HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM TENTANG PENGGUNAAN ROKOK DENGAN INTENSI MEROKOK PADA REMAJA SMK KARTIKA-IV LAWANG

(1)

i

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM TENTANG

PENGGUNAAN ROKOK DENGAN INTENSI MEROKOK

PADA REMAJA SMK KARTIKA-IV LAWANG

SKRIPSI

Oleh :

ELOK LONCHAT OKYANI NIM. 201210420311109

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(2)

ii

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM TENTANG

PENGGUNAAN ROKOK DENGAN INTENSI MEROKOK

PADA REMAJA SMK KARTIKA-IV LAWANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

ELOK LONCHAT OKYANI NIM. 201210420311109

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(3)

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara

Self-Esteem Tentang Penggunaan Rokok Dengan Intensi Merokok pada Remaja SMK

KARTIKA-IV Lawang". Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan dengan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep., M.Kep., Sp. Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Nurul Aini, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 3. Bapak Sunardi, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing I yang telah

membimbing penulis dengan sabar.

4. Bapak Edi Purwanto, S.Kep., Ns.,M.Ng selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing penulis dengan sabar.

5. Bu Tutu April Ariani, S.Kp., M.Kes selaku dosen penguji yang telah membimbing serta memberikan masukan penulis dengan sabar.

6. Kepada Kedua Orang Tua yang selalu menjadi tempat keluh kesah, mendukung, serta memotivasi segala yang saya kerjakan.


(5)

v

8. Kepada Muchlisi Arda Bagus Prasetya yang membantu dalam hal observasi, konsultasi, serta menjadi penyemangat dalam pengerjaan skripsi. Semoga cepat menyusul dalam pengerjaan skripsi dibidangnya. Amin.

9. Keluarga Besar PSIK C 2012 semoga diberikan kelancaran dalam penggerjaan skripsi bagi yang menjalani pemprogaman skripsi. Amin.

10. Kepada Meirina Dewi Pratiwi, Deni Pratama Putra, RR. Retnoningtyas Yatayukti dan Rizal Ibnu Hidayat yang ikut membantu dalam proses penelitian serta membantu memberikan refrensi-refrensi buku dan jurnal dalam penerjemahan. 11. Serta seluruh orang yang membantu dalam pengerjaan skripsi yang tak dapat

disebutkan satu persatu.

Dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopaan yang mungkin telah saya perbuat. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin.

Malang, 22 September 2016 Penulis


(6)

vi

RELATIONSHIP BETWEEN SELF-ESTEEM ABOUT CIGARETTE USE WITH

SMOKING INTENTION IN TEENAGERS IN AT KARTIKA SMK-IV LAWANG

Elok Lonchat Okyani1, SunardiS.kep, Ns, M.kep2,

Edi Purwanto S.Kep, Ns, M.Ng3

ABSTRACT

Background :Self-esteem is an appraisal level of a person which is positive or negative based on the levels of knowledge. Knowledge level will be made as a base of environmental change. Intention in this research is will or wishes that can be done with awareness and can cause a behavior or actions. The aim of this study is to determine the relationship between self-esteem about cigarette use with smoking intention in teenagers.

Methods : This study used an observational study design with cross sectional approach. This study was conducted on July 2016 at SMK KARTIKA-IV Lawang. Subject of this research is the teenage students in vocational school classes XI-IV KARTIKA Lawang. The number of samples are 38 respondents were taken using total sampling technique. Chi-Square were used to analyze the data.

Results : Based on Chi Square analysis test with SPSS, the sig. result (2-tailed) >significancy (α) is 0.344> 0.005, so it can be concluded that H1 is unacceptable.

Discussion : Based on Chi Square analysis test with SPSS, the sig. result (2-tailed) >significancy. It can be concluded that there is no relationship between self-esteem about cigarette use with smoking intention in teenagers. Smoking intention can affected by some factors such as environment, attitude, and self efficacy.

Key Word : teenagers, Self-esteem, Intention, cigarette use

1 Student of Nursing Science, University Of Muhammadiyah Malang 2 Lecturer, University Of Muhammadiyah Malang


(7)

vii

HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM TENTANG PENGGUNAAN ROKOK

DENGAN INTENSI MEROKOK PADA REMAJA DI SMK KARTIKA-IV LAWANG

Elok Lonchat Okyani4, Sunardi S.kep, Ns, M.kep5,

Edi Purwanto S.Kep, Ns, M.Ng6

INTISARI

Latar Belakang : Self-esteem adalah suatu tingkat penilaian seseorang yang bernilai positif atau bahkan negatif berdasarkan tingkat pengetahuannya yang dilihat akan menjadikan sebagai suatu pendorong perubahan untuk merubah lingkungannya. Intensi itu sendiri merupakan suatu hal yang dikehendaki atau niat, dilakukan secara sadar yang menimbulkan suatu perbuatan atau tindakan seseorang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan self-esteem tentang penggunaan rokok dengan intensi merokok pada remaja.

Metode : Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2016 di SMK KARTIKA-IV Lawang. Subjek penelitian yaitu siswa remaja kelas XI di sekolah SMK KARTIKA-IV Lawang. Dengan populasi sebanyak 38 responden diambil menggunakan teknik total sampling. Analisa data yang digunakan yaitu menggunakan uji Chi-Square.

Hasil : Berdasarkan hasil analisis uji Chi-Square dengan proses SPSS diperoleh hasil nilai sig. (2-tailed) > tarafnyata (α) yaitu 0.344> 0.05, sehingga dapat ditarik kesimpulan H1 ditolak.

Diskusi : analisisuji Chi Square dengan proses SPSS diperolehhasilnilai sig. (2-tailed) > tarafnyata (α), sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara self-esteem tentang penggunaan rokok dengan intensi merokok. Penggunaan rokok dengan intensi merokok bisa dipengaruhi oleh beberapa hal lain seperti lingkungan, sikap, dan self-efficacy.

Kata Kunci : Remaja, Self-esteem, Intensi, penggunaan rokok

4 Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

5 Dosen Pembimbing Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang 6 Dosen Pembimbing Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang


(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Abstract ... v

Abstrak ... vi

Daftar Isi ... vii

Daftar Gambar ... x

Daftar Tabel...xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 TujuanPenelitian ... 8

1.3.1 TujuanUmum ... 8

1.3.2 TujuanKhusus ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.4.1 Manfaat Umum ... 8

1.4.2 Manfaat Khusus ... 8

1.5 Keaslian Penelitian. ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... ... 12

2.1 Konsep Remaja ... 12

2.1.1 Pengertian Remaja ... 12

2.1.2 karakteristik Remaja ... 12

2.1.3 Sosial – Psikologi Remaja ... 13

2.1.4 Masalah Psikologi Pada Remaja ... 14

2.1.5 Faktor - Faktor Penyebab Terjadinya Masalah Pada Remaja . 17 2.2 Konsep Merokok ... 19

2.2.1 Sejarah Rokok ... 19

2.2.2 Faktor – Faktor Yang Menyebabkan Merokok ... 19

2.2.3 Macam-Macam Tipe Perokok ... 20

2.2.4 Kandungan Yang Terdapat Pada Rokok ... 21

2.2.5 Motivasi Menghisap Rokok ... 22

2.2.6 Bahaya Menghisap Rokok ... 23

2.3 Konsep Self-Esteem ... 23

2.3.1 Pengertian Self-Esteem... ... 24

2.3.2 Faktor Pembentuk Self-Esteem... ... 25

2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Self-Esteem ... 26

2.3.4 Self-Esteem adalah Persepsi Dan Realitas ... 28

2.5 Konsep Intensi ... 28

2.5.1 Pengertian Intensi ... 28

2.5.2 Faktor Penyebab Intensi ...29

2.5.3 Spesifikasi Intensi...30

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... ...31

3.1 Kerangka Konsep ... ...31


(9)

ix

BAB IV METODELOGI PENELITIAN... ... .33

4.1 Desain Penelitian ... ....33

4.2 Kerangka Penelitian ... ....33

4.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... ....34

4.3.1 Populasi ... ....34

4.3.2 Sampel ... ....35

4.3.3 Teknik Sampling ... ....35

4.4 Variabel Penelitian ... ....35

4.4.1 Variabel Independen ... ....35

4.4.2 Variabel Dependen... ....35

4.5 Definisi Operasional ... ....36

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian ... ....36

4.7 Instrumen Penelitian ... ....37

4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ... ....38

4.9 Teknik Analisa Data ... ....40

4.9.1 Analisis Univariat ... ....40

4.9.2 Analisis Bivariat ... ....40

4.10 Prosedur Pengumpulan Data ... ....42

4.10.1 Teknik Pengumpulan Data ... ....42

4.10.2 Langkah- langkah Pengumpulan Data ... ....42

4.11 Etika Penelitian ... ....43

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA...45

5.1 Hasil Penelitian ... ....45

5.1.1 Karakteristik Responden ... ....45

5.1.2 Distribusi Hasil Pengukuran Self-esteem ... ....46

5.1.3 Distribusi Hasil Pengukuran Intensi ... ....47

5.2 Hubungan Self-esteem tentang Penggunaan Rokok dengan Intensi Merokok pada remaja ... ....48

BAB VI PEMBAHASAN...50

6.1 Interprestasi dan Diskusi Hasil Penelitian ... ....50

6.1.1 Gambaran Self-esteem tentang Penggunaan Rokok ... ....50

6.1.2 Gambaran Intensi Merokok pada Remaja ... ....53

6.1.3 Hubungan Self-esteem tentang Penggunaan Rokok dengan Intensi Merokok pada Remaja ... ....55

6.2 Keterbatasan Penelitian ... ....57


(10)

x

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN...59

7.1 Kesimpulan ... ....59

7.2 Saran ... ....59

7.2.1 Bagi Ilmu Keperawatan ... ....59

7.1.2 Bagi Remaja ... ....60

7.1.3 Bagi Sekolah ... ....60

7.1.4 Bagi Penelitian Selanjutnya ... ....60 DAFTAR PUSTAKA


(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ... 34 Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian ... 37


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.3 Definisi Operasional Variabel ... 39

Tabel 4.4 Nilai Skoring Self-esteem ... 41

Tabel 4.5 Nilai Skoring Intensi ... 42

Tabel 4.5 Kisi – Kisi Lembar Kuesioner Intensi ... 43

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Usia ... 46

Tabel 5.2 Distribusi Self-esteem pada Remaja ... 47

Tabel 5.3 Distribusi Hasil Pengukuran Intensi pada Remaja ... 47


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Observasi dan Penelitian ... 61

Lampiran 2 Surat Balasan SMK KARTIKA-IV Lawang ... 62

Lampiran 3 Lembar Konsultasi Pembimbing 1 ... 63

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Pembimbing 2 ... 66

Lampiran 5 Lembar Kuesioner ... 71

Lampiran 7 Validitas dan Reliabilitas ... 78

Lampiran 8 Tabulasi Data Responden ... 79

Lampiran 9 Frequency, Crosstabs, dan Chi-Square ... 81


(14)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Afizah M.Z, Nor., Rahmah M.A, Salmiah M.S., Lye M.S., Shamsul Azhar S., & Fazilah I. (2015). Smoking Behaviour Adolescents Rural School in Malacca Malaysia –

A Case Control Study. Pertanika J. Sci. & Technol. 23 (1) : 13 – 28. Science &

Technology.

Alimul, A Aziz Hidayat. (2008). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba medika.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2014). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

. (2016). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Badriah Z.M, Fase. (2007). Boys Only : Petunjuk Islami Kesehatan Reproduksi bagi

Remaja Cowok. Jakarta : Gema Insani Press.

Baihaqhi, MIF. (2011). Psikologi Pertumbuhan Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan

Optimisme. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Barati, Majid., Alireza Hidarnia., Shamsoddin Niknami., & Hamid Allahverdipour. (2015). Factor Associated with Tobacco Smoking among Male Adolenscents :

the role of Psychologic, behavioral, and demographic risk factor. Avicenna J Neuro Psych Physio. February 2(1). Published Online 2015 February 20.

Budiman. (2011). Penelitian Kesehatan Buku Pertama. Bandung : Refika Aditama.

Chinawa, Josephat M., Herbert A. Obu., Manyike., Ikechukwu E. Obi., Odetunde O. Isreal., & Awoere T. Chinawa. (2015). Self-esteem among Adolescents in Nigerian

Secondary Schools : A Neglected Issue. British Journal of Medicine & Medical

Research 5(1) : 98 – 106. SCIENCEDOMAIN International. Dayakisni, Tri., & Hudaniah. (2012). Psikologi Sosial. Malang : UMM Press.

Dahlan, Sopiyudin. (2011). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, edisi 3. Jakarta: Selemba Medika

Effendi, Tjiptadinata. www.kompasiana.com. 12 september 2014 (00:36:25) I diperbarui 18 juni 2015 (00:57:16). Poltekes.

Ferrante, Margherita., Rosella Saulle., Caterina Ledda., Roberto Pappalardo., Roberto Fallico., Giuseppe La Torre., & Maria Fiore. (2013). Prevalance of smoking habits, attitudes, knowledge, and belirfs among health profesional school students : a cross sectional


(15)

xv

Fudyartanta, Ki. (2012). Psikologi Kepribadian, Paradigma Filosofis, tipologis, psikodinamik

and organismic holistik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Gajdosova, M. Nur., & Rini Risnawati S. (2010). Teori – Teori Psikologi. Yogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Ganley, Barbara J., & Dianne I. Rosario. (2013). The Smoking Attitude, Knowledge, Intent,

and Behaviors of Adolescents and Young Adult : Implications For Nursing Practice.

Journal of Nursing Education and Practice Vol. 3 No. 1.

Husaini, Aiman. (2007). Tobat Merokok Rahasia & Cara Empatik Berhenti Merokok. Depok : Pustaka IIMaN.

Joffer, Junia., Gunilla Burell., Erik Bergstrom., Hans Stenlud., Linda Sjors., & Lars Jerden. (2014). Predictor of smoking among swedish adolencents. BMC Public Health 14 : 1296.

Jogiyanto. (2007). Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Jrad, Hoda., Mary Ellen Wewers., Phyllis P. Pirie., Philip F. Binkley., & Amy K. Ferketich. (2014). Lebanese Medical Students Intention to Deliver Smoking Caessation

Advice. Journal of Epidemiology and Global Health 5 : 117 – 123. Received

25 December 2013 / Received in revised form 4 May 2014 / Accepted 12 May 2014 / Available online 6 September 2014.

Kumalasari, intan., & Iwan Amdhyantoro. (2012). Kesehatan Reproduksi untuk

Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Kusmiran, Eny. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba Medika.

Ling, Jonathan., & Jonatham Catling. (2012). Psikologi Kognitif. Erlangga.

Lundborg, Petter. (2007). Smoking Information sources, and risk perceptions – new result on Swedish data.

Mansur, Herawati., & Temu. (2014). Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Maulana, Heri D.J. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.

Maya. Ade Azakiyati. (2012). Hubungan antara perilaku merokok dengan harga diri remaja laki-laki yang merokok di SMK Putra Bangsa.

Mehta S, Gupta S. (2011). Effect of smoking on self-esteem and personality type : a study on engineering student. Vol 2(2).

Mckee, Sherry A., Stephanie S. O’Malley., Peter Salovey., Suchitra Krisgnan-Sarin., & Carolyn M. Mazure. (2005). Percrived risks amd nemefits of smoking caessations :


(16)

xvi

gender-spesific predictors of motivation and treatment outcome. Addictive Behaviors 20 :

423 – 435. ELSEVIER.

Mon, Key Min Swe., & Amit Bhardwaj. (2012). Perception of youth on smoking among first

year medical studens in Myanmar. International Journal of Collaborative Research

on Internal Medicine & Public Health Vol 4 No. 11.

Notoatmodhjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam., & Ferry Efendi. (2009). Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta : Salemba

Medika.

Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Pamela, Elizabeth., & Fidelish E. Waruwu. (2006). Jurnal Provitae. Fakultas Psikologi

Universitas Tarumanegara Jakarta.

Partodiharjo, Subagyo. (2008). Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya. Gelora Aksara Pratama.

Prawira, Purwa Atmaja. (2013). Psikologi Kepribadian dengan Perspektif Baru. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Riskesdas. (2013). Riset Keperawatan Dasar.

Santrock, John W. (2007). Remaja Edisi Kesebelas. Jakarta : Erlangga. Sarwono, Sarlito W. (2013). Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali. Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.

Satiti, Alfi. (2009). Strategi Rahasia Berhenti Merokok. Yogyakarta : Datamedia.

Shaniya, P.M., & M.K Sharma. (2010). Self Esteem and Life Satisfaction : Implications for

Adolescents Tobbaco Use. Delhi Psychiatry Journal Vol. 15 No. 2.

Solso, Robert L., Otto H. Maclin., & M. Kimberly Maclin. (2007). Psikologi Kognitif

Edisi 8. Eralngga.

Sumaryono E. (2012). Etika Profesi Hukum : Norma-Norma Bagi Penegak Hukum. Yogyakarta : Kanisius.

Sumiati, Dinarti., Heni Nuh Haeni., & Ratna Aryani. (2009). Kesehatan Jiwa Remaja dan

Konseling. Jakarta : TIM.

Tim Penulis Poltekes Depkes Jakarta I. (2012). Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta : Salemba Medika.


(17)

xvii

UR, Aryal., & Bhatta DN. (2015). Smoking Susceptibility and Intention to Smoke among

Secondary School Adolescents in Nepal. J Nepal Health Res Counc 2015 Jan – Apr

; Vol 13 No. 1 Issue 29 Jan – Apr 2015.

Virly, Monica. (2013). Hubungan Persepsi Tentang Bahaya Merokok Dengan Perilaku Merokok pada Karyawan PT. Sintas Kumara Perdana Kawasan Industri Pupuk Kujang Cikampek.

Vitoria, Paulo D., M.Fatima Salgueiro., Silva A. Silva., & H. De Vries. (2009). The Impact of Social Influence on Adolescent Intention to Smoke : Combining Types and

Referents of Influence. British Journal of Health Psychology Vol 14 : 681 - 699.

Widyarini, Nilam. (2009). Psikologi Populer : Kunci Pengembangan. Jakarta : Gramedia. Xu, Xianglong., Lingliu., Manoj Sharma., & Yong Zhao. (2015). Smoking – Related

Knowledge, Attitudes, Behaviour, Smoking Caessation Idea and Edication Level among

Young Adult Male Smokers in Chongqing Cina. International Journal of

Enviromental Research and Public Health. Received 23 November 2014 / Accepted 11 February 2015 / Published 16 February 2015.

Zan Pieter Herri., & Namora Lumongga Lubis. (2010). Pengantar Psikologi untuk


(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas yang digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa. Remaja (adolescence) dalam bahasa inggris,

berasal dari bahasa latin “adolescere” yang memiliki arti tumbuh ke arah kematang.

Kematangan yang dimaksud adalah kematangan yang bukan fisik saja tetapi juga kematangan sosial dan psikologi. Secara psikologis remaja adalah usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa , suatu usia di mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar. Remaja digolongkan menjadi tiga yaitu : remaja awal (10-12 tahun) , remaja pertengahan (13-15 tahun) , remaja akhir (17-21 tahun) (Kumalasari & Andyantoro, 2012 : 13 – 14).

Remaja adalah suatu masa transisi dari masa anak-anak ke dewasa, yang ditandai dengan perkembangan biologis, psikologis, moral, agama, kognitif dan sosial (Sarwono, 2013 : 17). Remaja berfokus pada mengambil keputusan, baik di dalam rumah ataupun di sekolah. Remaja ini juga mulai menunjukan cara berfikir logis, sehingga sering menyatakan kewenangan dan standar di masyarakat maupun di sekolah. Remaja juga memulai menggunakan istilah-istilah sendiri dan mempunyai pandangan, seperti: memilih kelompok bergaul dan pribadi seperti apa yang di inginkan, karena remaja ini merupakan masa transisi emosional, yang ditandai dengan perubahan cara melihat dirinya sendiri. Remaja menjadi individu yang sensitif, mudah


(19)

2

2

menangis, mudah cemas, frustasi, tetapi juga mudah tertawa. Perubahan emosi menjadikan remaja sebagai individu agresif dan ingin mengetahui hal yang baru.

Transisi sosial yang di alami remaja ditunjukan dengan adanya perubahan hubungan sosial dengan meningkatkan waktu untuk berhubungan dengan rekan-rekan sebaya mereka. Perubahan fisik dan emosi pada masa remaja juga mengakibatkan perubahan dan perkembangan remaja. Dua bentuk perkembangan remaja yaitu, memisahkan diri dari orang tua dan menuju kearah teman sebaya (Sumiati, 2009 : 21). Perkembangan biopsikososial masa remaja berarti telah mengalami kemataangan fisik, emosi, mental, dan sosial (Zan & Lumongga, 2010 : 163 - 164). Remaja pada masa ini akan berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana individu tidak merasa lagi berada di bawah tingkatan orang dewasa, akan tetapi sudah berada pada tingkatan yang sama. Periode perkembangan ini remaja akan memantapkan identitas dirinya sebagai individu yang terpisah dengan keluarga, persiapan diri menghadapi tugas-tugas perkembangan berikutnya. Persiapan menentukan masa depannya, dan akan berakhir pada saat mencapai usia matang secara hukum.

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa pubertas menuju masa dewasa. Perbedaan dari anak-anak, remaja berusaha memahami siapakah dirinya, bagaimanakah sifat-sifatnya, apa yang hendak diraih dalam hidupnya. Remaja memiliki penghayatan mengenai siapakah mereka dan apa yang membedakan dirinya dari orang-orang lain. Lundborg berpendapat tingginya perasaan juga menyebabkan seseorang menjadi kecanduan dan ditemukan resiko kematian berdasarkan hasil penelitian memiliki perubahan yang signifikan dan perasaan negatif pada sikap perokok (Lundborg, 2007 : 231).


(20)

3

3

Harga diri adalah evaluasi keseluruhan seseorang atau pandangan seseorang akan diri sendiri (Pamela, 2006 : 16). Setiap manusia memiliki harga diri termasuk pada remaja juga memiliki harga diri yang di dorong oleh beberapa faktor seperti : orang tua, teman sebaya, lingkungan, iklan, dll. Harga-diri didefinisikan sebagai suatu evaluatif global mengenai diri sendiri. Harga-diri (self-esteem) pada remaja sering disebut juga sebagai martabat-diri (self-worth) atau gambaran-diri (self-image), merupakan suatu dimensi dari.

Individu mendapatkan nilai harga-diri melalui persepsi yang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Harga-diri mencerminkan persepsi yang tidak selalu sesuai dengan realitas (Santrock, 2007 : 177 – 185). Menurut Santrock, harga-diri remaja dapat mengindikasikan persepsi mengenai menarik atau tidaknya dirinya, meskipun persepsi itu mungkin tidak tepat (Santrock, 2007 : 185). Penilaian tinggi terhadap diri sendiri adalah penilaian terhadap kondisi diri dengan menghargai kelebihan, memahami potensi diri, dan menerima kekurangan yang ada dalam dirinya. Suatu penilaian rendah terhadap diri sendiri adalah penilaian tidak suka atau tidak puas dengan kondisi diri sendiri, tidak menghargai kelebihan diri, dan selalu melihat dirinya sebagai sesuatu yang selalu kurang.

Dengan demikian, harga-diri yang tinggi dapat merujuk pada persepsi yang tepat atau benar mengenai mertabatnya sebagai seorang pribadi, termasuk keberhasilan dan pencapaiannya. Perkembangan harga diri pada anak remaja bergantung pada tingkat ketertarikan dan penerimaan teman sebayanya. Masa-masa remaja, sebagian besar anak muda akan bergumul dengan kemandirian dan kebebasannya sendiri, ingin membuat keputusan sendiri serta suka mengetes batasan


(21)

4

4

dari otoritas seseorang, ingin mengekspresikan diri sendiri, dan merasakan kuatnya tekanan pergaulan teman sebaya.

Rokok adalah lintingan tembakau yang dihisap sebagai bagian dari ritual pemujaan terhadap dewa dan roh pada masa lalu oleh bangsa indian di Amerika Serikat. Lintingan tembakau sekarang disebut sebagai rokok. Benda yang menyuburkan sebuah lahan industri yang paling menguntungkan, sekaligus paling kontroversial. Rokok menjadi sebuah simbol kenikmatan saja tidak lebih, yang demi mencapai kenikmatan itulah, ratusan juta manusia dibumi ini baik dari laki-laki dan perempuan memutuskan untuk terus menghisap rokok.

Merokok adalah suatu kebiasaan (habituation) dan bukan satu ketergantungan (Husaini, 2007 : 123). Fenomena merokok biasanya mulai dilakukan selama masa kanak-kanak dan masa remaja, di kalangan remaja merokok bukan menjadi hal asing lagi. Hal ini didukung oleh pernyataan Shaniya dan Sharma bahwa semua orang perokok yang telah dewasa hampir semua melalukan eksperimen sebelum usia mereka 18 tahun (Shaniya & Sharma, 2012 : 372). Gajdosova et al berpendapat banyak faktor yang mempengaruhinya diantara lain adanya suatu dorongan dari teman sebaya sebagai penciptaan harga-diri serta persepsi yang salah akan adanya merokok dikalangan remaja sebagai trend di zaman modern (Gajdosova, 2009 : 183).

Joffer et al (2014) menyebukan adanya beberapa faktor yang mendorong seseorang menjadi perokok yaitu : faktor sosial demografis, faktor faktor lingkungan, dan faktor perilaku. faktor sosial demografis menemukan bahwa masalah sosial sulit dijelaskan, serta berbeda dengan faktor sosial ekonomi. Sosial demografis merupakan meliputi gender dan tempat tinggal remaja. Faktor lingkungan juga merupakan suatu masalah yang timbul karna yang dimaksudkan yaitu terpengaruh teman, dan dalam interaksi keluarga menjadi kunci utama untuk menjauhkan diri dari perilaku merokok.


(22)

5

5

Faktor diri sendiri menjelaskan bahwa rendahnya harga diri dapat mendorong seseorang untuk melakukan perilaku merokok. Faktor perilaku juga menjadi pendorong seseorang untuk merokok yaitu, apabila pengguna alkohol maka akan ada juga perilaku merokok pada individu tersebut. Maka dapat dijelaskan bahwa terdapat beberapa faktor untuk mendorong seorang individu melakukan kegiatan merokok (Joffer, 2014 : 1-2).

Hasil penelitian yang dilakukan di negara Swedia ini juga menunjukan bahwa dari usia 12-13 tahun terdapat 3,3% dan pada usia 17-18 tahun, remaja mengalami peningkatan sebanyak 25,1% yang terjadi pada 2,8% laki-laki serta 1,4% wanita dari data pengguna rokok. Dengan hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut dengan rendahnya informasi dari orang tua, rendahnya kesadaran keluarga, rendahnya penilaian diri tentang kesehatan rendahnya harga diri, rendahnya sikap negatif terhadap rokok (Joffer, 2014 : 4). Penelitian terdahulu juga menyebutkan bahwa Gajdosova yang dilakaukan di Netherlands dengan hasil sebanyak 11,1% laki-laki serta sejumlah 12,6% wanita yang melakukan perilaku merokok setiap hari 6-10 batang, sebanyak 15 batang rokok perhari juga dilakukan pada 3,4% laki-laki dan 0,8% wanita pada responden. Data yang diperoleh yaitu pada wanita serta laki-laki mengalami tingginya penjelajahan pada diri individu, terdapat gangguan emosi/perasaan, rendahnya penilaian positif terhadap harga diri dengan tingginya nilai penilaian negatif pada harga dirinya, tingginya arti kehidupan namun juga rendahnya pengendalian (Gajdosova, 2009 : 187). Penelitian dilakukan pada remaja usia 15-16 tahun sebanyak 0,425% sedangkan pada usia 17-18 tahun terdapat 0,384% dengan nilai keseluruhan usia yang merokok yaitu 0.406% (Lundborg, 2007 : 227).

Hal ini sama terjadi peningkatan jumlah perokok di Indonesia disebabkan oleh mudahnya memperoleh rokok, tidak adanya batasan umur yang melarang orang


(23)

6

6

membeli rokok, kapan pun dan dimana pun mereka membeli rokok selalu tersedia. Hasil survey Riskesdas tahun 2007 menunjukkan angka 34,2%. Pada tahun 2010 hasil dari Riskesdas menunjukkan angka 34,7%. Pada tahun 2013 Riskesdas mengeluarkan hasil survey yang menunjukkan angka 36,3% yang sama dengan kelompok usia

tahun. Proporsi menurut Rikesdas 2013 pada provinsi jawa timur sebanyak 23,9% yang masih menjadi perokok aktif. Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2011 juga menunjukan bahwa data proporsi perokok pada tahun tersebut sebanyak 67,0% laki-laki dan perempuan sebanyak 2,7% (Rikesdas, 2013 : 170).

Global Adult Tobacco Survey (GATS) juga merilis dalam kompasiana yang di

keluarkan pada tanggal 12 september 2014 menyatakan bahwa Indonesia menjadi peringkat ke 3 di dunia dengan 65 juta penduduk indonesia menjadi perokok aktif, dan 270 milliar rokok dibakar tiap tahun (Effendi, 2015). Ini menunjukan peningkatan yang cukup tajam terhadap kenaikan perokok di Indonesia. Hasil data Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengkonsumsi rokok pada tiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini menjadi suatu yang lumrah karna mengingat rokok tersebut mudah diperoleh dimana saja serta tidak terdapat batasan usia sebagai pengkonsumsinya. Ini juga didukung oleh kurangnya informasi dari orang terdekat mereka, seperti orang tua dan cara bergaul dengan teman sebaya mereka yang dapat mendorong perilaku merokok pada remaja.

Penyelesaian yang diberikan Gajdosova dalam penelitiannya individu diberikan intervensi untuk mengatasi isu, memberikan rencana, dan pengertian tentang emosi individu (Gajdosova, 2009 : 190). Penyelesaian yang hampir sama diberikan oleh Shaniya & Sharma dalam penelitiannya diberikan upaya program merokok dan komunikasi untuk upaya pencegahan pada remaja (Shaniya & Sharma, 2012 : 372). Penelitian terbaru yang diberikan oleh Joffer yaitu hasil yang sama


(24)

7

7

dengan penelitian Shaniya & Sharma yaitu diberikan usaha promosi pencegahan pada remaja. Dengan melibatkan orang tua, pihak sekolah, perkumpulan para remaja dan peraturan yang diterima oleh semua pihak.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan tentang hubungan self-esteem dan persepsi tentang penggunaan rokok dengan intensi merokok pada remaja dengan cara turun pada lingkungan berkumpul murid SMK KARTIKA-IV didapatkan data yang juga menunjukan banyaknya remaja yang melakukan hal merokok dikarnakan berawal mengikuti teman yang terus menjadi kebiasaan namun juga banyaknya beberapa orang tua yang juga tidak memberikan informasi tentang merokok sehingga mereka melakukan perilaku merokok tidak dalam lingkup keluarga. Hasil yang sama saya dapatkan pada salah satu guru yang mengajar pada sekolah tersebut dengan hasil

“tidak dipungkiri kalau semua anak laki-laki kebanyakan merokok”. Maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan merokok diawali karna banyak faktor dari hal diri sendiri serta karna lingkungan.

Kesimpulan remaja merupakan masa dimana seorang anak akan mengalami beberapa perkembangan yang akan berdampak pada perubahan biologis, psikologis, serta pola pikir yang berbeda-beda tergantung dengan informasi yang mereka dapatkan. Hal ini mengakibatkan dimana informasi yang didapat kan oleh remaja akan dicerna sebagai persepsi yang menimiliki dampak pada tinggi dan rendahnya yang dimiliki seorang remaja. Terdapatnya tinggi serta rendahnya harga diri pada remaja akan mengacu pada perilaku remaja sendiri yang dapat perupa perilaku positif atau negatif. Penelitian ini ingin mengetahui seberapa rendahnya harga diri pada remaja yang menimbulkan perilaku negatif seperti merokok yang akan diteliti.


(25)

8

8 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu adakah Hubungan Antara Self Esteem dengan Intensi Merokok Pada Remaja ?.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Antara Self Esteem tentang Penggunaan Rokok dengan Intensi Merokok Pada Remaja.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui self-esteem tentang penggunaan rokok pada remaja di SMK KARTIKA-IV

2. Mengetahui intensi merokok pada remaja di SMK KARTIKA-IV

3. Mengidentifikasi hubungan self esteem dengan intensi merokok pada remaja di SMK KARTIKA-IV

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

Mengimplikasikan dan menerapkan pengetahuan tentang mata kuliah riset keperawatan serta dapat menambah wawasan, pemahaman dan informasi tentang remaja melalui hubungan antara Self Esteem dengan intensi merokok pada remaja.

1.4.2 Bagi Profesi Keperawatan

Sebagai masukan bagi bidang ilmu keperawatan tentang apa yang peneliti lakukan agar menampah informasi bagi keperawatan komunitas tentang remaja dan perilaku.


(26)

9

9 1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu pengetahuan tentang

Self-Esteem remaja dengan intensi merokok.

1.4.4 Bagi lembaga pendidikan

Sebagai informasi sehingga dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan pengetahuan dan pendekatan kepada remaja yang membutuhkan informasi yang mungkin tidak di dapatkan di dalam lingkungan keluarga agar menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk kesehatan masa depan generasi bangsa ke depannya.

1.4.5 Bagi Peneliti lain

Diharapkan bagi peneliti lain agar ilmu yang dilakukan peneliti bisa memberikan gambaran, informasi, serta pengetahuan baru sehingga dapat mengembangkan penelitian ini yang lebih mendalam.

1.5 Keaslian Penelitian

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ferrante et al (2013) dengan judul

“prevalence of smoking habits, attitudes, knowledge, and beliefs among

health professional school students : a cross sectional study”. Desain

penelitian menggunakan besar sampel 422 responden. Metode penelitian ini adalah cross-sectional. hasil penelitian ini dianalisa berdasarkan analisis multivariat. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa hasilnya terfokuskan untuk perhatian dan pelatihan berhenti merokok. Perbedaan penelitian ini


(27)

10

10

dengan penelitiaan sebelumnya adalah peneliti ingin mengetahui prevalensi merokok, kebiasaan, sikap, pengetahuan, dan keyakinan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ade Maya Azakiyati (2012) dengan judul

“hubungan antara perilaku merokok dengan harga diri remaja laki-laki yang

merokok di SMK Putra Bangsa”. Desain penelitian yang digunakan adalah

korelasi dengan besar sampel 109 responden. Metode sampling penelitian ini adalah kuesioner. hasil penelitian ini dianalisa berdasarkan analisis univariat dan analisi bivariat. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang bermakna antara perilaku merokok dengan harga diri remaja laki-laki yang merokok. Perbedaan penelitian ini dengan penelitiaan sebelumnya adalah peneliti ingin mengetahui karakteristik persepsi remaja, harga diri, serta hubungan antara persepsi dengan harga diri.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Barati et al (2015) dengan judul “factor

associated with tobacco smoking among male adolenscents : the role of

psychologic, behavioral, and demographic risk factor”. Desain penelitian yang digunakan adalah “cross sectional” dengan besar populasi 810 remaja

laki-laki. Metode sampling penelitian ini adalah random sampling. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor risiko psikososial, perilaku, dan demografi status merokok remaja.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Monica Virly (2013) dengan judul “hubungan persepsi tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada karyawan

PT. Sintas Kumara Perdana kawasan industri pupuk kujang cikampek”. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan rancangan “cross

sectional study” dengan besar populasi seluruh karyawan yang merokok dan


(28)

11

11

penelitian ini dianalisa berdasarkan analisis univariat dan analisi bivariat. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada karyawan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitiaan sebelumnya adalah responden remaja SMA serta hubungan harga diri dan persepsi pada remaja.


(1)

membeli rokok, kapan pun dan dimana pun mereka membeli rokok selalu tersedia. Hasil survey Riskesdas tahun 2007 menunjukkan angka 34,2%. Pada tahun 2010 hasil dari Riskesdas menunjukkan angka 34,7%. Pada tahun 2013 Riskesdas mengeluarkan hasil survey yang menunjukkan angka 36,3% yang sama dengan kelompok usia

tahun. Proporsi menurut Rikesdas 2013 pada provinsi jawa timur sebanyak 23,9% yang masih menjadi perokok aktif. Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2011 juga menunjukan bahwa data proporsi perokok pada tahun tersebut sebanyak 67,0% laki-laki dan perempuan sebanyak 2,7% (Rikesdas, 2013 : 170).

Global Adult Tobacco Survey (GATS) juga merilis dalam kompasiana yang di keluarkan pada tanggal 12 september 2014 menyatakan bahwa Indonesia menjadi peringkat ke 3 di dunia dengan 65 juta penduduk indonesia menjadi perokok aktif, dan 270 milliar rokok dibakar tiap tahun (Effendi, 2015). Ini menunjukan peningkatan yang cukup tajam terhadap kenaikan perokok di Indonesia. Hasil data Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengkonsumsi rokok pada tiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini menjadi suatu yang lumrah karna mengingat rokok tersebut mudah diperoleh dimana saja serta tidak terdapat batasan usia sebagai pengkonsumsinya. Ini juga didukung oleh kurangnya informasi dari orang terdekat mereka, seperti orang tua dan cara bergaul dengan teman sebaya mereka yang dapat mendorong perilaku merokok pada remaja.

Penyelesaian yang diberikan Gajdosova dalam penelitiannya individu diberikan intervensi untuk mengatasi isu, memberikan rencana, dan pengertian tentang emosi individu (Gajdosova, 2009 : 190). Penyelesaian yang hampir sama diberikan oleh Shaniya & Sharma dalam penelitiannya diberikan upaya program


(2)

dengan penelitian Shaniya & Sharma yaitu diberikan usaha promosi pencegahan pada remaja. Dengan melibatkan orang tua, pihak sekolah, perkumpulan para remaja dan peraturan yang diterima oleh semua pihak.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan tentang hubungan self-esteem dan persepsi tentang penggunaan rokok dengan intensi merokok pada remaja dengan cara turun pada lingkungan berkumpul murid SMK KARTIKA-IV didapatkan data yang juga menunjukan banyaknya remaja yang melakukan hal merokok dikarnakan berawal mengikuti teman yang terus menjadi kebiasaan namun juga banyaknya beberapa orang tua yang juga tidak memberikan informasi tentang merokok sehingga mereka melakukan perilaku merokok tidak dalam lingkup keluarga. Hasil yang sama saya dapatkan pada salah satu guru yang mengajar pada sekolah tersebut dengan hasil “tidak dipungkiri kalau semua anak laki-laki kebanyakan merokok”. Maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan merokok diawali karna banyak faktor dari hal diri sendiri serta karna lingkungan.

Kesimpulan remaja merupakan masa dimana seorang anak akan mengalami beberapa perkembangan yang akan berdampak pada perubahan biologis, psikologis, serta pola pikir yang berbeda-beda tergantung dengan informasi yang mereka dapatkan. Hal ini mengakibatkan dimana informasi yang didapat kan oleh remaja akan dicerna sebagai persepsi yang menimiliki dampak pada tinggi dan rendahnya yang dimiliki seorang remaja. Terdapatnya tinggi serta rendahnya harga diri pada remaja akan mengacu pada perilaku remaja sendiri yang dapat perupa perilaku positif atau negatif. Penelitian ini ingin mengetahui seberapa rendahnya harga diri pada remaja yang menimbulkan perilaku negatif seperti merokok yang akan diteliti.


(3)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu adakah Hubungan Antara Self Esteem dengan Intensi Merokok Pada Remaja ?.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Antara Self Esteem tentang Penggunaan Rokok dengan Intensi Merokok Pada Remaja.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui self-esteem tentang penggunaan rokok pada remaja di SMK KARTIKA-IV

2. Mengetahui intensi merokok pada remaja di SMK KARTIKA-IV

3. Mengidentifikasi hubungan self esteem dengan intensi merokok pada remaja di SMK KARTIKA-IV

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Mengimplikasikan dan menerapkan pengetahuan tentang mata kuliah riset keperawatan serta dapat menambah wawasan, pemahaman dan informasi tentang remaja melalui hubungan antara Self Esteem dengan intensi merokok pada remaja.

1.4.2 Bagi Profesi Keperawatan

Sebagai masukan bagi bidang ilmu keperawatan tentang apa yang peneliti lakukan agar menampah informasi bagi keperawatan komunitas tentang


(4)

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu pengetahuan tentang Self-Esteem remaja dengan intensi merokok.

1.4.4 Bagi lembaga pendidikan

Sebagai informasi sehingga dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan pengetahuan dan pendekatan kepada remaja yang membutuhkan informasi yang mungkin tidak di dapatkan di dalam lingkungan keluarga agar menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk kesehatan masa depan generasi bangsa ke depannya.

1.4.5 Bagi Peneliti lain

Diharapkan bagi peneliti lain agar ilmu yang dilakukan peneliti bisa memberikan gambaran, informasi, serta pengetahuan baru sehingga dapat mengembangkan penelitian ini yang lebih mendalam.

1.5 Keaslian Penelitian

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ferrante et al (2013) dengan judul “prevalence of smoking habits, attitudes, knowledge, and beliefs among health professional school students : a cross sectional study”. Desain penelitian menggunakan besar sampel 422 responden. Metode penelitian ini adalah cross-sectional. hasil penelitian ini dianalisa berdasarkan analisis multivariat. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa hasilnya terfokuskan untuk perhatian dan pelatihan berhenti merokok. Perbedaan penelitian ini


(5)

dengan penelitiaan sebelumnya adalah peneliti ingin mengetahui prevalensi merokok, kebiasaan, sikap, pengetahuan, dan keyakinan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ade Maya Azakiyati (2012) dengan judul “hubungan antara perilaku merokok dengan harga diri remaja laki-laki yang merokok di SMK Putra Bangsa”. Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi dengan besar sampel 109 responden. Metode sampling penelitian ini adalah kuesioner. hasil penelitian ini dianalisa berdasarkan analisis univariat dan analisi bivariat. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang bermakna antara perilaku merokok dengan harga diri remaja laki-laki yang merokok. Perbedaan penelitian ini dengan penelitiaan sebelumnya adalah peneliti ingin mengetahui karakteristik persepsi remaja, harga diri, serta hubungan antara persepsi dengan harga diri.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Barati et al (2015) dengan judul “factor associated with tobacco smoking among male adolenscents : the role of psychologic, behavioral, and demographic risk factor”. Desain penelitian yang digunakan adalah “cross sectional” dengan besar populasi 810 remaja laki-laki. Metode sampling penelitian ini adalah random sampling. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor risiko psikososial, perilaku, dan demografi status merokok remaja.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Monica Virly (2013) dengan judul “hubungan persepsi tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada karyawan PT. Sintas Kumara Perdana kawasan industri pupuk kujang cikampek”. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan rancangan “cross


(6)

penelitian ini dianalisa berdasarkan analisis univariat dan analisi bivariat. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada karyawan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitiaan sebelumnya adalah responden remaja SMA serta hubungan harga diri dan persepsi pada remaja.