PREVALENSI INFEKSI CACING TREMATODA PADA SAPI BALI (Bos sondaicus) DI PROVINSI BALI BERDASARKAN PEMERIKSAAN KOPROSKOPI.

PREVALENSI INFEKSI CACING TREMATODA PADA SAPI BALI
(Bos sondaicus) DI PROVINSI BALI BERDASARKAN PEMERIKSAAN
KOPROSKOPI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi
Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Hewan

Oleh
Kadek Wijaya Kusuma
NIM. 1109005058

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015

i

26


27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Denpasar, Bali pada tanggal 15 Februari 1993. Penulis
merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan dari Bapak I Nyoman
Tamba dan Ibu Ni Wayan Sudiati, penulis menyelesaikan pendidikan TK di
Widya Kumara pada tahun 1999, menyelesaikan Sekolah Dasar pada tahun 2005
di SD N 2 Sesetan, tamat Sekolah Menengah Pertama di SMP N 6 Denpasar pada
tahun 2008 dan pada tahun 2011 menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah
Atas di SMA N 5 Denpasar.
Penulis diterima di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana pada
tahun 2011 melalui jalur SNMPTN. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Kedokteran Hewan, penulis melakukan penelitian di Laboratorium
Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana dengan judul
“Prevalensi Infeksi Cacing Trematoda Pada Sapi Bali (Bos sondaicus) di Provinsi
Bali Berdasarkan Pemeriksaan Koproskopi”.

iv


ABSTRAK

Sapi Bali merupakan salah satu ternak yang umum dipelihara oleh
masyarakat Bali. Sapi Bali sangat rentan terinfeksi penyakit, salah satunya adalah
infeksi cacing kelas Trematoda. Cacing Trematoda yang sering menginfeksi sapi
Bali adalah Fasciola sp., Paramphistomum sp., Eurytrema sp. dan Schistosoma
sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi cacing Trematoda
pada sapi Bali di Provinsi Bali berdasarkan pemeriksaan koproskopi serta ada
tidaknya hubungan antara prevalensi dengan kondisi wilayahnya. Sampel yang
digunakan adalah feses sapi Bali sebanyak 400 sampel diambil secara purposif
menurut kondisi wilayahnya. Sampel feses diperiksa dengan metode sedimentasi
dan untuk membedakan telur cacing Fasciola sp. dan Paramphistomum sp.,
dilanjutkan dengan uji Parfitt and Bank. Parameter yang diamati adalah jenis
cacing dan prevalensi Trematoda yang menginfeksi sapi Bali. Untuk mengetahui
hubungan antara prevalensi infeksi cacing Trematoda dengan kondisi wilayahnya
dianalisis menggunakan Chi-square test. Hasil penelitian didapatkan prevalensi
infeksi cacing Trematoda pada sapi Bali di Provinsi Bali sebesar 5,25%, dimana
jenis cacing yang ditemukan hanya cacing Fasciola sp (0,25%) dan
Paramphistomum sp. (5%), sedangkan cacing Schistosoma sp dan Eurytrema sp.

tidak ditemukan. Dari hasil uji Chi-square didapatkan hubungan yang sangat
nyata (P