129
2. Uraian Materi
a. Karakteristik perkembangan spatbenih kekerangan metamorfosis
pada kekerangan
Pada musim tertentu, induk tiram mutiara di alam yang telah dewasa akan bertelur. Kemudian, telur-telur tersebut akan di buahi oleh sel kelamin
jantan sperma. Pembuhan terjadi secara eksternal didalam air. Telur yang telah di buahi akan mengalami perubahan bentuk. Mula-mula terjadi
penonjolan polar, lalu membentuk polar lobe II yang merupakan awal proses pembelahan sel, dan akhirnya menjadi multisel. Tahap berikutnya
adalah fase trocofor. Dengan bantuan bulu-bulu getar, trocofor akan berkembang menjadi veliger larva berbentuk D yang ditandai dengan
tumbuhnya organ mulut dan pencernaan. Pada tahap ini larva sudah mulai makan dan tubuhnya telah di tutupi cangkang tipis. Perkembangan
selanjutnya adalah tumbuh vilum, pada fase ini biasanya larva sangat sensitif terhadap cahaya dan sering dipermukaan air. Selama fase
planktonis, larva biasanya berenang dengan menggunakan bulu-bulu getar atau hanyut dalam arus air.
Dengan tumbuhnya vilum larva memasuki stadia umbo, kemudian secara bertahap cangkang juga ikut berkembang. Bentuk cangkangnya sama
mantel sudah berfungsi secara permanen. Kemudian selanjutnya menjadi podifeliger yang di ikuti tumbuhnya kaki sebagai akhir stadium planktonis.
Gerakan-gerakannya sederhana dari berenang sampai berputar-putar dilakukan dengan vilum dan kaki. Setelah kaki berfungsi dengan baik velum
akan menghilang, lembar-lembar insang mulai tampak jelas. Perkembangan akhir larva yaitu perubahan fase plantigrade menjadi spat bibit dan akan
menetap. Selanjutnya akan tumbuh berkembang menjadi tiram mutiara dewasa dan dapat beruba kelaminnya. Banyak ahli yang sependapat
130 bahwa Pinctada maxima terjadi perubahan kelamin yang bertepatan
dengan musim pemijahan setelah telur atau sperma habis di seburkan keluar.
Pemeliharaan larva hingga spat dapat berhasil apabila di perhatikan terjadinya stadia-stadia kritis. Selama pertumbuhan, larva mengalami tiga
masa krisis. Pertama, pada fase D, yaitu pertama kali larva mulai makan sehingga perlu di sediakan pakan yang ukurannya sesuai dengan
Mengamati
Bentuklah kelompok siswa dalam jumlah 4 – 5 orang
Lakukan kegiatan mencari informasi dari buku atau bahan ajar, internet, video dan lain-lain sehingga peserta didik bisa
memahami kriteria spat unggul. Adapun informasi yang harus peserta didik cari adalah :
a. Karakteristik perkembangan
spatbenih kekerangan
metamorfosis pada kekerangan b. Kriteria spat unggul berdasarkan komoditas
Menanya
Lakukan diskusi antar kelompok dengan cara setiap kelompok bertukar informasi
Bandingkan informasi yang peserta didik peroleh dengan
informasi kelompok
lain. Adakah
perbedaannya ? Jika ada, sebutkan Tuliskan kesimpulan peserta didik tentang kriteria
spat unggul dalam budidaya kekerangan kepada guru
131 bukaan mulut larva. Kritis kedua, terjadi pada fase umbo. Kondisi larva
sangat sensitif karena mengalami metamorfosis. Tandanya adalah terdapat penonjolan umbo, terutama fase umbo akhir atau fase bintik hitam eye
spot atau fase pedifeliger. Fase kritis yang terakhir adalah fase pantigride, larva mengalami perubahan kebiasaan hidup dari sifat plantonis spatfal
menjadi spat yang hidupnya menetap sesi bentik di dasar. Perkembangan tiram mutiara Pinctada maxima setelah telur di buahi dapat dilihat pada
Tabel 9.
Tabel 9. Perkembangan tiram mutiara Pinctada maxima setelah telur dibuahi
Waktu setelah Pembuahan
Temperature air ºC
Perkembangan
15 menit 28
Penonjolan polar body I 25 menit
28 Penonjolan polar body II
40 menit 9
Penonjolan polar lobe I, permulaan cleavage
45 menit 30
Stage 2 sel 1 jam
30 Stage 4 sel
1½ jam-3 jam 28-30
Stage 8 sel 2½ jam-3½ jam
27-30 Stage morula
3½ jam-4 jam 27-31
Blastula mulai megadakan rotasi 5½ jam
28-30 permulaan gastrula
7½ jam 28-30
Perkembangan flagelata apical 18½ jam-19 jam
26-30 Kulit tiram hampir menutupi tubuh
D shape
Jika dalam bak peneluran larva sudah nampak banyak, larva yang melekat pada kolektor sudah dapat dipindahkan ke dalam bak pendederan yang
berukuran 1000 liter. Spat di pelihara dalam bak pendederan kurang lebih 1 minggu, setelah ukuranya mencapai 1,5
– 2,0 mm dapat dipindahkan ke laut untuk digantung di longline yang terbuat dari kawat hitam nomor 8
dan net 16 sebagai tempat menggantung kolektor yang berisi spat dan anyaman nilon dengan mesh size 1 mm, sehingga spat tidak terlepas
132 sewaktu dipelihara dilaut. Selanjutnya pemeliharaan benih spat yang
masih kecil berukuran dibawah 5 cm dipelihara pada kedalaman 2-3 cm sedangkan spat dengan ukuran di atas 5 cm dipelihara pada kedalaman
lebih dari 4 cm. Siklus kerang dapat dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19. Siklus kerang
Perkembangan spat kerang abalone Haliotis asinina dimulai dari telur abalone berwarna hijau, telur yang terbuahi mengendap di dasar bak
dengan diameter ± 100 m. Embriogenesis berlangsung sekitar 6 jam dari mulai pembuahan. Selanjutnya telur menetas menjadi trochopora yang
melayang atau planktonis. Telur yang sudah dibuahi trochophora itu kemudian disiphon dengan menggunakan selang 0,5
– 0,75 inchi dan ditampung dalam toples yang dilengkapi saringan mesh size 60 m .
Trochophora dipanen tiap pagi hari setelah telur menetas menjadi trochopora. Trochopora yang terkumpul di plankton net diambil dengan
133 menggunakan gayung dan disaring dengan saringan 60 micron Selanjutnya
dibilas dan dikumpulkan dalam toples. Trochopore ditebarkan pada bak kultur masal Nitzchia spp sekaligus bak
pemeliharaan larva. Pada saat umur abalone 60 hari mulai dikenalkan dengan makroalga seperti Gracillaria spp dan Ulva spp yang ditempatkan di
atas feeder plate dengan jumlah secukupnya. Biasanya pakan akan habis hingga kondisi pakan menjadi keras, sebaiknya pakan diganti yang lebih
segar dan lunak. Gracillaria spp dan Ulva spp diberikan hingga abalone dewasa dengan jumlah semakin bertambah sesuai biomassa abalone
tersebut
b. Kriteria spat unggul berdasarkan komoditas