi trading seorang investor sehingga berpengaruh pada keputusan investasi mereka. Penelitian oleh Waweru et al. juga menyimpulkan, informasi pasar memiliki pengaruh yang tinggi pada pembuatan keputusan investor dan hal ini membuat beberapa investor berfokus pada saham yang populer dan percaya pada informasi pasar saham. Selanjutnya, Barber dan Odean (2000:800) menekankan bahwa perhatian investor dapat mempengaruhi peristiwa di bursa saham. Waweru et al. melalui hasil penelitiannya menyatakan bahwa perubahan harga saham memiliki pengaruh kepada perilaku investor pada level tertentu. Odean (1999:1887) menyatakan bahwa investor cenderung membeli atau menjual saham berdasarkan pengalaman perubahan harga tertinggi dalam dua tahun terakhir. Investor mungkin dapat merevisi kembali estimasi return saham terhadap perubahan harga yang mempengaruhi keputusan investor (Waweru et al., 2008:37). Penelitian oleh Waweru et al. membuktikan bahwa beberapa investor befokus pada saham yang populer di bursa saham. Pemilihan saham ini juga dipengaruhi oleh kecenderungan seorang investor. Kecenderungan ini dipengaruhi oleh performa masa lalu. Tren saham masa lalu juga berpengaruh pada keputusan investor pada tingkat tertentu (Waweru et al., 2008:37).

Faktor pasar merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku keuangan investor. Meskipun demikian, faktor pasar berpengaruh terhadap perilaku keuangan seorang investor (seperti yang diuraikan sebelumnya) dan juga


(34)

berpengaruh kepada rasionalitas seorang investor, sehingga tidak cukup jika faktor pasar tidak dimasukkan ke dalam faktor perilaku yang memberi dampak ke pada keputusan investasi. Pada penelitian ini akan dibicarakan faktor pasar dalam perspektif perilaku keuangan yang mempengaruhi keputusan investor di bursa saham.

2.2.1.4 Herding

Herding di pasar keuangan diidentifikasikan sebagai suatu kecendrungan perilaku investor mengikuti tindakan investor yang lain (Luong dan Ha, 2011:21). Pada perspektif perilaku, herding dapat menyebabkan munculnya penyimpangan emosi. Investor lebih memilih melakukan herding saat mereka percaya bahwa herding dapat menolong mereka untuk memperoleh informasi yang berguna dan dapat dipercaya. Herding dapat menyebabkan tindakan irasional yang berkenaan pada harga, khususnya harga saham yang dipengaruhi sentimen tertentu, yang sulit untuk dijelaskan (Devenow dan Welch, 1996:605).

Tindakan herding ini dapat dilihat dari empat indikator yaitu, aksi jual beli; saham yang dipilih untuk diperdagangkan; volume saham yang diperdagangkan; kecepatan melakukan herding (Waweru et al., 2008:37).

2.2.2 Keputusan Investor

Keputusan investor berkaitan dengan jual/beli saham yang dilakukan oleh investor individual merupakan fokus pada penelitian ini. Hal ini karena kedua hal tersebut saling berhubungan dan memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap performa investasi.


(35)

Odean (1999:1293) menyatakan beberapa hal yang menyebabkan investor mau untuk membeli saham dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu, tingkat trading volume saham; tingkat return saham; informasi saham. Saat investor ingin membeli saham, mungkin saja ia tidak menemukan saham yang bagus untuk dibeli setelah mempertimbangkan ribuan saham yang listing. Investor umumnya membeli saham karena tertarik dan mungkin karena perhatian mereka tertuju pada performa masa lalu, baik itu bagus atau buruk.

Barber dan Odean (2002:2) menyatakan bahwa pada investor individu, saat melakukan keputusan menjual ternyata perhatian mereka pada performa investasi lebih kecil dibandingkan saat membeli. Barberis dan Odean juga menyatakan bahwa perilaku investor berpengaruh pada tindakan menjual atau membeli dengan level yang berbeda. Terkait dengan keputusan jual ini ada beberapa hal yang mempengaruhinya yaitu, rendahnya ekspektasi pasar; terjadi koreksi pasar yang cukup besar; pengalaman rugi (Luong dan Ha, 2011:24). 2.2.3 Performa Investasi

Menilai performa investasi yang diperoleh oleh investor merupakan tahap akhir dari proses investasi yang berkesinambungan. Melalui tahap ini akan dapat diketahui apakah keputusan investasi yang dilakukan investor telah memberikan pengaruh pada terciptanya performa investasi yang dapat memenuhi tujuan yang diharapkan atau tidak. Banyak metode untuk mengukur performa investasi yang dilakukan investor, yaitu :

a. Lin dan Swanson (2003:208) mengukur performa investasi dengan menggunakan tiga kriteria return yaitu raw return, risk adjusted returns, dan


(36)

momentum adjusted returns yang dilihat pada waktu yang berbeda yakni harian, mingguan, bulanan, semester dan tahunan. Mereka menyimpulkan bahwa investor memperoleh performa bagus, saat melakukan short run dan sebagian lagi dipengaruhi oleh short term price momentum dibandingkan dengan memilih menjadi risk taker.

b. Oberlechner dan Osler (2004:33) mengidentifikasi performa investasi dengan mengukur return rate dan pengalaman melakukan trading. Oberlechner dan Osler yakin bahwa tingkat return investasi akan muncul secara objektif pada performa investasi. Return rate di evaluasi dengan membandingkan pada profit rate yang setara. Pengalaman trading investor menjadi pertimbangan untuk hal yang terkait dengan durasi kehadiran investor di pasar saham.

c. Luong dan Ha (2011:26) melakukan pengukuran performa investasi dengan cara membandingkan tingkat return yang nyata diperoleh investor dengan tingkat return yang diharapkannya dan tingkat return rata-rata dari pasar, selain itu tingkat kepuasan keputusan investasi juga menjadi salah satu pertimbangan dalam pengukuran ini.

Pengukuran performa investasi yang dilakukan oleh Luong dan Ha selain membandingkan tingkat return yang nyata diperoleh investor dengan tingkat return yang diharapkan dan tingkat return rata-rata dari pasar tetapi juga mempertimbangkan unsur kepuasan investor itu sendiri, sehingga dengan demikian pengukuran tersebut dapat dilihat dari dua sisi yang berbeda. Peneliti akan mendapat informasi yang lebih lengkap sehingga diharapkan dapat memperoleh gambaran nyata tentang performa investasi yang diperoleh investor.


(37)

Oleh karena itu lah maka penelitian ini juga menggunakan metode pengukuran performa investasi yang mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Luong dan Ha.

2.3 Mekanisme Antar Variabel Penelitian

2.3.1 Pengaruh Perilaku Keuangan Terhadap Keputusan Investor

Ritter (2003:429) berpendapat bahwa perilaku keuangan adalah perilaku yang didasarkan atas psikologi yang mempengaruhi proses keputusan yang tunduk kepada beberapa ilusi kognitif. Hal senada juga diungkapan oleh peneliti lain yaitu Tilson. Tilson (2005:1) menyatakan bahwa perilaku keuangan adalah suatu teori yang didasarkan atas ilmu psikologi yang berusaha memahami bagaimana emosi dan penyimpangan kognitif mempengaruhi perilaku investor.

Perilaku sesorang dalam kesehariannya tentu akan berpengaruh pada setiap keputusan atau tindakan yang dilakukannya dalam berbagai hal. Demikian juga halnya pada perilaku keuangan, perilaku tersebut akan berpengaruh pada setiap keputusan yang diambil (Davenow dan Welch, 1996:604). Hal ini terjadi karena ada unsur emosi dan kognitif yang turut dipertimbangkan dalam proses alami saat seseorang mengambil keputusan, dan hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ritter.

Salah satu perilaku manusia yang sering ditemui misalnya saja perilaku meniru dan ikut-ikutan atau disebut juga dengan herding dalam pembahasan terkait dengan perilaku keuangan. Meniru dan ikut-ikutan merupakan instink dasar dari setiap manusia. Herding dapat ditemukan di berbagai bidang dalam


(38)

kehidupan manusia, misalnya saja pada bidang fashion, dan lain sebagainya. Ada satu keyakinan yang ditemukan di masyarakat umum, tidak hanya di kalangan praktisi tapi juga di kalangan praktisi ekonomi keuangan, bahwa keputusan investor dipengaruhi oleh keputusan investor yang lain (Davenow dan Welch, 1996:604). Pada bidang keuangan kenyataannya diketahui bahwa herding berpotensi terjadi secara menyeluruh. Sulit untuk mendefenisikan herding dengan tepat, karena herding memiliki banyak bentuk (Davenow dan Welch, 1996:604). Lebih lanjut Davenow dan Welch menguraikan bahwa herding dapat didefenisikan sebagai pola perilaku yang berhubungan dengan kepribadian individu. Jika investor banyak membeli saham yang "hot", ini bisa saja terjadi karena disebabkan adanya hubungan antara informasi yang diterima dengan aksi yang dilakukan oleh investor. Herding dipertimbangkan sebagai salah satu penyebab kesalahan sistematis dalam pengambilan keputusan oleh suatu populasi. Pada kasus ini, herding sangat jelas berhubungan dengan fenomena yakni ekspektasi yang tidak sempurna, pilihan yang berubah-ubah tanpa memperoleh banyak informasi, bubble, dan lain sebagainya.

Herding memerlukan mekanisme koordinasi. Mekanisme ini dapat menyebar luaskan ketentuan untuk mengkoordinasikan beberapa sinyal dasar, atau didasarkan atas kemampuan langsung mengobservasi pembuat keputusan lainnya, misalnya observasi investor yang masih berstatus mahasiswa. Ada dua sikap yang berlawanan dari herding yaitu, melihat dari sudut pandang irasional dan dari sudut pandang rasional. Sudut pandang irasional membahas tentang psikologi investor dan menganggap agent berperilaku seperti lemmings, yaitu mengikuti


(39)

yang lain secara buta dan jauh dari analisis rasional. Sudut pandang rasional berpusat pada lingkungan eksternal, mengoptimalkan pembuatan keputusan dengan memutarbalikkan kesulitan informasi yang diperoleh.

Beberapa penelitian lain terkait dengan perilaku keuangan juga dilakukan oleh Singh. Singh (2012:116) melalui penelitian yang dilakukannya menyatakan bahwa penyimpangan psikologi kognitif salah satu diantaranya yakni heuristik dan prospek mempengaruhi keputusan investor di lantai bursa. Selanjutnya, Waweru, et al.(2008:27) menyatakan bahwa faktor pasar dalam perspektif perilaku keuangan ternyata dapat mempengaruhi keputusan investor di bursa saham.

2.3.2 Pengaruh Perilaku Keuangan Terhadap Performa Investasi

Kritik yang muncul terhadap perilaku keuangan menyatakan bahwa performa investasi yang buruk merupakan hasil dari keputusan investor irasional yang dapat menyebabkan mereka keluar dari pasar saham (Luong dan Ha, 2011:25). Sebaliknya, sebahagian yang lain percaya bahwa investor yang overconfident dengan perilaku trading yang ekstrim dapat meningkatkan performa investasi mereka (Anderson et al., 2005:72). Pada kondisi yang seimbang, investor yang overconfidance melakukan perdagangan lebih tinggi dibandingkan dengan golongan rasional, dan mengharapkan performa investasi yang lebih tinggi dalam jangka panjang. Wang (2001:138) mengakui bahwa under confidence dan high overconfidence tidak selalu hadir bersamaan pada jangka panjang, tapi rata-rata overconfidance dapat bertahan dan mendominasi perilaku rasional.


(40)

Beberapa penelitian terkait dengan perilaku keuangan dan performa investasi yang diuraikan pada alinea sebelumnya, memberikan kita kesimpulan awal yaitu perilaku keuangan juga berpengaruh langsung ke performa investasi yang diperoleh investor, dan hal senada juga dilakukan oleh Luong dan Ha. Luong dan Ha (2011:57) melalui hasil penelitiannya menyatakan bahwa perilaku keuangan mempengaruhi performa investasi pada investor di Ho Chi Minh Stock Exchange.

2.3.3 Pengaruh Keputusan Investor Terhadap Performa Investasi

Keputusan investasi berpengaruh terhadap performa investasi khususnya terkait dengan tingkat return dan kepuasan yang diperoleh investor (Luong dan Ha, 2011:57). Lebih lanjut Luong dan Ha menguraikan, bahwa pada umumnya investor akan berharap untuk memperoleh performa investasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan apa yang mereka peroleh saat itu. Kondisi ini terjadi saat investor tidak merasa puas dengan keputusan investasi yang telah mereka lakukan sebelumnya.

Keputusan investasi dengan pertimbangan yang tepat akan memberikan peluang bagi investor untuk meningkatkan performa investasi yang lebih baik lagi. Sebaliknya, ketika keputusan investasi dilakukan tanpa pertimbangan yang tepat akan menyebabkan kerugian atau penurunan performa investasi.

2.4 Kerangka Konseptual

Perilaku keuangan yang dimiliki seorang investor akan mempengaruhi tingkat rasionalitas investor tersebut (Tilson, 2005:1). Tingkat rasionalitas


(41)

berpengaruh secara langsung pada tindakan yang akan dilakukan ataupun keputusan yang akan diambil. Keputusan yang berdasarkan dari analisis yang mendalam dan dapat diterima secara rasional maka keputusan tersebut menjadi lebih rasional. Keputusan yang baik akan memberi hasil akhir yang baik, dan sebaliknya saat keputusan itu memberi dampak negatif maka akan menyebabkan terjadi penurunan tingkat performa investasi yang akan diperoleh.

Investor yang overconfident dengan perilaku trading yang ekstrim dapat meningkatkan performa investasi mereka (Anderson et al., 2005:72). Pada kondisi yang seimbang, investor yang overconfidance melakukan perdagangan lebih tinggi dibandingkan dengan golongan rasional, dan mengharapkan performa investasi yang lebih tinggi dalam jangka panjang. Dari penelitian yang dilakukan Anderson et. al. memberikan informasi bahwa, perilaku keuangan juga berpengaruh langsung kepada performa investasi yang diperoleh investor.

Penjelasan mengenai perilaku keuangan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya memperlihatkan, bahwa secara teoritis perilaku keuangan mempunyai pengaruh terhadap keputusan investor dan juga performa investasi, demikian juga halnya pada keputusan yang dilakukan investor memiliki pengaruh kepada performa investasi. Keterkaitan antara variabel-variabel tersebut merupakan kerangka berpikir yang dijadikan landasan dalam penelitian ini sebagaimana terlihat dalam Gambar 2.1.


(42)

Sumber : Hasil penelitian, 2013 (data diolah)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yakni sebagai berikut:

1. Perilaku keuangan yang terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan herding berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan investor.

2. Perilaku keuangan yang terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan herding berpengaruh positif dan signifikan terhadap performa investasi.

3. Keputusan investor berpengaruh positif dan signifikan terhadap performa investasi.


(43)

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif dan bersifat eksplanatori. Penelitian disebut deskriptif kuantitatif karena data dikumpulkan lewat tinjauan literatur kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk kuantitatif. Penelitian disebut explanatori karena mencoba menjelaskan hubungan antara variabel perilaku keuangan terhadap performa investasi melalui keputusan investor.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan secara virtual dengan membagi kuesioner lewat surat elektronik kepada semua investor online trading di beberapa perusahaan sekuritas yang ada di Medan. Jangka waktu penelitian ini dimulai dari Mei 2013 sampai Agustus 2013.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua investor online trading di beberapa perusahaan sekuritas yang ada di Medan, yang menginvestasikan dananya di pasar modal melalui transaksi jual beli dalam bentuk saham. Penelitian ini menggunakan milis khusus perusahaan sekuritas yang dapat diakses melalui internet yang memiliki ± 4000 anggota sebagai sumber data. Rendahnya tingkat respon (low response rate) adalah satu kelemahan utama survei online (Evans dan Mathur, 2005:202). Sehingga, untuk mengantisipasi tingkat pengembalian kuesioner maka perlu dihitung jumlah sampel minimal. Penentuan sampel minimal berdasarkan populasi yang dikembangkan oleh Bartlett et al. (2001:48)


(44)

dikutip dari www.statsoft.com dan www.stats.gla.ac.uk (April 2013), terbagi atas: a. Continuous data

Continuous data adalah data yang memiliki nilai dengan interval terbatas atau tidak terbatas. Data ini dapat dihitung, diurutkan dan diukur. Contoh continuous data antara lain berat badan, tinggi badan, suhu dan waktu tempuh jarak satu kilometer. Usia responden dan daftar pernyataan dalam kuesioner penelitian ini tergolong continuous data.

b. Categorical data

Categorical data adalah data yang nilainya dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori. Categorical data dalam penelitian ini terdapat dalam kuesioner antara lain jenis kelamin responden, status responden, pendidikan terakhir dan lama pengalaman menggunakan layanan sekuritas online.

Penelitian ini menggunakan continuous data, dengan total populasi penelitian yaitu 4000 orang sehingga berdasarkan data pada Lampiran 8 dengan menggunakan alpha 5% maka sampel minimal berjumlah 119 sampel.

Kriteria responden yang dijadikan sampel yaitu:

a. Sudah menjadi anggota online trading saham minimal 2 tahun, sehingga mempunyai cukup pengalaman dalam investasi saham.

b. Melakukan investasi di saham minimal 2 tahun. 3.4Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mempelajari jurnal ilmiah


(45)

b. Kuesioner yaitu pengumpulan data dengan mengajukan daftar pernyataan tertulis untuk diisi oleh responden. Kuesioner dalam penelitian ini berbentuk virtual dan dikirim langsung kepada investor melalui jaringan internet.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian antara lain : a. Data primer

Data primer ini diperoleh secara langsung dari sumbernya yakni investor online trading di beberapa perusahaan sekuritas di Medan, yang menginvestasikan dananya di pasar modal melalui transaksi jual beli dalam bentuk saham sebagai sampel. Data primer yang dimaksud yaitu kuesioner yang berisi pernyataan variabel perilaku keuangan, keputusan investasi dan performa investasi.

b. Data sekunder

Data sekunder yang digunakan adalah referensi yang diperoleh melalui studi kepustakaan seperti buku referensi atau teori yang mendukung penelitian, penelitian terdahulu yang berkaitan, dan data-data tertulis lainnya.

3.6 Klasifikasi dan Definisi Operasionalisasi Variabel 3.6.1 Klasifikasi variabel

a. Variabel eksogen adalah variabel penyebab yang tidak dijelaskan dalam model (Kusnendi, 2008). Variabel eksogen penelitian ini yaitu, perilaku keuangan yang terdiri dari: heuristik (X1), prospek (X2), pasar (X3), herding (X4).

Variabel laten eksogen adalah semua variabel penyebab yang tidak dapat diobservasi langsung, melainkan melakukan pengamatan terhadap variabel tersebut dilakukan melalui variabel manifesnya. Variabel manifes eksogen


(46)

mengukur variabel laten eksogen.

Tabel 3.1

Variabel Eksogen dan Laten Eksogen

Variabel Eksogen Variabel laten eksogen dibentuk dari indikator :

Heuristik (X1)

1. Representativeness 2. Overconfidence 3. Anchoring 4. Gambler’s fallacy

5. Availability bias

Prospek (X2)

1. Loss Aversion

2. Regret aversion

3. Mental accounting

Pasar

(X3)

1. Perubahan harga

2. Informasi pasar

3. Trend saham masa lalu

4. Fundamental saham 5. Kecenderungan investor

6. Over/under reaksi terhadap perubahan harga Herding

(X4)

1. Aksi jual beli

2. Saham yang dipilih diperdagangkan 3. Volume saham yang diperdagangkan 4. Kecepatan melakukan herding

Sumber : Luong dan Ha (2011:19); Nofsinger (2005:64); Ritter (2003:429); Tilson (2005:1); Waweru, et al.(2008:28).

b. Variabel endogen yaitu variabel akibat yang dijelaskan atau diprediksi dalam model (Kusnendi, 2008). Variabel yang diberlakukan sebagai variabel intervening atau mediating adalah keputusan investor (Y1). Variabel

intervening adalah variabel antara yang fungsinya memediasi hubungan antara variabel independent dengan dependent. Pada penelitian ini variabel endogen yang diberlakukan sebagai variabel dependent adalah performa investasi (Y2).

Sedangkan variabel laten endogen adalah semua variabel akibat yang tidak dapat diobservasi langsung (unobserved), melainkan melakukan pengamatan terhadap variabel tersebut dilakukan melalui variabel manifesnya. Variabel


(47)

manifes endogen adalah indikator-indikator variabel laten yang dapat diobservasi langsung.

Tabel 3.2

Variabel Endogen dan Laten Endogen

Variabel Endogen Variabel laten endogen dibentuk dari indikator : Keputusan Investor (Y1) 1.Rendahnya ekspektasi 4.Tingkat trading vol.saham

2.Koreksi pasar 5.Tingkat return saham

3.Pengalaman rugi 6.Informasi saham Performa Investasi (Y2) 1.Return rate sesuai harapan

2.Return rate ≥ return pasar 3.Tingkat kepuasan investor

Sumber : Luong dan Ha (2011:19); Nofsinger (2005:64); Ritter (2003:429); Tilson (2005:1); Waweru, et al.(2008:28).

3.6.2 Definisi operasionalisasi variabel Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Prilaku Keuangan

(X)

Heuristik Sikap yang didasarkan 1. Representativeness Interval (X1) atas ketentuan umum 2.Overconfidence

untuk membantu proses 3.Anchoring

pengambilan keputusan 4.Gambler’s fallacy

menjadi lebih mudah 5.Availability bias

Sikap yang berfokus 1. Loss Aversion Interval

Prospek (X2)

pada proses pengambilan keputusan yang

mempengaruhi sistem penilaian seorang investor.

2.Regret aversion 3. Mental accounting

Pasar

(X3)

Kecenderungan sikap 1.Perubahan harga Interval

investor yang di 2.Informasi pasar

pengaruhi oleh faktor eksternal pasar.

3.Trend saham masa lalu 4.Fundamental saham

Herding

(X4)

Kecenderungan 1.Aksi jual beli Interval

Perilaku/sikap investor mengikuti tindakan

2.Saham yang dipilih diperdagangkan

investor yang lain 3.Volume saham yang

diperdagangkan 4.Kecepatan melakukan


(48)

Variabel Definisi Indikator Skala Keputusan Investor Keputusan Investor terkait jual dan beli saham

(Y1)

Tindakan yang dilakukan berdasar kan estimasi yang dilakukan sebelumnya

1.Rendahnya ekspektasi pasar 2.Koreksi pasar

3.Pengalaman rugi

4.Tingkat trading vol.saham 5.Tingkat return saham 6.Informasi saham Interval Performa Investasi Performa investasi

(Y2)

Tingkat return yang nyata diperoleh investor dibandingkan dengan tingkat return yang diharapkannya dan tingkat return rata-rata dari pasar yang dikaitkan dengan kepuasan investor akan hasil dari keputusan jual-beli yang telah dilakukan.

1.Return rate sesuai harapan 2.Return rate ≥ return pasar 3.Tingkat kepuasan investor

Interval

Sumber : Luong dan Ha (2011:19); Nofsinger (2005:64); Ritter (2003:429); Tilson (2005:1); Waweru, et al.(2008:28).

Keseluruhan variabel yang digunakan dalam penelitian ini secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Variabel Bentukan dan Variabel Terukur

Variabel Bentukan

Simbol

Variabel Variabel Terukur

Heuristik (X1)

X1,1 1. Representativeness

X1,2

2.Overconfidence

X1,3 3.Anchoring

X1,4 4.Gambler’s fallacy

X1,5 5.Availability bias

Prospek (X2)

X2,1 1.Loss Aversion

X2,2 2.Regret aversion

X2,3 3. Mental accounting

Pasar (X3)

X3,1 1.Perubahan harga

X3,2 2.Informasi pasar

X3,3 3.Trend saham masa lalu

X3,4 4.Fundamental saham

X3,5 5.Kecenderungan investor


(49)

Lanjutan

Variabel Bentukan

Simbol

Variabel Variabel Terukur

Herding

(X4)

X4,1 1.Aksi jual beli

X4,2 2.Saham yang dipilih diperdagangkan

X4,3 3.Volume saham yang diperdagangkan

X4,4 4.Kecepatan melakukan herding

Keputusan Investor terkait jual dan beli

saham (Y1)

Y1,1 Y1,2 Y1,3 Y1,4 Y1,5 Y1,6

1.Rendahnya ekspektasi pasar 2.Koreksi pasar

3.Pengalaman rugi

4.Tingkat trading vol.saham 5.Tingkat return saham 6.Informasi saham Performa Investasi

(Y2)

Y2,1 1.Return rate sesuai harapan

Y2,2 2.Return ratereturn pasar

Y2,3 3.Tingkat kepuasan investor

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah) 3.7 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Validitas menunjukkan seberapa akurat suatu alat pengukur atau kuesioner mampu mengukur apa yang diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2011:121). Menguji ketepatan kuesioner akan dilakukan pretest terhadap 30 responden pengguna layanan online trading melalui milis. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang cermat. Menurut Ghozali (2011:121) salah satu cara mengukur validitas adalah dengan melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Hipotesis yang diajukan:

H0 : Skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor variabel Ha : Skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total skor variabel

Uji signifikasi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2, n adalah jumlah sampel pada tampilan output SPSS pada kolom Correlated Item – Total Correlation, jika rhitung lebih


(50)

dinyatakan valid.

Kuesioner atau variabel indikator disebut reliable atau handal bila jawaban responden terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk menguji reliabilitas digunakan uji statistik Cronbach Alpha (α). Nunnally dalam Ghozali (2011:122) memberikan batasan suatu variabel dikatakan handal atau reliabel jika Cronbach Alpha > 0,6. Maka untuk memperoleh angka Cronbach Alpha dilakukan pengolahan data dengan bantuan program SPSS.

Hasil Uji Validitas Instrumen

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas

Variabel Item Pertanyaan

Corrected

Item-Total Correlation r-tabel Keterangan

Heuristik P1 0,832 0,31 Valid

P2 0,832 0,31 Valid

P3 0,552 0,31 Valid

P4 0,859 0,31 Valid

P5 0,859 0,31 Valid

P6 0,803 0,31 Valid

P7 0,507 0,31 Valid

P8 0,507 0,31 Valid

Prospek P9 0,958 0,31 Valid

P10 0,958 0,31 Valid

P11 0,959 0,31 Valid

P12 0,959 0,31 Valid

P13 0,958 0,31 Valid

P14 0,958 0,31 Valid

Pasar P15 0,932 0,31 Valid

P16 0,884 0,31 Valid

P17 0,905 0,31 Valid

P18 0,927 0,31 Valid

P19 0,940 0,31 Valid

P20 0,905 0,31 Valid

Herding P21 0,915 0,31 Valid


(51)

Lanjutan

Variabel Item Pertanyaan

Corrected

Item-Total Correlation r-tabel Keterangan

Herding P23 0,915 0,31 Valid

P24 0,924 0,31 Valid

Keputusan P25 0,724 0,31 Valid

P26 0,724 0,31 Valid

P27 0,635 0,31 Valid

P28 0,520 0,31 Valid

P29 0,737 0,31 Valid

P30 0,724 0,31 Valid

Performa P31 0,919 0,31 Valid

P32 0,906 0,31 Valid

P33 0,919 0,31 Valid

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Pengujian validitas kuesioner dengan jumlah anggota sampel sebanyak 30 orang menggunakan program SPSS. Butir pernyataan dalam kuesioner disebut valid bila

r hitung (seperti yang tertera pada kolom Corrected Total-Item Correlation table

Item-Total Statistics sebagai output SPSS) ≥ r tabel. Besar nilai r tabel untuk n

sebesar 30 adalah 0,31 sehingga r hitung tiap butir pernyataan dalam kuesioner

harus ≥ 0,31. Hasil uji melalui SPSS ditemukan bahwa semua butir pernyataan

yang tersisa dalam kuesioner telah valid (seperti yang tertera pada lampiran), dan selanjutnya dapat digunakan dalam penelitian.

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Pengujian reliabilitas kuesioner dilakukan bersamaan dengan pengujian validitas menggunakan program SPSS. Butir pernyataan dalam kuesioner dinyatakan reliabel bila nilai Cronbach’s Alpha > 0,6. Pengujian reliabilitas menemukan bahwa nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 yang berarti bahwa instrumen variabel penelitian adalah reliabel, yang selanjutnya akan digunakan dalam penelitian ini.


(52)

Hasil Uji Reliabilitas

VARIABEL CRONBAC'H ALPHA KETERANGAN

HEURISTIK 0,909 Sangat Reliabel

PROSPEK 0,988 Sangat Reliabel

PASAR 0,974 Sangat Reliabel

HERDING 0,966 Sangat Reliabel

KEPUTUSANN 0,837 Reliabel

PERFORMA 0,958 Sangat Reliabel

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah) 3.8. Teknik Analisis Data

a) Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian sehingga diperoleh gambaran umum.

b) Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang dilakukan antara lain: i. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji keberadaan distribusi normal dari variabel residual dalam model regresi. Uji normalitas menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikan 5%, jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% maka variabel residual berdistribusi normal. ii.Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas menguji keberadaan korelasi antar variabel bebas pada model regresi. Korelasi antar variabel bebas seharusnya tidak terjadi dalam model regresi yang baik. Identifikasi multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) dalam program SPSS. Standar yang umum


(53)

digunakan adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5 agar tidak terjadi multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji keberadaan variance yang berbeda dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika suatu variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas, bila berbeda disebut heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas tidak berlaku dalam persamaan regresi yang baik. Gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini dideteksi menggunakan uji Glejser. Heteroskedastisitas tidak terjadi bila nilai signifikan modal regresi pada tabel Coefficients di atas nilai alpha 5% (Sunjoyo et al., 2012:69).

c) Analisis Jalur

Analisis jalur merupakan pengembangan dari analisis korelasi yang dibangun dari diagram jalur yang dihipotesiskan oleh peneliti dalam menjelaskan mekanisme hubungan kausal antar variabel dengan menguraikan koefisien korelasi menjadi pengaruh langsung dan tidak langsung (Yamin dan Heri, 2009:151). Sehingga, koefisien jalur pada dasarnya merupakan koefisien beta atau koefisien regresi baku yang digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh variabel bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang diberlakukan sebagai variabel terikat (endogen). Metode ini digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung dari himpunan variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis jalur dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:


(54)

Hipotesis secara keseluruhan Model jalur1

Ho : pY1X1= pY1X2= pY1X3= pY1X4 = 0 atau secara keseluruhan, keempat variabel tidak mempunyai hubungan positif yang signifikan terhadap keputusan investor.

Ha : Sekurang-kurangnya, ada sebuah pYXi ≠ 0 atau secara keseluruhan, keempat variabel mempunyai hubungan positif yang signifikan terhadap keputusan investor.

Model jalur2

Ho : pY1X1= pY1X2= pY1X3= pY1X4 = pY1X5 = 0 atau secara keseluruhan, kelima variabel tidak mempunyai hubungan positif yang signifikan terhadap performa investasi.

Ha : Sekurang-kurangnya, ada sebuah pYXi ≠ 0 atau secara keseluruhan, kelima variabel mempunyai hubungan positif yang signifikan terhadap performa investasi.

Hipotesis secara individual Model jalur1

Ho : pY1X1 = 0 atau tidak ada hubungan positif yang signifikan antara heuristik terhadap keputusan investor.

Ha : pY1X1 ≠ 0 atau terdapat hubungan positif yang signifikan antara heuristik terhadap keputusan investor.

Ho : pY1X2 = 0 atau tidak ada hubungan positif yang signifikan antara prospek terhadap keputusan investor.


(55)

Ha : pY1X2 ≠ 0 atau terdapat hubungan positif yang signifikan antara prospek terhadap keputusan investor.

Ho : pY1X3 = 0 atau tidak ada hubungan positif yang signifikan antara pasar terhadap keputusan investor.

Ha : pY1X3 ≠ 0 atau terdapat hubungan positif yang signifikan antara pasar terhadap keputusan investor.

Ho : pY1X4 = 0 atau tidak ada hubungan positif yang signifikan antara herding terhadap keputusan investor.

Ha : pY1X4 ≠ 0 atau terdapat hubungan positif yang signifikan antara herding terhadap keputusan investor.

Model jalur2

Ho : pY2X1 = 0 atau tidak ada hubungan positif yang signifikan antara heuristik terhadap performa investasi.

Ha : pY2X1 ≠ 0 atau terdapat hubungan positif yang signifikan antara heuristik terhadap performa investasi.

Ho : pY2X2 = 0 atau tidak ada hubungan positif yang signifikan antara prospek terhadap performa investasi.

Ha : pY2X2 ≠ 0 atau terdapat hubungan positif yang signifikan antara prospek terhadap performa investasi.

Ho : pY2X3 = 0 atau tidak ada hubungan positif yang signifikan antara pasar terhadap performa investasi.

Ha : pY2X3 ≠ 0 atau terdapat hubungan positif yang signifikan antara pasar terhadap performa investasi.


(56)

terhadap performa investasi.

Ha : pY2X4 ≠ 0 atau terdapat hubungan positif yang signifikan antara herding terhadap performa investasi.

Ho : pY2Y1 = 0 atau tidak ada hubungan positif yang signifikan antara keputusan investor terhadap performa investasi.

Ha : pY2Y1 ≠ 0 atau terdapat hubungan positif yang signifikan antara keputusan investor terhadap performa investasi.

Berikut ini akan diperlihatkan melalui diagram jalur untuk struktur hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Sumber : Data Diolah, 2013

Gambar 3.1. Diagram Alur (path diagram) Penelitian Keterangan:

e1, e2 = term of error

pY1X1, pY1X2, pY1X3, pY1X4 = Koefisien jalur model jalur 1 pY2X1, pY2X2, pY2X3, pY2X4, pY2Y1 = Koefisien jalur model jalur 2 ii.Menentukan persamaan struktural

Adapun model persamaan analisis jalur yang digunakan yakni sebagai berikut:


(57)

Y1 = pY1X1 + pY1X2 + pY1X3 + pY1X4 + e1

Y2 = pY2X1 + pY2X2 + pY2X3 + pY2X4 + pY2Y1+ e2 Keterangan:

Y1 = Keputusan investor X3 = Pasar

Y2 = Performa investasi X4 = Herding

X1 = Heuristik p = Koefisien regresi

X2 = Prospek e1, e2 = term of error

iii.Meregresikan antara variabel eksogen terhadap variabel endogen untuk setiap persamaan struktural.

Uji hipotesis secara simultan akan terlihat pada tabel ANOVA untuk menentukan apakah hipotesis nol ditolak atau tidak. Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan kaidah pengujian signifikansi dengan menggunakan program SPSS yaitu:

H0 diterima jika nilai probabilitas Sig > 0,05 yang artinya tidak signifikan. H0 ditolak jika nilai probabilitas Sig≤ 0,05 yang artinya signifikan.

Uji hipotesis secara individu akan terlihat pada tabel Coefficientsa pada kolom Standardized Coefficients. Uji parsial dilakukan untuk melihat secara individu pengaruh secara signifikan dengan langkah-langkah sebagai berikut: -Mencari nilai ttabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan alpha dan

menentukan derajat kebebasan (df).

-Mencari nilai thitung dengan menggunakan bantuan aplikasi software SPSS.

-Menentukan kriteria keputusan yaitu:

H0 diterima jika ttabel > thitung pada nilai signifikansi t > 0,05 yang artinya tidak


(58)

iv.Mengkorelasikan antara variabel eksogen bila terdapat hubungan korelasional.

Korelasi ditujukan untuk pasangan pengamatan data rasio yang menunjukkan hubungan yang positif. Pada output SPSS, hal ini ditunjukkan pada tabel correlations untuk melihat ada tidaknya hubungan positif dan signifikan antar variabel.

v.Menghitung koefisien jalur

Pengujian koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel terikat. Pengujian akan menghasilkan R2 (coefficient of determination) yang menunjukkan persentase dari variasi variabel terikat yang mampu dijelaskan oleh model. Selanjutnya dengan membandingkan besar nilai R2 untuk masing-masing variabel bebas, dapat diketahui dimensi kualitas jasa yang berpengaruh dominan terhadap penciptaan kepuasan nasabah. Jika R2 semakin besar (mendekati satu) maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin besar. Sebaliknya jika R2 semakin kecil (mendekati nol) maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kecil.

Menghitung koefisien jalur dapat dilihat pada tabel Coefficientsa yakni pada kolom beta di Standardized Coefficients. Menghitung nilai error yaitu : e1 = √(1 – R2x1x2x3x4)


(59)

vi.Menghitung besar pengaruh langsung, tidak langsung dan pengaruh total Pengaruh langsung ditunjukkan pada tabel Coefficientsa yakni pada kolom beta di Standardized Coefficients. Pengaruh tidak langsung dihitung dengan cara sebagai berikut :

Pengaruh tidak langsung X1 = beta X1 di Standardized Coefficients pada model jalur 1 dikali beta Y1 di Standardized Coefficients pada model jalur 2.

Pengaruh tidak langsung X2 = beta X2 di Standardized Coefficients pada model jalur 1 dikali beta Y1 di Standardized Coefficients pada model jalur 2.

Pengaruh tidak langsung X3 = beta X3 di Standardized Coefficients pada model jalur 1 dikali beta Y1 di Standardized Coefficients pada model jalur 2.

Pengaruh tidak langsung X4 = beta X4 di Standardized Coefficients pada model jalur 1 dikali beta Y1 di Standardized Coefficients pada model jalur 2.


(60)

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sekuritas dan Investor di Medan

Perusahaan sekuritas online di Indonesia dipelopori oleh Etrading Securities dengan meluncurkan Home Online Trading System (HOTS), sebuah layanan online trading yang dimulai pada tahun 2003 dengan total investor ± 3000 orang hingga tahun 2013. Peningkatan jumlah nasabah dan frekuensi transaksi nasabah pada perusahaan sekuritas online menarik banyak perusahaan sekuritas tradisional untuk membuka layanan online trading sehingga jumlah perusahaan sekuritas online terus meningkat. Ada 61 perusahaan sekuritas online sampai penghujung tahun 2011 (Toarik, 2011:103). Selain Etrading Securities beberapa diantaranya adalah BNI Securities, Panin Securities Tbk, Mandiri Securities dan masih banyak perusahaan securities online lainnya. Jumlah investor pada perusahaan sekuritas lain di Medan selain di Etrading yang dapat terjangkau peneliti ± 1000 orang, sehingga total investor ± 4000 orang hingga tahun 2013 yang menjadi responden dalam penelitian ini.

4.1.2 Karakteristik Responden

Kuesioner yang diberikan ke responden oleh peneliti berjumlah ±4000 kuesioner. Kuesioner yang kembali ke peneliti kemudian dipilih sesuai dengan kriteria penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah mengalami reduksi


(61)

dan penambahan data, maka kuesioner yang memenuhi kriteria untuk penelitian sebanyak 120 kuesioner digunakan sebagai sampel. Karakteristik responden yang diperoleh dari kuesioner terkumpul adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

Laki-laki 115 96

Perempuan 5 4

Total 120 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

1) Tabel 4.1 menunjukkan bahwa 96% responden adalah pria dan 4% adalah perempuan. Berdasarkan dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti, diketahui ternyata jenis kelamin laki-laki lebih tertarik untuk melakukan investasi saham jika dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan minat pria untuk melakukan investasi di bidang saham khususnya lebih besar dibandingkan perempuan. Memberi pemahaman yang benar dan jelas kepada investor dapat membuka kesempatan perusahaan sekuritas untuk menjaring calon investor yang lebih banyak lagi, khususnya investor yang berjenis kelamin laki-laki, karena lelaki umumnya menyetujui tentang suatu hal ketika hal tersebut dapat diterima secara logika. Hal ini berbeda dengan perempuan, perempuan umumnya menyetujui tentang suatu hal ketika hal tersebut sesuai dengan hatinya atau perasaannya.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden Usia Responden Jumlah (orang) Persentase (%)

18-25 tahun 4 3


(62)

Lanjutan

Usia Responden Jumlah (orang) Persentase (%)

36-45 tahun 44 37

46-55 tahun 60 50

> 55 tahun 2 2

Total 120 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

2) Tabel 4.2 memperlihatkan komposisi responden berdasarkan usia. Tabel tersebut memperlihatkan responden dominan berusia antara 46-55 tahun, yaitu sebanyak 50% dari total responden. Wawancara yang dilakukan peneliti membuktikan bahwa usia 46-55 tahun umumnya lebih banyak jumlahnya dibandingkan tingkat usia lainnya untuk berpikir melakukan investasi jangka panjang. Tingginya tingkat persentase responden yang menjadi investor antara usia 46 sampai dengan usia 55 tahun jika di bandingkan dengan lainnya mengindikasikan responden kota Medan menyadari bahwa investasi saham menjadi pilihan yang menarik untuk diwariskan ke anak cucunya. Investasi saham merupakan investasi jangka panjang yang manfaatnya dapat terlihat setelah lebih kurang satu tahun berjalan. Berinvestasi di saham sama halnya dengan melakukan investasi di bidang lain. Kelebihan utamanya yakni selain prosesnya mudah dan praktis khususnya untuk masyarakat modern saat ini, selain itu investasi saham juga sudah ada yang bersifat syariah, dengan kata lain investasi di saham turut berinovasi sesuai dengan perkembangan saat ini. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan terbukti bahwa produk investasi yang terus berinovasi dan dapat melihat peluang pasar maka produk tersebut memiliki potensi untuk terus tumbuh dan berkembang.


(63)

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan Status Perkawinan Jumlah (orang) Persentase (%)

Single 6 5

Menikah 112 93

Lainnya 2 2

Total 120 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

3) Tabel 4.3 memperlihatkan komposisi responden berdasarkan status perkawinan, terlihat bahwa mayoritas responden sebanyak 93% telah menikah dari total keseluruhan responden. Umumnya responden yang masih Single menggunakan dana berlebihnya hanya untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya untuk kesenangan jangka pendek. Satu dari sepuluh responden yang diwawancarai menyatakan bahwa pengaturan keuangan tidak dapat di manage dengan baik saat masih single dibandingkan ketika sudah menikah. Kehidupan pernikahan memberi banyak manfaat positif khususnya dalam mengatur keuangan, salah satunya terkait dengan dana untuk masa depan. Hal ini terbukti dari banyaknya jumlah responden pasangan yang sudah menikah dibandingkan status pasangan lainnya. Pasangan menikah saat ini memiliki visi yang jelas tentang investasi yang dapat dijadikan sandaran di hari tua atau pun untuk diwariskan ke anak cucu, yakni berinvestasi di saham.

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Jumlah (orang) Persentase (%)

SMA 2 2

S1 111 93

S2 5 4

Lainnya 2 2

Total 120 100


(64)

4) Tabel 4.4 memperlihatkan komposisi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir. Terlihat pada tabel tersebut mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan terakhir sarjana yakni sebanyak 93% dari total 120 responden. Kehidupan perekonomian kota Medan terus berkembang sejalan dengan kemajuan saat ini. Berdasarkan data observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti diketahui bahwa responden usia produktif saat ini lebih banyak bergerak di bidang perdagangan. Hasil observasi peneliti menunjukkan bahwa usia produktif di kota Medan memiliki tingkat pendidikan rata-rata sarjana, walaupun ada juga yang menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. Wawancara yang dilakukan peneliti memberikan informasi bahwa responden di tingkat pendidikan S1 yang sudah mengenal investasi saham dan sudah pernah merasakan jatuh bangun di saham umumnya setelah bekerja dan menikah pun akan tetap melanjutkan investasi. Hal ini karena umumnya investor memahami bahwa harga saham tidak selalu berada di tempat yang sama terus menerus, harga saham akan terus bergerak dan akan kembali menempati posisi di titik-titik tertentu yang pernah di laluinya. Investor yang memahami hal ini akan mengetahui saat yang tepat untuk membuat keputusan investasi.

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja Jumlah (orang) Persentase (%)

< 5 tahun 4 3

5-10 tahun 114 95

> 10 tahun 2 2

Total 120 100


(65)

5) Tabel 4.5 memperlihatkan mayoritas responden sudah bekerja antara 5-10 tahun sebanyak 95%. Data persentase tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti yakni responden tersebut walaupun sudah memiliki penghasilan tetap yang lebih tinggi akan tetap melanjutkan investasi di saham dengan tujuan memperoleh uang yang lebih banyak lagi. Seperti yang telah diketahui, bahwa manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan sifatnya terbatas, sehingga sudah menjadi sifat alami manusia untuk selalu mencari lebih dari yang sudah diperoleh.

Dana yang berlebih bagi sebahagian orang akan diinvestasikan untuk hal lain, dengan tujuan agar dana tersebut tidak hanya menjadi dana tidur, tetapi dapat berputar kembali sehingga memberi return bagi pemiliknya.

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan

Pendapatan/Bulan Jumlah (orang) Persentase (%)

2-3 juta 2 2

4-5 juta 116 97

> 5 juta 2 2

Total 120 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

6) Tabel 4.6 memperlihatkan mayoritas responden memiliki pendapatan perbulan berkisar antara 4-5 juta sebanyak 97% dari total keseluruhan responden. Responden usia 45 tahun ke atas umumnya memiliki sumber pendanaan lain (misalnya membuka toko), sehingga pendapatan tetap dari pekerjaan utama dapat diinvestasikan ke saham.


(66)

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Investasi Lamanya Investasi Saham Jumlah (orang) Persentase (%)

2 tahun 2 2

3-4 tahun 116 97

> 4 thun 2 2

Total 120 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

7) Tabel 4.7 memperlihatkan durasi seorang investor melakukan investasi di saham. Terlihat pada tabel tersebut mayoritas investor telah melakukan investasi antara 3-4 tahun sebanyak 97%. Investasi saham adalah investasi jangka panjang, sesuai dengan hasil penelitian bahwa pengalaman yang diperoleh investor umumnya lebih kurang tiga tahun. Investor yang sudah mengalami jatuh bangun ini lah yang ternyata memiliki keyakinan lebih untuk tetap berkomitmen melakukan investasi di saham.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel

Deskriptif penelitian berdasarkan tanggapan responden mengenai perilaku keuangan yang terdiri dari variabel heuristik;prospek;pasar;herding, variabel keputusan investor dan variabel performa investasi ditampilkan sebagai berikut: 4.2.1 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Perilaku Keuangan

Tabel 4.8 Frekuensi Tanggapan Variabel Heuristik (X1) Tanggapan

Responden 1 (STS) 2 (TS) 3 (N) 4 (S) 5 (SS)

Item F % F % F % F % F %

P1 0,00 0,00 8,00 6,67 32,00 26,67 53,00 44,17 27,00 22,50 P2 0,00 0,00 8,00 6,67 32,00 26,67 53,00 44,17 27,00 22,50 P3 0,00 0,00 11,00 9,17 48,00 40,00 44,00 36,67 17,00 14,17


(1)


(2)

(3)

(4)

(5)


(6)