Sumber: Nazir 2003: 464
Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Koefisien korelasi parsial
Koefisien korelasi parsial antar X
1
terhadap Y, bila X
2
dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
2 2
1 2
2 2
1 2
1 1
1 1
. rx
x rx
y rx
x rx
y rx
y rx
y
b. Koefisien korelasi parsial
Koefisien korelasi parsial antar X
2
terhadap Y, apabila X
1
dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
2 2
1 2
1 2
1 1
2 2
1 1
. rx
x rx
y rx
x rx
y rx
y rx
y
c. Koefisien korelasi secara simultan
Koefisien korelasi simultan antar X
1
dan X
2
terhadap Y dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
2 12
12 2
1 2
2 2
1 12
1 .
2 r
r r
ry ry
ry ry
y
Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 : 1
Apabila - berarti terdapat hubungan negatif. 2
Apabila + berarti terdapat hubungan positif. Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :
1 Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat
dan mempunyai hubungan yang berlawanan jika X naik maka Y turun atau sebaliknya.
2 Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X
dan variabel Y dan hubungannya searah. Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan table interprestasi nilai r
sebagai berikut :
Tabel 3.10 Pedoman untuk memberikan Interpretasi
Koefisien Korelasi Metode Guliford
No. Besarnya Pengaruh
Katagori 1.
0,00 – 0,20
Sangat longgar dapat diabaikan 2.
0,21 – 0,40
Rendah 3.
0,41 – 0,60
SedangCukup 4.
0,61 – 0,80
EratKuat 5.
0,81 – 1,00
Sangat EratSangat kuat
Sumber : Umi Narimawati 2010:52
3. Koefisiensi Determinasi
Analisis Koefisiensi Determinasi KD digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen X berpengaruh terhadap variabel dependen Y yang
dinyatakan dalam persentase.
Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Kd = r
2
x 100
Sumber: Ridwan dan Sunarto 2007: 81
Dimana : KD = Seberapa jauh perubahan variabel Y dipergunakan oleh variabel X
r² = Kuadrat koefisien korelasi
3.2.5.3. Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik,
perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada
tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol H
o
tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif H
a
menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya
pengaruh antara variabel independent yaitu pengawasan intern X
1
dan fungsi pemeriksaan intern X
2
terhadap kinerja pemerintah daerah Y, dengan langkah- langkah sebagai berikut :
Hipotesis penelitian ini dapat diterjemahkan dalam hipotesis statistik sebagai berikut :
H1 : Pengawasan Intern pada Dinas di Pemerintah Kota Bandung dilaksanakan dengan baik
Dimana : H
:
PA ≤ 68, Pengawasan intern pada Dinas di Pemerintah Kota
Bandung belum dilaksanakan dengan baik
H
a
: PA 68, Pengawasan intern pada Dinas di Pemerintah Kota
Bandung sudah dilaksanakan dengan baik
H2 : Fungsi Pemeriksaan Intern pada Dinas di Pemerintah Kota Bandung dilaksanakan dengan baik
H :
PI ≤ 68, Fungsi pemeriksaan intern pada Dinas di Pemerintah Kota
Bandung belum dilaksanakan dengan baik
H
a
: PI 68, Fungsi pemeriksaan intern pada Dinas di Pemerintah Kota
Bandung sudah dilaksanakan dengan baik.
H3 :Kinerja pemerintah daerah pada Dinas di Pemerintah Kota Bandung dilaksanakan dengan baik.
H :
KP ≤ 68, Kinerja pemerintah daerah pada Dinas di Pemerintah Kota
Bandung belum dilaksanakan dengan baik
H
a
: KP 68, Kinerja pemerintah daerah pada Dinas di Pemerintahan
Kota Bandung sudah dilaksanakan dengan baik.
Pengujian hipotesis verifikatif digunakan untuk melihat pengaruh masing- masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan uji t untuk
mengukur besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan menggunakan rumus berikut :
t
i =
β
i
S
bi
Hasilnya dibandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-l dengan signifikansi 5.
Kriteria pengakuannya sebagi berikut : H
ditolak apabila t
hitung
t
abel
α = 0,05 Jika menggunakan tingkat kekeliruan α = 0,05 untuk diuji dua pihak,
maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesisnya yaitu sebagai berikut : a.
Jika t
hitung
≥ t
abel
maka H ada di daerah penolakan, berarti H
1
diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.
b. Jika t
hitung
≤ t
abel
maka H ada di daerah penerimaan, berarti H
1
ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya.
Hipotesis verifikatif penelitian ini dapat diterjemahkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut :
H4 : Pengawasan intern dan fungsi pemeriksaan intern berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja pemerintah daerah Survey pada Dinas
di Pemerintah Kota Bandung
Dimana : H
:
≠ 0, Pengawasan intern dan fungsi pemeriksaan intern tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja pemerintah
daerah survey pada Dinas di Pemerintah Kota Bandung H
a
: = 0,Pengawasan intern dan fungsi pemeriksaan intern berpengaruh
secara bersama-sama terhadap kinerja pemerintah daerah survey pada Dinas di Pemerintah Kota Bandung
H5 : Pengawasan intern berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah Survey pada Dinas di Pemerintah Kota Bandung
H :
≠ 0, Pengawasan intern tidak berpengaruh terhadap kinerja
pemerintah daerah. Survey pada Dinas di Pemerintah Kota
Bandung H
a
: = 0, Pengawasan intern berpengaruh terhadap kinerja Pemerintah
daerah Survey pada Dinas di Pemerintah Kota Bandung
H6 : Fungsi pemeriksaan intern berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah. Survey pada Dinas di Pemerintah Kota Bandung
H :
= 0, Fungsi pemeriksaan intern tidak berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah Survey pada Dinas di Pemerintah Kota
Bandung
H
a
:
≠ 0, Fungsi pemeriksaan Intern berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah Survey pada Dinas di Pemerintah Kota
Bandung
Berhubung data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data seluruh populasi, maka tidak dilakukan uji signifikansi. Cooper Schndler 2006: 492
menyatakan bahwa: “Uji signifikansi dilakukan untuk menentukan keakuratan hipotesis berdasarkan
fakta yang telah dikumpulkan dari data sample, bukan data s ensus”
Jadi untuk menjawab hipotesis penelitian, koefisien yang diperoleh langsung dibandingkan dengan nol. Apabila nilai koefisien regresi berganda tidak
sama dengan nol, maka Ho ditolak dan sebaliknya apabila koefisien arah garis sama dengan nol maka Ho diterima.
153
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pengawasan intern pada Dinas di Pemerintah Kota Bandung
secara keseluruhan sudah baik. Artinya, bahwa secara teori dan berdasarkan PP.No.60 tahun 2008, keseluruhan pengawasan intern pada Dinas di
Pemerintah Kota Bandung telah dilakukan secara efektif dan efisien dalam kegiatan operasionalnya, handal dalam penyajian laporan keuangan dan
sesuai dengan hukum dan peraturan yang ada. Hal ini ditunjukan oleh dimensi karateristik lingkungan pengendalian, karakteristik aktivitas
pengendalan, karakteristik informasi dan komunikasi serta karakteristik monitoring. Sedangkan berdasarkan dimensi penilaian resiko, dapat dikatakan
merupakan dimensi dengan persentase paling rendang dari dimensi yang lainnya, Hal ini menandakan bahwa terdapat kelemahan dalam setiap
program yang di jalankan Dinas untuk mengidentifikasi seberapa besar resiko yang akan di hadapi. Seperti pada umumnya kasus-kasus SPI terjadi karena
pejabatpelaksana yang bertanggungjawab kurang cermat dalam melakukan perencanaan dan pelaksanaan tugas. LHP BPK RI,2011
2. Pelaksanaan fungsi pemeriksaan intern pada Dinas di Pemerintah Kota
Bandung secara keseluruhan sudah baik. Artinya bahwa kegiatan fungsi
154 pemeriksaan yang dilakukan Dinas pada Pemerintah Kota Bandung dilakukan
sebagaimana mestinya untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan yang dilakukan. Hal ini ditunjukan oleh dimensi perencanaan pemeriksaan,
pengujian Informasi dan pengevaluasian Informasi, serta penyampaian hasil pemeriksaan. Sedangkan menurut dimensi tindak lanjut pemeriksaan, dimensi
ini mendapatkan kriteria cukup baik dan merupakan dimensi yang memproleh nilai persentase paling rendah dibanding dimensi yang lain. Indikatornya pun,
yakni hasil pemeriksaan termasuk kedalam kriteria cukup baik. Hal ini menandakan bahwa hasil tindak lanjut pemeriksaan yang telah diterima oleh
Dinas Pemerintah Kota Bandung, belum sepenuhnya dapat berfungsi dengan baik. Hal ini diduga disebabkan oleh beberapa hal, 1 Inspektorat Kota telah
memberikan hasil temuan dan rekomendasi, namun baik pemerintah dan jajaran yang dibawahinya belum sepenuhnya melakukan tindaklanjut dari
temuan dan rekomendasi yang telah diberikan. 2 Dalam hal ini Dinas di Pemerintah Kota Bandung sedang dalam proses menindaklanjuti temuan dan
rekomendasi yang ada, dan memerlukan waktu untuk mengembalikan aset daerah
3. Pelaksanaan kinerja pemerintah daerah pada Dinas Di Pemerintah Kota
Bandung secara keseluruhan sudah baik. Artinya, tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan program yang tertuang pada perencanaan
strategik yang dilakukan oleh Dinas di Pemerintah Kota Bandung sudah dapat dikatakan baik. Hal ini di tunjukan dengan indikator penetapan
indikator kinerja, pengembahan sistem penilaian kinerja, penyempurnaan ukuran, dan pengintegrasian dengan proses manajeman. Sedangkan untuk
155 indikator perencanaan strategik mendaparkan persentase paling rendah. Hal
ini menandakan bahwa semua kegiatanprogram yang dilakukan belum tentu dapat tercapai sesuai dengan perencanaan strategik yang telah di rencanakan
sebelumnya. Kasus
ini menjawab
fenomena yang
terjadi pada
kegiatanprogram Pemerintah Kota Bandung, yang dilakukan oleh Organisasi Perangkat Daerah dalam hal ini Dinas yang mana dalam beberapa kasus tidak
tercapai dan tidak terealisasinya kegiatanprogram yang telah di tetapkan sehingga mempengaruhi kinerja Pemerintah Kota Bandung dalam
menjalankan programnya. 4.
Pengawasan intern dan fungsi pemeriksaan intern secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap kinerja pemerintah daerah pada Dinas di
Pemerintah Kota Bandung. Artinya semakin baik pengawasan intern dan fungsi pemeriksaan intern yang dilaksanakan Dinas Pemerintah Daerah, maka
semakin baik pula kinerja pemerintah daerah. 5.
Pengawasan intern berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah pada Dinas di Pemerintah Kota Bandung. Artinya semakin baik pengawasan intern
dilaksanakan Dinas Pemerintah Daerah, maka semakin baik pula kinerja pemerintah daerah. Besarnya pengaruh pengawasan intern terhadap kinerja
pemerintah daerah karena pengawasan intern merupakan segala tindakan atau aktivitas untuk menjamin agar pelaksanaan suatu aktivitas tidak menyimpang
dari rencana yang telah diterapkan 6.
Fungsi pemeriksaan intern berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah pada Dinas di Pemerintah Kota Bandung. Artinya semakin baik fungsi
pemeriksaan intern dilaksanakan Dinas Pemerintah Daerah, maka semakin baik pula kinerja pemerintah daerah. Besarnya pengaruh fungsi pemeriksaan
intern terhadap kinerja pemerintah daerah karena fungsi pemeriksaan intern