1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan
spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan ini mencerminkan upaya untuk
menjamin stabilitas pertumbuhan dan pemerataan. Menurut Arsyad 2002:13, “Pembangunan pada hakekatnya adalah suatu
proses perubahan secara terus menerus guna meningkatkan pendapatan per kapita yang terus berlangsung dalam jangka panjang, sehingga taraf kehidupan
masyarakat akan meningkat”. Pembangunan nasional perlu mendapat dukungan dari pembangunan daerah dan perlu diciptakan hubungan serasi antar pemerintah
pusat dan daerah agar pembangunan nasional benar-benar akan terlaksana secara
terarah, terpadu, dan efisien.
Berlakunya kebijakan otonomi daerah sejak 1 Januari 2001, sistem pemerintahan mengalami perubahan yang mendasar. Penyelenggaraan seluruh
bidang pemerintahan kecuali politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, keadilan, moneter, dan fiskal menjadi wewenang pemerintah pusat. Pemerintah
kabupatenkota mendapat kewenangan yang lebih luas untuk menggali sumber- sumber penerimaan untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD,
Universitas Sumatera Utara
2
dengan sejumlah wewenang itu pemerintah daerah dituntut untuk mengembangkan perekonomian daerah.
Pelaksanaan pembangunan daerah diarahkan untuk memacu pemerataan pembangunan dalam rangka meningkatkan pendayagunaan potensi-potensi yang
dimiliki secara optimal. Dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan daerah tentu memerlukan biaya yang cukup besar. Agar
pemerintah daerah dapat mengurus rumah tangganya sendiri dengan sebaik- baiknya, maka perlu diberikan sumber-sumber pembiayaan yang cukup. Tetapi
mengingat tidak semua sumber-sumber pembiayaan dapat diberikan kepada daerah, maka pemerintah daerah diwajibkan untuk menggali segala sumber-
sumber keuangannya sendiri berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pendapatan Asli Daerah PAD sebagai salah satu sumber penerimaan daerah sebelumnya kurang mendapat perhatian, keadaan ini disebabkan
ketergantungan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat. Sumber dana pembangunan daerah sebagian besar diperoleh dari pemerintah pusat sementara
kewenangan pemerintah daerah dalam mengatur penggunaan dana tersebut relatif terbatas.
Seperti yang diketahui selama ini khususnya daerah kabupaten kota banyak tergantung pada pemerintah pusat, berbagai bantuan diberikan oleh pemerintah
pusat untuk mendorong ekonomi pemerintah daerah. Untuk itu semenjak diberlakukannya kebijakan otonomi daerah, pemerintah daerah dituntut memiliki
kejelian, inovasi dan kreatifitas dalam melihat dan menggali sumber-sumber
Universitas Sumatera Utara
3
potensial dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Karena menurut Moneyzar Usman 2006:2,
“Pendapatan Asli Daerah dalam kerangka otonomi daerah memegang peranan penting terutama untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran publik”.
Pemerintah daerah kabupaten dan kota harus terus menggali sumber dana, melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi. Pemungutan pajak daerah dan
retribusi daerah merupakan dua hal penting dalam komponen Pendapatan Asli Daerah. Pihak pemerintah daerah senantiasa harus mengembangkan serta
memberdayakan potensi di daerahnya dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada di daerah agar siap mengantisipasi era globalisasi.
Realisasi Pendapatan Asli Daerah yang semakin meningkat akan mendorong kemandirian daerah dalam membiayai penyelenggaraan pemerintah
dan pelaksanaan pembangunan. Untuk lebih mempermudah pembangunan di daerah, perlu kiranya ditetapkan prioritas pembangunan melalui kebijakan-
kebijakan tentang prioritas pembangunan dan kebijaksanaan tentang anggaran, karena kebijaksanaan ini akan membantu pemerintah daerah untuk menentukan
target pembangunan yang dilaksanakan. Demikian juga kebijakan mengenai anggaran akan membantu pemerintah daerah dalam mengontrol masalah
keuangan daerah dan sebagai alat untuk mempengaruhi peningkatan pendapatan daerah. Selain itu untuk mendukung peningkatan Pendapatan Asli Daerah sendiri,
maka diperlukan kebijakan daerah melalui penetapan peraturan daerah. Sehingga tujuan akhir pemanfaatan Pendapatan Asli Daerah untuk kepentingan
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan ekonomi dapat tercapai.
Universitas Sumatera Utara
4
Salah satu komponen penting dari Pendapatan Asli Daerah adalah retribusi daerah. Retribusi daerah merupakan pembayaran wajib dari penduduk kepada
negara dikarenakan ada jasa tertentu yang diberikan oleh pemerintah kepada individu secara perorangan. Pungutan dari masyarakat ini akan menjadi sumber
pendapatan bagi daerah tersebut, dan bisa dijadikan sebagai sumber utama pendapatan daerah selain pajak daerah, bagian laba usaha daerah maupun lain-lain
Pendapatan Asli Daerah yang sah. Sebagaimana diketahui bahwa retribusi daerah sebagai sumber penerimaan
dalam negeri mempunyai potensi untuk dijadikan sumber pendapatan nasional, mengingat semakin banyak orang pribadi maupun pihak swasta yang
menggunakan jasa yang disediakan pemerintah sekarang ini. Yang perlu diperhatikan oleh pemerintah bagaimana cara mengoptimalkan pemungutan
retribusi daerah sehingga memberikan hasil yang maksimal. Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi terbesar di pulau
Sumatera yang memiliki beraneka ragam sumber jasa yang dapat dikenakan retribusi. Mulai dari sektor pariwisata sampai dengan jasa-jasa yang disediakan
oleh pihak swasta. Daerah-daerah yang cukup potensial di Sumatera Utara antara lain Pemerintah Kota Medan, Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten
Tanah Karo, yang banyak memiliki sektor industri dan pariwisata yang dapat dikenakan tarif retribusi. Dari retribusi inilah yang akan menyumbang ke
Pendapatan Asli Daerah Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
5
Melihat potensi yang dimiliki oleh Provinsi Sumatera Utara diharapkan kontribusi dari retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Pemerintah
Sumatera Utara sudah optimal. Persentase kontribusi yang diberikan retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah antara tahun 2001-2003 rata-rata sebesar
25, angka ini menunjukkan bahwa penerimaan retribusi daerah belum optimal. Untuk itu ditahun 2004-2006 perlu ditinjau kembali apakah kontribusi dari
retribusi ini mengalami kenaikan atau penurunan. Sehingga dapat ditelusuri apa penyebab dari kenaikan atau penurunan tersebut yang akan memberikan manfaat
bagi kebijakan pemerintah Sumatera Utara khususnya dibidang optimalisasi penerimaan retribusi daerah yang akan menunjang Pendapatan Asli Daerah.
Melihat pentingnya peranan retribusi daerah dalam menunjang besarnya Pendapatan Asli Daerah yang pada akhirnya akan mempengaruhi total Pendapatan
Daerah masing-masing Pemerintahan Kabupaten Pemerintahan Kota dimasa yang akan datang maka dilakukanlah penelitian untuk melihat seberapa besar
kontribusi dari penerimaan retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah
dengan judul: “Kontribusi Penerimaan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Pemerintah Kota di
Sumatera Utara”.
Universitas Sumatera Utara
6
B. Perumusan Masalah