Turbin Kaplan Turbin Reaksi

29 semburan nosel, jumlah sudu runner atau aliranhead. Efisiensi menurun sekitar 20 dengan mengurangi rasio diameter luar dengan lebar runner 2,0-1,0 dan efisiensi maksimum terjadi pada sekitar 0,53-0,54 dari kecepatan keliling runner untuk kecepatan mutlak aliran pada tahap pertama. Jumlah sudu runner sangat mempengaruhi efisiensi dan jumlah optimum adalah sekitar 15 untuk diameter runner 30,48 cm dengan rasio diameter luar dengan lebar runner 2.0. Tekanan total menurun, untuk setiap busur lengkung semburan nosel entri arc nosel, dengan penurunan jumlah sudu untuk tingkat aliran konstan. Nilai optimum dari rasio jarak radial dari luar ke tepi antar sudu untuk jarak sudu adalah 1,03 untuk busur lengkung semburan nosel entri arc nosel dari 90˚ dan rasio diameter dalam dan luar 0,θ8. Desai and Aziz, 1994, melakukan penelitian eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa parameter geometris terhadap efisiensi turbin Cross- flow. Model turbin dibuat dengan jumlah sudu yang berbeda yaitu 15, 20 dan 25. Selain jumlah sudu sudut serang air yang masuk kedalam runner sudut nosel dan rasio diameter dalam dan diameter luar runner juga dilakukan variasi. Variasi sudut serang air yang masuk kedalam runner yaitu 24º, 28º dan 32º, sedangkan untuk variasi rasio diameter dalam dan diameter luar runner yaitu 0,60, 0,68 dan 0,75. Hasil percobaan menunjukkan bahwa efisiensi meningkat dengan meningkatnya jumlah sudu yaitu efisiensi tertinggi dengan jumlah sudu 25. Selain itu, ditetapkan bahwa peningkatan sudut serang air yang masuk runner atau sudut serangan luar nosel 24º tidak meningkatkan efisiensi maksimum turbin. Hasil dari percobaan ini ditetapkan bahwa untuk sudut serangan 24º dengan rasio diameter dalam dan diameter luar 0,68 30 memiliki efisiensi tertinggi, sedangkan untuk sudut yang lebih tinggi dari serangan nosel efisiensi maksimum berkurang dengan peningkatan diameter rasio 0,60-0,75. Olgun, 1998, melakukan penyelidikan eksperimental untuk mempelajari efek dari beberapa parameter geometrik seperti runner dan nosel pada efisiensi turbin Cross- flow. Penelitian dilakukan dengan memvariasikan rasio diameter dalam dan diameter luar runner dan bukaan gate pada dua nosel turbin yang berbeda serta pada head yang berbeda. Variasi rasio diameter dalam dan luar D 2 D 1 yaitu 0,54, 0,58, 0,67 dan 0,75 dengan jumlah sudu 28. Variasi bukaan gate pada nosel 27, 37, 47, 57, 67 dan bukaan penuh. Variasi head yang digunakan yaitu 8, 15, 20, 25, dan 30 m. Sedangkan jenis nosel yang digunakan termasuk ke dalam jenis nosel horisontal dengan dua variasi yaitu nosel dengan pengarah guide vane dan nosel tanpa pengarah guide vane. Dia menyimpulkan bahwa turbin Cross-flow dapat dioperasikan secara efisien dalam jangkauan yang lebih luas pada bukaan gate. Rasio diameter dalam dan diameter luar D 2 D 1 0,67 memiliki efisiensi terbaik. Sedangkan untuk bentuk nosel dengan pengarah guide vane memiliki efisiensi lebih baik dibandingkan nosel tanpa pengarah. Dalam penelitian ini sudut sudu atau sudut air yang masuk ke dalam runner yaitu sebesar 30º, efisiensi terbaik yang diperoleh yaitu sebesar 0,72 dan belum divariasikan. Choi, et al. 2008, melakukan penelitian CFD untuk mengetahui pengaruh dari konfigurasi struktural turbin pada kinerja dan karakteristik aliran internal pada jenis turbin Cross-flow dengan memvariasikan bentuk dari nosel, sudut sudu runner, sudut inlet runner sudut serang yaitu 25º, 30º dan 35º, dan jumlah sudu yaitu 15, 26 dan