2
1. Pendahuluan
Pada perkembangan diri seseorang umur 6-13 tahun, seseorang mulai belajar membentuk suatu sikap terhadap orang lain, mengembangkan perasaan,
moral dan skala nilai dan juga mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Pada teori konvergensi yang dirumuskan oleh
William Stern, perkembangan individu seseorang dapat berasal baik dari bawaan maupun lingkungan. Keduanya menentukan perkembangan individu dari
seseorang tersebut, yang dimaksud perkembangan dalam hal ini adalah perkembangan sifat seseorang untuk melihat moral dan nilai yang baik dalam
masyarakat sehingga dapat menimbulkan akal dan perilaku yang baik pada jiwa seseorang [1].
Media hiburan seperti salah satunya Televisi adalah salah satu media yang juga menjadi media pendidikan tetapi sekarang hanya menjadi sebagai bisnis
semata. dimana seharusnya menurut Undang-Undang no 32 tahun 2002, TV merupakan salah satu media pendidikan public tetapi justru berjalan
sebaliknya.Seperti halnya terdapat berita kekerasan pada anak di sekolah, hal ini terjadi karena anak-anak tidak bisa membedakan sesuatu hal yang baik dan buruk,
juga mereka merasa bahwa tidak ada sosok yang melindungi mereka di sekolah. Salah satu faktornya adalah munculnya acara-acara yang tidak seharusnya pada
televisi. Acara sekarang justru lebih banyak mempertunjukan hal hal yang seharusnya tidak disiarkan seperti halnya percintaan dan juga kekerasan.
Munculnya acara yang tidak lagi mendidik menimbulkan masyarakat menjadi kurang peduli terhadap hal disekitarnya dan hal ini juga berdampak pada anak-
anak [2].
Anak-anak membutuhkan panutan atau sosok sebagai seorang yang dianggap bisa melindungi mereka selain orang tuanya. Menurut artikel yang
ditulis oleh Reza Sulaiman banyak anak-anak yang mengidolakan pahlawan super bisa membuatnya menjadi pemberani [3] dan menurut Jeff Greenberg Profesor
Psikologi sosial pada University of Arizona pahlawan super memberikan kekuatan dan daya, hal itulah yang menjadikan anak-anak menyukai pahlawan
super. Dengan mengidentifikasi seorang pahlawan budaya dan pahlawan super anak-anak dapat mulai merasa selaras dengan apa yang baik dan juga dapat
mengembangkan
Power
dan
Value
di dunia. Dengan hal tersebut anak-anak akan dibawa untuk dapat memahami konsep tentang moral dan nilai yang baik pada
jiwa seseorang. Hal ini diharapakan dapat membangun moral dan perilaku yang baik [4].
Gatotkaca merupakan salah satu tokoh dalam wayang yang paling terkenal dan memiliki banyak perubahan pada sosoknya dimana sosok gatotkaca
digambarkan seorang yang gagah dan pemberani. Dalam perwayangan, Gatotkaca merupakan anak dari Bima dan Dewi Arimbi yang memiliki kedudukan sebagai
raja muda di Pringgadani dimana rakyatnya sebagian besar terdiri dari bangsa raksasa [5]. Selain itu Gatotkaca juga dikenal oleh orang-orang sebagai seorang
kesatria perkasa berotot kawat dan bertulang besi yang bisa dibandingkan dengan
3 pahlawan super yang sudah ada seperti salah satunya superman. Selain sosoknya
gatotkacapun memiliki sifat yang peduli sesama yang sangat sesuai dengan sifat seorang superhero. Dengan menggunakan media interaktif maka karakter
Gatotkaca yang biasanya dikenalkan melalui pertunjukan wayang kulit dibuat menjadi sebuah komik dimana media komik adalah media yang sering dibaca oleh
anak-anak dan hamper semua anak pernah membaca komik berdasarkan penelitian yang telah didapatkan melalui survey awal. Dimana komik akan dibuat
menjadi komik elektronik dengan konten yang interaktif dimana mengambil tema pahlawan super dan Gatotkaca sebagai tokoh utamanya. Target dari penelitian
juga dipusatkan pada anak-anak umur 8-11 yang masih termasuk dalam teori perkembangan diri milik Dra. Siti Partini Suardiman. Dimana target konsumen
juga ditentukan melalui wawancara dengan kepala sekolah Sekolah Dasar Laboratorium Kristen Satya Wacana dimana bahwa pemilihan anak-anak umur 8-
11 tahun didasarkan agar target konsumen mampu memahami isi konten yang
akan disampaikan dalam komik elektronik “Gatotkaca” Melalui perancangan dari komik elektronik pahlawan super Gatotkaca yang merupakan pembela kebenaran
diharapkan dapat mengenalkan Gatotkaca sebagai seorang pahlawan super dan pembela kebenaran yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan anak-anak
dimana Gatotkaca dapat menjadi panutan dalam perkembangan moral dalam masyarakat.
2. Tinjauan Pustaka