Jenis titrasi kompleksometri Uraian Materi

63 1 Titrasi langsung Dilakukan untuk ion-ion logam yang tidak mengendap pada pH titrasi, reaksi pembentukan kompleks berjalan cepat, dan ada indikator yang cocok. Prinsip: Ion logam yang berada dalam larutan dititrasi langsung oleh EDTA dengan menggunakan indikator yang sesuai. Perlu dilakukan titrasi blanko untuk memeriksa adanya senyawa pengotor logam dalam pereaksi, karena pengotor logam dapat bereaksi dengan EDTA sehingga dikhawatirkan dapat membentuk kompleks logam-EDTA, karena sifat EDTA yang tidak spesifik. Contoh penentuannya ialah untuk ion-ion Mg, Ca, dan Fe. 2 Titrasi kembali Dilakukan untuk ion-ion logam yang mengendap pada pH titrasi, reaksi pembentukan kompleks berjalan lambat dan tidak ada indikator yang cocok dan dilakukan jika penentuan TA secara titrasi langsung tidak mungkin. Penggunaan : a Digunakan untuk penentuan logam yang mengendap sebagai hidroksidasenyawa yang tidak larut pada pH kerja titrasi. Seperti: Pb-sulfat dan Ca-oksalat. b Digunakan untuk logam yang bereaksi lambat dengan EDTA, dimana pembentukan kompleks logam-EDTA terjadi sangat lambat dan labil pada pH titrasi. 64 Cara titrasi kembali : Larutan yang mengandung logam ditambah EDTA berlebih, lalu sistem titrasi didapar pH larutan dibuat tetap pada pH yang sesuai, kemudian dipanaskan untuk mempercepat terbentuknya kompleks. Setelah dingin, kelebihan EDTA dititrasi kembali dengan larutan baku Zn 2+ ZnCl 2 , ZnSO 4 , ZnO atau larutan baku logam Mg 2+ MgO, MgSO 4 . 3 Titrasi substitusi Dipilih titrasi substitusi jika cara titrasi langsung dan titrasi kembali tidak dapat memberikan hasil yang baik. Dilakukan untuk ion-ion logam yang tidak bereaksi atau tidak bereaksi sempurna dengan indikator logam atau untuk ion-ion logam yang membentuk kompleks EDTA yang lebih stabil daripada kompleks ion-ion logam lain, seperti Mg 2+ atau Zn 2+ Mg-EDTA dan Zn-EDTA . contoh penggunaannya ialah untuk ion- ion Ca dan Mg 2+ . 4 Titrasi tidak langsung Dilakukan dengan berbagai cara yaitu; a Titrasi kelebihan kation pengendap misalnya penetapan ion sulfat b Titrasi kelebihan kation pembentuk senyawa kompleks misalnya penetapan ion sianida. Bagaimana pengaruh pH pada titrasi kompleksometri? 1 Suasana terlalu asam Proton yang dibebaskan pada reaksi yang terjadi dapat mempengaruhi pH, dimana jika H+ yang dilepaskan terlalu tinggi, maka hal tersebut dapat terdisosiasi sehingga kesetimbangan pembentukkan kompleks dapat bergeser ke kiri, karena terganggu oleh suasana system titrasi yang terlalu asam. 65 Pencegahan : sistem titrasi perlu didapar untuk mempertahankan pH yang diinginkan. 2 Suasana terlalu basa Bila pH system titrasi terlalu basa, maka kemungkinan akan terbentuk endapan hidroksida dari logam yang bereaksi. M n+ + nOH -  M O n Sehingga jika pH terlalu basa, maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kanan, sehingga pada suasana basa yang banyak akan terbentuk endapan.

b. Titik akhir titrasi kompleksometri

Penentuan titik akhir titrasi kompleksometri dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1 Cara Visual Sebagai indikator digunakan jenis indikator logam seperti : Eriochrom Black T EBT, Murexide, Xylenol Orange, Dithizon dan Asam sulfosalisilat. 2 Cara Instrumen Untuk menentukan titik akhir titrasi digunakan instrumen fotometer atau potensiometer.

c. Indikator

Sebagian besar titrasi kompleksometri mempergunakan indikator yang juga bertindak sebagai pengompleks dan tentu saja kompleks logamnya mempunyai warna yang berbeda dengan pengompleksnya sendiri. 66 Indikator demikian disebut indikator metalokromat. Indikator jenis ini contohnya adalah Eriochromeblack T, pyrocatechol violet, xylenol orange, calmagit, 1-2-piridil-azonaftol, PAN, zincon, asam salisilat, metafalein dan calcein blue Khopkar, 2002. Titrasi dapat ditentukan dengan adanya penambahan indikator yang berguna sebagai tanda tercapai titik akhir titrasi. Ada lima syarat suatu indikator ion logam dapat digunakan pada pendeteksian visual dari titik- titik akhir yaitu: 1 Reaksi warna harus sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila hampir semua ion logam telah berkompleks dengan EDTA, larutan akan berwarna kuat. 2 Reaksi warna haruslah spesifik khusus, atau sedikitnya selektif. 3 Kompleks-indikator logam harus memiliki kestabilan yang cukup agar diperoleh perubahan warna yang tajam. K 4 Kompleks – indikator logam harus kurang stabil dibanding kompleks logam – EDTA untuk menjamin agar pada titik akhir, EDTA memindahkan ion-ion logam dari kompleks-indikator logam ke kompleks logam-EDTAharus tajam dan cepat. 5 Kontras warna antara indikator bebas dan kompleks – indikator logam harus sedemikian sehingga mudah diamati. Indikator harus sangat peka terhadap ion logam sehingga perubahan warna terjadi sedikit mungkin dengan titik ekuivalen. Penetapan titik akhir titrasi menggunakan indikator logam, yaitu indikator yang dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion logam. Ikatan kompleks antara indikator dan ion logam harus lebih lemah dari pada ikatan kompleks antara larutan titer dan ion logam. Larutan indikator bebas mempunyai warna yang berbeda dengan larutan kompleks indikator.