5
penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bagian kedua, tentang lansia dan konseling pastoral yang meliputi defenisi lansia dan konseling pastoral, gambaran lansia
yang meliputi fakta fisik,sikis,sosial dan spiritual,dan peran konseling pastoral terhadap lansia.Bagian ketiga,tentang hasil penelitian pembahasan yang meliputi deskripsi dan
analisis peran konseling pastoral bagi lansia dipanti whreda mandiri jaya Salatiga. Bagian keempat, Penutup yang meliputi kesimpulan berupa temuan-temuan hasil pembahasan
analisis serta saran berupa kontribusi dan rekomendasi untuk penelitian lanjutan.
II. Lansia Dan Konseling Pastoral
2.1. Lansia
2.1.1 Definisi Lansia Menua atau menjadi tua tidak pernah dapat dihindari oleh siapapun, betapapun
canggihnya teknologi kosmetik dan kedokteran modern. Setiap makhluk hidup akan menjadi tua dan menghadapi krisis lanjut usia. Dari masa ke masa, manusia selalu berusaha untuk
mencari resep awet muda dan umur panjang. Setiap orang ingin panjang umur, tetapi tidak mau menjadi tua. Upaya untuk tetap awet muda sudah dimulai ribuan tahun yang lalu. Tetapi
tidak ada obat mujarab yang berhasil ditemukan untuk mencegah proses penuaan dan menghindari kematian.
8
Lansia merupakan orang yang sistem biologisnya mengalami perubahan-perubahan struktur dan fungsi dikarenakan usia yang sudah lanjut. Pada lansia
terjadi penurunan kapasitas fisik yang ditandai dengan penurunan massa otot serta kekuatannya yang akan menjadi penghambat dalam melaksanakan aktivitas
9
. Proses menua menghadapkan kita pada kenyataan yang tidak dapat dihindarkan, suatu
tahap perkembangan hidup yang sulit diterima. Oleh karena itu, mempersiapkan diri menghadapi usia lanjut itu sangat penting dan jangan menjadikan orang kehilangan semangat
hidup karena merasa tidak berguna lagi, gelisah karena sudah tidak mempunyai tujuanhidup. Lanjut usia bukan suatu hal yang negatif, bahkan merupakan kesempatan yang harus dijalani
untuk meraih kebahagian dalam Damai sejahtera karena kasih Allah yang tidak pernah berubah. Gerontologi ialah ilmu yang mempelajari berbagai perubahan fisilogi yang terjadi
dalam proses menua. Salah satu penemuan menyatakan bahwa setiap manusia mempunyai
8
Hanna Santoso dan Andar Ismail.Memahami Krisis lanjut Usia,Gunung Mulia,2012, hal.1-2
9
Indah Sampelan, Rina Kundre dan Jill Lolong2015 Hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di desa Batu kecamatan Likupang Selatan
Kabupaten Minahasa Utara. journal Keperawatan e-Kp Volume 3 Nomor 2
6
tiga jenis umur, yaitu umur kronologis, biologis, dan psikologis. Umur kronologis dihitung mulai dari tanggal lahir, jadi tentukan oleh jumlah tahun yang telah dilalui, umur biologis
ditentukan oleh derajat fungsional dan kondisi tubuh kita,sedangkan umur psikologis ditentukan oleh tindahkan dan perilaku seseorang tingkat kedewasaan atau kematangan
pribadi orang tersebut.
10
Lanjut usia juga sudah dikenal beribu tahun yang lalu oleh umat Kristen, di mana dalam Alkitab juga dituliskan tentang masa lanjut usia tersebut. Pengarang Amsal bersaksi
”Takut akan Tuhan memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek Ams. 10:27. Akan tetapi, para pengarang Alkitab juga mempunyai sudut pandang yang lain.
Walaupun umur panjang disyukuri sebagai berkat, para pengarang Alkitab bersikap realistis, mereka menyadari bahwa keadaan usia lanjut juga bisa menimbulkan keadaan yang kurang
menyenangkan itu adalah rambut menjadi putih lih. 1 Sam.12:2; Mzm. 71:18, pengilihatan menjadi kaburlih. Kej. 48:10, semua indra lain juga menjadi lemah lih. 2 Sam. 19:35,
Kekuatan tubuh menurun lih. Mzm. 71:9, sendi-sendi kaki pegal dan nyeri lih. 1 Raj. 15:23, tubuh mudah kedinginan1 Raj. 1:1. Oleh sebab itu, penulis kitab pengkhotbah
menggambarkan keadaan usia lanjut sebagai ”hari-hari yang malang” dan “tahun-tahun yang tak ada kesenangan”Pkh. 12:1. Kemudian pemazmur menulis” Masa hidup kami tujuh
puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaanya adalah kesukaran dan penderitaan Mzm. 90:10. Tampak bahwa para penulis Alkitab tidak berat sebelah.
Mereka bersikap realistis. Mereka mensyukuri usia panjang sebagai anugerah Tuhan, namun mereka menerima kenyataan bahwa usia lanjut bisa disertai dengan berbagai keterbatasaan
gerak, kelemahan fisik serta mental, rupa-rupa penyakit.
11
2.1.2 Gambaran umum menenai perubahan yang dialami oleh Lansia Pada masa lansia, kemampuan kerja dan kegiatan menurun, hal ini merupakan akibat
dari gabungan penurunan kemampuan fungsi berbagai organ dan sistem yang terdapat di dalam tubuh kita. Semua organ di dalam tubuh kita mengalami penuaan, sehingga terjadi
perubahan atau kemunduran fungsi-fungsinya seperti penurunan fungsi fisik,psiksis, sosial,spiritual
12
. Perubahan-perubahan ini akan dipaparkan sebagai berikut: a.
Fakta Fisik Lansia
10
Hanna Santoso dan Andar Ismail.Memahami Krisis lanjut Usia,Gunung Mulia,2012, hal.7-8
11
Hanna Santoso dan Andar Ismail.Memahami Krisis lanjut Usia,Gunung Mulia,2012, hal.8-12
12
Jeklin Linda Tambariki,2015 Latihan fisik dan kualitas hidup pada lansia di kecamatan di membe, Kabupaten Minahasa Utara.
7
Perubahan-perubahan fisik yang akan dialami lansia seperti semakin menurutnya fungsi-fungsi anggota tubuh yaitu penurunan sistem pencernaan. Dimana ketika lansia
mengalami penurunan sistem pencernaan maka makanan akan mulai sulit dikunyah karena gigi sudah mulai ompong dan mudah terjadi gangguan pada gusi. Air liur menjadi lebih
kental karena berkurangnya produksi kelenjar-kelenjar liur sehingga fungsinya sebagai pelican makanan juga berkurang. Akibatnya, orang lanjut usia akan selalu memilih makanan
yang lebih lunak sehingga tidak perlu banyak dikunyah. Kadang-kadang ,makanan sukar ditelan karena otot-otot untuk menelan di daerah kerongkongan juga sudah mulai melemah.
Di samping itu, ujung-ujung papil indra pengecap di lidah mulai berkurang jumlahnya, terutama untuk merasakan yang asin, sehingga biasanya ingin makanan yang lebih asin
padahal ini berbahaya, karena banyak lansia yang menderita penyakit darah tinggi atau gangguan jantung, yang seharusnya mengurangi konsumsi garam. Indra pengecap menjadi
kurang peka,rangsangan rasa lapar berkurang akibat penurunan fungsi sel-sel kelenjar percernaan dan berkurangnya pengeluaran asam lambung.
13
Ukuran lambung mengecil sehingga daya tampung makanan juga berkurang. Produksi enzim percernaan juga berkurang sehingga proses metabolism karbohidrat, protein, dan
lemak menjadi kurang baik. Proses penyerap sari makanaan yang terjadi di sepanjang usus juga menurun sehingga banyak lansia yang seperti kekurangan gizi. Oleh karena itu, kadang-
kadang kita perlu mendapat tambahan vitamin. Keluhan sulit buang air besar karena pegerakaan usus besar melemah,sisa makanaan lebih lama tertahan dan penyerapan air
berjalan terus sehingga tinja menjadi semakin keras. Disamping itu,otot dinding perut melemah sehingga kekuatan mengedan juga berkurang. Oleh karena itu, keluhan pasien
wanita lansia tersebut memang sesuai dengan mundurnya fungsi-fungsi saluran cerna dan pada pemeriksaan fisik memang tidak ditemukan penyakit ataupun kelainan pada saluran
pecernaan.
14
Penurunan fisik yang kedua pada lansia yaitu kelemahan otot pada lansia yang akan berdampak pada keseimbangan yang berimplikasi terhadap timbulnya gangguan
menjalankan mobilitas fungsional sehingga, meningkatkan risiko tejadinya jatuh yang menyebabkan ketergantungan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Sebesar 28-35
lansia di atas 65 tahun setidaknya jatuh satu kali dalam satu tahun dan meningkat pada usia di
13
Hanna Santoso dan Andar Ismail.Memahami Krisis lanjut Usia,Gunung Mulia,2012, hal.16-17
14
Hanna Santoso dan Andar Ismail.Memahami Krisis lanjut Usia,Gunung Mulia,2012, hal.18
8
atas 75 tahun sebesar 32-42.Jadi, sangat penting bagi lansia untuk menjaga dan memelihara kekuatan otot
15
Penurunan fisik yang ketiga yaitu pernapasan pada proses penuaan, kekuataan otot- otot pernapasaan melemah, dinding dada menjadi agak kaku, dan daya pegas jaringan paru-
paru berkurang sehingga napas menjadi lebih pendek. Kapasitas paru-paru juga menurun dan volume udara yang dikeluarkan juga berkurang. Salah satu pintu masuk kuman ke dalam
tubuh kita ialah melalui pernapasan. Pada lansia, daya tahan tubuh sudah melemah dan produksi antibody zat untuk melawan racun bakteri juga sudah menurun sehingga mereka
sangat rentan terhadap infeksi paru-paru, mudah terkena sakit flu, batuk,radang paru-paru, dan lain-lain. Selain penurunan fungsi paru-paru akibat proses penuaan, ada beberapa faktor
yang dapat memperburuk sistem ini, antara lain kebiasaan merokok. Kelebihan berat badan atau kegemukan, dankurangnya pergerakan. Oleh karena itu, olahraga penting sekali untuk
menyehatkan pernapasan dan tubuh kita secara keseluruhan.Proses penuaan juga menyebabkan beberapa perubahan structural dan fungsional pada toraks dan paru-paru, pada
lansia ditemukan alveoli menjadi kurang elastis dan lebih berserabut serta berisi kapiler- kapiler yang kurang berfungsi, sehingga kapasitas penggunaan menurun,maka itu kapasitas
difusi paru – paru untuk oksigen tidak dapat memenuhi permintaan tubuh, sehingga
menghalangi pembuangan secret dan menciptakan risiko tinggi terhadap infeksi pernapasan.
16
Adapun penurunan fisik pada lansia yang keempat yaitu penurunan fungsi ginjal dan kandungan kemih Lansia akan sering mengeluh buang air kecil dan sulit menahan keinginan
untuk tidak membuang air kecil karena otot-otot di daerah tersebut sudah melemah. Tindakan pencegahan dengan mengurangi jumlah asupan minum merupakan kesalahan besar karena
hal ini makin mengganggu keseimbangan cairan, bahkan bisa fatal jika terjadi gagal ginjal. Para lansia juga rentan terhadap infeksi saluran kemih karena adanya sisa air kencing di
kandung kemih dan juga sistem pertahanan tubuh yang mulai menurun.
17
Penurunan fisik terakhir yang dialami oleh lansia yaitu gangguan pengelihatan dan pendengaran merupakan
masalah penting yang menyertai lanjutnya usia. Dengan berkurangnya penglihatan, lansia sering kehilangan rasa percaya diri, berkurangnya keinginan untuk pergi keluar, dan malas
untuk bergerak. Mereka kehilangan kemampuan untuk membaca dan menonton acara
15
Indah Sampelan, Rina Kundre dan Jill Lolong2015 Hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di desa Batu kecamatan Likupang Selatan
Kabupaten Minahasa Utara. journal Keperawatan e-Kp Volume 3 Nomor 2
16
Hanna Santoso dan Andar Ismail.Memahami Krisis lanjut Usia,Gunung Mulia,2012, hal.19
17
Aart Van Beek. Pendampingan Pastoral, Jakarta: Gunung Mulia, 2003, hal. 22
9
televisi, dengan menurunnya pendengaran, ada dampaknya dalam hubungan sosial dengan orang lain, yaitu mereka menjadi sulit berkomunikasi dengan lancar. Oleh karena itu, para
lansia dianjurkan untuk memakai alat bantu dengar. Kulit menjadi kering dan keriput sehingga lansia sering mengeluh gatal di sekujur tubuhnya,biasanya ia tidak tahan dengan
udara dingin, kuku menjadi kaku dan tebal, rambut menipis karena banyak yang rontok, sedangkan yang tumbuh sedikit, uban juga senantiasa bertambah. Keseimbangan terganggu,
sehingga mudah jatuh dan rawan kecelakaan.Dengan adanya kemunduran-kemunduran fungsi organik ini, biasanya kegiatan lansia menjadi agak terbatas, timbul keluhan-keluhan
yang mengganggu. Akibatnya, produktivitas jadi menurun. Akan tetapi hal-hal di atas tidak menghalangi lansia untuk tetap hidup sehat bergairah menyongsong hari tua dengan kualitas
hidup sehat dan mempunyai tujuan hidup yang berarti.
18
b. Fakta Psikis Lansia
Perubahan-perubahan psikis yang akan dialami lansia seperti semakin berkurangnya produksi hormon, Krisis ini disebut sebagai monopause. Monopause adalah istilah
kedokteran yang menyatakan saat di mana seorang wanita mengalami berhentinya haid, yaitu tidak mendapat haid lagi dalam 12 bulan berturut-turut. Monopause merupakan proses
alamiah yang dialami setiap wanita yang tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi masa menopause ini. Bukan saja lansia wanita yang mengalami penurunan hormone ini, lansia pria
pun juga mengalami keadaan yang disebut andropause. Keadaan ini ekuivalen dengan monopause pada wanita. Berkurangnya hormon terjadi sedikit demi sedikit, tidak mendadak
seperti yang terjadi pada wanita. Tidak ada perubahan-perubahan yang berarti dan tidak ada gejala-gejala yang spesifik. Memang dari pemeriksaan laboratorium terbukti bahwa kadar
testosterone Hormon seksual pria mulai menurun. Penurunan hormon seperti monopause, andropause dan proses menua, merupakan perubahan alamiah yang dihadapi oleh semua
orang.Terjadinya menopause dipicu oleh perubahan hormon dalam tubuh. Dimana hormon merupakan suatu zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar tertentu dalam tubuh tidak
semua kelenjar menghasilkan hormon, yang efeknya mempengaruhi kerja alat-alat tubuh yang lain. Hormon yang dikeluarkan melalui saluran terbuka keluar,tetapi langsung
disalurkan ke dalam darah melalui perembesan pada pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar kelenjar tersebut.
19
18
Hanna Santoso dan Andar Ismail.Memahami Krisis lanjut Usia,Gunung Mulia,2012, hal.20-22
19
Hanna Santoso dan Andar Ismail.Memahami Krisis lanjut Usia,Gunung Mulia,2012, hal.29-35
10
Penurunan psikis yang kedua yaitu krisis kemunduran fungsi motorik, dimana proses penuaan jelas terjadi pada fungsi pergerakan, menyangkut seluruh kerangka tulang dengan
otot-otot yang menggerakkanya, terjadi atrofimenjadi lebih kecil pada sistem otot, tulang dan sandi. Atrofi otot menyebabkan otot lengan dan tungkai menjadi lebih kurus dan
mengecil, tenaga berkurang dan melemah, gerakan lebih lamban dan mungkin menjadi agak kaku. Atrofi juga terjadi pada jaringan ikat sehingga elastisitas kelenturan dan kekuatannya
berkurang, dan sendi menjadi kaku.
20
Biasanya, lansia mengeluh nyeri tulang dan sendi, nyeri pinggang, pinggul dan punggung karena persendian yang tidak lentur lagi. Atrofi pada saraf
mengakitbatkan melambatnya kecepatan hanaran saraf, refleks juga menurun sehingga lansia sering terlambat menggantisipasi bila terjadi gangguan seperti terpeleset, tersandung, dan
kejadian lainnya yang tiba-tiba atau mendadak. Karena adanya atrofi otot dan saraf, gerakan menjadi lamban dan kaku, langkah jadi pendek-pendek, dan mudah terjadi gangguan
keseimbangan dan rawan kecelakaan. Daya cengkeram menurun, kekuatan dan ketahanannya berkurang. Tidak dapat lagi memegang cangkir atau gelas yang berisi air terlalu lama, tidak
dapat memegang dan mengangkat barang berat lagi, kaki tidak dapat menapak dengan kuat, mudah goyang, dan berdiri pun sudah tidak stabil.
21
Sedangkan penurunan psikis yang ketiga yaitu penurunan fungsi mental, dimana otak sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup manusia sebab pikiran, perasaa, mental, dan jiwa
manusia berpusat di otak. Dengan bertambahnya usia, para lansia menyadari bahwa dirinya tidak dapat mengingat dengan baik dibandingkan sebelumnya. Proses menua menyebabkan
terjadinya gangguan kognitif, yang jelas terlihat pada daya ingat dan kecerdasan. Fungsi kognitif ialah proses mental dalam memperoleh pengetahuan atau kemampuan kecerdasaan,
yang meliputi cara berpikir, daya ingat, pengertian, perencanan, dan pelaksanaan. Jadi dengan bertambahnya umur, sebagian besar lansia mengalami kemuduran daya ingat dan merupakan
hal yang wajar jika lupa menaruh kaca mata, lupa nama tempat, lupa nama orang, lupa menyimpan kunci, kemudian tanpa dibantu atau dengan bantuan penjabaran fungsi atau
bentuk dari hal yang dilupakan.
22
c. Fakta Sosial Lansia
20
Jeklin Linda Tambariki,2015 Latihan fisik dan kualitas hidup pada lansia di kecamatan di membe, Kabupaten Minahasa Utara.
21
Hanna Santoso dan Andar Ismail.Memahami Krisis lanjut Usia,Gunung Mulia,2012, hal.29-35
22
Hanna Santoso dan Andar Ismail.Memahami Krisis lanjut Usia,Gunung Mulia,2012, hal.45-47
11
Lansia akan mengalami proses perubahan dalam bidang sosial seperti lansia merasa tidak nyaman jika berada di tempat baru, lansia juga tidak merasa nyaman jika adanya
perubahan jadwal dalam dirinya, contohnya lansia tidak lagi dapat mengatur jam mandinya sendiri makan siang, menonton televisi dan kegiataan rutin lainnya yang ketiga yaitu,
perubahan dalam hal daya beli karna pengasilan sudah semakin berkurang lansia lebih banyak memikirkan matang-matang apa yang harus dibelinya. Lansia ada kemungkinan
bahwa sebagai lansia kita hanya berorientasi pada diri sendiri. Akibatnya, selalu ingin menjadi pusat perhatian dan berharap untuk dilayani. Kita jadi sering mengeluh tentang
kesehataan dan membesar-besarkan penyakit ringan yang kia derita.
23
Lansia tetap minat terhadap penampilan. Tetapi sebaliknya, lansia yang tetap aktif dalam kegiataan sosial akan tetap merawat diri agar penampilannya lebih menarik dan ingin
kelihatan tetap muda. Daya penyesuaian diri yang sudah lemah ini harus ditingkatkan dengan dukungan semua pihak karena lansia sulit untuk menyesuaikan diri,peran keluarga dan teman
agar lansia dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap perubahan ini sangatlah penting. Lansia harus dianjurkan tetap mengikuti kegiatan sosial, berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan tanpa menyesali masa lampau. Menikmati setiap kegiataan meskipun mungkin terasa membosankan karena sifatnya yang berulang-ulang. Kita harus bersyukur karena
mempunyai teman untuk berbagi lansia dapat menerima perubahan-perubahan ini.
24
d. Fakta Spiritual Lansia
Spiritual adalah kebutuhan dasar dan pencapaian tertinggi seorang manusia dalam kehidupannya tanpa memandang suku atau asal-usul. Kebutuhan dasar tersebut meliputi:
kebutuhan fisiologis, keamanan dan keselamatan, cinta kasih, dihargai dan aktualitas diri. Aktualitas diri merupakan sebuah tahapan Spiritual seseorang, dimana berlimpah dengan
kreativitas, intuisi, keceriaan, sukacita, kasih sayang, kedamaian, toleransi, kerendahan hati serta memiliki tujuan hidup yang jelas. Perkembangan spiritual yang rendah dianggap sebagai
area ketidak mampuan perkembangan spiritual, ini di sebabkan oleh pengalaman hidup negatif pada masa lampau, keyakinan inti negatif, asumsi negatif, bias harapan, evaluasi diri
negatif dan ketidak percayaan diri.
25
23
Jeklin Linda Tambariki,2015 Latihan fisik dan kualitas hidup pada lansia di kecamatan di membe, Kabupaten Minahasa Utara.
24
Hanna Santoso dan Andar Ismail.Memahami Krisis lanjut Usia,Gunung Mulia,2012, hal.82-84
25
Jacob Daan Engel. Nilai Dasar Logo Konseling,Kanisius,2014,hal.31
12
Para lansia mempunyai lebih banyak waktu untuk kegiataan agama dan berusaha untuk mengerti nilai-nilai agama yang lebih lagi dari pada masa mudanya. Hal ini
disebabkan karna lansia ingin mendapatkan jawaban atau mendapatkan kekuatan ketika menghadapi stres, emosional, penyakit fisik, atau kematian. Contohnya seperti waktu masih
muda, kita jarang memikirkan kematian. Pada waktu usia lanjut, kita mulai sering berpikir tentang kematian, hal itu adalah wajar. Kalau berpkir tentang kematian, biasanya kita
cenderung menduaambivalen. Di satu pihak merasa senang karena akan kembali ke rumah bapa di surga. Tetapi di lain pihak merasa sedih karena akan berpisah dengan orang-orang
yang dicintai. Di satu pihak kita merasa siap jika dipanggil Tuhan tetapi di lain pihak merasa takut yang sama pada semua lansia adalah bahwa di dalam hati kecilnya, atau di lubuk
hatinya yang paling dalam, ada sebuah permintaan, Tuhan kalau boleh, aku meninggal tanpa menderita lebih dulu. Sehingga ada waktu untuk pamit, ingin sadar secara mental, bebas dari
rasa sakit, dan dipanggil Tuhan dalam damai dan tenang. Pada dasarnya, lansia takut mati karena sakit dan takut mati tanpa ada yang tahu. Kematian sesungguhnya sudah pasti akan
terjadi hanya saja tidak pernah diketahui dengan tepat, kapan saat itu datang. Akhir dari rangkaian kehidupan di dunia ini merupakan hak Tuhan. Sehingga untuk mengahadapi masa
persiapan kematiannya parah lansia spiritualnya tidak mengalami penurunan.
26
2.2.Konseling Pastoral
2.2.1.Definisi Konseling Pastoral Konseling pastoral pada hakekatnya dipandang sebagai suatu proses pertolongan yang
rohani bagi orang Kristianikarena upaya pertolongan melalui konseling pastoral didasarkan atas dan berakar dalam tugas penggembalaan seorang Pendeta, karena tugas-tugas itu telah
berkembang selama beberapa abad dan terus berkembang sebagai reaksi terhadap tuntutan Firman Allah dan kebutuhan-kebutuhan manusia. Untuk lebih mengerti arti
”Konseling Pastoral”, kita perlu memperhatikan istilah” Konseling” dan istilah “pastoral”.
Istilah “Kounsellor” sudah dipakai dalam Perjanjian Lama seperti dalam Kitab 1 Tawarikh 27:32: dan juga Yesaya 9:5. Sedangkan dalam perjanjian Baru sering disamakan
dalam hubungan dengan Roh Kudus yang mempunyai pengertian lain sebagai penghibur. Sampai sekarang ada banyak defenisi konseling yang diungkapkan para ahli sesuai sudut
pandang masin-masing. Walaupun demikian, di samping perbedaan-perbedaan yang ada disana sini, ditemukan juga persamaan-persamaan pengertian yang dijumpai di dalam
26
Hanna Santoso dan Andar Ismail.Memahami Krisis lanjut Usia,Gunung Mulia,2012, hal.88-89
13
defenisi-defenisi konseling tersebut. Misalnya, semua ahli setujuh bahwa konseling biasanya merupakan proses pertolongan psikologis yang terbatas karena usaha pertolongan yang intens
dan mendalam sudah lama menjadi bidang psikiatri apabila sudah disertai dengan pengobatan. Seandainya tidak ada pembagian yang jelas antara tangung- jawab psikiater
dengan konselor, maka sudah tentu usaha menolong dengan cara konseling tidak mungkin dapat dilakukan dengan baik dan benar. Dengan kata lain, bila upaya dan pelayanan psikiater
dan konselor adalah jelas, masing-masing menghargai batas-batas pertolongannya. Kemudian persamaan yang lain ialah dalam hal terbatas pertolongan konselor. Para ahli sependapat
bahwasannya konselor tidaklah selalu menasehati konseli, karena mereka menggap bahwa keputusan mengenai arah hidup konseli haruslah ditentukan sendiri oleh konseli yang
bersangkutan. Dengan demikian konselor menghargai konseli sepenuhnya, dan menghargai kemampuan yang ada dalam diri konseli.
27
Jika kita hendak memberi jawab terhadap pengertian konselin dari apa yang sudah terurai secara singkat di atas, demikian bahwa konseling adalah proses pertolongan yang ada
hakekatnya adalah psikologis antara seorang penolong dengan seorang beberapa orang yang ditolong. Melalui proses itu, diharapkan konseling dapat memperoleh kekuatan baru,
wawasan yang baru untuk memahami dan jika mungkin mengatasi permasalahan yang di hadapinya. Jika sudah jelas, secara gampang dapat dikatakan bahwa konseling pastoral
adalah konseling plus pastoral, jadi konseling pastoral itu sendiri dapat dikatakan memiliki cakupan yang lebih lengkap dari konseling” pastoral “terhadap konseling itu sendiri, bukan
memperluas dan bukan juga mempersempit konseling karena memang yang disumbangkan oleh “pastoral” terhadap konseling adalah dimensi-dimensi rohaniah dan suatu perspektif
menyeluruh seperti sudah dikatakan.
28
Berbeda dengan psikoter pendampingan pastoral diarahkan untuk menjadi sarana karunia Allah. Keselamatan individual dan kelompok adalah
sasarannya. Namun, sama seperti defenisi “ kesehatan “, defenisi “keselamatan” juga sangat
bervariasi. Pelayanan pastoral lebih dipengaruhi oleh konteksnya, namun konteks selalu ada dalam semua bentuk hubungan pelayanan.
29
2.3.Peran Konseling Pastoral Terhadap Lansia
27
Aart Martin Van Beek.Konseling Pastoral sebuah buku pengangan bagi para penolong di Indonesia,Sw Agustus 1987,hal.3-5
28
Aart Martin Van Beek. Konseling pastoral sebuah buku pegangan bagi para penolong di Indonesia,Sw Agustus 1987,hal.6
29
Jhon C. Hoffman.Permasalahan Etis Dalam Konseling, Kanisius 1993, hal. 26
14
Konseling pastoral sebagai disiplin praktis seharusnya mempunyai manfaat yang berbeda didalam, setiap situasi yang berbeda. Kebudayaan, keadaan dan kepribadian setiap konseli
memang berlainan sehingga pedekataan kita perlu disesuaikan. Howard Clinebell, seorang ahli konseling pastoral telah mengusulkan6 fungsi konseling pastoral yaitu:
1. Fungsi Membimbing
Para konseli di Indonesia cenderung untuk mengharapkan fungsi ini dari proses pertolongan. Mereka ingin diberi jalan keluar. Sayang sekali para konselor terlalu sering
sanggup untuk memberikan nasehat yang setengah matang, dan tidak mampu memenuhi harapan itu. Sepatutnya fungsi membimbing ini muncul dalam usaha menolong konseli untuk
mengambil keputusan- keputusan mengenai hidupnya sendiri keputusan mengenai profesi yang dipilih, mengenai teman hidup yang cocok dan seterunya. Ternyata acapkali kehidupan
memaksa kita untuk mengambil keputusan dalam menghadapi dilemma yang kompleks sekali. Untuk menghindari saran-saran dari konselor yang belum dipertimbangkan secara
mendalam, sebaiknya konselor bersama konseli meneliti semua alternative secara lengkap.
30
2. Fungsi Memperbaiki hubungan
Hampir semua persoalan konseli sedikit banyak menyangkut hubungan dengan oran lain. Jikalau hubungan itu tidak perhatikan oleh konselor pelayanannya dapat menjadi tidak
relevan. Oleh sebab itu Khususnya di Indonesia kita membutuhkan fungsi konseling pastoral yang menjamin konselor itu bercimpung dalam menyelesaikan ketegangan yang
timbul dalam hubungan itu. Kesulitan komunikasi biasanya merupakan persoalan yang paling mendasar. Konselor tidak memihak kepada konseling atau sebaliknya anggota-anggota
keluarganya atau temannya. Dalam menolong proses komunikasi, semua orang yang terlibat menjadi konseli, Kita menjadi perantara yang netral, perantara yang berkewajiban untuk
secara terus menerus membuka jalur komunikasi timbal balik. Perbaiki komunikasi ini tentu perlu disesuaikan dengan keadaan dan kebudayaan para konseli. Penting sekali semua konseli
menerima konselor sebagai perantara, apalagi sebagai perantara yang harus tegas, walaupun tidak keras.
31
3. Fungsi Menopang
30
Aart Martin Van Beek. Konseling pastoral sebuah buku pegangan bagi para penolong di Indonesia,Sw Agustus 1987,hal.11
31
Aart Martin Van Beek. Konseling pastoral sebuah buku pegangan bagi para penolong di Indonesia,Sw Agustus 1987,hal.11
15
Konseli yang menghadapi krisis psikis atau penderita yang diserang oleh rasa sakit yang tajam sekali sulit di ajak berbiacara melalui percakapaan yang mendalam. Pada umunya
konselor dan konseli hanya dapat memfokus pada masalah inti. Tanggapan-tanggapan dari konselor adalah singkat, tepat dan menekankan perasaan konseli. Kehadiran yang baik dan
komunikasi non-lisan dari konselor banyak menolong sebab biasanya konseli sangat gelisah.
32
Fungsi menopang merupakan salah satu aspek dari perspektif penggembalaan yang menekankan “standing by” pendampingan. Penopangan berkaitan dengan segala situasi
yang tak dapat berubah, atau paling sedikit tidak bias diubah untuk saat ini. Dalam hal ini sustaining berasal dari kata sustenance, yang artinya “menjaga agar tetap hidup”. Sustaining
merupakan pelayanan yang dilakukan dengan cara memberi dukungan support dan dorongan encouragement melalui pendampingan ketika sesuatu telah hancur atau tidak
berfungsi sehingga tidak memadai terhadap seluruh restorasi situasional. Pelayanan pendampingan dominan dalam dua macam situasi yaitu ketika orang mengalami shock dan
kehilangan berpisah dengan orang yang sangat dikasihi, sedangkan situasi yang kedua yaitu pada situasi kerusakan yang tak dapat diubah irreversible atau mengalami degenerasi :
penyakit kanker yang tak bisa dioperasi. Dalam hal ini pelayanan dilakukan untuk menghibur comfort serta mendukungnya dalam situasi yang dihadapi. Selain itu pendampingan
direfleksikan dengan memberikan harapan yang sifatnya eskatologis sebagai konsekuensi hidup orang Kristen agar memperoleh kesempatan dari Tuhan yang sanggup merestorasi
keadaannya. 4.
Fungsi Menyembuhkan Konseli sering mempunyai perasaan yang belum pernah diungkapkan secara lengkap.
Barangkali dia pernah mengalami suatu trauma psikis seperti kehilangan seseorang atau pernah menyaksikan sesuatu yang mengerikan seperti perang atau pembunuhan-pembunuhan
atau mengalami kecelakaan bis. Atau ia merasa bersalah karena pernah melakukan sesuatu yang etis terhadap teman hidupnya, padahal teman hidup itu sudah tidak ada lagi. Atau dia
menyimpan rasa dendam tanpa habisnya. Fungsi menyembuhkan dari konseling pastoral dapat menolong konseli untuk menyembuhkan hatinya. Tidak jarang tekanan batin konseli
32
Aart Martin Van Beek. Konseling pastoral sebuah buku pegangan bagi para penolong di Indonesia,Sw Agustus 1987,hal.11
16
menimbulkan penyakit psikosomatis sperti colitis atau penyakit jantung, penyakit maag dan sebagainya, Doa yang singkat sesudah percakapan selesai biasanya ikut menolong.
33
5. Fungsi Mengasuh memelihara
Diharapakan bahwa konseli akan berkembang dan terus menerus menjadi dewasa didalam menghadapi masalah-masalah hidup. Seharusnya konselor tidak hanya punya tujuan
meringankan penderitaan konseli untuk sementara saja dengan resiko besok masalahnya kembali lagi, tetapi konselor perlu memperkuat konseli. Fungsi ini sebenarnya hamper selalu
dapat keluar dalam konseling. Itu alasanya untuk tidak terlalu banyak menesehati konseli dan untuk menegaskan tanggung jawab konseli dalam menolong diri sendiri. Apabila konseli
tidak membutuhkan kita lagi, kita sudah berhasil. Jangan konselor menciptakan ketergantungan konseli pada diri konselor, sebab itu hanya membuat konseli lebih lemah.
34
6. Fungsi Mengutuhkan
Fungsi mengutuhkan adalah fungsi pusat karena sekaligus merupakan tujuan utama dari pendampingan pastoral, yaitu pengutuhan kehidupan manusia dalam segala aspek
kehidupannya, yakni fisik, sosial, mental dan spiritual.
35
penggembalaan dan konseling pastoral adalah pemanfaatan hubungan antara seseorang dan orang lainnya di dalam
pelayanan. Hubungan itu dapat berupa hubungan satu orang tertentu dengan satu orang lainnya atau dalam suatu kelompok kecil. Hubungan itu memungkinkan timbulnya kekuataan
dan pertumbuhan yang menyembuhkan baik dalam diri orang-orang yang dilayani tersebut maupun di dalam relasi-relasi mereka. Konseling pastoral adalah suatu fungsi yang bersifat
memperbaiki, yang dibutuhkan ketika orang mengalami krisis yang merintangi pertumbuhannya. Pengembalaan dan konseling baru bersifat holistik menyeluruh, artinya
berusaha untuk memungkinkan penyembuhan dan pertumbuhan keutuhan manusia dalam dimensinya. Model itu berorientasi pada sistem-sistem, artinya keutuhan orang dilihat dalam
33
Aart Martin Van Beek. Konseling pastoral sebuah buku pegangan bagi para penolong di Indonesia,Sw Agustus 1987,hal.10
34
art Martin Van Beek. Konseling pastoral sebuah buku pegangan bagi para penolong di Indonesia,Sw Agustus 1987,hal.11
35
Aart Martin Van Beek. Konseling pastoral sebuah buku pegangan bagi para penolong di Indonesia,Sw Agustus 1987,hal.12
17
keterlibatannya dalam segala hubungan-hubungannya yang penting dan saling
ketergantungannya dengan orang-orang, kelompok-kelompok dan institusi-insitusi.
36
Dengan cara menolong orang belajar memperkembangkan kekuataan dan kehidupan iman dan nilai-nilainya serta memperkembangkan hubungan mereka dengan Roh pengasih alam
semesta, kini dan di sini. Dalam kelompok-kelompok pertumbuhan seperti itu, orang akan dapat menemukan dimensi-dimensi baru dari keutuhan hidup yang dapat diperkembangkan
dalam tahap mereka sekarang ini. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan- hubungan perilaku sering mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan dalam perasaan-
perasaan dan sikap-sikap yang penting. Karena itu konseling pastoral bertujuan untuk membantu orang menghadapi masalah-masalah mereka yang mendesak secara konstruktif,
mengambil keputusan-keputusan, memikul pertanggungjawaban-pertanggungjawaban, dan memperbaiki perilaku mereka yang menyakiti diri sendiri dan orang lain; tetapi juga sama
pentingnya, yakni membantu mereka mengungkapkan perasaan-perasaan, sikap-sikap dan pemahaman-pemahaman akan diri mereka sendiri, yang merintangi pertumbuhan mereka
sehingga akan memperoleh kekuatan, kemantapan, harga diri dan semangat untuk mengatasi krisis-krisis di masa mendatang.
37
III. Hasil Penelitian dan Pembahasan