KAJIAN TERHADAP PRAKTIK PENYELENGGARAAN

18 Ketujuh, keterbukaan. Proses pembentukan Peraturan Daerah ini harus menjamin partisipasi masyarakat, dalam artian masyarakat dijamin haknya untuk memberikan masukan, baik tertulis maupun lisan, serta kewajiban Pemerintah Daerah untuk menjamin masukan tersebut telah dipertimbangkan relevansinya. Untuk terselenggaranya partisipasi masyarakat itu, maka terlebih dulu Pemerintah Daerah memberikan informasi tentang proses pembentukan Peraturan Daerah bersangkutan. Mengenai asas-asas materiil yang lain, sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, dalam pengaturan tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat , yakni: 1. adil dan merata secara vertikal artinya sesuai dengan tingkatan kelompok masyarakat dan horizontal artinya berlaku sama bagi setiap anggota kelompok masyarakat. 2. secara politis dapat diterima oleh pemerintah, pemangku kepentingan dan masyarakat, sehingga timbul motivasi dan kesadaran pribadi untuk melaksanakan Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat .

c. KAJIAN TERHADAP PRAKTIK PENYELENGGARAAN

Berdasarkan Pasal 255 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Satuan polisi pamong praja dibentuk untuk menegakkan Perda dan Perkada, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman, serta menyelenggarakan pelindungan masyarakat. Berdasarkan Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja, mengatur bahwa Polisi Pamong Praja berwenang: a. melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda danatau peraturan kepala daerah; b. menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat; 19 c. fasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan perlindungan masyarakat; d. melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas Perda danatau peraturan kepala daerah; dan e. melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda danatau peraturan kepala daerah. Dalam Pasal 3 Peraturan Gubernur No 86 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas Pokok Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Bali diatur : Satuan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan program dan pelaksanaan penegakan Peraturan Daerah, Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta perlindungan masyarakat; b. pelaksanaaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepela Daerah c. pelaksanaan kebijakan Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat di daerah; d. pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat; e. peleksanaan koordinasi penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah, Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah danatau aparatur lainnya; Di Provinsi Bali pelaksanaan tugas Satpol PP didasarkan pada Keputusan Gubernur Bali No 238305HK2013 tentang Pembentukan Dan Susunan Keanggotaan Tim Penegakan Peraturan Daerah dan Pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS. Penegakan Peraturan Daerah dan pemberdayaan PPNS yang menitik beratkan penegakan pada : 1. Penegakan Peraturan daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 1992 tentang Pemakaian Tanah Yang Dikuasai Oleh Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Bali 2. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2000 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan 20 3. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun2000 tentang Pembatasan Memasukkan Kendaraan bermotor 4. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 9 Tahun 2000 tentang Larangan Menaikkan Layan-Layang dan Permainan Sejenis di Bandara Ngurah Rai dan sekitarnya 5. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pengeluaran Ternak Potong Sapi 6. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun tentang Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung 7. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup 8. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2006 tentang Penanggulangan HIV AIDS 9. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali No 8 Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa 10. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 7 Tahun2007 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah 11. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah 12. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pramuwisata 13. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pencegahan dan Penanganan Korban Perdagangan Orang 14. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 15 Tahun 2009 tentang Penanggulangan Rabies 15. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilyah Provinsi Bali 2009-2029 16. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 1 tahun 2010 tentang Usaha Jasa Perjalanan Wisata 17. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok. 21 18. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2011 tentang Retribusi Jalan Umum 19. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha 20. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah 21. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah 22. Peraturan Daerah Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 tahun 2013 tentang Perlindungan Buah Lokal 23. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2013 tentang Retribusi Perizinan Tertentu 24. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tathu 2014 tentang Pelestarian Warisan Budaya 25. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak Berdasarkan data dari Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Bali Tahun 2014 jumlah penegakan hukum dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 2 : Data Penegakan Peraturan Daerah Tahun 2013 No Peraturan Daerah Jumlah Sasaran Obyek Memenuhi Persyaratan Tidak Memenuhi Persyaratan 1. Perda 10 Tahun 2001 tentang Retribusi Angkutan Orang Dengan Kendaraan Umum 362 190 172 2. Perda 8 Tahun 2000 tentang Pembatasan Memasukkan Kendaraan bermotor Bekas 284 42 242 3. Perda 5 Tahun 2008 tentang Pramuwisata 96 78 18 4. Perda 2 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum 33 - 33 Sumber : Laporan Akhir Kegiatan Penegakan Peraturan daerah dan Pemberdayaan PPNS, Bidang Ketentraman dan ketertiban Satuan polisi Pamong Praja Provinsi Bali Tahun Anggaran 2013. 22 Berdasarkan data dari Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Bali Tahun 2014 jumlah penegakan hukum dapat dilihat dalam tabel di bawah ini Tabel 3 :Data Rekapitulasi Penegakan Peraturan Daerah Tahun 2014 No Peraturan Daerah Total 1. Peraturan Daerah Provinsi Bali No 2 Tahun 1992 tentang Pemakaian Tanah Yang Dikuasai Oleh Pemerintah Provinsi Bali - 2. Peraturan Daerah Provinsi Bali No 8 Tahun 2000 tentang Pembatasan Memasukkan Kendaraan Bermotor Bekas 236 3. Peraturan Daerah Provinsi Bali No 2 Tahun 2003 tentang Pengeluaran Ternak Sap Potong Bali - 4. Peraturan Daerah Provinsi Bali No 7 Tahun 2007 tentang Usaha Penyediaan Sarana Wisata Tirta - 5. Peraturan Daerah Provinsi Bali No 5 Tahun 2008 tentang Pramuwisata 7 6. Peraturan Daerah Provinsi Bali No 5 Tahun 2009 tentang Penanggulangan Rabies 1 7. Peraturan Daerah Provinsi Bali No1 Tahun 2010 tentang Usaha Perjalanan wisata 2 8. Peraturan Daerah Provinsi Bali No 3 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum - 9. Peraturan Daerah Provinsi Bali No 10 Tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok 1 10. Peraturan Daerah Provinsi Bali No 5 Tahun 2012 tentang Pengendalian dan Peredaran Minuman Beralkohol 1 Total 294 Sumber : Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan Penegakan Peraturan daerah dan Pemberdayaan PPNS, Seksi Penegakan Hukum Bidang Ketentraman dan ketertiban Satuan polisi Pamong Praja provinsi Bali Tahun 2014.

D. KAJIAN

TERHADAP IMPLIKASI PENERAPAN TERHADAP MASYARAKAT DAN DAMPAKNYA TERHADAP BEBAN KEUANGAN DAERAH Dalam lingkup pengaturan Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat , terdapat dua komponen yaitu komponen yang sifatnya statis, dan komponen yang sifatnya dinamis. Komponen yang sifatnya statis meliputi: a. Asas, fungsi, tujuan, dan prinsip Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat ; b. Struktur atau kelembagaan dalam Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat ; 23 c. Tugas dan wewenang kelembagaan dalam Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat ; d. Komposisi keanggotaan di dalam setiap kelembagaan; e. Kelengkapan organisasikelembagaan Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat ; f. Ketenagaan; g. Kekayaan; dan h. Sanksi. Sedangkan yang dimaksud pengaturan penyelenggaran Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat yang sifatnya dinamis adalah pengaturan kelembagaan Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. Pengaturan yang bersifat dinamis dalam bentuk pelaksanaan fungsi dan dalam bentuk pelaksanaan koordinasi. Memperhatikan uraian tersebut di atas, dengan adanya Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat ini berdampak terhadap beban keuangan daerah dan juga Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat melalui penegakan Peraturan Daerah. Penegakan dilakukan terhadap pelanggaran ketentuan Perda yang dapat diketahui melalui : 1. Laporan dari masyarakat, lembaga, instansi maupun institusi. 2. Anggota Satuan Polisi Pamong Praja hasil dari patrol wilayah 3. Diketahui langsung oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil. 4. Tertangkap tangan baik-baik oleh petugas maupun masyarakat. 24

BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN