Latar Belakang Perusahaan DESKRIPSI LEMBAGA

commit to user 32

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA

A. Latar Belakang Perusahaan

Surat Kabar Suara Merdeka pertama kali terbit pada tanggal 11 Februari 1950 di Semarang. Ketika itu masih suasana kemerdekaan. Sehingga kelahiran Suara Merdeka juga didasari dengan semangat perjuangan. Surat Kabar Suara Merdeka pada awalnya diberi nama ”Mimbar Merdeka”. Karena jumlah hurufnya tiga belas 13 yang dipercayai sebagai angka pembawa sial, maka kemudian nama itu tudak jadi di pakai. H. Hetami selaku pendiri surat kabar ini memerintahkan untuk mencari nama lain, namun tetap menggunakan kata “Merdeka”. Akhirnya dipilih nama “Suara Merdeka “ dengan jumlah huruf genap yaitu dua belas 12 huruf. H. Hetami yang pada saat itu bertindak sebagai pemimpin umum dan sekaligus pemimpin redaksi. H. Hetami adalah putera dari pengusaha batik di Surakarta. Dia mengenal dunia persuratkabaran sejak masih menjadi Mahasiswa. Dia aktif menulis dan pernah menjadi pengasuh majalah kampus yang bernama “Recht Hogeschool” Fakultas Hukum pada zaman Belanda di Jakarta dan beberaoa media lainya. Pada awal berdirinya Surat Kabar Suara Merdeka. H. Hetami hanya bermodal dua mesin ketik dan dua meja tulis yang ditangani oleh HR. Wahyoedi dan Moch. Soelaiman, serta tiga tenaga tata usaha. Tempat percetakannya masih menumpang pada surat kabar “De Locomotif”, yang commit to user 33 berada di jalan Kepodang Semarang. Pada saat itu Surat Kabar Suara Merdeka terbit pada sore hari, dengan jumlah empat halaman dan oplahnya baru 5000 eksemplar. Meskipun terbit dengan kondisi terbatas, ada satu prestasi tersendiri bagi Surat Kabar Suara Merdeka yang mendapat Kehormatan dan Kepercayaan dari bagian kesejahteraan Terr-IV sekarang Kodam IV Diponegoro yaitu adanya kepercayaan sebagai satu-satunya harian di Jawa Tengah yang diambil langganan secara kolektif. Jumlah yang diambil adalah 15 dari jumlah oplah keseluruhan yaitu 1000 eksemplar. Perkembangan Suara Merdeka tidak berjalan mulus begitu saja. Hambatan pertama dialami Surat Kabar Suara Merdeka adalah adanya pukulan di bidang moneter dengan adanya peristiwa “gunting Syafrudin” yang memotong nilai mata uang menjadi setengahnya. Pemotongan ini dalam arti yang sebenarnya pada saat itu. Hambatan yang lain adalah pemogokan dipercetakan “De Locomotif”. Sehingga penerbitan Surat Kabar Suara Merdeka terhenti selama satu bulan. Untuk mengatasi masalah itu selama sebulan berikutnya Surat Kabar Suara Merdeka melakukan percetakan di Yogyakarta. Kemajuan yang mulai dicapai Surat Kabar Suara Merdeka pada saat bergabungnya beberapa tenaga redaksi seperti Soewarno, SH, Mochtar Hidayat, Drs. Soetrisno, Tjan Thwan Soen, Soejono Said, L. Poejisriono, Hanapi, Moelyono, Soehadi, dan H. Amir A.R di bagian tata usaha. Waktu terbit Surat Kabar Suara Merdeka juga berubah yang semula terbit sore hari menjadi pagi hari dari harian sore menjadi harian pagi. commit to user 34 Perubahan ini terjadi pada tahun 1956. Pada tahun yang sama Suara Merdeka menambah terbitan edisi khusus “Minggu Ini” sekarang Cempaka Minggu Ini, peningkatan oplah pun mulai dirasakan oleh perusahaan pers ini. Hal yang membanggakan, yaitu pada tahun 1960 Surat Kabar Suara Merdeka mencapai oplah puluhan ribu eksemplar, sehingga menyandang gelar Koran terbesar di Jawa Tengah. Seiring dengan peningkatan yang cukup pesat ini Surat Kabar Suara Merdeka telah memiliki percetakan sendiri yang di beri nama percetakan “Semarang” dan menggunakan mesin duplek dan sejumlah mesin penyusun huruf inter type dan lino type. Pada tanggal 28 Mei 1976, Surat Kabar Suara Merdeka mendapat ijin terbit di nomor 377DPHN1976. Dua tahun kemudian H. Hetami digantikan Ir. Budi Santoso sebagai pengelola baru hingga sekarang. Di bawah kepemimpinan Ir. Budi Santoso perombakan nampak terlihat. Semua perangkat penyusun huruf, lay out, dan semua unsur media pra cetak mengalami penyesuaian. Mesin Duplek diganti officer Pucer. Dengan kata lain Surat Kabar Suara Merdeka memulai babak baru dalam cetak offset. Langkah awal ini sebagai awal pertumbuhan dan perkembangan Surat Kabar Suara Merdeka hingga saat ini, dimana Surat Kabar Suara Merdeka kemudian tumbuh menjadi salah satu media cetak daerah yang memiliki sirkulasi terbesar di tanah air. Pada tahun 1991 oplah Surat Kabar Suara Merdeka sudah melebihi 175.000 eksemplar per harinya, hal ini merupakan potensi bagi Surat Kabar commit to user 35 Suara Merdeka untuk semankin memperluas pangsa pasarnya. Dari oplah yang telah mencapai ratusan ribu tersebut, didistribusikannya kepada para pembacanya di daerah Jawa Tengah dan DIY sebanyak 80 ke dua daerah tersebut dianggap potensial sebagai daerah pemasaran Surat Kabar Suara Merdeka. Sedangkan 20 sisanya ditujukan bagi pembaca di luar kedua daerah tersebut. Kantor perwakilan Suara Merdeka Surakarta pada awalnya terletak di Jalan Ronggowarsito No. 78 Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjar sari, Surakarta. Kantor perwakilan Suara Merdeka Surakarta secara resmi dibuka oleh almarhum H. Hetami. Kemudian pada tanggal 19 November 2008 Kantor perwakilan Suara Merdeka pindah di Jalan Dr. Wahidin No. 19 Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Pindahnya kantor ini dikarenakan kantor yang lama bertempat di rumah saudara almarhum H. Hetami selain itu pindahnya kantor Suara Merdeka karena di tempat yang baru lebih strategis. Salah satu alasan mengapa didirikan Kantor perwakilan Suara Merdeka di Surakarta, karena kota Surakarta merupakan pasar keuntungan kedua setelah Kota Semarang, karena kota Surakarta mempunyai nilai history yaitu kota kelahiran almarhum H. Hetami. Didirikanya suatu kantor cabang perwakilan bagi sebuah perusahaan merupakan langkah maju untuk lebih menunjukan suatu tingkat kredibilitas perusahaan tersebut, juga bisa sebagai langkah pengembangan sayap yang lebih luas bagi perusahaan agar semakin maju dan besar. commit to user 36 Perluasan pengembangan sayap bagi perusahaan bisa dimulai dengan mendirikan kantor cabang perwakilan, itu dapat menunjukan bahwa perusahaan ingin menggali potensi yang ada di suatu daerah guna meningkatkan keuntungan dan produksi perusahaan. Demikian pula yang sedang dilakukan perusahaan Harian Umum Suara Merdeka ini. Karena melihat adanya potensi yang cukup besar dari masyarakat pembaca di Surakarta, maka pemasaran perusahaan perlu ditingkatkan agar dapat bersaing. Untuk mendukung hal itu maka diperlukan sarana dan prasarana yang cukup memadai. Oleh karena itu perusahaan memberikan tugas dan wewenang kepada kantor cabang perwakilan di daerah. Agar dapat mengembangkan dan menggali potensi di daerahnya masing-masing yang dapat menunjang perkembangan perusahaan secara keseluruhan.

B. Visi Dan Misi Suara Merdeka