Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi terhadap Persepsi Kontrol Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi terhadap Persepsi Risiko

yang mendukung atau menghambat untuk melakukan suatu perilaku. Semakin individu percaya pada hal pendukung, maka individu akan cenderung melakukan perilaku. Sebaliknya, apabila individu semakin percaya pada hal penghambat, maka individu akan cenderung tidak melakukan perilaku. Azwar dalam Christanti, 2008 mengungkapkan bahwa persepsi kontrol perilaku sangat penting artinya ketika rasa percaya diri individu sedang dalam kondisi rendah. Investor canggih akan menggunakan rujukan sosialnya sebagai kontrol untuk memperkuat keyakinannya terhadap faktor-faktor yang dapat mendukung analisis yang telah dilakukannya ketika mereka membutuhkan tambahan kepercayaan diri dalam memilih suatu saham. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut. Hipotesis 4: Norma subjektif berpengaruh terhadap persepsi kontrol perilaku.

2.6.5. Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi terhadap Persepsi Kontrol

Perilaku Peneliti juga menghubungkan kualitas informasi akuntansi dengan persepsi kontrol perilaku untuk membedakan penelitian ini dengan peneltian-penelitian terdahulu. Informasi akuntansi yang berkualitas adalah informasi yang dapat dengan mudah dimengerti penggunanya sebagai alat untuk menentukan keputusan. Informasi akuntansi yang bermanfaat harus mempunyai nilai dalam menambah pengetahuan, menambah keyakinan mengenai profitabilitas terealisasinya harapan dalam kondisi ketidakpastian, serta mengubah keputusan atau perilaku pemakai Suwarjono, 2008, dalam hal ini investor. Seorang investor yang canggih akan mempertimbangkan semua keputusan untuk mengambil sebuah saham dari berbagai informasi. Informasi akuntansi yang berkualitas akan menambah keyakinan investor pada suatu saham yang akan dipilihnya, sehingga akan menambah kepercayaan serta rasa percaya diri mereka apakah harus memilih suatu saham atau tidak. Semakin investor percaya informasi akuntasi akan mendukung keputusan mereka, maka mereka cenderung akan mengambil tindakan yaitu memilih saham. Semakin investor percaya informasi akuntansi akan menghambat keputusan, maka mereka cenderung untuk mengurungkan niat mereka dalam mengambil keputusan. Dari uraian tersebut, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut. Hipotesis 5: Kualitas informasi akuntansi berpengaruh terhadap persepsi kontrol perilaku.

2.6.6. Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi terhadap Persepsi Risiko

Tidak Sistematis Informasi akuntansi yang berkualitas akan menunjukkan kinerja, prospek, dan nilai perusahaan yang sesungguhnya. Investor yang canggih akan menggunakan informasi akuntansi untuk mengetahui berbagai risiko yang akan dihadapinya ketika akan memilih suatu saham perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan yang mengkhawatirkan, keuangan perusahaan yang tidak dapat dikendalikan, maupun prediksi kerugian yang akan dihadapi perusahaan dapat dilihat dari informasi akuntasi, dan ini akan menjadi risiko bagi kelangsungan hidup perusahaan. Hal inilah yang akan pula menjadi risiko tersendiri bagi investor apabila akan memilih suatu saham. Di sinilah letak hubungan antara kualitas informasi akuntansi dengan persepsi risiko tidak sistematis. Investor akan mempersepsikan suatu saham akan berisiko tinggi ketika informasi keuanganya menunjukkan kondisi yang kurang baik, sebaliknya ketika informasi keuangan menunjukkan kondisi yang baik, maka investor akan mempersepsikan bahwa suatu saham berisiko rendah. Penelitian yang menunjukkan hubungan antara kualitas informasi akuntansi dengan persepsi risiko tidak sistematis dilakukan oleh Adhikara dan Maslichah 2014. Adhikara dan Maslichah 2014 mengungkapkan informasi akuntansi mampu memberikan prediksi dan realisasi harapan pengguna, serta menunjukkan kinerja dan prospek perusahaan yang memberikan interpreatsi dan keyakinan saham perusahaan adalah berisiko karena kondisi keuangan perusahaan mengkhawatirkan, berakibat negatif, tidak dapat dikendalikan, serta potensi terjadi bahaya, sehingga pengguna mengambil sikapterhadap resiko berdasarkan preferensi risikonya, yaitu: risk averter, risk seeker, atau risk neutral. Dari uaraian tersebut, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut. Hipotesis 6: Kualitas informasi akuntansi berpengaruh terhadap persepsi risiko tidak sistematis.

2.6.7. Pengaruh Persepsi Risiko Tidak Sistematis terhadap Intensi Investor