kemagnetan ini akan menyebabkan pada kumparan primer dan kumparan sekunder timbul tegangan induksi. Karena jumlah kumparan pada kumparan
sekunder lebih banyak dari kumparan primer, maka tegangan yang timbul pada kumparan sekunder akan lebih besar atau dengan kata lain pada kumparan
sekunder akan timbul tegangan tinggi. Tegangan tinggi ini akan disalurkan ke rotor distributor untuk dibagi-bagikan ke busi pada tiap si1inder yang mengakhiri
langkah kompresinya. Selanjutnya tegangan tinggi pada busi akan diubah menjadi percikan bunga api guna pembakaran bahan bakar pada ruang bakar.
E. Kerangka Berfikir
Tingkat pemahaman mahasiswa pada saat proses belajar kelistrikan otomotif dengan metode ceramah belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal
ini dapat dilihat dari banyaknya mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kelistrikan otomotif yang mengikuti remedial mid semester khususnya pada
sistem pengapian pada mobil. Metode pengajaran yang digunakan untuk mengatasi hal tersebut ada
beberapa metode. Salah satunya adalah metode pengajaran dengan menggunakan alat peraga. Metode ini berbeda dengan metode pengajaran ceramah karena
memerlukan persiapan khusus, waktu dan biaya yang tidak sedikit, tetapi metode ini bagus bila diterapkan jika ditinjau dari cara menyajikannya. Materi yang
disampaikan kepada mahasiswa berupa suatu alat peraga yang hampir sama dengan cara kerja dan prinsip kerja pada alat yang sebenarnya.
Metode pengajaran dengan menggunakan alat peraga, ternyata dapat diterapkan dalam proses pembelajaran mata kelistrikan otomotif. Tetapi memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada peningkatan kemampuan mahasiswa setelah
menggunakan alat peraga pada mata kuliah kelistrikan otomotif. Salah satu alasan utama pemberian alat peraga ini adalah mahasiswa akan lebih aktif dan kreatif
dalam pembelajaran karena langsung mampu memahami prinsip kerjanya. Diharapkan dengan pemberian materi dan dilanjutkan dengan penggunaan alat
peraga tersebut maka mahasiswa akan lebih cepat memahami materi sistem pengapian konvensional khususnya tentang bagaimana melakukan pendiagnosaan
kerusakan yang terjadi pada sistem pengapian. Salah satu alasan utama pemberian alat peraga ini adalah mahasiswa akan
lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran karena langsung mampu memahami prinsip kerjanya. Diharapkan dengan pemberian materi dan dilanjutkan dengan
penggunaan alat peraga tersebut maka mahasiswa akan lebih cepat memahami materi sistem pengapian pada mobil khususnya tentang bagaimana melakukan
diagnosis kerusakan yang terjadi pada sistem pengapian konvensional. Peneliti ingin mengetahui apakah dengan menggunakan alat peraga tingkat
pemahaman mahasiswa dalam memahami sistem pengapian dapat meningkat dari sebelum menggunakan alat peraga dan sesudah menggunakan. Hal ini akan telihat
ketika membandingkan hasil test sebelum Pre test dan sesudah penggunaan alat peraga Post Tes.
F. HIPOTESIS