commit to user
15
2. Elemen dasar fotografi
Sebelum memotret seorang fotografer harus cukup bekal dalam teknis memotret. Elemen – elemen dasar fotografi sebagagi berikut :
a. Aperture Diafragma
Untuk menambah atau mengurangi cahaya yang melewati lensa, dapat mengatur ukuran bukaan lensa aperture. Sistem kerja bukaan lensa
mirip sekali dengan bukaan pada retina mata manusia atau disebut iris. Bukaan lensa pada sistem kamera terdiri dari beberapa metal tipis yang
saling ditumpuk hingga memebentuk bukaan yang dapat diatur ukurannya. Bukaan lubang cahaya tersebut dapat merapat maupun
melebar dengan ukuran diameter tertentu. Saat lubang dibuka lebar- lebar, cahaya akan lebih banyak masuk ke dalam kamera. Demikian
sebaliknya, jika bukaan lensa itu dikecilkan, maka cahaya yang masuk akan semakin sedikit. Saat melihat objek melalui viewfinder pada
kamera SLR, aperture pada lensa akan terbuka secara penuh sehingga image objek akan mudah terlihat dan diatur fokusnya, baik oleh sistem
kamera maupun secara manual oleh penggunanya. Pengaturan bukaan lensa atau aperture stop itu akan dikombinasikan dengan kecepatan
rana atau shutter speed agar menghasilkan tingkat penyinaran yang tepat untuk mencapai sensor kanera.
b. Shutter Shutter speed
Shutter atau shutter speed digunakan untuk mengatur durasi sinar yang mengenai sensor setelah melalui lensa yang intensitas sinarnya telah
commit to user
16 diatur dengan menggunakan bukaan diafragma. Bukaan diafragma atau
aperture akan menghasilkan depth of field objek, sedangkan shutter akan menghasilkan efek gerak atau menangkap pergerakan objek yang
terekam di sensor. Tidak seperti pada aperture yang selalu ada dalam keadaan terbuka, shutter selalu dalam keadaan tertutup. Setiap
tingkatan kecepatan shutter disebut step. Sebagai contoh, jika shutter speed diposisikan pada angka 2, atau 12, berarti ada 2 step. Sebagai
tambahan, terdapat shutter indikator yang berupa huruf, biasanya T, B, atau X.
a. T
Time Tirai depan akan terbuka saat tombol shutter ditekan dan akan tetap
terbuka meskipun tombol shutter dibiarkan lepas. Saat menekan kembali shutter kedua, tirai kedua akan menutup shutter. Teknik
tersebut digunakan dalam pencahayaan yang membutuhkan waktu hingga beberapa menit.
b. B
Bulb Shutter akan tetap terbuka saat tombol shutter ditekan. Saat tombol
shutter dilepaskan, shutter akan tertutup kembali. Fitur tersebut juga digunakan dalam teknik pencahayaan yang lama meskipun
hanya beberapa detik saja.
commit to user
17 c.
X Sinkronisasi lampu kilat X merupakan kecepatan shutter optimal saat menggunakan lampu
kilat flash. Sinkronisasi maksimal shutter speed itu bervariasi tergantung pada mekanisme shutter dari setiap kamera.
Kecepatan shutter yang rendah memungkinkan sensor kamera digital disinari dengan waktu yang lama. Jika sensor terkena sinar
dengan jumlah yang banyak, maka kecerahan gambar akan semakin bertambah pula. Sifat seperti itu memungkinkan pengambilan gambar
dengan keadaan lingkungan yang gelap seperti malam dapat dilakukan dengan cara melambatkan shutter speed. Pengambilan gambar dapat
dilakukan dengan keadaan lingkungan yang minim cahaya, atau dengan terpaksa menggunakan lampu kilat. Tentu saja lampu kilat
tidak akan menangkap warna-warna lampu alami pada malam hari. Ada bebereapa kondisi yang menjadi syarat untuk melakukan
pengambilan gambar di malam hari, yaitu objek yang tentunya dalam keadaan diam, tidak bergerak. Kamera harus dalam keadaan yang
stabil dan diam sehingga penggunaan penopang atau monopodtripod memang disarankan. Terakhir, dapat menggunakan fungsi self-timer
atau remote untuk menekan tombol shutter.
c. ISOASA
Adalah tingkat sensitifitas medium dalam menerima cahaya. Semakin
commit to user
18 tinggi nilainya, maka akan semakin tingkat sensitifitasnya. Artinya,
apabila kita merubah nilai ISO atau ASA ini menjadi lebih tinggi, sedangkan aperture dan speednya tidak diubah, maka medium akan
menerima cahaya lebih banyak. ISO adalah tingkat sensitifitas sensor medium, sedangkan ASA adalah tingkat sensitifitas film medium,
jadi perbedaannya hanya dimediumnya saja. Tapi logikanya sama. Kecuali efek sampingnya. Dimana apabila menggunakan film ASA
tinggi, maka gambar akan terlihat grainy berbentuk titik kecil namun banyak. Sedangkan penggunaan ISO tinggi akan menghasilkan noise
seperti bentuk cacing namun banyak. Nilai ISO pada kamera pada
umumnya adalah 100,200,400,800,1600,3200 . Kamera DSLR profesional , NIKON D3 , bahkan mampu mencapai ISO hingga
6400,12800 dan 25600 dengan noise yang sangat rendah . Seiring perkembangan teknologi jangan heran kalau beberapa tahun kedepan
sensor digital akan lebih baik , mampu mendukung ISO tinggi tapi dengan noise minimal
.
3. Aspek Teknis Fotografi