Pengaruh Pembelajaran Inkuiri terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Animalia di MAN Bangkalan

(1)

i

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PRESTASI BELAJAR

SISWA PADA MATERI ANIMALIA DI MAN BANGKALAN

SKRIPSI

DISUSUN OLEH : ROBIATUL ADAWIYAH

201210070311003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(2)

ii

LAPORAN SKRIPSI

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PRESTASI BELAJAR

SISWA PADA MATERI ANIMALIA DI MAN BANGKALAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Salah Satu Prasyarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh :

ROBIATUL ADAWIYAH 201210070311003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul:

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI

ANIMALIA DI MAN BANGKALAN

Oleh:

ROBIATUL ADAWIYAH NIM: 201210070311003

telah memenuhi persyaratan untuk dipertahankan didepan Dewan Penguji dan disetujui

Pada tanggal 30 Juli 2016

Menyetujui,

Pembimbing I

Dr. Yuni Pantiwati, M.M., M.Pd

Pembimbing II


(4)

iv

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Robiatul Adawiyah

Tempat/tgl Lahir : Bangkalan, 05 Februari 1994

NIM : 201210070311003

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi : Pendidikan Biologi

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Skripsi dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Inkuiri terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Animalia di MAN

Bangkalan” adalah hasil karya saya, dan dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian atau keseluruhan, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan atau daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh dibatalkan, serta diproses dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Skripsi ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan hak bebas royalty non eksklusif

Demikian pernyataan saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 30 Juli 2016 yang menyatakan,

Robiatul Adawiyah NIM: 201210070311003


(5)

v

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang Dan diterima untuk memenuhi

Sebagian dari Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pendidikan Biologi

Mengesahkan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Malang, 30 Juli 2016 Dekan,

(Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes)

Dewan Penguji

1. Dr. Yuni Pantiwati, M.M., M.Pd 1...

2. Husamah, S.Pd., M.Pd 2...

3. Dr. Nurul Mahmudati, M.Kes 3...


(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

…Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap ( QS. Asy Syarh: 6-8)

Cobaan bukanlah tanpa tujuan dan bukan arah yang tidak jelas. Melainkan semata apakah kita mampu menepisnya dengan tepisan yang baik ataukah

tidak. Lakukan yang terbaik sekarang. Karena akan lebih buruk bila menyesali yang sudah berlalu dan mengkhawatirkan yang akan datang

Kupersembahkan karya yang telah kuperjuangkan dengan penuh kesabaran, keikhlasan, hingga tetesan air mata ini untuk :

Allah SWT, kedua orang tua dan seluruh keluarga

Terimakasih atas segala doa, kasih sayang, nasehat dan motivasinya yang tak henti tercurah untukku

Para sahabat dan orang-orang terkasih, serta teman-teman biologi angkatan 2012, khususnya kelas A

Terima kasih untuk semua dukungan dan bantuannya selama ini., hanya Allah yang dapat membalas semua kebaikan kalian di kemudian hari.


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Pembelajaran Inkuiri terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Animalia di MAN Bangkalan”. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nab Muhammad SAW.

Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis telah melibatkan pihak-pihak yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bantuan, saran, bimbingan serta informasi-informasi yang diperlukan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes selaku dekan fakultas kegutuan dan ilmu pendidikan.

2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, M.M., M.Pd selaku ketua prodi jurusan Pendidikan Biologi dan dosen pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan motivasi dalam penyusunan proposal ini.

3. Bapak Husamah, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan motivasi dalam penyusunan proposal ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Biologi Unibversitas Muhammadiyah

Malang yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan selama kuliah. 5. Kepala Sekolah MAN Bangkalan yang telah mengizinkan saya untuk

melakukan penelitian di MAN Bangkalan

6. Ibu Ernawatiningsih, S.Pd., M.Si selaku guru Biologi MAN Bangkalan yang telah membimbing saya saat penelitian dan murid-murid X MIA 1, 2, dan 3 yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini

7. Ibunda Nur Baidah, S.Pd Aud, Ayahanda Abdul Rauf, SE, kakak Kurrotul Ainiyah, M.Pd dan Saiful Mahmudi, SE serta adik Farah Rizkiyatul Mazidah atas segala kasih sayang, pengorbanan dan motivasi yang telah diberikan. 8. Kepada teman-teman biologi angkatan 2012, khususnya biologi kelas A dan

teman-teman UKM FDI yang telah memberikan masukan dan motivasi. 9. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Penulis menyadari skripsi ini memang masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran para pembaca agar dapat memperbaiki proposal skripsi ini.

Malang, 30 Juli 2016


(8)

viii ABSTRAK

Pengaruh Pembelajaran Inkuiri terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Animalia di MAN Bangkalan

Oleh: Robiatul Adawiyah (201210070311003)

Pembelajaran biologi merupakan proses konstruksi pengetahuan (biologi) melalui aktivitas berpikir. Proses pembelajaran biologi yang diharapkan adalah siswa dapat mengembangkan dan menyeimbangkan kemampuan hard skill, dan soft skill. Kemampuan ini dapat dikembangkan dan diseimbangkan apabila guru menggunakan model pembelajaran yang efektif. Salah satu model pembelajaran dalam Kurikulum 2013 saat ini adalah inquiry learning (pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian. model pembelajaran inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan. Selain itu, dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu atau quasi eksperimen yang bertujuan untuk menganalisis perbedaan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa pada materi Animalia setelah penggunaan model pembelajaran inkuiri level 1 dan inkuiri level 2. Penelitian ini menggunakan

pretest dan posttest untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis dan prestasi

belajar siswa. Subyek dari penelitian ini adalah siswa MAN Bangkalan kelas x mia 1, x mia 2, dan x mia 3.

Hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa. Inkuiri level 2 lebih berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata posttest kelas inkuiri level 2 lebih tinggi daripada kelas inkuiri level 1 dan kelas konvensional. Nilai rata-rata kelas inkuiri level 2 sebesar 67,71 untuk kemampuan berpikir kritis dan 70,42 untuk prestasi belajar. Sedangkan untuk kelas inkuiri 1 dan kelas konvensional sebesar 54,17 dan 34,71 untuk kemampuan berpikir kritis, sedangkan untuk rata-rata posttest prestasi belajar siswa sebesar 59,86 dan 54,03.

Kata Kunci: Model pembelajaran inkuiri, kemampuan berpikir kritis, prestasi belajar siswa

Pembimbing I

Dr. Yuni Pantiwati, M.M., M.Pd

Penulis


(9)

ix ABSTRACT

The Effect of Inquiry learning on Critical thinking skill and Learning Achievement in Animalia at Senior High School of Bangkalan

By: Robiatul Adawiyah (201210070311003)

Learning biology was the process of knowledge construction through the thinking activity. The biology learning process was expected to students could develop and balance the ability of hard skills and soft skills. This capability could be developed and balanced when teachers used effective learning model. One model of learning in the curriculum 2013 was inquiry learning. Inquiry learning model emphasized the student's activity to seek and find the answers the question by themselves. Furthermore, it could develop the ability to think systematic, logical and critical.

This research used quasi-experimental that aimed to analyze the differences in critical thinking skills and learning achievement in Animalia after using inquiry learning model, first inquiry leveland second level. This study used a pretest and posttest to determine the ability of critical thinking and learning achievement students. The subjects of this study were students MAN Bangkalan class X MIA 1, X MIA 2, and X MIA 3.

The results showed inquiry learning model could improve critical thinking skills and student learning achievement. Second level of Inquiry had more effect in increasing critical thinking skills and student achievement. This was evidenced by the average value of second level inquiry posttest higher than first level and inquiry conventional. The average value of second level inquiry at 67.71 for the ability to think critically and 70.42 for student achievement. As for the first class and class conventional inquiry of 54.17 and 34.71 for the ability to think critically, while the average posttest student achievement by 59.86 and 54.03.

Keywords: Inquiry learning model, critical thingking skill, learning achievement

Advisor I

Dr. Yuni Pantiwati, M.M., M.Pd

Researcher


(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

Sampul Luar ... i

Sampul Dalam ... ii

Lembar Persetujuan ... iii

Surat Pernyataan ... iv

Lembar Pengesahan ... v

Motto dan Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... viii

Abstract ... ix

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1. Manfaat teoritis ... 6

1. Manfaat praktis ... 6

1.5 Batasan Masalah ... 6

1.6 Definisi Operasional ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 8

2.1.1 Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 8

2.1.2 Macam – Macam Strategi Pembelajaran Inkuiri... 9

2.1.3 Prinsip – prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri... 11

2.1.4 Langkah – langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 12

2.1.5 Kelebihan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 13

2.2 Kemampuan Berpikir Kritis ... 14

2.3 Prestasi Belajar ... 18

2.4 Kerangka Konsep ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 22

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 22

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

3.3.1 Populasi ... 22

3.3.2 Sampel ... 23

3.4 Variabel Penelitian ... 23


(11)

xi

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.7 Instrumen Penelitian ... 25

3.8 Analisis Instrumen Penelitian ... 26

3.9 Prosedur Penelitian ... 29

3.10 Teknik Analisis Data ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 58

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 58

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 58

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 58

3.3.1 Populasi ... 58

3.3.2 Sampel ... 58

3.4 Data dan Sumber Data ... 58

3.5 Instrumen Penelitian ... 58

3.6 Prosedur Penelitian ... 58

3.7 Teknik Analisis Data ... 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

4.1 Hasil Penelitian ... 33

4.1.1 Data Kemampuan Berpikir Kritis ... 33

4.1.2 Data Prestasi Belajar Siswa ... 34

4.1.3 Uji Prasyarat ... 36

4.1.3.1 Uji Normalitas ... 36

4.1.3.2 Uji Homogenitas ... 39

4.1.3.3 Uji Analisis Anova ... 40

4.2 Pembahasan ... 43

4.2.1 Pengaruh Inkuiri terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 43

4.2.2 Pengaruh Inkuiri terhadap Prestasi Belajar Siswa ... 45

BAB V PENUTUP ... 48

5.1 Kesimpulan ... 48

5.2 Saran ... 48


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Gambaran level inkuiri ... 10

2.2 Sintak Model Pembelajaran Inkuiri Level 1 ... 12

2.3 Sintak Model Pembelajaran Inkuiri Level 2 ... 13

2.4 Indikator Kemampuan Berpikir ... 17

2.5 Indikator Prestasi Belajar (Ranah Cipta atau Kognitif) ... 20

4.1 Data Awal Pengaruh Pembelajaran Inkuiri terhadap Kemampuan Berpikir Kritis ... 33

4.2 Data Akhir Pengaruh Pembelajaran Inkuiri terhadap Kemampuan Berpikir Kritis ... 34

4.3 Data Awal Pengaruh Pembelajaran Inkuiri terhadap Prestasi Belajar Siswa ... 35

4.4 Data Akhir Pengaruh Pembelajaran Inkuiri terhadap Prestasi Belajar Siswa ... 35

4.5 Uji Normalitas Awal Kemampuan Berpikir Kritis ... 37

4.6 Uji Normalitas Akhir Kemampuan Berpikir Kritis ... 37

4.7 Uji Normalitas Awal Prestasi Belajar Siswa ... 38

4.8 Uji Normalitas Akhir Prestasi Belajar Siswa ... 38

4.9 Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Kritis ... 39


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka konsep ... 21 4.1 Diagram Kemampuan Berpikir Kritis ... 34 4.2 Diagram Prestasi Belajar Siswa ... 36


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Level 1 ... 53

2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Level 2 ... 93

3: Kisi-Kisi Soal ... 132

4: Soal Pretest dan Posttest ... 136

5: Rubrik Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Kognitif ... 138

6: Hasil Uji Validasi dan Reabilitas Soal ... 145

7: Hasil Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal ... 146

8: Hasil Kemampuan Berpikir Kritis ... 147

9: Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 150

10: Hasil Uji Deskriptif ... 153

11: Hasil Uji Normalitas ... 155

12: Hasil Uji Homogenitas ... 157

13: Hasil Uji Analisis ANOVA ... 158

14: Dokumentasi Penelitian ... 159


(15)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A & Widodo S. 2004. Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Arifin, Z. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Ainiyah, Kurrotul. 2014. Pengaruh Inkuiri Bebas Termodifikasi terhadap Prestasi Belajar Fisika dan Kerja Ilmiah Siswa Kelas X SMA.Tesis, Program Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Arends, R.I. 2004. Learning to Teach Six Edition. New York: McGraw-Hill Astuti, Y.K. 2014. Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan

Konsep IPA melalui Pembelajaran Berbasis Inquiry. No. 12 Vol 6. STKIP NU Indramayu

Dariyo, Agoes. 2013. Dasar – Dasar Pedagogi Modern. PT Indeks: Jakarta Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Erlangga: Jakarta

Gunawan, A.W. 2004. Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis untuk Menerapkan Accelerated Learning. PT Gramedia Puataka Utama: Jakarta Hikmah, A. 2013. Dampak Penggunaan Hanphone terhadap Prestasi Siswa.

E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya Vol.5

Hilmi, dkk. 2015. Pembelajaran Kimia menggunakan Pendekatan Inkuiri dengan Metode Eksperimen dan Proyek ditinjau dari Kreativitas dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Inkuiri. No. 1 Vol. 4. Universitas Sebelas Maret

Haryati, A. 2004. Hubungan Motivasi Bertanya Siswa dengan Prestasi Belajar Biologi Kelas II SMA Negeri 1 Bima. Skripsi Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang

Hermayani, AZ. 2015. Peningkatan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Ekosistem melalui Penerapan Model Inkuiri Terbimbing. Jurnal Pendidikan Biologi. No. 2 Vol. 6. Universitas Muhammadiyah Metro

Kowiyah. 2012. Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan Dasar No.3 Vol.5

Lampiran Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah: Pedoman Mata Pelajaran Peminatan Biologi


(16)

xvi

Mudalara, I.P. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Bebas terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gianya Ditinjau dari Sikap Ilmiah. Artikel: Universitas Pendidikan Ganesha

Mulyasa, E. 2015. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Remaja Rosdakarya: Bandung

Nurhidayati, S, dkk. 2015. Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa. Jurnal Kependidikan. No. 14 Vo. 3. LPPM IKIP Mataram

Nur, M. 2002. Butir-Butir Penting Pandangan Belajar Menurut Teori Konstruktivis.Proyek Peningkatan Mutu SLTP Jakarta. Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendarl Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Ong, Ai-Choo & Gary D. Borich. 2006. Teaching Strategies That Promote Thinking: Model and Curriculum Approaches. Mc Graw Hill Compabies: Singapore

Paidi. 2005. Peningkatan Scientific Skill Siswa melalui Implementasi Metode

Quided Inquiry pada Pembelajaran Biologi di SMAN 1 Sleman. Artikel:

Universitas Negeri Yogyakarta

Proulx. 2004. Integrated Scientivic Methods and Critical Thinking. The American Biology Education

Pujiastuti, P. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Doipadu Kooperatif Teams Games Tournaments serta Pengaruhnya terhadap Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPA-Biologi pada Siswa Kelas V SD Berkemampuan Akademik Berbeda di Kota Wates Kabupaten Kulonprojo. Disertasi, Program Studi Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Malang

Purwanto, J. Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Pictorial Riddle dengan Konten Integrasiinter koneksi pada Materi Suhu dan Kalor terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Jurnal Kurnia. No. 2 Vol 10. Program Studi Pendidikan Fisika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Putra, SR. 2012. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Diva Press: Yogyakarta

Rustaman, N. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. UM Press: Malang

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana: Jakarta

Santoso, H. 2007. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri dan Strategi Kooperatif terhadap Hasil Belajar Kognitif, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Kemampuan Kerjasama Siswa SMA Berkemampuan Atas dan Bawah di 52


(17)

xvii

Kota Metro Lampung. Disertasi, Program Studi Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Malang

Setiawan, I.G.A.N. 2005. Pengaruh Pembelajaran Kontekstual dalam Strategi Inkuiri dan Pembelajaran Berdasar Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep Biologi siswa SMP di Kecamatan Buleleng Bali. Disertasi, Program Studi Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Malang

Sukimarwati, dkk. 2013. Pembelajaran Biologi dengan Guided Inquiry Model Menggunakan LKS Terbimbing dan LKS Bebas Termodifikasi Ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa. Jurnal Inkuiri. No.2 Vol.2. Universitas Sebelas Maret

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers

Tilaar, H.A.R. 2011. Pedagogik Kritis, Perkembangan, Substansi, dan Perkem-bangannya di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Wahyuningsih, D., dkk. 2015. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Biologi Melalui Inplementasi Model Numbered Head

Together pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Yogyakarta. Jurnal

Pendidikan Matematika dan Sains Tahun III. No. 1 Vol 3. Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pendidikan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

52

53


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biologi memiliki beberapa karakteristik khas, salah satunya proses mempelajari konsep-konsep di dalam setiap materi. Menurut Nuryani (2005) kekhasan biologi terletak dalam berpikirnya. Orang yang mempelajari fisiologi akan diminta mengembangkan berpikir sibernetik, sedangkan dalam taksonomi dikembangkan keterampilan berpikir logis. Hal ini masih kurang disadari oleh mahasiswa (calon guru) dan guru-guru biologi, sehingga dalam menyampaikan materi biologi kepada siswa masih belum maksimal.

Pembelajaran biologi merupakan proses konstruksi pengetahuan (biologi) melalui aktivitas berpikir. Keadaan ini memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan pengetahuan secara mandiri. Proses pembelajaran mencakup 3 aspek yang diperoleh siswa, yaitu ketrampilan berfikir kognitif (minds on), ketrampilan psikomotorik (hands on), dan ketrampilan sosial (hearts on) (Sukimarwati, 2013). Ketiga aspek dapat mengembangkan keterampilan sains siswa apabila guru memberikan masalah-masalah yang riil kepada siswa.

Proses pembelajaran biologi yang diharapkan adalah siswa dapat mengembangkan dan menyeimbangkan kemampuan hard skill, dan soft skill. Kemampuan ini dapat dikembangkan dan diseimbangkan apabila guru menggunakan model pembelajaran yang efektif. Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 menyatakan sebagian besar lulusan SMA tidak dapat menggunakan pengetahuan biologinya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mudah terperdaya


(19)

2

dengan berbagai keadaan di sekitarnya, misalnya saat menentukan pilihan produk makanan, kesehatan, layanan kesehatan, permasalahan lingkungan lainnya.

Model pembelajaran dalam Kurikulum 2013 antara lain inquiry learning (pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian), problem based learning (pembelajaran berbasis pemecahan masalah), dan project based learning (pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah) (Lampiran Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang Pedoman Mata Pelajaran Peminatan Biologi). Berdasarkan ketiga model pembelajaran tersebut, siswa diharapkan dapat mengkontruksi pemahaman dan pengetahuan tentang konsep biologi dan dapat mengembangkan serta menyeimbangkan kemampuan hard skill dan soft skill.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak guru biologi yang belum menggunakan salah satu model pembelajaran di atas. Hal ini menyebabkan aktivitas belajar siswa masih kurang atau belum sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan penelitian terdahulu di salah satu sekolah di Malang oleh Nurhidayati (2015) menyatakan aktivitas belajar siswa yang terdiri dari bertanya, menjawab, berpendapat, tanggung jawab sendiri, dan tanggung jawab sosial berturut-turut sebesar 61,78%, 57,39%, 57,72%, 61,48%, 62,60%. dan 60,19%. Hal ini dapat diketahui bahwa aktivitas siswa masih dikategorikan netral.

Penelitian lain yang dilakukan di salah satu sekolah di Yogyakarta oleh Wahyuningsih (2015) menyatakan aktivitas siswa yang terdiri dari mengajukan pendapat, membuat kesimpulan, mengajukan pertanyaan, dan mencatat hal-hal penting berturut-turut sebesar 61,90%, 57,14%, 49,52%, dan 64,43%. Hal ini juga


(20)

3

dikategorikan netral. Penelitian yang dilakukan di salah satu sekolah di Jawa Barat oleh Astuti (2014) juga menyatakan bahwa aktivitas siswa yang terdiri dari mengamati, memprediksi, mengkomunikasikan, mengklasifikasikan, dan menyimpulkan berturut turut sebesar 66%, 55%, 61%, 57%, dan 54% masih dikategorikan netral. Penelitian-penelitian ini menunjukkan bahwa proses berpikir siswa di dalam kelas cukup baik, namun masih bisa dikembangkan menjadi kategori potitif dengan model pembelajaran yang lebih efektif.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi MAN Bangkalan, metode pembelajaran yang digunakan untuk pelajaran biologi yaitu ceramah dan diskusi. Metode ceramah dilakukan pada semester 1, sedangkan diskusi pada semester 2. Diskusi dilakukan setiap kelompok dan nantinya akan dipresentasikan di kelas. Namun, guru masih belum menggunakan salah satu model pembelajaran yang disarankan oleh Kurikulum 2013. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif dalam belajar.

Hal itulah yang membuat tujuan pendidikan nasional yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik akan sulit tercapai. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional ini dapat kita simpulkan bahwa pendidikan di Indonesia dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada pada setiap pelajar. Guru harus menggunakan model pembelajaran yang efektif dalam penyampaian materi agar dapat mengembangkan dan menyeimbangkan hard skill dan soft skill.

Salah satu model pembelajaran yang disarankan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 ini adalah pembelajaran inkuiri (pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian). Inkuiri adalah suatu pembelajaran yang dirancang


(21)

4

untuk mengajarkan kepada siswa bagaimana cara meneliti permasalahan atau pertanyaan fakta-fakta untuk menemukan ilmu pengetahuan (Pratiwi, 2012). Menurut Sanjaya (2009) model pembelajaran inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan. Selain itu, dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis.

Menurut Pujiastuti (2012) Inkuiri dibedakan menjadi 3 level berdasarkan peran guru dan keterlibatan siswa. Level 1 atau disebut juga inkuiri terbimbing, identifikasi dan pemecahan masalah dirancang oleh guru. Level 2, siswa memutuskan dan merencanakan proses penyelidikan yang dilakukan. Level 3, siswa mengidentifikasi permasalahan, merancang proses penyelesaian masalah dan menarik kesimpulan.

Model pembelajaran inkuiri memiliki beberapa manfaat anatara lain, siswa akan memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik, mendorong siswa untuk berpikir kritis dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, membentuk dan mengembangkan konsep diri dan memberi waktu pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi (Bruner dalam Santoso, 2007).

Berdasarkan penelitian terdahulu, model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan scientific skill, melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi, hasil/prestasi belajar, dan kemampuan berpikir kritis. Menurut Paidi (2005) dalam penelitiannya, model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan scientific skill. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah siswa yang mampu membuat rancangan percobaan dari 12,5% menjadi 50%; peningkatan jumlah siswa yang mampu


(22)

5

melakukan percobaan dan melaporkan hasilnya dari 50% menjadi 75%, dan peningkatan jumlah siswa yang baik penguasaan konsep proses sains-nya dari 50% menjadi 72%.

Menurut Mudalara (2012) dalam penelitiannya, model pembelajaran inkuiri bebas dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa. Hal ini terlihat dari perbedaan hasil belajar kimia siswa yang belajar melalui model pembelajaran konvensional dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri bebas. Hasil belajar dengan menggunakan inkuiri bebas akan lebih tinggi dari pada yang konvensional. Handoko (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri level 1 dan 2 terdapat perbedaan dari segi hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. Siswa yang belajar dengan pendekatan inkuiri level 2 memperoleh rata – rata hasil belajar kognitif dan kemampun berpikir kritis lebih tinggi dari siswa yang belajar dengan pendekatan inkuiri level 1.

Berdasarkan uraian diatas, perlu diadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Inkuiri terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Animalia di MAN Bangkalan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Animalia setelah penggunaan model pembelajaran inkuiri level 1 dan inkuiri level 2? 2. Bagaimana pengaruh prestasi belajar siswa pada materi Animalia setelah


(23)

6

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Menganalisis perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Invertebrata setelah penggunaan model pembelajaran inkuiri level 1 dan inkuiri level 2

2. Menganalisis perbedaan prestasi belajar siswa pada materi Invertebrata setelah penggunaan model pembelajaran inkuiri level 1 dan inkuiri level 2

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan:

1. Manfaat teoritis

Manfaat teortis dari penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan kontribusi terhadap dunia pendidikan, khususnya dalam hal kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran biologi melalui model pembelajaran inkuiri level 1 dan inkuiri level 2.

2. Manfaat praktis

a. Bagi guru, hasil penelitian ini akan memberikan pengetahuan tentang model pembelajaran yang baik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa.

b. Bagi sekolah, penelitian ini dapat membantu sekolah untuk menentukan model pembelajaran yang cocok untuk siswanya dengan melihat perkembangan kurikulum dan informasi yang ada saat ini.


(24)

7

c. Peneliti lain, penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan terutama dalam mengembangkan mata kuliah strategi pembelajaran, penilaian hasil belajar biologi, invertebrata, dan vertebrata.

1.5 Batasan Masalah

Pada penelitian ini, pembahasan permasalahan diperlukan batasan masalah. Hal ini dimaksudkan agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas dan menyimpang dari tujuan yang dikehendaki. Batasan masalah dari penelitian ini yaitu:

1. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas X-1, X-2 dan X-3 MAN Bangkalan tahun ajaran 2015/2016

2. Penelitian ini hanya meneliti bagaimana pengaruh inkuiri level 1 dan level 2 terhadap kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa kelas X pada materi animalia.

3. Aspek yang diteliti adalah kemampuan berpikir kritis, dan prestasi belajar siswa pada ranah kognitif.

1.6 Definisi Operasional

1. Inkuiri level 1 adalah suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan/petunjuk yang cukup luas untuk siswa (Rachman, 2012).

2. Inkuiri level 2 adalah motede pembelajaran inkuiri yang memberikan kebebasan dalam menyelesaikan masalah, melakukan percobaan, menganalisis data, serta membuat kesimpulan (Putri dkk, 2013).


(25)

8

3. Kemampuan Berpikir kritis adalah aktifitas terampil, yang bisa dilakukan dengan lebih baik atau sebaliknya, dan pemikiran kritis yang baik akan memenuhi beragam standar intelektual, seperti kejelasan, relevansi, kecukupan, koherensi, dan lain-lain (Fisher, 2009).

4. Prestasi belajar adalah hasil pencapaian yang diperoleh seorang pelajar (siswa) setelah mengikuti ujian dalam suatu pelajaran tertentu yang diwujudkan dengan laporan nilai (Dariyo, 2013).


(1)

dikategorikan netral. Penelitian yang dilakukan di salah satu sekolah di Jawa Barat oleh Astuti (2014) juga menyatakan bahwa aktivitas siswa yang terdiri dari mengamati, memprediksi, mengkomunikasikan, mengklasifikasikan, dan menyimpulkan berturut turut sebesar 66%, 55%, 61%, 57%, dan 54% masih dikategorikan netral. Penelitian-penelitian ini menunjukkan bahwa proses berpikir siswa di dalam kelas cukup baik, namun masih bisa dikembangkan menjadi kategori potitif dengan model pembelajaran yang lebih efektif.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi MAN Bangkalan, metode pembelajaran yang digunakan untuk pelajaran biologi yaitu ceramah dan diskusi. Metode ceramah dilakukan pada semester 1, sedangkan diskusi pada semester 2. Diskusi dilakukan setiap kelompok dan nantinya akan dipresentasikan di kelas. Namun, guru masih belum menggunakan salah satu model pembelajaran yang disarankan oleh Kurikulum 2013. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif dalam belajar.

Hal itulah yang membuat tujuan pendidikan nasional yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik akan sulit tercapai. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional ini dapat kita simpulkan bahwa pendidikan di Indonesia dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada pada setiap pelajar. Guru harus menggunakan model pembelajaran yang efektif dalam penyampaian materi agar dapat mengembangkan dan menyeimbangkan hard skill dan softskill.

Salah satu model pembelajaran yang disarankan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 ini adalah pembelajaran inkuiri (pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian). Inkuiri adalah suatu pembelajaran yang dirancang


(2)

untuk mengajarkan kepada siswa bagaimana cara meneliti permasalahan atau pertanyaan fakta-fakta untuk menemukan ilmu pengetahuan (Pratiwi, 2012). Menurut Sanjaya (2009) model pembelajaran inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan. Selain itu, dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis.

Menurut Pujiastuti (2012) Inkuiri dibedakan menjadi 3 level berdasarkan peran guru dan keterlibatan siswa. Level 1 atau disebut juga inkuiri terbimbing, identifikasi dan pemecahan masalah dirancang oleh guru. Level 2, siswa memutuskan dan merencanakan proses penyelidikan yang dilakukan. Level 3, siswa mengidentifikasi permasalahan, merancang proses penyelesaian masalah dan menarik kesimpulan.

Model pembelajaran inkuiri memiliki beberapa manfaat anatara lain, siswa akan memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik, mendorong siswa untuk berpikir kritis dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, membentuk dan mengembangkan konsep diri dan memberi waktu pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi (Bruner dalam Santoso, 2007).

Berdasarkan penelitian terdahulu, model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan scientific skill, melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi, hasil/prestasi belajar, dan kemampuan berpikir kritis. Menurut Paidi (2005) dalam penelitiannya, model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan scientific skill. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah siswa yang mampu membuat rancangan percobaan dari 12,5% menjadi 50%; peningkatan jumlah siswa yang mampu


(3)

melakukan percobaan dan melaporkan hasilnya dari 50% menjadi 75%, dan peningkatan jumlah siswa yang baik penguasaan konsep proses sains-nya dari 50% menjadi 72%.

Menurut Mudalara (2012) dalam penelitiannya, model pembelajaran inkuiri bebas dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa. Hal ini terlihat dari perbedaan hasil belajar kimia siswa yang belajar melalui model pembelajaran konvensional dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri bebas. Hasil belajar dengan menggunakan inkuiri bebas akan lebih tinggi dari pada yang konvensional. Handoko (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri level 1 dan 2 terdapat perbedaan dari segi hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. Siswa yang belajar dengan pendekatan inkuiri level 2 memperoleh rata – rata hasil belajar kognitif dan kemampun berpikir kritis lebih tinggi dari siswa yang belajar dengan pendekatan inkuiri level 1.

Berdasarkan uraian diatas, perlu diadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Inkuiri terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Animalia di MAN Bangkalan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Animalia setelah penggunaan model pembelajaran inkuiri level 1 dan inkuiri level 2? 2. Bagaimana pengaruh prestasi belajar siswa pada materi Animalia setelah


(4)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Menganalisis perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Invertebrata setelah penggunaan model pembelajaran inkuiri level 1 dan inkuiri level 2

2. Menganalisis perbedaan prestasi belajar siswa pada materi Invertebrata setelah penggunaan model pembelajaran inkuiri level 1 dan inkuiri level 2

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan:

1. Manfaat teoritis

Manfaat teortis dari penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan kontribusi terhadap dunia pendidikan, khususnya dalam hal kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran biologi melalui model pembelajaran inkuiri level 1 dan inkuiri level 2.

2. Manfaat praktis

a. Bagi guru, hasil penelitian ini akan memberikan pengetahuan tentang model pembelajaran yang baik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa.

b. Bagi sekolah, penelitian ini dapat membantu sekolah untuk menentukan model pembelajaran yang cocok untuk siswanya dengan melihat perkembangan kurikulum dan informasi yang ada saat ini.


(5)

c. Peneliti lain, penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan terutama dalam mengembangkan mata kuliah strategi pembelajaran, penilaian hasil belajar biologi, invertebrata, dan vertebrata.

1.5 Batasan Masalah

Pada penelitian ini, pembahasan permasalahan diperlukan batasan masalah. Hal ini dimaksudkan agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas dan menyimpang dari tujuan yang dikehendaki. Batasan masalah dari penelitian ini yaitu:

1. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas X-1, X-2 dan X-3 MAN Bangkalan tahun ajaran 2015/2016

2. Penelitian ini hanya meneliti bagaimana pengaruh inkuiri level 1 dan level 2 terhadap kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa kelas X pada materi animalia.

3. Aspek yang diteliti adalah kemampuan berpikir kritis, dan prestasi belajar siswa pada ranah kognitif.

1.6 Definisi Operasional

1. Inkuiri level 1 adalah suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan/petunjuk yang cukup luas untuk siswa (Rachman, 2012).

2. Inkuiri level 2 adalah motede pembelajaran inkuiri yang memberikan kebebasan dalam menyelesaikan masalah, melakukan percobaan, menganalisis data, serta membuat kesimpulan (Putri dkk, 2013).


(6)

3. Kemampuan Berpikir kritis adalah aktifitas terampil, yang bisa dilakukan dengan lebih baik atau sebaliknya, dan pemikiran kritis yang baik akan memenuhi beragam standar intelektual, seperti kejelasan, relevansi, kecukupan, koherensi, dan lain-lain (Fisher, 2009).

4. Prestasi belajar adalah hasil pencapaian yang diperoleh seorang pelajar (siswa) setelah mengikuti ujian dalam suatu pelajaran tertentu yang diwujudkan dengan laporan nilai (Dariyo, 2013).