Fisiologi Pendengaran TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi

5 Organon korti terletak pada membran basilaris berbentuk seperti spiral yang lebarnya 0,12 mm di bagian basal dan melebar sampai 0,5 mm di bagian apeks yang merupakan kumpulan neuroepitel yang merupakan ujung organ penerima rangsangan saraf akibat getaran bunyi. Organon Corti mempunyai tiga bangun penting yaitu sel-sel rambut, sel penyokong dan membrane tektoria. Sel rambut memiliki stereosilia yang mengandung aktin dan prestin. Aktin merupakan protein yang sensitif terhadap sentuhan dan pergerakan, sedangkan prestin merupakan protein motorik yang berperan untuk mengatur dan mengendalikan kekuatan elektromotilitas sel-sel rambut. 13,14

2.2 Fisiologi Pendengaran

Pada mekanisme mendengar, aurikula berfungsi untuk menangkap, memantulkan, mengumpulkan serta mengarahkan gelombang suara ke kanalis auditorius eksternus. Gelombang suara ini oleh kanalis auditorius eksternus diresonansikan, diperkuat dan diteruskan ke membrana timpani. Telinga tengah berfungsi untuk meneruskan gelombang suara dari telinga luar ke telinga dalam dan memperkuat gelombang tersebut. 2,3,14 Impul akustik dalam perjalanannya dari telinga luar sampai telinga dalam sebagian besar akan hilang atau tertahan akibat perpindahan media yaitu udara menuju padat dan cair. Suara yang hilang ini mencapai 99,9 sehingga impuls akustik yang mencapai organon korti tinggal 0,1. Telinga tengah memiliki mekanisme ungkit dan hidrolik yang memperkuat impuls akustik sebesar 18,2 kali setara dengan 25 dB. 2,3,14 Pada telinga dalam terjadi dua proses penting dalam sistem pendengaran. Pertama adalah proses transmisi hidrodinamik yaitu perpindahan energi bunyi dari foramen ovale ke sel-sel bersilia. Kedua adalah proses transduksi yaitu terjadi pengubahan pola energi bunyi pada organon korti menjadi potensial aksi dalam nervus auditorius. Proses transduksi dimulai dari pergerakan membran basilaris dan membran tektoria akibat bergeraknya skala media dan endolimfe karena proses transmisi sehingga terbentuk suatu pola energi listrik yang berjalan sepanjang membran basilaris. 13,14 Pola pergeseran membran basilaris membentuk gelombang berjalan dengan amplitude maksimal yang berbeda dan sesuai dengan 6 frekuensi stimulus yang diterima. Gerak gelombang membran basilaris yang timbul oleh bunyi berfrekuensi tinggi yaitu 10 kHz mempunyai pergeseran maksimal pada bagian basal koklea, sedangkan stimulus bunyi berfrekuensi rendah sebesar 125 Hz mempunyai pergeseran maksimum lebih kearah apeks. Gelombang yang timbul oleh bunyi berfrekuensi sangat tinggi tidak dapat mencapai bagian apeks sedangkan bunyi yang berfrekuensi sangat rendah dapat melalui bagian basal maupun bagian apeks membran basilaris. Pergerakan membran basilaris merupakan rangsangan mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut terlepasnya neurotransmitter ke dalam sinapsis yang menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius dan dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai ke pusat pendengaran di korteks serebri. 2,13,14

2.3 Derajat Gangguan Pendengaran