Bagi Pencipta Bagi Pembaca

9 Sehingga pembatik tidak perlu menggambar pola diatas kain. Bentukgambar desain pada batik cap selalu mengalami pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak berulang dengan bentuk yang sama, dengan ukuran garis motif yang relatif besar daripada batik tulis. Warna dasar kain biasanya lebih tua dibandingkan dengan warna pada goresan motifnya. Karena batik cap tidak melewati proses penutupan pada dasar motif yang lebih rumit. Sehigga harga jual batik cap lebih murah dibandingkan batik tulis, karena di produksi dalam jumlah yang banyak sehingga memilikikesamaan satu sama lain.

2. Perkembangan Batik Saat ini Melalui Studi Lapangan

Batik cenderumg digunakan untuk acara pernikahan atau resmi dan salah pakain nasional. Saat ini batik tidak seperti zaman dahulu yang harus mengikuti aturan pemakaiannya. Batik lebih bebas untuk di kreasikan dalam bentuk apa pun. Batik bisa dijadikan pakaian sehari-hari mauupun untuk pergi ke acara tertentu dan sangat cocok digunakan untuk segala keperluan. Keberagaman motif yang semakin berkembang dalam artian tidak terpaku pada bentuk motif, isen, dan teknik seperti batik klasik, motif batik berupa penggayaan flora, fauna, cerita kehidupan bahkan abstrak. Warna dalam batik semakin beragam mengikuti trend yang berkembang dipasar. Dahulu menggunakan warna alam yang menghasilkan warna-warna soft dengan berkembangnya teknologi proses pewarnaan menggunakan warna sintetis dengan 10 rose pengerjaan lebih cepat dan dapat menghasilkan warna yang lebih variatif dan harganya terjangkau.

3. Wayang Krucil Ngawi dari Aspek Visual

Pada dasarnya segala aktivitas yang dilakukan manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti belajar, bekerja, bermain, termasuk berkesenian. Kebutuhan berkesenian erat hubungannya dengan pemenuhan santapan estetis, meskipun sering pula untuk menunjang kepentingan kegiatan manusia yang lain. Manusia dalam proses hidupnya senantiasa berupaya untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang diperlukan dalam hidupnya Jazuli 2014:47. Seni merupakan kebutuhan dasar manusia dimanapun mereka berada dalam situasi dan kondisi yang terjadi setiap daerah mempunyai kesenian maupun adat istiadat tersendiri. Akar kata wayang adalah yang, yung, dan yong, antara lain terdapat dalam kata la yang yang berarti “terbang”, doyong yang berarti “miring”, tidak stabil, kemudian royong yang berarti selalu bergerak dari tempat satu ke tempat yang lain, dan Poyang-payingan yang berarti berjalan sempoyongan, tidak tenang, dan sebagainya. Sehingga dapat disimpulkan dari pengertian yang dan variasinya adalah tidak stabil, tidak pasti, tidak tenang, terbang, bergerak kian-kemari Mulyono 1982:9. Awalan wa di dalam bahasa Jawa modern tidak mempunyai fungsi lagi. Namun, dalam bahasa Jawa kuno awalan tersebut masih jelas dan memiliki fungsi tata bahasa seperti pada kata wahiri yang berarti iri hati, cemburu. Jadi, bahasa