Hubungan Panjang Bobot dengan Indeks Kematangan Gonad IkanTembang (Sardinella fimbriata) di Perairan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

47

HUBUNGAN PANJANG BOBOT DENGAN
INDEKSKEMATANGAN GONAD IKAN TEMBANG (Sardinella
fimbriata) DI PERAIRAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI
SERDANGSUMATERA UTARA

CHERIN MONALISA SIRAIT
100302060

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015

48

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian


:

Hubungan Panjang Bobot dengan Indeks Kematangan Gonad
IkanTembang (Sardinella fimbriata) di Perairan Pantai Labu
Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

Nama

:

Cherin Monalisa Sirait

NIM

:

100302060

Program Studi


:

Manajemen Sumberdaya Perairan

Disetujui Oleh,
Komisi Pembimbing :

Prof. Dr.Hasan Sitorus, MS
Ketua

Ani Suryanti, S.Pi, M.Si
Anggota

Mengetahui,

Dr. Ir. Yunasfi, M.Si
Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

49


HUBUNGAN PANJANG BOBOT DENGAN
INDEKSKEMATANGAN GONAD IKAN TEMBANG (Sardinella
fimbriata)
DI PERAIRAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI
SERDANGSUMATERA UTARA

SKRIPSI

CHERIN MONALISA SIRAIT
100302060

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

50

2015
HUBUNGAN PANJANG BOBOT DENGAN
INDEKSKEMATANGAN GONAD IKAN TEMBANG (Sardinella

fimbriata)
DI PERAIRAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI
SERDANGSUMATERA UTARA

SKRIPSI

CHERIN MONALISA SIRAIT
100302060

SkripsiSebagai SatuDiantaraBeberapaSyarat untukdapat MemperolehGelar
Sarjana Perikanan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas PertanianUniversitasSumatera UtaraMedan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN

51

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI

Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Cherin Monalisa Sirait
Nim

: 100302060

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan Panjang Bobotdengan
Indeks Kematangan Gonad Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) di Perairan
Pantai Labu KabupatenDeliSerdang Sumatera Utara” adalah benar merupakan
hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir
skripsi ini.

Medan, Desember2015


Cherin Monalisa Sirait
NIM. 100302060

52

ABSTRAK
CHERIN MONALIS SIRAIT. Hubungan Panjang Bobot dengan Indeks Kematangan
Gonad Ikan Tembang (Sardinellafimbriata) di Perairan Pantai Labu Kabupaten Deli
Serdang Sumatera Utara di bawah bimbingan HASAN SITORUS danANI
SURYANTI.
Penelitian inI bertujuanuntukmengetahuipertumbuhandanaspekreproduksi
berdasarkanhubunganpanjangberatikandanindekskematangan
gonad
(IKG)ikan
Tembang (Sardinella fimbriata). Hasilpenelitiandiharapkandapatmenjadiinformasi
yang
bergunabagipengelolaansumberdayaikanTembang
secara
optimal
danberkelanjutan.Penelitiandilakukan di perairanpantaiLabu, Kabupaten Deli

SerdangProvinsi Sumatera utaraselama 3 bulandimulaidari November 2014
hinggaJanuari 2015.Jumlah ikanTembang yang digunakan sebagai sampel dalam
penelitian sebanyak 270 ekoryang terdiri dari 119 ekorikanbetinadan 151
ekorikanjantan.
Hasil
penelitian
memperlihatkan
bahwa
kisaranpanjangikanbetinalebihbesardaripada
ikanjantan.
PolapertumbuhanikanTembangbetina adalahisometrik dan ikan jantan adalah
allometrik
negatif.Faktorkondisidan
nilai
IKG
ikanbetinalebihbesardibandingkanikanjantan.Parameter panjang berat ikanberkorelasi
kuat dengan IKG.
Kata Kunci :PanjangBobot, IKG, Ikan Tembang, PantaiLabu.

53


ABSTRACT

CHERIN MONALISA SIRAIT. Relationship of Length Weight with Gonad Maturity
Index of Fringescale Sardine (Sardinellafimbriata) in LabuCoastal Waters at Deli
SerdangDistrict of North Sumatera Under AcademicSupervisor by HASAN
SITORUS and ANI SURYANTI.
The objectiveof the research was to determine the growth and rerproduction
aspects based relationship of length weight with Gonad Maturity Index (IKG) of
Fringescale Sardine (Sardinella fimbriata).The researchhad been conducted in Labu
coastal water, Deli SerdangDistrict of North Sumatera Province for 3 (three) months
starting from November 2014 until January 2015. The result are expected to be a
source of information that useful for fish resource management to gain the optimal
and sustainable utilization.The number of fish samples was 270 fishes which consist
119 female fishes and 151 male fishes. The result showed that the length range of
female fishes waslarger than male fishes. Female fish growth pattern was isometric,
and male fish was negative allometric.Conditions factor and IKG of female fish was
larger than male fish. The correlation of length weight with IKG of fish was strong.

Keywords :LenghWeight, IKG, Fringescale Sardine, LabuCoastal Waters.


54

RIWAYAT HIDUP
Penulisdilahirkandi Paritohan pada tanggal 27 Februari 1992.
Anak kedua dari tujuh bersaudara anak dari Bapak Rusman
Sirait dan Ibu Deli Rugun Aritonang. Pendidikan formal yang
telah ditempuh penulis adalah pada tahun 2001 lulus dari SD
Negeri 173651 Pintu Pohan Meranti Porsea, pada tahun 2007
lulus dari SLTP Negeri 4 Pintu Pohan Meranti Porsea dan
pada tahun 2010 lulus dari SMA Negeri 1Pintu Pohan Meranti Porsea. Pada tahun
2010 diterima di Fakultas Pertanian Universitas SumateraUtara melalui jalur Ujian
Masuk Bersama Perguruan Tinggi Negeri(UMB-PTN) pada Program Studi
Manajemen Sumberdaya Perairan.PenulismengikutiPraktikKerjaLapangan (PKL)
padabulanJulisampaidengan bulan Agustus 2013 di PT. Indonesia Asahan
Aluminium (INALUM) Persero.
Penulis juga aktif menjadi anggota IMASPERA (Ikatan Mahasiswa
Manajemen Sumberdaya Perairan) periode 2012 – 2013.

55


KATA PENGANTAR

Puji dansyukurpenulisucapkankehadiratTuhan Yang MahaEsaatasberkatdan
anugerah-Nya, sehinggapenulisdapatmenyelesaikanskripsiinitepatpadawaktunya.
SkripsiiniberjudulHubungan Panjang Bobot dengan Indeks Kematangan
Gonad Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) di Perairan Pantai
Kabupaten

Deli

Serdang

Utaradisusunsebagaisalahsatusyaratuntukmemperolehgelarsarjana

Labu

Sumatera
di


Program

StudiManajemenSumberdayaPerairan, FakultasPertanianUniversitas Sumatera Utara,
Medan.
Padakesempatanini,penulismengucapkanterimakasihkepadakeduaorangtuaBap
akRusman SiraitdanIbuDeli Rugun Aritonang sertakepadasaudara saudarasaya;
KakakYukiFebrina Sirait, S.Tp, Adik Pinta Lioni Sirait, Sarah Monika Sirait, Amos
AsidoSirait, SidhartaUtamaSiraitdan Mahatma AgungSiraityang telahmemberikandoa
dan dukungankepadapenulis.
UcapanterimakasihjugapenulissampaikankepadaBapakProf.Dr.Hasan Sitorus,
MSselakuketuakomisipembimbingdankepada
M.Siselakuanggotakomisipembimbingatasilmu
diberikankepadapenulisselamapenyelesaianskripsiini.

IbuAniSuryanti,

S.Pi,

danbimbinganyang

telah

56

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis juga menyadari bahwa begitu banyak
bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepadaBapak Prof. Dr. Ir. Dharma Bakti, M.S selaku Dekan Fakultas
Pertanian. Kepada Bapak Dr. Ir. Yunasfi, M.Siselaku ketua Program Studi
Manajemen Sumberdaya Perairan dan Bapak Pindi Patana, S.Hut, M.Sc selaku
sekretaris Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan.
Kepada seluruh dosen pengajar di Program Studi Manajemen Sumberdaya
Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara kepadaBapak Rusdi
Leidonald, SP, M.Sc,Ahmad Muhtadi Rangkuti, S.Pi, M.Si, Zulham Apandi Harahap,
S. Kel, M.Si, Indra Lesmana, S.Pi, M.Si dan kepada IbuDesrita, S.Pi, M.Si selaku
Kepala Laboratorium Terpadu Manajemen Sumberdaya Perairan dan juga
kepadaKakakNur Asiah, A.Mdselaku staf tata usaha di Program Studi Manajemen
Sumberdaya Perairan.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Kepala Desa Pantai Labu
Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitiandi Pantai Labu.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada seluruh teman-teman
MSP stambuk 2010 khususnya Endaiyana Libertyta,Mariany Siagian, Ruth
Melisa,TheresiaJilfiola, Rebeka Siahaan, Eva Christina Simamora, ErnawatiButarbutar, dan Zefri AdeGurukinayansertaadik Julia SyahrianiPasaribuyang telah
memberikan semangat dan bantuan selama melaksanakan penelitian.

57

Akhir

kata,

penulis

mengucapkanterimakasihsemogaskripsiinibermanfaatbagipihak

yang

membutuhkandanuntukkepentinganpenelitianselanjutnya.
Medan, Desember2015

Cherin Monalisa Sirai

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................ i
ABSTRACT .....................................................................................................

ii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................

iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................

iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................

vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

viii

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

x

PENDAHULUAN...........................................................................................
Latar Belakang ........................................................................................
Rumusan Masalah ...................................................................................
Kerangka Penelitian ................................................................................
Tujuan Penelitian ....................................................................................
Manfaat Penelitian ..................................................................................

1
1
2
3
4
5

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................
KlasifikasidanCiriMorfologisIkanTembang ...........................................
Distribusi Habitat ....................................................................................
Pertumbuhan ...........................................................................................
Faktor Kondisi .........................................................................................
Aspek Biologi Reproduksi ......................................................................

6
6
8
9
11
12

58

Nisbah Kelamin.......................................................................................
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) .......................................................
Indeks Kematangan Gonad(IKG) ...........................................................
Parameter Fisik dan Kimia Air ...............................................................

12
13
14
15

METODE PENELITIAN ..............................................................................
Waktu dan Tempat Lokasi Penelitian .....................................................
Alat dan Bahan ........................................................................................
Prosedur Penelitian..................................................................................
Penentuan Stasiun ...................................................................................
Pengambilan Sampel ...............................................................................
Pengukuran Sampel di Laboratorium .....................................................
Analisis Data ...........................................................................................

18
18
19
19
19
20
20
21

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................
Hasil .....................................................................................................
Kualitas Air Perairan Pantai Labu...............................................
Panjang dan Bobot Ikan Tembang ..............................................
Pertumbuhan ...............................................................................
Hubungan Panjang Bobot ...........................................................
Faktor Kondisi .............................................................................
Aspek Reproduksi Ikan Tembang ...............................................
Rasio Kelamin .............................................................................
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) ...........................................
Indeks Kematangan Gonad (IKG) ..............................................
Hubungan Panjang Bobot dengan Indeks Kematangan Gonad

27
27
27
27
30
30
32
32
32
33
34
35

Pembahasan ..........................................................................................
Kualitas Air Perairan Pantai Labu...............................................
Panjang dan Bobot Ikan Tembang ..............................................
Pertumbuhan ...............................................................................
Hubungan Panjang Bobot ...........................................................
Faktor Kondisi .............................................................................
Aspek Reproduksi Ikan Tembang ...............................................
Rasio Kelamin .............................................................................
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) ...........................................
Indeks Kematangan Gonad (IKG) .....................................
Hubungan Panjang Bobot dengan Indeks Kematangan Gonad

35
35
37
37
37
37
38
39
40
40
41

KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................
Kesimpulan ......................................................................................................
Saran.................................................................................................................

43
43
43

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

44

59

LAMPIRAN ....................................................................................................

47

DAFTAR GAMBAR

No.

Teks

Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian..........................................................

4

2. Ikan Tembang ....................................................................................

6

3. Peta Lokasi Penelitian ........................................................................

18

4. Grafik Hasil Tangkapan Ikan Tembang (S.fimbriata) Jantan dan
Betina berdasarkan panjang pada Tiap Bulan Pengamatan ...............

28

5. Grafik Hasil Tangkapan Ikan Tembang (S.fimbriata) Jantan dan
Betina berdasarkan panjang pada Tiap Bulan Pengamatan ...............

29

6. Grafik Hubungan Panjang Bobot Ikan Tembang (S.imbriata)
Jantan dan Betina ...............................................................................

30

7. Faktor Kondisi Ikan Tembang berdasarkan Bulan Pengamatan ........

31

8. Faktor Kondisi Ikan Tembang Betina dan Jantan berdasarkan
Tingkat Kematangan Gonad ..............................................................
9. Rasio Kelamin Ikan Tembang (S.fimbriata) ......................................

32
32

10. Grafik Tingkat Kematangan Gonad Ikan Tembang Jantan dan
Betina pada Setiap Bulan Pengamatan......................................................

33

11. Indeks Kematangan Gonad Ikan Jantan dan Betina setiap Bulan ......

35

60

DAFTAR TABEL

No.

Teks

Halaman

12. Pengukuran Parameter Fisik Kimia Perairan .....................................

20

13. Penentuan Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Secara Morfologi ....

24

14. Kisaran Nilai Parameter Kualitas Air Perairan Pantai Labu ..............

27

15. Hasil Penangkapan Ikan Tembang (S.fimbriata) ...............................

27

16. Kisaran Panjang berat dan Faktor Kondisi Ikan Tembang (S.fimbriata)
Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................................

31

17. Persentase Komposisi Ikan Tembang (S.fimbriata) Jantan dan
Betina Berdasarkan Tingkat Kematangan Gonad ..............................

33

18. Nilai Indeks Kematangan Gonad (%) Ikan Tembang (S.fimbriata)
Betina Berdasarkan Tingkat Kematangan Gonad dan Jenis Kelamin

34

19. Nilai Indeks Kematangan Gonad (%) Ikan Tembang (S.fimbriata)
Jantan Berdasarkan Tingkat Kematangan Gonad dan Jenis Kelamin

34

61

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Teks

Halaman

1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur DO..........................

51

2. Data Tangkapan Ikan Tembang (S.fimbriata)....................................

52

3. Hasil Perolehan Ikan Tembang Berdasarkan Kelompok Panjang .....

57

4. Hasil Perolehan Ikan Tembang Berdasarkan Kelompok Bobot ........

58

5. Faktor Kondisi Ikan Tembang ...........................................................

59

6. Uji Chi Square terhadap Rasio Kelamin ikan Tembang (S. fimbriata)
di perairan pantai Labu, kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara ....

60

7. Tabel Uji Hubungan Panjang Bobot dengan Indeks Kematangan
Gonad (IKG) Melalui Analisa SPSS 19.............................................

61

8. Foto Peralatan Penelitian ...................................................................

63

9. Foto Pengambilan Ikan dan Pengukuran Parameter Fisik Kimia
Perairan ..............................................................................................

64

52

ABSTRAK
CHERIN MONALIS SIRAIT. Hubungan Panjang Bobot dengan Indeks Kematangan
Gonad Ikan Tembang (Sardinellafimbriata) di Perairan Pantai Labu Kabupaten Deli
Serdang Sumatera Utara di bawah bimbingan HASAN SITORUS danANI
SURYANTI.
Penelitian inI bertujuanuntukmengetahuipertumbuhandanaspekreproduksi
berdasarkanhubunganpanjangberatikandanindekskematangan
gonad
(IKG)ikan
Tembang (Sardinella fimbriata). Hasilpenelitiandiharapkandapatmenjadiinformasi
yang
bergunabagipengelolaansumberdayaikanTembang
secara
optimal
danberkelanjutan.Penelitiandilakukan di perairanpantaiLabu, Kabupaten Deli
SerdangProvinsi Sumatera utaraselama 3 bulandimulaidari November 2014
hinggaJanuari 2015.Jumlah ikanTembang yang digunakan sebagai sampel dalam
penelitian sebanyak 270 ekoryang terdiri dari 119 ekorikanbetinadan 151
ekorikanjantan.
Hasil
penelitian
memperlihatkan
bahwa
kisaranpanjangikanbetinalebihbesardaripada
ikanjantan.
PolapertumbuhanikanTembangbetina adalahisometrik dan ikan jantan adalah
allometrik
negatif.Faktorkondisidan
nilai
IKG
ikanbetinalebihbesardibandingkanikanjantan.Parameter panjang berat ikanberkorelasi
kuat dengan IKG.
Kata Kunci :PanjangBobot, IKG, Ikan Tembang, PantaiLabu.

53

ABSTRACT

CHERIN MONALISA SIRAIT. Relationship of Length Weight with Gonad Maturity
Index of Fringescale Sardine (Sardinellafimbriata) in LabuCoastal Waters at Deli
SerdangDistrict of North Sumatera Under AcademicSupervisor by HASAN
SITORUS and ANI SURYANTI.
The objectiveof the research was to determine the growth and rerproduction
aspects based relationship of length weight with Gonad Maturity Index (IKG) of
Fringescale Sardine (Sardinella fimbriata).The researchhad been conducted in Labu
coastal water, Deli SerdangDistrict of North Sumatera Province for 3 (three) months
starting from November 2014 until January 2015. The result are expected to be a
source of information that useful for fish resource management to gain the optimal
and sustainable utilization.The number of fish samples was 270 fishes which consist
119 female fishes and 151 male fishes. The result showed that the length range of
female fishes waslarger than male fishes. Female fish growth pattern was isometric,
and male fish was negative allometric.Conditions factor and IKG of female fish was
larger than male fish. The correlation of length weight with IKG of fish was strong.

Keywords :LenghWeight, IKG, Fringescale Sardine, LabuCoastal Waters.

62

PENDAHULUAN

Latar belakang
Perairan Pantai Labu terletak di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi
Sumatera Utara merupakan daerah estuari dengan zona transisi antara dua lingkungan
perairan yakni air asin dari Selat Malaka dan air tawar dari beberapa sungai yang
bermuara ke Pantai Labu. Sungai yang bermuara di Pantai Labu terdiri dari vegetasi
mangrove dan pada daerah tertentu di sekitar perairan Pantai Labu terdapat areal
pemukiman penduduk yang sebagian besar penduduknya adalah nelayan. Daerah
pesisir Pantai Labu merupakan daerah yang telah mengalami eksploitasi disebabkan
kawasan Pantai Labu telah dimanfaatkan oleh masyarakat dengan berbagai aktivitas
seperti (1) pariwisata pantai, (2) pertambakan, (3) pemukiman, (4)penangkapan ikan
dan kerang.
MenurutDitjen Perikanan (2011), estimasi potensi sumberdaya ikan di Pantai
Timur Sumatera Utara (Selat Malaka dan Laut Andaman) menurut hasil survei adalah
276.000 ton/tahun terdiri atas ikan pelagis besar 27.700 ton/tahun, ikan pelagis kecil
143.300 ton/tahun, ikan demersal 82.400 ton/tahun dan ikan karang konsumsi

63

5.000ton/tahun. Salah satu potensi sumberdaya perikanan tangkap tersebut adalah
ikan tembang (S.fimbriata).
Ikan Tembang(S. fimbriata)adalah satu diantara beberapa ikan pelagis yang
hidup di perairan pantai dan suka bergerombol pada area yang luas sehingga sering
tertangkap bersama ikan pelagis lainnya. Ikan tembang hidup pada kedalamaan
200m.Ikan tembang merupakan salah satu jenis ikan ekonomis penting dan banyak
dikonsumsi oleh masyarakat sehingga dijadikan sebagai salah satu komoditas
perikanan tangkap di Perairan Pantai Labu dan sumber bahan pangan berprotein
tinggi.
Sejauh ini belum diketahui bagaimana hubungan panjang bobot dengan
indeks kematangan gonad ikan tembang di Perairan Pantai Labu yang merupakan
salah satu aspek biologi ikan yang perlu untuk diketahui. Pada umumnya proses
reproduksi ikan dapat dibagi dalam tiga periode yaitu prapemijahan, periode
pemijahan, periode pasca pemijahan. Dengan mengetahui hubungan panjang bobot
dan indeks kematangan gonad dapat memberikan informasi mengenai nisbah
kelamin, indeks kematangan gonad dan hubungan panjang bobot dengan indeks
kematangan gonad dari ikan tembang.
Untuk menjaga kelestarian ikan Tembang diperlukan kajian mengenai aspek
biologi ikan, khususnya Hubungan Panjang Bobot dengan Indeks Kematangan Gonad
Ikan Tembang(S.fimbriata) di Perairan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Dengan
mengetahui aspek tersebut, maka penangkapan dapat dilakukan secara optimal dan

64

lestari dengan harapanperikanan di Perairan Pantai Labu tetap terjaga dan menjadi
dasar dalam pengelolaan berkelanjutan.

Rumusan masalah
Ikan Tembang (S.fimbriata) merupakan salah satu ikan ekonomis yang
dominan tertangkap di Perairan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang. Penurunan
hasil tangkapan (fish catch) yang telah terjadi disebabkan tingginya aktivitas
penangkapan ikan yang dilakukan oleh masyarakat nelayan di sekitar Pantai Labu
tanpa memperhatikan kemampuan pulih dari ikan Tembang.Sampai saat ini informasi
mengenai aspek biologi ikan Tembang di Pantai Labu belum cukup tersedia sehingga
perlu dilakukan penelitian terhadap aspek hubungan panjang bobot dengan Indeks
Kematangan Gonad (IKG) ikan tembang di Perairan Pantai Labu, Kabupaten Deli
Serdang. Berdasarkan hal tersebut, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai
berikut :
1. Bagaimana pertumbuhan ikan Tembang (S.fimbriata)

berdasarkan hubungan

panjang bobot di pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang?
2. Bagaimana hubungan panjang bobot dengan indeks kematangan gonad ikan
berdasarkan nisbah kelamin, IKG, TKG, ikan Tembang (S.fimbriata) di Pantai
Labu, Kabupaten Deli Serdang ?

Kerangka Pemikiran
Perairan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu area
penangkapan ikan Tembang yang bersifat ekonomis dan dikonsumsi oleh masyarakat.

65

Sampai saat ini informasi mengenai aspek biologi ikan Tembang di Pantai Labu
masih sedikit. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan panjang
bobot dengan indeks kematangan gonad ikan Tembang di Perairan Pantai Labu.
Pengambilan sampel hasil tangkapan nelayan dilakukan untuk melihat aspek
pertumbuhannya melalui analisis hubungan panjang bobot dan faktor kondisi.
Selanjutnya hubungan panjang

bobot dengan indeks kematangan gonad (aspek

reproduksi) dikaji berdasarkan nisbah kelamin, IKG, TKG. Selanjutnya kerangka
pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.
Perairan Pantai Labu

Ikan Tembang

Pertumbuhan

Reproduksi

Hubungan Panjang Bobot
Faktor Kondisi

- Nisbah Kelamin
- TKG
- IKG

Pengelolaan
Berkelanjutan

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

66

Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pertumbuhan ikan tembang(S.fimbriata) berdasarkan hubungan
panjang bobot dan faktor kondisi di perairan pantai Labu, Kabupaten Deli
Serdang.
2. Mengetahui hubungan panjang bobot dengan indeks kematangan gonad
berdasarkan rasio kelamin, IKG, TKG, ikan Tembang (S.fimbriata) di Perairan
Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.

Manfaat penelitian
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai karakteristik biologi
ikan Tembang di Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang bagi pihak yang
membutuhkan baik dalam bidang pendidikan, masyarakat dan instansi tertentu yang
dapat dijadikan sebagai dasar pengelolaan perikanan ikan tembang secara
berkelanjutan.

67

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Dan Morfologi Ikan Tembang (Sardinella fimbriata)
Klasifikasi ikan tembang menurut (Saanin, 1979) berdasarkan tingkat
sistematikanya adalah sebagai berikut:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Clupeiformes

Famili

: Clupeidae

Subfamili

: Incertae sedis

Genus

: Sardinella

Spesies

: Sardinella fimbriata

Nama umum : Fringle-scale sardinella, fimbriated sardinella
Bentuk morfologi ikan Tembang dapat dilihat pada Gambar 2.

68

Gambar 2. Ikan Tembang
Menurut Saanin (1979), ikan tembang(S.fimbriata), mempunyai bentuk tubuh
yang memanjang, badan tertutup sisik sampai di kepala, kecuali bagian moncong
sebelah depan. Mulut agak lebar dengan gigi yang lemah, tanda khususnya adalah
sepasang gurat sisi (linea lateralis)membentuk garis yang tak terputus -putus
memanjang mulai dari ujung ekor sampai di ujung tutup insang.
Ikan tembang (S. fimbriata) adalah ikan pelagis kecil yang ditemukan
menyebar di Perairan Teluk Persia, Afrika Timur termasuk Madagaskar,Indonesia,
Taiwan, Korea, LautArafura dan Australia bagian Utara. Spesies inihidup
bergerombol di perairan pesisirpada kedalaman antara 10–70 m. Alat tangkap yang
biasa digunakan untuk menangkap ikan tembang adalah purse seine, seinenetsdan set
net.Jenis ikan tembangini termasuk ikan ekonomis penting dan merupakansalah satu
targettangkapan perikanan yang menjanjikan di pesisirIndonesia(Allen, 2000 dalam
Ernawati dan Kamal, 2010).
Ikan tembang (S. fimbriata) memiliki ciri-ciri bentuk tubuhpipih memanjang
dan tidak begitu kompres. Sirip punggung mempunyai jari-jarilemah dengan jumlah
berkisar 30 – 35dan punggung jari-jari keras berjumlah 8, sirip dubur terdiri dari dua

69

jari-jari keras bergabung dengan 26–30 jari-jari lemah. Kebanyakan ikan iniberwarna
agak cerah yaitu warna tubuhnya yang bertingkat, dibagian dorsalberwarna biru
kemudian bagian sisik keperak-perakan, dan putih bagian perut.Panjangtubuh ikanini
biasanyamencapai21 cm

(Dirjen Perikanan, 1998).

Menurut Peristiwady(2006) dalam Izzani, (2012),ikan tembang memiliki
bentuk tubuh memanjang dan pipih serta memiliki duri di bagian bawah badan.
Lengkung kepala bagian atas ikan tembang sampai di atas mata hampir lurus, dan
dari setelah mata sampai awal dasar sirip punggung agak cembung.Tinggi badan ikan
tembang lebih besar daripada panjang kepala dengan mata tertutup oleh kelopak
mata. Awal dasar sirip punggung ikan tembang terletak sebelum pertengahan badan,
sedangkan dasar sirip dubur sama panjang dengan dasar sirip punggung. Kepala dan
badan bagian atas ikan tembang berwarna hijau kebiruan, sedangkan bagian bawah
berwarna putih keperakan.Adapun sirip-sirip berwarna keputihan. Sirip punggung
(dorsal) ikan tembang mempunyai 18 jari-jari lemah, sirip dada (pectoral)
mempunyai 15 jari-jari lemah, sirip dubur (anal) memiliki 18 jari-jari lemah, dan
sirip perut (ventral) memiliki 8 jari-jari lemah.

Distribusi habitat
Ikan tembang (S. fimbriata) adalah ikan permukaan yang hidup di perairan
pantai serta suka bergerombol pada area yang luas sehingga sering tertangkap
bersama ikan lemuru dan terkonsentrasi pada kedalaman kurang dari 100 m (Fischer
dan Whitehead, 1974 dalam Lubis, 2013). Telur dan larva ikan Tembang ditemukan
di sekitar perairan mangrove. Saat juvenil ikan ini masih ada yang hidup di mangrove

70

dan mulai memasuki daerah yang memiliki kadar garam sedang. Ketika dewasa
spesies ini hidup bergerombol bersama ikan pelagis lainnya dan banyak ditemukan
pada daerah dekat pantai sampai ke arah laut

(Fishbase, 2014).

Penyebarannya meliputi perairan Indonesia menyebar ke utara sampai ke
Taiwan, ke selatan sampai ujung utara Australia dan ke barat sampai ke laut Merah.
Daerah penyebarannya di Indonesia terutama berkumpul di daerah perairan
Kalimantan Selatan, Laut Jawa, Sulawesi Selatan, Selat Malaka, dan Laut Arafura
(www.dkp.go.id).
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran suatu jenis ikan di perairan
diantaranya adalah kompetisi antar spesies dan intra spesies, heterogenitas
lingkungan fisik, reproduksi, ketersediaan makanan, arus air, dan angin. Pergerakan
vertikal terjadi karena perubahan siang dan malam, dimana pada malam hari
gerombolan ikan cenderung berenang ke permukaan dan berada pada permukaan
sampai matahari sudah akan terbit dan pada waktu malam terang bulan gerombolan
ikan tersebut agak berpencar atau berada tetap di bawah permukaan air
(Dwiponggo,1998 diacu oleh Izzani, 2012).
Menurut Peristiwady (2006) dalam Syakilla (2009), ikan tembang termasuk
ikan pelagis kecil yang hidup di lautan terbuka, lepas dari dasar perairan. Pergerakan
vertikal terjadi karena perubahan siang dan malam, dimana pada malam hari
gerombolan ikan cenderung berenang ke permukaan dan berada pada permukaan
sampai matahari sudah akan terbit dan pada waktu malam terang bulan gerombolan
ikan tersebut agak berpencar atau berada tetap di bawah permukaan air.

71

Pertumbuhan
Pertumbuhan

adalah

suatu

pertambahan

bobot

badan

secara

keseluruhan.Pertumbuhan terjadi karena adanya dua proses yang terpisah yaitu
pertambahan jumlah sel dan pertambahan besar sel. Pertumbuhan meliputi
pertumbuhan dalam bentuk dan berat macam-macan jaringan misalnya otot, tulang
dan semua jaringan lainnya kecuali jaringan lemak (Wahyuningsih, 2009).
Secara umum pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal.Faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan ikan yaitu keturunan
(genetik), jenis kelamin, parasit dan penyakit, serta umur dan kedewasaan. Faktor
eksternal yang memengaruhi pertumbuhan ikan yaitu jumlah dan ukuran makanan
yang tersedia, jumlah ikan yang menggunakan sumber makanan yang tersedia, suhu,
oksigen terlarut, kadar amonia di perairan, dan salinitas. Pertumbuhan ikan bersifat
sangat labil (Effendi, 2002).
Pertumbuhan secara fisik diekspresikan dengan adanya perubahan jumlah atau
ukuran sel penyusun jaringan tubuh pada periode tertentu, yang kemudian diukur
dalam satuan panjang ataupun bobot. Namun, pertumbuhan juga bisa dinyatakan
secara energetik dengan adanya perubahan kandungan total energi tubuh pada kurun
waktu tertentu (Rahardjo dkk, 2011).
Dalam hubungannya dengan pertumbuhan dan kondisi ikan, analisa hubungan
panjang – berat menurut Merta (1993) dalam Manik (2009) dimaksudkan untuk
mengukur variasi berat harapan untuk panjang tertentu dari ikan secara individual
atau kelompok–kelompok individu sebagai suatu petunjuk tentang kegemukan,
kesehatan, perkembangan gonad dan sebagainya.Secara umum pertumbuhan ikan

72

dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal yang
memengaruhi pertumbuhan ikan yaitu keturunan (genetik), jenis kelamin, parasit dan
penyakit, serta umur dan kedewasaan. Faktor eksternal yang memengaruhi
pertumbuhan ikan yaitu jumlah dan ukuran makanan yang tersedia, jumlah ikan yang
menggunakan sumber makanan yang tersedia, suhu, oksigen terlarut, kadar amonia di
perairan, dan salinitas. Pertumbuhan ikan bersifat sangat labil (Effendi, 2002).
Dari hasil perhitungan hubungan panjang dan bobot, terdapat suatu model
yang dapat digunakan untuk menduga bobot dan panjang ikan, keterangan mengenai
tipe pertumbuhan, kemontokan ikan, dan perubahan lingkungan (Effendie, 1997).
Tipe pertumbuhan ikan dapat diketahui dari hubungan panjang dan
bobotnya.Konstanta yang menggambarkan tipe pertumbuhan adalah nilai b. Nilai b
yang lebih besar dari 3 menunjukkan bahwa tipe pertumbuhan ikan tersebut bersifat
allometrik positif, artinya pertumbuhan bobot lebih besar daripada pertumbuhan
panjang.Nilai b yang lebih kecil dari 3 menunjukkan bahwa tipe pertumbuhan ikan
bersifat allometrik negatif, yakni pertumbuhan panjang lebih besar daripada
pertumbuhan bobot. Jika nilai b sama dengan 3, tipe pertumbuhan ikan bersifat
isometrik yang artinya pertumbuhan panjang sama dengan pertumbuhan bobot
(Tutupoho, 2008).

Faktor Kondisi
Faktor kondisi merupakan salah satu derivat dari pertumbuhan yang sering
disebut pula sebagai Faktor K. Faktor kondisi ini menunjukkan keadaan baik dari
ikan dilihat dari segi kapasitas fisik untuk survival dan reproduksi.Apabila dalam

73

suatu perairan terjadi perubahan mendadak darikondisi ikan itu, situasi demikian itu
memungkinkan untuk dapat diselidiki.Apabila kondisinya kurang baik mungkin
populasinya terlalu padat, dansebaliknya apabila kondisinya baik dan sumber
makanan cukup melimpahmaka ada kecenderungan ikan-ikan yang mendiami habitat
tersebut gemuk/montok.Untuk keperluan analisis tersebut dilakukan uji Faktor
Kondisi (Effendi, 2002).

Aspek Biologi Reproduksi
Reproduksi adalah kemampuan suatu makhluk hidup untuk menghasilkan
keturunan, sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya,sehingga mahkluk tersebut
tetap ada sepanjang masa. Pada hewan air seperti ikan, sistem genital terdiri atas
gonad. Gonad hewan air yang sudah berkembang pada umumnya dibedakan antara
gonad jantan dan gonad betina. Gonad jantan disebut testis dan gonad betina disebut
ovari. Gonad berfungsi untuk melakukan proses reproduksi yakni pada testis akan
terjadi spermatogenesis sehingga akan dihasilkan sperma yang fungsional dan pada
ovari akan terjadi oogenesis, sehingga akan dihasilkan sel telur yang mempunyai
kuning telur dalam jumlah maksimaldan siap untuk dibuahi serta siap untuk
mendukung kehidupan embrio (Riani, 2012).
Reproduksi pada ikan merupakan tahap penting dalam siklus hidupnya untuk
menjamin kelangsungan hidup suatu spesies (Effendi, 1997). Beberapa aspek biologi
reproduksi dapat memberi keterangan yang berarti mengenai frekuensi pemijahan,
keberhasilan pemijahan, lama pemijahan dan ukuran ikan ketika pertama kali matang

74

gonad. Aspek reproduksi tersebut meliputi nisbah kelamin, tingkat kemtangan gonad
(TKG), dan indeks kematangan gonad (IKG) (Nikolsky, 1963).

Nisbah Kelamin
Nisbah kelamin merupakan perbandingan ikan jantan dan ikan betina dalam
suatu populasi, dimana nisbah 1 : 1 (50% ikan jantan dan 50 % ikan betina)
merupakan kondisi yang ideal, hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan pola tingkah
laku bergerombol antar ikan jantan dan ikan betina, perbedaan laju mortalitas dan
pertumbuhan (Baginda, 2006).

Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) merupakan salah satu pengetahuan dasar
dari biologi reproduksi pada suatu ketersediaan ikan.

Penentuan TKG secara

morfologi dapat dilihat dari bentuk, panjang, berat dan warna serta perkembangan isi
gonad, sedangkan histologi dapat dilihat dari anatomi perkembangan gonadnya.
Tingkat kematangan gonad merupakan tahapan tertentu perkembangan gonad
sebelum dan sesudah ikan itu berpijah perkembangan gonad yang semakin matang
merupakan bagian dari pross reproduksi ikan betina dimana perkembangan gonad
tersebut terjadi akibat proses vitellogenesis yaitu proses pegendapan telur kuning
telur pada tiap-tiap individu telur ikan. Perkembangan gonad yang semakin matang
merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Selama itu
sebagian besar hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad (Effendi, 1979)

75

Perkembangan gonad semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan
sebelum terjadi pemijahan. Umumnya pertambahan berat gonad pada ikan betina
sebesar 10 – 25 % dari berat tubuh dan ikan jantan sebesar 5 – 10 % . Dalam biologi
perikanan pencatatan perubahan atau tahap-tahap kematangan gonad diperlukan
untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang melakukan reproduksi atau tidak.
Dari pengetahuan tahap kematangan gonad ini juga akan didapatkan keterangan
bahwa ikan tersebut akan memijah, baru memijah, atau sudah selesai memijah.
Mengetahui ukuran ikan untuk pertama kali matang gonad, ada hubunganya dengan
pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya
(Effendi, 2002).

Indeks Kematangan Gonad (IKG)
Indeks kematangan gonad (IKG) adalah perbandingan bobot gonad dengan
bobot gonad termasuk gonad (bobot ikan total).IKG menggambarkan perubahan yang
terjadi

didalam

gonad

secara

kuantitatif

dapat.bertambah

sejalan

dengan

perkembangan kematangan, berat gonad semakin bertambah. IKG akan mencapai
maksimum sesaat sebelum terjadi pemijahan (Yustina dan Arnentis, 2002).
Sejalan dengan perkembangan gonad, gonad semakin bertambah berat dan
semakin bertambah besar sampai mencapai maksimum pada saat terjadi
pemijahan.Perubahan nilai IKG berhubungan erat dengan tahap perkembangan
telur.Dengan pemantauan perubahan IKG dari waktu ke waktu maka dapat diketahui
ukuran ikan waktu memijah.Pada ikan betina nilai IKG lebih besar dibandingkan ikan
jantan. Berat gonad akan mencapai maksimum sesaat sebelum ikan memijah

76

kemudian

menurun

cepat

selama

pemijahan

berlangsung

sampai

selesai

(Effendi,1979).
Pengetahuan tentang indeks kematangan gonad (IKG) merupakan salah satu
aspek yang memiliki peran penting dalam biologi perikanan, dimana nilai IKG
digunakan untuk memprediksi kapan ikan tersebut akan siap melakukan pemijahan.
Dengan begitu penangkapan pada waktu ikan mencapai IKG maksimum dapat
ditekan agar keberlangsungan dan ketersedian ikan tersebut dapat berlangsung secara
terus menerus di perairan (Putri,2012).

Parameter Fisik dan Kimia Perairan
Parameter Fisika
1. Suhu
Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh dua musim, lintang ( latitude),
ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu malam hari, sirkulasi udara,
penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air. Perubahan suhu sangat
berpengaruh terhadap proses fisika, kimia dan biologi air. Suhu juga sangat berperan
mengendalikan kondisi ekosistem perairan. Organisme akuatik memiliki kisaran
suhu tertentu (batas atas dan bawah) yang disukai dalam pertumbuhannya(Effendi,
2003).
Pada permukaan laut, air murni berada dalam keadaan cair pada suhu tertinggi
100ºC dan suhu terendah 0ºC.Karena adanya pengaruh salinitas dan densitas maka air
laut tetap cair pada suhu di bawah 0ºC.suhu alami air laut berkisar antara suhu di
bawah 0ºC tersebut sampai 33ºC. di permukaan laut air laut membeku pada suhu -

77

1,9º. Perubahan suhu dapat member pengaruh besar kepada sifat-sifat air laut lainnya
dan kepada biota laut (Romimohtarto dan Juwana, 2009).
2. Kecerahan
Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan.Kecerahan merupakan
ukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan
Secchi disk.Nilai kecerahan dinyatakan dengan satuan meter.Nilai ini sangat
dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan, dan padatan
tersuspensi serta ketelitian orang yang melakukan pengukuran.Pengukuran kecerahan
sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah (Effendi, 2003).
Parameter Kimia
1. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen)
Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting di dalam
ekosistem air, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi sebagian besar
organisma air. Sumber utama oksigen terlarut dalam air adalah penyerapan oksigen
dari udara melalui kontak antara permukaan air dengan udara dan dari
fotosintesis.Nilai oksigen terlarut di perairan sebaiknya berkisar antara 6 – 8
mg/l(Barus, 2004).
Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman,
tergantung pada pencampuran (mixing) dan pergerakan (turbulence) massa air,
aktifitas fotosintesis, respirasi dan limbah (effluent) yang masuk ke badan air.
Peningkata suhu sebesar 1°C akan mningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10%.
Dekomposisi bahan organic dan oksidasi bahan anorganik dapat mengurangi kadar

78

oksigen terlarut hingga mencapai nol (anaerob). Hubugan antara kadar oksigen
terlarut jenuh dn suhu menggambarkan bahwa semakin tinggi suhu kelarutan oksige
berkurang. Kelarutan oksigen dan gas-gas lainjuga berkurang dngan meningkatnya
salinitas shingga kadar oksigen di laut cenderung lebih rendah dibandingkan kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi, 2003).
2. Derajat Keasaman (pH)
Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu
larutan.Organisma air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH
netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah.Nilai pH yang
ideal bagi kehidupan organisma air pada umumnya terdapat antara 7 sampai
8.5.Kondisi perairan dengan pH tetentu mempengaruhi metabolisma dan respirasi
bagi kelangsungan hidup organisma (Barus, 2004).
Salinitas
Salinitas adalah konsentrasi total ion yang terdapat di perairan. Salinitas
meggambarkan padatan total dalam air, setelah semua karbonat dikonversi menjadi
oksidasemua bromide dan iodide digantikan menjadi kloridadan semua bahan organik
telah dioksidasi. Salinitas dinyatakan dalam satuan g/kg atau promil (‰). Nilai
salinitas perairan tawar biasanya kurang dari 0,5‰, perairan payau antara 0,5‰–
30‰, dan perairan laut 30‰–40‰. Pada perairan pesisir, nilai salinitas sangat
dipengaruhi oleh masukan air tawar yang berasaldari darat (Effendi, 2003).
Salinitas didefinisikan sebagai berat zat padat terlarut dalam gram per
kilogram air laut, jika zat padat telah dikeringkan sampai beratnya tetap pada 480ºC,

79

dan jumlah klorida dan bromida yang hilang diganti dengan sejumlah klor yang
ekivalen dengan berat kedua halida yang hilang. Singkatnya, sanitas adalah berat
garam dalam gram per kilogram air laut (Romimohtarto dan Juwana, 2009).

METODE PENELITAN

Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakanpada bulan November 2014 sampai dengan Bulan
Januari 2015 di Perairan Pantai Labu, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli
Serdang,

Provinsi

Laboratorium

Sumatera

Terpadu

Utara.Identifikasi

Manajemen

sampel

Sumberdaya

akan

dilakukan

Perairan

di

Fakultas

PertanianUniversitas Sumatera Utara. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

Cherin Monalisa

80

Gambar 3. Lokasi Penelitian di PerairanPantai Labu, Kecamatan Pantai
Labu,Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian adalahjaring insang dengan ukuran
mata jaring 1,5 inchi dengan ukuran panjang 20 m dan lebar 2 m,penggaris, cool box,
cawan petri, timbangan analitik, kertas millimeter, botol sampel, satu set alat bedah,
camera, alat tulis,Secchi disk, termometer, refraktometer dan pH meter.
Bahan yang digunakan adalah ikan Tembang(Sardinella fimbriata), es,
alkohol 70%, plastik dan kertas label.

Prosedur Penelitian
Deskripsi Stasiun Penelitian
Stasiun I

: Berada di daerah muara Pantai Labu dan terletak pada koordinat

3°40'42.63LU dan 98°54'29.5"BT.
Stasiun II

: Berada di Pantai Labu yang berjarak 3km dari stasiun I dan

terletak pada koordinat 3°41'7.72"LU dan 98°54'20.66"BT.
Stasiun III

: Berada di Pantai Labu yang berjarak 5 km dari stasiun I dan

81

terletak pada koordinat 3°40'59.81"LUdan 98°54'54.27"BT.

Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan.sebanyaktiga kali dengan selang waktu dua
minggu sekali. Ikan contoh diambil secara acak, yaitu pengambilan seluruh ikan
sebanyak tiga kali ulangan dan ikan contoh diperoleh dari tiga nelayan yang
menangkap di Perairan Pantai Labu yang menggunakan alat tangkap jaring insang
dengan ukuran mata jaring 1,5 inchi dengan ukuran panjang 20 m dan lebar 2 m.
Sampel ikan yang ditangkap dimasukkan ke dalam coolbox yang telah berisi es
kemudian diukur panjang total (mm) dan ditimbang bobotnya (g) serta dibedakan
jenis kelaminnya.

Pengukuran Sampel Ikan
Ikan tembang yang diperoleh diukur panjang dan bobotnya terlebih dahulu
serta diberi label dan nomor urut pengambilan sampel. Kemudian ikan dibedah
dimulai dari bagian anus menuju bagian dorsal di bawah linea lateralis sampai ke
belakang operkulum, kemudian ke arah ventral hingga ke dasar perut dengan
menggunakan alat set bedah untuk mengambil gonadnya dan menentukan jenis
kelamin serta tingkat kematangan gonadnya. Gonad kemudian ditimbang dengan
menggunakan timbangan analitik (ketelitian 0,001 g), di ukur volumenya dan
diawetkan

menggunakan

alkohol

70%.

Gonad

yang

diperoleh

kemudian

dibandingkan dengan bobot ikan awal untuk menentukan IKG (Indeks Kematangan
Gonad).

82

Pengukuran Kualitas Air
Pengukuran parameter fisika dan kimia dilakukan pada setiap stasiun selama
penelitian. Parameter yang diukur yaitu suhu, kecerahan, salinitas, pH dan DO.
Metodepengukuran parameter fisika dan kimia perairan dapat dilihat padaTabel 1.
Tabel 1. Pengukuran Parameter Fisika dan Kimia Perairan
Parameter
Satuan Alat/Metode
Keterangan
Fisika
0
Suhu
C
Termometer
Insitu
Salinitas
ppt
Refraktometer
Insitu
Kecerahan
m
Secchi disk
Insitu
Kimia
pH
pH meter
Insitu
DO
mg/l
Metode Winkler Exitu

Analisis Data
Sebaran Frekuensi Panjang
Sebaran frekuensi panjang total

dapat dihitung dengan menggunakan rumus

Sturges (Walpole, 1992) yaitu sebagai berikut :
1) Menentukan nilai maksimum dan minmum dari seluruh data panjang total ikan
tembang
2) Menghitung jumlah kelas ukuran dengan rumus :
K = 1 + (3.32 log n);
K = jumlah kelas ukuran; n= jumlah data pegamatan
3) Menghitung rentang data/wilayah;
Wilayah = Data terbesar-Data terkecil
4) Menghitung lebar kelas

83

Lebar kelas =

𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤 ℎ
𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘

5) Menentukan limit bawah kelas yang pertama dan limitatas kelasnya limit atas
kelas diperoleh dengan menambahkan lebar kelas pada limit bawah kelas.
6) Mendaftarkan semua limit kelas utuk setiap selang kelas.
7) Metukan nilai tengah bagi masing-masing selang merataratakan limit kelas.
8) Menentukan frekuensi bagi masing-masing kelas.
9) Menjumlahkan frekuensi bagi masing-masing kelas.
Hubungan Panjang Bobot
Secara umum, hubunganpanjang berat ikan hampir mengikuti hukum kubik,
yaitu bahwa berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Tetapi hubungan yang
terdapat pada setiap jenis ikan sebenarnya berbeda-beda karena bentuk panjang ikan
yang berbeda. Menurut Effendi (1997), hubungan tersebut dapat dinyatakan dengan
rumus :

W = aLb
Keterangan :
W

= berat (gram),

L

= panjang (mm),

a dan b

= konstanta.
Hubungan parameter panjang total dengan bobot ikan dapat dilihat dari nilai b

yang dihasilkan. Nilai b sebagai penduga kedekatan hubungan kedua parameter yaitu;
Nilai b =3 menunjukkan pola pertumbuhan isometrik (pola pertumbuhan panjang
sama dengan pola pertumbuhan berat).

84

Nilai b≠3, menunjukkan pola pertumbuhan allometrik.
Jika b>3, maka allometrik positif (pertumbuhan berat lebih dominan).
Jika b ttabel, maka tolak H0
thitung < ttabel, maka gagal tolak H0
Apabila pola pertumbuhan allometrik maka dilanjutkan dengan hipotesis
sebagai berikut.
Allometrik positif :H0 : b ≤3 (isometrik)
H1 : b>3 (allometrik)
Allometrik negatif :
H0 : b ≥3 (isometrik)
H1 : b 0,7) menggambarkan hubungan
yang erat antar peubah , dan nilai menjauhi 1 (r< 0,7) menggambarkan hubungan
yang tidak erat antara peubah. Koefisinen determinasi > 0,7 menyatakan model yang
digunakan cukup baik dan sekaligus menjelaskan besar hubungan antar peubah
(Walpole, 1992).

Faktor Kondisi
Faktor kondisi (Ponderal Index) dianalisis dengan menggunakan rumus berikut.
𝑊𝑊

PI = 𝐿𝐿3 × 105

Keterangan:W = Bobot rata-rata ikan yang sebenarnya yang terdapat dalam suatu
kelas
L= Panjang rata-rata ikan yang sebenarnya dalam suatu kelas.
Jika pertumbuhan ikan yang diperoleh alometris, maka faktor kondisi dihitung
dengan menggunakan faktor kondisi relatif atau faktor kondisi nisbi yang memiliki
rumus sebagai berikut (Effendi, 2002) :
𝑊𝑊𝑊𝑊

Pln=𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎Pln =

𝑊𝑊𝑊𝑊

𝑊𝑊 ∗

Keterangan :Wb = Bobot tubuh ikan hasil pengamatan,

aLb= Hubungan bobot panjang yang diperoleh,
W* = Bobot tubuh ikan dugaan.

86

Nisbah Kelamin
Dalam mentukan nisbah kelamin dihitung melalui perbandingan jumlah ikan
jantan dengan jumlah ikan betina dengan rumus;
M

Nisbah Kelamin = ,
F

Keterangan : M = jumlah ikan jantan,
F = jumlah ikan betina.
Selanjutnya untuk menguji keseimbangan nisbah kelamin digunakan rumus
menurut Walpole (1992) sebagai berikut :

X2 = ∑𝑛𝑛𝑖𝑖=1

(𝑜𝑜𝑜𝑜 −𝑒𝑒𝑒𝑒 )2
𝑒𝑒𝑒𝑒

Keterangan : X2 = Chi Square

(nilai

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Burung Air di Kawasan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

2 44 74

Hubungan Panjang Bobot dengan Indeks Kematangan Gonad IkanTembang (Sardinella fimbriata) di Perairan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

1 11 83

Komunitas Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

4 31 95

Kajian Kesesuaian Ekowisata Mangrove di Pantai Putra Deli Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 9 103

Cover Hubungan Panjang Bobot dengan Indeks Kematangan Gonad IkanTembang (Sardinella fimbriata) di Perairan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

0 1 15

Abstract Hubungan Panjang Bobot dengan Indeks Kematangan Gonad IkanTembang (Sardinella fimbriata) di Perairan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

0 0 2

Chapter I Hubungan Panjang Bobot dengan Indeks Kematangan Gonad IkanTembang (Sardinella fimbriata) di Perairan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

0 1 5

Chapter II Hubungan Panjang Bobot dengan Indeks Kematangan Gonad IkanTembang (Sardinella fimbriata) di Perairan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

0 0 12

Reference Hubungan Panjang Bobot dengan Indeks Kematangan Gonad IkanTembang (Sardinella fimbriata) di Perairan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

0 1 4

Appendix Hubungan Panjang Bobot dengan Indeks Kematangan Gonad IkanTembang (Sardinella fimbriata) di Perairan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

0 1 18