dibina agar menjadi lebih baik sebelum dikembalikan ke masyarakat. Resosialisasi wanita tuna susila pada umumnya ditempatkan pada lokalisasi yang sudah ada sejak
dulu, kemudian lokalisasi tersebut dirubah menjadi Resosialisasi, yang berguna untuk pengentasan para wanita tuna susila tersebut, agar tidak selamanya berada
dilokalisasi. Dalam hal ini penulis memfokuskan Resosialisai yang ada di Semarang,
tepatnya di Resosialisasi Argorejo yang terdapat di kelurahan Kalibanteng Kulon. Resosialisasi Argorejo dikenal banyak orang dengan sebutan SK yang dikenal dengan
Lokalisasi Sunan Kuning atau juga dengan sebutan KBRI yaitu “Kalibanteng Belok Kiri”. Maksud dari KBRI apabila dari kota Semarang menuju ke Jakarta setelah
sampai di Kalibanteng kemudian belok kiri, akan tetapi apabila dari arah Jakarta menuju Semarang harus belok kanan.
Resosialisasi Argorejo merupakan tempat rehabilitasi wanita tuna susila terbesar di Jawa Tengah, catatan dari dinas sosial Kota Semarang pada tahun 2010
kurang lebih ada 625 wanita tuna susila yang menempati kompleks Lokalisasi Sunan Kuning yang berada di bawah binaan Resosialisasi Argorejo. Di Resosialisasi
Argorejo wanita tuna susila diberikan pengarahan, keterampilan, dan pelatihan. Selain mengikuti pembinaan, pelacur juga dibebaskan dalam mencari pelanggan di
malam harinya. Biasanya tarif yang ditawarkan kepada pelanggan berkisar 150 ribu rupiah Wawancara dengan Bapak Suwandi, 13 september 2014
Berdasarkan uraian diatas maka penulis terdorong untuk memilih judul yang berkaitan dengan resosialisasi yaitu “Resosialisasi Argorejo Tahun 1998-2010 dan
Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Masyarakat Kalibanteng Kulon”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis mengambil permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana perkembangan Resosialisasi Argorejo tahun 1998-2010?
2. Bagaimana pengaruh Resosialisasi Argorejo terhadap kehidupan masyarakat
Kalibanteng Kulon tahun 1998-2010?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui perkembangan Resosialisasi Argorejo pada tahun 1998- 2010
2. Untuk mengetahui pengaruh Resosialisasi Argorejo terhadap kehidupan
masyarakat Kalibanteng Kulon tahun 1998-2010
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini terdiri atas dua hal yaitu manfaat paraktis dan manfaat teoretis, yang dimana keduanya saling berkaitan
dengan hal positif yang dapat disumbangkan oleh penelitian ini. manfaat dari penelitian tersebut adalah
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini diharapkan mampu memberikan sebuah kajian ilmiah yang dapat memberikan gambaran mengenai perkembangan
Resosialisasi Argorejo serta pengaruhnya terhadap masyarakat Kalibanteng Kulon pada tahun 1998-2010. Selain itu, hasil dari penulisan penelitian ini
diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dalam pengembangan penelitian- penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini sebagai berikut. a.
Dapat menambah wawasan pembaca mengenai perkembangan Resosialisasi Argorejo
b. Dapat dijadikan dasar acuan Pemerintahan Kota Semarang dalam membuat
kebijakan yang berkaitan dengan Resosialisai Argorejo.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Agar dalam pembahasan tidak melebar dan tumpang tindih dengan kajian ilmu lain, maka perlu dibatasi ruang lingkup kajian. Ruang lingkup
dalam kajian karya ilmiah ini antara lain:
1. Ruang Lingkup Spasial
Ruang lingkup spasial adalah pembatasan yang berdasarkan pada kesatuan wilayah geografis atau satuan wilayah administratif tertentu.
Penulisan skripsi ini dibatasi pada wilayah administratif yang dapat digolongkan ke dalam peristiwa yang terjadi pada suatu masyarakat di daerah
tertentu, yang disebut juga sejarah lokal. Menurut Taufik Abdullah1985:10, sejarah lokal adalah suatu penulisan tentang peristiwa di masa lampau pada
suatu tempat tertentu. Lingkup spasial merupakan batasan temapat terjadinya sejarah. ruang lingkup spasial dalam penulisan karya ilmiah ini tertuju pada
Kelurahan Kalibanteng Kulon karena terdapat Resosialisasi Argorejo yang merupakan kajian penelitian ini.
2. Ruang Lingkup Temporal
Ruang lingkup temporal adalah batasan waktu terjadinya peristiwa sejarah. Ruang lingkup temporal dalam penulisan karya ilmiah ini mengambil
dari tahun 1998-2010 karena di tahun tersebut pada tahun 1998, Resosialisai Argorejo dinyatakan tutup. Para penghuni sebagian pulang ke kampung
halaman masing-masing, namun ada juga yang beroperasi dipinggir jalan. yang mengakibatkan Kota Semarang dipenuhi dengan kupu-kupu malam.
karena kondisi ini dianggap berdampak buruk, maka sebagian wanita tuna susila kembali lagi ke Argorejo. Kemudian Resosialisai Argorejo beroperasi
dan dibuka kembali pada tahun 2000 sampai sekarang. Penulis mengambil batasan waktu sampai tahun 2010 karena ingin mengetahui bagaimana
perkembangan sepuluh tahun kedepan dari pembukaan Resosialisasi Argorejo, yang dulunya masih identik dengan soal kepelacuran yang bergeser
menjadi tempat-tempat karaoke. Penulisan penelitian ini berdasarkan pada disiplin ilmu sejarah, akan
tetapi penulisan ini tidak hanya memaparkan kronologis suatu peristiwa saja. penulis juga berusaha menganalisa secara kritis dengan menggunakan
pendekatan sosiologi. Hal ini dilakukan agar peristiwa yang membahas penelitian ini dapat terekam utuh.
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka sangat berguna dalam penulisan skripsi ini karena memiliki beberapa fungsi, yaitu: 1 untuk memperoleh pengetahuan tentang
masalah yang akan diteliti, 2 menegaskan kerangka teori yang akan dijadikan landasan pemikiran, 3 memperdalam konsep-konsep yang
dipergunakan dalam pembahasan suatu masalah. Buku pertama yang digunakan sebagai kajian dalam penelitian ini
berjudul Seks, Uang Dan Kekuasan karangan Thanh-Dam Troung. secara keseluruhan buku ini membahas mangenai pariwisata dan pelacuran di Asia
Tenggara. Salah satunya yang dibahas didalam buku ini adalah mengenai