24
BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT
A. KONDISI HUKUM YANG ADA DAN STATUSNYA
Dalam ketentuan Pasal 236 ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengatur bahwa untuk
menyelenggarakan Otonomi Daerah dan Tugas Pembantuan, Daerah membentuk Perda. Adanya dasar kewenangan pengaturan menujukkan
pendelegasian keweangan dalam pembentukan peraturan daerah. Terkait dengan Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat
di Pemerintah belum memiliki dasar hukum untuk melakukan pelaksanaan kegiatan dimaksud. Berdasarkan Pasal 255 UU No 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah 2 Satuan polisi pamong praja dibentuk untuk menegakkan Perda dan
Perkada, menyelenggarakan Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman
Masyarakat dan
ketenteraman, serta
menyelenggarakan pelindungan masyarakat. 3 Satuan polisi pamong praja mempunyai kewenangan:
a. melakukan tindakan penertiban non-yustisial terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang
b. melakukan pelanggaran atas Perda danatau Perkada; c. menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum
yang mengganggu Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat dan ketenteraman masyarakat;
d. melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang diduga melakukan
pelanggaran atas Perda danatau Perkada;dan e. melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda danatau Perkada.
Dalam Pasal 6 Peraturan Pemerintah No 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja, mengatur tentang Wewenang, Hak dan
Kewajiban, Polisi Pamong Praja berwenang:
25
a. melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan
pelanggaran atas Perda danatau peraturan kepala daerah; b. menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum
yang mengganggu Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat dan ketenteraman masyarakat;
c. fasilitasi dan
pemberdayaan kapasitas
penyelenggaraan perlindungan masyarakat;
d. melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang diduga melakukan
pelanggaran atas Perda danatau peraturan kepala daerah; dan e. melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda danatau peraturan kepala daerah
Pengaturan dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 40 Tahun 2011 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi
Pamong Praja mengatur bahwa : Satpol PP mempunyai tugas menegakkan Perda dan menyelenggarakan Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan
Ketentraman Masyarakat
dan ketenteraman
masyarakat serta
perlindungan masyarakat Dalam Pasal 5 ayat 1 Peraturan Menteri Negeri No 54 Tahun 2011
tentang Standar Operasional Polisi Pamong Praja, mengatur bahwa : 1 SOP Satpol PP meliputi:
a. Standar Operasional Prosedur penegakan peraturan daerah; b. Standar Operasional Prosedur ketertiban umum dan ketenteraman
masyarakat; c. Standar Operasional Prosedur pelaksanaan penanganan unjuk rasa
dan kerusuhan massa; d. Standar
Operasional Prosedur
pelaksanaan pengawalan
pejabatorang-orang penting; e. Standar Operasional Prosedur pelaksanaan tempat-tempat penting;
dan f. Standar Operasional Prosedur pelaksanaan operasional patroli.
g. Terkait dengan pengaturan kebijakan SOP di Provinsi diatur dalam Pasal 6 ayat 1, mengatur bahwa Petunjuk teknis SOP Satpol PP
provinsi ditetapkan oleh gubernur.
Provinsi Bali dalam pelaksanaan urusan pemerintahan juga mengatur tentang adanya urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Bali
yaitu diatur dalam Pasal 3 Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 1 Tahun
26
2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Bali, yang menjadi Kewenangan Provinsi Bali. Merupakan urusan wajib sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat 2 meliputi: t. otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian,
dan persandian; Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat
selain dengan adanya kewenangan yang bersifat lintas kabupaten kota juga terkait dengan kewenangan pengaturan di kawasan civic centre .
Pengaturan terkait dengan civic centre diatur dalam Pasal 1 Peraturan Gubernur Provinsi Bali No 12 Tahun 2006 tentang Penataan
Kembali Kawasan civic centre Niti Mandala Denpasar yang mengatur bahwa kawasan civic centre Niti Mandala berlokasi di Denpasar dengan batas :
a. Sebelah utara : Jalan Letda Tantular dan Cok Agung Tresna; b. Sebelah Timur : Jalan Prof Moh Yamin;
c. Sebelah Selatan : Jalan Raya Puputan; d. Sebelah Barat : Jalan Raya Puputan dan Letda Tantular.
Mengingat pentingnya posisi Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat baik terhadap masyarakat maupun terhadap
pemerintah, maka diperlukan penyusunan Naskah Akademik.
B. KETERKAITAN PERATURAN DAERAH BARU DENGAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN YANG LAIN
Materi Pokok Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat yang hendak diatur dalam Peraturan Daerah yang sedang
disusun Naskah Akademiknya, mempunyai keterkaitan dengan sejumlah peraturan perundang-undangan.
Tabel 4. Keterkaitan dengan Undang-Undang Lainnya.
Materi Muatan KETERKAITAN DENGAN
UU No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 6 Tahun 2010
Tentang Satuan Polisi Pamong Praja
Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 40
Tahun 2011
Tentang Pedoman
Organisasi Dan Tata Kerja Satuan Polisi
Pamong Praja
27
...... Pasal 255
3Satuan polisi pamong praja
dibentuk untuk menegakkan
Perda dan Perkada, menyelenggarakan
Penyelenggaraan Ketertiban Umum
dan Ketentraman Masyarakat
dan ketenteraman, serta
menyelenggarakan pelindungan
masyarakat Pasal 6
a.melakukan tindakan
penertiban nonyustisial
terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang
melakukan pelanggaran atas
Perda danatau peraturan kepala
daerah;
b. menindak
warga masyarakat, aparatur, atau
badan hukum yang mengganggu
Penyelenggaraan Ketertiban Umum
dan Ketentraman Masyarakat dan
ketenteraman masyarakat;
c. fasilitasi dan pemberdayaan
kapasitas penyelenggaraan
perlindungan masyarakat;
d. melakukan
tindakan penyelidikan
terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang
diduga melakukan pelanggaran atas
Perda danatau peraturan kepala
daerah; dan
e. melakukan tindakan
administratif terhadap warga
masyarakat, aparatur, atau
badan hukum yang melakukan
Pasal 3 Satpol PP mempunyai
tugas menegakkan
Perda dan
menyelenggarakan Penyelenggaraan
Ketertiban Umum dan Ketentraman
Masyarakat
dan ketenteraman
masyarakat serta
perlindungan masyarakat
Pasal 4 1 Dalam
melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 3, Satpol PP mempunyai fungsi:
a. penyusunan program
dan pelaksanaan
penegakkan Perda
dan Peraturan
Kepala Daerah, penyelenggaraa
n ketertiban
umum dan
ketenteraman masyarakat
serta perlindungan
masyarakat;
b. pelaksanaan kebijakan
penegakkan Perda
dan Peraturan
Kepala Daerah; c. pelaksanaan
kebijakan penyelenggaraan
ketertiban umum
dan ketenteraman
masyarakat di
daerah; d. pelaksanaan
kebijakan perlindungan
masyarakat;
e. pelaksanaan koordinasi
28
penegakan Perda dan
Peraturan Kepala
Daerah serta
penyelenggaraan ketertiban
umum dan
ketenteraman masyarakat
dengan Kepolisian
Negara Republik Indonesia,
Penyidik Pegawai Negeri
Sipil daerah,
danatau aparatur
lainnya;
f. pengawasan terhadap
masyarakat, aparatur,
atau badan
hukum agar
mematuhi dan
mentaati penegakkan
Perda dan
Peraturan Kepala Daerah;
dan
g. pelaksanaan tugas lainnya.
2 Pelaksanaan tugas
lainnya sebagaimana
dimaksud pada
ayat 1 huruf g meliputi:
a. mengikuti proses penyusunan
peraturan perundang-
undangan serta
kegiatan pembinaan
dan penyebarluasan
produk hukum
daerah; b. membantu
pengamanan dan pengawalan tamu
VVIP termasuk
pejabat negara
dan tamu negara;
29
c. pelaksanaan pengamanan dan
penertiban aset
yang belum
teradministrasi sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan;
d. membantu pengamanan dan
penertiban penyelenggaraan
pemilihan umum dan
pemilihan umum
kepala daerah;
e. membantu pengamanan dan
penertiban penyelenggaraan
keramaian daerah danatau
kegiatan
yang berskala massal;
dan f. pelaksanaan
tugas pemerintahan
umum lainnya
yang diberikan
oleh kepala
daerah sesuai
dengan prosedur dan
ketentuan peraturan
perundang- undangan.
Sumber : Diolah dari UU Pemerintahan Daerah, PP Satpol PP dan Pedoman Organisasi dan Pedoman Tata Kerja Satpol PP
C. RENCANA PENGATURAN DARI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI
BALI TENTANG PENYELENGGARAAN KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN MASYARAKAT
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah adalah penyelenggaraan Penyelenggaraan
Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat dan ketenteraman masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Undang-Undang
tentang Pemerintahan Daerah berkomitmen untuk menyelenggarakan
30
urusan wajib dimaksud dalam rangka penegakkan Peraturan Daerah, menjaga ketenteraman dan ketertiban guna terwujudnya Kesejahteraan.
Kondisi tersebut akan menjadi daya tarik bagi masyarakat luar daerah untuk datang dan berkunjung serta menanamkan investasi yang
pada akhirnya memberikan kontribusi dalam pengembangan dan pembangunan. Di Provinsi Bali pengaturan mengenai Penyelenggaraan
Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat harus diarahkan guna pencapaian kondisi yang kondusif bagi seluruh aspek kehidupan
masyarakat Provinsi Bali. Dinamika perkembangan dan kebutuhan masyarakat Bali yang dinamis dirasakan memerlukan Peraturan Daerah
yang menjangkau secara seimbang antara subjek dan objek hukum yang diatur. Oleh karena itu, dalam upaya menampung persoalan dan mengatasi
kompleksitas permasalahan
dinamika perkembangan
masyarakat diperlukan penyempurnaan terhadap Peraturan Daerah dimaksud.
Peraturan Daerah ini diharapkan implementasi terhadap penyelenggaraan ketenteraman masyarakat dan Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan
Ketentraman Masyarakat dapat diterapkan secara optimal guna menciptakan Bali Mandara aman, damai dan sejahtera. Peraturan Daerah
ini mempunyai posisi yang sangat strategis dan penting untuk memberikan motivasi dalam menumbuhkembangkan budaya disiplin masyarakat Bali.
31
BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS,