32 4.
Siswa dibagi dua kelompok, diberi satubeberapa bola baik melewati net atau memasukkan bola ke gawang, lawan menerima atau memainkan bola
dan seterusnya.
1.2 Kajian Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Agung Mahardika 2009, Mudjihardjo
Suwito 2010, dan Ichda Hardianti 2011. Penelitian oleh Wahyu Agung Mahardika 2009, yang berjudul Studi
Kondisi Sarana dan Prasarana Penunjang Aktivitas Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Jatinom
Kabupaten Klaten Tahun 2009 menyimpulkan bahwa kondisi sarana dan prasarana Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD Negeri se-
Kecamatan Jatinom untuk tiap cabang olahraga adalah tidak sama. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kedaan sarana dan prasarana
pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SD negeri se- kecamatan Jatinom berada dalam kategori kurang, baik dari jumlah maupun
kualitasnya. Mudjihardjo Suwito 2010, dalam penelitiannya yang berjudul Survei
Sarana Prasarana Pembelajaran Penjas SD Se-Kecamatan Mijen Kota Semarang. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan tingkat ketersediaan
sarana prasarana pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada mata pelajaran pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga SD se-
33 Kecamatan Mijen Kota Semarang tahun pelajaran 20092010 dalam kategori
kurang dengan rincian ada 19 SD 79, yang termasuk dalam kategori kurang, 4 SD 17 dalam kategori cukup, dan hanya 1 SD 4 yang
termasuk dalam kategori baik. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ichda Hardianti 2011
dengan judul Survei Sarana dan Prasarana Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMA Negeri se-Kabupaten Kudus Tahun Ajaran 20102011
menunjukkan hasil bahwa ketersediaan sarana dan prasarana Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMA negeri se-kabupaten Kudus pada
umumnya dalam kategori kurang baik. Keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang dapat
disediakan SMA Negeri se-Kabupaten Kudus dikarenakan kemampuan sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana mata pelajaran pendidikan
jasmani relatif terbatas.
1.3 Kerangka Berpikir