33 Kecamatan Mijen Kota Semarang tahun pelajaran 20092010 dalam kategori
kurang dengan rincian ada 19 SD 79, yang termasuk dalam kategori kurang, 4 SD 17 dalam kategori cukup, dan hanya 1 SD 4 yang
termasuk dalam kategori baik. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ichda Hardianti 2011
dengan judul Survei Sarana dan Prasarana Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMA Negeri se-Kabupaten Kudus Tahun Ajaran 20102011
menunjukkan hasil bahwa ketersediaan sarana dan prasarana Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMA negeri se-kabupaten Kudus pada
umumnya dalam kategori kurang baik. Keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang dapat
disediakan SMA Negeri se-Kabupaten Kudus dikarenakan kemampuan sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana mata pelajaran pendidikan
jasmani relatif terbatas.
1.3 Kerangka Berpikir
Kurangnya sarana dan prasarana dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu isu yang cukup merata
dan sangat terasa oleh para pelaksana pembelajaran tersebut.. Pada umumnya, sekolah-sekolah di setiap jenjang pendidikan, selalu dihadapkan dengan
permasalahan kekurangan sarana dan prasarana ini. Tidak sedikit sekolah di Indonesia, khusunya di daerah perkotaan, tidak memiliki tempat atau lahan
34 untuk melakukan aktivitas jasmani, misalnya lapangan. Meskipun ada,
jumlahnya tidak proporsional dengan jumlah siswa, seringkali ditambah dengan kualitasnya yang kurang memenuhi tuntutan pembelajaran.
Sarana dan prasarana ini meliputi alat-alat, ruangan, dan lahan untuk melakukan berbagai aktivitas pendidikan jasmani. Idealnya, sarana dan
prasarana harus lengkap,tidak hanya standar dengan kualitas yang standar pula, tetapi juga meliputi sarana dan prasarana yang sifatnya modifikasi dari
berbagai ukuran dan berat ringannya. Modifikasi ini sangat penting untuk melayani berbagai kebutuhan tingkat perkembangan belajar siswa di masing-
masing sekolah,yang sangat beragam karakteristiknya. Selanjutnya, ketersediaan sarana dan prasarana di suatu sekolah sangat
ditentukan oleh pengembangan KTSP di sekolah tersebut. Pada dasarnya, tujuan disusunnya KTSP adalah bagaimana membuat siswa dan guru lebih
aktif dalam pembelajaran. Selain siswa harus aktif dalam kegiatan pembelajaran, maka guru juga diharuskan aktif memancing kreativitas anak,
sehingga dialog dua arah dapat berjalan sangat dinamis. Berkaitan dengan ketersediaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan, maka pemenuhan sarana dan prasarana dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi sekolah masing-masing dengan
tetap berpedoman pada standar sarana dan prasarana pendidikan dan ruang lingkup pada kurikulum. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut.
35
2. 3.
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir
Standar ideal sarana dan prasarana
pendidikan Jasmani tingkat SMP
Ruang Lingkung mata pelajaran
Penjasorker SMP dalam KTSP
Sarana dan prasarana
pembelajaran Penjasorkes tingkat
SMP yang dimiliki: 1.
Atletik 2.
Permainan 3.
Aktivitas Ritmik 4.
Ruang Kesehatan
Kesimpulan kondisi sarana dan
prasarana: 1.
Ideal sekali 2.
Ideal 3.
Cukup Ideal 4.
Kurang Ideal 5.
Sangat kurang Perbandingan jumlah
sarana dan prasarana yang dimiliki dengan
sarana dan prasarana ideal
36
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini berjenis kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan dan menggambarkan peristiwa secara natural yang dilakukan
dengan menganalisis data dan hasil dari data tersebut dengan menggunakan hasil data yang diperoleh dari proses yang sudah berlangsung. Penelitian
bertujuan untuk mendeskripsikan ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan melalui analisa
data jumlah sarana prasarana yang dimiliki. Selain itu penelitian ini juga berusaha menggambarkan kreatifitas guru dalam menciptakan modifikasi
sarana dan prasarana pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, khususnya pada sekolah dengan sarana dan prasarana yang minim.
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan.sebagai berikut.
1. Peneliti terlebih dahulu mengurusi surat ijin penelitian, menyusun jadwal
penelitian, dan merancang instrumen penelitian. 2.
Peneliti melakukan wawancara kepada guru olahraga di SMP negeri se- kota Purbalingga tentang kondisi sarana dan prasarana pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di masing-masing sekolah. 3.
Peneliti melakukan survei secara langsung terhadap kondisi sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di
SMP negeri se-kota Purbalingga, termasuk kegiatan pembelajaran olahraga yang dilakukan.