Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Melalui Penerimaan Retribusi Izin Mendidirikan Bangunan

(1)

St

( Disusun

D

F

trategi Pe

Penerima

(Studi Pad

n Untuk Me (S-1) P F

DEPARTE

FAKULTA

UN

ningkatan

aan Retri

a Kantor P

emenuhi Pe Pada Depar Fakultas Il

Jun

EMEN IL

AS ILMU

NIVERSIT

n Pendap

ibusi Izin

Pelayanan P

SKRIP

ersyaratan rtemen Ilm lmu Sosial OLEH

nita Frisk

100903

LMU ADM

U SOSIAL

TAS SUM

MEDA

2014

patan Asli

Mendirik

Perizinan K

PSI

Menyelesa mu Adminis Dan Ilmu P

H

ka Capah

040

MINISTR

L DAN IL

MATERA

AN

4

i Daerah M

kan Bang

Kabupaten aikan Pendi trasi Negar Politik

RASI NEG

LMU POL

UTARA

Melalui

gunan

Dairi) idikan Sarj ra

GARA

LITIK

jana


(2)

ABSTRAK

Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Melalui Penerimaan Retribusi Izin Mendidirikan Bangunan

(Studi Pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi)

Junita Friska Capah 100903040

Retribusi Izin Mendirikan Bangunan adalah pungutan terhadap izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan pembangunan gedung yang dapat diterbitkan apabila rencana bangunan dinilai telah sesuai dengan ketentuan yang meliputi aspek pertanahan, aspek plonologis (perencanaan), aspek teknis, aspek kesehatan, aspek kenyamanan dan aspek lingkungan.

Penelitian ini memfokuskan pada strategi dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui penerimaan retibusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kabupaten Dairi. Penulisan karya ilmiah ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dalam penerimaan retribusi izin mendirikan bangunan serta untuk merumuskan strategi yang dapat dilakukan dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah melalui penerimaan retribusi IMB. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu menggambarkan fakta – fakta tentang masalah yang diteliti dan diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat. Informan dalam penelitian ini, peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data dan mengetahui masalah secara mendalam. Sedangkan untuk masyarakat yang menjadi wajib retribusi dan masyarakat yang tidak mengurus IMB menggunakan teknik accidental sampling. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara mendalam, observasi atau pengamatan, studi kepustakaan dan telaah dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis SWOT, yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa strategi yang dapat dilakukan dalam peningkatan pendapatan asli daerah melalui retribusi izin mendirikan bangunan adalah strategi ekstensifikasi yaitu melalui penambahan retribusi IMB baru dengan menemukan wajib obyek retribusi IMB baru, serta strategi intensifikasi yaitu melalui Melakukan intensifikasi terhadap peraturan daerah mengenai retribusi IMB, Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas SDM, meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pematuhan peraturan retribusi IMB, meningkatkan sarana dan prasarana yang memenuhi standar, melakukan kerja sama dengan pihak swasta serta meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini serta dapat menyempurnakan penulisan skripsi ini dengan baik yang berjudul “Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Melalui Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (Studi Pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi)”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Sarjana (S-1) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ilmu Administrasi Negara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna baik dari sisi substansi maupun redaksi. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis tidak menutup diri dari kritik atau saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Dalam hal ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, yaitu:

1. Buat yang teristimewa yaitu kedua orang tua saya, Usman dan Nursaimah yang telah membesarkan dan mendidik saya, memberikan motivasi baik moril maupun materil yang tak ternilai harganya dibandingkan dengan apapun, dan selalu mendoakan saya di setiap sujudnya. Semoga anakmu ini dapat membalas jerih payah yang sudah Ayah dan Ibu berikan dan menjadi anak yang membanggakan untuk keluarga.

2. Buat saudara-saudara saya, Kak Tika, Dek Uli dan Dek Jefri yang tak pernah henti – hentinya memberikan dukungan kepada saya sejak mulai masuk kuliah hingga pada penyelesaian skripsi ini. Dari kecil kita sama-sama memahami pahit manisnya arti kehidupan yang kita jalani bersama. Senang bersama, susah pun tetap bersama. Kalian motivator terhebat bagi saya setelah ayah dan ibu.

3. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.


(4)

4. Bapak Drs. Husni Thamrin Nst, M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai dosen penguji saya yang telah menyempatkan waktu beliau untuk memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 6. Bapak Drs. Kariono, M.Si selaku Dosen pembimbing saya yang selalu

meluangkan waktu, tenaga dan materil serta serta selalu sabar membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh dosen di lingkungan Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan bekal berupa ilmu pengetahuan, arahan, dan bimbingan selama penulis menimba ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

8. Seluruh jajaran staf di lingkungan Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya kak Mega, kak Dian, kak Indah dan pak Udin.

9. Bapak Dapot .H. Tamba, SE,M.Siselaku Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi yang telah mempermudah penulis dalam melakukan penelitian.

10.Bapak Romedi Bangun, ST., ME yang telah banyak membantu dalam memberikan data dan informasi kepada penulis selama penelitian berlangsung.

11.Seluruh pegawai di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu khususnya pada bagian kepegawaian, terimakasih atas bantuannya selama saya melakukan penelitian.

12.Buat Kakak dan Abang saya, Ririn Hutagalung dan Kenikol Silaen yang tidak pernah bosan mengingatkan disetiap kelalaian saya, dan selalu memberikan nasehat yang memotivasi saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.


(5)

13.Buat sahabat sekaligus keluarga saya: Geny Iryenti Putri dan Agustiana Padang terima kasih atas kebersamaannya selama ini,suka duka kita lewati bersama, ketawa sama, menangis sama dan sakit pun sama. Kalian selalu mengisi hari – hariku, baik dalam kesedihan maupun kegembiraan, tanpa kehadiran kalian bagaikan malam tanpa bulan.

14.Buat teman-teman Magang Kelompok III Desa Timbang Jaya, Langkat (The Meener): Geny Iryenti Putri, Maulana All Ravi, Fahmi Nasution, Bobby Trimart Gea, David Saputra, Christine AD Batubara, Muda Rahmansyah, Petra Rosjuwita, Susanti Lona, Agustiana Padang, dan Elvina Gulo, terima kasih untuk kebersamaan dan kerjasamanya sehingga kita dapat saling mengisi dalam tim magang ini, walaupun banyak kesalahpahaman yang terjadi selama dua minggu di bawah atap yang sama, tapi kita tetap kompak. 15.Buat teman-teman dan partner terbaik penulis: Geny Iryenti Putri, Agustiana

Padang, Nurhayati, Dewi Ayu, Umi Kalsum dan banyak lagi lainnya yang telah memberikan motivasi serta dukungan kepada penulis, mudah-mudahan di lain waktu kita dapat bekerja sama lagi dan tak kan lupa kalian, teman-temanku dari awal masuk perkuliahan sampai sekarang.

16.Sahabat-sahabat terbaikku semasa SMA hingga sekarang: Fransiska Tampubolon, Evi, Jefri Sihotang, Elisabet, Wanti Sartika Lingga, Kurnia yang selalu mendo’akan dan memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, walaupun kita dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh, tapi hati kita tetap menyatu.

17.Buat teman satu atap Adinda Novia Sarepa Ginting, yang selalu sabar menghadapi tingkah saya yang aneh – aneh, dan selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada saya selama empat tahun ini. Kamu itu wanita hebat yang pernah saya kenal walaupun kadang – kadang kamu itu menjengkelkan.

18.Buat teman – teman di Ikatan Mahasiswa Dairi (IMADA) yang merupakan keluarga saya di perantauan, yang selalu mengajari saya dalam berorganisasi, semoga organisasi kita ini semakin maju dan lebih baik lagi ke depannya.


(6)

19.Buat adek-adek yang masih menempuh studi di Departemen Ilmu Administrasi Negara dari angkatan 2011 sampai 2013 tetap semangat dan bersungguh-sungguh serta jalani saja perkuliahan seperti air yang mengalir. 20.Buat teman-teman seperjuangan, seluruh AN 2010 tanpa terkecuali, salam

semangat.

Akhir kata, terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini maupun selama masa perkuliahan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, amin.

Medan, Maret 2014

Penulis

 

         


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... ii 

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... ...1

1.2 Rerumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Kerangka Teori ... 9

1.5.1 Strategi ... 9

1.5.1.1 Pengertian Strategi ... 9

1.5.1.2 Ciri - ciri dan Manfaat Strategi ... 10

1.5.1.3 Tingkatan Strategi ... 13

I.5.1.4 Jenis – Jenis Strategi ... 15

1.5.2 Manajemen Strategi ... 17

1.5.2.1 Pengertian Manajemen Strategi ... 17

1.5.2.2 Manfaat Manajemen Strategi ... 19

1.5.2.3 Proses Manajemen Strategi ... 19

1.5.3 Analisis SWOT ... 26

1.5.3.1 Pengertian Analisis SWOT ... 26

1.5.3.2 Analisis SWOT sebagai alat formulasi strategi ... 27

1.5.3.3 Matrik SWOT ... 29


(8)

1.5.4.2 Sumber – Sumber PAD ... 31

1.5.4.3 Retribusi Daerah ... 33

1.5.5 Retribusi Izin Mendirikan Bangunan ... 35

I.5.5.1 Pengertian Retribusi Izin Mendirikan Bangunan ... 35

1.5.5.2 Retribusi IMB dalam mengisi Pendapatan Asli Daerah ... 37

1.6 Definisi Konsep ... 38

1.7 Sistematika Penulisan ... 40

BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian ... 42

2.2 Lokasi Penelitian ... 42

2.3 Informan Penelitian ... 42

2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 43

2.5 Teknik Analisis Data ... 44

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Wilayah ... 45

3.1.1 Letak Geografis Kabupaten Dairi ... 45

3.2 Gambaran Umum KPPT Kabupaten Dairi ... 45

3.3 Visi dan Misi KPPT Kabupaten Dairi ... 47

3.4 Tugas Pokok dan Fungsi KPPT Kabupaten Dairi ... 49

3.5 Struktur Organisasi ... 50

BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1 Analisis Lingkungan ... 58

4.1.1 Lingkungan Internal ... 59

4.1.2 Lingkungan Eksternal ... 83

BAB V ANALISIS DATA 5.1 Analisis SWOT ... 88

5.1.1 Faktor Internal ... 89

5.1.2 Faktor Eksternal ... 92

5.2 Matrik SWOT ... 91


(9)

5.3.2 Strategi Intensifikasi... 99

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan ... 104 6.2 Saran ... 106


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Persentase Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan ... 4

Tabel 1.2 Matrik SWOT ... 29

Tabel 4.1 Daftar Nama Pegawai KPPT Kabupaten Dairi ... 61

Tabel 4.2 Kondisi SDM Berdasarkan Kebutuhan ... 62

Tabel 4.3 Kondisi SDM Berdasarkan Pendidikan dan Jabatan ... 63

Tabel 4.4 Kondisi SDM Berdasarkan Golongan/pangkat ... 64

Tabel 4.5 Kondisi SDM Berdasarkan Jenis Kelamin... 65

Tabel 4.6 Sarana dan Prasarana KPPT Kabupaten Dairi ... 66

Tabel 4.7 Rincian Penerimaan PAD Tahun 2009 s/d 2012 ... 68

Tabel 4.8 Persentase Penerimaan Retribusi IMB Terhadap Retribusi Daerah ... 70


(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan ... 5 Grafik 4.1 Rincian Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Tahun 2009 s/d 2012 ... 69 Grafik 4.2 Penerimaan Retribusi IMB Terhadap Retribusi Daerah ... 70 Grafik 4.3 Penerimaan Retribusi IMB Terhadap PAD ... 72


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Proses Manajemen Strategi ... 20

Gambar 1.2 Berbagai Kemungkinan dan Implementasi Strategi ... 24

Gambar 1.3 Diagram Analisis SWOT ... 27

Gambar 3.1 Struktur Organisasi KPPT Kabupaten Dairi ... 58

Gambar 4.1Prosedur Pemberian Izin Mendirikan Bangunan ... 79


(13)

ABSTRAK

Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Melalui Penerimaan Retribusi Izin Mendidirikan Bangunan

(Studi Pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi)

Junita Friska Capah 100903040

Retribusi Izin Mendirikan Bangunan adalah pungutan terhadap izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan pembangunan gedung yang dapat diterbitkan apabila rencana bangunan dinilai telah sesuai dengan ketentuan yang meliputi aspek pertanahan, aspek plonologis (perencanaan), aspek teknis, aspek kesehatan, aspek kenyamanan dan aspek lingkungan.

Penelitian ini memfokuskan pada strategi dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui penerimaan retibusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kabupaten Dairi. Penulisan karya ilmiah ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dalam penerimaan retribusi izin mendirikan bangunan serta untuk merumuskan strategi yang dapat dilakukan dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah melalui penerimaan retribusi IMB. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu menggambarkan fakta – fakta tentang masalah yang diteliti dan diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat. Informan dalam penelitian ini, peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data dan mengetahui masalah secara mendalam. Sedangkan untuk masyarakat yang menjadi wajib retribusi dan masyarakat yang tidak mengurus IMB menggunakan teknik accidental sampling. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara mendalam, observasi atau pengamatan, studi kepustakaan dan telaah dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis SWOT, yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa strategi yang dapat dilakukan dalam peningkatan pendapatan asli daerah melalui retribusi izin mendirikan bangunan adalah strategi ekstensifikasi yaitu melalui penambahan retribusi IMB baru dengan menemukan wajib obyek retribusi IMB baru, serta strategi intensifikasi yaitu melalui Melakukan intensifikasi terhadap peraturan daerah mengenai retribusi IMB, Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas SDM, meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pematuhan peraturan retribusi IMB, meningkatkan sarana dan prasarana yang memenuhi standar, melakukan kerja sama dengan pihak swasta serta meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Munculnya otonomi daerah menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem pemerintahan yang desentralisasi, yaitu dengan memberikan keleluasaan kepada daerah dalam mewujudkan daerah otonom yang luas dan bertanggung jawab, untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat sesuai kondisi dan potensi wilayahnya. Pemberian otonomi kepada daerah pada dasarnya bertujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah daerah, terutama dalam pelaksanakan pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat serta untuk meningkatkan pembinaan kesatuan politik dan kesatuan bangsa.

Pelaksanaan pembangunan yang diharapkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bergantung kepada pelaksanaannya, baik pihak Eksekutif yaitu Bupati/Walikota beserta jajarannya maupun mitra Pemerintah Kabupaten/Kota yaitu pihak Legislatif (DPRD) yang bersama-sama merumuskan perencanaan penggunaan anggaran dan pengawasannya. Pemerintah Kabupaten / Kota harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat melaksanakan tugas seperti meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Dalam era otonomi daerah saat ini, Pemerintah sangat menentukan besar kecilnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang akan diperoleh daerah


(15)

(Kabupaten/Kota). Selain Pendapatan Asli Daerah (PAD), potensi lainnya adalah Dana Alokasi Umum (DAU) yang merupakan sumber pembiayaan bagi membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) baik biaya rutin seperti belanja pegawai dan pengadaan barang Pemerintah Kabupaten dan Kota, juga untuk membiayai pembangunan, walaupun ada juga Dana Alokasi Khusus (DAK) seperti proyek di bidang pertanian, kesehatan, pendidikan, dan sektor lainnya.

Pada dasarnya pemerintah daerah di Indonesia, memperoleh 5 sumber pendapatan atau keuangan yang dimungkinkan oleh perundang-undangan, yaitu (Undang – Undang No 32 Tahun 2004):

1. Sumber pendapatan Asli Daerah, yang diperoleh dari berbagai sumber perpajakan daerah dan juga pungutan dari retribusi

2. Penerimaan dari opsen atau bagi hasil pajak

3. Sumber penerimaan daerah yang berupa subsidi dari pemerintah pusat 4. Sumber penerimaan dari perusahaan daerah

5. Sumber pinjaman dari pinjaman daerah.

Dalam upaya mengelola urusan pemerintahan daerah yang lahir sebagai konsekwensi otonomi, daerah harus mampu mengumpulkan uang sebagai instrumen pembiayaan. Berdasarkan Undang – Undang Pemerintah Daerah, diatur pembagian urusan yang sifatnya wajib dan urusan yang sifatnya pilihan yang harus diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Untuk mampu membiayai pelaksanaan urusan tersebut maka pemerintah daerah diberi wewenang melakukan


(16)

pemungutan yang berupa pajak dan atau retribusi daerah sebagaimana diatur dalam undang – undang 33 tahun 2004.

Pajak dan retribusi daerah merupakan bagian pendapatan yang strategis bagi daerah untuk biaya penyelenggaraan pemerintahan. Pajak dan retribusi daerah merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari daerah itu sendiri. Pungutan ini harus dapat dipahami oleh masyarakat sebagai sumber penerimaan yang dibutuhkan oleh daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah.( Stevanus J. Gomies, Victor Pattiasina. Analisis Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Maluku Tenggara, Volume 13 No 2, asset

September 2011)

Berdasarkan ketentuan pasal 157 Undang – Undang No 32 Tahun 2004 ini, selanjutnya pemerintah daerah melakukan upaya pemungutan pajak dan retribusi daerah. Agar pemungutan itu tidak menimbulkan permasalahan bagi rakyat di daerah, maka diatur dalam undang – undang tentang pajak dan retribusi daerah. Saat ini, Undang – undang yang berlaku adalah undang – undang nomor 28 tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah. Hasil pemungutan pajak dan retribusi daerah menjadi sumber utama pendapatan asli daerah. Selanjutnya PAD menjadi indikator keberhasilan kinerja pemerintahan daerah yang pada akhirnya akan menjadi kekuatan utama dalam mendukung APBD.

Retribusi Daerah digolongkan menjadi retribusi jasa umum,retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu. Retribusi izin mendirikan bangunan merupakan salah satu jenis retribusi perizinan tertentu yang juga berperan dalam penerimaan pendapatan asli daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah melalui


(17)

Salah satu daerah yang sumber penerimannya berasal dari retribusi izin mendirikan bangunan adalah Kabupaten Dairi, yang pada awalnya dikelola oleh dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Dairi, namun sejak bulan Maret 2012 Retribusi Izin mendirikan Bangunan menjadi dikelola oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Dairi. Proses pelaksanaan pemungutan retribusi izin mendirikan bangunan di kabupaten dairi ini bisa dibilang belum berjalan secara optimal, dapat dilihat dari pencapaian target penerimaan retribusi izin mendirikan bangunan selama 4 tahun terakhir sebagaimana yang terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.1

Persentase Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

Tahun Target Realisasi %

2009 Rp 185.000.000,00 Rp 124.079.978,00 67.07 %

2010 Rp 200.000.000,00 Rp 208.493.217,00 104,25%

2011 Rp 200.000.000,00 Rp 212.774.068,50 106,39 %

2012 Rp 300.000.000,00 Rp 208.391.829,40 59,54 %

2013 Rp 350.000.000,00 Rp 167.081.610,00 47,74 %


(18)

Grafik 1.1

Grafik Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

Berdasarkan tabel diatas Persentase penerimaan retribusi Izin Mendirikan Bangunan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Dairi cendrung mengalami fluktuasi (naik turun), namun demikian dapat kita perhatikan perkembangan daerah tersebut saat ini dan masa yang akan datang diharapkan retribusi Izin Mendirikan Bangunan akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pembangunan daerah tersebut.

Dalam hal ini, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan masih banyak permasalahan dan tantangan yang dihadapi baik dari pemerintah maupun dari masyarakat Kabupaten Dairi itu sendiri. Dalam penyelenggaraan pemerintahan khususnya dalam bidang pelayanan perizinan Kabupaten Dairi dari tahun ke tahun harus terus berbenah untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Karena menurut keterangan dari beberapa masyarakat Kabupaten Dairi yang mengurus

Rp0,00 Rp50.000.000,00 Rp100.000.000,00 Rp150.000.000,00 Rp200.000.000,00 Rp250.000.000,00 Rp300.000.000,00 Rp350.000.000,00 Rp400.000.000,00

2009 2010 2011 2012 2013

Target Realisasi


(19)

Izin Mendirikan Bangunan menyatakan bahwa dalam pengurusan izin tersebut pelayanan pemerintah pada dinas terkait kurang memuaskan, dan sulitnya prosedur yang harus diikuti serta tingginya tarif retribusi yang ditetapkan oleh pemerintah membuat masyarakat mengeluh dalam pengurusan izin mendirikan bangunan tersebut.

Selain itu tantangan yang dihadapi oleh pemerintah kabupaten Dairi adalah Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengurus izin, Minimnya transportasi lintas desa, kecamatan dan ibukota kabupaten, Rendahnya dukungan pihak terkait, Rendahnya kesadaran masyarakat untuk penyediaan lahan, kurangnya kesadaran masyarakat akan kegunaan retribusi Izin Mendirikan Bangunan, adanya anggapan bahwa melakukan renovasi/rehabilitas terhadap bangunan tidak perlu meminta Izin kepada Pemerintah Daerah setempat melalui dinas terkait sehingga keadaan merugikan pemerintah daerah, padahal dalam mendirikan bangunan dengan tidak meminta Izin kepada Pemerintah Daerah setempat melalui dinas terkait, maka tidak terjaganya ketertiban, keselarasan, kenyamanan, dan keamanan dari bangunan itu sendiri terhadap penghuninya maupun lingkungan sekitarnya.

Sehingga penerimaan melalui retribusi izin mendirikan bangunan di Kabupaten Dairi tidak dilakukan secara optimal yang berpengaruh terhadap Pendapat Asli Daerah. Seperti yang diketahui bahwa Salah satu yang cukup mendapat perhatian penting didalam mengisi kas daerah adalah retribusi izin mendirikan bangunan. Walaupun jumlahnya lebih kecil dari pendapatan lainnya, akan tetapi apabila pengelolaannya dilakukan secara baik pasti akan memberikan andil yang besar dalam mengisi kas daerah.


(20)

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul “Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Melalui Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (Studi Pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka diperlukan perumusan masalah yang sangat berguna bagi arah dan langkah penelitian. Adapun perumusan masalah yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman yang dihadapi dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui penerimaan retribusi Izin Mendirikan Bangunan pada KPPT Kabupaten Dairi?

2. Bagaimana Strategi dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah melalui Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Pada KPPT Kabupaten Dairi?

1.3. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentunya mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui sebelumnya. Suatu riset khusus dalam ilmu pengetahuan empiris pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan itu sendiri.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, yakni:


(21)

1. Untuk mengetahui Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui penerimaan retribusi Izin Mendirikan Bangunan daerah pada Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Dairi.

2. Untuk merumuskan strategi yang dilakukan dalam peningkatan pendapatan asli daerah melalui penerimaan retribusi Izin Mendirikan Bangunan daerah pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan hasil penelitian yang dilakukan. Manfaat penelitian yang dimaksud dalam hal ini encakup hal – hal sebagai berikut:

1. Secara subjektif, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melatih, meningkatkan, dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, sistematis, dan metodologi yang digunakan penulis dalam menyusun suatu wacana baru dalam memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan, khususnya mengenai Peningkatan pendapatan asli daerah.

2. Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi instansi terkait mengenai retribusi izin mendirikan bangunan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan referensi untuk mengambil kebijakan yang mengarahkan kepada kemajuan institusi yang bersangkutan.


(22)

1.5. Kerangka Teori

Menurut Hoy dan Miskel teori adalah seperangkap konsep, asumsi dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi(Sogiyono, 2005 : 55).

Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal – hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitian (Arikunto, 2002 : 92).

1.5.1 Strategi

1.5.1.1Pengertian Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani “Strategos” terdiri dari dua kata Stratos yang berarti militer dan ag yang berarti memimpin, seni atau ilmu menjadi seorang jendaral, yakni jendral yang mampu untuk memimpin tentara, memenangkan pertempuran, mempertahankan wilayah kekuasaan,melindungi, dan bahkan mampu untuk menghancurkan musuh.

Definisi mengenai strategi telah banyak dikemukakan oleh para ahli namun terdapat berbagai macam definisi yang dikemukakan tergantung bagaimana cara memandang strategi itu seperti apa. Jauch dan Glueck mendefinisikan strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh, terpadu, yang mengaitkan keunggulan organisasi dengan tantangan lingkungan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama organisasi dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Jatmiko, 2004:5).

Alfred D. Chander (dalam James Stoner, 1996:268) mendefinisikan strategi sebagai penentuan sasaran jangka panjang dari sebuah organisasi dan proses


(23)

adopsi rangkaian tindakan serta mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran tadi. Dari definisi yang dikemukakan Chander terdapat tiga kunci pokok dari strategi yaitu rangkaian tindakan untuk mencapai suatu tujuan, proses ,mencari ide pokok yang bermakna bukan menerapkan sebuah kebijakan yang rutin dilakukan dan bagaimana sebuah strategi tersebut dirumuskan.

Menurut Dirgantoro (2001:5) Strategi adalah sebagai penetapan arah kepada “manajemen” yakni tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang dapat memberikan keuntungan terbaik bagi organisasi. Dalam hal ini lebih kedalam kompetisi bisnis yaitu bagaimana cara untuk bersaing dalam pesaing dalam pasar.

Dengan demikian dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa secara umum strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Dalam arti yang khusus strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dann terus menerus serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan di masa depan.

1.5.1.2Ciri – ciri dan Manfaat Strategi

Hasil akhir dari strategi adalah sebuah rencana yang diberlakukan oleh pimpinan sebuah organisasi yang mengacu kepada arah perjalanan sebuah organisasi di masa yang akan datang. Dan kemudian sebuah strategi yang telah dirumuskan akan mengalami perubahan lingkungan serta strategi yang telah dirumuskan tidak lagi sesuai dengan lingkungan yang ada. Untuk lebih jelas apa


(24)

itu strategi, Pardede memberikan beberapa ciri – ciri strategi yaitu sebagai berikut (Pardede,2011:57- 58):

1. Mempengaruhi setiap tingkatan manajemen.

Keputusan dari rangkaian kegiatan strategi akan mempengaruhi setiap tingkat manajemen strategi mulai dari manajemen tertinggi hingga manajemen terendah dari organisasi. Namun pemberlakuan dari strategi tersebut menjadi tanggung jawab seorang manajemen tertinggi.

2. Menimbulkan pengaruh dalam jangka panjang

Pembuatan putusan – putusan strategi dapat dibuat dalam waktu yang lebih singkat namun sebuah keputusan yang dibuat dalam waktu singkat tersebut akan berpengaruh terhadap jangka panjang dari aktivitas sebuah organisasi. 3. Berwawasan masa depan

Putusan strategi dimaksudkan untuk pedoman pelaksanaan kegiatan dimasa yang akan datang oleh karenanya putusan straategi didasari oleh sebuah analisis yang menyangkut masa yang akan datang seperti peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dari organisasi.

4. Mempengaruhi seluruh bagian organisasi

Bagian dari organisasi merupakan sebuah sistem yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Maka ketika putusan – putusan strategi mempengaruhi satu bidang maka secara otomatis akan mempengaruhi bidang yang lain. Tentunya besar kecilnya pengaruh tergantung kepada seberapa besar tingkat keterikatan dan ketergantungan satu bidang dengan bidang lainnya.


(25)

5. Berwawasan terbuka

Setiap kegiatan yang terjadi dalam sebuah organisasi tentu saja selalu dipengaruhi oleh berbagai hal yang terdapat diluar organisasi. Oleh karenanya keputusan strategi itu harus berwawasan terbuka karena dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan diluar organisasi.

6. Memberikan kerangka pengambilan putusan pada manajemen tingkat yang lebih rendah.

Manajer tertinggi merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam berjalannya organisasi. Namun tidak jarang terjadi dalam pengambilan keputusan dalam kegiatannya oleh karena itu putusan strategi menjadi sebuah landasan kerangka berpikir dari manajer tingkat yang libih rendah untuk mengambil sebuah keputusan sehingga tidak bertentangan dengan manajer tertinggi dan arah tujuan organisasi.

7. Membutuhkan sumber daya

Sebuah keputusan strategi kan memerlukan penambahan sumber daya yang relevan untuk mendukung dan menjalankan strategi tersebut.

Manfaat Strategi

Sebuah strategi dibuat dalam sebuah organisasi tentu saja memiliki manfaat untuk organisasi tersebut, baik itu menyangkut tentang bagaimana organisasi dapat berjalan, dapat berkembang menunjukkan pertumbuhan ke arah yang positif, mampu bertahan bahkan mampu untuk menjadi sebuah sektor organisasi yang unggul dibandingkan organisasi lainnya. Oleh karena itu,


(26)

Dirgantoro (2001) memberikan beberapa manfaat dari strategi untuk memperjelas pernyataan diatas seperti dibawah ini:

1) Sebagai sarana untuk mengkomunikasikan tujuan organisasi dan menentukan jalan mana yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan.

2) Untuk meningkatkan keuntungan organisasi walaupun kenaikan keuntungan organisasi bukan secara otomatis dengan menerapkan strategi. 3) Membantu mengidentifikasi, memprioritaskan dan mengeksploitasi

peluang.

4) Menyiapkan pandangan terhadap manajemen problem.

5) Menggambarkan freamework untuk meningkatkan koordinasi dan kontrol terhadap efektivitas.

6) Meminimumkan pengaruh dan perubahan.

7) Memungkinkan keputusan utama untuk mendukung tujuan yang ditetapkan.

8) Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang efektif. 9) Membantu perilaku yang lebih terintegrasi.

1.5.1.3Tingkatan Strategi

Strategi sebagai upaya untuk mencapai tujuan organisasi juga mengenal berbagai macan tingkatan strategi. Strategi yang ada dalam organisasi itu sendiri terdiri dari dua macam yaitu strategi yang direncanakan (intended strategy) ataupun strategi yang tidak direncanakan (emergent strategy). Strategi yang direncanakan adalah strategi yang telah dirumuskan sebelum dilakukan sebuah kegiatan, sedangkan strategi yang tidak direncanakan adalah strategi yang muncul


(27)

kemudian dan merupakan sebuah solusi terhadap perubahan – perubahan yang tidak diperkirakan pada saat dilakukan perencanaan. Dalam setiap organisasi terdapat empat tingkatan strategi (Pardede, 2011 : 317):

a. Enterprise Strategy atau Strategi Kemasyarakatan

Srategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Strategi enterprise akan terlihat bagaimana relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh mana interaksi itu dilakukan akan dapat memberikan keuntungan bagi organisasi. Strategi itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh – sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap kebutuhan masyarakat.

b. Corporate Strategi atau Strategi Tingkat Korporasi

Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut

Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Bagaimana misi itu dijalankan merupakan sebuah kunci utama dari strategi ini. Pada tingkatan ini putusan – putusan strategik dan perencanaan stategik yang selayaknya juga disiapkan oleh setiap organisasi.

c. Business Strategy atau strategi bisnis

Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran ditengah masyarakat, serta dapat menciptakan suatu perbedaan dengan organisasi lain. Yang mana hal tersebut dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan – keuntungan menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.


(28)

Strategi tingkat fungsional berbeda dengan strategi tingkat lainnya . strategi ini bermanfaat untuk mengarahkan perilaku anggota organisasi sedemikian rupa sehingga strategi – strategi digerakkan olehnya. Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi fungsional yaitu:

a) Strategi fungsional ekonomi yaitu mencakup fungsi – fungsi yang memungkinkan orgnisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.

b) Strategi fungsional manajemen, mencakup fungsi – fungsi manajemen yaitu planning, organizing, implementating, controlling, staffing, leading, motivating, decision making, representing, dan integrating.

c) Strategik isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau selalu berubah.

1.5.1.1Jenis – Jenis Strategi

David (1997 : 248 - 272) membagi jenis – jenis strategi atas: 1. Strategi Integrasi, antara lain terdiri dari:

a.Integrasi ke hilir, yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer dari produk perusahaan.

b.Integrasi ke hulu, yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok.


(29)

c.Integrasi horizontal, yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas perusahan pesaing.

2. Strategi Intensifikasi, antara lain terdiri dari:

a. Penetrasi pasar, yaitu meningkatkan porsi pasar pada pasar yang sudah ada melalui usaha marketing yang lebih kuat.

b. Pengembangan pasar, yaitu memperkenalkan produk yang ada pada area pasar yang baru.

c. Pengembangan produk, yaitu meningkatkan produk yang sudah ada atau menciptakan yang baru.

3. Strategi diversifikasi, antara lain terdiri dari:

a. Difersifikasi se – inti, yaitu menambah produk yang baru namun masih berhubungan dengan produk yang sudah ada.

b. Difersifikasi konglomerat, yaitu menambah produk yang baru yang tidak berhubungan dengan produk yang sudah ada.

c. Difersifikasi horizontal, yaitu menambah produk yang baru namun masih berhubungan dengan produk yang sudah ada dan memperkenalkan produk tersebut pada pelanggan yang sudah ada.

4. Strategi difensif, antara lain:

a. Join Venture, yaitu bekerjasama dengan perusahaan lain membentuk organisasi yang terpisah

b. Penciutan, yaitu pengurangan biaya dan aset untuk mengantisipasi penurunan omset.


(30)

c. Divestasi, yaitu menjual divisi atau bagian lainnya dari organisasi yang sudah ada.

d. Pembubaran, yaitu menjual asset perusahaan seluruhnya.

1.5.2 Manajemen Strategi

1.5.2.1Pengertian Manajemen Strategi

Manajemen Strategik merupakan rangkaian dua perkataan yang terdiri dari kata “Manajemen” dan “Strategik” yang masing – masing memiliki pengertian tersendiri, yang telah dirangkaikan menjadi satu terminologi berubah dengan memiliki pengertian tersendiri pula. Strategi sebagai sebuah kosa kata pada mulanya berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘strategos’. Kata ‘sratos’ berasal dari kata ‘stratos’ berarti militer dan ‘ag’ yang artinya memimpin.

Strategi adalah sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumber daya yang penting dalam mencapai tujuan dasar dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatif, dan sinergis yang ideal berkelanjutaan, sebagai arah, cakupan, dan perspektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi (Triton PB, 2007 : 17).

Manajemen strategis menjadi bidang ilmu yang berkembang dengan cepat, muncul sebagai respon atas meningkatnya pergolakan lingkungan dan akibat semakin kompleksnya dinamika lingkungan organisasi. Bidang ilmu ini melihat pengelolaan organisasi secara menyeluruh dan berusaha menjawab tantangan perubahan lingkungan. Ciri khusus manajemen strategis adalah penekanan pada


(31)

pengambilan keputusan strategis, keputusan strategis berhubungan dengan masa yang akan datang dalam jangka panjang untuk organisasi secara keseluruhan.

Menurut Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L (2003 : 4) Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

Manajemen strategi (Hadari Nawawi,2003 : 148) adalah proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran didalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya. Dari pengertian tersebut terdapat beberapa aspek yang penting antara lain:

a) Manajemen strategik merupakan proses pengambilan keputusan

b) Keputusan yang ditetapkan bersifat mendasar dan menyeluruh yang berarti berkenaan dengan aspek – aspek yang penting dalam kehidupan sebuah organisasi, terutama tujuannya dan cara melaksanakan atau cara mencapainya.

c) Pembuatan keputusan tersebut harus dilakukan atau sekurang – kurangnya melibatkan pimpinan puncak, sebagai penanggung jawab utama pada keberhasilan atau kegagalan organisasinya

d) Pengimplementasian keputusan tersebut sebagai strategi organisasi untuk mencapai tujuan strategiknya dilakukan oleh seluruh jajaran organisasi


(32)

e) Keputusan yang ditetapkan manajemen puncak yang harus diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam bentuk kegiatan/ pelaksanaan pekerjaan yang terarah pada tujuan strategik organisasi.

1.5.2.2Manfaat Manajemen Strategi

Manfaat manajemen strategi adalah sebagai berikut (Nining Soesilo,2002: 1-14): 1. Menjadi lebih efektif dan kreatif dalam menyelesaikan masalah dan

membuat pengambilan keputusan

2. Menambah kemungkinan sukses dalam mencapai tujuan

3. Menciptakan sebuah organisasi yang menghargai pengetahuan dan perubahan

4. Dampak untuk memonitor, memperbaiki dan menganalisis

1.5.2.3Proses Manajemen Strategi

Manajemen strategis dalam prakteknya merupakan proses kolektif yang harus dilalui perusahaan maupun organisasi dalam rangka mencapai tujuan terwujudnya daya saing strategi dan menghasilkan laba diatas rataan. Sebagaimana pendapat A.D. Meyer dalam buku Triton PB menyatakan bahwa proses manajemen strategis merupakan satu paket komitmen keputusan dan langkah strategis dan menghasilkan laba (Triton PB, 2007 : 59 - 60).


(33)

Gambar 1.1 Proses Manajemen Strategis

F E E D B A C K ANALISIS LINGKUNGAN

 Lingkungan Eksternal

Lingkungan Umum

Lingkungan Industri  Lingkungan Internal

PENGENDALIAN STRATEGI

IMPLEMENTASI STRATEGI

 Struktur Organisasi  Budaya Perusahaan

 Kepemimpinan

FORMULASI STRATEGI

 Tingkat Korporat  Tingkat Bisnis  Tingkat Fungsional

MENENTUKAN DAN MENETAPKAN ARAH PERUSAHAAN/ ORGANISASI

Strategic Arcitecture  Misi

 Tujuan


(34)

Dari gambar diatas dapat dijelaskan satu persatu untuk mempermudah pemahaman, yaitu sebagai berikut:

a. Analisis Lingkungan

Analisis lingkungan merupakan proses awal dari manajemen strategi. Analisis lingkungan disini mencakup mengenai lingkungan eksternal dan lingkungan internal dari organisasi.

b. Menentukan dan menetapkan arah organisasi

Dalam konteks pembahasan menentukan dan menetapkan arah tujuan organisasi akan membahas mengenai pertama yakni mengapa organisasi tersebut berdiri dan kemudian apa yana menjadi tujuan organisasi tersebut. c. Formulasi Strategi

Formulasi Strategi bermakna pada perumusan strategi – strategi yang ditempuh untuk mencapai tujuan yang telah dikemukakan sebelumnya. Kemudian dari berbagai strategi yang dirumuskan dilakukan pemilihan strategi yang relevan dengan keadaan organisasi.

d. Implementasi strategi

Setelah sebuah strategi diformulasikan, strategi tersebut tentunya dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan nyata, hal inilah yang disebut dengan implementasi strategi dalam aktvitas organisasi.

e. Pengendalian strategi

Pengendalian strategi bermakna kepada pemantauan dan pengevaluasian proses manajemen strategi, dengan maksud untuk memperbaiki dan memastikan bahwa sistem yang telah berfungsi sebagaimana semestinya.


(35)

Setelah memahami makna dari strategi dan makns yang terkandung dalam manajemen strategi maka ada beberapa pembahasan yang akan lebih diperhatikan dalam strategi yakni mengenai formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi.

1.5.2.3.1 Formulasi Strategi

Formulasi stategi adalah proses perumusan strategi yang akan dilaksanakan dalam sebuah organisasi. Formulasi strategi ini akan memberikan sebuah pedoman bagi anggota organisasi dalam bertindak sesuai dengan strategi yang telah dirumuskan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam bertindak dan mengaambil keputusan yang berakibat terhadap kelangsungan dan perkembangan dari organisasi.

Formulasi strategi (Dirgantoro, 2001 : 83) adalah menentukan aktivitas – aktivitas yang berhubungan dengan pencapaian tujuan. Aktivitas tersebut bisa dikelompokkan kedalam tiga kelompok, yaitu:

1. Analisis strategi 2. Perencanaan strategi 3. Pemilihan strategi

Penyusunan strategi memerlukan tahapan – tahapan tertentu untuk dipenuhi, Terdapat sedikitnya enam tahapan yang perlu diperhatikan dalam merumuskan suatu strategi, antara lain (Triton PB, 2007 : 17 - 18):

1. Seleksi yang mendasar dan kritis terhadap permasalahan 2. Menetapkan tujuan dasar dan sasaran strategis


(36)

4. Menyusun rencana penyumberdayaan 5. Mempertimbangkan keunggulan 6. Mempertimbangkan keberlanjutan

Dalam melakukan formulasi strategi, ada beberapa hal yang patut untuk dipertimbangkan, diantaranya adalah:

1. Harus dipahami benar visi, misi, dan objektive perusahaan atau organisasi. 2. Hal kedua yang harus dipahami adalah tentang posisi perusahaan pada saat

ini.

3. Kemampuan untuk mengidentifikasikan faktor – faktor lingkungan internal maupun eksternal yang sedang dihadapi saat ini.

4. Mencari alternatif solusi yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi secara lebih efisien dimasa yang akan datang.

1.5.2.3.2 Implementasi Strategi

Langkah selanjutnya setelah melakukan formulasi strategi yaitu implementasi strategi. Implementsi strategi adalah sebuah proses penerapan dari formulasi strategi ke objek yang sebenarnya dilapangan. Thomas V Bonoma mengemukakan ada empat hasil yang mungkin terjadi dari kombinasi antara formulasi strategi dengan implementasi keempat hasil tersebut (Dirgantoro, 2001:121 - 122).


(37)

Gambar 1.2

Berbagai Kemungkinan dan implementasi Strategi

Keterangan Gambar:

1. SUCCESS

Apabila perusahaan mampu memformulasikan strategi dengan baik serta mampu mengimplementasikan dengan baik pula, maka output-nya dinamakan

“Success”, dimana hasil inlah yang paling diinginkan oleh perusahaan. 2. ROULETTE

Merupakan suatu kondisi dimana formulasi strategi yang dilakukan kurang baik atau cenderung buruk, akan tetapi dengan usaha dan penyasuaian disana – sini perusahaan mampu untuk mengimplementasikannya dengaan baik.

3. TROUBLE

Adalah situasi dimana strategi menjadi kacau karena strategi yang telah diformulasikan dengan baik tidak bisa diimplementasikan dengan baik pula.


(38)

4. FAILURE

Situasi yang paling tidak diinginkan karena strategi yang telah diformulasikan dengan buruk juga diimplementasikan secara kurang baik.

1.5.2.3.3 Evaluasi Strategi

Evaluasi adalah proses penilaian akan efektivitas strategi yang telah diterapkan terhadap hasil yang diperoleh apakah sesuai dengan apa yang diharapkan aatau tidak. Apabila dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa formulasi strategi dan implementasi strategi serta hasil yang diperoleh merupakan sebuah tujuan yang ingin dicapai telah sesuai maka strategi yang telah dirumuskan akan dilanjutkan. Namun, jika dalam hasil evaluasi dari kegiatan organisasi tidak menunjukkan hasil yang baikatau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh organisasi maka organisasi akan meninjau kembali letak kesalahan dari strategi tersebut apakah rumusan strategi yang bermasalah atau justru pada tahap implementasi yang salah. Data yang diperoleh dari hasil evaluasi tersebut akan digunakan sebagai analisis situasi program di masa mendatang.

Dengan demikian manajemen strategi ini menitikberatkan pada kegiatan untuk memantau dan mengevaluasi peluang dan kendala lingkungan, disamping memahami kekuatan dan kelemahan organisasi. Kegiatan formulasi, implementasi dan evaluasi strategi merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena antara satu dengan yang lainny memiliki keterikatan yang kuat untuk mewujudkan tujuan organisasi.


(39)

1.5.3 Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threats) 1.5.3.1Pengertian Analisis SWOT

Menurut Thompson (2008 : 97) Analisis SWOT adalah simpel tetapi merupakan alat bantu yang sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas serta mengetahui ketidakefisienan sumber daya perusahaan, kesempatan dari pasar dan ancaman eksternal untuk masa depan agar lebih baik lagi.

Analisis SWOT adalah merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) yaitu Strengths, Weakness dan faktor eksternal (luar) yaitu, Opportunity dan Threats. Analiasis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu :

1. Strengths (kekuatan) merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

2. Weakness (kelemahan) merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianaliasis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

3. Opportunity (peluang) merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah dan kondisi lingkungan sekitar.


(40)

4. Threats (ancaman) merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

1.5.3.2Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi

Salah satu pendekatan yang dapat dipergunakan sebagai instrumen dalam pemilihan strategi dasar adalah melalui analisis SWOT Rangkuti (2006) menjelaskan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).

Analisis SWOT digunakan untuk membandingkan faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman, sedangkan faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Dapat diperhatikan pada gambar 1.3:

Gambar 1.3 Diagram Analisis SWOT

3. Mendukung strategi 1. Mendukung Strategi

4. Mendukung Strategi defensif 2. Mendukung strategi diversifikasi BERBAGAI PELUANG

KELEMAHAN INTERNAL

KEKUATAN INTERNAL


(41)

Kuadran I :

Ini merupakan situasi yang menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

Kuadran II :

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

Kuadran III :

Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi ini yaitu meminimalkan masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut pasar yang lebih baik (turn around).

Kuadran IV :

Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Fokus strategi yaitu melakukan tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang lebih besar (defensive).

Dalam analisis SWOT, dilakukan perbandingan antara faktor-faktor strategis internal maupun eksternal untuk memperoleh strategi terhadap


(42)

masing-masing faktor tersebut, kemudian dilakukan skoring. Berdasarkan hasil yang diperoleh kemudian ditentukan fokus rekomendasi strategi.

1.5.3.3Matrik SWOT

Alat yang digunakan dalam menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman internal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis, seperti pada Tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1 Matrik SWOT

Strenght (S) Weaknes (W)

Opportunity (O) Strategi SO

Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO

Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan

peluang Threats (T) Strategi ST

Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi (WT)

Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber : Freddy Rangkuti, 2006

Berdasarkan Matriks SWOT diatas maka didapatkan 4 langkah strategi yaitu sebagai berikut :


(43)

1. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal.

2. Strategi ST

Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi ST menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.

3. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.

4. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman. Strategi WT bertujuan untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari ancaman eksternal.

1.5.4 Pendapatan Asli Daerah

1.5.4.1Pengertian Pendapatan Asli Daerah

Menurut Insukindro (Pramudji, 1994 : 1) dalam kaitannya dengan pemberian otonomi kepada daerah dalam merencanakan, menggali, mengelola dan menggunakan keungan daerah sesuai dengan kondisi daerah, Pendapatan Asli


(44)

Daerah dapat dipandang sebagai salah satu indikator atau kriteria untuk mengurangi ketergantungan suatu daerah kepada pusat.

Pendapatan Asli Daerah (Nasution, 2003 : 79) merupakan pendapatan yang diusahakan atau dicari setiap Pemerintah Daerah dengan mengacu kepada ketentuan yang mengatur tentang penggalian sumber-sumber keuangan daerah tersebut. Jadi dalam hal ini daerah diberi kepercayaan untuk mengelola sumber pendapatannya, yang selanjutnya dengan inisiatif sendiri dapat mengusahakan sumber pendapatannya sepanjang tidak menyimpang dari kebijaksanaan pengaturan keuangan negara dan azas negara kesatuan.

Menurut Penjelasan Undang-Undang No. 33 tahun 2004 yaitu Penjelasan Umum disebutkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan Pendapatan Daerah yang bersumber dari hasil Pajak Daerah, hasil Retribusi Daerah, hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada Daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas Desentralisasi.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah menunjukkan kemampuan suatu daerah menghimpun sumber-sumber dana dan memanfaatkan potensi-potensi sumber keuangan daerahnya untuk membiayai tugas dan tanggungjawabnya.

1.5.4.2 Sumber – Sumber Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan daerah merupakan salah satu sumber keuangan daerah yang pada intinya menempati posisi yang paling strategis jika dibandingkan dengan


(45)

sumber keuangan lainnya di dalam suatu daerah, karena dengan sumber keuangan tersebut, daerah dapat leluasa dan berkesempatan yang lebih besar dalam memperoleh pendapatan sesuai kewenangan yang dimilikinya dengan mewujudkan beragam kreativitas dan upaya yang maksimal. Di dalam otonomi daerah ini, pendapatan asli darah merupakan bagian yang paling mendasar dan sangat penting dalam mewujudkan pemerintahan yang maju dan mandiri.

Adapun sumber – sumber pendapatan asli daerah menurut Undang – Undang RI NO. 33 tahun 2004 yaitu:

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu pendapatan yang diperolah daerah dan dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang – undangan meliputi:

a) Pajak Daerah b) Retribusi Daerah

c) Hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan d) Lain – lain PAD yang sah

2. Dana perimbangan yaitu danayang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaandesentralisasi.

3. Lain – lain pendapatan daerah yang sah

Sumber pendapatan daerah yang kedua yaitu pembiayaan yang bersumber dari:

a) Sisa lebih perhitungan anggaran daerah b) Penerimaan pinjaman daerah


(46)

c) Dana cadangan daerah

d) Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan

1.5.4.3Retribusi Daerah

Sebagaimana halnya dengan pajak daerah, retribusi daerah juga merupakan salah satu komponen Pendapatan Asli Daerah yang diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pembiayaan yang berarti bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan dan meratakan kesejahteraan masyarakat. Menurut Yani (2002 : 55) Retribusi Daerah merupakan pungutan daerah, sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan / atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. Adapun yang menjadi objek dan golongan retribusi menurut UU No.28 Tahun 2009 adalah sebagai berikut :

1. Jasa umum ; digolongkan Retribusi Jasa Umum, adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan, Jenis-jenisnya adalah :

a) Retribusi Pelayanan Kesehatan;


(47)

c) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil;

d) Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat; e) Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;

f) Retribusi Pelayanan Pasar;

g) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

h) Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran; i) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;

j) Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus; k) Retribusi Pengolahan Limbah Cair;

l) Retribusi Pelayanan Tera/ Tera Ulang; m)Retribusi Pelayanan Pendidikan; dan

n) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

2. Jasa Usaha ; digolongkan Retribusi Jasa Usaha, adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi :

a) Pelayanan dengan menggunakan / memanfaatkan kekayaan Daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal; dan / atau

b) Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara memadai oleh pihak swasta. Jenis-jenisnya adalah :

1) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah ; 2) Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan; 3) Retribusi Tempat Pelelangan;


(48)

4) Retribusi Terminal;

5) Retribusi Tempat Khusus Parkir ;

6) Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/ Villa; 7) Retribusi Rumah Potong Hewan;

8) Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan; 9) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga; 10) Retribusi Penyeberangan di Air; dan

11) Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.

3. Perizinan Tertentu ; digolongkan Retribusi Perizinan Tertentu, adalah pelayanan perizinan tertentu oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Jenis-jenisnya adalah :

a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan ;

b. Retribusi Izin Tempat Penjualan MinumanBeralkohol ; c. Retribusi Izin Gangguan;

d. Retribusi Izin Trayek; dan e. Retribusi Izin Usaha Perikanan.

1.5.5 Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

1.5.5.1Pengertian Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

  Izin mendirikan bangunan atau lebih sering disebut IMB adalah izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan membangunan yang dapat diterbitkan


(49)

apabila rencana bangunan dinilai telah sesuai dengan ketentuan yang meliputi sapek pertanahan, sapek plonologis (perencanaan), aspek teknis, aspek kesehatan, aspek kenyamanan dan aspek lingkungan. Umumnya, IMB ditunjukan untuk 2 jenis bangunan (Dwi, 2008 : 11):

1. Bangunan Rumah Tinggi adalah bangunan yang digunakan untuk tempat tinggal bagi keluarga (single family). Jenis bangunan rumah tinggal ini harus terletak diatas peruntukan wisma (Wisma besar/WBS, wisma flat /WFI, wisma tanam/ WTM wisma sedang/WSD, wima kecil/WKC.

2. Bangunan Non Rumah Tinggal (NRT) adalah semua jenis bangunan umum dengan penggunaan tertentu, seperti hunian (apartemen, kondominium, rumah susun, hotel). Perdangangan (took/pertikoan, restoran, bioskop, pasar), kantor tunggal/ perkantoran, industri pergudangan, sekolah, rumah sakit, rumah ibadah (masjid, gereja, vihara), gedung pertemuan, terminal, stasiun kereta api, bandara dan sebagainya. Dengan nama retribusi Izin mendirikan bangunan dipungut retribusi atas pemberian izin mendirikan bangunan. Pemberian izin yang dimaksud meliputi kegiatan peninjauan design dan pemantauan pelaksanaan pembangunannya agar tetap sesuai dengan rencana tat ruang dengan memperhatikan Koefisien Dasar Bangunan, koefisien luas bangunan, koefisien ketinggian bangunan, dan pengawasan penggunaan bangunan yang meliputi pemeriksaan dalam rangka memenuhi syarat keselamatan mencukupi bangunan tersebut.Retribusi izin mendirikan bangunan termasuk golongan retribusi perizinan tertentu. (Perda Kabupaten Dairi No 7 Tahun 2011 Tentang Retribusi Daerah)


(50)

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis bangunan, luas lantai bangunan, jumlah tingkat bangunan, lokasi bangunan, rencana penggunaan bangunan dan konstruksi bangunan.(  http://www.dairikab.go.id/skpd/27/dinas-cipta-karya---tata-ruang.html)

1.5.5.2 Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dalam Mengisi Pendapatan Asli Daerah

 Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, pasal 6 telah disebutkan bahwa pendapatan asli daerah dapat digali melalui 4 jenis pendapatan, diantaranya adalah pendapatan dari hasil retribusi daerah. Seperti yang telah disebutkan dalam peraturan pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang retribusi daerah, salah satu bagian dari jenis retribusi izin tertentu adalah retribusi izin mendirikan bangunan.

Izin mendirikan bangunan adalah izin yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada orang pribadi atau badan untuk mendirikan bangunan yang dimaksudkan agar desain pelaksanaan pembangunan dan bangunan sesuai dengan Nilai Dasar Bangunan (NDB), Nilai Luar Bangunan (NLB), Ketinggian Bangunan (KB) yang ditetapkan sesuai dengan syarat-syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut, orang lain dan lingkungan.Sedangkan yang dimaksud dengan retribusi izin mendirkan bangunan adalah pembayaran atas pemberian izin bangunan oleh pemerintah daerah kepada orang pribadi atau bandan termasuk bangunan. (Panca, 2004 : 170)

Dari pengetian diatas pendapatan yang bersumber dari izin mendirikan bangunan merupakan bagian dari retribusi daerah yang berdampak langsung


(51)

terhadap pendapatan asli daerah. Apabila iuran retribusi izin merndirikan bangunan yang dikelola oleh dinas Tata Ruang dan Pemukiman besar jumlahnya maka besar pula penerimaan pendapatan asli daerah.

Dalam rangka upaya peningkatan PAD, khususnya dari segi retribusi izin mendirikan bangunan, seharusnya ada upaya yang sinergi pengelolaan sistem yang terpadu antara elemen yang terkait. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan pelayanan, pengawasan, pengendalian dan penertiban terhadap pemberian izin mendirikan bangunan, sehingga dapat mewujudkan daerah yang tertib dan unggul. Dan untuk mewujudkan itu perlu adanya Standar Operasional Prosedur yang jelas antara mekanisme perizinan, pemungutan, maupun pengawasannya, serta penerapan sanksi hukum bagi objek yang tidak melaksanakan kewajibannya.

1.6. Definisi Konsep

  Konsep adalah istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan fenomena yang dirumuskan berdasarkan generasi dari sejumlah kejadian, keadaan kelompok, atau individu yang menajadi pusat penelitian (Singarimbun, 1995 : 31). Maka dalam hal ini penulis mengemukakan definisi dari konsep yang dipergunakan yaitu:

1. Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

2. Manajemen Strategi adalah proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara


(52)

melaksanakannya, yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran didalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya.

3. Formulasi Strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan organisasi.

4. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).

5. Pendapatan Asli Daerah dapat di artikan sebagai pendapatan yang benar benar di terima oleh Daerah dan merupakan modal Pemerintah Daerah dalam memenuhi pembangunan belanja negara.

6. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan adalah pungutan terhadap izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan pembangunan gedung yang dapat diterbitkan apabila rencana bangunan dinilai telah sesuai dengan ketentuan yang meliputi aspek pertanahan, aspek plonologis (perencanaan), aspek tehnis, aspek kesehatan, aspek kenyamanan dan aspek lingkungan.


(53)

1.7. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, Manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, definisi konsep, definisi operasional, dan sistematika penulisan

BAB II : METODE PENELITIAN

Bab ini membuat penelitian, lokasi penelitian, informsi penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi serta struktur organisasi.

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Bab ini membuat penyajian data yang dilakukan dengan menguraikan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan menganalisanya berdasarkan metode yang digunakan.

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini membuat pembahasan atau interprestasi dari data-data yang disajikan pada bab sebelumnya.


(54)

BAB VI : PENUTUP

Bab ini membuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang dianggab penting bagi pihak yang membutuhkan.


(55)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Menurut Moleong (2006: 34) agar mencapai tujuan penelitian maka dipergunakan satu metode. Maka dari itu, agar penulis dapat mencapai tujuan itu maka metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan demikian, penelitian ini akan menggambarkan fakta – fakta tentang masalah yang di teliti dan diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi di Jl. Ahmad Yani No 30 Sidikalang

2.3 Informan Penelitian

Hendarso dalam Usman (2009:56) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian yang dilakukan sehingga subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan informan yang terdiri dari:

1. Informan Kunci

 Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi 2. Informan Utama


(56)

3. Informan Tambahan

 Masyarakat yang mengurus IMB

 Masyarakat yang tidak mengurus IMB

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Teknik pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan Data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:

a. Wawancara Mendalam, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan – pertanyaan secara langsung dan terbuka kepada informan atau sejumlah pihak yang terkait dan berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data yang lengkap dan mendalam.

b. Observasi atau pengamatan, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung terhadap objek penelitian kemudian mencatat gejala – gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data – data yang diperlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi bahan – bahan kepustakaan yang perlu untuk


(57)

mendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan instrumen sebagai berikut :

a. studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang di peroleh dari buku – buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang di teliti ataupun .

b. Studi Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang di peroleh dengan menggunakan catatan – catatan atau dalam bentuk dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber – sumber lain yang relevan dengan objek penelitian. Data yang dimaksud bisa merupakan undang – undang, peraturan, hasil studi/riset, pernyataan, teori yang relevan, serta bahn lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2.5 Teknik Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian, analisis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah Analisis SWOT. SWOT adalah perangkat umum yang di desain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan, termasuk permasalahan yang dihadapi. Jadi, Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahn (Weakness) dan ancaman (Threats).


(58)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. Tinjauan Umum Wilayah

3.1.1 Letak Geografis Kabupaten Dairi

Kabupaten dairi mempunyai luas 191.625 hektar yaitu sekitar 2,68 % dari luas provinsi Sumatera utara (7.160.000 hektar). Kabupaten dairi terletak sebelah barat laut propinsi Sumatera utara. Kabupaten dairi sebagian besar terdiri dari dataran tinggi dan berbukit-bukit yang terletak antara 98°00’-98°30’ dan 2°15’-3°00’ lu. Kabupaten dairi yang terletak di Sebelah barat laut provinsi sumatera utara yang berbatasan dengan :

 Sebelah utara dengan kabupaten aceh tenggara (provinsi nad) dan kabupaten tanah Karo

 Sebelah timur dengan kabupaten Toba Tamosir

 Sebelah selatan dengan kabupaten Pakpak Bharat

 Sebelah barat dengan kabupaten aceh selatan (provinsi Nanggroe Aceh Darussalam).

3.2. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Dairi

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Kabupaten Dairi telah melaksanakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dengan Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 3 tahun 2012 tentang Organisasi dan


(59)

Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi menetapkan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu sebagai PTSP.

Sejak diundangkannya Organisasi dan Tata Kerja KPPT pada bulan Maret 2012, maka pada bulan Juli 2012 diangkatlah para pejabatnya sesuai dengan Keputusan Bupati Dairi Nomor 821.23/261/VII/2012 tentang Pemberhentian, Pemindahan dan Pengangkatan Pejabat Struktural Eselon II, III dan IV di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Dairi. Dan peraturan perundang-undangan tentang pendelegasian kewenangan jenis-jenis Izin masih dalam tahap pembahasan.

Dalam mewujudkan perencanaan yang baik, KPPT sebagai lembaga teknis yang bertugas untuk pelayanan perizinan telah membuat rancangan tentang Standar Pelayanan dan Standar Operasional Prosedur sebagai kontrol pelaksanaan seluruh tahapan pelayanan perizinan dilingkungan Kabupaten Dairi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal, namun penetapannya masih menunggu peraturan perundang-undangan tentang pendelegasian kewenangan tersebut.

Proses penyelenggaraan pelayanan perizinan harus dapat memberikan arahan bagi peningkatan pengembangan sosial – ekonomi dan kemampuan masyarakat oleh karena itu diperlukan adanya sinkronisasi antara rencana program/kegiatan pemerintahan dengan rencana kegiatan masyarakat dan pemangku kepentingan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pemberdayaan, pemerataan, demokratis, desentralistik, transparansi, akuntabel, responsive dan partisipatif.


(60)

Sampai saat ini ada 3 (tiga) buah Draf Peraturan Bupati Dairi yang sudah dibahas dan masih menunggu ekseminasi dari Bagian Hukum Setdakab Dairi yaitu :

1. Pendelegasian Wewenang Perizinan Kepada Kantor Pelayanana Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi;

2. Standar Pelayanan Pada Kantor Pelayanana Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi;

3. Standar Operasional Prosedur Pada Kantor Pelayanana Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi.

3.3. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi

KPPT Kabupaten Dairi sebagai salah satu instansi pemerintah yang memiliki tujuan yang ingin di capai yang dituangkan dalam bentuk visi dan misi. Visi adalah cara pandang jauh kedepan, kemana organisasi akan dibawa agar eksis, antisipatif dan inovatif. Secara umum visi adalah pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan dan secara potensial untuk terwujud. Sedangkan misi adalah langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai visi yang telah ditetapkan.

Visi

Pelayanan Perizinan Yang Prima Menuju Masyarakat Dairi yang Maju dan Sejahtera.

Misi

Agar dapat mencapai visi di atas, maka disusun misi KPPT Kabupaten Dairi, sebagai berikut :


(61)

1. Meningkatkan Sarana – Prasarana dan Profesionalisme SDM Pelayanan Perizinan

2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Perizinan

3. Meningkatkan koordinasi dengan semua pihak terkait Pelayanan Perizinan. Berikut penjelasan makna dari ketiga misi tersebut adalah:

Misi Pertama “Meningkatkan Sarana – Prasarana dan Profesionalisme SDM Pelayanan Perizinan.”

Misi pertama ini bermakna bahwa KPPT sebagaia SKPD yang bertugas untuk melayani publik dalam perizinan tentu membutuhkan sarana-prasarana yang sangat diperlukan untuk menunjang pelayanan yang tentunya bisa menghasilkan kinerja yang efisien dan efektif sehingga sarana-prasarana perlu ditinjau secara periodik apakah masih up to date mendukung pelayanan publik dalam perzinan. Sarana dan prasarana juga akan berfungsi maksimal apabila SDM-nya juga professional. Hal ini tidak lepas dari peningkatan kualitas SDM sehingga profesionalisme SDM KPPT bisa benar-benar terwujud dalam pelayanan perizinan.

Misi Kedua “Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan”.

KPPT sebagai instansi penerbit perizinan tentu harus berfokus pada kepuasan klien (client satisfaction) yang merupakan wujud dari kwalitas pelayanan perizinan yang cepat, tepat, dan efisien.

Misi Ketiga “Meningkatkan koordinasi dengan semua pihak terkait pelayanan perizinan ”.


(62)

Keberhasilan KPPT dalam menerbitkan suatu izin berusaha tentu tidak lepas dari dukungan stakeholder yang berkaitan dengan pengurusan izin, maka sangatlah diperlukan koordinasi dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait yang saling memberi masukan satu sama lain sehingga satu tujuan bisa tercapai.

3.4. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi

1. Tugas

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi merupakan unsur pelaksana perangkat daerah yang mempunyai kewenangan di bidang pelayanan perizinan yang berada di bawah Bupati dan bertanggunjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 3 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi, menetapkan diantaranya tugas, fungsi dan susunan organisasi pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi. Adapun yang menjadi tugas KPPT adalah:

1) Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu bertugas untuk menyelenggarakan pelayanan administrasi bidang perizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian di bidang ketatausahaan, perizinan dan rekomendasi serta pelayanan pengaduan.


(63)

2) Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu wajib melakukan survey indeks kepuasan masyarakat minimal 1 (satu) kali dalam setahun sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugasnya Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi menyelenggarakan fungsi:

a.Pelaksanaan penyusunan program dan kebijakan teknis pelayanan perizinan; b.Penyelenggaraan pelayanan perizinan;

c.Pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perizinan.

Dalam menjalankan fungsinya Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi dilengkapi dengan Subbag Umum, Seksi Pelayanan dan Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Dairi Nomor 8 Tahun 2012 tentang Uraian tugas tiap-tiap Jabatan pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi.

3.5. Struktur Organisasi

Setiap organisasi baik organisasi yang dikelola oleh swasta maupun organisasi publik mempunyai struktur organisasi, adapun fungsi dari struktur organisasi tersebut untuk memberikan kejelasan tugas dan wewenang dari setiap karyawan dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab demi tercapainya tujuan organisasi tersebut.

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 3 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi


(64)

menetapkan diantaranya Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi .

Dalam mengemban tugas dan fungsinya Kantor Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi dilengkapi Struktur Organisasi sebagai berikut:

a. Kepala Kantor

b. Kasubbag Tata Usaha c. Kepala Seksi Pelayanan I d. Kepala Seksi Pelayanan II e. Kepala Seksi Pelayanan III f. Kepala Seksi Pelayanan IV

Adapun yang menjadi tugas tiap-tiap jabatan adalah sebagai berikut :

1. Kepala Kantor

1) Kepala Kantor melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam bidang pelayanan perizinan.

2) Kepala kantor mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. Merumuskan program, rencana kegiatan dan anggaran Kantor;

b. Menetapkan kebijakan teknis dan operasional kegiatan bidang pelayanan perizinan;

c. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengendalian, pengawasan dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan pelayanan perizinan;

d. Melaksanakan pembinaan pengelolaan urusan ketatausahaan Kantor; e. Menyusun pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan bidang


(1)

masyarakat. Adapun program yang dapat dilakukan dalam hal ini adalah sebagai berikut:

a) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi

 Penyusunan sistem informasi terhadap layanan publik b) Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi

 Penyediaan sarana layanan informasi arsip

 Pengadaan dokumen perizinan terpadu satu pintu

 Penyebarluasan informasi perizinan terpadu satu pintu

 Biaya terjemahan SPM, SOP dan buku saku perizinan terpadu satu pintu

 Biaya pencetakan Bahan-bahan pameran dalam provinsi dan luar provinsi

 Pengadaan papan informasi atau himbauan perizinan terpadu satu pintu

 Penyusunan buku profil perizinan terpadu satu pintu


(2)

BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan peneliti tentang strategi peningkatan PAD melalui penerimaan retribusi IMB maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi maka terdapat faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman).

a. Kekuatan (Strenght) terdiri dari : Struktur organisasi KPPT Kabupaten Dairi yang jelas, Adanya peraturan daerah yang berlaku mengenai retribusi izin mendirikan bangunan, adanya Komunikasi dan interaksi yang sinergis, yaitu terjalinnya komunikasi dua arah antara atasan dengan bawahan.

b. Kelemahan (Weakness) terdiri dari: Minimnya kuantitas dan kualitas SDM KPPT Kabupaten Dairi, Kurangnya sarana pendukung ke lapangan, Lokasi gedung kantor KPPT kurang strategis, Terbatasnya dana untuk peningkatan kualitas SDM, Kurangnya koordinasi antara KPPT dengan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Dairi dalam menentukan tarif retribusi izin mendirikan bangunan, Tingginya tarif retribusi IMB yang harus


(3)

dibayar oleh masyarakat yang mengurus IMB, Sosialisasi yang kurang efektif dan efisien.

c. Peluang (Opportunity) terdiri dari: Terbukanya kesempatan mengikuti pendidikan formal dan diklat yang dapat menunjang peningkatan kualitas SDM, Semakin tingginya semangat berwirausaha di kalangan masyarakat ataupun calon investor, Perkembangan teknologi yang mendukung pelayanan perizinan. d. Ancaman (Threath) terdiri dari: Kurangnya kesadaran masyarakat

dalam mengurus IMB, Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai tujuan dan manfaat pengurusan IMB terhadap bangunan yang dimiliki, Rendahnya kesadaran masyarakat dalam penyediaan lahan usaha, Minimnya transportasi lintas desa, kecamatan dan ibu kota kabupaten yang mengakibatkan maasyarakat kesulitan untuk mengurus IMB ke kantor terkait, Rendahnya dukungan pihak terkait.

2. Adapun strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan/ hambatan dalam menghindari ancaman adalah strategi ekstensifikasi yaitu melalui penambahan retribusi IMB baru dengan menemukan wajib obyek retribusi IMB baru, serta strategi intensifikasi yaitu melalui Melakukan intensifikasi terhadap peraturan daerah mengenai retribusi IMB, Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas SDM, meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pematuhan peraturan retribusi IMB, meningkatkan sarana dan prasarana yang memenuhi standar, melakukan kerja sama dengan pihak swasta serta meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.


(4)

6.2. Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan dari hasil temuan dan analisis strategi peningkatan PAD melalui retribusi IMB adalah hendaknya pemerintah terkait dapat melaksanakan Melakukan pmbenahanan manajemen pengelolaan retribusi pasar dalam rangka meningkatkan pendapatan retribusi IMB, dengan menerapkan secara konsisten kebutuhan sumber daya manusia yang disesuaikan dengan beban kerja, menyediakan sarana prasaran kerja yang benar-benar dibutuhkan pegawai secara memadai, senantiasa memberikan pembinaan dan arahan kepada pegawai,memberi dorongan kepada pegawai untuk meningkatkan kualitas pengetahuan maupun ketrampilannya, serta melakukan melakukan penerapan sanksi yang tegas kepada pegawai dan/atau wajib retribusi yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku.

Memberikan motivasi kerja kepada pegawai dengan cara memberikan imbalan kepada pegawai yang berprestasi baik yang hanya berupa pujian atau promosi jabatan, penegasan sanksi kepada pegawai yang melakukan pelanggaran. Selain itu, pemerintah perlu melakukan sosialisasi lebih optimal lagi dalam pelaksanaan pelayanan retribusi Izin Mendirikan Bangunan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2002. Prosedur penelitian: Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Dirgantoro Crown. 2001, Manajemen Stratejik Konsep, Kasus & Implementasi, Jakarta : Grasindo,

Dirgantoro. 2001. Manajemen Strategi. Jakarta: PT. Gramedia

Dwi. 2008. Panduan Praktis Mengurus IMB. Yogyakarta: Pustaka Grahatama. Hunger. David, Thomas L. 2003. Manajemen Strategi. Yogyakarta: Andi

Yogyakarta

Jatmiko, RD. 2004. Manajemen Strategik. Malang: UMM Press

Moleong. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nasution. 2003. Dimensi Hukum dalam Pemerintah Daerah (kajian kritis atas UU

No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999).Jakarta: Pustaka Bangsa press

Nugraha, M.Qudrat. 2007. Manajemen Strategik Organisasi Publik, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka

Pamudji. 1994. Perbandingan Pemerintahan. Jakarta: Bumi Aksara

Panca. 2004. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Indonesia. Bayu media Pardede, Pontas M. 2011. Manajemen Strategik dan Kebijakan Perusahaan.

Jakarta: Mitra Wacana Media

Pendidikan Lingkungan Kehidupan Jakarta. 2008. Izin Mendirikan Bangunan. Jakarta: C Media.

Rangkuti, Freddy. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi. 1995. Metode Penelitian Servei. Jakarta: LP3ES.

Soesilo, Nining.2002. Manajemen Strategik Di Sektor Publik. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


(6)

Steiner, George A. 1997. organizing the strategic planning process. Jakarta: The Free Press.

Stoner, James.dkk. 1996. Manajemen. Jakarta: PT. Prenhalindo

Triton PB. 2007. Manajemen Stategi Terapan Perusahaan dan Bisnis. Yogyakarta: Federal Publication & Binarupa Aksara.

Usman. Husaini. 2009. Metodologi Penelitian Sosial (Edisi Kedua). Jakarta: Bumi Aksara

Yani, Ahmad. 2002. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia. Jakarta: PT. Grafindo Persada

Jurnal:

Bagijo, Himawan Estu. Pajak dan Retribusi Daerah Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus di Kabupaten/ Kota dan Pemerintah Provinsi di Jawa Timur), Perspektif, Volume XVI No 1 Tahun 2011 Edisi Januari Gomies, Stevanus J. Victor Pattiasina. Analisis Kontribusi Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Maluku Tenggara, Volume 13 No 2, asset September 2011

Sumber Perundang – undangan :

Perda Kabupaten Dairi Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Retribusi Daerah Undang – Undang NO 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

Undang – Undang NO 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Daerah

Sumber Website:

http://www.dairikab.go.id/skpd/27/dinas-cipta-karya---tata-ruang.html