Perlakuan terhadap Tinja . Pemeriksaan Kuantitatif dengan Metode McMaster

3.3.2 Perlakuan terhadap Tinja .

Sampel tinja dimasukkan ke dalam kantong plastik bening, diberi label berisi keterangan nama badak atau gajah, tanggal, dan waktu pengambilan kemudian segera dimasukkan ke dalam lemari pendingin bersuhu kurang lebih 4 C. 3.3.3 Pemeriksaan Kualitatif dengan Metode Sedimentasi Feses Tinja sebanyak 3 gram diambil dan dimasukan ke dalam gelas piala, kemudian ditambahkan 50 ml air atau larutan NaCl fisiologis, diaduk, kemudian disaring dengan saringan teh. Campuran ini kemudian difiltrasi dengan filter bertingkat dengan celah permeabel berukuran 400 µm, 100 µm, dan 40 µm. Endapan pada filter ke-3 dituang ke gelas jus lalu ditambahkan air sampai penuh dan dibiarkan selama 15-20 menit. Supernatan dibuang dengan hati-hati agar endapan tidak terbuang, lalu ditambahkan lagi air ke dalam gelas jus sampai penuh, proses ini diulang sampai supernatan menjadi bersih, larutan sedimen yang tersisa dimasukan ke cawan petri. Larutan diambil dengan pipet dan diletakkan satu tetes di atas kaca objek dan ditutup dengan kaca penutup dan diperiksa dengan pembesaran 10 X Soulsby 1982.

3.3.4 Pemeriksaan Kuantitatif dengan Metode McMaster

Pemeriksaan ini bertujuan menghitung telur cacing menggunakan kamar hitung McMaster. Metode ini juga dapat digunakan untuk mengetahui derajat infeksi. Tinja diambil sebesar 2 gram lalu ditambah dengan cairan pengapung sebanyak 58 ml. Tinja diaduk sampai tercampur merata dengan cairan pengapungair, kemudian campuran tinja dimasukkan ke dalam cawan lainnya. Campuran dihomogenkan lalu cairan dipipet ke dalam kamar hitung McMaster, kemudian didiamkan 3-5 menit. Jumlah telur yang ada di kamar hitung dihitung. Penghitungan dilakukan untuk setiap tipe telur Soulsby 1982. Penghitungan jumlah telur dalam tiap gram tinja TTGT menggunakan rumus: TTGT = nbt x Vtotalvhitung Keterangan : n : jumlah telur yang ditemukan dalam kamar hitung bt : berat tinja g Vtotal : volume cairan pengapung + tinja ml Vhitung : volume cairan yang dimasukkan ke dalam kamar hitung ml 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Metode Sedimentasi

Dokumen yang terkait

STUDI PERILAKU BERKUBANG BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis Fischer, 1814) DI SUAKA RHINO SUMATERA TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS

6 44 45

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI PROTOZOA PARASITIK PADA SAMPEL FESES GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) DI PUSAT KONSERVASI GAJAH, TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS

7 66 63

IDENTIFIKASI NEMATODA DAN TREMATODA SALURAN PENCERNAAN PADA GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) DI PUSAT KONSERVASI GAJAH (PKG) TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS, LAMPUNG

2 36 55

Kajian Kurikulum Pelatihan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Pusat Latihan Gajah (PLG) Way Kambas, Lampung

0 6 76

Analisis habitat badak sumatera (dicerorhinus sumatrensis fischer 1814) studi kasus taman nasional way kambas

0 2 234

Keberadaan Caplak (Parasitiformes : Ixodidae) di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas Lampung dan Kaitannya dalam Penularan Penyakit pada Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)

3 31 85

Studi Perilaku Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis Fischer, 1814) di Suako Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas Lampung

0 7 99

Protozoa Parasitik pada Tinja Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), dan Hewan Ternak di Taman Nasional Way Kambas

0 15 68

Helminthes Parasite at feces of Sumatran Rhinoceros (Dicerorhino sumatrensis) and Sumatran Elephant (Elephas maximus sumatranus) in way Kambas National Park Lampung ( Semi Insitu )

0 6 1

Hubungan kecacingan pada ternak sapi di sekitar Taman Nasional Way Kambas dengan kemungkinan kejadian kecacingan pada Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) di Suaka Rhino Sumatera.

3 15 62