83
P
air
= ⁄ .
⁄ . 2,21 m . ⁄
P
air
= 536,87 watt P
air
= 0,536 kW
c. Runner turbin
Untuk menentukan dimensi dari runner turbin Cross-flow perlu diketahui debit
air dan head efektif. Adapun perhitungan luas runner turbin Cross-flow yaitu sebagai berikut.
1. Luas runner
LD
1
=
√
LD
1
=
⁄ √
LD
1
= 0,0439
2. Diameter luar runner
Untuk lebar runner sesuai atau sama dengan lebar nosel, dimana lebar nosel yang dibuat setara dengan diameter dalam pipa 0,1524 m maka
diameter luar runner yaitu.
D
1
=
√
D
1
=
⁄ √
= 0,2885 atau 28,85
84
3. Diameter dalam runner
D
2
= ⁄ D
1
D
2
= ⁄ 0,2885
D
2
= atau 19,2
4. Kecepatan runner turbin
=
√
Maka kecepatan putaran runner pada efisiensi maksimal turbin untuk
masing-masing sudu nosel yaitu: a.
Sudut nosel 15º =
√
= b.
Sudut nosel 30º =
√
=
c. Sudut nosel 45º
=
√
=
85
5. Jarak antar sudu
t = 0,175 D
1
t = 0,175 . 0,2885 t = 0,05
atau 5 c
6. Jari-jari sudu
r
c
= 0,163 D
1
r
c
= 0,163 0,2885 r
c
= 0,047 atau 4,7
7. Jumlah sudu
N =
N = N = 17,94
Jumlah sudu yang digunakan yaitu 18.
d. Nosel turbin
Tebal semburan nosel turbin cross-flow dapat diketahui dari perhitungan berikut.
= 0,23
√
86
= 0,23
⁄ √
= 0,025 atau 2,5
Dari hasil perhitungan rancangan turbin Cross-flow diperoleh parameter dimensi turbin yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.1 Hasil Rancangan Turbin Cross-Flow Parameter
Nilai Diameter luar m
0,2885 Diameter dalam m
0,192 Lebar sudu m
0,1524 Jarak antar sudu m
0,05 Jari-jari sudu m
0,047 Jumlah sudu
18 Tebal nosel m
0,025 Diameter penstok m
0,1524
3.4.2 Tahap Pelaksanaan
Proses pembuatan turbin dan kelengkapannya dikerjakan di laboraturium Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung. Adapun tahap-tahap pembuatan turbin Cross-flow yaitu:
a. Mengukur dan memotong plat baja serta poros dan bahan-bahan lain sesuai
dengan dimensi yang sudah direncanakan pada perhitungan yang kemudian digunakan sebagai bahan runner, nosel dan rumah turbin
b. Membentuk plat baja sebagai bahan runner turbin dengan diameter, radius
dan luas sesuai dengan perencanaan