1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perjalanan hidup manusia pada hakekatnya merupakan suatu usaha dan upaya untuk memenuhi keinginan pada sesuatu yang lain dan menarik,
yang dapat membuatnya terpesona. Rasa pesona manusia dapat terpenuhi lewat bentuk pementasan seni seperti seni lukis, seni musik, seni busana, seni
sastra, dan seni tari yang menggambarkan kejadian atau peristiwa kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan kebudayaan, salah satu unsur penting dan universal kebudayaan adalah
kesenian yang merupakan hasil karya manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan terhadap rasa keindahan. Kebutuhan rasa keindahan yang
menimbulkan kesenangan dan kepuasan hati tidak hanya saja dibutuhkan oleh satu atau sekelompok manusia, tetapi merupakan kebutuhan setiap manusia,
karena itu kesenian merupakan salah satu kebutuhan manusia yang universal. Dengan kesenian pula dapat memberi keseimbangan antara kebutuhan
jasmani dan kebutuhan rohani. Kesenian yang hidup di Indonesia dikategorikan menjadi kesenian
tradisional dan kesenian nontradisional kesenian modern. Kesenian tradisional adalah suatu bentuk seni yang pengolahannya didasarkan pada cita
rasa masyarakat pendukungnya yaitu: nilai hidup tradisi, pandangan hidup,
2
pendekatan falsafah, rasa etis dan estetis serta ungkapan budaya lingkungan yang tidak lepas dari adat kebiasaan. Sedangkan kesenian modern adalah
bentuk seni yang penggarapannya didasarkan cita rasa baru hasil dari pengaruh luar, dan dapat juga dari cita rasa barat Kayam 2000:339
Kesenian tradisional sebagai salah satu bagian dari keanekaragaman kebudayaan tersebar dan berkembang di berbagai wilayah dengan
masyarakat pendukung dan karakteristik yang berbeda-beda. Bentuk kesenian tradisional bersumber dan berakar serta dimiliki oleh masyarakat
lingkungannya sebagai khas suatu daerah yang mencerminkan sifat dan kepribadian masyarakat pendukungnya, sehingga menjadikan kebanggaan
tersendiri sebagai lambang identitas daerahnya. Oleh karena itu kesenian tradisional sangat dekat dengan para pendukungnya. Kenyataan kesenian
tradisional dapat dijumpai di mana saja, di lingkup kebudayaan mana pun, dan kapan pun dalam perjalanan hidup manusia yang tak dapat diganggu
gugat Sahman 1995:66. Keberagaman kesenian tradisional bukanlah untuk dipertentangkan,
tetapi merupakan bukti kekayaan khasanah kebudayaan nasional Indonesia, bahkan kesenian tradisional dapat dijadikan sebagai alat interaksi sosial.
Dalam perkembangannya, kesenian tradisional bukanlah sesuatu yang statis atau diam. Kebudayaan akan selalu berjalan dan mengalami perubahan.
Sudarsono 1995:20-21 menjelaskan bahwa kebudayaan kita mengalami transformasi dari masa ke masa, cepat atau lambat kebudayaan akan selalu
berubah baik bentuk maupun nilai-nilainya. Banyak faktor yang
3
mempengaruhi perubahan kebudayaan yaitu, faktor intern atau dari dalam dan faktor ekstern atau dari luar.
Setiap daerah mempunyai kecenderungan untuk mempertahankan kesenian tradisional yang mereka miliki, bahkan selalu mengusahakannya
menjadi ciri khas atau identitas daerah. Dalam usaha mempertahankan atau melestarikan kesenian tradisional bukan berarti menjadikan kesenian itu
menjadi statis, beku, atau tidak berubah, tetapi yang dimaksudkan untuk mengembangkan dengan tetap mengacu pada akar tradisi budaya setempat.
Semua usaha sangat tergantung kepada masyarakat pendukungnya, sebab mereka adalah pelaku utama dalam usaha pelestarian.
Apabila kesenian tradisional sudah menjadi bagian dari kebutuhan hidup anggota masyarakat secara tidak langsung masyarakat akan mendukung
dan melestarikannya. Sebaliknya, apabila kesenian tradisional tidak lagi dirasakan sebagai bagian dari kebutuhan hidup masyarakat tentu lambat laun
pasti mengalami kepunahan. Selain itu kesenian tradisional akan musnah apabila pandangan dan nilai-nilai kehidupan masyarakatnya berubah atau
bergeser dengan nilai-nilai yang baru. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa perubahan kesenian tradisional dapat disebabkan oleh berbagai
dinamika masyarakatnya, hal ini yang dimaksud dengan faktor intern. Sedangkan faktor ekstern adalah masuknya atau intervensi budaya asing yang
lebih kuat proses modernisasi, gencarnya arus globalisasi, dan adanya campur tangan dari pihak tertentu yang tidak sesuai. Melihat kenyataan yang terjadi
bahwa kesenian tradisional telah tergeser dengan modernisasi pastinya tidak
4
ada yang menginginkan kesenian tradisional sebagai aset bangsa semakin lama semakin langka dan musnah.
Pelestarian kesenian tradisional sangat diperlukan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan meneliti dan mengkaji, kemudian
memperkenalkan atau mempromosikan kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat mengetahui dan mengenal lebih dalam tentang kesenian
tradisional sehingga timbul ketertarikan dan rasa memiliki terhadap kesenian tradisional yang ada. Kadang kala masyarakat meninggalkan kesenian
tradisional karena tidak mengerti dan memahami kesenian tradisional itu, seperti pepatah yang mengatakan “tak kenal maka tak saying”.
Berkaitan dengan hal di atas penulis tertarik mengkaji sebuah kesenian tradisional yaitu, upacara Bersih Desa Tanjungsari di Dukuh Dlimas
Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten. Banyak hal yang menarik untuk diamati dalam upacara Bersih Desa Tanjungsari di Dukuh Dlimas ini, baik
dari bentuk pertunjukan yang memiliki unsur-unsur visual yang estetis maupun fungsi yang mengandung nilai-nilai pendidikan bagi masyarakat.
Upacara Bersih Desa Tanjungsari selalu rutin dilaksanakan oleh masyarakat pendukungnya setiap satu tahun sekali, karena tujuan upacara bersih desa
merupakan media untuk memohon keselamatan dan berkah kepada Sang Pencipta. Masyarakat pendukungnya yakin bahwa setelah melaksanakan
upacara bersih desa dan ngalap berkah akan terjadi perubahan kehidupan yang lebih baik nantinya. Segala keinginan masyarakat juga tercapai hidup
rukun dan makmur. Fenomena ini yang menarik penulis untuk mengkajinya,
5
karena di jaman yang serba modern di era globalisasi ini banyak masyarakat yang kurang meminati budaya nasional, tetapi kesenian tradisional yaitu
upacara Bersih Desa Tanjungsari masih bertahan dan tetap eksis.
B. Permasalahan