Kerangka Pemikiran Hipotesis LANDASAN TEORI

30 5. Spektrofotometer Serapan Atom SSA. SSA merupakan teknik spektrofotometri yang didasarkan absorbansi energi oleh atom. Untuk dapat terjadi proses absorpsi atom hal yang diperlukan adalah sumber radiasi monokromatik dan alat untuk menguapkan sampel dan memperoleh atom ground state dari unsur yang di inginkan. Sekitar 70 unsur dapat ditentukan dengan SSA dengan besarnya konsentrasi sekitar 10 ppm untuk beberapa bahan yang sulit dan jarang, sampai dengan dibawah 1 ppb untuk mercuri. Adsorpsi mengikuti hukum Lambert-Beer, dan secara langsung sesuai dengan konsentrasi atom yang ada pada nyala Shugar, 1996. Atom-atom menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya, misalnya natrium menyerap pada 589 nm, uranium pada 358 nm dan kalium pada 766 nm Sumar Hendayana, 1994. Sumber sinar pada SSA disebut dengan hollow cathode lamp, setiap logam membutuhkan sumber sinar untuk memanaskannya. Hanya satu logam yang dapat dianalisa dalam satu pengukuran. Sebagai contoh, untuk menganalisa sampel perak maka harus digunakan lampu perak. Jika digunakan lampu multi unsur harus diset monokromator pada panjang gelombang logam Shugar, 1996. Dalam SSA tidak lepas dari interferensi. Interferensi tersebut dibedakan menjadi interferensi kimia, interferensi ionisasi dan interferensi fisika. Interferensi kimia terjadi karena atom yang diuapkan bereaksi dengan senyawa lain sehingga terbentuk senyawa refraktori. Interferensi ionisasi terjadi karena analit terionisasi dalam nyala yang panas sehingga akan mengurangi sinar absorbsi. Interrferensi yang disebabkan karena perubahan karakteristik larutan seperti viskositas, tegangan permukaan, tekanan uap dan suhu merupakan bentuk dari interferensi fisika.

B. Kerangka Pemikiran

Pengambilan ion logam berat menggunakan biosurfaktan rhamnolipid telah berhasil dilakukan. Penggunaan rhamnolipid untuk mengambil logam berat didasarkan pada gugus hidroksil yang dimiliki rhamnolipid. Berdasarkan FT-IR 31 yang dihasilkan pada penelitian sebelumnya, diketahui bahwa biosurfaktan hasil biotransformasi minyak kedelai oleh Pseudomonas aeruginosa memiliki gugus hidrofobik dan gugus hidrofilik. Gugus hidrofobik ditandai dengan adanya rantai atom C alifatik, sedangkan gugus hidrofilik ditandai dengan adanya gugus karboksilat dan gugus OH pada rantai alifatiknya. Gugus karboksilat dari biosurfaktan dapat melepaskan atom H, sehingga menjadi bermuatan negatif anion. Muatan negatif yang terbentuk dapat berikatan dengan kation logam berat. Biosurfaktan hasil biotransformasi minyak kedelai oleh P. aeruginosa memiliki Konsentrassi Kritis Missel KKM sebesar 859,369 mgL, oleh karena itu bila digunakan biosurfaktan dengan konsentrasi di atas KKM akan terbentuk missel. Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan logam berat oleh crude biosurfaktan crude biospasoy atau biosurfaktan yang telah dimurnikan secara parsial chlo-biospasoy, antara lain waktu kontak, pH larutan, konsentrasi awal larutan, dan temperatur. Pada penelitian ini dipelajari pengaruh pH larutan dan lamanya waktu kontak terhadap kapasitas penyerapan ion logam berat. Variasi pH larutan yang digunakan yaitu pH asam, karena pada pH asam ion logam Pb, Cd maupun Cu belum mengendap. Waktu kontak yang digunakan singkat karena proses pengambilan ion logam menggunakan biosurfaktan adalah proses yang tidak melibatkan metabolisme, sedangkan pengambilan ion logam yang tidak melibatkan proses metabolisme biasanya memerlukan waktu yang singkat.

C. Hipotesis

Crude biospasoy atau chlo-biospasoy dapat digunakan untuk mengambil ion logam berat. Kondisi optimum pengambilan ion logam berat pada pH yang asam dan waktu kontak yang singkat. 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN