TUGAS MANDIRI DHEA

(1)

A. Tugas Mandiri 1.1

JENIS HAM YANG DIATUR DALAM PASAL 28 A – J UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

NO PASAL HAM YANG DIATUR CONTOH PELANGGARAN HAM

1. 28 A Hak untuk hidup Aborsi 2. 28 B Hak untuk berkeluarga ; Hak anak

atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Pernikahan dini (Syekh Puji dengan Lutfianan Ulfa, 12 tahun), perbuatan sodomi terhadap anak, mutilasi

3. 28 C Hak untuk mengembangkan diri dan memajukan diri dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.

Tragedi trisakti

4. 28 D Hak atas perlakuan yang sama dihadapan hukum ; hak untuk bekerja serta mendapat imbalan, perlakuan adil dan layak dalam hubungan kerja ; Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.

Hamdani divonius kurungan 2 bulan 24 hari atas mencuri tuduhan sandal jepit yang sejatinya dia hanya meninjam.

5. 28 E Hak atas kebebasan dalam memeluk agama dan meyakini kepercayaannya ; berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.

Gereja HKBP Pondoik Timur yang disegel

6. 28 F Hak untuk berkomunikasi. Kasus yang dialami oleh Ibu Prita Mulyasari vs Omni International Hospital yang sebenarnya Ibu Prita NAMA : DHEA ARISTANTYA

KELAS : XI – IPA 2 NO. ABSEN : 05


(2)

tidak bermaksud untuk mencemarkan nama baik Rumah Sakit tersebut. 7. 28 G Hak atas perlindungan ; berhak

untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia.

Tragedi G-30 S PKI

8. 28 H Hak hidup sejahtera lahir dan batin. Kasus yang dialami oleh Nassarudin. Dia mendapat penolakan saat mengantarkan isterinya ke Rumah Sakit karena tidak mampu membayar biaya Rumah Sakit.

9. 28 I Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut, adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun. ; Hak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif ; Hak dihormati identitas budaya dan hak masyarakat tradisional ; Perlindungan HAM adalah tanggungjawab negara ; Jaminan perlindungan HAM dituangkan dalam peraturan perundang-undangan

Proses terhadap pelaksanaan dan agenda Sidang Istimewa yang mengakibatkan tewasnya warga sipil, kemudian tentara melakukan tindak kekerasan kepada aksi mahasiswa (Tragedi Semanggi) ; penembakan pemrotes Timor Timur yang menyebabkan penembakan mati sejumlah demonstran yang tidak bersenjata, dan yang menyebabkan rezim apartheid mendapatkan kutukan internasional.

10. 28 J Hak untuk wajib menghormati hak asasi manusia orang lain; setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang.

Gestapu (30 September 1965) dimana 6 pejabat tinggi militer Indonesia dibunuh dalam usaha pemberontakan yang disebut usaha Kudeta.


(3)

FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB PELANGGARAN HAM (INTERNAL)

NO. FAKTOR KETERANGAN CONTOH KASUS

1. Tidak Memiliki rasa empati dan kemanusiaan

Hal ini menyebabkan diri si pelaku tidak senang membantu orang, tidak punya rasa kemanusiaan atau rasa peduli.

Orang yang tidak mempedulikan teman yang sakit

2. Keadaan psikologis para pelaku

Sikap ini membuat si pelaku tidak sadar apa yang mereka lakukan, atau kehilangan kendali.

Orang yang frustasi sehingga melepaskan emosinya ke orang lain

3. Kurangnya Kesadaran HAM

Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran HAM berbuat seenaknya. Pelaku tidak mau tahu bahwa orang lain pun mempunyai hak asasi yang harus dihormati. Sikap tidak mau tahu itu berakibat muncul perilaku atau tindakan penyimpangan terhadap hak asasi manusia.

1. Orang yang melakukan penindasan dan perbudakan 2. Rendahnya kualitas aparat penegak HAM

3.Enggan melaporkan pelanggaran HAM

4. Menutupi kasus pelanggaran HAM

4. Kurangnya rasa tanggung jawab

Seseorang harus mempunyai rasa tanggung jawab. Jika seseorang tidak/kurang bertanggung jawab hal ini dapat mendorong timbulnya pelanggaran HAM.

Tidak mau mengakui perpuatan kurang baik yang telah dilakukan

5. Adanya pandangan HAM bersifat individualistik

Sikap ini akan menyebabkan seseorang untuk selalu menuntutkan haknya, sementara kewajibabannya sering diabaikan. Seseorang yang mempunyai sikap seperti ini, akan menghalalkan segala cara supaya haknya bisa terpenuhi, meskipun caranya tersebut dapat melanggar hak orang lain.

Melakukan kericuhan saat demonstrasi agar aspirasinya tersampaikan

6. Sifat individualis Pelaku tidak ingin bersosialisasi pada

1. Tidak peduli pada pendapat orang lain dan


(4)

masyarakat dan tidak ingin jika pendapat atau sarannya di tolak

mengepentingkan pendapatnya sendiri

2. Tidak mengikuti kerja bakti 3.Tidak mau berbaur dengan tetangga-tetangganya

7. Adanya dendam Seseorang yang memiliki dndam, cenderung ingin membalaskan dendamnya. Ini dapat memicu pelanggaran HAM

Ingin membalaskan dendamnya kepada seseorang tanpa peduli akan hak orang lain

8. Sikap egois atau terlalu mementing diri sendiri

Sikap ini akan menyebabkan seseorang untuk selalu menuntut haknya,sementara kewajibannya sering diabaikan. Seseorang yang mempunyai sikap seperti ini, akan menghalalkan segala cara supaya haknya bisa terpenuhi, meskipun caranya tersebut dapat melanggar hak orang lain

1. Penyerobotan antrian 2. Merokok di ruang

publik

3. Menggunakan fasilitas yang bukan peruntukkannya

4. Parkir kendaraan sembarangan

5. Korupsi 6. Aborsi 9. Sikap tidak toleran Sikap ini akan menyebabkan

munculnya saling tidak menghargai dan tidak menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang lain. Sikap

1. Tidak mau mengikuti dalam penyuluhan akan pentingnya HAM 2. Tidak mau mengikuti

kerja bakti 10. Adanya diskriminasi

dari orang yang ada dalam kesehariannya

Pelaku sering mendapat perlakuan diskriminasi dari orang terdekatnya seperti orang tua, kakak dan teman sekolah

1. Tidak memberi kesempatan beribadah kepada orang lain

FAKTOR PENYEBAB PELANGGARAN HAM (EKSTERNAL)

NO. FAKTOR KETERANGAN CONTOH KASUS

1. Harga kebutuhan pokok yang tinggi

Harga kebutuhan pokok yang semakin tinggi dibandingkan penghasilkan yang tidak begitu besar, membuat

1. Seseorang yang tidak memiliki cukup uang untuk membeli kebutuhannya dan terpaksa harus mencuri


(5)

pelanggaran HAM dapat begitu saja terjadi.

2. Seseorang yang tidak memiliki perkerjaan tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok

2. Penyalahgunaan Teknologi

Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh positif, tetapi bisa juga memberikan pengaruh negatif yang akan mendorong timbulnya pelanggaran HAM.

1. Mengutarakan ancaman, sindiran dan ejekan di media sosial

2. Melakukan berbagai macam penipuan melalui jaringan internet

3. Munculnya pencemaran lingkungan

4. Mengekspos hal hal yang tidak senonoh ke publik (sosial media)

5. Penyelewengan penggunaan internet 3. Kurang Berfungsinya

Penegak hukum

Penegak hukum seperti polisi, jaksa, dan pengadilan harusnya dapat bekerja dengan maksimal. Tetapi jika ketiga penegak hukum itu tidak berjalan sesuai dengan fungsinya maka orang-orang di luar sana akan berbuat semena-mena (Melanggar HAM)

1. Hakim yang disuap sehingga memutar balikkan fakta di pengadilan

2. Hakim yang curang

3. Polisi yang menerima uang suap saat melakukan penilangan terhadap masyarakat.

4. Pemahaman belum merata tentang HAM

HAM seharusnya sudah dipahami oleh semua orang, tetapi jika HAM belum dipahami dengan benar maka orang tersebut akan berbuat suatu hal yang bertolak belakang dengan HAM.

1. Penduduk pedalaman terpencil yang merusak rumah warga pendatang 2. Melakukan penganiayaan

terhadap anggota keluarganya sendiri

5. Struktur sosial dan politik yang memungkinkan

terjadinya pelanggaran hukum dan HAM.

Misalnya sistem patriarki menimbulkan alasan pembenar untuk melakukan kekerasan jender dalam rumah tangga. Sistem politik yang memberikan pembenaran melakukan

1. Pejabat yang tidak mempedulikan rakyatnya hidup menderita karena pajak yang tinggi

2. Orang berada yang sesuka hatinya memakai uang rakyat untuk kepentingan


(6)

penangkapan dan hukuman kepada lawan politik yang dianggap melawan dan subversi pada negara.

pribadi yang menyebabkan rakya kecil semakin sengsara karena tidak menerima hak nya.

6. Penyalahgunaan kekuasaan

Contohnya, pengusaha yang tidak memperhitungkan hak-hak buruhnya.

1. Pejabat yang menggunakan uang negara untuk diri sendiri

2. Kekuasaan perusahaan 3. Penyuapan kepada

aparat

4. Penyalahgunaan wewenang jabatan 7. Kesenjangan sosial

dan ekonomi yang tinggi

Ketidakseimbangan yang mencolok didalam kehidupan masyarakat. Biasanya pemicunya adalah perbedaan tingkat kekayaan atau jabatan yang dimiliki. Apabila hal tersebut dibiarkan, maka akan menimbulkan terjadinya pelanggaran HAM

1. Pelecehan 2. Perbudakan 3. Perampokan 4. Pembunuhan

8. Ketidaktegasan aparat penegak hukum

Aparat penegak hukum yang tidak bertindak tegas terhadap setiap pelanggaran HAM

Menutupi kasus pelanggaran HAM karena penyuapan


(7)

C.

Tugas Mandiri 1.3

NO. NAMA

LEMBAGA TUGAS FUNGSI CONTOH

1. Komnas Perlindungan Anak

Indonesia

Pada pasal 75 UU Perlindungan Anak dicantumkan bahwa tugas pokok KPAI ada 2, yaitu: 1. Melakukan sosialisasi

seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan anak, mengumpulkan data dan informasi, menerima pengaduan masyarakat, melakukan penelaahan, pemantauan, evaluasi dan pengawasan terhadap pelanggaran perlindungan anak; 2. Memberikan laporan,

saran, masukan dan pertimbangan kepada presiden dalam rangka perlindungan anak. Komnas PA memiliki tugas sebagai berikut :

1. Melaksanakan

mandate/kebijakan yang ditetapkan oleh Forum Nasional Perlindungan Anak;

2. Menjabarkan Agenda Perlindungan Anak dalam Program Tahunan. 3. Membentuk dan

Fungsi dan peran Komnas PA yaitu :

1. Lembaga pengamat dan tempat pengaduan keluhan masalah anak; 2. Lembaga pelayanan

bantuan hukum untuk beracara di Pengadilan mewakili kepentingan anak

3. Lembaga Advokasi dan Lobi;

4. Lembaga rujukan untuk pemulihan dan peyatuan kembali anak;

5. Lembaga kajian kebijakan dan perundang-undangan tentang anak;

6. Lembaga pendidikan, pengenalan dan penyebarluasan

informasi tentang hak anak, serta lembaga pemantau

implementasi hak anak.

KPAI Bongkar Praktik Jual-Beli Bayi

Petugas Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendatangi Yayasan Permata Hati di Bogor karena diduga melakukan praktik jual-beli bayi. Petugas KPAI, memeriksa yayasan yang berlokasi di Jalan Roda Nomor 29, Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat. Dari lokasi, petugas mengamankan tiga bayi, seoarang ibu yang sedang hamil tua, serta satu pengasuh bayi. Pemeriksaan

tersebut berawal dari pengaduan salah satu korban. Menurut petugas KPAI, yayasan itu hanya kedok saja, namun dalam


(8)

memperkuat jaringan kerjasama dalam upaya perlindungan anak, baik dengan LSM, masyarakat madani, instansi pemerintah, maupun lembaga internasional, pemerintah dan non-pemerintah; 4. Menggali sumber daya

dan dana yang dapat membantu peningkatan upaya perlindungan anak 5. Melaksanakan

administrasi perkantoran dan kepegawaian untuk menunjang kinerja Lembaga Perlindungan Anak.

pelaksanaannya, mencari pasien yang hendak melahirkan, namun tidak memiliki biaya. Petugas KPAI mengindikasikan yayasan tersebut telah melakukan penjualan anak atau trafficking. Setelah dievakuasi, tiga bayi dibawa ke rumah sakit untuk mendapat

perawatan.

Sementara itu, pengasuh dan seoarang ibu yang sedang hamil tua di ke Mapolresta untuk diperiksa.

2. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan

Tugas Komnas Perempuan adalah :

1. Menjadi pusat sumber (informasi) tentang hak asasi perempuan sebagai HAM dan kekerasan terhadap perempuan sebagai pelanggaran HAM.

2. Menjadi negoisator dan mediator antara pemerintah dan komunitas korban dan komunitas pejuang hak asasi perempuan, dengan menitikberatkan

Peran atau Fungsi :

1. Pemantau dan pelapor tentang pelanggaran HAM berbasis gender dan kondisi pemenuhan hak perempuan korban;

2. Pusat pengetahuan (resource center) tentang hak asasi perempuan;

3. Pemicu perubahan serta perumusan kebijakan;

Contoh :

Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan telah merespon pemberitaan kasus perkosaan yang menimpa S, pekerja migran Indonesia oleh tiga anggota Polisi Malaysia di Bukit Mertajam, Pulau Pinang Malaysia,dengan meminta perwakilan Republik Indonesia


(9)

kepentingan korban. 3. Menjadi inisiator

perubahan serta perumusan kebijakan, termasuk perangkat dan sistem hukum serta sistem dan kapasitas penanganan / pelayanan bagi korban yang memberi perlindungan, pemenuhan dan pemajuan hak-hak perempuan.

4. Menjadi pemantau dan pelapor tentang pelanggaran HAM, berbasis jender secara berkala dengan bekerja sama dengan institusi-institusi HAM lainnya, 5. Menjadi fasilitator

pengembangan dan penguatan jaringan di tingkat lokal, nasional dan internasional untuk kepentingan pencegahan, peningkatan kapasitas penanganan dan penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan. 6. Mengembangkan kondisi

yang kondusif bagi penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan penegakan hak-hak asasi manusia perempuan di

4. Negosiator dan mediator antara pemerintah dengan komunitas korban dan komunitas pejuang hak asasi perempuan, dengan

menitikberatkan pada pemenuhan

tanggungjawab negara pada penegakan hak asasi manusia dan pada pemulihan hak-hak korban;

5. Fasilitator

pengembangan dan penguatan jaringan di tingkat lokal, nasional, regional dan internasional untuk kepentingan

pencegahan,

peningkatan kapasitas penanganan dan penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.

di Malaysia untuk dapat segera bertindak cepat untuk melindungi dan memenuhi hak korban.Perwakilan RI di sana juga diminta untuk mengawal proses hukum dan penyelesaian kasus tersebut, Komnas Perempuan

mendorong adanya kerja sama Komisi Nasional Hak Asasi Manusia , Komnas Perempuan,

Suruhanjaya Hak Asasi Manusia (Suhakam/Komnas HAM Malaysia). Ketiga pihak ini dapat bersama-sama memantau dan mendorong

Pemerintah

Malaysia bersikap dan menjamin perlindungan

perempuan pekerja migran Indonesia selayaknya sebagai negara tetangga dan anggota ASEAN. Komnas Perempuan meminta

Kementerian Luar negeri RI untuk membuat Nota


(10)

Indonesia;

7. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan segal bentuk kekerasan terhadap perempuan dan perlindungan hak-hak asasi perempuan.

protes dan meminta pertanggungjawaba n Pemerintah Malaysia,

mengingat

perkosaan adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan pelaku perkosaan adalah aparat Kepolisian Diraja Malaysia.Kemudian , perwakilan RI harus melindungi dan menjamin hak korban dalam keadilan, kebenaran dan pemulihan sebagaimana

mestinya. 3. Komite

Nasional Perlindungan Konsumen dan Pelaku Usaha

1. Menyebarluaskan

informasi kepada konsumen;Memberi nasihat kepada konsumen;

2. Bekerjasa dengan Instansi di bidang konsumsi;

3. Mengawasi barang & jasa bersama dengan pemerintah;

4. Melaksanakan hak gugat & gugatan kelompok. 5. Melakukan pengawasan

bersama pemerintah dan masyarakat terhadap pelaksanaan

Menurut UU No 8 Th 1999 Fungsi Komite Nasional Perlindungan Konsumen & Pelaku Usaha ialah melindungi empat kepentingan

stakholdeers dalam kegiatan ekonomi. Yaitu : Kepentingan konsumen, pelaku usaha, pemerintah/birokras, dan Kepentingan

nasional/kepentingan publik.

1. Memberi

nasihat kepada konsumen cara menyiasati agar tetap bisa memenuhi kebutuhannya ketika harga barang dan jasa naik.

2. Pelayanan yang buruk oleh RS Omni

Internasional kepada Prita, yang kemudian mengakibatkan Prita ditahan oleh aparat


(11)

perlindungan konsumen. berwenang karena melakukan pencemaran nama baik melalui media elektronik. Tidak hanya sektor jasa, sektor

penyediaan produk (barang) pun tidak lepas dari kasus-kasus perlindungan konsumen. 4. Komisi

Kebenaran dan

Rekonsiliasi Nasional (KKRN)

1. Membentuk KKR Propinsi.

2. Menerbitkan buku putih (visi, misi, program kerja) dan segera mensosialisasikannya; 3. Menerima laporan dan

melakukan inventarisasi semua kejadian pelanggaran HAM; 4. Menyusun skala prioritas

penanganan kasus pelanggaran HAM berat; 5. Merumuskan

kompensasi dan rehabilitasi terhadap korban;

6. Merumuskan upaya rekonsiliasi yg kondusif dan berkesinambungan;

1. Membantu pemerintah mengungkap hal terjadinya konflik dan kemungkinan

terjadinya pelanggaran HAM;

2. Membantu pemerintah membangun

rekonsiliasi di masyarakat, baik secara sosial-horizontal maupun struktural-vertikal. 3. Mengungkapkan

kebenaran atas pelanggaran hak asasi manusia yang berat dan melaksanakan rekonsiliasi.


(12)

7. Melakukan prediksi ke

depan akan

kemungkinan terjadinya konflik di masyarakat yg mengarah pada pelanggaran HAM dan upaya pencegahannya.


(1)

C.

Tugas Mandiri 1.3

NO. NAMA

LEMBAGA TUGAS FUNGSI CONTOH

1. Komnas Perlindungan Anak

Indonesia

Pada pasal 75 UU Perlindungan Anak dicantumkan bahwa tugas pokok KPAI ada 2, yaitu: 1. Melakukan sosialisasi

seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan anak, mengumpulkan data dan informasi, menerima pengaduan masyarakat, melakukan penelaahan, pemantauan, evaluasi dan pengawasan terhadap pelanggaran perlindungan anak; 2. Memberikan laporan,

saran, masukan dan pertimbangan kepada presiden dalam rangka perlindungan anak. Komnas PA memiliki tugas sebagai berikut :

1. Melaksanakan

mandate/kebijakan yang ditetapkan oleh Forum Nasional Perlindungan Anak;

2. Menjabarkan Agenda Perlindungan Anak dalam Program Tahunan. 3. Membentuk dan

Fungsi dan peran Komnas PA yaitu :

1. Lembaga pengamat dan tempat pengaduan keluhan masalah anak; 2. Lembaga pelayanan

bantuan hukum untuk beracara di Pengadilan mewakili kepentingan anak

3. Lembaga Advokasi dan Lobi;

4. Lembaga rujukan untuk pemulihan dan peyatuan kembali anak;

5. Lembaga kajian kebijakan dan perundang-undangan tentang anak;

6. Lembaga pendidikan, pengenalan dan penyebarluasan

informasi tentang hak anak, serta lembaga pemantau

implementasi hak anak.

KPAI Bongkar Praktik Jual-Beli Bayi

Petugas Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendatangi Yayasan Permata Hati di Bogor karena diduga melakukan praktik jual-beli bayi. Petugas KPAI, memeriksa yayasan yang berlokasi di Jalan Roda Nomor 29, Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat. Dari lokasi, petugas mengamankan tiga bayi, seoarang ibu yang sedang hamil tua, serta satu pengasuh bayi. Pemeriksaan

tersebut berawal dari pengaduan salah satu korban. Menurut petugas KPAI, yayasan itu hanya kedok saja, namun dalam


(2)

memperkuat jaringan kerjasama dalam upaya perlindungan anak, baik dengan LSM, masyarakat madani, instansi pemerintah, maupun lembaga internasional, pemerintah dan non-pemerintah; 4. Menggali sumber daya

dan dana yang dapat membantu peningkatan upaya perlindungan anak 5. Melaksanakan

administrasi perkantoran dan kepegawaian untuk menunjang kinerja Lembaga Perlindungan Anak.

pelaksanaannya, mencari pasien yang hendak melahirkan, namun tidak memiliki biaya. Petugas KPAI mengindikasikan yayasan tersebut telah melakukan penjualan anak atau trafficking. Setelah dievakuasi, tiga bayi dibawa ke rumah sakit untuk mendapat

perawatan.

Sementara itu, pengasuh dan seoarang ibu yang sedang hamil tua di ke Mapolresta untuk diperiksa.

2. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan

Tugas Komnas Perempuan adalah :

1. Menjadi pusat sumber (informasi) tentang hak asasi perempuan sebagai HAM dan kekerasan terhadap perempuan sebagai pelanggaran HAM.

2. Menjadi negoisator dan mediator antara pemerintah dan komunitas korban dan komunitas pejuang hak asasi perempuan, dengan menitikberatkan

Peran atau Fungsi :

1. Pemantau dan pelapor tentang pelanggaran HAM berbasis gender dan kondisi pemenuhan hak perempuan korban;

2. Pusat pengetahuan (resource center) tentang hak asasi perempuan;

3. Pemicu perubahan serta perumusan kebijakan;

Contoh :

Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan telah merespon pemberitaan kasus perkosaan yang menimpa S, pekerja migran Indonesia oleh tiga anggota Polisi Malaysia di Bukit Mertajam, Pulau Pinang Malaysia,dengan meminta perwakilan Republik Indonesia


(3)

kepentingan korban. 3. Menjadi inisiator

perubahan serta perumusan kebijakan, termasuk perangkat dan sistem hukum serta sistem dan kapasitas penanganan / pelayanan bagi korban yang memberi perlindungan, pemenuhan dan pemajuan hak-hak perempuan.

4. Menjadi pemantau dan pelapor tentang pelanggaran HAM, berbasis jender secara berkala dengan bekerja sama dengan institusi-institusi HAM lainnya, 5. Menjadi fasilitator

pengembangan dan penguatan jaringan di tingkat lokal, nasional dan internasional untuk kepentingan pencegahan, peningkatan kapasitas penanganan dan penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan. 6. Mengembangkan kondisi

yang kondusif bagi penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan penegakan hak-hak asasi manusia perempuan di

4. Negosiator dan mediator antara pemerintah dengan komunitas korban dan komunitas pejuang hak asasi perempuan, dengan

menitikberatkan pada pemenuhan

tanggungjawab negara pada penegakan hak asasi manusia dan pada pemulihan hak-hak korban;

5. Fasilitator

pengembangan dan penguatan jaringan di tingkat lokal, nasional, regional dan internasional untuk kepentingan

pencegahan,

peningkatan kapasitas penanganan dan penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.

di Malaysia untuk dapat segera bertindak cepat untuk melindungi dan memenuhi hak korban.Perwakilan RI di sana juga diminta untuk mengawal proses hukum dan penyelesaian kasus tersebut, Komnas Perempuan

mendorong adanya kerja sama Komisi Nasional Hak Asasi Manusia , Komnas Perempuan,

Suruhanjaya Hak Asasi Manusia (Suhakam/Komnas HAM Malaysia). Ketiga pihak ini dapat bersama-sama memantau dan mendorong

Pemerintah

Malaysia bersikap dan menjamin perlindungan

perempuan pekerja migran Indonesia selayaknya sebagai negara tetangga dan anggota ASEAN. Komnas Perempuan meminta

Kementerian Luar negeri RI untuk membuat Nota


(4)

Indonesia;

7. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan segal bentuk kekerasan terhadap perempuan dan perlindungan hak-hak asasi perempuan.

protes dan meminta pertanggungjawaba n Pemerintah Malaysia,

mengingat

perkosaan adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan pelaku perkosaan adalah aparat Kepolisian Diraja Malaysia.Kemudian , perwakilan RI harus melindungi dan menjamin hak korban dalam keadilan, kebenaran dan pemulihan sebagaimana

mestinya. 3. Komite

Nasional Perlindungan Konsumen dan Pelaku Usaha

1. Menyebarluaskan

informasi kepada konsumen;Memberi nasihat kepada konsumen;

2. Bekerjasa dengan Instansi di bidang konsumsi;

3. Mengawasi barang & jasa bersama dengan pemerintah;

4. Melaksanakan hak gugat & gugatan kelompok. 5. Melakukan pengawasan

bersama pemerintah dan masyarakat terhadap pelaksanaan

Menurut UU No 8 Th 1999 Fungsi Komite Nasional Perlindungan Konsumen & Pelaku Usaha ialah melindungi empat kepentingan

stakholdeers dalam kegiatan ekonomi. Yaitu : Kepentingan konsumen, pelaku usaha, pemerintah/birokras, dan Kepentingan

nasional/kepentingan publik.

1. Memberi

nasihat kepada konsumen cara menyiasati agar tetap bisa memenuhi kebutuhannya ketika harga barang dan jasa naik.

2. Pelayanan yang buruk oleh RS Omni

Internasional kepada Prita, yang kemudian mengakibatkan Prita ditahan oleh aparat


(5)

perlindungan konsumen. berwenang karena melakukan pencemaran nama baik melalui media elektronik. Tidak hanya sektor jasa, sektor

penyediaan produk (barang) pun tidak lepas dari kasus-kasus perlindungan konsumen. 4. Komisi

Kebenaran dan

Rekonsiliasi Nasional (KKRN)

1. Membentuk KKR Propinsi.

2. Menerbitkan buku putih (visi, misi, program kerja) dan segera mensosialisasikannya; 3. Menerima laporan dan

melakukan inventarisasi semua kejadian pelanggaran HAM; 4. Menyusun skala prioritas

penanganan kasus pelanggaran HAM berat; 5. Merumuskan

kompensasi dan rehabilitasi terhadap korban;

6. Merumuskan upaya rekonsiliasi yg kondusif dan berkesinambungan;

1. Membantu pemerintah mengungkap hal terjadinya konflik dan kemungkinan

terjadinya pelanggaran HAM;

2. Membantu pemerintah membangun

rekonsiliasi di masyarakat, baik secara sosial-horizontal maupun struktural-vertikal. 3. Mengungkapkan

kebenaran atas pelanggaran hak asasi manusia yang berat dan melaksanakan rekonsiliasi.


(6)

7. Melakukan prediksi ke

depan akan

kemungkinan terjadinya konflik di masyarakat yg mengarah pada pelanggaran HAM dan upaya pencegahannya.