ADI CAHYONO D 1308080

(1)

commit to user

I

PERAN FOTOGRAFI

DALAM MENUNJANG PEMBERITAAN DI HARIAN SUARA MERDEKA BIRO SOLO

Disusun Oleh:

Nama : ADI CAHYONO NIM : D 1308080

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya bidang Komunikasi Terapan

PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user


(3)

commit to user


(4)

commit to user

IV

Motto

Sesungguhnya ada kesulitan itu ada juga kemudahan, maka apabila kamu telah seleseai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmu-lah hendak-Nya kamu berharap (Q.S Allam Nasryah 6-7)

“Kemenangan yang seindah – indahnya dan sesukar – sukarnya yang boleh

direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri.

(Ibu Kartini )

Tiada doa yg lebih indah selain doa agar skripsi ini cepat selesai” “Kuolah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea, kubingkai dalam

bab sejumlah lima, jadilah mahakarya, gelar sarjana kuterima, orangtua,calon istri/suami dan calon mertua pun bahagia” “Wisuda setelah 14 semester adalah kesuksesan yang tertunda”

“Lebih baik terlambat daripada tidak wisuda sama sekali”

“Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya


(5)

commit to user

V

Persembahan

Untuk Sang Pencipta Allah SWT Untuk Nabi ku Muhammad SAW Untuk yang telah merawatku Ayah dan Ibu

Untuk para Saudara ku dan Sahabat ku Untuk Teman-teman Advertising 2008


(6)

commit to user

VI

Kata Pengantar

Syukur, alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala yang telah penulis dapatkan, rahmat, kesempatan, ridho, dan anugerah, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Media dengan tepat waktu. Laporan kuliah kerja media ini untuk memperoleh gelar profesi Ahli Madya (A. Md) di bidang komunikasi terapan pada program Diploma III jurusan Periklanan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan sebuah bentuk tanggung jawab penulis yang telah melakukan Kuliah Kerja Media di Harian Suara Merdeka.

Adapun judul yang kami pilih dalam laporan kerja media ini adalah

PERAN FOTOGRAFI DALAM MENUNJANG PEMBERITAAN DI HARIAN SUARA MERDEKA BIRO SOLO

Judul ini kami fokuskan pada bidang kerja penulis ketika melaksanakan Kuliah Kerja Media di Harian Suara Merdeka, adapun pelaksanaan Kuliah Kerja Media dilakukan selama 1 bulan dari tanggal 11 April 2011 sampai dengan 1 Mei 2012 di Harian Suara Merdeka, Surakarta.


(7)

commit to user

VII

Keberhasilan penulis dalam penyusunan laporan Kuliah Kerja Media juga atas bantuan, petunjuk, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

2. Prof. Drs. Pawito, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Aryanto Budhy S, M.Si selaku Ketua Program D III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Haryanto, M. Lib selaku Dosen Penguji.

5. Diah Kusumawati, S.Sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing. 6. Drs, Nuryanto, M.Si Selaku Pembimbing Akademik. 7. Ayah dan Ibu yang telah Merawatku.

8. Kakak Perempuanku

9. Budi Santoso, M.Si Selaku Pimpinan Redaksi Harian Suara Merdeka Solo 10.Para Teman-teman Advertising 2008

11.Sahabat-sahabat ku


(8)

commit to user

VIII

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik serta saran agar bisa

menjadikan pelajaran yang baik bagi penulis.

Akhirnya, penulis berharap semoga laporan Kuliah Kerja Media ini dapat bermanfaat buat kita semua.

Surakarta, 2012

Adi Cahyono Penulis


(9)

commit to user

IX DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Persetujuan ... ii

Pengesahan ... iii

Motto ... iv

Persembahan ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penulisan ... 2

C. Manfaat Penulisan ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Komunikasi dan Jurnalistik ... 5

B. Fotografi ... 12

C. Fotografi Jurnalistik ... 24

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA ... 32

A. Latar Belakang Perusahaan ... 32

B. Visi dan Misi Suara Merdeka ... 37

C. Struktur Organisasi Suara Merdeka ... 38

D. Proses Produks ... 46


(10)

commit to user

X

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG ... 52

A. Pelaksanaan Magang ... 52

B. Aktifitas Selama Pelaksanaan KKM 2011 ... 53

BAB V PENUTUP ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran – saran ... 61

Daftar Pustaka ... 63 Lampiran


(11)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di masa sekarang, media massa baik cetak maupun elektronik makin bersaing dalam mencapai khalayaknya serta berebut dalam menyampaikan informasi. Surat kabar sebagai media cetak, dinilai memiliki kekuatan untuk mempengaruhi opini khalayak dan mampu menjadi wahana informasi bagi khalayak luas. Oleh karena itu penting bagi media cetak untuk menentukan strategi dan perencanaan komunikasi guna mengantisipasi perkembangan informasi yang semakin maju. Kini informasi bukan lagi suatu kebutuhan, namun sudah menjasi komoditas bagi masyarakat luas, maka dari itu diperlukan sikap kritis dari masyarakat terhadap informasi yang begitu melimpah sehingga bisa memilah antara informasi yang positif dan negatif.

Dalam suatu surat kabar, fotografi merupakan salah satu penguat suatu iklan di media cetak agar menarik. Oleh karena itu fotografi sangat penting bagi berlangsungnya pemasaran dari surat kabar itu sendiri.

Fotografi biasanya menjadi salah satu hal yang penting dalam kegiatan pemberitaan. Hal tersebut benar adanya karena fotografi mempertegas berita yang ada di suatu surat kabar. Apabila suatu berita hanya sekedar tulisan yang disusun, tanpa adanya tambahan typografi foto akan membuat berita itu kurang menarik.


(12)

commit to user

2 B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulis membuat laporan ini adalah untuk mengetahui dan mengerti tentang fotografi dalam jurnalistik atau pemberitaan di media massa, selain itu ada tujuan lain yaitu :

1. Mempelajari praktek perencanaan dan pelaksanaan kerja dalam dunia yaitu Fotografi Jurnalistik

2. Memperoleh pengalaman baru dan memperluas wawasan serta pengetahuan baru dalam dunia yaitu Fotografi Jurnalistik

3. Mengetahui dan memahami proses kerja Fotografi

4. Melatih menjadi seorang pekerja profesional dan dapat bekerja maksimal sesuai dengan keahliannya.

5. Mempraktekkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang di dapat selama perkuliahan.

6. Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar professional Ahli Madya (A. Md) di bidang komunikasi terapan FISIP UNS SURAKARTA.

C. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Bagi Wacana Keilmuan

Menambah pengetahuan bagi mahasiswa periklanan mengenai peran fotografi dalam suatu perusahaan surat kabar.

2. Manfaat Bagi Penulis

- Membuat penulis lebih memahami tentang teknik-teknik, manfaat, dan tujuan fotografi dalam pemberitaan di surat kabar.


(13)

commit to user

3

- Membuat penulis mengetahui tentang peran dan tugas seorang fotografer sebagai ujung tombak bagi perusahaan dan dalam menunjang kegiatan jurnalistik.

3. Manfaat Bagi Masyarakat

Menambah pengetahuan mengenai proses kegiatan fotografi dalam surat kabar.

4. Bagi Lembaga Pendidikan

KKM yang dilakukan oleh mahasiswa ini merupakan salah satu cara evaluasi pencapaian teori baik secara lisan maupun praktek yang telah dikuasai oleh mahasiswa selama pendidikan di kampus selain itu dengan KKM ini akan menjadi suatu kebanggan tersendiri, dikarenakan para didikannya mampu memberikan kontribusi melalui ide-ide dan kreatifitas bagi perusahaan yang ditempati. Sehingga adanya KKM itulah, instansi pendidikan merasa tidak sia-sia telah memberikan ilmu kepada mahasiswa, karena satu hal yang pasti yaitu tuntunan yang harus dimiliki oleh mahasiswa yang merupakan salah satu kunci pokok berhasilnya suatu akademi, yaitu tanggung jawab, kerja keras, dan juga dedikasi yang tinggi. 5. Bagi Perusahaan

Dengan adanya KKM, perusahaan tentunya juga mempunyai keuntungan yaitu akan mendapatkan ide-ide yang segar dan baru dari desain mahasiswa yang melaksanakan KKM, juga perusahaan bisa memperoleh sumber daya manusia yang terdidik untuk dilibatkan dalam proses kerja, saling bekerja sama dan bertukar pandangan (brainstorming)


(14)

commit to user

4

dalam suatu perencanaan media yang akan dikerjakan sehingga menguntungkan kedua belah pihak yang mengakibatkan adanya kemajuan bersama dalam perusahaan tersebut.


(15)

commit to user

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Komunikasi dan Jurnalistik

Sebelum masuk pada pembahasan tentang jurnalistik, saya akan menjelaskan tentang komunikasi. Dimana komunikasi merupakan salah satu unsur di dalam jurnalistik. Karena sama dengan prinsip komunikasi yang memiliki komunikator, pesan dan komunikan sebagai syarat terjadinya komunikasi, jurnalistik juga harus memiliki unsur-unsur tersebut, yaitu adanya jurnalis / wartawan (komunikator) dan informasi sebagai produknya (pesan) kepada target audience / konsumen (komunikan).

Banyak sekali definisi tentang komunikasi oleh para ahli yang sebenarnya memiliki arti yang hampir sama, tetapi diungkapkan dengan bahasa yang berbeda menurut gaya dan disiplin ilmu mereka masing-masing. Seperti dinyatakan Kathrine Miller bahwa “terdapat begitu banyak konseptualisasi mengenai komunikasi, dan konseptualisasi ini telah mengalami banyak perubahan dalam tahun-tahun terakhir ini” (Katherine Miller, 2005 : 3).

Beberapa kutipan tentang definisi komunikasi dari para ahli akan saya kemukakan, antara lain seperti “Komunikasi (communication) adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka” (Richard West & Lynn H. Turner, 2008 : 5) atau juga bahwa “Komunikasi


(16)

commit to user

6

adalah proses di mana pemikiran dan pemahaman disampaikan antarindividu atau antara organisasi dengan individu” (Terence A. Shimp, 2003 : 4).

Dari dua definisi yang saya paparkan diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa komunikasi merupakan sebuah proses interaksi yang terjadi di dalam lingkungan sosial yang melibatkan manusia sebagai pelakunya.

Namun agar lebih memudahkan kita untuk memahami istilah komunikasi, berdasarkan definisi komunikasi yang dikemukakan oleh Richard West & Lynn H. Turner, kita dapat mengambil beberapa kata kunci, yaitu : sosial, proses, simbol, makna, dan lingkungan. Berdasarkan kaitannya dengan komunikasi, Richard West & Lynn H. Turner telah memberikan penjelasan untuk setiap kata kunci yang terdapat di dalam definisinya tentang komunikasi. Sosial dijelaskan sebagai “suatu konsep bahwa manusia dan interaksi adalah bagian dari proses komunikasi”. Kemudian juga proses dijelaskan sebagai “suatu kejadian yang berkesinambungan, dinamis dan tidak memiliki akhir” (Richard West & Lynn H. Turner, 2008 : 6). Kata kunci selanjutnya yang kita ambil ialah simbol yang diartikan “sebuah label arbitrer atau representasi dari fenomena”. Kemudian kata makna diartikan sebagai “sesuatu yang diambil orang dari suatu pesan. Dalam episode-episode komunikasi, pesan dapat memiliki lebih dari satu makna dan bahkan berlapis-lapis makna” (Richard West & Lynn H. Turner, 2008 : 7). Kemudian yang terakhir ialah lingkungan yang dijelaskan sebagai “situasi atau konteks di mana komunikasi terjadi” (Richard West & Lynn H. Turner, 2008 : 8).


(17)

commit to user

7

Setelah definisi-definisi tentang komunikasi, saya akan memberi sedikit gambaran terjadinya proses komunikasi. Mari kita lihat gambar Model Komunikasi oleh Harold Lasswell berikut ini:

Gambar 2.1 Model Komunikasi Harold Lasswell

Gambar di atas menjelaskan tentang proses komunikasi yang terjadi melalui beberapa tahap. Tahap pertama ialah “dari siapa” ini berarti siapa yang menjadi subyek komunikasi (komunikator) atau pihak yang ingin menyampaikan pesan.

Kemudian tahap “mengatakan apa” merupakan isi pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator. Selanjutnya tahap “melalui apa” ialah tentang pemilihan media yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan. Selanjutnya “kepada siapa” ialah siapa target audience (komunikan) yang dituju. Selanjutnya sampai pada tahap terakhir yaitu “efek” merupakan rangkaian feedback dari penerima pesan (komunikan) yang secara langsung maupun tidak langsung akan dirasakan oleh pengirim pesan (komunikator). Jika tahapan-tahapan di atas mampu berjalan dengan baik, maka dapat dipastikan bahwa proses komunikasi akan berjalan dengan baik pula.

Setelah sedikit penjelasan tentang komunikasi di atas, sebenarnya sudah sangat terlihat jelas di mana peran komunikasi sangat vital di dalam jurnalistik. Karena komunikasi merupakan elemen penting bagi jurnalistik.


(18)

commit to user

8

Selanjutnya saya akan memberikan gambaran tentang jutnalistik: Jurnalistik selalu diidentikkan dengan wartawan. Wartawan selalu identik dengan berita. Berita selalu disamakan artinya dengan informasi. Bicara tentang jurnalistik berarti bicara tentang informasi.

Meski demikian, hal tersebut tak sepenuhnya benar. Jika jurnalistik hanya disejajarkan dengan informasi saja, maka sesungguhnya kinerja jurnalistik tidaklah maksimal karena informasi saja tidak dapat disebut sebagai karya jurnalistik. Selain itu, sesungguhnya kinerja jurnalistik sangat berkaitan dengan proses penyampaian informasi dari media kepada khalayak.

Menurut Suhandang, jurnalistik adalah seni dan ketrampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari dalam rangka memenuhi kebutuhan nurani khalayak sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat dan perilaku khalayak sesuai kehendak jurnalisnya. Jadi, secara garis besar, dalam proses jurnalistik, ada proses informasi yang disampaikan kepada khalayak melalui media. (Suhandang, Kustadi, 2004 : 21)

Jurnalistik berasal dari kata journal (bahasa Inggris) atau de jour (Perancis) yang berarti catatan sehari-hari. Kedua kata itu sendiri berakar dari kata Acta Diurna yakni sebuah papan pengumuman yang diletakkan di tengah-tengah kota Roma pada masa pemerintahan Julius Caesar. Para bangsawan dan pedagang memiliki budak untuk diperintah membaca informasi yang disampaikan melalui papan pengumuman itu setiap hari.


(19)

commit to user

9

Sejak saat itu, jurnalistik berkembang menjadi profesi. Orang yang menguasai dunia adalah mereka yang menguasai informasi.

Secara tidak sadar, setiap hari pun kita melakukan kegiatan jurnalistik. Sebagian besar dari kita memiliki accoount pada Facebook maupun Twitter, juga beberapa media sosial lain seperti Plurk, Kaskus dan sebagainya. Tak jarang kita menuliskan ’apa yang ada dalam pikiran kita’ maupun ’apa yang terjadi’ pada dinding media sosial tersebut. Dengan menuliskan apa yang ada dalam pikiran kita maupun apa yang terjadi pada kita, secara tidak langsung kita sudah melaporkan sebuah informasi kepada orang-orang yang dapat melihat dinding kita.

Beberapa bentuk komunikasi meliputi: Komunikasi Interpersonal, Komunikasi Organisasi serta Komunikasi Massa. Selain itu, ada juga Komunikasi Intrapersona dan Komunikasi Publik. Jurnalistik termasuk di dalam ranah komunikasi massa, karena komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan media massa sebagai sarana penyampaian informasi. Di sisi lain, jurnalistik menggunakan media massa sebagai saluran untuk penyampaian informasinya.

Yang dimaksud dengan media massa bisa dibagi menjadi media cetak, media online dan media elektronik (televisi dan radio). Media massa lainnya bisa berupa buku maupun film. Proses atau kinerja jurnalistik berada pada media cetak, media online maupun media elektronik.

Orang yang bekerja di bidang jurnalistik disebut jurnalis. Ada juga yang menyebutnya sebagai wartawan atau reporter. Mereka yang bekerja


(20)

commit to user

10

sebagai jurnalis memiliki beberapa karakteristik mendasar. Tidak semua orang bisa menjadi jurnalis apalagi menjadi jurnalis yang handal. Ilmu jurnalistik merupakan bagian dari ilmu komunikasi dan ilmu jurnalistik merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial manusia saat ini.

Ciri-ciri seorang jurnalis: a) Memiliki rasa ingin tahu

Ini syarat mutlak seorang jurnalis. Tanpa rasa ingin tahu, mustahil seorang jurnalis akan mendapatkan peristiwa yang menarik. Seorang jurnalis diperintahkan untuk meliput sebuah pertunjukan opera. Tiba di gedung pertunjukan, ternyata pertunjukan dibatalkan lantaran sang penyanyi opera ditemukan meninggal dunia. Jurnalis ini pulang karena merasa tidak ada hal yang perlu diberitakan. Padahal, jurnalis seharusnya mencari tahu penyebab kematian penyanyi opera tersebut untuk menggantikan berita tentang pertunjukan opera.

b) Skeptis

Keraguan sepatutnya menjadi hal yang sangat penting bagi jurnalis. Sangat berbahaya jika jurnalis tidak ragu-ragu ketika mendapat sebuah informasi. Banyak informasi keliru yang kemudian disampaikan kepada masyarakat yang berakibat pada tidak dipercayanya sebuah media. c) Keyakinan kebenaran bersifat sementara

Kebenaran tidak bersifat mutlak karena peristiwa terus bergulir. Selalu ada fakta terbaru terkait dengan peristiwa yang terjadi. Karena,


(21)

commit to user

11

seorang jurnalis tidak pernah boleh berhenti mencari tahu hal-hal yang terbaru terkait sebuah peristiwa.

Menjadi wartawan atau jurnalis adalah hal yang menarik. mencari dan mengumpulkan berita bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan tapi hal itu membuat jurnalis dapat lebih berkembang, baik dalam pemikiran maupun dalam pengalaman.

a. Jurnalistis

Yang dimaksud dengan karya jurnalistik adalah produk yang dihasilkan dari kinerja jurnalistik. Secara ringkas, karya jurnalistik dapat disebutkan sebagai karya sebagai hasil dari proses pengamatan ataupun wawancara yang dilakukan di lapangan terhadap sebuah peristiwa. Hasil dari pengamatan maupun wawancara tersebut mengalami proses penulisan serta penyuntingan, kemudian disebarkan melalui media massa. (Ishwara, Luwi. 2005. Kompas : 1)

Karena itu, sebuah karya jurnalistik tidak terlepas dari proses pengumpulan data di lapangan, proses penulisan berita di newsroom, proses penyuntingan berita di newsroom, proses penyampaian berita serta proses analisis berita.

Karya jurnalistik tidak hanya berupa tulisan, melainkan juga gambar, foto maupun video. Dalam pertemuan mendatang, kita akan melihat beberapa ragam tulisan jurnalistik atau karya-karya jurnalistik.


(22)

commit to user

12 b. Arti Foto Dalam Media Cetak

Arti foto dalam sebuah media sangatlah besar, terutama media cetak. Selain membuat media cetak. Selain membuat media cetak tersebut tampak lebih menarik dan tidak membosankan, foto juga dapat membuat pembaca lebih bisa membayangkan apa yang terdapat dalam koran tersebut, apalagi jika disertai dengan layout yang menarik dan caption yang berbobot. Itulah sebabnya mengapa foto sangat dibutuhkan di hampir seluruh artikel dalam koran. Seperti yang dikatakan oleh Ardianto, “Foto-foto yang ditampilkan koran memiliki daya tarik tersendiri, apalagi apabila foto tersebut sifatnya eksklusif (Ardianto,2004: 114)

B. Fotografi

1. Pengertian Fotografi

Dalam kamus bahasa Indonesia pengertian fotografi adalah seni atau proses penghasilan gambar dan cahaya pada film. Pendek kata, penjabaran dari fotografi itu tak lain berarti “menulis atau melukis dengan cahaya”. Tentunya hal tersebut berasal dari arti kata fotografi itu sendiri yaitu berasal dari bahasa Yunani, photos (cahaya) dan graphos yang berarti tulisan.

Melihat pengertian tersebut terlihat ada persamaan antara fotografi dan karya seni lukis atau menggambar. Yang jelas perbedaannya terletak pada media yang digunakannya.

Bila dalam seni lukis yang dipakai gambar dengan menggunakan media warna (cat), kuas dan kanvas. Sedangkan dalam fotografi menggunakan


(23)

commit to user

13

cahaya yang dihasilkan lewat kamera. Tanpa adanya cahaya yang masuk dan terekam di dalam kamera, sebuah karya seni fotografi tidak akan tercipta.

Selain itu, adanya film yang terletak di dalam kamera menjadi media penyimpan cahaya tersebut. Film yang berfungsi untuk merekam gambar tersebut terdiri dari sebuah lapisan tipis. Lapisan itu mengandung emulsi peka di atas dasar yang fleksibel dan transparan. Emulsi mengandung zat perak halida, yaitu suatu senyawa kimia yang peka cahaya yang menjadi gelap jika terekspos oleh cahaya. Ketika film secara selektif terkena cahaya yang cukup maka sebuah gambar tersembunyi akan terbentuk. Tentunya gambar tersebut akan terlihat jika film yang telah digulung ke dalam selongsongnya kemudian dicuci dengan proses khusus.

Aktivitas berkreasi dengan cahaya tersebut tentunya sangat berhubungan dengan pelakunya (subjek) dan objek yang akan direkam. Setiap pemotret mempunyai cara pandang yang berbeda tentang kondisi cuaca, pemandangan alam, tumbuhan, kehidupan hewan serta aktivitas manusia ketika melihatnya di balik lensa kamera. Cara memandang atau persepsi inilah yang kemudian direfleksikan lewat bidikan kamera. Hasilnya sebuah karya foto yang merupakan hasil ide atau konsep dari si pembuat foto.

Andreas Feininger (1955) pernah menyatakan bahwa “kamera hanyalah sebuah alat untuk menghasilkan “karya seni”. Nilai lebih dari karya seni itu dapat tergantung dari orang yang mengoperasikan kamera tersebut.


(24)

commit to user

14

Tampaknya ungkapan Feininger ada benarnya. Bila kamera diumpamakan sebagai gitar, tentunya setiap orang bisa memetik dawai gitar tersebut. Tapi belum tentu mampu memainkan lagu yang indah dan enak didengar. Begitu halnya dengan kamera, setiap orang dapat saja menjeprat-jepret dengan kamera untuk menghasilkan sebuah objek foto. Tapi tidak semua orang yang mampu memotret itu menghasilkan karya imaji yang mengesankan. Sebuah foto yang sarat akan nilai di balik guratan warna dan komposisi gambarnya.

Bila sebuah karya foto adalah hasil kreativitas dari si pemotret, tentu saja ada respon dari orang yang memandangnya. Almarhum Kartono Ryadi, fotografer kawakan di negeri ini pernah berkomentar, bahwa foto yang bagus adalah foto yang mempunyai daya kejut dari yang lain. Pandangan tentang bagaimana nilai foto yang bagus itu juga dikemukakan oleh seorang fotografer professional, Ferry Ardianto.

Menurut Ferry Ardianto foto yang bagus adalah foto yang informatif yang mencakup konteks, konten, dan komposisi (tata letak dan pencahayaan). Maksud Ferry Aridianto, konteks berarti ada hal yang ingin divisualkan dengan jelas, misalnya tentang pemandangan. Di sisi lain, istilah content maksudnya apa yang ingin ditampilkan untuk memenuhi konteks gambar tersebut.


(25)

commit to user

15 2. Elemen dasar fotografi

Sebelum memotret seorang fotografer harus cukup bekal dalam teknis memotret. Elemen – elemen dasar fotografi sebagagi berikut :

a. Aperture / Diafragma

Untuk menambah atau mengurangi cahaya yang melewati lensa, dapat mengatur ukuran bukaan lensa / aperture. Sistem kerja bukaan lensa mirip sekali dengan bukaan pada retina mata manusia atau disebut iris. Bukaan lensa pada sistem kamera terdiri dari beberapa metal tipis yang saling ditumpuk hingga memebentuk bukaan yang dapat diatur ukurannya. Bukaan lubang cahaya tersebut dapat merapat maupun melebar dengan ukuran diameter tertentu. Saat lubang dibuka lebar-lebar, cahaya akan lebih banyak masuk ke dalam kamera. Demikian sebaliknya, jika bukaan lensa itu dikecilkan, maka cahaya yang masuk akan semakin sedikit. Saat melihat objek melalui viewfinder pada kamera SLR, aperture pada lensa akan terbuka secara penuh sehingga image objek akan mudah terlihat dan diatur fokusnya, baik oleh sistem kamera maupun secara manual oleh penggunanya. Pengaturan bukaan lensa atau aperture stop itu akan dikombinasikan dengan kecepatan rana atau shutter speed agar menghasilkan tingkat penyinaran yang tepat untuk mencapai sensor kanera.

b. Shutter / Shutter speed

Shutter atau shutter speed digunakan untuk mengatur durasi sinar yang mengenai sensor setelah melalui lensa yang intensitas sinarnya telah


(26)

commit to user

16

diatur dengan menggunakan bukaan diafragma. Bukaan diafragma atau aperture akan menghasilkan depth of field objek, sedangkan shutter akan menghasilkan efek gerak atau menangkap pergerakan objek yang terekam di sensor. Tidak seperti pada aperture yang selalu ada dalam keadaan terbuka, shutter selalu dalam keadaan tertutup. Setiap tingkatan kecepatan shutter disebut step. Sebagai contoh, jika shutter speed diposisikan pada angka 2, atau 1/2, berarti ada 2 step. Sebagai tambahan, terdapat shutter indikator yang berupa huruf, biasanya T, B, atau X.

a. T (Time)

Tirai depan akan terbuka saat tombol shutter ditekan dan akan tetap terbuka meskipun tombol shutter dibiarkan lepas. Saat menekan kembali shutter kedua, tirai kedua akan menutup shutter. Teknik tersebut digunakan dalam pencahayaan yang membutuhkan waktu hingga beberapa menit.

b. B (Bulb)

Shutter akan tetap terbuka saat tombol shutter ditekan. Saat tombol shutter dilepaskan, shutter akan tertutup kembali. Fitur tersebut juga digunakan dalam teknik pencahayaan yang lama meskipun hanya beberapa detik saja.


(27)

commit to user

17 c. X (Sinkronisasi lampu kilat)

X merupakan kecepatan shutter optimal saat menggunakan lampu kilat (flash). Sinkronisasi maksimal shutter speed itu bervariasi tergantung pada mekanisme shutter dari setiap kamera.

Kecepatan shutter yang rendah memungkinkan sensor kamera digital disinari dengan waktu yang lama. Jika sensor terkena sinar dengan jumlah yang banyak, maka kecerahan gambar akan semakin bertambah pula. Sifat seperti itu memungkinkan pengambilan gambar dengan keadaan lingkungan yang gelap seperti malam dapat dilakukan dengan cara melambatkan shutter speed. Pengambilan gambar dapat dilakukan dengan keadaan lingkungan yang minim cahaya, atau dengan terpaksa menggunakan lampu kilat. Tentu saja lampu kilat tidak akan menangkap warna-warna lampu alami pada malam hari. Ada bebereapa kondisi yang menjadi syarat untuk melakukan pengambilan gambar di malam hari, yaitu objek yang tentunya dalam keadaan diam, tidak bergerak. Kamera harus dalam keadaan yang stabil dan diam sehingga penggunaan penopang atau monopod/tripod memang disarankan. Terakhir, dapat menggunakan fungsi self-timer atau remote untuk menekan tombol shutter.

c. ISO/ASA


(28)

commit to user

18

tinggi nilainya, maka akan semakin tingkat sensitifitasnya. Artinya, apabila kita merubah nilai ISO atau ASA ini menjadi lebih tinggi, sedangkan aperture dan speednya tidak diubah, maka medium akan menerima cahaya lebih banyak. ISO adalah tingkat sensitifitas sensor (medium), sedangkan ASA adalah tingkat sensitifitas film (medium), jadi perbedaannya hanya dimediumnya saja. Tapi logikanya sama. Kecuali efek sampingnya. Dimana apabila menggunakan film ASA tinggi, maka gambar akan terlihat grainy (berbentuk titik kecil namun banyak). Sedangkan penggunaan ISO tinggi akan menghasilkan noise (seperti bentuk cacing namun banyak). Nilai ISO pada kamera pada umumnya adalah 100,200,400,800,1600,3200 . Kamera DSLR profesional , NIKON D3 , bahkan mampu mencapai ISO hingga 6400,12800 dan 25600 dengan noise yang sangat rendah . Seiring perkembangan teknologi jangan heran kalau beberapa tahun kedepan sensor digital akan lebih baik , mampu mendukung ISO tinggi tapi dengan noise minimal.

3. Aspek Teknis Fotografi a. Exposure / Pencahayaan

Inti fotografi adalah pencahayaan, maka itu sangat penting kita memahami hal ini. Ada tiga faktor utama yang menentukan pencahayaan yaitu bukaan (aperture), kecepatan pemantik (shutter speed) dan sensitivitas sensor (ISO).


(29)

commit to user

19

Jenis mode kamera yang bisa dipilih

Berkaitan erat dengan pencahayaan, pertanyaan yang sangat sering saya dapatkan adalah mode kamera apa yang saya harus pakai. Bagi yang memahami prinsip pencahayaan, tentunya lebih cenderung memakai Manual (M), Aperture Priority (A/Av) atau Shutter Priority (S/Tv).

Lalu bagaimana dengan Auto mode, atau Program (P)

mode atau scene modes seperti landscape mode atau portrait mode?

Apakah boleh memakai mode itu? Boleh saja kalau belum memahami

pencahayaan, tapi bila telah memahami, otomatis kita tidak butuh lagi

mode-mode tersebut.

b. Exposur Compensation / Kompensasi

Histogram: Kalau kurva berwarna hitamnya banyak menumpuk di sebelah kanan seperti ilustrasi di atas. Ini menandakan pencahayaannya terlalu berlebihan


(30)

commit to user

20

Masih berkaitan dengan pencahayaan, hal yang perlu

diperhatikan terutama fotografi digital adalah menghindari

pencahayaan berlebih sehingga foto menjadi terlalu terang karena akan

banyak detail yang hilang dan tidak bisa dimunculkan kembali. Untuk

mengecek apakah foto kita terlalu terang, kita bisa lihat di layar LCD

atau histogram.

Selain itu seringkali bila pemandangan di depan kita lebih

banyak warna gelapnya daripada terangnya, kamera sering salah menafsirkan, sehingga foto menjadi lebih terang. Untuk itu, kita bisa mengakalinya dengan mengunakan fungsi kompensasi pencahayaan.

Nilai kompensasi tergantung pemandangan, jenis pengukur

cahaya /metering yang aktif dan jenis kamera. Saran saya coba-coba

saja sampai menemukan pencahayaan yang optimal.

Dalam foto ini, kompensasi pencahayaan diperlukan karena sebagian besar area di dalam foto berwarna gelap. Bila tidak, wajah akan terlalu terang dan jubah akan berwarna abu-abu. Data


(31)

commit to user

21

c. Mencegah Foto Kabur / Goyang

Dua faktor foto kabur atau goyang adalah salah fokus atau

shutter speed kurang tinggi. Untuk masalah auto fokus, jangan

mengandalkan setting automatic focus, tapi pilihlah titik fokus tertentu.

Bila subjek bergerak, maka gunakanlah continuous AF sehingga auto

focus bisa mengikuti subjek.

Untuk memastikan fokusnya benar-benar telah terkunci,

bisa dari suara “beep” atau lihat konfirmasi AF yang biasanya

berbentuk bulatan atau kotak hijau di dalam jendela bidik / viewfinder.

Berkenaan dengan masalah shutter speed, untuk foto subjek

yang bergerak, butuh shutter speed yang cukup tinggi. Contoh:

minimal 1/125 untuk foto orang berjalan. Kalau lebih rendah, foto

akan kabur. Di kondisi cahaya yang kurang baik, triknya adalah

menaikkan nilai ISO, sehingga shutter speed tinggi bisa dicapai.

Foto #2

Keterangan Foto #2: Untuk membekukan foto penari, mengunakan setting AF-C (Nikon) / Ai Servo (Canon) supaya auto fokusnya tetap terkunci pada penari tersebut meski bergerak dengan


(32)

commit to user

22

cepat. Juga mengunakan shutter speed yang cukup tinggi. Saya juga mengunakan kompensasi ekposur untuk mengkompensasikan latar belakang yang hitam pekat. Data Teknis: Aperture priority (Av) mode f/4, 1/200 detik, EC -1 1/3, AF-C, ISO 1250, 70mm.

d. Depth Of Field / Kedalaman Fokus

Kedalaman fokus yang tipis membuat subjek lebih

menonjol dan latar belakang menjadi blur sehingga berkesan artistik.

Dalam foto ini mengunakan bukaan sangat besar, yaitu f/1.4 sehingga depth of field sangat tipis, latar belakang menjadi sangat mulus, bahkan sebagian besar rambut juga udah kabur. Selain itu,

lensa yang saya pakai juga cukup tele. Data Teknis: f/1.4, 85mm, 1/1600 detik ISO 200 e. White Balance


(33)

commit to user

23

Tips terakhir untuk artikel ini adalah menentukan setting

WB / White balance yang tepat dengan kondisi atau hasil yang ingin

dicapai. Memang di setiap kamera biasanya telah ada AWB atau Auto

White Balance, tapi sekali lagi, AWB sering kali tidak menerjemahkan

kondisi lapangan dengan baik atau tidak memahami keinginan kita.

Misalnya bila kondisi cahaya di lapangan mendung, maka

pilihlah WB cloudy (yang bergambar seperti awan). Kalau di bawah

bayangan, pilih Shade dan seterusnya. Kalau di dalam ruangan yang

lampunya kuning, maka pakailah WB tungsten (yang gambarnya

seperti bola lampu).

Bila ingin foto terlihat lebih hangat (kekuningan/jingga),

maka set WB ke cloudy atau shade. Bila ingin foto terlihat lebih dingin

/ kebiruan, maka pilihlah WB tungsten.

Untuk kamera yang canggih, kita bisa mengeset temperatur

warna sendiri dalam derajat Kelvin. Makin rendah makin biru,

makin tinggi makin kekuningan.

f. Komposisi

Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang dan gelap. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto). Dengan komposisi,


(34)

commit to user

24

foto akan tampak lebih menarik dan enak dipandang dengan pengaturan letak dan perbandaingan objek-objek yang mendukung dalam suatu foto. Dengan demikian perlu menata sedemikian rupa agar tujuan dapat tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatu mengejutkan. Dalam komposisi selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian.

C. Fotografi Jurnalistik

1. Pengertian Foto Jurnalistik

Terdapat beberapa pengertian mengenai fotografi jurnalistik yang dikemukakan oleh para ahli fotografi. Menurut Hanapi yang dimaksud dengan fotografi jurnalistik yaitu kegiatan fotografi yang bertujuan merekam jurnal peristiwa-peristiwa yang menyangkut manusia. Wilson Hick dalam bukunya Word and Picture memberi batasan fotografi jurnalistik adalah media komunikasi verbal dan visual yang hadir bersamaan. Sedangkan Soelarko mendefinisikan foto jurnalistik sebagai foto berita atau bisa juga disebut sebagai sebuah berita yang disajikan dalam bentuk foto. Sementara itu Oscar Motuloh, fotografer senior Biro Foto LKBN Antara Jakarta menyebut foto jurnalistik adalah medium sajian untuk menyampaikan baragam bukti visual atas suatu peristiwa pada suatu masyarakt seluas-luasnya, bahkan hingga kerak dibalik peristiwa tersebut, tentu dalam waktu yang sesungkat-singkatnya.


(35)

commit to user

25

Dilihat dari beberapa pengertian yang ada maka foto jurnalistik dapat disebut sebagai suatu sajian dalam bentuk foto akan sebuah peristiwa yang terjadi, di mana peristiea tersebut berkaitan dendan apek kehidupan manusia dan disampaikan guna kepentingan manusia itu sendiri. Kepentingan manusia dalam hal ini berupa kebutuhan akan informasi atau juga beita yang terjadi di seluruh belahan bumi ini.

Syarat umum untuk membuat foto berita dengan baik adalah:

a) Memiliki pengetahuan konspesional / mempersoalkan isi (picture content, news content)

b) Memiliki keterampilan teknis: mempersoalkan penyajian teknis yang matang secara fotografi.

Foto-foto yang dimuat dalam surat kabar memang tidak selalu menggambarkan suatu peristiwa atau berita (newsphoto), melainkan bisa juga bersifat ilustratif, yaitu bisa berdiri sendiri atau menyertai suatu artikel, termasuk di dalamnya adalah foto-foto yang bersifat ‘human interest’ (menarik perhatian dan membangkitkan kesan). Foto-foto yang dimuat dalam surat kabar itu secara ‘salah kaprah’ biasa disebut sebagai foto jurnalistik, artinya foto yang dihasilkan oleh kerja jurnalis (wartawan) di lapangan.

Suatu foto memang tidak bisa melukiskan keterangan-keterangan verbal yang diperoleh wartawan di lapangan, tapi dengan kemampuan visualisasi yang disuguhkan, sebuah foto bisa mengungkapkan pandangan mata yang sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata. Berbeda dengan berita tulis di mana wartawan bisa secara tidak sengaja memasukkan subjektivitas yang


(36)

commit to user

26

bisa memengaruhi opini. Dengan foto akan memperkecil subjektivitas tersebut.Kepada pembaca disuguhkan secara visual apa adanya. Pembaca akan memberi penafsiran terhadap foto tersebut; yang tentu saja satu dengan lainnya bisa berbeda. Maka tidaklah salah ungkapan “one picture is worth one thousand words”

2. Sekilas sejarah Foto Jurnalistik

Sudah sejak lama, setelah media massa cetak yang berbentuk suratkabar muncul, orang memimpikan bagaimana bisa melihat peristiwa/kejadian secara visual lewat lembaran kertas itu. Harapan itu menggebu teruatama setelah fotografi ditemukan tahun 1839 yaitu ketika Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis pada 19 Agustus mengumumkan penemuan alat gambar sinar oleh seniman Louis Jacques Daguerre. Alat temuan Daguerre itu masih sederhana berupa sebuah kotak diberi lensa dan dibelakang diberi plat logam yang sudah dilabur dengan bahan kimia tertentu. Alat itu disebut ‘camera obscura’ atau kamar gelap, yang kemudian secara umum disebut kamera.

Orang pun masih kesulitan memerolah jalan atau cara bagaimana memindahkan gambar yang dibuat oleh kamera Daguerrotype itu ke dalam surat kabar.

Setelah direkayasa maka muncullah jurnalistik foto pertama kali yaitu ketika “The Illustrated London News” untuk pertama kalinya 30 Mei 1842 memuat spotnews atau gambar lukisan (hasil cukilan kayu) yang merupakan reproduksi


(37)

commit to user

27

sebuah foto yang dihasilkan oleh kamera daguerrotype. Gambar tersebut merupakan spotnews atau peristiwa langsung yang menggambarkan saat terjadi pembunuhan (penembakan) dengan pistol atas diri Ratu Victoria di dalam keretanya.

Dalam sejarah tercatat dua wartawan foto perintis yang sangat terkenal, yaitu Roger Fenton (Inggris) yang meliput Perang Krim (1853-1856) dan Mattew Brady (AS) yang meliput American Civil War (perang Abolisi) tahun 1861-1865. Brady membawa peralatan lengkap ke garis depan. Perlenggkapan itu dimuat dalam satu wagon (kereta kuda) sendiri, di mana di dalamnya terdapat laboratorium dan kamar gelapnya.

Karena belum ditemukannya cara membuat nada warna abu-abu atau ’halftones’ dalam surat kabar, maka sampai tahun 1897 gambar yang dimuat masih saja dibuat dari cukilan kayu. Baru 21 januari 1897 koran ”Tribune” New York benar-benar memuat foto di dalamnya. Ini dimungkinkan berkat ditemukan sistem penggunaan titik-titik (dots) yang kita kenal sekarang dengan sebutan ’raster’ untuk membuat nada-nada warna ’halftones’ tadi.

3. Foto Jurnalistik Yang Menarik

Sejak itulah pemuatan gambar di surat kabar menjadi semakin tambah banyak dan mulailah redaksi mempertimbangkan perlunya mangadakan tugas khusus bagi wartawannya hanya untuk pekerjaan memotret saja, artinya hanya mencari gambar melulu. Spesialisasi mulai diberlakukan di dunia persuratkabaran maju. Sesudah ada spesialisasi itu , maka para pakar atau


(38)

commit to user

28

jurnalis mulai memerhatikan apa sebenarnya yang sangat menarik dari sebuah foto yang patut untuk dimuat di surat kabar.

Dari hasil pengamatan mereka, disimpulkan bahwa gambar/foto jurnalistik yang menarik itu harus mempunyai tiga aspek utama : daya tarik visual (eye catching), isi atau arti (meaning) dan daya tarik emosional (impact).

Namanya saja foto berita maka norma-norma atau nilai-nilai yang disandang suatu berita (tulis) yang menarikpun juga dituntut bagi sebuah newsphoto; seperti faktor-faktor yang menambah nilai/bobot foto tersebut, antara lain : sifatnya menarik (interesting), lain dari biasanya (different), satu-satunya (exlusive), peristiwanya dekat dengan pembaca (close to the readers), akibatnya luas, mengandung ketegangan (suspense) dan menyangkut masalah sex, humor, konflik dll.

Dari batasan-batasan foto jurnalistik itulah maka kemudian para jurnalis foto memfokuskan perhatinnya pada hal-hal yang tersirat di dalam kriteria itu. Untuk menjadikan diri sebagai jurnalis foto profesional maka seorang wartawan perlu memerhatikan hal-hal tersebut, disamping mesti memperdalam pengetahuan dan memperbanyak pengalaman. Seorang wartawan foto dituntut tahu benar tentang kamera dan proses fotografi, tahu pula memanfaatkan kesempatan yang baik untuk kameranya serta harus cekatan agar tidak tertinggal oleh peristiwa. Wartawan foto mesti mampu mengkombinasikan kerja mata, otak dan hati dalam tugasnya. Sebagaimana tujuan surat kabar yaitu memberikan kepada pembacanya informasi, edukasi, entertaintment dan (bisa) persuasi, maka bidang cakupan wartawan foto


(39)

commit to user

29

sangatlah tidak terbatas. Apa saja yang bisa memenuhi salah satu saja dari keempat kriteria tersebut dapat disajikan. Jadi dalam hal ini si wartawan-lah yang memegang peranan penting. Ada ungkapan ’the singer is not the song’ atau ’the man behind the gun’. Bukan objek fotonya yang menarik tapi bagaimana kemampuan si wartawan mengungkapkan dalam foto. Bukan kameranya yang hebat, tapi bagaimana kepiawaian sang wartawan foto menghasilkan gambar yang memenuhi banyak kriteria tersebut di atas.

4. Kategori dan Bidang-bidang Foto Jurnalistik

Kategori Foto jurnalistik meliputi :Spot News, Feature, General News, Tokoh, Keseharian, Seni budaya dan Fashion, Alam dan Lingkungan, IPTEK, dan Olahraga.Sedangkan bidang-bidang yan ada dlam foto jurnalistik di antaranya adalah : War Correspondent ( Wartawan Perang ), Wartawan Foto Olah raga, Glamour dan Pin –Up Fotografi, Fashion Fotografer, wartawan Foto Majalah, General Interest.

5. Makna dan Peranan Foto Jurnalistik

Ruang lingkup foto jurnalistik adalah manusia, dan karena itu kehadiran foto jurnalistik memiliki beberapa makna yang berperan dalam kehidupan manusia, diantaranya yaitu : foto jurnalistik sebagai saksi mata, fotografi jurnalistik sebagai lambang, foto jurnalistik sebagai himbauan dan foto jurnalistik sebagai komentar sosial.


(40)

commit to user

30

6. Perbedaan Foto Jurnalistik dengan Foto Dokumentasi

Kehadiran foto jurnalistik tak lain merupakan wujud dan perkembangan foto dokumentasi, oleh karena itu foto dokumentasi merupakan dasar dari foto jurnalistik yang ada pada saat ini. Foto dokumentasi adalah sebutan untuk foto berita dan foto sejarah, karena tujuannya merekam suatu peristiwa untuk disimpan bergantung pada urgensitas peristiwa dan subjek foto yang diabadikan.

Antara foto jurnlistik dengan foto dokumentasi memiliki perbedaan dan batasan yang sangat tipis. Nilai berita pada sebuah foto biasanya terletak pada sejauh mana foto itu dapat menggugah perhatian dari khalayak umum, bukan hanya orang atau kelomppok masyarakatyang bersngkutan. Nilai tersebut bisa disebut sebagai publik interest, maka semakin tinggi nilai beritanya. Foto jurnalsitik memiliki nilai berita yang sangat tinggi karena dapatr menmbiu[ulkan perhatian perasaan bahkan reaksi tertentu pada semua khalyak umum secara luas.

Berbeda pada foto dokumentasi, arti kata dokumentasi mengandung konotasi yang lunak dalam hal nilai beritanya. Selain perbedaan, di antaranya foto jurnalistik dan foto dokumentasi memiliki persamaan yaitu dari segi tujuan foto terserbut. Tujuan kedua foto jurnalistik dan foto dokumentasi merekam suatu peristiwa untuk disimpan sebagai arsip.

Menurut Hermanus Priatna ( Editor Foto di Biro Foto LKBN Antar 0 menyatakan bahwa foto jurnalistik dan foto dokumentasi memiliki perbedaan. Pada foto jurnalistik, peristiwa diabadikan untuk secepat-cepatnya


(41)

commit to user

31

disampaikan kepada khalayak melalui media massa, sedangkan foto dokumentasi mengabadikan peristiwa untuk kepentingan pribadi, misalnya foto-foto untuk keperluan isntansi pemerintah atau individual.


(42)

commit to user

32 BAB III

DESKRIPSI LEMBAGA

A. Latar Belakang Perusahaan

Surat Kabar Suara Merdeka pertama kali terbit pada tanggal 11 Februari 1950 di Semarang. Ketika itu masih suasana kemerdekaan. Sehingga kelahiran Suara Merdeka juga didasari dengan semangat perjuangan.

Surat Kabar Suara Merdeka pada awalnya diberi nama ”Mimbar Merdeka”. Karena jumlah hurufnya tiga belas (13) yang dipercayai sebagai angka pembawa sial, maka kemudian nama itu tudak jadi di pakai. H. Hetami selaku pendiri surat kabar ini memerintahkan untuk mencari nama lain, namun tetap menggunakan kata “Merdeka”. Akhirnya dipilih nama “Suara Merdeka “ dengan jumlah huruf genap yaitu dua belas (12) huruf.

H. Hetami yang pada saat itu bertindak sebagai pemimpin umum dan sekaligus pemimpin redaksi. H. Hetami adalah putera dari pengusaha batik di Surakarta. Dia mengenal dunia persuratkabaran sejak masih menjadi Mahasiswa. Dia aktif menulis dan pernah menjadi pengasuh majalah kampus yang bernama “Recht Hogeschool” (Fakultas Hukum pada zaman Belanda) di Jakarta dan beberaoa media lainya.

Pada awal berdirinya Surat Kabar Suara Merdeka. H. Hetami hanya bermodal dua mesin ketik dan dua meja tulis yang ditangani oleh HR. Wahyoedi dan Moch. Soelaiman, serta tiga tenaga tata usaha. Tempat percetakannya masih menumpang pada surat kabar “De Locomotif”, yang


(43)

commit to user

33

berada di jalan Kepodang Semarang. Pada saat itu Surat Kabar Suara Merdeka terbit pada sore hari, dengan jumlah empat halaman dan oplahnya baru 5000 eksemplar. Meskipun terbit dengan kondisi terbatas, ada satu prestasi tersendiri bagi Surat Kabar Suara Merdeka yang mendapat Kehormatan dan Kepercayaan dari bagian kesejahteraan Terr-IV (sekarang Kodam IV Diponegoro) yaitu adanya kepercayaan sebagai satu-satunya harian di Jawa Tengah yang diambil langganan secara kolektif. Jumlah yang diambil adalah 1/5 dari jumlah oplah keseluruhan yaitu 1000 eksemplar.

Perkembangan Suara Merdeka tidak berjalan mulus begitu saja. Hambatan pertama dialami Surat Kabar Suara Merdeka adalah adanya pukulan di bidang moneter dengan adanya peristiwa “gunting Syafrudin” yang memotong nilai mata uang menjadi setengahnya. Pemotongan ini dalam arti yang sebenarnya pada saat itu. Hambatan yang lain adalah pemogokan dipercetakan “De Locomotif”. Sehingga penerbitan Surat Kabar Suara Merdeka terhenti selama satu bulan. Untuk mengatasi masalah itu selama sebulan berikutnya Surat Kabar Suara Merdeka melakukan percetakan di Yogyakarta.

Kemajuan yang mulai dicapai Surat Kabar Suara Merdeka pada saat bergabungnya beberapa tenaga redaksi seperti Soewarno, SH, Mochtar Hidayat, Drs. Soetrisno, Tjan Thwan Soen, Soejono Said, L. Poejisriono, Hanapi, Moelyono, Soehadi, dan H. Amir A.R di bagian tata usaha.

Waktu terbit Surat Kabar Suara Merdeka juga berubah yang semula terbit sore hari menjadi pagi hari (dari harian sore menjadi harian pagi).


(44)

commit to user

34

Perubahan ini terjadi pada tahun 1956. Pada tahun yang sama Suara Merdeka menambah terbitan edisi khusus “Minggu Ini” (sekarang Cempaka Minggu Ini), peningkatan oplah pun mulai dirasakan oleh perusahaan pers ini. Hal yang membanggakan, yaitu pada tahun 1960 Surat Kabar Suara Merdeka mencapai oplah puluhan ribu eksemplar, sehingga menyandang gelar Koran terbesar di Jawa Tengah.

Seiring dengan peningkatan yang cukup pesat ini Surat Kabar Suara Merdeka telah memiliki percetakan sendiri yang di beri nama percetakan “Semarang” dan menggunakan mesin duplek dan sejumlah mesin penyusun huruf inter type dan lino type.

Pada tanggal 28 Mei 1976, Surat Kabar Suara Merdeka mendapat ijin terbit di nomor 377/DPHN/1976. Dua tahun kemudian H. Hetami digantikan Ir. Budi Santoso sebagai pengelola baru hingga sekarang. Di bawah kepemimpinan Ir. Budi Santoso perombakan nampak terlihat. Semua perangkat penyusun huruf, lay out, dan semua unsur media pra cetak mengalami penyesuaian. Mesin Duplek diganti officer Pucer. Dengan kata lain Surat Kabar Suara Merdeka memulai babak baru dalam cetak offset. Langkah awal ini sebagai awal pertumbuhan dan perkembangan Surat Kabar Suara Merdeka hingga saat ini, dimana Surat Kabar Suara Merdeka kemudian tumbuh menjadi salah satu media cetak daerah yang memiliki sirkulasi terbesar di tanah air.

Pada tahun 1991 oplah Surat Kabar Suara Merdeka sudah melebihi 175.000 eksemplar per harinya, hal ini merupakan potensi bagi Surat Kabar


(45)

commit to user

35

Suara Merdeka untuk semankin memperluas pangsa pasarnya. Dari oplah yang telah mencapai ratusan ribu tersebut, didistribusikannya kepada para pembacanya di daerah Jawa Tengah dan DIY sebanyak 80% ke dua daerah tersebut dianggap potensial sebagai daerah pemasaran Surat Kabar Suara Merdeka. Sedangkan 20% sisanya ditujukan bagi pembaca di luar kedua daerah tersebut.

Kantor perwakilan Suara Merdeka Surakarta pada awalnya terletak di Jalan Ronggowarsito No. 78 Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjar sari, Surakarta. Kantor perwakilan Suara Merdeka Surakarta secara resmi dibuka oleh almarhum H. Hetami. Kemudian pada tanggal 19 November 2008 Kantor perwakilan Suara Merdeka pindah di Jalan Dr. Wahidin No. 19 Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Pindahnya kantor ini dikarenakan kantor yang lama bertempat di rumah saudara almarhum H. Hetami selain itu pindahnya kantor Suara Merdeka karena di tempat yang baru lebih strategis.

Salah satu alasan mengapa didirikan Kantor perwakilan Suara Merdeka di Surakarta, karena kota Surakarta merupakan pasar keuntungan kedua setelah Kota Semarang, karena kota Surakarta mempunyai nilai history yaitu kota kelahiran almarhum H. Hetami.

Didirikanya suatu kantor cabang perwakilan bagi sebuah perusahaan merupakan langkah maju untuk lebih menunjukan suatu tingkat kredibilitas perusahaan tersebut, juga bisa sebagai langkah pengembangan sayap yang lebih luas bagi perusahaan agar semakin maju dan besar.


(46)

commit to user

36

Perluasan pengembangan sayap bagi perusahaan bisa dimulai dengan mendirikan kantor cabang perwakilan, itu dapat menunjukan bahwa perusahaan ingin menggali potensi yang ada di suatu daerah guna meningkatkan keuntungan dan produksi perusahaan. Demikian pula yang sedang dilakukan perusahaan Harian Umum Suara Merdeka ini. Karena melihat adanya potensi yang cukup besar dari masyarakat pembaca di Surakarta, maka pemasaran perusahaan perlu ditingkatkan agar dapat bersaing. Untuk mendukung hal itu maka diperlukan sarana dan prasarana yang cukup memadai.

Oleh karena itu perusahaan memberikan tugas dan wewenang kepada kantor cabang perwakilan di daerah. Agar dapat mengembangkan dan menggali potensi di daerahnya masing-masing yang dapat menunjang perkembangan perusahaan secara keseluruhan.

B. Visi Dan Misi Suara Merdeka Visi Suara Merdeka

“Menjadi perusahaan pelopor industri informasi yang diakui masyarakat dan merupakan pilihan pelanggan karena bermutu serta menjadi “perekat komunitas Jawa Tengah”


(47)

commit to user

37 Misi Suara Merdeka

1. Mengabdi kepada masyarakat dalam peningkatan kecerdasan bangsa. 2. Memasarkan informasi informasi yang akurat, terkini, dan bertanggung

jawab melalui media cetak dan elektronik dengan memberikan layanan pelanggan yang baik.

3. Menghasilkan keuntungan yang optimal agar : ¾ Perusahaan makin tumbuh dan berkembang

¾ Kesejahteraaan dan profesionalisme karyawan dapat ditingkatkan ¾ Berperan serta secara aktif didalam arus utama (mainstream)kehidupan

sosial masyarakat. Sehingga PT Suara Merdeka Press memiliki keunggulan kompetitif dan berkesinambungan.

“SEMAR” Melintas generasi Mengemas informasi

Sahaja : Semua tindakan, sikap dan penampilan selalu mengacu terhadap perilaku kesahajaan, rendah hati, saling menghormati mampu menempatka diri secara tepat, efektif dan efisien.

Etika : Menjadikan prinsip moral dan agama sebagai pegangan dalam kehidupan sehari-hari baik kegiatan bisnins maupun masyarakat. Mutu : Memastikan semua proses yang dikelola dan produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan lalu mematuhi dan memenuhi standart mutu tinggi.


(48)

commit to user

38

Akuntabel : Melaksanakan tugas dan wewenang dengan sepenuh hati dedikasi tinggi dan bertanggung jawab atas proses sesuai dengan prisnsip-prinsip yang baik (good corporate govermence)

Responsif : Cepat tanggap, poduktif dan segera dalam semua tindakan dengan mengedepankan pertimbangan bisnis.

C. Struktur Organisasi Suara Merdeka

Untuk mendapatkan struktur organisasi perusahaan yang tepat agar perusahaan berjalan dengan lancar, efektif dan efisien tidaklah mudah. Maka untuk menetapkan struktur organisasi banyak yang harus dipertimbangkan dengan baik dan juga disesuaikan dengan kebutuhan dan juga masalah yang dihadapi perusahaan yang bersangkutan tersebut.

Untuk itu struktur organisasi yang digunakan oleh kantor cabang perwakilan Suara Merdeka Surakarta adalah struktur organisasi fungsional dimana pimpinan dapat memerintahkan kepada setiap pegawai yang kedudukannya setingkat lebih rendah di bawahnya, dan seorang bawahan dapat berhadapan langsung kepada atasannya sesuai dengan kedudukan dan fungsinya.

Fungsi utama kantor cabang perwakilan Suara Merdeka Surakarta adalah mengambil alih sebagian tugas dan pekerjaan kantor pusat Semarang, khusus untuk surakarta meliputi bidang keuangan, keredaksian, pemasaran dan juga periklanan sedang untuk bagian produksi dan percetakan tidak.


(49)

commit to user

39

Untuk mengetahui hubungan kerja antara satu bidang tugas dengan bidang yang lain, dapat dilihat pada bagan struktur organisasi perushaan sebagai berikut :

Struktur Organisasi PT. Suara Merdeka

Sumber : Kantor perwakilan Suara Merdeka Surakarta Susunan Organisasi PT Suara Merdeka Press :

Pendiri : H. Hetami

Komisaris Utama : Budi Santoso, M.Si Pemimpin Umum : Kukrit Suryo Wicaksono Pemimpin Redaksi : Hendro Basuki

Direktur Bisnis : Poerwono Direktur Pemberitaan : Sasongko Tedjo


(50)

commit to user

40 Direktur SDM : Sara Ariana fiestri

Sumber : Kantri perwakilan Suara Merdeka Surakarta

Tugas dan tanggung jawab dari setiap bagian adlah sebagai berikut : a. Kepala Perwakilan

Kepala perwakilan bertanggung jawab kepada kantor pusat dan segala kegiatan yang berlangsung pada kantor perwakilan, mewakili kantor pusat dalam kegiatan di daerah tersebut, mengangkat dan memberhentikan karyawan atas sepengetahuan pihak yang terlibat, melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan serta menerima laporan dari bidang yang di bawahinya.

b. Sekertaris

Tugas seorang sekertaris tentunya sama dengan tugas kesekertarisan antara lain membuat bermacam-macam jenis surat, menerima surat masuk dan keluar. Selain hal tersebut tugas seorang sekertaris juga mengagendakan pengiriman berita ke redaksi di Semarang. Apabila suatu berita dimuat, maka tugas sekertaris selanjutnya adalah mencatat berita yang dimuat, sesuai dengan kode wartawan yang meliput atau membuat berita tersebut.

c. Bidang Pemasaran

Fungsi dan tugas bidang pemasaran yaitu memasarkan dan mengembangkan harian Suara Merdeka agar dapat diperoleh masyarakat dengan baik. Di bidang ini meliputi keuangan, sirkulasi


(51)

commit to user

41

dan periklanan. Berikut adalah tugas dari masing-masing bagian agar dapat saling menunjang :

1) Keuangan

Tugas dari bagian keuangan ini adalah menerima pemasukan dan pengeluaaran uang yang ada hubungannya dengan aktifitas kantor perwakilan. Berikut ini adalah secara rinci tugas bagian keuangan : 1. Menerima setoran pembayaran langganan dan agen dari bagian

administrasi.

2. Memenuhi biaya pembayaran iklan dan pemasangan iklan 3. Memenuhi kebutuhan administrasi kantor

4. Melakukan pembukuan keuangan sebagai pertanggungjawaban kepada perwakilan.

2) Bagian Sirkulasi meliputi : 1. Ekspedisi

Tugas bagian ini adalah menerima kiriman koran dari pusat di Semarang setiap hari. Selanjutnya setelah mendapatkan kiriman koran dari pusat, koran langsung dibagikan kepada para agen dan setelah itu keapada para tukang loper koran. Bagian ekspedisi ini juga bertanggung jawab atas pengiriman koran sampai di tangan pelanggan tepat waktu.


(52)

commit to user

42 2. Administrasi dan umum

Tugas bagian ini erat hubungannya langsung dengan para langganan. Kemudian setelah itu menghubungi bagian ekspedisi untuk segera mengirimkan korannya. Selain itu tugas bagian administrasi dan umum juga dapat menerima pengaduan dan keluhan dari para pelanggan jika ada suatu hal yang ingin disampaikan. Bagian administrasi dan umum ini juga mempunyai kewajibanuntuk menerima setoran uang pelanggan baik dari agen maupun pembaca langganan, serta wajib melakukan tugas penagihan.

3. Periklanan

Untuk saat ini bagian iklan sementara masih dirangkap oleh bagian keuangan. Dibukanya iklan di koran ini untuk mengimbangi besarnya oplah Harian Suara Merdeka di Surakarta, selain itu juga dapat menerima dan melayani pemasangan iklan secara langsung dan beberapa biro iklan yang ada di Surakarta.

4. Keredaksian

Di bidang ini merupakan kegiatan untuk koordinasi antara wartawan yang bertugas menggali, mencari dan mengembangkan berita-berita yang aktual dan terpercaya dari berbagai bidang yang ada di masyarakat selanjutnya


(53)

commit to user

43

mengirimkan berita tersebut secepatnya ke bagian kantor pusat di Semarang.

d. Personalia

1) Jumlah Tenaga Kerja

Dalam hal untuk menangani tugas sehari-hari, kantor cabang perwakilan Harian Suara Merdeka di Surakarta memperkerjakan lebih dari 59 karyawan. Selanjutnya dari 59 karyawan tersebut masing-masing terbagi dalam berbagai jabatan dan bidangnya masing-masing. Hal tersebut dimaksudkan agar masing-masing karyawan dapat melakasanakan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya dengan baik.

2) Sistem Pengupahan

Untuk sistem pengupahan gaji dan upah yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan kantor cabang perwakilan ini ada dua macam sistem penggajian yaitu :

a. Sistem penggajian Bulanan

Seorang karyawan mendapat penghasilan tetap setap bulanya. Sistem ini berlaku untuk karyawan kantor dan wartawan tetap perusahaan.

b. Sistem Penggajian Basis dan Produktifitas

Untuk sistem ini penggajian wartawan adalah dimana seorang wartawan menerima gaji basis atau bisa disebut gaji pokok yang telah ditentukan perusahaan, ditambah lagi bayaran atau


(54)

commit to user

44

sejumlah upah tertentu jika wartawan tersebut memasukan karangan atau cerita yang telah dimuat.

e. Keredaksian

Sebenarnya mengapa didirikan kantor cabang perwakilan salah satu tujuannya adalah berfungsi mewakilkan sebagian tugas kantor pusat. Dan salah satu tugasnya yang diwakili yaitu bidang keredaksian yangbertugas menggali, mencari dan mengembangkan berita-berita dan peristiwa yang terjadi di daerah Surakarta dan sekitarnya. Selain hal itu bidang kerdaksian juga bertugas setelah mendapat berita segera mengirimkannya secepat mungkin ke kantor redaksi pusat Semarang, dengan prinsip berita yang didapat segera dibaca esok harinya.

Selanjutnya untuk tugas menggali, mencari dan mengembangkan berita ditugaskan lima orang wartawan yang bergerak dan berdomisili di Surakarta termasuk koordinator wartawan. Dalam setiap tugasnya tiap wartawan mempunyai bidang berita sendiri, pembagian tugas tersebut dimaksudkan untuk menjuruskan pada spesialisasi berita yang dicari dengan disesuaikan kepada kemampuan wartawan tersebut dalam menangani bidang berita tersebut agar berita dapat segera cepat terkumpul dan menjaga efisiensi kerja.

Meskipun demikian spesialisasi yang dimaksud tidak berarti seorang wartawan hanya menangani satu berita saja. Hal tersebut dilakukan agar para wartawan khususnya yang di kantor perwakilan


(55)

commit to user

45

Surakarta, pembagian bidang tugas tersebut dimaksudkan untuk membagikan tanggung jawab kepada masing-masing wartawan agar kerja mereka tepat dan efisien.

Perkecualian untuk kasus tertentu, seorang wartawan dapat mengerjakan suatu peliputan berita atau peristiwa di luar bidang yang menjadi tanggung jawabnya. Ini dapat terjadi apabila ada suatu kejadian penting yang harus segera diliput, misalnya seperti terjadi peristiwa kriminal, perampokan, pembunuhan, kebakaran, banjir, dan lain sebagainya yang dimana kejadian peristiwa tersebut terjadi secara mendadak. Dan untuk peliputan yang sifatnya pada spesialisasi tanggung jawab tugas seorang wartawan baru dilaksanakan pada follow up berita selanjutnya. Dalam hal ini seorang wartawan haruslah mampu untuk dapat menjaring koneksi dengan berbagai pihak yang terkait dengan bidang spesialisasinya, agar peliputan berita yang sedang dikerjakan dan menjadi tanggung jawab dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu ada beberapa pihak yang dimaksud perlu ada koneksi yaitu seperti pihak di bidang perekonomian, pemerintahan , kriminal, ABRI, dan lain sebagainya yang dapat memperlancar dalam hal pencarian berita.


(56)

commit to user

46 D. Proses Produksi

Proses produksi pembuatan harian Surat Kabar Suara Merdeka secara singkat dapatdijelaskan sebagai berikut :

a. Tahap pertama yaitu, setelah mendapatkan berita-berita dan gambar yang diperoleh dari kantor berita dalam dan luar negeri seperti dari radio, fax, televisi, dan wartawan dari perushaan diterima bagian redaksi berita-berita tersebut dipilih dan disunting mana yang layak di muat dan tidak oleh tiap bagian. Selanjutnya dibuatkan bagian lay out halaman depan dan halaman selanjutnya oleh masing-masing penanggung jawab, setelah otu copy berita dan tata muka halaman depan dan seterusnya diserahkan kepada bagian percetakan.

b. Tahap kedua adalah tahap copy berita dari bagian redaksi kemudian masuk ke bagian setting atau photo setting. Di bagian ini berita disusun hurufnya atau photo type setting, kemudian direkam ke dalam media rekam yang disebut diskets yang di dalamnya telah terisi susunan copy berita ke mesin out put melalui mesin edit wrinter.

c. Tahap ke tiga yaitu pengolahan bagian setting, copy berita diserahkan bagian koreksi atau kolektor. Selanjutnya setelah dikoreksi, kemudian diserahkan ke bagian paste up.

d. Tahap ke empat adalah bagian paste up yang menjalankan pekerjaannya sesuai instruksi dari bagian redaksi. Bagian ini


(57)

commit to user

47

tinggal menempelkan saja lembaran-lembaran akta, ektik yang berisi susunan-susunan berita tadi sesuai dengan skema tersebut. Selanjutnya setelah semua lay out selesai di flat, maka hasil lay out dikirm ke bagian reproduksi.

e. Tahap ke lima yaitu bagian reproduksi yang dimana menerima bahan-bahan berupa :

3) Gambar-gambar dari bagian redaksi

4) Halaman koran yang telah jadi dari bagian paste up 5) Gambar-gambar atau model dari bagian iklan

6) Setelah bahan-bahan tersebut diterima lalu dikerjakan pemotretannya, setelah pembuatan negatif film selesai. ƒ Tahap ke enam adalah pembukaan plate yang ada klisenya dan

negatif film.

Alat-alat yang digunakan di bagian ini yaitu : ¾ Mesing Plate Maker

¾ Alat-alat pencuci / pemroses plate, lalu hasil produksi ditempelkan diatas plate (lembar seng alumunium). Setelah itu tiap lembar-lembar film dicetak pada suatu plate.

ƒ Tahap ke tujuh plate-plate yang diterima dan bagian plate maker yang dimasukan/dipasang di mesin cetak, dihasilkan surat kabar yang lalu dipasarkan di masyarakat.


(58)

commit to user

48 E. Pemasaran Suara Merdeka

Untuk bidang daerah pemasaran ini mulai dikembangkan dikantor perwakilan Surakarta sekitar pada tahun 1983. Dalam usahanya untuk meningkatkan oplah dan penjualan koran langganan pada tahun tersebut, diadakanlah suatu pendataan penduduk di daerah Surakarta yang belum berlangganan Surat Kabar Suara Merdeka. Kegiatan pendataan ini dimaksudkan untuk melihat seberapa besar pangsa pasar yang belum terjangkau dan kemungkinannya untuk dijajaki pengembangannya agar mau berlangganan koran Suara Merdeka. Selanjutnya kegiatan pemasaran perusahaan diarahkan pada usaha-usaha untuk memasuki pasar, dengan melakukan promosi dan iklan secara gencar. Salah satu kegiatan periklanan yang dilakukan kantor cabang perwakilan Surakarta yaitu melalui Slide Show (sorotan iklan di layar bioskop sebelum film mulai), iklan di radio (melalui jingle lagu), pemasaran Billboard dijalan-jalan besar dan strategis, disamping itu juga pemasangan spanduk saat perusahaan mensponsori suatu kegiatan tertentu dan juga memberikan block note atau kartu pengenal. Sedangkan untuk kegiatan promosinya kantor cabang perwakilan Suara Merdeka Surakarta yaitu memberikan koran gratis selama seminggu di lokasi tertentu yang sudah ditentukan, kemudian perusahaan mencoba menawarkan kepada konsumen yang telah di beru sample Koran Suara Merdeka. Selain itu ada keuntungan tersendiri yang diberikan oleh perusahaan kepada agen dan konsumen tetap yang berlangganan yaitu pemberian potongan harga atau


(59)

commit to user

49

diskon bagi mereka, yang dimana juga termasuk salah satu contoh kebijakan kegiatan promosi oenjualaan yang dilakukan oleh perusahaan.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapat kepercayaan dan menambah pembacaca maupun pelanggan tetap yaitu dengan selalu memberikan pelayanan dan kenyamanan yang baik kepada pelanggan maupun konsumen baru. Antara lain hal yang dilakukan ialah dengan jalan mengontrol ketepatan pengiriman surat kabar sampai di tangan pelanggan. Pengontrolan ini juga dilakukan terhadap potongan harga yang akan perusahaan berikan kepada para agen, sub agen, pengecer, dan tukang loper koran yang masing-masing harganya sudah ditentukan oleh perusahaan agar mereka mendapatkan keuntungan sendiri-sendiri.

Agar hal yang dijelaskan diatas dapat berjalan secara lancar untuk itu diperlukan adannya saluran distribusi yang barik, Harian Suara Merdeka yang produsen dan pusatnya berada di Semarang dalam hal pemasarannya kepada konsumen di Surakarta, saluran distibusinya dapat digambarkan sebagai berikut :


(60)

commit to user

50

Bentuk Saluran Distribusi Surat Kabar Suara Merdeka

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa kantor perwakilan di Surakarta dalam menyalurkan surat kabar Suara Merdeka kepada konsumen menggunakan empat cara penyaluran yaitu sebagai berikut :

ƒ Perwakilan-Konsumen

Untuk fungsi penyaluran ini konsumen dapat berlangganan langsung melalui kantor perwakilan.

ƒ Perwakilan-Pengecer-Konsumen

Dalam hal ini pengecer yang langsung membeli kantor perwakilan lalu kaoran itu dijual kepada konsumen.

ƒ Perwakilan-Agen-Konsumen

Dari fungsi agen yang menjadi perantara dan mendapat barang dari kantor perwakilan mencarikan pelanggan yang kemudian mendistribusikan


(61)

commit to user

51

barang/surat Kabar Suara Merdeka kepada pelanggannya atau konsumennya.

ƒ Perwakilan-Agen-Pengecer-Konsumen

Cara penyaluran fungsi ini yaitu agen mendistribusikan korannya kepada sub agen atau pengecer yang kemudian menjualnya langsung kepada konsumen.

Setelah melakukan berbagai cara penyaluran seperti yang telah dijabarkan di atas perusahaan juga perlu memperhatikan hal-hal teknis yang dapat menghambat peningkatan volume penjualan. Faktor teknis itu kemungkinan berasal dari luar perusahaan, misalnya dari agen, pengecer dan tukang loper koran yang bisa mengambil keuntungan terlalu banyak. Disamping itu koran terbitan dari produk pesaing juga perlu diperhatikan agar produk perusahaan tidak kalah baik di mata konsumen.

Untuk mencegah dan mengatasi hal-hal yang dapat menghambat volume penjualan dan keberlangsungan produk perusahaan, perusahaan dapat melakukan pengawasan secara aktif dan intensif terhadap kerja dari para agen, pengecer dan tukang loper juga kualitas produk pesaing. Sehingga perusahaan dapat selalu mengatasi berbagai faktor yang dapat menghambat kemajuan perusahaan.


(62)

commit to user

52 BAB IV

PELAKSANAAN MAGANG

A. Pelaksanaan Magang

Penulis selama kurang lebih satu bulan yaitu terhitung sejak 11 April 2011 sampai dengan 11 Mei 2011 penulis melakukan Kuliah Kerja Media (KKM) atau yang lebih sering disebut dengan istilah magang. Kegiatan magang tersebut penulis lakuakan di sebuah Perusahaan Surat Kabar berskala nasional di Solo yaitu HARIAN SUARA MERDEKA BIRO SOLO di bagian Fotografer.

Penulis ditempatkan sebagai fotografer berita. Disini penulis banyak sekali mendapat pengetahuan dan pembelajaran tentang Fotografi dan kegiatan pemberitaan. Dengan adanya bimbingan dari semua divisi termasuk Pembimbing dan Pemimpin Redaksi menjadikan penulis tidak hanya dapat mempelajari lebih dari satu devisi yaitu divisi Fotografer. Jadi secara tidak langsung penulis sudah dapat mempelajari sebagian besar dari divisi dalam sebuah Surat Kabar sampai proses akhir yaitu pengiriman layout kemudian di cetak.


(63)

commit to user

53

B. Aktifitas Selama Pelaksanaan Kuliah Kerja Media 2011

Berikut ini adalah laporan hasil kuliah kerja media yang merupakan aktifitas sehari-hari yang dilakukan oleh penulis selama di perusahaan tersebut, yang antara lain :

1. Minggu Pertama (11 April – 17 April)

Memotret tanggal 11,12,13,14.15 dan 16 April untuk dimuat di koran

11 April : Karawitan Anak – anak di Sriwedari Memotret di kejaksaan

Kegiatan Outbond SD Kleco 1 di Taman Balekambang ( Lampiran 1 )

12 April : Memotret release barang bukti di Mapoltabes Surakarta Lomba mewarnai tingkat SD se Surakarta di Sriwedari Solo Grand Mall menyambut Paskah

( Lampiran 1 )

13 April : Renovasi stasiun Balapan ( Lampiran 1 )

14 April : Pameran mobil yang diadakan di Solo Square Pentas Seni di SD Cemara 2 Surakarta ( Lampiran 1 )

15 April : Launching gerai baru di Solo Grand Mall ( Lampiran 2 )


(64)

commit to user

54

16 April: Jalan rusak di Jalan Sumpah Pemuda, Kadipiro

Orasi dari keluarga aktivis yang diculik dari tahun 1998 di Bale Tawang Arum, Balaikota Surakarta

Verboden Baru di Jalan Moh. Husni Tamrhin ( Lampiran 2 )

Penjelasan : Banyak kendala yang penulis alami untuk tugas pertama di hari pertama melaksanakan kuliah kerja media ini. Terutama karena minimnya pengalaman dan pengetahuan penulis di dunia kerja yang sesungguhnya. Untuk mengatasi masalah ini, penulis banyak bertanya kepada fotografer senior yang ada disana. Dan selalu meminta saran untuk menunjang kegiatan magang. Pada tanggal 11 April penulis di minta memotret Karawitan anak – anak dari berbagai SD di Surakarta , setelah itu dilanjutkan menuju ke kejaksaan untuk memotret dan mencari data sidang kasus korupsi, lalu dilanjut kan memotret kegiatan siswa SD Kleco 1 di Taman Balekambang , yang saat itu untuk dimuat di harian, lihat (lampiran 1). Pada Tanggal 12 April penulis di minta untuk memotret barang bukti kepolisian yang direlease,selanjutnya menuju ke Sriwedari untuk memotret lomba mewarnai tingkat SD se Surakarta diakhiri dengan memotret pintu utama Solo Grand Mall untuk menyambut paskah, lihat (lampiran 1). 13 April hanya memotret renovasi stasiun balapan, lihat (lampiran 1). 14 April penulis diminta untuk memotret pameran mobil yang diadakan di Solo Square yang bertajuk Auto Show, lihat (lampiran 1), setelah itu dilanjutkan memotret pentas seni di SD Cemara 2 Surakarta,


(65)

commit to user

55

lihat (lampiran 1). 15 April penulis memotret launching gerai baru di Solo Grand Mall yaitu Nasi Goreng 69,lihat (lampiran 2). 16 April penulis di lepas dari pembimbing dan mencari foto berita sendiri, lalu memotret jalan rusak di jalan Sumpah Pemuda, Kadipiro (lampiran 2). Berlanjut menuju ke balaikota solo untuk meliput dan memotret orasi keluarga korban penculikan tahun 1998 di jaman orde baru yang sampe sekarang belum diketahui keberadaan orang tersebut, (lampiran 2). Lalu berlanjut memotret jalan satu arah yang baru di daerah jalan Moh. Husni Tamrhin, (lampiran 2).

2. Minggu Kedua ( 18 April – 24 April ) Memotret tanggal 18,20,21, dan 23 April

18 April : Ujian Nasional di SMA 8 Surakarta ( Lampiran 2 )

20 Apri : Gepeng (Gelandang dan Pengemis) Pameran keris di Hotel Sahid Kusuma

Perbaikan rel kereta api di Jalan Slamet Riyadi ( Lampiran 2 )

21 April : Lomba poster di UNIVET ( Lampiran 3 )

23 April : Audisi srimulat di TBS ( Lampiran 3 )


(66)

commit to user

56

Penjelasan : Dalam seminggu penulis di minta memotret hanya 4 hari. Saat itu pada tanggal 18 April penulis diminta pembimbing memotret suasana ujian nasional yang diadakan di SMA 8, penulis memilih memotret di tempat itu karena akses untuk masuk dan mengambil gambar lebih nyaman (lampiran 2). 20 April penulis di minta pembimbing untuk mencari foto sendiri dan memutuskan untuk memotret Gepeng ( Gelandang dan Pengemis ) dilanjutkan ke pameran keris yang di Hotel Sahid Kusuma Surakarta, dilanjutkan juga menuju ke daerah jalan Slamet Riyadi untuk memotret perbaikan rel (lampiran 2). 21 April penulis mendapat informasi dari teman diadakan lomba membuat poster yang berada di Universitas Veteran di Sukoharjo(lampiran 3). 23 April penulis hanya memotret audisi srimulat yang di adakan di Taman Budaya Solo karena tidak ada akses untuk masuk penulis hanya memotret suasana di luar. (lampiran 3)

3. Minggu Ketiga ( 25 April – 1 Mei )

Memotret tanggal 25,26,27,28 dan 29 April 25 April : Pagelaran ketoprak di UNIVET

Ujian nasional di rutan jalan Slamet Riyadi Ujian nasional di YPAC Sekarpace

( Lampiran 3 )

26 April : Pelayanan SIM kelilimg ( Lampiran 4 )


(67)

commit to user

57

27 April : Perbaikan jalan di Prof. Soeharso ( Lampiran 4 )

28 April : Lomba dongeng di UNIVET ( Lampiran 4 )

29 April : Tari di loji gandrung ( Lampiran 4 )

Penjelasan : Tanggal 25 April penulis menuju ke Universitas Veteran sukoharjo untuk memotret pegelaran ketoprak yang diadakan oleh pihak kampus untuk memperingati hari ulang tahun Universitas Veteran. Setelah itu penulis mendapat pesan dari pembimbing untuk ikut memotret di rutan di jalan Slamet Riyadi karena ada seorang siswa smp yang melakukan ujian di tempat tersebut. Kemudian dilanjutkan memotret ujian nasional di YPAC Sekarpace (lampiran 3). 26 April penulis mencari sendiri lalu penulis memutuskan memotret pelayanan SIM keliling di daerah manahan (lampiran 4). 27 April penulis memotret perbaikan jalan rusak di jalan Prof. Soeharso (lampiran 4). 28 April penulis mendapat infomasi dari teman bahwa diadakan lomba dongeng di Universitas Veteran yang juga memperingati ulang tahun universitas tersebut (lampiran 4). 29 April penulis memotret tari di loji gandrung yang bertajuk menari 24 jam. (lampiran 4)


(68)

commit to user

58 4. Minggu Keempat ( 2 Mei – 11 Mei )

Memotret tanggal 2,4,6,7 dan 10 Mei

2 Mei : Kegiatan fitnes di Hercules fitnes ( Lampiran 5 )

4 Mei : Sosialisasi tentang bahaya NII di Pertanian UNS ( Lampiran 5 )

6 Mei : Mesin yang di pamerkan di Grafika Expo 2011 ( Lampiran 5 )

7 Mei : Perbaikan jalan di daerah gilingan ( Lampiran 5 )

10 Mei: SPBU tanpa pertamax ( Lampiran 6 )

Penjelasan : Pada tanggal 2 Mei penulis diminta memotret alat2 fitnes yang berada di Hercules fitnes untuk keperluan gambar untuk arsip. Saat disana penulis sebelumnya meminta ijin kepada pemilik terlebih dahulu sebelum memotret. Setelah pemilik mengijinkan penulis segera memotret alat dan suasana disana (lampiran 5). Pada tanggal 4 Mei penulis diminta memotret sosialisasi tentang bahaya NII di Fakultas Pertanian UNS (lampiran 5) . Tanggal 6 Mei penulis memotret mesin cetak pada pameran perlengkapan grafika yang diadakan di Diamond Solo Convention Center (lampiran 5) . 7 Mei penulis memotret perbaikan jalan di daerah gilingan (lampiran 5). 10 Mei penulis bersama pembimbing mencari foto tentang SPBU tanpa pertamax (lampiran 6).


(69)

commit to user

59

Pada saat penulis magang, kebetulan penulis belum menemukan kendala dalam melakukan segala tugas-tugas yang diberikan. Penulis tidak menemukan kedala dikarenakan penulis selalu didampingi dengan fotgrafer, pemimpin redaksi Harian Suara Merdeka. Penulis selalu bertanya terlebih dahulu mengenai tugas-tugas yang diberikan dan apa-apa dahulu yang perlu didahulukan ketika melaksanakan tugas yang diberikan. Foto penulis semuanya tidak di muat di harian karena belum diberi kewengangan dan belum layak untuk di muat.


(70)

commit to user

60

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kegiatan magang bertujuan untuk memberikan mahasiswa pengalaman serta wawasan dalam dunia kerja yang sesungguhnya, khususnya yang sesuai dengan ilmu yang didapat. Penulis diharapkan agar dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh di dalam kelas perkuliahan pada saat melakukan kegiatan magang di Divisi Fotografi di Harian Suara Merdeka biro solo.

Selama melakukan magang, penulis telah mengalami berbagai proses perkembangan. Apa yang telah diperoleh penulis selama perkuliahan sangat bermanfaat dan dapat diterapkan selama kegiatan magang ini.

Fotografi mempunyai peranan yang sangat penting dalam sebuah Surat Kabar. Karena Fotografi sangat penting bukan hanya untuk memperkuat berita saja namun juga untuk membuat menarik suatu iklan.

Dalam pelaksanaan magang selama 1 bulan tentunya memberikan cukup pengalaman – pengalaman yang sangat bermanfaat sekali bagi penulis, oleh karena itu penulis memberi kesimpulan sebagai berikut :

1. Penulis telah mempelajari beberapa praktek perencanaan dan pelaksanaan kerja dalam dunia Jurnalistis, khususnya Fotografi.

2. Penulis memperoleh banyak pengalaman baru dan memperluas wawasan serta pengetahuan baru dalam dunia Jurnalitis, khususnya fotografi.


(71)

commit to user

61

3. Penulis telah mengetahui dan memahami proses kerja fotografi dalam Harian Suara Merdeka.

4. Penulistelah berhasil melatih diri untuk menjadi seorang pekerja yang profesional dan dapat bekerja dengan maksimal sesuai dengan keahliannya.

5. Penulis berhasil mempraktekkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang telah diperoleh pada saat perkuliahan dan menyerap ilmu pengetahuan yang ada di lapangan.

B. SARAN

Pelaksanaan Kuliah Kerja Media merupakan penghubung antara kampus dengan dunia kerja. Mahasiswa dapat mengetahui dan membandingkan secara langsung teori dan praktek yang didapat dari kampus dan diterapkan dalam dunia kerja. Meskipun demikian penulis ingin memberikan saran dan diharapkan diperhatikan oleh pihak universitas maupun instansi tempat penulis melaksanakan praktek Kuliah Kerja Media.

1. Kepada Pihak Universitas : D 3 Komunikasi Terapan FISIP – UNS

a. Pihak universitas semestinya dapat menjalin komunikasi dan kerja sama (MoU) dengan instansi magang mahasiswa, sehingga terjalin hubungan baik antara instansi dengan universitas khususnya Diploma III Komunikasi Terapan FISIP – UNS.

b. Pihak Program DIII Komunikasi Terapan FISIP - UNS hendaknya mampu menyediakan tempat penyaluran pekerjaan yang sesuai dengan


(72)

commit to user

62

bidang dan kemampuan yang dimiliki oleh Para mahasiswanya yang sudah menempuh pendidikan selama 3 tahun dan sudah mendapat gelar Amd.

c. Hendaknya Program D III Komunikasi Terpan FISIP – UNS memperbaiki sistem birokrasi Kuliah Kerja Media. Karena sistem mandiri kurang efektif bagi mahasiswa. Dalam hal ini beberapa mahasiswa kurang bisa mencari tempat magang yang sesuai dengan bidang dan kemampuannya. Dikarenakan faktor kurangnya pengetahuan tentang tempat magang maupun dalam hal membuat Tugas Akhir.

2. Kepada Pihak Instansi : Harian Suara Merdeka Biro Solo

Setelah selama satu bulan penulis menjadi mahasiswa magang di Suara Merdeka biro Solo, ada beberapa saran yang semoga saja dapat menjadi masukan, antara lain:

a. Agar lebih memperhatikan mahasiswa magang dengan memberikan arahan-arahan praktis mengenai permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan pekerjaannya.

b. Menambah intensitas pelatihan agar mahasiswa magang mendapatkan banyak ilmu praktis, dikarenakan waktu magang yang hanya minimal satu bulan dan maksimal tiga bulan.


(1)

commit to user

57

27 April : Perbaikan jalan di Prof. Soeharso ( Lampiran 4 )

28 April : Lomba dongeng di UNIVET

( Lampiran 4 ) 29 April : Tari di loji gandrung

( Lampiran 4 )

Penjelasan : Tanggal 25 April penulis menuju ke Universitas Veteran sukoharjo untuk memotret pegelaran ketoprak yang diadakan oleh pihak kampus untuk memperingati hari ulang tahun Universitas Veteran. Setelah itu penulis mendapat pesan dari pembimbing untuk ikut memotret di rutan di jalan Slamet Riyadi karena ada seorang siswa smp yang melakukan ujian di tempat tersebut. Kemudian dilanjutkan memotret ujian nasional di YPAC Sekarpace (lampiran 3). 26 April penulis mencari sendiri lalu penulis memutuskan memotret pelayanan SIM keliling di daerah manahan (lampiran 4). 27 April penulis memotret perbaikan jalan rusak di jalan Prof. Soeharso (lampiran 4). 28 April penulis mendapat infomasi dari teman bahwa diadakan lomba dongeng di Universitas Veteran yang juga memperingati ulang tahun universitas tersebut (lampiran 4). 29 April penulis memotret tari di loji gandrung yang bertajuk menari 24 jam. (lampiran 4)


(2)

commit to user

58 4. Minggu Keempat ( 2 Mei – 11 Mei )

Memotret tanggal 2,4,6,7 dan 10 Mei

2 Mei : Kegiatan fitnes di Hercules fitnes ( Lampiran 5 )

4 Mei : Sosialisasi tentang bahaya NII di Pertanian UNS ( Lampiran 5 )

6 Mei : Mesin yang di pamerkan di Grafika Expo 2011

( Lampiran 5 )

7 Mei : Perbaikan jalan di daerah gilingan ( Lampiran 5 )

10 Mei: SPBU tanpa pertamax

( Lampiran 6 )

Penjelasan : Pada tanggal 2 Mei penulis diminta memotret alat2 fitnes yang berada di Hercules fitnes untuk keperluan gambar untuk arsip. Saat disana penulis sebelumnya meminta ijin kepada pemilik terlebih dahulu sebelum memotret. Setelah pemilik mengijinkan penulis segera memotret alat dan suasana disana (lampiran 5). Pada tanggal 4 Mei penulis diminta memotret sosialisasi tentang bahaya NII di Fakultas Pertanian UNS (lampiran 5) . Tanggal 6 Mei penulis memotret mesin cetak pada pameran perlengkapan grafika yang diadakan di Diamond Solo Convention Center (lampiran 5) . 7 Mei penulis memotret perbaikan jalan di daerah gilingan (lampiran 5). 10 Mei penulis bersama pembimbing mencari foto tentang SPBU tanpa pertamax (lampiran 6).


(3)

commit to user

59

Pada saat penulis magang, kebetulan penulis belum menemukan kendala dalam melakukan segala tugas-tugas yang diberikan. Penulis tidak menemukan kedala dikarenakan penulis selalu didampingi dengan fotgrafer, pemimpin redaksi Harian Suara Merdeka. Penulis selalu bertanya terlebih dahulu mengenai tugas-tugas yang diberikan dan apa-apa dahulu yang perlu didahulukan ketika melaksanakan tugas yang diberikan. Foto penulis semuanya tidak di muat di harian karena belum diberi kewengangan dan belum layak untuk di muat.


(4)

commit to user

60

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kegiatan magang bertujuan untuk memberikan mahasiswa pengalaman serta wawasan dalam dunia kerja yang sesungguhnya, khususnya yang sesuai dengan ilmu yang didapat. Penulis diharapkan agar dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh di dalam kelas perkuliahan pada saat melakukan kegiatan magang di Divisi Fotografi di Harian Suara Merdeka biro solo.

Selama melakukan magang, penulis telah mengalami berbagai proses perkembangan. Apa yang telah diperoleh penulis selama perkuliahan sangat bermanfaat dan dapat diterapkan selama kegiatan magang ini.

Fotografi mempunyai peranan yang sangat penting dalam sebuah Surat Kabar. Karena Fotografi sangat penting bukan hanya untuk memperkuat berita saja namun juga untuk membuat menarik suatu iklan.

Dalam pelaksanaan magang selama 1 bulan tentunya memberikan cukup pengalaman – pengalaman yang sangat bermanfaat sekali bagi penulis, oleh karena itu penulis memberi kesimpulan sebagai berikut :

1. Penulis telah mempelajari beberapa praktek perencanaan dan pelaksanaan kerja dalam dunia Jurnalistis, khususnya Fotografi.

2. Penulis memperoleh banyak pengalaman baru dan memperluas wawasan


(5)

commit to user

61

3. Penulis telah mengetahui dan memahami proses kerja fotografi dalam

Harian Suara Merdeka.

4. Penulistelah berhasil melatih diri untuk menjadi seorang pekerja yang profesional dan dapat bekerja dengan maksimal sesuai dengan keahliannya.

5. Penulis berhasil mempraktekkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang telah diperoleh pada saat perkuliahan dan menyerap ilmu pengetahuan yang ada di lapangan.

B. SARAN

Pelaksanaan Kuliah Kerja Media merupakan penghubung antara kampus dengan dunia kerja. Mahasiswa dapat mengetahui dan membandingkan secara langsung teori dan praktek yang didapat dari kampus dan diterapkan dalam dunia kerja. Meskipun demikian penulis ingin memberikan saran dan diharapkan diperhatikan oleh pihak universitas maupun instansi tempat penulis melaksanakan praktek Kuliah Kerja Media.

1. Kepada Pihak Universitas : D 3 Komunikasi Terapan FISIP – UNS

a. Pihak universitas semestinya dapat menjalin komunikasi dan kerja sama (MoU) dengan instansi magang mahasiswa, sehingga terjalin hubungan baik antara instansi dengan universitas khususnya Diploma III Komunikasi Terapan FISIP – UNS.

b. Pihak Program DIII Komunikasi Terapan FISIP - UNS hendaknya


(6)

commit to user

62

bidang dan kemampuan yang dimiliki oleh Para mahasiswanya yang sudah menempuh pendidikan selama 3 tahun dan sudah mendapat gelar Amd.

c. Hendaknya Program D III Komunikasi Terpan FISIP – UNS

memperbaiki sistem birokrasi Kuliah Kerja Media. Karena sistem mandiri kurang efektif bagi mahasiswa. Dalam hal ini beberapa mahasiswa kurang bisa mencari tempat magang yang sesuai dengan bidang dan kemampuannya. Dikarenakan faktor kurangnya pengetahuan tentang tempat magang maupun dalam hal membuat Tugas Akhir.

2. Kepada Pihak Instansi : Harian Suara Merdeka Biro Solo

Setelah selama satu bulan penulis menjadi mahasiswa magang di Suara Merdeka biro Solo, ada beberapa saran yang semoga saja dapat menjadi masukan, antara lain:

a. Agar lebih memperhatikan mahasiswa magang dengan memberikan

arahan-arahan praktis mengenai permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan pekerjaannya.

b. Menambah intensitas pelatihan agar mahasiswa magang mendapatkan banyak ilmu praktis, dikarenakan waktu magang yang hanya minimal satu bulan dan maksimal tiga bulan.