commit to user
30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data primer dan data sekunder yang didapat saat penelitian di PT. Bridgestone Tire Indonesia
Bekasi Plant mengenai implementasi OHSAS 18001:2007 klausul 4 dan gambaran penerapan SMK3.
1. OHSAS 18001:2007 Klausul 4
a. Persyaratan Umum Klausul 4.1
Dalam klausul ini dijelaskan bahwa organisasi harus menetapkan, menerapkan, memelihara, dan melakukan peningkatan
yang berkelanjutan terhadap sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja sesuai dengan persyaratan OHSAS dan menetapkan
cara-cara pemenuhan persyaratan umum tersebut .
Untuk itu manajemen di PT. Bridgestone Tire Indonesia sudah melaksanakan, menerapkan
dan memelihara SMK3 yang dibuktikan dengan adanya kebijakan, manual dan prosedur yang ditanda tangani top
manajemen. Manajemen telah menetapkan sistem manajemen K3 dengan
pengendalian elektronik E-storage. Selain itu adanya seksi kerja SHE
internal, eksternal dan tim P2K3 yang bertugas menerapkan, menjalankan, dan memantau kegiatan dari program-program K3.
commit to user
b. Kebijakan K3 Klausul 4.2
Klausul 4.2 menjelaskan tentang standar kebijakan keselamatan dan kesehatan. Oleh karena itu, PT. Bridgestone Tire Indonesia
bertekad menjalankan kegiatannya dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja yang mencakup prinsip-prinsip cara mencegah dan
menghilangkan kemungkinan terjadinya cidera, kecelakaan kerja, sakit penyakit akibat kerja dalam proses operasional perusahaan. Ada empat
kebijakan perusahaan yang ditetapkan yaitu kebijakan K3, kebijakan mutu, kebijakan lingkungan, dan peraturan keselamatan 31 item
larangan. Kebijakan K3 ini disusun dan disahkan oleh manajemen puncak
sesuai dengan persyaratan OHSAS 18001:2007 yang sudah dikomunikasikan dan dipublikasikan ke seluruh karyawan dan
kontraktor yang bekerja atau beraktifitas di lingkungan perusahaan. Agar dapat dimengerti dan dilaksanakan oleh setiap karyawan,
kontraktor dan pihak lain yang berkepentingan maka dibuatkan display kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat dilihat pada
lokasi strategis. Selain itu, kebijakan K3 dibacakan setelah Taishosenam saat
briefing. Kebijakan ini dapat direvisi 3 tahun sekali mengikuti tinjauan manajemen formal keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan
sehingga kebijakan akan ditinjau kembali selama setahun berjalan dan
commit to user
dikeluarkan catatan-catatan penting berdasarkan prosedur kontrol yang telah ditetapkan.
c. Perencanaan Klausul 4.3
1 Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko
Klausul 4.3.1 PT. Bridgestone Tire Indonesia secara periodik melakukan
identifikasi bahaya dan penilaian resiko pada setiap proses atau aktifitas perusahaan dengan menggunakan standar form yang telah
ditentukan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam identifikasi bahaya dan penilaian resiko di PT. Bridgestone Tire
Indonesia yaitu: a
Aktivitas rutin dan tidak rutin b
Aktivitas seluruh personil yang memiliki akses ke tempat kerja termasuk kontraktor dan tamu
c Perilaku manusia, kemampuan dan faktor-faktor manusia lainnya,
d Bahaya-bahaya yang bisa timbul dari luar tempat kerja yang
berdampak pada keselamatan dan kesehatan karyawan di dalam kendali perusahaan di lingkungan tempat kerja,
e Bahaya-bahaya yang terjadi di sekitar tempat kerja hasil aktifitas
kerja yang terkait di dalam kendali perusahaan, f
Prasarana, peralatan dan material yang disediakan baik oleh perusahaan atau pihak lain,
commit to user
g Perubahan-perubahan
atau usulan
perubahan di
dalam perusahaan, aktifitas-aktifitas atau material,
h Modifikasi sistem manajemen K3, termasuk perubahan sementara
dan dampaknya kepada semua operasional, proses-proses maupun aktifitas-aktifitas yang ada,
i Adanya kewajiban perundangan yang relevan terkait dengan
penilaian resiko dan penerapan pengendalian yang dibutuhkan, j
Rancangan area-area kerja, proses-proses, instalasi-instalasi, mesinperalatan, prosedur operasional dan organisasi kerja,
termasuk adaptasinya kepada kemampuan manusia. Hasil dari identifikasi bahaya dan penilaian resiko yang telah
dilakukan oleh penanggung jawab tiap-tiap departemen atau seksi dikategorikan menjadi ekstrim, tinggi, menengah, dan rendah. PT.
Bridgestone Tire Indonesia mendokumentasikan dan memelihara identifikasi
bahaya, penilaian
resiko dan
menetapkan pengendaliannya dengan kondisi terbaru untuk selanjutnya dipakai
sebagai dasar menentukan tujuan dan program keselamatan dan kesehatan kerja.
Dalam subklausul ini PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant telah menerapkan HIRAC Hazard Identifications Risk
Assesment and Control. Hal ini dibuktikan adanya manual yang jelas yang berhubungan dengan setiap aktifitas pekerjaan yang
menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja, dengan pembuatan
commit to user
Job Safety Analysis sebelum pekerjaan dilakukan dan adanya Looking Standart yang harus dilaksanakan saat melakukan kegiatan.
Hasil dari identifikasi kemudian akan dilakukan penilaian terhadap potensi bahaya. Sehingga dapat diketahui tingkat resikonya.
Penilaian resiko dengan menggunakan matriks HIRAC yang memuat kriteria-kriteria potensi bahaya. Tindakan yang dilakukan oleh PT.
BSINB dalam melakukan identifikasi bahaya dengan melibatkan tenaga kerja dalam program pendapat baru dan menemukan
kesalahan. 2
Persyaratan Hukum dan Lainnya Klausul 4.3.2 Dalam subklausul 4.3.2 mengatur tentang persyaratan hukum
dan lainnya. Untuk identifikasi, peraturan perundangan dan persyaratan lain berkaitan langsung dengan hasil identifikasi bahaya
dan penilaian resiko serta aktifitas dan proses operasional perusahaan.
Manajemen representatif keselamatan dan kesehatan kerja melakukan up date peraturan perundangan dan persyaratan lain yang
harus dipenuhi, menjamin kelayakannya, serta mensosialisasikan kepada karyawan dan pihak terkait. Untuk persyaratan hukum PT.
Bridgestone Tire Indonesia menerapkan beberapa peraturan- peraturan terkait K3. Adapun peraturan-peraturan yang dijalankan
oleh PT. BSINB diantaranya: a
UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
commit to user
b UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
c Permenaker No. Per.01MEN1982.
d Undang-Undang uap tahun 1930.
e UU RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 23 kesehatan
kerja. f
UU RI No.28 tahun 2002 tentang bangunan gedung. g
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 11KPTS2000 tanggal 1 Maret 2000 tentang ketentuan teknis pengamanan terhadap
bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan. h
Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum RI Nomor 10KPTS 2000 tentang ketentuan teknis pengamanan terhadap
bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungannya. i
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04MEN1988 tentang berlakunya standar nasional Indonesia No. SNI-225-1987
mengenai peraturan umum instalasi listrik Indonesia 1987 PUIL 1987.
j Kepmenaker No. 158 Tahun 1972 tentang program operasional,
serentak, singkat, padat untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
k UU No. 3 tahun 1969 tentang hygene dalam perniagaan dan
kantor. l
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 1871999 tentang pengendalian bahan kimia.
commit to user
m Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. 011997 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Kimia. n
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.1772005 tentang pemeriksaan menyeluruh pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja di pusat pembelanjaan, gedung bertingkat dan tempat-tempat publik lainnya.
o Keputusan Menaker No. Kep 186MEN1999 tentang unit
penanggulangan kebakaran di tempat kerja. p
Permenakertrans No.1 Tahun 1982. q
SE Menteri Tenaga Kerja No. 6 Tahun 1990. r
OHSAS 18001:2007Standar Internasional tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
s ISO 14001 Standar Internasional tentang Lingkungan.
t Peraturan Daerah Tingkat I dan Tingkat II.
u Keputusan Gubernur atau Bupati.
v Peraturan K3 Perusahaan.
Manager SHE kemudian menyebarluaskan informasi tentang pemenuhan pada peraturan dan persyaratan lain melalui jalur
komunikasi yang sesuai, kepada departemen atau seksi yang terkait. Manajemen representatif menyetujui pemenuhan peraturan dan
persyaratan lain serta melakukan tinjauan secara berkala setiap satu tahun sekali dan melaporkannya kepada technical director.
commit to user
3 Sasaran dan Program Klausul 4.3.3
Dalam sistem manajemen perlu adanya sasaran yang akan dicapai. Dalam hal ini PT. BSINB berdasarkan sasaran dan program
yang telah
ditetapkan oleh
technical director
dengan mempertimbangkan persyaratan operasi, persyaratan keuangan,
pilihan teknologi serta pandangan dari pihak-pihak terkait yang kemudian disusun oleh SHE dan seksi lainnya.
Program merupakan cara untuk mencapai sasaran, PT. BSINB mempunyai program-program sebagai upaya mencapai sasaran.
Program tersebut diantaranya : a LKBK dan LKK
LKBK Laporan Kemungkinan Bahaya Kebakaran dan LKK Laporan Kemungkinan Kebakaran dalam pembuatannya telah
melibatkan tenaga kerja. LKBK dan LKK terdapat pada lampiran. b Report Management Review
Program Report Management Review berupa SHE Meeting dan SHE Joint Meeting.
c Safety Day dan 3S Activity Program safety day dan 3S dilaksanakan oleh seluruh tenaga kerja
setiap hari kamis. Sasaran dan program dapat direvisi berdasarkan kemajuan
pencapaiannya ataupun perubahan dari hasil identifikasi bahaya dan penilaian resiko. Untuk evaluasi pencapaian program dilakukan
commit to user
secara berkala yaitu maksimum 4 bulan sekali yang dilakukan oleh manager seksi atau departemen dan dilaporkan oleh manager
representatif. d.
Penerapan dan Pengoperasian Klausul 4.4 1.
Sumber Daya, Peranan, Tangung Jawab, Pertangungjawaban dan Kewenangan Klausul 4.4.1
Subklausul 4.4.1 membahas mengenai sumber daya, peran, tanggung jawab, akuntabilitas, dan kewenangan dari top manajemen
sampai dengan tenaga kerja serta adanya susunan organisasi yang jelas beserta job descriptionnya. PT. Bridgestone Tire Indonesia
telah menetapkan deskripsi tugas, peran, tanggung jawab, akuntabilitas untuk setiap posisi yang didefinisikan melalui technical
director yang menunjuk salah satu anggota manajemen dengan tanggung jawab khusus dalam bidang manajemen K3 di luar
tanggung jawabnya. Technical director melakukan evaluasi terhadap uraian dan tugas atau tanggung jawab dan struktur organisasi
minimal 1 tahun sekali. Sumber daya yang dipekerjakan oleh PT. BSINB berdasarkan
keahlian dan keterampilan sebagai wujud tercapainya Sistem Manajemen K3. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya Ahli K3 dan
setiap tenaga kerja menjalankan fungsinya sesuai dengan Job Descriptionsnya.
commit to user
2. Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian Klausul 4.4.2
Didalam subklausul ini membahas mengenai kompetensi, pelatihan dan kepedulian. Hal ini PT. Bridgestone Tire Indonesia
sudah menerapkannya dengan menetapkan kompetensi setiap personil dan mengidentifikasikan kebutuhan perusahaan berdasarkan
kompetensi yang sudah ditetapkan tersebut. Untuk itu perusahaan menyediakan beberapa macam training maupun pelatihan bagi
semua tenaga kerjanya diantaranya yaitu: a
Safety training b
Basic training c
Integrated training d
Fire protection training e
Seven tools training f
Training OHSAS g
Training ISO Pencapaian program K3 ini didasari oleh kesadaran dan
kepedulian oleh semua pihak yang terlibat. Selain itu perusahaan juga mengadakan program safety day setiap hari kamis yang
bertujuan meningkatkan kesadaran tenaga kerja untuk bekerja dengan cara aman agar terhindar dari penyakit akibat kerja maupun
kecelakaan.
commit to user
3. Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi Klausul 4.4.3 Menurut
OHSAS klausul
4.4.3 membahas
mengenai komunikasi, partisipasi dan konsultasi. Klausul ini terdiri dari
beberapa subklausul diantaranya : a Komunikasi Klausul 4.4.3.1
PT. BSINB melakukan identifikasi kebutuhan komunikasi terkait K3 kedalam pertemuan K3 yang sudah di agendakan. Salah satu
sarana komunikasi untuk membahas kegiatan safety maka tiap seksi atau departemen mengadakan safety leader meeting tiap
bulannya. Komunikasi juga dilakukan manajemen masing-masing plant dengan mengadakan SHE Meeting selain itu, agar terjadi
sinkronisasi antar kedua plant maka diadakan SHE Joint Meeting. Perusahaan juga menyediakan sarana komunikasi dengan para
kontraktornya yang dilakukan dengan sebutan Contraktor Meeting.
b Partisipasi dan konsultasi Klausul 4.4.3.2 Dalam hal partisipasi perusahaan mewajibkan partisipasi semua
karyawannya dalam mengidentifikasi bahaya kecelakaan dan kebakaran di area kerjanya atau tempat lain dan mengusulkan
bagaimana pengendaliannya terhadap bahaya dan resikonya, selain itu melalui seksi untuk terlibat dalam:
1 Identifikasi
bahaya, penilaian
resiko dan
penetapan pengendalian.
commit to user
2 Proses investigasi insiden
3 Pengembangan dan peninjauan kebijakan serta tujuan K3
4 Konsultasi bila ada perubahan yang berdampak pada K3.
Identifikasi bahaya dilakukan dengan form LKBK dan LKK, untuk dikirim ke seksi SHE untuk ditindak lanjuti risk
assessmentnya dan dilakukan usulan perbaikan atau konsultasi ke seksi engineering untuk CFT meeting konsultasi ke seksi terkait.
4. Dokumentasi Klausul 4.4.4 OHSAS 18001 mensyaratkan untuk mendokumentasikan semua
elemen-elemen penting dalam SMK3 dan yang berkaitan dengan elemen-elemen tersebut. PT. BSINB telah memiliki sistem
dokumentasi K3 baik manual maupun elektronik yang disebut dengan e-storage. Adapun sistem dokumentasi dari SMK3 di PT.
BSINB sudah sesuai dengan hirarki dokumentasi OHSAS 18001 yang terbagi menjadi 4 level, diantaranya :
a Level I : Manual SMK3 yang berisi tentang SMK3,
kebijakan K3, matrix dokumentasi SMK3, struktur organisasi dan deskripsi kerja.
b Level II : Prosedur K3 yang menetapkan prosedur untuk
mencapai tujuan K3 c Level III
: Standar yang berisi tentang metode, kriteria, dan panduan untuk performa tugas tertentu sesuai
tanggung jawab area yang diberikan
commit to user
d Level IV : Rekaman sebagai bukti bahwa penerapan SMK3
dilaksanakan. 5. Pengendalian Dokumen Klausul 4.4.5
Setiap seksi atau departement pada PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant mengenai pengendalian dokumen dilakukan
melalui prosedur sebagai berikut : a
Manajemen menunjuk seseorang pengendali dokumen sesuai dengan kebutuhan organisasi.
b Technical director menetapkan pedoman dari sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja dokumen level I c
Manajemen representatif menetapkan dokumen level II prosedur sedangkan manajer terkait dapat menetapkan instruksi kerja dan
standar. d
Manajer terkait lainnya bersama SHE manajer menetapkan standar K3 yang diperlukan dokumen level III.
Ruang lingkup sistem pengendalian dokumen ini berlaku diseluruh area kerja PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant.
6. Pengendalian Operasional Klausul 4.4.6 Pada subklausul ini menjelaskan bahwa organisasi harus
menetukan operasi dan kegiatan yang berhubungan dengan bahaya dimana penerapan pengendalian dibutuhkan untuk mengelola resiko
K3. PT. BSINB mengidentifikasi kegiatan-kegiatan dan operasional yang berkaitan dengan hasil HIRA dan manajemen menerapkan
commit to user
pengendalian yang tepat untuk kegiatan perusahaan yang sesuai dengan 5 hirarki kontrol diantaranya eliminasi, substitusi, rekayasa
engineering, pengendalian administratif, dan penggunaan APD. Perusahaan menerapkan pengendalian operasi melalui :
a Cara Kerja Aman Pedoman kerja aman ini dilakukan saat menjalankan suatu
aktivitas seperti: 1
Menjalankan mesin 2
Mengemudikan alat berat 3
Masuk kedalam ruang tertutup 4
Bekerja diketinggian b Prosedur Operasi Aman
Mengoperasikan sesuatu bisa menimbulkan bahaya oleh karena itu, perlunya petunjuk operasi aman dalam menjalankan suatu
sistem peralatan. c Pengadaan dan Pembelian
Pengadaan barang dan jasa ikut andil dalam mendukung K3. berbagai kelemahan dalam proses pengadaan dapat berakibat fatal
sehingga mempengaruhi kinerja K3. d Keselamatan Kontraktor
OHSAS 18001 mensyaratkan organisasi agar mengelola kontraktor dengan baik, mulai dari pemilihan, pelaksanaan,
sampai pemantauan di akhir pekerjaannya. PT. Bridgestone Tire
commit to user
Indonesia Bekasi Plant prosedur pemeriksaan kontraktor sebelum bekerja telah tersedia di bagian purchasing, namun dalam hal ini
belum ada sistem untuk mengelola keselamatan kontraktor serta belum ada persyaratan memilih dan menerima kontraktor.
7. Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Klausul 4.4.7 Mengenai keadaan darurat yang mungkin timbul, yang berasal
dari kondisi sekeliling area kerja perusahaan maka PT. BSINB menetapkan prosedur kerja untuk menangani kondisi darurat yang
mungkin timbul yaitu dengan cara : a
Menetapkan tim-tim penanggulangan keadaan darurat b
Memastikan kompetensi dari tim-tim penanggulangan darurat dengan cara pelatihan atau sarana lain
c Simulasi keadaan darurat yang mungkin muncul
d Evaluasi dari simulasi keadaan darurat
e Evaluasi dari penanganan kondisi darurat yang aktual terjadi
f Menyiapkan hal-hal pendukung penanggulangan keadaan darurat
g Mengkomunikasikan atau melaporkan kepada tim tanggap darurat
atau pimpinan tertinggi saat mengalami keadaan darurat. e. Pemeriksaan Klausul 4.5
1. Pengukuran dan Pemantauan Kinerja Klausul 4.5.1 Klausul ini membahas mengenai pengukuran dan pemantauan
kinerja K3 yang menjelaskan bahwa organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja K3
commit to user
secara berkesinambungan. PT. BSINB telah melakukan pengukuran dan pemantauan terhadap proses pelaksanaan Sistem Manajemen K3
dengan cara : a
Meeting keselamatan dan kesehatan kerja secara periodik b
Inspeksi harian K3, Safety Patrol c
Pengujian peralatan proses dan pendukung oleh internal dan eksternal
d Perhitungan jumlah kecelakaan kerja, sakit penyakit dan insiden
termasuk near miss Safety Performance Report. 2.
Evaluasi dan Kepatuhan Klausul 4.5.2 OHSAS 18001:2007 pada subklausul 4.5.2 tentang Evaluasi dan
kepatuhan, mengharuskan
organisasi untuk
menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur secara periodik dievaluasi
pemenuhan persyaratan
peraturan perundang-undangan
dan memelihara hasil rekaman evaluasi kepatuhan. PT. BSINB
menetapkan prosedur
pemenuhan perundang-undangan
dan persyaratan lainnya. Hal ini dibuktikan dengan:
a Adanya prosedur identifikasi pemenuhan peraturan dan
persyaratan lain dengan menggunakan form identifikasi pemenuhan peraturan dan persyaratan lain.
b Memelihara daftar rekaman dengan menggunakan master list
rekaman memakai form daftar induk rekaman.
commit to user
3. Investigasi Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan Klausul 4.5.3
a Investigasi Insiden Klausul 4.5.3.1 Dalam klausul ini membahas mengenai menetapkan, menerapkan,
dan memelihara suatu prosedur untuk mencatat, menyelidiki, dan menganalisa insiden. PT. BSINB telah membuktikan dengan :
1 Adanya formulir laporan pendahuluan insiden yaitu berupa
form laporan sementara untuk kecelakaaan kerja, lalu lintas, dan kebakaran.
2 Safety Report yaitu data kebakaran, data kecelakaan kerja, dan
data kecelakaan lalu lintas. 3
Membentuk tim investigasi. b Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan Klausul
4.5.3.2 PT. BSINB menerapkan beberapa metode untuk mengidentifikasi
ketidaksesuaian diantaranya : 1
Safety Patrol 2
Laporan Investigasi Insiden 3
Audit dan Inspeksi 4
Metode lain yang disetujui manajemen. Untuk pelaporan ketidaksesuaiann dilakukan secara jelas dengan
menggunakan form laporan ketidaksesuaian yang diserahkan pada SHE
manager untuk
melakukan verifikasi
laporan
commit to user
ketidaksesuaian yang diterima valid atau tidak. Setelah dinyatakan valid maka perlu dilakukan tindakan perbaikan dan
pencegahan. Hasil perbaikan dan pencegahan dilaporkan kepada manajemen representative untuk di evaluasi keefektifannya.
4. Pengendalian Catatan Klausul 4.5.4 Rekaman atau catatan mengenai SMK3 di PT. BSINB meliputi :
a Peraturan
perundang-undangan, termasuk
sertifikasi alat,
sertifikasi operator, ijin dan lisensi. b
Hasil identifikasi bahaya dan pengendalian resiko. c
Rekaman atau catatan hasil pelatihan. d
Laporan pemeriksaan. e
Catatan kalibrasi. f
Hasil pemantauan. g
Laporan penyimpangan, tindakan perbaikan dan pencegahan h
Informasi dari pihak luar. i
Hasil internal audit. j
Dokumentasi tinjauan manajemen. Setiap seksi atau departemen memelihara daftar dari rekaman untuk
berbagai aktifitas dengan menggunakan master list rekaman berupa form daftar induk rekaman. Mengenai pemusnahan rekaman
perusahaan melakukan pemusnahan setelah masa penyimpanan pada daftar induk rekaman telah tercapai melalui:
commit to user
1 Pengajuan permintaan pemusnahan rekaman melalui form
pemusnahan dokumen dan rekaman. 2
Penghancuran dilakukan
melalui proses
pembakaran, penghancuran dengan paper shredder.
5. Internal Audit klausul 4.5.5 Internal audit di PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant telah
dilaksanakan secara berkala yaitu setahun sekali. Tim audit internal dari perusahaan telah diberikan pelatihan internal audit dan lulus dari
pelatihan internal audit sesuai standart ISO 19011:2002. Adapun metode yang digunakan saat melakukan internal audit yaitu :
a wawancara langsung dengan auditee
b verifikasi dokumen
c observasi lapangan.
f. Management Review Klausul 4.6 Management Review di PT. BSINB dilakukan setelah pelaksanaan audit
internal K3 yang ditetapkan oleh manajemen representative yaitu minimal setahun sekali. Adapun hal-hal yang menjelaskan hasil dari
Management Review diantaranya : 1.
Kinerja K3 2.
Status penyelidikan insiden dan ketidaksesuaian 3.
Perubahan yang terjadi berkaitan SMK3 4.
Saran-saran dan rekomendasi.
commit to user
B. Pembahasan