RESOSIALISASI ARGOREJO TAHUN 1998 2010 DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT KALIBANTENG KULON

(1)

RESOSIALISASI ARGOREJO TAHUN 1998-2010 DAN

PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT

KALIBANTENG KULON

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Oleh Lukman Hakim NIM. 3111409027

JURUSAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

(3)

(4)

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Bersyukur adalah cara terbaik agar merasa cukup, bahkan disaat kekurangan. jangan berharap lelih lebih sebelum kita berusaha lebih”(bibeh)

“Orang-orang berhasil tidak hanya keras hati, mereka juga seorang pekerja keras yang percaya pada kemampuan dirinya” (Nasrul Umam)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:. 1. Bapak dan Ibuku tercinta 2. Kakak dan adikku tersayang

3. Arin Alfiana yang selalu menyayangi dan memotivasi saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik

4. Guru dan dosen

5. Khotibul Umam dan Nasrul Umam

6. Teman–teman Ilmu Sejarah angkatan 2009 7. Ibu kost dan teman-teman kost


(6)

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, serta telah memberi kekuatan, kesabaran serta kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

Penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bantuan baik yang berupa dorongan maupun bimbingan dari pihak lain, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. selaku Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu dengan segala kebijakannya.

2. Dr. Subagyo M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian dalam penyusunan skripsi ini.

3. Arif Purnomo, S.Pd, S.S, M.Pd. Ketua Jurusan Sejarah Universitas Negeri Semarang. Terimakasih atas kebijakan-kebijakan yang sangat membantu penulis selama proses perkuliahan dan selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktunya dengan tulus untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Segenap Dosen Jurusan Sejarah Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bekal ilmunya.


(7)

5. Seluruh Pengurus Resosialisasi Argorejo, Badan Kesatuan Bangsa dan politik Kota Semarang, Dinas Sosial Kota Semarang, Badan Pusat Statistik Kota Semarang, Depo Arsip Suara Merdeka, Perpustakaan dan Arsip Kota Semarang tempat penulis mendapatkan banyak informasi.

6. Rekan-rekan Program Studi Ilmu Sejarah angkatan 2009 yang telah membantu dari awal hingga penyelesaian skripsi ini.

7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya atas kebaikan semua pihak yang telah membantu.

Semoga bantuan yang telah diberikan dengan ikhlas tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi pembaca umumnya dan penyusun pada khususnya

Semarang, Januari 2015


(8)

SARI

Lukman Hakim. 2015. Perkembangan Resosialisasi Argorejo Tahun 1998-2010 Dan Pengaruhnya Terhadap Masyarakat Kalibanteng Kulon. Skripsi, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang..

Kata kunci : Perkembangan, Rosialisasi, Masyarakat

Resosialisasi Argorejo merupakan lokalisasi resmi yang ada di Kota Semarang. Berdirinya Resosialisasi Argorejo merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah terhadap wanita tuna susila untuk menampung, mendidik, dan memberikan keterampilan sebelum mereka dikembalikan ke lingkungan masyarakat pada umumnya. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : (1)bagaimana perkembangan Resosialisasi Argorejo tahun 1998-2010, (2)bagaimana pengaruh Resosialisasi Argorejo terhadap kehidupan masyarakat Kalibanteng Kulon tahun 1998-2010?

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Teknik mendapatkan sumber penulis lakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, studi pustaka dan studi dokumen. Dalam penelitian ini penulis mendapatkan sumber sejarah dari wawancara dan didukung dengan dokumen dari Resosialisasi Argorejo, Depo Arsip Suara Merdeka, Dinas Sosial Kota Semarang, Perpustakaan dan Arsip Kota Semarang dan Perpustakaan Daerah Provinsi Jateng.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan Resosialisasi Argorejo tahun 1998- 2010 adalah pekembangan infrastruktur dan perkembangan jumlah wanita tuna susila. Tahun 1998 jumlah wanita tuna susila yang ada di Resosialisasi Argorejo berjumlah 400, kemudian pada tahun 2010 jumlah wanita tuna susila sebanyak 600. Hal ini membuktikan bahwa perkembangan Resosialisasi Argorejo mengalami peningkatan. Perkembangan yang terjadi di Resosialisasi Argorejo mempunyai pengaruh terhadap kehidupan masyarakat sekitar, baik pengaruh sosial maupun pengaruh ekonomi. Pengaruh sosial yang terjadi di lingkungan lokalisasi berdampak pada kehidupan masyarakat yang memiliki anak kecil yang menganggap kehidupan wanita tuna susila adalah kehidupan yang biasa, dan kebiasaan yang dilakukan wanita tuna susila tersebut tidak jarang untuk ditiru. Pengaruh selanjutnya mempengaruhi kehidupan ekonomi masyarakat sekitarnya. Semakin berkembangnya Resosialisasi Argorejo membawa dampak semakin terbuka peluang usaha yang dapat dilakuakan masyarakat sekitar yang dapat menambah penghasilan masyarakat.


(9)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

PENGESAHAN KELULUSAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PRAKATA ... v

SARI ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Tinjauan Pustaka ... 8

G. Metode Penelitian ... 10

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN KALIBANTENG KULON . 19 A. Lokasi Kelurahan Kalibanteng Kulon ... 19

B. Luas Wilayah ... 20

C. Penduduk ... 21 viii


(10)

1. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ... 21

2. Komposisi Penduduk Menurut Agama ... 22

D. Kondisi Sosial Ekonomi ………... 23

E. Sarana dan Prasarana ………..……….. 25

F. Pembagian RT dan RW ……….... 27

G. Resosialisasi Argorejo ……….……... 28

1. .Lokasi Lokalisasi Sunan Kuning ………... 30

2. Kondisi Sosial Budaya ………... 31

3. Program-Program Rehabilitasi Sosial ………... 32

4. Program Kesehatan ……….. 34

5. Tata Tertib Lokalisasi Sunan Kuning ………... 35

BAB III LOKALISASI SUNAN KUNING TAHUN 1966-1998 ... 36

A. Sejarah Lokalisasi ... 36

1. Pelacuran pada Masa Kerajaan Mataram ... 36

2. Pelacuran Pada Masa Penjajahan Belanda ... 37

3. Pelacuran Pada Masa Penjajahan Jepang ... 41

4. Pelacuran Moderen Dewasa Ini ... 42

B. Berdirinya Lokalisasi Sunan Kuning di Semarang Tahun 1966-1998.... 45

1. Perpindahan Lokalisasi Sunan Kuning ... 52

2. Perkembangan Lokalisasi Sunan Kuning ... 58

BAB IV PENGARUH RESOSIALISASI ARGOREJO TAHUN 1998 – 2010 TERHADAP MASYARAKAT KALIBANTENG KULON ... 62


(11)

A. Perkembangan Resosialisasi Argorejo Tahun 1998-2010 ... 62

1. Program Rehabilitasi Sosial ... 63

2. Program Kesehatan ... 65

3. Tata Tertib Resosialisasi Argorejo ... 67

B. Pengaruh Resosialisasi Argorejo Terhadap Kehidupan Masyarakat Kalibanteng Kulon ... 74

C. 1. Bidang Ekonomi ... 75

D. 2. Bidang Sosial dan Budaya ... 76

BAB V PENUTUP ... 79

A. SIMPULAN ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 84


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ... 85

Lampiran 2 ... 86

Lampiran 3 ... 88

Lampiran 4 ... 90

Lampiran 5 ... 93

Lampiran 6 ... 100

Lampiran 7 ... 114

Lampiran 8 ……….. 119

Lampiran 9 ……….. 120

Lampiran 10 ………. 121

Lampiran 11 ………. 122

Lampiran 12 ………. 125 Lampiran 13 ………. 131


(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelacuran dipandang negatif, dan mereka yang menyewakan atau menjual tubuhnya sering dianggap sebagai sampah masyarakat. Ada pula pihak yang menganggap pelacuran sebagai sesuatu yang buruk dan jahat, namun dibutuhkan. Menurut Polsky (Troung, 1992:17), pandangan ini didasarkan pada anggapan bahwa kehadiran pelacuran sebagai pemberian seks di luar pernikahan sebagai pekerjaan. Tanpa adanya pelacuran dikhawatirkan para pelanggannya justru akan memperkosa.

Pelacuran adalah gejala kemasyarakatan, dimana wanita menjual diri dengan melakukan perbuatan-perbuatan seksual sebagai mata pencaharian. Pelacuran merupakan profesi yang sangat sulit untuk dihilangkan karena adanya pelampiasan nafsu seks dengan lawan jenisnya tanpa mengenal batas-batas kesopanan. Pelacuran selalu ada pada semua negara, sejak zaman purba sampai sekarang (Kartini, 2003:177-178).

Menurut Encyclopaedia Britannica (1973-74), pelacuran dapat didefinisikan sebagai praktik hubungan seksual sesaat, yang kurang lebih dilakukan dengan siapa saja (promiskuitas), untuk imbalan berupa upah. Dengan demikian pelacuran dikarakteristikan oleh tiga unsur utama yaitu pembayaran, promiskuitas, dan ketidakacuhan emosional. Adanya promiskuitas menunjukkan asumsi bahwa


(14)

hubungan seksual diterima secara moral hanya di dalam batas-batas hubungan yang diterima secara sosial. Elemen pembayaran dan ketidakacuhan emosional merefleksikan asumsi bahwa hubungan seksual dalam hubungn-hubungan yang diterima secara sosial adalah bebas dari pembayaran dan melibatkan ikatan emosional (Troung,1992:15-16).

Pelacuran merupakan salah satu bentuk penyakit masyarakat, yang harus dihentikan penyebarannya. Namun, kegiatan pelacuran tersebut tidak dapat dihentikan begitu saja, melainkan harus ada pendampingan terhadap para wanita tuna susila. Di dalam pendampingan tersebut terdapat pengarahan, pelatihan keterampilan, dan pemberian modal usaha untuk para wanita tuna susila. Selain itu, juga harus memberitahu mereka bagaimana cara mengelola uang secara baik dan benar, karena biasanya setelah melakukan pekerjaan melacur, uang yang diperoleh digunakan untuk mabuk dan berfoya-foya. Sehingga setelah adanya pendampingan terhadap wanita tuna susila tersebut diharapkan para wanita tuna susila tidak melakukan pelacuran lagi (Wawancara Wandi,13 September 2014).

Tempat pelacuran biasanya oleh pemerintah dibuatkan tempat khusus tersendiri yang biasanya dikenal dengan nama “Lokalisasi”. Lokalisasi pada umumnya terdiri atas rumah-rumah komplek yang berlampu merah dan berkelap-kelip, dikelola oleh seorang wanita maupun pria yang biasa disebut Germo. Di luar negeri, germo disebut dengan julukan Madam, sedangkan di Indonesia dengan


(15)

sebutan mami atau mama. Rumah-rumah tersebut didalamnya menyediakan berbagai perlengkapan diantaranya tempat tidur, ruang tamu, pakaian, dan perhiasan.

Lokalisasi terkenal dengan tempat hiburan malam yang di dalamnya tedapat berbagai macam wanita dari berbagai daerah, karena itulah yang menjadi daya tarik dari lokalisasi itu sendiri. Orang dapat menentukan pilihan wanita yang disukai dan membawanya untuk pergi.

Suasana komplek lokalisasi sangat kompetitif, khususnya dalam bentuk persaingan memperebutkan langganan. Para wanita tuna susila beroperasi secara individual. Di tempat lokalisasi sering terjadi pelaporan terhadap polisi oleh sesama wanita tuna susila itu sendiri yang dilatarbelakangi kecemburuan terhadap pelanggan. Nama wanita yang menjadi wanita tuna susila di tempat lokalisasi pada umumnya diganti dengan nama samaran, itu untuk menjaga keaslian identitasnya, agar mereka tidak dikenal oleh saudaranya (Wawancara Anang, 13 September 2014).

Pemerintah dalam mengatasi masalah wanita tuna susila menyediakan tempat yang namanya Resosialisasi diambil dari “Re” yang bisa diartikan kembali dan kata “sosialisasi”. Menurut Koentjaraningrat (1981:17) Sosialisasi adalah seluruh proses dimana seorang individu sejak masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain yang hidup dalam masyarakat sekitarnya. Menurut Wandi(Wawancara 13 September 2014), ketua Resosialisasi Argorejo, Resosialisai adalah proses dimana manusia


(16)

dibina agar menjadi lebih baik sebelum dikembalikan ke masyarakat. Resosialisasi wanita tuna susila pada umumnya ditempatkan pada lokalisasi yang sudah ada sejak dulu, kemudian lokalisasi tersebut dirubah menjadi Resosialisasi, yang berguna untuk pengentasan para wanita tuna susila tersebut, agar tidak selamanya berada dilokalisasi.

Dalam hal ini penulis memfokuskan Resosialisai yang ada di Semarang, tepatnya di Resosialisasi Argorejo yang terdapat di kelurahan Kalibanteng Kulon. Resosialisasi Argorejo dikenal banyak orang dengan sebutan SK yang dikenal dengan Lokalisasi Sunan Kuning atau juga dengan sebutan KBRI yaitu “Kalibanteng Belok Kiri”. Maksud dari KBRI apabila dari kota Semarang menuju ke Jakarta setelah sampai di Kalibanteng kemudian belok kiri, akan tetapi apabila dari arah Jakarta menuju Semarang harus belok kanan.

Resosialisasi Argorejo merupakan tempat rehabilitasi wanita tuna susila terbesar di Jawa Tengah, catatan dari dinas sosial Kota Semarang pada tahun 2010 kurang lebih ada 625 wanita tuna susila yang menempati kompleks Lokalisasi Sunan Kuning yang berada di bawah binaan Resosialisasi Argorejo. Di Resosialisasi Argorejo wanita tuna susila diberikan pengarahan, keterampilan, dan pelatihan. Selain mengikuti pembinaan, pelacur juga dibebaskan dalam mencari pelanggan di malam harinya. Biasanya tarif yang ditawarkan kepada pelanggan berkisar 150 ribu rupiah (Wawancara dengan Bapak Suwandi, 13 september 2014)


(17)

Berdasarkan uraian diatas maka penulis terdorong untuk memilih judul yang berkaitan dengan resosialisasi yaitu “Resosialisasi Argorejo Tahun 1998-2010 dan

Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Masyarakat Kalibanteng Kulon”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, penulis mengambil permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana perkembangan Resosialisasi Argorejo tahun 1998-2010?

2. Bagaimana pengaruh Resosialisasi Argorejo terhadap kehidupan masyarakat Kalibanteng Kulon tahun 1998-2010?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perkembangan Resosialisasi Argorejo pada tahun 1998-2010

2. Untuk mengetahui pengaruh Resosialisasi Argorejo terhadap kehidupan masyarakat Kalibanteng Kulon tahun 1998-2010

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini terdiri atas dua hal yaitu manfaat paraktis dan manfaat teoretis, yang dimana keduanya saling berkaitan


(18)

dengan hal positif yang dapat disumbangkan oleh penelitian ini. manfaat dari penelitian tersebut adalah

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan mampu memberikan sebuah kajian ilmiah yang dapat memberikan gambaran mengenai perkembangan Resosialisasi Argorejo serta pengaruhnya terhadap masyarakat Kalibanteng Kulon pada tahun 1998-2010. Selain itu, hasil dari penulisan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dalam pengembangan penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini sebagai berikut.

a. Dapat menambah wawasan pembaca mengenai perkembangan Resosialisasi Argorejo

b. Dapat dijadikan dasar acuan Pemerintahan Kota Semarang dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan Resosialisai Argorejo.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar dalam pembahasan tidak melebar dan tumpang tindih dengan kajian ilmu lain, maka perlu dibatasi ruang lingkup kajian. Ruang lingkup dalam kajian karya ilmiah ini antara lain:


(19)

1. Ruang Lingkup Spasial

Ruang lingkup spasial adalah pembatasan yang berdasarkan pada kesatuan wilayah geografis atau satuan wilayah administratif tertentu. Penulisan skripsi ini dibatasi pada wilayah administratif yang dapat digolongkan ke dalam peristiwa yang terjadi pada suatu masyarakat di daerah tertentu, yang disebut juga sejarah lokal. Menurut Taufik Abdullah(1985:10), sejarah lokal adalah suatu penulisan tentang peristiwa di masa lampau pada suatu tempat tertentu. Lingkup spasial merupakan batasan temapat terjadinya sejarah. ruang lingkup spasial dalam penulisan karya ilmiah ini tertuju pada Kelurahan Kalibanteng Kulon karena terdapat Resosialisasi Argorejo yang merupakan kajian penelitian ini.

2. Ruang Lingkup Temporal

Ruang lingkup temporal adalah batasan waktu terjadinya peristiwa sejarah. Ruang lingkup temporal dalam penulisan karya ilmiah ini mengambil dari tahun 1998-2010 karena di tahun tersebut pada tahun 1998, Resosialisai Argorejo dinyatakan tutup. Para penghuni sebagian pulang ke kampung halaman masing-masing, namun ada juga yang beroperasi dipinggir jalan. yang mengakibatkan Kota Semarang dipenuhi dengan kupu-kupu malam. karena kondisi ini dianggap berdampak buruk, maka sebagian wanita tuna susila kembali lagi ke Argorejo. Kemudian Resosialisai Argorejo beroperasi


(20)

dan dibuka kembali pada tahun 2000 sampai sekarang. Penulis mengambil batasan waktu sampai tahun 2010 karena ingin mengetahui bagaimana perkembangan sepuluh tahun kedepan dari pembukaan Resosialisasi Argorejo, yang dulunya masih identik dengan soal kepelacuran yang bergeser menjadi tempat-tempat karaoke.

Penulisan penelitian ini berdasarkan pada disiplin ilmu sejarah, akan tetapi penulisan ini tidak hanya memaparkan kronologis suatu peristiwa saja. penulis juga berusaha menganalisa secara kritis dengan menggunakan pendekatan sosiologi. Hal ini dilakukan agar peristiwa yang membahas penelitian ini dapat terekam utuh.

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka sangat berguna dalam penulisan skripsi ini karena memiliki beberapa fungsi, yaitu: (1) untuk memperoleh pengetahuan tentang masalah yang akan diteliti, (2) menegaskan kerangka teori yang akan dijadikan landasan pemikiran, (3) memperdalam konsep-konsep yang dipergunakan dalam pembahasan suatu masalah.

Buku pertama yang digunakan sebagai kajian dalam penelitian ini berjudul Seks, Uang Dan Kekuasan karangan Thanh-Dam Troung. secara keseluruhan buku ini membahas mangenai pariwisata dan pelacuran di Asia Tenggara. Salah satunya yang dibahas didalam buku ini adalah mengenai


(21)

pelacuran, teori sosial dan politik yang di dalamnya membahas mengenai pengertian pelacuran dari berbagai pandangan, mengidentifikasi asumsi-asumsi dasar tentang kealamiahan anatomi manusia dalam sosiologi dan membahas implikasi dari asumsi-asumsi tersebut bagi anaalisa terhadap pelacuran.

Buku ini juga membahas kinerja seksual dalam pelacuran yang didalamnya membahas reproduksi dan struktur hubungan gender, seksulitas dan kerja seksual, kesadaran saksual, dan perdagangan perempuan. Seksualitas tidak lepas dari masalah kepelacuran yang dianggap sebagai penyakit masyarakat merupakan konsekuensi yang tidak diharapkan dari sosial kultural secara tidak langsung membahas para wanita tuna susila atau pekerja sek komersial.

Kelebihan dari buku ini menjelaskan tentang kepelacuran di Indonesia, pandangan masyarakat tentang kepelacuran, bagaimana bisa menjadi seorang pelacur. Buku ini bukan juga membahas kehidupan kepelacuran, ciri-ciri kepelacuran. Kelemahan dari buku ini bukan hanya membahas kepelacuran di Indonesia saja melainkan lebih banyak membahas kepelacuran di Thailand.

Buku lain berjudul Panthologi Sosial Jilid 1 karangan DR Kartini Kartono. Buku ini membahas tentang masalah-masalah sosial yang ditimbulkan oleh berbagai ketimpangan. Salah satu yang dibahas mengenai


(22)

prostitusi buku ini membahas mengenai berbagai macam masalah yang dihadapi manusia sampai bagaimana bisa menjadi seorang pelacur.

Kelebihan buku ini bukan lebih banyak membahas kehidupan sosial masyarakat dan bagaimana hubungannya antara masyarakat dengan pelacur. Kelemahan dari buku ini tidak membahas mengenai dampak dari kepelacuran. Buku yang ketiga adalah buku yang berjudul Phathologi Sosial karangan Soejono SH. Buku ini membahas tentang gelandangan, narkoba, alkohol, pelacuran, penyakit jiwa, dan kejahatan. Buku ini berkaitan dengan dunia malam, yaitu dunia kepelacuran. Karena di dalamnya terdapat bagaimana dia menjadi pelanggan, bagaimana bisa menjadi pelacur sampai dengan aksi-aksi kejahatannya.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai penulis dalam penelitian ini menggunakan penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah dapat didefinisiskan sebagai suatu kumpulan sistematis yang dimaksudkan untuk membantu dalam pengumpulan bahan-bahan sumber sejarah. Selain itu, juga dilakukan penilaian atau pengujian terhadap sumber sejarah secara kritis (Wasino, 2007: 8).

Adapun langkah-langkah dalam metode sejarah meliputi, heuristik, kritik sumber, interprestasi, dan historiografi.


(23)

1. Heuristik

Heuristik yaitu menghimpun jejak-jejak masa lampau atau kegiatan untuk mencari sumber. Jejak masa lampau dapat berupa sumber tertulis dan benda-benda peninggalan masa lampau. Selain sumber-sumber primer ada juga sumber yang bersifat sekunder. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena seringkali kita harus menggunakan atau bertumpu pada karya-karya bukan dari tangan pertama yang digunakan sebagai sumber.

a. Sumber primer

Sumber primer adalah kesaksian dari pada seorang saksi dengan mata kepala sendiri atau saksi dengan panca indera yang lain, atau dengan alat mekanis seperti diktafon, yakni orang atau alat yang hadir pada peristiwa yang diceritakannya (Gosttchalk, 1975:35). Sumber primer yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sumber bukan tertulis, yaitu wawancara langsung dengan para pengurus Resosialisasi, wanita tuna susila, mucikari, masyarakat sekitar dan orang yang mengetahuai langsung mengenai perkembangan Resosialisasi Argorejo. Adapun dalam hal ini penulis melakukan wawancara lisan dengan ketua Resosialisasi Argorejo Bapak Suwandi, Mas Ari Istiadi selaku ketua LSM yang mendampingi Resosialisasi Argorejo, Mbak Lilis dan Bapak Budi dari Dinas Sosial yang menangani masalah wanita tuna susila.


(24)

Sumber sekunder merupakan kesaksian daripada siapapun yang bukan merupakan saksi pandangan- mata, yakni dari seseorang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkannya (Gosttchalk, 1975: 35). Sumber- sumber yang digunakan oleh penulis diantaranya buku- buku tentang pelacuran, buku- buku tentang permasalahan sosial dan sumber lain yang relevan dengan permasalahan. Buku- buku tersebut diperoleh dari perpustakaan Jurusan Sejarah, perpustakaan Universitas Negeri Semarang, perpustakaan Provinsi Jawa Tengah, dan depo arsip suara merdeka. Buku-buku tersebut seperti buku pelacuran di Indonesia dan perkembangannya, buku pathologi sosial, dan buku seks , uang dan kekuasaan. Selain itu juga penulis menggunakan surat kabar yang memuat informasi mengenai Resosialisasi Argorejo, baik perkembangannya maupun hal lain yang memberikan keterangan dan gambaran tentang Resosialisasi Argorejo.

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu :

a. Observasi

Observasi adalah kegiatan mengamati secara langsung obyek penelitian untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai obyek yang diteliti. Dalam hal ini penulis mengunjungi langsung ke obyek yang diteliti, yaitu melihat secara langsung kegiatan yang ada di Resosialisasi Argorejo. Penulis mendatangi langsung Resosialisasi Argorejo di RW IV Kelurahan Kalibanteng Kulon Semarang Barat.


(25)

b. Wawancara

Tujuan dilakukan wawancara antara lain: merekonstruksi secara lisan peristiwa yang terjadi di masa lampau. Narasumber dalam wawancara merupakan tokoh yang sejaman dengan peristiwa, baik itu merupakan tokoh secara langsung, masyarakat sekitar, maupun orang yang terkena dampak langsung dalam peristiwa tersebut. Pada teknik wawancara dalam penelitian ini, beberapa tahapan yang dilakukan penulis diantaranya :

1) Menentukan teknik wawancara

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik terbuka. Wawancara terbuka sendiri memiliki pengertian teknik wawancara dimana narasumber mengetahui bahwa mereka sedang diwawancara dan mengetahui maksud dan tujuan wawancara itu.

2) Menyusun instrumen pertanyaan

Menyusun guide interview atau instrumen pertanyaan sebagai pedoman penulis dalam melakukan wawancara dengan narasumber. Instrumen pertanyaan dalam penelitian ini disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan latar belakang narasumber. Pertanyaan yang diajukan kepada narasumber dengan menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dipahami.


(26)

3) Menentukan dan menemui narasumber

Untuk melakukan wawancara dalam penelitian ini, penulis mencari masyarakat yang sezaman.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan kegiatan untuk memperoleh data dengan mencari dan membaca buku literatur. Metode kepustakaan dilakukan dengan mencari koleksi yang ada di Perpustakaan Pusat Universitas Negeri Semarang, Perpustakaan Jurusan Sejarah Universitas Negeri Semarang, Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah

2. Kritik Sumber

Kritik sumber adalah penilaian atau tahap pengujian terhadap sumber-sumber sejarah yang telah dikumpulkan dan dilihat dari sudut pandang nilai kebenaran. Pada tahap ini yang dilakukan adalah dengan melihat kembali apakah sumber itu sesuai atau tidak, sumber asli atau turunan. Kritik sumber terbagi menjadi dua yaitu:

a. Kritik ekstern

Kritik ekstern merupakan penilaian sumber dari aspek fisik dari sumber tersebut. Kritik ini lebih dulu dilakukan sebelum kritik intern yang lebih menekankan pada isi sebuah dokumen. Ada tiga pertanyaan penting


(27)

yang dapat diajukan dalam proses kritik ekstern, yaitu: (1) adakah sumber itu memang sumber yang di kehendaki?, (2) adakah sumber itu asli atau turunan, (3) adakah sumber itu utuh atau telah diubah-ubah? (Wasino, 2007:51)

Kritik ekstern mengarah pada pengujian terhadap aspek luar dari sumber. Otentisitas mengacu pada materi sumber yang sezaman. Jenis- jenis dari materi sumber, dokumen atau arsip adalah kertas dengan jenis, ukuran, bahan, kualitas dan lain- lain. Dokumen ditulis dengan tangan atau diketik, ataukah ketik komputer. Demikian pula jenis tintanya apakah kuwalitas bagus, atau jenis isi ulang (Suhartono 2010:36)

Dalam penelitian ini kritik sumber yang dilakukan adalah kritik sumber terhadap dokumen mengenai berdirinya lokalisasi Sunan Kuning yang meliputi SK Wali Kota Semarang tanggal 15 Agustus 1966, No 21/15/17/66 tentang diresmikannya Lokalisasi Sunan Kuning. Kritik sumber yang dilakukan, menelisik apakah ini sumber yang dikehendaki atau tidak, sumber asli atau bukan, kemudian melihat jenis kertas, ukuran, bahan dan kualitas. Sehingga dalam penulisan penelitian ini, mendapatkan data yang akurat dan terpercaya.

b. Kritik intern

Kritik intern yaitu kritik yang menilai apakah sumber, dilihat dari isinya apakah relevan dengan permasalahan yang ada dan dapatkah dipercaya


(28)

kebenarannya. Terlebih untuk sumber sekunder, karena sumber sekunder biasanya sudah mendapatkan unsur interpretasi penulis yang tidak mustahil ada unsur-unsur subyektifitas dari penulis meskipun dalam skala yang kecil. Kritik intern dilakukan dengan membandingkan beberapa penafsiran dari beberapa buku pada data yang diperoleh.

Cara penulis melakukan kritik intern yaitu:

1) Melakukan cross chek data antar sumber yang berhasil dikumpulkan. 2) Melihat asal sumber, siapa yang menulis atau pengarangnya, apakah wartawan, ahli atau pengamat, praktisi, dosen, pelaku peristiwa atau institusi pemerintahan dan swasta. Dengan memperhatikan hal itu maka dapat disimpulkan apakah sumber tersebut dapat diyakini kebenarannya atau tidak.

3) Melihat kandungan data dari masing-masing sumber, apakah sumber yang diperoleh datanya relevan atau tidak dengan permasalahan atau tidak.

4) Menyeleksi sumber-sumber yang diperlukan sesuai dengan pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang ditetapkan.

5) Memperhatikan apakah sumber tersebut merupakan hasil penelitian, pengamatan atau observasi, laporan perjalanan atau tulisan pelaku.

Kritik interen pada penelitian ini adalah mengacu pada arsip yang dimiliki Resosialisasi Argorejo, surat kabar suara merdeka, dan hasil dari


(29)

observasi, dan penelitian. Cara yang dilakukan adalah dengan cara membaca sumber yang ada kemudian memilih sumber yang paling tepat. Sehingga dalam penulisan penelitian didapatkan data yang akurat dan tepat.

3. Interpretasi

Pada tahap ini data atau fakta-fakta yang telah diperoleh perlu dihubung-hubungkan dan dikait-kaitkan satu sama lain sehingga antara fakta yang satu dengan yang lain kelihatan sebagai satu rangkaian yang masuk akal dalam arti mewujudkan kesesuaian. Usaha untuk mewujudkan rangkaian yang bermakna inilah yang menyebabkan sejarawan membuat intepretasi terhadap fakta. Dalam proses ini tidak semua fakta sejarah dapat dimasukkan, tetapi harus dipilih mana yang relevan dan mana yang tidak relevan. Setelah melakukan kritik sumber, kemudian dilakukan analisis data yaitu proses penyusunan data akan dapat ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkannya dalam pola atau kategori. Untuk memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori dan mencari hubungan antara berbagai konsep.

4. Historiografi

Historiografi yaitu penyajian dalam sebuah cerita sejarah. Dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk cerita sejarah yang tersusun secara


(30)

sistematis dan kronologis. Tujuan historiografi adalah merangkai kata- kata menjadi kisah sejarah. Historiografi atau penulisan sejarah merupakan tahap akhir dari metode sejarah. Hasil penafsiran atau interpretasi atas fakta- fakta sejarah yang telah dilakukan kemudian dituliskan menjadi kisah yang selaras.


(31)

BAB V

SIMPULAN

Lokalisasi Sunan Kuning pada tahun 1966 didirikan oleh pemerintah. Lokalisasi Sunan Kuning sebagai wadah penampungan para wanita tuna susila, agar tidak melakukan transaksi di dalam kota. Dengan adanya wadah penampungan wanita tuna susila diharapkan bisa meminimalisir adanya wanita tuna susila yang berkeliaran di jalanan. Selain agar mudah didata dan organisir, lokalisasi memudahkan para wanita tuna susila dapat dibina dengan baik sehingga ketika kembali ke masyarakat bisa menyesuaikan diri. Pada tahun 1998, terjadi gejolak di dalam pemerintahan, yang mengakibatkan terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, yang mengakibatkan semua barang kebutuhan menjadi mahal dan PHK dimana-mana. Akibatnya, menjadi semakin banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang. Akibat terjadinya krisis ekonomi, jumlah wanita tuna susila di Lokalisasi Sunan Kuning mengalami peningkatan. yang sebelumnya 450 orang menjadi 600-an orang.

Pengaruh yang ditimbulkan dengan adanya Lokalisasi Sunan Kuning terhadap masyarakat sekitar diantarnya mengakibatkan pemikiran masyarakat sekitar, bahwa hubungan seks tanpa menikah adalah hal yang biasa. Semua kehidupan yang dilakukan oleh para wanita tuna susila adalah kehidupan yang biasa saja, seperti kehidupan pada umumnya. Hal tersebut yang membuat para


(32)

anak kecil yang bertempat tinggal di Lokalisasi Sunan Kuning meniru kebiasaan buruk dari wanita tuna susila. Selain itu, dengan adanya Lokalisasi Sunan Kuning juga meningkatkan perekonomian warga sekitarnya. Warung makan, salon dan toko kelontong milik warga ramai pembeli, dikarenakan para pelanggannya kebanyakan wanita tuna susila.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik.1990. Sejarah Lokal Di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Madaunuversity Press

Anonim. 2008. Panduan Bimbingan, Penyusunan, Pelaksanaan Ujian, dan Penelitian Skripsi Mahasiswa. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial

Arif, Budiman. 2010. Pemberdayaan Wanita Tuna Susila (Wts) Melalui Kecakapan Hidup (Life Skil) Ketrampilan Salon Tata Rias Rambut. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Gottschalk, Louis. 1986. Mengerti Sejarah. Terjemahan Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI-PRESS

Hull, Terence H, Dkk. 1997. Pelacuran di Indonesia: Sejarah Dan Perkembangannya. Jakarta :Pustaka Sinar Harapan

Ingleson, John. 1986. Prostitution in Colonial Java, dalam D.P Chandler and M.C. Ricklefs, eds, Nineteenth and Twentieth Century Indonesia: Essays in Honour of Prof.J.D. Ledge. Melbourne: Monash University

Kartini Kartono.2003. Pathologi Sosial Jilid 1. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada

Koentjaraningrat. 1981. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Pt Gramedia

Kuntowijoyo 2003. Metodologi Sejarah Edisi Kedua. Yogyakarta: Tiara Wicana.

Laporan Profil Desa Dan Kelurahan Kalibanteng Kulon Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang

Siswanto. 2007. Kesehatan Mental dan Konsep Kecakupan dan Perkembangannya Yogyakarta : Penerbit Andi

Soedjono, D. 1982. Pathologi Sosial. Bandung: Alumni

---, 1977. Pelacuran Ditinjau Dari Segi Hukum dan Kenyataan Dalam Masyarakat. Bandung: Penrbit Karya Nusantara


(34)

Soekanto, Soerjono.2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Pt. Radja Grafindo Persada

Truong, Thanh-Dam. 1992. Sek, Uang dan Kekuasaan: Pariwisata Dan Pelacuran Di Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES

Wasino. 2007. Dari Riset Hingga Tulisan Sejarah. Semarang: UNNES PRESS. Surat Kabar:

1983. Lokalisai Sunan Kuning Belum Ada yang Sanggup Memindahkan”. Suara Merdeka, 30 juli. Hlm. 08.

1984. Mulai 1 Maret ’85 Semua Lokalisasi Harus Ditutup”. Suara Merdeka, 06 Maret. Hlm. 3

1985. Jumat Hari Ini Lokalisasi Sunan Kuning Secara Resmi Ditutup”. Suara Merdeka, 01 Maret. Hlm. 03

1985. Pudakpayung Akan Tetap Dijadika Lokalisasi”. Suara Merdeka, 06 Juni. Hlm. 02

1985. Pemindahan Lokalisasi WTS Ke Pudak Payung Sudah Mutlak”. Suara Merdeka, 04 Juli. Hlm. 01.

1985. Pengawasan di Lokalisasi WTS Harus Dipilih Orang –Orang Suci”. Suara Merdeka, 05 Juli. Hlm. 03.

1985. Ibu-ibu Pudakpayung Pusing, Gara-gara Anaknya Mulai Bicara Lokalisasi”. Suara Merdeka, 12 Juli. Hlm. 03.

1987. Proyek Lokalisasi WTS Pudakpayung Macet Lagi”. Suara Merdeka, 20 Juni Juli. Hlm. 10.

1987. Lokalisasi Pusakpayung Akan Dilanjutkan :agi”. Suara Merdeka, 02 Juli. Hlm. 12.

1988. Pemindahan Lokalisasi WTS ke Pudakpayung Tetap Terhambat”. Suara Merdeka, 24 Juni. Hlm. 09.

1985. Pemindahan Lokalisasi WTS Ke Pudak Payung Sudah Mutlak”. Suara Merdeka, 04 Juli. Hlm. 01.

1985. Dewan Pertanyakan Realisasi Pemindahan Lokalisasi SK”. Suara Merdeka, 04 Juli. Hlm. 01.


(35)

2007. Sunan Kuning Tidak Berkaitan dengan Lokalisasi” Suara Merdeka, 07 Desember. Hlm. 17.

2009. Resosialisasi Argorejo bagi leaflet” Suara Merdeka, 02 Desember. Hlm. 16.

2010. Tanggulangi IMS dan AIDS KPA Batang Belajar ke SK” Suara Merdeka, 08 Juli. Hlm. 17.


(36)

LAMPIRAN-LAMPIRAN


(37)

(38)

(39)

(40)

LAMPIRAN : 3

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Suwandi Eko Putranto TTL : Semarang, 21 Maret 1951

Jabatan : Ketua Resosialisasi Argorejo dan Ketua RW 4

Alamat : Jl. Srikuncoro XI RT 06 RW 04 Kelurahan Kalibanteng kulon 2. Nama : Selamet Suwandi

TTL : Semarang, 17 Juli 1968

Jabatan : Sekertaris Resosialisasi Argorejo

Alamat : Jl. Srikuncoro VIII, RT 04 RW 04 Kelurahan Kalibanteng Kulon

3. Nama : Ari Istiayadi

TTL : Jember, 22-Maret 1968 Pekerjaan : Ketua LSM Lentera Asa Alamat : Limbangan Kendal 4. Nama : Jasmirah

TTL : Semarang, 06 Agustus 1961 Pekerjaan : Wiraswasta


(41)

5. Nama : Edi

TTL : Semarang, 15 Januari 1955 Jabatan :wiraswasta

Alamat : Jl. Srikuncoro X RT 06 RW 04 Kelurahan Kalibanteng Kulon 6. Nama : Listiowati

TTL : Kendal, 06 Agustus 1976 Pekerjaan : WPS

Alamat : Jl. Srikuncoro X RT 06 RW 04 Kelurahan Kalibanteng Kulon 7. Nama : Dr. Bambang

TTL : Semarang, 06 Agustus 1959 Pekerjaan : Dokter

Alamat : Semarang Timur 8. Nama : Budianto

TTL : Semarang, 06 Agustus 1979 Pekerjaan : Dinas Sosilal Kota Semarang Alamat : Semarang Tengah

9. Nama : Endang

TTL : Pasuruan, 06 Agustus 1979 Pekerjaan : WPS


(42)

LAMPIRAN : 4

INSTRUMEN WAWANCARA

INSTRUMEN UNTUK WANITA TUNA SUSILA

1. Siapa nama anda? 2. Darimana anda berasal?

3. Sudah berapa lama anda bekerja disini? 4. Apa yang menyebabkan anda terjun kesini?

5. Apakah anda bekerja disini karena ajakan orang lain? 6. Dengan siapa anda berada di kompleks ini?

7. Apakah anda pernah mengukuti pembinaan? 8. Apa saja isi dari pembinaan tersebut?

9. Pelatihan apa saja yang pernah anda ikuti? 10.Bagaimana pendapat anda mengenai resos? 11.Apa tugas rosos di tempat ini

12.Apakah anda tahu, Program apa yang ditetapkan oleh resos? 13.Program resos apa yang sudah anda lakukan?


(43)

INSTRUMEN UNTUK PENGURUS RESOSIALISASI ARGOREJO

1. Berapa jumlah pengurus resos? 2. Tugas resos apa saja?

3. Berapa batasan waktu para pelacur tinggal? 4. Berapa jumlah mucikari?

5. Berapa jumlah wanita tuna susila?

6. Apakah disini ada pemebinaan bagi Wanita tuna susila? kapan dan diamana? 7. Apa sangsi yang di terapakan bila tidak mengikuti pembinaan?

8. Program apa yang diterapkan resos untuk mengatasi para pelacur? 9. Rata yang menjadi pelacur umurnya berapa?

10.Apakah disini pekerjaan yang dilakukan para pelacur hanya menerima tamu saja atau ada yang lain?

11.Apakah ada kegiatan rutin yang harus dilakukan oleh para pelacur?

12.Bagaimana hubungan interaksi antara wanita tuna susila dengan masyarakat setempat?

13.Mengapa anda berkenan menjadi pengurus resos?

14.Apakah resiko yang diterima ketika menjadi pengurus resos? 15.Apa akibatnya jika resosialisasi ditutup?


(44)

INSTRUMEN UNTUK MASYARAKAT KALIBANTENG KULON

1. Bagaimana pendapat anda tentang Resosialisasi Argorejo/Sunan Kuning? 2. Apa dampak yang anda rasakan mengenai keberadaan resosialisasi argorejo? 3. Apakah anda tahu mnegenai program dari Resosialisasi Argorejo?

4. Bagaimana kalau Resosialisasi ini ditutup menurut anda bagaimana?

5. Apakah ada perbedaan yang dibawa para wanita tuna susila dengan masyarakat sekitar?

6. Dapatkah wanita tuna susila yang ada disini menyesusikan diri dengan masyarakat sekitar?


(45)

LAMPIRAN : 5

GAMBAR

Gambar : 1

Ketua Resosialisasi Argorejo Bapak Suwandi 2003- Sekarang (Dokumen Pribadi)


(46)

Gambar : 2

Kepala Dokter Klinik Griya Asa Dokter Bambang (Dokumen Pribadi)


(47)

Gambar : 3

Masjid RW IV Tahun 2000 (Dokemen Pribadi)


(48)

Gambar : 4

Balai RW IV Sekaligus Kantor Resosialisasi Argorejo (Dokumen Pribadi)


(49)

Gambar : 5

Pembinaan Terhadap Operator Karaoke (Dokumen Pribadi)


(50)

Gambar : 6

Suasana Setelah Kegiatan Senam Pagi (Dokumen Pribadi)


(51)

Gambar : 7

Suasana Kegiatan Pembinaan Wanita Tuna Susila (Dokumen Pribadi)


(52)

LAMPIRAN : 6

SURAT KABAR

LOKALISASI SUNAN KUNING BELUM ADA YANG SANGGUP MEMINDAHKAN


(53)

SUARA MEDEKAH 30-07-1983 HAL : H

MULAI 1 MARET 85 SEMUA LOKALISASI HARUS DI TUTUP SUARA MERDEKA, 03-06-1984 HAL: L


(54)

JUM'AT HARI INI LOKALISASI SUNAN KUNING SECARA RESMI DITUTUP SUARA MERDEKA, 01-07-1985C


(55)

(56)

SUARA MERDEKA, 04-07-1985 HAL : A

PENGAWASAN DI LOKALISASI WTS HARUS DIPILIH ORANG2 SUCI SUARA MERDEKA, 05-07-1985C


(57)

PUDAKPAYUNG AKAN TETAP DI JADIKAN LOKALISASI SUARA MERDEKA, 06-06-1985B


(58)

IBU-IBU DI PUDAKPAYUNG PUSING, GARA2 ANAKNYA MULAI BICARA LOKALISASI


(59)

PROYEK LOKALISASI WTS PUDAKPAYUNG MACET LAGI SUARA MERDEKA, 20-06-1987J


(60)

LOKALISASI PUDAKPAYUNG AKAN DILANJUTKAN LAGI SUARA MERDEKA. 02-07-1987L


(61)

PEMINDAHAN LOKALISASI WTS KE PUDAKPAYUNG TETAP TERHAMBAT


(62)

DEWAN PERTANYAKAN REALISASI PEMINDAHAN LOKALISASI SK SUARA MERDEKA, 04-02-1989L


(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

Daftar Anak Asuh Resosialisasi Argorejo Tahun 2010

NO IBU ASUH NAMA/PANGGILAN ALAMAT ASAL PENDIDIKAN KOS TDK

KOS WISMA

1 MASITA

1. Sri Wahyuningsih / SRI

Jln. Panglima Sudirman 303 RT 02 RW 02

Kel. Kingking, Tuban SMP √

BAMBU INDAH 2. Amaroh / IDAROH

Rowosari RT 03 RW 05 Kel. Rowosari,

Kec. Rowosari, Kendal SD √

3. Sunariyah / RIRIN

Dsn. Tegalsari RT 01 RW 05 Kel.

Rowosari, Kendal SMP √

4. Marinah / FANNY

Ds. Pucungkerep Dsn. Tedunan RT 20 RW

04, Kab. Wonosobo SMP √

5. Jumiah / JUMIAH

Tegalsari RT 03 RW 05, Kel. Rowosari,

Kendal SD √

6. Yunita / YUNITA √

2 TEMU

1. Sujiati / SUJIATI Dk. Ngandong RT 02 RW 01 tdk sklh

BU TEMU

2. Sumiati / SUMIATI

3. Kunaeni / ENI Jln. Kendalisodo RT 01 RW 04 SMP

3 ISMANTO

1. Anisah / LISA

Jln. Cendana 5 no. 11 RT 02 RW 08, Jaka

Sampurna, Bekasi Barat SMP √

LAPHENDOS 2. Tia Agustina / TIA

Legok Gunung RT 03 RW 01 Legong

Gunung, Wonopringgo, Pekalongan SMP √

4 SAYANI

1. Mutnasih / ASIH Ds. Tamburamo RT 01 RW 03, Pati SD √

SAYANI

2. Sumiati / SUM Ds. Bakolan Purwantoro Wonogiri SD √

3. Sri Susana / FITRI Ds. Toto Tentrem RT 01 RW 10 SMA √


(78)

5 MUGIRI

1. Ita / ITA Sekayu, Smg Tgh tdk sklh √

MAWAR MERAH 2 2. Purwati /

HARYANTI

Bayangan RT 04 RW 11 Kel. Guyangan,

Kec. Bangsri, Kab. Jepara SMP √

3. Jainah / TINAH

Ngargotirto Garangsari, Lumuyu, Kab.

Boyolali SD √

4. Anita Sukmarani / DITA

Kumudasmoro RT 07 RW 08, Bongsari,

SMG Brt SD √

5. Kuswati / LINA

Jln. Pringgondani II/20A RT 2 RW 13

Krobokan, Smg Brt SD √

6. Zumrotun / JUM

Dk. Watulampang RT 03 RW 04, Kec.

Bucu, Kel. Lumbung, Kab. Jepara SMP √

7. Lastri / LASTRI

Ds. Gedung Lepar RT 02 RW02 Bangsi

Jepara tdk sklh √

8. AYU Puspowarno √

6 MOYO

1. Eka Setyawati / EKA

Cungkup RT 17 RW 05, Pitangrejo,

Juwangi SMP √

MENTARI 2. Yanti / DESI

Bendokuluk RT 01 RW 03, Caruban,

Kandangan, Temanggung SMP √

3. Salamah / SULIS Ngadirgo RT 01 RW 03, Mijen, Kendal SD √

4. Tutut Triyani /

YANI Ds. Kertek RT 09 RW 04, Wonosobo SMP √

5. Parmi / NINIK

Growong RT 03 RW 05, Giriharjo,

Wonogiri SD √

6. Pipin / PIPIN batang, Simpar RT 01 RW 03, Batang SMP √


(79)

3. Mayani / MAYA

Bendungan RT 03 RW 06, Kel. Klodran,

Colomadu, Surakarta SMP √

4. romadonah / DONA

Ds. Kaliputih RT 06 RW 03 Kec.

Singorejo, Kab. Kendal SD √

5. Lelianawati / ELI

Dsn. Nggamblok, Ds. Peron RT 13 RW 03,

Kec. Sukorejo, Kendal SD √

8 SANTI

1. Purwantini / PUR

Ds. Sepat RT 03 RW 07 Kec. Masaran,

Kab. Sragen SD √

GITA SANTIKA 2. Yasminiati / NIA

Kel. Sangaji RT 02 RW 07 Kec. Ternate,

Ternate Utara SD √

3. lestarii

jl panggung mas selatan 01/01 panggung

lor smg utr

9 SUNARTO

1. Endang / ENDANG

Bandungan RT 06 RW 01, bandungan

Kab. SMG SD √

MAWAR MERAH 1

2. Nor Komalah / NOR Ds. Moro RT 02 RW 04, Moro, Demak SMP √

3. Suyatmi / SUYATMI

Ds. Kapyar RT 03 RW 08, Kapyar

Purwantoro SD √

4. Etik Sulistyani / TIA Ds. Kalisari RT 01 RW 02 Sayung Demak SMP √ 5. Yunita / NITA

Rowosari RT 03 RW 02, Gubug

Purwodadi SMP √

6. Nurhayati / NOR

Ds. Dukuh Rt 01 Rw 01, Mudal

Temanggung SMP √

7. Sri Sunarni / CICIK Kesambeh RT 03 RW 01, Ngajum Malang SD √

10 NURYENI

1. Rina / ELLY Tamanrejo RT 12 RW 02, Sukorejo SD √

MELATI 2. Siti Fatimah / TITIS

Cilosari Dalam RT 04 RW 07, Kel.


(80)

4. Mahmudah / CICI

Ds. Krajan tengah RT 01 RW 02, Kec.

Meteseh, Boja Kendal SMP √

11 JUMIRAH

1. Mayana / ANA

Ds. Gondang RT 07 RW 03, Ds.

Campurejo, Kec tretep, Temanggung SMP √

CAKRA MUSIK 2. Jumairah /

JUMIRAH Ds. Cepogo, Kel. Cepu, Kec. Kembang SD √

3. Deni Susanti / DENI

Argorejo RT 02 RW 04, Kalibanteng

Kulon, SMG Brt SD √

12 PAULUS AGUNG T

1. Ayu Nurhayati / AYUK

Bunta Tempel Sari, RT 01 RW 01, Tretep

Temanggung SD √

PANTURA

2. Heni Listyanti / EMI Jln. Rejosari 2 No. 22 Smg Tmr SD √

3. Pasamah / IMA

Ds. Glapan RT 04 RW 04, Gubug,

Purwodadi SMP √

4. Yanti / YANTI

Ds. Dlisen RT 02 RW 02, Limpung,

Batang SMA √

13 RASTIYAH

1. Rosaliyanti / YANTI

Jln. Lebdosari IX/9 RT 03 RW 06, Kel.

Kalibanteng Kulon, Smg Brt SD √

NGUPAYA 2. Kusnah / HESTI

Sumberejo RT 01 RW 02, Kec.

Kaliwungu, Kendal √

14 IDA

1. Depi Pebriani / SANI

Komplek Pasar Baru Nagoya Tos 3000,

Riau √

2. FERA √

3. IRA √


(81)

15 ROHMAT

1. Jumi / NITA Ds. Gemblong, Sragen SD

R n B

2. LALA Kebumen

3. NITA Pekalongan

4. WIWIK Sukorejo

5. ANIK Jepara

16 SUMINI / TATIK

1. Jasmi / YANTI

Dsn. Duwari RT 02 RW 03, Ds. Pengkol,

Kec. Penawangan, Grobogan SD √

2. Marsini /

MARIMAR

Dsn. Duwari RT 02 RW 03, Ds. Pengkol,

Kec. Penawangan, Grobogan SD √

3. Tirah / MIRA Kotayasa RT 09 RW 03, Banyumas SD √

4. Asmaati / ATUN

Dsn. Siwalan RT 04 RW 04, Bulak

rowosari, Kendal SD √

5. Miyem / RANI

Sembukan RT 02 RW 03, Kec. Sidoharjo,

Wonogiri √

6.YUS Kaliwungu SD √

7. Sumarti / UNYIL

Katayamen RT 01 RW 14, Karangawen

Demak SD √

8. Kati / LONDO Jepara, Bintang Portugis SMP √

9. Rere / IRA Ds. Kerang Lates, Sumber Pucing Malang SMK √

17 SARINI

1. TITIN

CHEETOS

2. IIN

3. WIWIN

4. fita wahyuningsih

tambakan RT 01 RW 02 DS ampel sari

kec. Banjarnegara

18 SUMINI 1. YUS Kaliwungu SD SUMINI


(82)

4. Rere / IRA

Ds. Karang Lates Sumber Pucing,

Malang SMK

19

1. sri

ayuminingsih/vivi

puncel RT 03 RW 02 kec dukuhseti kab

pati pesona permai

2. wiji lestari

bonan baaru RT o4 ds masaran kec


(83)

Resosialisasi Argorejo Membagikan Leaflet Tentang Bahaya HIV dan AIDS Kepada Masyarakat


(1)

5 MUGIRI

1. Ita / ITA

Bedagan Raya No. 477 RT 02 RW 02 Kel.

Sekayu, Smg Tgh tdk sklh √

MAWAR MERAH 2 2. Purwati /

HARYANTI

Bayangan RT 04 RW 11 Kel. Guyangan,

Kec. Bangsri, Kab. Jepara SMP √

3. Jainah / TINAH

Ngargotirto Garangsari, Lumuyu, Kab.

Boyolali SD √

4. Anita Sukmarani / DITA

Kumudasmoro RT 07 RW 08, Bongsari,

SMG Brt SD √

5. Kuswati / LINA

Jln. Pringgondani II/20A RT 2 RW 13

Krobokan, Smg Brt SD √

6. Zumrotun / JUM

Dk. Watulampang RT 03 RW 04, Kec.

Bucu, Kel. Lumbung, Kab. Jepara SMP √

7. Lastri / LASTRI

Ds. Gedung Lepar RT 02 RW02 Bangsi

Jepara tdk sklh √

8. AYU Puspowarno √

6 MOYO

1. Eka Setyawati / EKA

Cungkup RT 17 RW 05, Pitangrejo,

Juwangi SMP √

MENTARI 2. Yanti / DESI

Bendokuluk RT 01 RW 03, Caruban,

Kandangan, Temanggung SMP √

3. Salamah / SULIS Ngadirgo RT 01 RW 03, Mijen, Kendal SD √ 4. Tutut Triyani /

YANI Ds. Kertek RT 09 RW 04, Wonosobo SMP √

5. Parmi / NINIK

Growong RT 03 RW 05, Giriharjo,

Wonogiri SD √

6. Pipin / PIPIN batang, Simpar RT 01 RW 03, Batang SMP √


(2)

2. Marsiyah / MARSIYAH

Ds. Kaliputih RT 06 RW 03 Kec.

Singorejo, Kab. Kendal SD √

3. Mayani / MAYA

Bendungan RT 03 RW 06, Kel. Klodran,

Colomadu, Surakarta SMP √

4. romadonah / DONA

Ds. Kaliputih RT 06 RW 03 Kec.

Singorejo, Kab. Kendal SD √

5. Lelianawati / ELI

Dsn. Nggamblok, Ds. Peron RT 13 RW 03,

Kec. Sukorejo, Kendal SD √

8 SANTI

1. Purwantini / PUR

Ds. Sepat RT 03 RW 07 Kec. Masaran,

Kab. Sragen SD √

GITA SANTIKA 2. Yasminiati / NIA

Kel. Sangaji RT 02 RW 07 Kec. Ternate,

Ternate Utara SD √

3. lestarii

jl panggung mas selatan 01/01 panggung

lor smg utr

9 SUNARTO

1. Endang / ENDANG

Bandungan RT 06 RW 01, bandungan

Kab. SMG SD √

MAWAR MERAH 1 2. Nor Komalah / NOR Ds. Moro RT 02 RW 04, Moro, Demak SMP √

3. Suyatmi / SUYATMI

Ds. Kapyar RT 03 RW 08, Kapyar

Purwantoro SD √

4. Etik Sulistyani / TIA Ds. Kalisari RT 01 RW 02 Sayung Demak SMP √ 5. Yunita / NITA

Rowosari RT 03 RW 02, Gubug

Purwodadi SMP √

6. Nurhayati / NOR

Ds. Dukuh Rt 01 Rw 01, Mudal

Temanggung SMP √

7. Sri Sunarni / CICIK Kesambeh RT 03 RW 01, Ngajum Malang SD √

10 NURYENI

1. Rina / ELLY Tamanrejo RT 12 RW 02, Sukorejo SD √

MELATI 2. Siti Fatimah / TITIS

Cilosari Dalam RT 04 RW 07, Kel.


(3)

3. Lili Tri Nursih / LILI

Mranggen, RT 01 RW 01, Bandarsedayu,

Windusari Magelang SMP √

4. Mahmudah / CICI

Ds. Krajan tengah RT 01 RW 02, Kec.

Meteseh, Boja Kendal SMP √

11 JUMIRAH

1. Mayana / ANA

Ds. Gondang RT 07 RW 03, Ds.

Campurejo, Kec tretep, Temanggung SMP √

CAKRA MUSIK 2. Jumairah /

JUMIRAH Ds. Cepogo, Kel. Cepu, Kec. Kembang SD √

3. Deni Susanti / DENI

Argorejo RT 02 RW 04, Kalibanteng

Kulon, SMG Brt SD √

12 PAULUS AGUNG T

1. Ayu Nurhayati / AYUK

Bunta Tempel Sari, RT 01 RW 01, Tretep

Temanggung SD √

PANTURA 2. Heni Listyanti / EMI Jln. Rejosari 2 No. 22 Smg Tmr SD √

3. Pasamah / IMA

Ds. Glapan RT 04 RW 04, Gubug,

Purwodadi SMP √

4. Yanti / YANTI

Ds. Dlisen RT 02 RW 02, Limpung,

Batang SMA √

13 RASTIYAH

1. Rosaliyanti / YANTI

Jln. Lebdosari IX/9 RT 03 RW 06, Kel.

Kalibanteng Kulon, Smg Brt SD √

NGUPAYA 2. Kusnah / HESTI

Sumberejo RT 01 RW 02, Kec.

Kaliwungu, Kendal √

14 IDA

1. Depi Pebriani / SANI

Komplek Pasar Baru Nagoya Tos 3000,

Riau √

2. FERA √

3. IRA √


(4)

5. IDA √

15 ROHMAT

1. Jumi / NITA Ds. Gemblong, Sragen SD

R n B

2. LALA Kebumen

3. NITA Pekalongan

4. WIWIK Sukorejo

5. ANIK Jepara

16 SUMINI / TATIK

1. Jasmi / YANTI

Dsn. Duwari RT 02 RW 03, Ds. Pengkol,

Kec. Penawangan, Grobogan SD √

2. Marsini /

MARIMAR

Dsn. Duwari RT 02 RW 03, Ds. Pengkol,

Kec. Penawangan, Grobogan SD √

3. Tirah / MIRA Kotayasa RT 09 RW 03, Banyumas SD √

4. Asmaati / ATUN

Dsn. Siwalan RT 04 RW 04, Bulak

rowosari, Kendal SD √

5. Miyem / RANI

Sembukan RT 02 RW 03, Kec. Sidoharjo,

Wonogiri √

6.YUS Kaliwungu SD √

7. Sumarti / UNYIL

Katayamen RT 01 RW 14, Karangawen

Demak SD √

8. Kati / LONDO Jepara, Bintang Portugis SMP √

9. Rere / IRA Ds. Kerang Lates, Sumber Pucing Malang SMK √

17 SARINI

1. TITIN

CHEETOS

2. IIN

3. WIWIN

4. fita wahyuningsih

tambakan RT 01 RW 02 DS ampel sari

kec. Banjarnegara

18 SUMINI 1. YUS Kaliwungu SD SUMINI


(5)

Karangawen Demak

3. Kati / LONDO Jepara, Benteng Portugis SMP

4. Rere / IRA

Ds. Karang Lates Sumber Pucing,

Malang SMK

19

1. sri

ayuminingsih/vivi

puncel RT 03 RW 02 kec dukuhseti kab

pati pesona permai

2. wiji lestari

bonan baaru RT o4 ds masaran kec


(6)

Resosialisasi Argorejo Membagikan Leaflet Tentang Bahaya HIV dan AIDS Kepada

Masyarakat


Dokumen yang terkait

MENGUNGKAP SEJARAH DAN MOTIF BATIK SEMARANG SERTA PENGARUHNYA TERHADAP MASYARAKAT KAMPUNG BATIK SEMARANG TAHUN 1970 1998

1 10 59

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN IMS PADA WPS USIA 20-24 TAHUN DI RESOSIALISASI ARGOREJO SEMARANG.

1 4 12

Sistem Informasi Pelayanan Masyarakat Kelurahan Kalibanteng Kulon Semarang Berbasis Web.

0 3 11

PERSEPSI PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) TENTANG NORMA KEHIDUPAN DAN PENGHIDUPAN DI LOKALISASI ARGOREJO KELURAHAN KALIBANTENG KULON KOTA SEMARANG.

0 0 2

Perkembangan Industri Gula Merah Dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Gondang Manis Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus Tahun 1998-2008.

2 12 112

Hubungan Tingkat Pengetahuan, Higiene Perorangan dan Penggunaan Kondom dengan Kejadian Bacterial Vaginosis pada Pekerja Seks Komersial Di Resosialisasi Argorejo Kelurahan Kalibanteng Kulon Kota Semarang Tahun 2009.

0 1 79

Dinamika sektor pariwisata di kabupaten klaten dan pengaruhnya terhadap masyarakat tahun 1998-2010 1. HALAMAN JUDUL

0 0 18

STASIUN CIBATU DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERKEMBANGAN KEHIDUPAN SOSIAL – EKONOMI MASYARAKAT SEKITARNYA (1998-2010) - repository UPI S SEJ 1002480 Title

0 1 3

PERKEMBANGAN PASAR TRADISIONAL DI DESA WADASLINTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT WADASLINTANG, KABUPTEN WONOSOBO (1998-2011) - repository perpustakaan

0 1 12

BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT WADASLINTANG TAHUN 1998-2011 A. Kondisi Geografis Kelurahan Wadaslintang - PERKEMBANGAN PASAR TRADISIONAL DI DESA WADASLINTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT WADASLINTANG, KABUPTEN

0 0 31