BAB 4 HASIL PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan 50 sampel sefalometri lateral mahasiswa FKG USU ras Deutro Melayu yang masih aktif mengikuti pendidikan dengan usia minimal
18 tahun yang terdiri dari 23 orang laki-laki dan 27 orang perempuan. Dalam penelitian ini menggunaan 50 data primer dengan melakukan tracing pada
sefalometri lateral berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah memperoleh persetujuan medik informed consent dan telah memenuhi syarat kode etik penelitian
ethical clearance. Data hasil yang diperoleh menggunakan program SPSS versi 17.0 software pengolahan data statistik. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan
terhadap sampel, dapat dilihat gambaran rerata sudut interinsisal dan profil jaringan lunak wajah pada mahasiswa FKG USU.
Tabel 1. Rerata nilai sudut interinsisal dan jaringan lunak wajah pada mahasiswa FKG USU ras Deutro Melayu
Pengukuran N
Rerata Standart Deviasi
Sudut Interinsisal 50
121,44º 7,335º
Ls ; S line 50
1,55 mm 2,756 mm
Li ; S line 50
0,20 mm 2,968 mm
Tabel 1 menunjukkan nilai rerata sudut interinsisal dengan profil jaringan lunak wajah pada mahasiswa FKG USU ras Deutro Melayu. Nilai rerata sudut
interinsisal adalah 121,44º ; nilai rerata jarak titik Ls terhadap garis Steiner adalah 1,55 mm; nilai rerata jarak titik Li terhadap garis Steiner adalah 0,2 mm.
Hasil uji normalitas menunjukkan nilai sudut interinsisal dan profil jaringan lunak wajah memiliki distribusi data yang normal p 0,005 sehingga dapat
dilanjutkan dengan t independent. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada lampiran. Hasil uji t independent pada tabel 2 menunjukkan perbedaan nilai rerata sudut
Universitas Sumatera Utara
interinsisal dengan profil jaringan lunak wajah pada mahasiswa FKG USU ras Deutro Melayu pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki nilai rerata sudut
interinsisal 122,17º; nilai rerata jarak titik Ls terhadap garis Steiner adalah 0,72 mm ; nilai rerata jarak titik Li terhadap garis Steiner adalah 2,22 mm.Pada perempuan nilai
rerata sudut interinsisal 120,81º ; nilai rerata jarak titik Ls terhadap garis Steiner adalah -0,24 mm; nilai rerata jarak titik Li terhadap garis Steiner adalah 0,98 mm.
Tabel 2. Perbedaan nilai rerata sudut interinsisal dan jaringan lunak mahasiswa FKG USU ras Deutro Melayu pada laki-laki dan perempuan
Jenis kelamin
N Rerata
Standart Deviasi
Standart error
T test p
Sudut interinsisal Laki-laki 23
122.17 8.424
1.757 0,529
Perempuan 27
120.81 6.361
1.224 LS
Laki-laki 23
.72 3.557
.742 0,259
Perempuan 27
-.24 2.334
.449 LI
Laki-laki 23
2.22 2.795
.583 0,115
Perempuan 27
.98 2.640
.508
Tidak ada perbedaan bermakna p 0,05
Tabel 2 menunjukkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan tidak begitu memiliki perbedaan bermakna. Rerata sudut interinsisal antara laki-laki dan
perempuan hanya berbeda 1,36º, rerata jarak titik Ls terhadap S line antara laki-laki dan perempuan berbeda 0,96 mm, rerata jarak titil Li terhadap S line antara laki-laki
dan perempuang berbeda 1,24 mm. Hal ini juga diperkuat dengan hasil uji T diperoleh tidak ada perbedaan bermakna p 0,05 pada pengukuran sudut
interinsisal, jarak Ls dan Li terhadap S linepada jenis kelamin laki-laki dan perempuan pada mahasiswa FKG USU ras Deutro Melayu.
Hubungan antara sudut interinsisal dengan profil jaringan lunak wajah diperoleh dengan menggunakan uji hipotesis korelasi Pearson’s. Hal ini disebabkan
karena semua data terdistribusi normal tabel 3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Hubungan antara sudut interinsisal dengan jaringan lunak wajah pada mahasiswa FKG USU ras Deutro Melayu
Sudut Interinsisal P
R Pearsons Ls : S line
0,005 -0,39
Li : S Line 0,001
-0,472
. Korelasi bermakna adalah signifikan pada taraf uji p ≤ 0.01
r = 0,21 – 0,40 → lemah
r = 0,41 – 0,60 → sedang
r = 0,61 – 0,80 → cukup kuat
Hasil uji korelasi pearson’s antara sudut interinsisal dengan profil jaringan lunak wajah Ls : Sline diketahui sebesar -0,39. Hal ini menunjukkan bahwa
kekuatan korelasinya lemah dengan nilai signifikan p yang bermakna yaitu sebesar 0,005.
Hubungan antara sudut interinsisal dengan profil jaringan lunak wajah Li : S line juga memiliki nilai signifikan yang bermakna yaitu sebesar 0,001 dengan
nilaikekuatan korelasi uji Pearson’s sebesar -0,472. Hal ini menunjukkan bahwahubungan kedua variabel tersebut sedang.
Pada tabel 2 terlihat bahwa hubungan korelasi dalam arah negatif. Hal inimenunjukkan bahwa semakin besarnya sudut interinsisal, maka semakin kecil
jarakbibir atas Ls dan bibir bawah Li terhadap garis estetik.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN