Badai Matahari




Blog
About

Bencana - Bencana Yang Dapat Ditimbulkan Oleh Badai Matahari…
Posted June 10, 2009
Badai matahari, suatu fenomena yang diperkirakan kemunculannya pada sekitar tahun
2011-2012, tidaklah berakibat kiamat, kata Pakar Antariksa dari LAPAN, Dr thomas
Djamaluddin.Tahun 2011-2012, diakui Djamal, di Jakarta, Selasa, adalah puncak aktivitas
matahari yang mempunyai periode sekitar 11 tahun, jadi puncak aktivitas matahari
pernah terjadi pada 1979, 1989, dan 2000.
Pada saat puncak aktivitas itu, bintik matahari meningkat jumlahnya akibat aktivitas
magnetiknya dan mendadak berpengaruh terhadap ruang antar planet.
Pada saat-saat itu frekuensi kejadian lontaran partikel berenergi tinggi dan emisi
gelombang elektromagnetik berupa percikannya juga meningkat. Namun menurut dia,
badai matahari merupakan bagian dari cuaca di antariksa yang mirip dengan cuaca di
bumi, hanya saja sifatnya berbeda.

menjelaskan, badai matahari tidak berdampak langsung pada manusia, namun tetap

berdampak pada benda-benda astronomi yang berada di sekitarnya.
Gangguan yang perlu dicermati menurut dia, hanya pada sistem teknologi yang
ditempatkan di antariksa seperti satelit komunikasi dan navigasi serta sistem teknologi di
bumi yang rentan terhadap induksi partikel energetik dari matahari yang masuk ke bumi
lewat kutub.
Bila terjadi badai matahari potensi bahaya hanyalah kemungkinan rusaknya atau
terganggunya satelit yang mengakibatkan antara lain gangguan telepon, siaran TV yang
memanfaatkan satelit, serta jaringan ATM.

Selain itu, navigasi pada sistem penerima global positioning system (GPS) frekuensi
tunggal dan siaran radio gelombang pendek juga bakal terganggu akibat adanya
gangguan.

Badai Matahari 2011, Potensial Rusakkan Sinyal Telekomunikasi.
COLORADO - Aktivitas cahaya matahari, yang berpotensi badai, disinyalir dapat
mengakibatkan hilangnya sinyal pada ponsel, perangkat penunjuk arah (GPS) atau
perangkat elektronik lainnya. ?
Badai matahari atau solar storm dapat menimbulkan ledakan energi yang cukup dahsyat
ke arah bumi. Ledakan inilah yang kemudian akan mengganggu jalannya sistem sinyal
elektronik yang sensitif, khususnya ponsel dan GPS. Para ahli menyatakan bahwa aktivitas semburan badai

matahari (solar storm) ini terus meningkat setiap periodenya dan puncaknya akan terjadi pada tahun 2011
atau 2012.
Solar storm adalah fenomena alam yang terjadi pada matahari ketika terlemparnya proton dan elektron
akibat aktifitas magnetik matahari yang biasanya terjadi 11 tahun sekali. Akibat aktifitas magnetik
tersebut, gelombang magnetik yang mengarah ke bumi menghalangi sinyal-sinyal komunikasi. Oleh karena
itu seluruh alat komunikasi yang menggunakan sinyal elektromagnetik tidak bisa berfungsi dengan baik.
Bahkan Fenomena ini juga sangat berpengaruh pada pembangkit listrik jika terus dinyalakan pada saat
badai berlangsung karena medan magnet bumi yang tidak stabil. Jika pembangkit listrik tersebut rusak
maka dibutuhkan waktu sekira 2 tahun untuk membangunnya kembali. Hal ini memaksa masyarakat untuk
kembali hidup tanpa listrik hingga pembangkit listrik baru selesai dibangun. Menurut wikipedia, hal ini
pernah terjadi di Quebec pada 13 maret 1989 dimana 6 juta orang hidup tanpa listrik selama 9 jam.
Padahal puncak ledakan solar storm jika mengenai bumi bisa mencapai lebih dari 2 hari.
"Solar storm ini akan mempengaruhi beberapa menara di beberapa wilayah. Dan menara telekomunikasi
merupakan sasaran empuk dari aktivitas solar storm ini," ujar Dale Gary, ilmuwan yang juga petinggi di
Institut New Jersey bagian Fisika, seperti dikutip melalui ABC News, Senin (14/1/2007).
Menurut penelitiannya, solar storm berpotensi mengganggu 7 persen sambungan telekomunikasi. Bahkan
solar storm dengan energi yang lebih kuat dapat menimbulkan kerusakan yang cukup parah. Apalagi
terhadap perangkat GPS. Kabarnya solar storm juga berpotensi merusak sinyal satelit yang biasa digunakan
untuk membantu pencarian lokasi karena GPS receiver tidak akan mampu mencari sinyal satelit yang
terhalang oleh radiasi solar storm. Efek solar storm ini dikabarkan akan berlangsung hingga berhari-hari.


http://techno.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/01/14/56/75161/potensialrusakkan-sinyal-telekomunikasi
Sumber:

Lalu apa sebenarnya Kiamat tahun 2012..?
Kiamat 2012 adalah terjadinya Badai Matahari:
Menurut Pak Bambang S Tedjasukmana dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN), bahwa fenomena yang akan muncul pada sekitar tahun 2011-2012

adalah badai Matahari. Prediksi ini berdasar pada pemantauan pusat pemantau cuaca
antariksa di berbagai negara maju yang sudah dilakukan sejak tahun 1960-an dan
Indonesia oleh LAPAN telah dilakukan sejak tahun 1975.
Badai Matahari = Flare dan CME
Masih menurut ahli lain dari LAPAN, bahwa badai Matahari akan terjadi ketika adanya
flare dan Corona Mass Ejection (CME). Apa itu Flare..? Flare adalah ledakan besar di
atmosfer Matahari yang dahsyatnya menyamai 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima.
Padahal bom atom yang dijatuhkan Paul Tibbets, pilot pesawat Amerika Serikat (AS), B29 Enola Gay, Agustus 1945, telah merenggut sekitar 80.000 jiwa manusia. Berarti kalau
dikalikan 66 juta lagi, wouw…!
Sedang CME adalah sejenis ledakan sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel2
berkecepatan tinggi yakni sekitar 400 km/detik. wouw…

Gangguan cuaca Matahari ini dapat mempengaruhi kondisi muatan antariksa hingga
mempengaruhi magnet Bumi, selanjutnya berdampak pada sistem kelistrikan, transportasi
yang mengandalkan satelit navigasi global positioning system (GPS), dan sistem
komunikasi yang menggunakan satelit komunikasi dan gelombang frekuensi tinggi (HF),
serta dapat membahayakan kesehatan atau kehidupan manusia, misal karena magnet
Bumi terganggu, maka alat pacu jantung juga akan terganggu.
HP akan error, dan sms bakal ‘kiamat’ betul
Dengan skala sebenarnya, saya sketsakan kira2 Badai Matahari itu akan seperti apa.
Besar matahari hanya diambil sepersecuilnya, sementara Bumi sangat penuh (meski
masih sangat kecil) tampaknya. Bumi saja belum apa-apanya bila dibanding sunspot yang
warna hitam2 itu…

Badai Matahari tahun 2011-2012
Flare di permukaan matahari sangat dahsyat, kalau pas maksimal bisa menjulang
sauangaaaat tinggi:

Flare di Matahari
Bagi yang minat lihat animasi Flare matahari paling update, ini linknya:
http://www.space.com/spacewatch/sun_cam_animated.html
Persiapan menuju ‘Kiamat’ 2012 itu…:

Dikatakan para ahli bahwa dari Matahari, milyaran partikel alektron sampai ke lapisan
ionosfer Bumi dalam waktu empat hari, Dampak dari serbuan dari partikel elektron ini di
kutub berlangsung beberapa hari. Selama itu, bisa dilakukan langkah-langkah antisipasi
untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.
Mengantisipasi munculnya badai antariksa itu, LAPAN tengah membangun Pusat Sistem
Pemantau Cuaca Antariksa Terpadu di pusat Pemanfaatan Sains Antariksa LAPAN
Bandung. Objek yang dipantau antara lain lapisan Ionosfer dan geomagnetik, serta
gelombang radio. Sistem ini akan beroperasi penuh pada Januari 2009 mendatang.
Langkah antisipasi LAPAN yang telah dilakukan adalah menghubungi pihak-pihak yang
mungkin akan terkena dampak dari muncul badai antariksa ini, yakni Dephankam,
TNI,Dephub, PLN, dan Depkominfo, serta Pemda.
Saat ini pelatihan bagi aparat pemda yang mengoperasikan radio HF telah dilakukan
sejak lama, kini telah ada sekitar 500 orang yang terlatih menghadapi gangguan sinyal
radio. PLN harus melakukan sosialisasi ke masyarakat akan adanya pemutusan berkala
demi mengurangi dampak badai antariksa ini.

Penerbangan dan pelayaran yang mengandalkan GPS sebagai sistem navigasihendaknya
menggunakan sistem manual ketika badai antariksa terjadi dalam memandu tinggal
landas atau pendaratan pesawatterbang.
Perubahan densitas elektron akibat cuaca antariksa dapat mengubah kecepatan

gelombangradio ketika melewati ionosfer sehingga menimbulkan delay propagasi pada
sinyal GPS. Perubahan ini mengakibatkan penyimpangan pada penentuan jarak dan
posisi. Selain itu, komponen mikroelektronika pada satelit navigasi dan komunikasi akan
mengalami kerusakan sehingga mengalami percepatan masa pakai, sehingga bisa tidak
berfungsi lagi.
Saat ini LAPAN telah mengembangkan pemodelan perencanaan penggunaan frekuensi
untuk menghadapi gangguan badai matahari tinggi untuk komunikasi radio HF.
Kita berdo’a semoga kita selamat, dunia-akhirat; dan kalau memang kiamat beneran…
kita juga selamat. Amien…19x
Berikut ulasan terakhir Pak Ma’rufin Sudibyo di beberapa Milis Indonesia dan juga di
FWD ke para ahli yang berkompeten,
From: Ma’rufin Sudibyo
To
:
rukyatulhilal@yahoogroups.com; Astronomi Indonesia
; Astro_Semarang
; Himpunan Astronom Amatir Jakarta
; Jogja Astroclub
Cc: Forum Pembaca Kompas ; Fisika
; Shalahuddin

; Alumni SMA 1 Kebumen
; Kebumen ; Sains
; banyumas@yahoogroups.com; Sulistyowati ;
Dr. Thomas Djamaluddin ; M. Fahrudin :
setelah membaca lebih jauh, berakhirnya kalender Maya di 21 Desember 2012 itu lebih
disebabkan oleh berakhirnya siklus kalender, yang disebabkan oleh “kehabisan angka”.
Sistem Kalender Maya berbasiskan pada bilangan 20 (bi-desimal) , berbeda dengan
kalender lainnya yang berbasiskan bilangan 10 (desimal). Mengutip tulisannya mbak
Avivah Yamani di langitselatan.com, dengan metode penulisan 0.0.0.0.0 dan hobi-nya
suku Maya dengan siklus 13 dan 20 serta start kalender Maya ini ekivalen dengan 11
Agustus 3114 BCE, maka posisi 13.0.0.0.0 sebagai angka terbesar dalam kalender Maya
ini akan ekivalen dengan 21 Desember 2012. Nah setelah 13.0.0.0.0 ini terlampaui,
kalender Maya tidak mengenal angka 13.0.0.0.1 atau yang lebih besar, karena akan
kembali ke posisi 0.0.0.0.1 alias angka paling kecil. Inilah yang saya maksud dengan
“kehabisan angka” tadi. So, satu hari setelah 21 Des 2012 itu, atau pada 22 Desember
2012, kalender Maya memulai siklus barunya dengan angka 0.0.0.0.1.

Sementara jika meninjau fakta2 “ilmiah” yang dikatakan menyertai isu kiamat 2012 ini,
sebagian besar juga meragukan. Sebut saja misalnya retaknya medan magnet Bumi, yang
disebut-sebut telah mencapai panjang 160.000 km di angkasa sebagai South Atlantic

Anomaly (SAA). Sementara fakta yang ada, SAA ini merupakan area dimana posisi
sabuk radiasi van-Allen paling dekat dengan permukaan Bumi dan terjadi akibat
perbedaan viskositas antara batuan kerak Bumi dan lapisan selubung dengan inti Bumi.
Perbedaan viskositas membawa pada perbedaan kecepatan rotasi, yang (meski kecil
sekali), memiliki beberapa efek, ya salah satunya munculnya SAA ini.
Sementara soal Yellowstone caldera yang dikatakan akan meletus dahsyat kembali
(dengan memuntahkan tephra sedikitnya 2 juta km3, jika merujuk letusan terdahulu) guna
mengikuti siklus letusan 600.000 tahun sekali, jika kita cek langsung ke USGS (yang
langsung memonitor kaldera ini), ternyata Yellowstone memiliki periode letusan rata-rata
640.000 tahun. Jika kita “saklek” dengan angka ini, masih ada selang waktu 40.000 tahun
bagi Yellowstone untuk meletus. Meski, dalam vulkanologi, yang namanya periode
letusan rata-rata itu hanyalah menjadi patokan, bukan untuk keperluan prediksi apalagi
peramalan. Sebut saja misalnya dengan Gunung Merapi di Jateng-DIY. Dalam perspektif
vulkanologi, gunung ini seharusnya sudah meletus kembali karena periode letusannya 2 –
3 tahun (dengan letusan terakhir Juni 2006 silam), namun sampai kini gak ada aktivitas
yang menunjukkan perkembangan ke sana.
Di Yellowstone, memang pada Januari lalu terekam adanya seismic swarm, alias
rangkaian gempa2 vulkanik yang menjadi tanda migrasi magma. Namun selang waktu
seismic swarm ini sangat pendek (hanya 2 minggu) sehingga tak bisa diterjemahkan
sebagai adanya pasokan magma secara terus menerus yang sedang menembus kulit Bumi

menuju ke permukaan kaldera. USGS menyebut seismic swarm berdurasi pendek ini
biasa terjadi di Yellowstone caldera, demikian pula di kaldera2 lain yang ada di dunia
baik mulai dari Toba (yang ini juga rutin direkam BMKG), Krakatau maupun yang paling
muda seperti Pinatubo.
Sementara soal planet Nibiru, alias planet X itu, seperti pernah saya tulis, itu cuman
mitos lama dari era Babilonia yang tak pernah bisa dibuktikan. Jika ada planet bernama
Nibiru yang ukurannya hampir menyamai Saturnus itu, maka tentunya planet ini sudah
nongol dalam pelat-pelat fotografis seabad silam ketika Clyde Tombaough dkk
melakukan systematic search untuk menemukan Pluto. Apalagi dengan teknologi terkini
dimana planet tidak hanya diobservasi dengan spektrum cahaya tampak semata, namun
juga dengan inframerah, ultraviolet dan gelombang radio. Ketika teknologi astronomi
masa kini bahkan demikian powerfull untuk menemukan sejumlah planet baru yang
mengorbit bintang2 tetangga alias ekstrasolar planets, maka sulit diterima jika ada benda
langit asing sebesar Saturnus yang masih bersembunyi dalam region tata surya kita,
dalam rentang jarak dari orbit Pluto hingga kawasan awan komet Oort.
Memang, seperti pernah ditulis pak AR Sugeng R, potensi terbesar dari Kiamat 2012
adalah badai Matahari, dimana secara siklusnya pada rentang waktu 2011-2012 sunspot
number Matahari memang mencapai puncaknya dan berkorelasi langsung dengan
tingginya semburan proton energetik dari permukaan Matahari ke segala arah. Model2


matematis yang dikembangkan NASA menyebut badai Matahari ini akan menyamai
peristiwa Carrington 1859 silam, dengan efek yang merusak terhadap sistem
telekomunikasi, satelit dan kelistrikan. Sebagai gambaran, badai Matahari 1989 (yang
kekuatannya mampu membelokkan arah jarum kompas hingga 7 derajat dari magnetic
north) mengakibatkan kerusakan pada trafo listrik Ontario Hydro dan menyebabkan
sebagian AS dan Kanada mengalami mati listrik hingga 9 jam. Dan dalam badai Matahari
2011-2012 (yang diperkirakan mampu membelokkan arah jarum kompas hingga 15 – 20
derajat), tentunya kerusakan itu bisa menjangkau daerah yang lebih jauh, bahkan hingga
ekuator.
Tentang tumbukan benda langit, memang tata surya kita sedang melintasi bidang galaksi
Bima sakti dan itu akan menyebabkan perturbasi gravitasi dari bintang2 tetangga kita
menjadi maksimal. Persoalannya, kapan perturbasi itu mampu menghentakkan jutaan
benda langit mini di awan komet Oort dan sabuk asteroid Kuiper hingga berubah menjadi
komet-komet yang menghujani tata surya bagian dalam, saat ini belum bisa
dikuantifikasi. Kita hanya tahu itu akan terjadi, tapi kapan ? Belum diketahui.
Salam,
Ma’rufin
Sekali lagi…

Bencana - Bencana Yang Dapat Ditimbulkan Oleh Badai Matahari…

Posted June 10, 2009
Badai matahari, suatu fenomena yang diperkirakan kemunculannya pada sekitar tahun
2011-2012, tidaklah berakibat kiamat, kata Pakar Antariksa dari LAPAN, Dr thomas
Djamaluddin.Tahun 2011-2012, diakui Djamal, di Jakarta, Selasa, adalah puncak aktivitas
matahari yang mempunyai periode sekitar 11 tahun, jadi puncak aktivitas matahari
pernah terjadi pada 1979, 1989, dan 2000.
Pada saat puncak aktivitas itu, bintik matahari meningkat jumlahnya akibat aktivitas
magnetiknya dan mendadak berpengaruh terhadap ruang antar planet.
Pada saat-saat itu frekuensi kejadian lontaran partikel berenergi tinggi dan emisi
gelombang elektromagnetik berupa percikannya juga meningkat. Namun menurut dia,
badai matahari merupakan bagian dari cuaca di antariksa yang mirip dengan cuaca di
bumi, hanya saja sifatnya berbeda.

menjelaskan, badai matahari tidak berdampak langsung pada manusia, namun tetap
berdampak pada benda-benda astronomi yang berada di sekitarnya.
Gangguan yang perlu dicermati menurut dia, hanya pada sistem teknologi yang
ditempatkan di antariksa seperti satelit komunikasi dan navigasi serta sistem teknologi di
bumi yang rentan terhadap induksi partikel energetik dari matahari yang masuk ke bumi
lewat kutub.
Bila terjadi badai matahari potensi bahaya hanyalah kemungkinan rusaknya atau
terganggunya satelit yang mengakibatkan antara lain gangguan telepon, siaran TV yang
memanfaatkan satelit, serta jaringan ATM.
Selain itu, navigasi pada sistem penerima global positioning system (GPS) frekuensi
tunggal dan siaran radio gelombang pendek juga bakal terganggu akibat adanya gangguan
ionosfer.
Rabu, 09/01/2008 08:33 WIB

Matahari Badai, Telekomunikasi Dunia
Lumpuh?
Fino Yurio Kristo - detikinet

Bintik Matahari Solar Cycle 24 (noaa)

California, Amerika Serikat - Cahaya matahari adalah berkah bagi manusia. Namun kini, matahari bisa
jadi biang kekacauan telekomunikasi di bumi. Pasalnya, aktivitas baru di matahari yang disebut Solar Cycle
24 terlacak oleh lembaga atmosfer Amerika Serikat, NOAA (National Oceanic and Atmospheric
Administration).
Bintik matahari pertama sebagai penanda awal aktivitas tersebut dijumpai NOAA. Aktivitas ini akan
berlangsung dalam waktu 11 tahun dengan pembentukan bintik matahari dan badai matahari yang
kemungkinan memuncak di tahun 2011 atau 2012. Menurut NOAA, aktivitas tersebut bisa mengancam
sistem komunikasi pesawat, sinyal GPS (Global Positioning System) dan jaringan ponsel di planet bumi.
"Bintik matahari ini adalah sinyal awal badai matahari yang intensitasnya akan terus meningkat dalam
tahun-tahun mendatang," tandas ilmuwan Douglas Biesecker dari Space Weather Prediction Center
(SWPC) di NOAA.
Bintik matahari adalah sebuah aktivitas magnetis di permukaan matahari. Bintik baru temuan NOAA itu
diidentifikasi sebagai #10.981 dan menjadi bintik matahari terbaru yang terlihat sejak NOAA menghitungnya
mulai tahun 1972.
Menurut NOAA, dalam badai matahari, ada materi yang bisa sampai ke bumi dan mengganggu sistem
komunikasi, sumber daya, sinyal GPS dan bahkan membahayakan satelit. Pembicaraan via ponsel dan
penarikan uang dari ATM juga bisa terganggu.
"Ketergantungan kita pada teknologi berbasis angkasa membuat ancaman ini lebih berbahaya. Peran
NOAA sangat penting untuk mengantisipasi gangguan ini," ungkap administrator NOAA, Conrad C.
Lautenbacher seperti dikutip detikINET dari NOAANews, Rabu (9/1/2008). Ramalan akan datangnya Solar
Cycle 24 tersebut telah dikemukakan sejak bulan April 2007. ( fyk / wsh )