PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA DALAM PERAWATAN KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA PADA LANSIA

(1)

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN

KELUARGA DALAM PERAWATAN KESEHATAN ANGGOTA

KELUARGA PADA LANSIA

SKRIPSI

IDA FEBRIANTI

201010420311181

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(2)

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN

KELUARGA DALAM PERAWATAN KESEHATAN ANGGOTA

KELUARGA PADA LANSIA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

IDA FEBRIANTI

201010420311181

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(3)

(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga Terhadap Tingkat Kemandirian Keluarga dalam Perawatan Kesehatan Anggota Keluarga pada Lansia . Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan dengan ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:

1.

Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2.

Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3.

Tutu April A, S.Kep. M.Kes. selaku pembimbing I yang telah sabar dan bijaksana memberikan bimbingan dan masukan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

4.

Sunardi S.Kep.Ns M.Kep, selaku pembimbing II yang telah memberikan ilmu dan menginspirasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5.

Dosen dan staf TU Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, atas ilmu dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

6.

Abahku (H.Akarim) dan Umiku (Hj, Khadijah) yang selalu mencurahkan kasih sayang dan mendoakan serta memotivasi dan menginspirasi saya dari lahir hingga sekarang “menjadi sarjana” dan saudara-saudara tercinta atas doa serta dukungan dalam menempuh perkuliahan ini.

7.

Sahabat-sahabat di PSIK angkatan 2010 khusunya PSIK-D yang turut serta membantu dan memberikan dukungan.


(6)

Dan semua pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Akhir kata penulis mohon maaf apa bila masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak kususnya bidang keperawatan. Amin.

Malang,18 Oktober 2014

Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Abstrak ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Keaslian Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Konsep Lanjut Usia ... 8

2.1.1 Definisi Lanjut Usia ... 9

2.1.2 Perubahan Sistem pada Lanjut Usia ... 10

2.1.3 Masalah masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga dengan lansia ... 13

2.1.4 Peran Keluarga Dalam Merawat Lansia ... 14

2.2 Konsep Keperawatan Keluarga ... 15

2.2.1 Definisi Keluaraga ... 15

2.2.2 Ciri-Ciri Struktur Keluarga ... 15

2.2.3 Struktur Keluarga ... 16

2.2.4 Tipe Keluarga ... 17

2.2.5 Tahap Perkembangan Keluarga... 19

2.2.6 Fungsi Dan Tugas Keluarga... 22

2.2.7 Keluarga Sebagai Unit Pelayanan Kesehatan ... 27

2.2.7.1 Implikasi Dari Pelayanan Kesehatan Di Pusatkan Kepada Keluarga ... 27

2.2.7.2 Langkah-Langkah Dalam Perawatan Kesehatan Keluarga ... 28

2.2.7.3 Prinsip-Prinsip Perawatan Keluarga ... 28

2.2.7.4 Hambatan Hambatan Yang Sering Di Hadapi Dalam Memecahkan Masalah Kesehatan Keluarga ... 29

2.3 Pengertian Dan Tujuan Keperawatan Keluarga ... 30

2.3.1 Proses Keperawatan Keluarga ... 30

2.3.2 Peran Perawat Keluarga ... 32


(8)

2.4 Kemandirian ... 35

2.4.1 Pengertian Kemandirian ... 35

2.4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian ... 36

2.4.3 Aspek Aspek Kemandirian ... 39

2.4.4 Tingkat Kemandirian Keluarga... 39

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 40

3.1 Kerangka Konsep ... 40

3.2 Hipotesis Penelitian ... 41

BAB IV METODE PENELITIAN ... 41

4.1 Desain Penelitian ... 41

4.2 Kerangka Kerja Penelitian (Frame Work) ... 42

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling ... 43

4.3.1 Populasi Penelitian ... 43

4.3.2 Sampel Penelitian ... 43

4.3.3 Tekhnik Sampling ... 44

4.4 Varibel Penelitian... 44

4.4.1 Variabel Independen ... 44

4.4.2 Variabel Dependen ... 44

4.5 Definisi Operasional ... 44

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian ... 46

4.7 Instrumen Penelitian ... 46

4.7 Uji Validitas ... 47

4.8 Uji Realibitas ... 48

4.9 Prosedur Pengumpulan Data ... 48

4.9.1 Langkah Langkah Pengumpulan Data ... 49

4.10 Analisa Data ... 50

4.10.1 Pre Analisa Data ... 50

4.9.1 Analisa Univariat ... 50

4.9.2 Analisa Bivariat ... 51

4.11 Etika Penelitian ... 51

4.11.1 Persetujuan Penelitian (Informed Concent)... 51

4.11.2 Tanpa Nama (Annonimity)... 52

4.11.3 Kerahasiaan (Confidentiality) ... 52

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Data Umum ... 53

5.1.1 karakteristik kepala keluarga berdasarkan jenis kelamin... 53

5.1.2 karakteristik kepala keluarga berdasarakan jumlah angggota keluarga ... 54

5.1.3 Karakteristik Kepala Keluarga Berdasarakan Tingkat Pendidikan ... 56

5.1.4 Karakteristik Perawat Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 56

5.2 Data Khusus ... 56


(9)

5.2.1 Penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga ... 56

5.2.2 Tingkat Kemandirian Keluarga ... 57

5.3 Analisa Data ... 58

BAB VI PEMBAHASAN ... 61

6.1 Penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga ... 61

6.2 Tingkat Kemandirian Keluarga ... 64

6.3 Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Tingkat Kemandirian Keluarga Dalam Perawatan Kesehatan Anggota Keluarga Pada Lansia ... 70

6.4 Keterbatasan Penelitian ... 72

6.5 Implikasi Penelitian ... 73

BAB VIIPENUTUP ... 74

7.1 Kesimpulan ... 74

7.2 Saran ... 74

Daftar Pustaka ... 75 Lampiran


(10)

DAFTAR TABEL

4.1 Definisi Operasional Variabel ... 48 5.3.1 Analisa Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga

Terhadap Tngkat Kemandirian Keluarga dalam Perawatan Anggota

Keluarga Pada Keluarga Lansia ... 62


(11)

DAFTAR GAMBAR

3.1 Keragka Konsep ... 42

4.1 Kerangka Penelitian ... 45

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga ... 57

5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 58

5.1.4 Karakteristik Responden Perawat Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 59

5.2.1 Penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga ... 60

5.2.2 Tingkat Kemandirian Keluarga ... 61


(12)

DAFTAR PUSTAKA

Iqbal, Wahit dkk.(2009). Ilmu Keperawatan Komunitas, Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika

Efendi, Fery dkk. (2009), Keperawatan Komunitas Teori dan Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Afan, Mujib dkk. (2011), Pedoman Perawatan Kesehatan Masyarakat. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Andarmoyo, Sulistyo. (2011), Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik Keperawatan . Yogyakarta :Graha Ilmu

Departeman Kesehatan Republik Indonesia. (2006) Tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan di Puskesmas: Jakarta. Direktorat Bina Pelayanan Medik

Efendi, Nasrul.(1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyrakat. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Nursalam. (2013). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Asdi Mahasatya

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Asdi Mahasatya Aziz, Alimul. (2007). Meode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba

Medika

Maryam RS, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:Salemba Medika.

S.Tamher-Noorkasiani. (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: SalembaMedika

Azizah, L.M. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta.: Graha Ilmu


(13)

Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Hernilawati (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan: Pustaka As Salam

Danim & Darwis.(2003) .Metode Penelitian Kebidanan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Tim Penyusun. (2010). Panduan Pedoman Penulisan Skripsi. Malang: PSIK UMM Kementrian kesehatan RI (2010). Riset kesehatan dasar nasional. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementrian Kesehatan Indonesia (2013). Jendela Data dan Informasi kesehatan. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia Indonesia , (1),1.

Dinkes Jatim (2012). Jatim dalam Angka Terkini. Derajat Kesehatan Jawa Timur Menurut Kabupaten/Kota: Surabaya

Setiawati, Santun (2008).Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Infomedia

Ekasari dkk (2007).Panduan Pengalaman Belajar Lapangan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Kumalasari & Andhyantoro(2012). Kesehatan Resproduksi. Jakarta : Salemba Medika


(14)

Nurkasiani (2011). Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan . Jakarta: Salemba Medika

Kholid, Ahmad (2012). Promosi Kesehatan.Jakarta: Raja Grafindopersada.

Nugroho, Wahyudi (2008).Gerontik dan Geriatrick. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Budiman & Lamman (2008), Keluarga Bahagia dan Sejahtera. Bandung : Alfa Beta

Suprajitno. (2006). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Zaidin, Alihaji. (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Soeryanto, Edy (2008). Marketing Research The Smart Way To Solve A Problem Bandung Alfa Beta

Notoatmodjo, S. (2003) Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2007). Pensisikan Dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Zulfitri.R, dkk.(2011). Gambaran Pelaksanaan Fungsi Perawatn Kesehatan Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbai.

Parker, Deborah K. (2005). Menumbuhkan Kemandirian Dan Harga Diri Anak. Jakarta : Prestasi Pustakanya


(15)

KMPK UGM (2006) Pelaksanaan Keperawatan Kesehatan Masyarakat Keluarga Miskin di Kabupaten Agam, (14) 1-4

Friedman. (2014). Biomedcentral Geriatric Effects of a home visiting nurse intervention versus care as usual on individual activities of daily living: a secondary analysis of a randomized controlled trial, 14 (1) 24,

Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim. 2009. Diperlukan Inovasi danInisiatif Untuk Peningkatan Kesejahteraan Lansia. Dibuka padasitus

http://www.jatimprov.go.id. tanggal 30 tanggal 4 februari 2014 jam 21: 30.

Qin,jin. (2014 ) the impact of workplace factors on filing of workers’ compensation claims among nursing home workers di akses di www.biomedcentral.com tanggal 30 tanggal 4 februari 2014 jam 20: 30.

Suharyati (2012) Pengaruh yang Pemberian Promosi Kesehatan dengan Tingkat Kemandirian Keluarga dalam Penanganan Demam Berdarah pada Anak d Wilayah Pringsurat Kabupaten Temanggung. Universitas Muhammadiyah Magetang: Magetang

Agrina & Zulfitri (2012). Efektifitas Asuhan Keperawatan Keluarga Terhadap Tingkat Kemandirian Keluarga Mengatasi Masalah di Keluarga. DosenKeperawatan Komunitas PSIK Universitas Riau

Parellangi (2012) Pengaruh Pelayanan Home Care terhadap Tingkat Kemandirian Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga Pasca Stroke di Kota Samarind Provinsi Kalimantan http:// Media.Unpad.ac.id/Thesis

Rimajunita (2010). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kemandirian Lansia di Wilayah


(16)

Kerja Puskesmas Lampasari Kecamatan Payakumnuh Utara. Padang : Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Yusra A, (2011). Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta : Depok. Universitas indonesia

Widiastuti, R. Esti. (2001). Pengaruh Psikoedukasi Keluarga Terhadap Kemampuan Keluarga dalam Merawat Klien Isolasi Sosial Purwokerto: Jurnal Keperawatan Soedirman, 5 No 2.

Papilia, D.E. (2009). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Sari. (2009). Hubungan antara Karakteristik Personal dengan Kemandirian dalam Activity of Daily Living (adl) pada Lansia di Panti Wrehda Dharma Bhakti Pajang Surakarta. Surakarta: Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Adiana (2011). Pengaruh Terapi Keluarga Terhadap Tingkat Kemandirian Keluargaa Pada Penederita Diabetes Militus Puskesmas Purwokerto UtaraII


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Keluarga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantungan. Keluarga memiliki pengaruh yang penting tehadap pembentukan identitas individu, status kesehatan dan perasaan harga diri individu. Sistem pendukung yang vital bagi individu adalah keluarga, dimana keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga dengan menjalankan fungsi biologi, fungsi pendidikan, fungsi psikis, fungsi sosiokultural, serta fungsi kesehatan.

Aktivitas-aktivitas keluarga dalam menjalankan fungsi kesehatan dan kesimbangan antara anggota keluarga tidak terlepas dari lima tugas dalam perawatan kesehatan keluarga yaitu; mampu mengenal masalah kesehatannya, mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi kesehatannya, mampu melakukan tindakan keperawatan untuk anggota keluarga yang memerlukan bantuan keperawatan, mampu memodifikasi lingkungan sehingga menunjang upaya peningkatan kesehatan, mampu memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada. Keluarga menjadi point penting dalam upaya mencapai kesehatan masyarakat secara optimal karena memiliki keterkaitan dengan masalah kesehatan, memiliki fungsi utama dalam masyarakat dan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat. Peran keluarga sebagai kelompok dapat melakukan aktivitas pencegahan, memelihara, menimbulkan, memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan yang ada di dalam kelompok /keluarga. Keluarga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan anggota keluarganya, yang berarti keluarga


(18)

2

menjadi faktor penentu sehat-sakitnya anggota keluarga, yang akan berdampak pada munculnya berbagai masalah kesehatan anggota keluarga.

Keluarga menjadi unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat, akan tercipta komunitas yang sehat pula. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain, mempengaruhi sistem keluarga, komunitas setempat bahkan komunitas global. Dengan demikian kesehatan dan kemandirian keluarga merupakan kunci utama pembangunan kesehatan masyarakat (Ekasari 2008).

Kementrian kesehatan melalui visinya “ Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Masyarakat mandiri dalam lingkup kecil dapat di artikan adalah keluarga. Tujuan yang sejalan dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur melalui Renstranya tahun 2009-2014 yakni ”Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja dan lanjut usia serta kesehatan reproduksi. Tergetan minimalnya sebesar 30% Kabupaten/Kota, melaksanakan pelayanan kesehatan pralansia dan lansia sesuai target provinsi dan 50% puskesmas di daerah tertinggal dan terpencil melakukan pembinaan keluarga rawan. Bentuk pembinaannya adalah melakukan kunjungan dan kontak langsung kesasaran kegiatan.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Friedman 2014 di Amerika Serikat, mengenai efek kunjungan rumah dan intervensi perawat di banding dengan aktivitas biasa, pada pemenuhan Activity Dayli Life dengan jumlah 499 pada lansia, bahwa terdapat penurunan ketergantungan dalam pemenuhan ADL setelah dilakukan kunjungan rumah dan intervensi perawat pada lansia. Lanjut usia adalah tahap akhir dari tahap perkembangan keluarga, pada tahapan ini lansia sudah mengalami kemunduran fungsi fisiologis organ tubuhnya. Nurkasiani (2008) mengatakan


(19)

3

semakin lanjut usia seseorang maka kemampuan fisik, ekonomi, dan kesibukan sosialnya akan berkurang. Pengaruh proses menua akan mengancam kemandirian dan kualitas hidup, karenanya peran keluarga dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan lansia.

Unit fungsional terkecil dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga, dimana pertisipasi anggota keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga sangat mempengaruhi hasil dari asuhan keperawatan keluarga lansia tersebut ( Badriah 2013 ). Selain keluarga, perawat juga memiliki peran penting yakni sebagai pendidik, koordinator/penghubung, advokat/pelindung, pemberi pelayanan langsung, konselor, dan modifikator lingkungan. Pemberian pelayanan keperawatan keluarga beriringan dengan tiga tingkat pencegahan. Tingkat pertama (promotion dan primary prevention), pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) , maupun pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention). Setiap pencegahan melibatkan keluarga sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari setiap pelayanan keperawatan yang diberikan pada keluarga (Depkes RI, 2006)

Proses pelibatan keluarga sebagai bentuk tranformasi ilmu dari perawat ke keluarga, dengan keadaan keluarga yang memiliki latar belakang masalah yang berbeda. Perbedaan tersebut akan menentukan tingkat pencegahan yang digunakan. mulai dari promosi kesehatan, dimana hal ini ditujukan kepada keluarga yang sehat, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Keluarga lebih berperan aktif dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan anggota keluarganya. Pecegahanan kuratif, yang mana ditujukan kepada keluarga yang mengalami sakit, sehinga intervensi yang diberikan terfokuskan untuk menyembuhkan peyakit yang dialami oleh keluarga tersebut. Selanjutnya adalah pencegahan tersier yang ditujukan kepada


(20)

4

keluarga yang mengalami sakit, adapun intervensi yang diberikan terfokuskan agar tidak terjadi komplikasi dari penyakit tersebut.

Hasil studi pendahuluan yang di lakukan di Puskesmas Kendal Kerep didapatkan angka kunjungan ke Keluarga Puskesmas Kendal Kerep 2012 dengan jumlah keluarga yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak (413), jumlah anggota keluarga yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak (254 ), jumlah anggota keluarga yang dibina secara intensif sebanyak (83) ,jumlah penanganan kasus tindak lanjut penyakit menular (298), jumlah perawatan penanganan resiko tinggi sebanyak (230).

Selain itu di Puskesmas Kendal Kerep didapatkan angka Sepuluh penyakit terbanyak dari kunjungan lansia Puskesmas pada tahun 2012 dengan penyakit : Hipertensi (5.899), penyakit sistem otot dan jaringan (5.432), infeksi akut pada saluran pernapasan atas (3.217), Diabetes Militus (2.859), gastritis (1.806), gangguan nefrotik (1.713), penyakit pada saluran pernapasan (1.496), penyakit gusi dan jari (1.160), penyakit kulit alergi (1.150), penyakit jantung iskemik (598). Puskemas Kendal Kerep memiliki Angka Harapan Hidup pada tahun 2012 sebanyak 69,93 (dengan persentase populasi lansia adalah 7,57%) dan pada tahun 2013 menjadi 70,03 (dengan persentase populasi lansia adalah 7,59%). Tingginya angka kesakitan lansia dan angka harapan harapan hidup lansia, akan meningkatkan ketergantungan dalam pemenuhan kebutuhan lansia. Oleh karena itu, peran keluarga dan juga perawat komunitas menjadi sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan lansia.


(21)

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa fenomena yang telah di sampaikan di latar belakang, penulis ingin mengetahui apakah ada Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga terhadap Tingkat Kemandirian Keluarga dalam Perawatan Kesehatan anggota keluarga pada Lansia

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mengetahui ada Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga terhadap Tingkat Kemandirian Keluarga dalam Perawatan Kesehatan Anggota Keluarga Lansia

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tugas penerapan asuhan keperawatan keluarga sehingga meningkatkan kemandirian pada anggota keluarga lansia.

b. Mengukur tingkat kemandirian keluarga dalam merawat anggota keluarga Lansia

1.3 Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti

Meningkatkan pengetahuan dan memberikan informasi tentang asuhan keperawatan keluarga terhadap keluarga sehingga dapat menerapkan di masyarakat dan seupaya mungkin untuk meneyelaraskan antara teori dan praktek di lapangan.


(22)

6

b. Bagi Dinas Kesehatan

Sebagai salah satu informasi yang kemudian akan dipertimbangkan dalam pengambilan kebijakan dengan meningkatkan upaya kesadaran keluarga dalam merawat anggota keluarga.

c. Bagi Perawat

Sebagai bahan evaluasi dalam menerapkan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sehingga untuk kedepanya perawat lebih berperan dalam memanfaatkan dan meningkatakan SDM keluarga dalam perawatan kesehatan lansia.

d. Bagi responden

Sebagai informasi tentang kemandirian keluarga dalam perawatan kesehatan lansia sehingga dapat melakukan upaya-upaya promotif dan prefentiv terhadap masalah kesehatan anggota keluarganya

e. Bagi Pihak Puskesmas

Sebagai bahan evaluasi dan tambahan informasi, agar lebih dapat menerapkan lagi perawatan keluarga.

1.4 Keaslian Penelitian

Senja Paramita (2013), Pengaruh Terapi Keluarga terhadap Tingkat Kemandirian Keluarga pada Penderita Diabetes Melitus puskesmas purwokerto utara II. Penelitian ini menggunakan pre experiment dengan rancangan one group pre and posttest design. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 33 responden. Uji statistik yang digunakan uji Wilcoxon. Hasil analisa statistik dengan uji Wilcoxon dengan ฀ =0,05 didapatkan nilai Z = -4,350 dan nilai p = 0,000. Kesimpulan:


(23)

7

Ada pengaruh terapi keluarga terhadap tingkat kemandirian keluarga pada penderita diabetes melitus Puskesmas Purwokerto Utara II secara signifikan.

Tantut Susanto, Pengaruh terapi keperawatan keluarga terhadap tingkat kemadirian Keluarga dengan permasalahan kesehatan Reproduksi pada remaja di kelurahan ratujaya Kecamatan pancoran mas kota Depok. Metode penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Sample pada penelitian ini adalah 10 keluarga dengan tahap perkembangan remaja yang berisiko mengalami permasalahan kesehatan reproduksi di Kelurahan Ratujaya Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok.

Hasil penelitian tingkat kemandirian keluarga dalam mengatasi permasalahan kesehatan reproduksi remaja dikaitkan dengan 5 tugas keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga. Lima keluarga dengan kemadirian tingkat III, empat keluarga dengan tingkat kemandirian II, dan satu keluarga dengan tingkat kemandirian I. Kesimpulan penelitian tehnik pemberian pendidikan kesehatan (KIE: komunikasi, informasi dan edukasi), coaching dan conseling dalam pengembangan dan ketrampilan hidup remaja (tanggung jawab, kepercayaan diri, dan penolakan ajakan pergaulan bebas secara asertif), dan pengembangan ketrampilan orang tua dalam berkomunikasi secara efektif dengan remaja. Saran perlu adanya program peer group dan social support group untuk remaja dalam menjalani pertumbuhan dan perkembangan terutama dalam masalah kesehatan reproduksi.


(1)

menjadi faktor penentu sehat-sakitnya anggota keluarga, yang akan berdampak pada munculnya berbagai masalah kesehatan anggota keluarga.

Keluarga menjadi unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat, akan tercipta komunitas yang sehat pula. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain, mempengaruhi sistem keluarga, komunitas setempat bahkan komunitas global. Dengan demikian kesehatan dan kemandirian keluarga merupakan kunci utama pembangunan kesehatan masyarakat (Ekasari 2008).

Kementrian kesehatan melalui visinya “ Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Masyarakat mandiri dalam lingkup kecil dapat di artikan adalah keluarga. Tujuan yang sejalan dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur melalui Renstranya tahun 2009-2014 yakni ”Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja dan lanjut usia serta kesehatan reproduksi. Tergetan minimalnya sebesar 30% Kabupaten/Kota, melaksanakan pelayanan kesehatan pralansia dan lansia sesuai target provinsi dan 50% puskesmas di daerah tertinggal dan terpencil melakukan pembinaan keluarga rawan. Bentuk pembinaannya adalah melakukan kunjungan dan kontak langsung kesasaran kegiatan.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Friedman 2014 di Amerika Serikat, mengenai efek kunjungan rumah dan intervensi perawat di banding dengan aktivitas biasa, pada pemenuhan Activity Dayli Life dengan jumlah 499 pada lansia, bahwa terdapat penurunan ketergantungan dalam pemenuhan ADL setelah dilakukan kunjungan rumah dan intervensi perawat pada lansia. Lanjut usia adalah tahap akhir dari tahap perkembangan keluarga, pada tahapan ini lansia sudah mengalami kemunduran fungsi fisiologis organ tubuhnya. Nurkasiani (2008) mengatakan


(2)

semakin lanjut usia seseorang maka kemampuan fisik, ekonomi, dan kesibukan sosialnya akan berkurang. Pengaruh proses menua akan mengancam kemandirian dan kualitas hidup, karenanya peran keluarga dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan lansia.

Unit fungsional terkecil dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga, dimana pertisipasi anggota keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga sangat mempengaruhi hasil dari asuhan keperawatan keluarga lansia tersebut ( Badriah 2013 ). Selain keluarga, perawat juga memiliki peran penting yakni sebagai pendidik, koordinator/penghubung, advokat/pelindung, pemberi pelayanan langsung, konselor, dan modifikator lingkungan. Pemberian pelayanan keperawatan keluarga beriringan dengan tiga tingkat pencegahan. Tingkat pertama (promotion dan primary prevention), pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) , maupun pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention). Setiap pencegahan melibatkan keluarga sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari setiap pelayanan keperawatan yang diberikan pada keluarga (Depkes RI, 2006)

Proses pelibatan keluarga sebagai bentuk tranformasi ilmu dari perawat ke keluarga, dengan keadaan keluarga yang memiliki latar belakang masalah yang berbeda. Perbedaan tersebut akan menentukan tingkat pencegahan yang digunakan. mulai dari promosi kesehatan, dimana hal ini ditujukan kepada keluarga yang sehat, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Keluarga lebih berperan aktif dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan anggota keluarganya. Pecegahanan kuratif, yang mana ditujukan kepada keluarga yang mengalami sakit, sehinga intervensi yang diberikan terfokuskan untuk menyembuhkan peyakit yang dialami oleh keluarga tersebut. Selanjutnya adalah pencegahan tersier yang ditujukan kepada


(3)

keluarga yang mengalami sakit, adapun intervensi yang diberikan terfokuskan agar tidak terjadi komplikasi dari penyakit tersebut.

Hasil studi pendahuluan yang di lakukan di Puskesmas Kendal Kerep didapatkan angka kunjungan ke Keluarga Puskesmas Kendal Kerep 2012 dengan jumlah keluarga yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak (413), jumlah anggota keluarga yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak (254 ), jumlah anggota keluarga yang dibina secara intensif sebanyak (83) ,jumlah penanganan kasus tindak lanjut penyakit menular (298), jumlah perawatan penanganan resiko tinggi sebanyak (230).

Selain itu di Puskesmas Kendal Kerep didapatkan angka Sepuluh penyakit terbanyak dari kunjungan lansia Puskesmas pada tahun 2012 dengan penyakit : Hipertensi (5.899), penyakit sistem otot dan jaringan (5.432), infeksi akut pada saluran pernapasan atas (3.217), Diabetes Militus (2.859), gastritis (1.806), gangguan nefrotik (1.713), penyakit pada saluran pernapasan (1.496), penyakit gusi dan jari (1.160), penyakit kulit alergi (1.150), penyakit jantung iskemik (598). Puskemas Kendal Kerep memiliki Angka Harapan Hidup pada tahun 2012 sebanyak 69,93 (dengan persentase populasi lansia adalah 7,57%) dan pada tahun 2013 menjadi 70,03 (dengan persentase populasi lansia adalah 7,59%). Tingginya angka kesakitan lansia dan angka harapan harapan hidup lansia, akan meningkatkan ketergantungan dalam pemenuhan kebutuhan lansia. Oleh karena itu, peran keluarga dan juga perawat komunitas menjadi sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan lansia.


(4)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa fenomena yang telah di sampaikan di latar belakang, penulis ingin mengetahui apakah ada Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga terhadap Tingkat Kemandirian Keluarga dalam Perawatan Kesehatan anggota keluarga pada Lansia

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mengetahui ada Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga terhadap Tingkat Kemandirian Keluarga dalam Perawatan Kesehatan Anggota Keluarga Lansia

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tugas penerapan asuhan keperawatan keluarga sehingga meningkatkan kemandirian pada anggota keluarga lansia.

b. Mengukur tingkat kemandirian keluarga dalam merawat anggota keluarga Lansia

1.3 Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

Meningkatkan pengetahuan dan memberikan informasi tentang asuhan keperawatan keluarga terhadap keluarga sehingga dapat menerapkan di masyarakat dan seupaya mungkin untuk meneyelaraskan antara teori dan praktek di lapangan.


(5)

b. Bagi Dinas Kesehatan

Sebagai salah satu informasi yang kemudian akan dipertimbangkan dalam pengambilan kebijakan dengan meningkatkan upaya kesadaran keluarga dalam merawat anggota keluarga.

c. Bagi Perawat

Sebagai bahan evaluasi dalam menerapkan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sehingga untuk kedepanya perawat lebih berperan dalam memanfaatkan dan meningkatakan SDM keluarga dalam perawatan kesehatan lansia.

d. Bagi responden

Sebagai informasi tentang kemandirian keluarga dalam perawatan kesehatan lansia sehingga dapat melakukan upaya-upaya promotif dan prefentiv terhadap masalah kesehatan anggota keluarganya

e. Bagi Pihak Puskesmas

Sebagai bahan evaluasi dan tambahan informasi, agar lebih dapat menerapkan lagi perawatan keluarga.

1.4 Keaslian Penelitian

Senja Paramita (2013), Pengaruh Terapi Keluarga terhadap Tingkat Kemandirian Keluarga pada Penderita Diabetes Melitus puskesmas purwokerto utara II. Penelitian ini menggunakan pre experiment dengan rancangan one group pre and posttest design. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 33 responden. Uji statistik yang digunakan uji Wilcoxon. Hasil analisa statistik dengan uji Wilcoxon dengan ฀ =0,05 didapatkan nilai Z = -4,350 dan nilai p = 0,000. Kesimpulan:


(6)

Ada pengaruh terapi keluarga terhadap tingkat kemandirian keluarga pada penderita diabetes melitus Puskesmas Purwokerto Utara II secara signifikan.

Tantut Susanto, Pengaruh terapi keperawatan keluarga terhadap tingkat kemadirian Keluarga dengan permasalahan kesehatan Reproduksi pada remaja di kelurahan ratujaya Kecamatan pancoran mas kota Depok. Metode penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Sample pada penelitian ini adalah 10 keluarga dengan tahap perkembangan remaja yang berisiko mengalami permasalahan kesehatan reproduksi di Kelurahan Ratujaya Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok.

Hasil penelitian tingkat kemandirian keluarga dalam mengatasi permasalahan kesehatan reproduksi remaja dikaitkan dengan 5 tugas keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga. Lima keluarga dengan kemadirian tingkat III, empat keluarga dengan tingkat kemandirian II, dan satu keluarga dengan tingkat kemandirian I. Kesimpulan penelitian tehnik pemberian pendidikan kesehatan (KIE: komunikasi, informasi dan edukasi), coaching dan conseling dalam pengembangan dan ketrampilan hidup remaja (tanggung jawab, kepercayaan diri, dan penolakan ajakan pergaulan bebas secara asertif), dan pengembangan ketrampilan orang tua dalam berkomunikasi secara efektif dengan remaja. Saran perlu adanya program peer group dan social support group untuk remaja dalam menjalani pertumbuhan dan perkembangan terutama dalam masalah kesehatan reproduksi.