II. 4. Arus Petir
Besarnya arus petir sangatlah penting untuk diketahui karena arus petir menimbulkan kerusakan pada objek yang disambar petir tersebut. Karakteristik dari arus
petir yang mempengaruhi kerusakan adalah : • arus puncak petir I
max
• pelepasan muatan Q = ∫ i dt
• spesifik energi W R = ∫ i
2
dt • kecuraman rata rata arus petir
max
Besarnya arus petir sangat perlu diketahui untuk menentukan sistem proteksi yang digunakan. Bentuk gelombang arus petir yang sesungguhnya tidak sama antara
satu petir dengan petir yang lain. Tiap-tiap sambaran petir menghasilkan bentuk gelombang yang berbeda-beda. Sehingga untuk keperluan penghitungan dibuatlah
standar yang telah disetujui oleh suatu badan kelistrikan IEC. Menurut IEC ada tiga bagian utama dari arus petir yaitu:
a. sambaran pertama singkat first short stroke current b. sambaran pada subsequent current subsquent short stroke current
c. sambaran petir lama long stroke current
Universitas Sumatera Utara
Sambaran pertama singkat terjadi pada saat return stroke sambaran ke bawah terjadi. Pada saat inilah besaran arus puncak dan pelepasan muatan paling besar terjadi.
Adapun bentuk gelombangnya dapat digambarkan seperti Gambar 2.6:
Gambar 2.6 Bentuk Gelombang First Short Stroke Current Arti simbol pada Gambar 2.6 adalah :
I = arus puncak petir A.
T
1
= waktu muka s. T
2
= waktu ekor s. Adapun bentuk persamaan gelombang menurut Gambar 2.6 adalah :
I = I
p
k e
- αt
– e
- βt
..................................................................2.4 Dimana :
I
p
= arus puncak A. k
= faktor korelasi arus puncak .
Universitas Sumatera Utara
α = konstanta waktu muka.
β = konstanta waktu ekor.
Perbedaan antara first short stroke dengan subsquent short stroke adalah pada saat terjadinya, sedangkan bentuk gelombangnya sama. First short stroke terjadi pada
saat return stroke dan subsequent short stroke terjadi pada saat subsequent. Bentuk gelombang dari sambaran petir lama long stroke current dapat
digambarkan seperti Gambar 2.7 :
100 i
10
Gambar 2.7 Long Stroke Current
Universitas Sumatera Utara
BAB III TEGANGAN INDUKSI AKIBAT SAMBARAN PETIR