17
keterlibatannya dalam segala hubungan-hubungannya yang penting dan saling
ketergantungannya dengan orang-orang, kelompok-kelompok dan institusi-insitusi.
36
Dengan cara menolong orang belajar memperkembangkan kekuataan dan kehidupan iman dan nilai-nilainya serta memperkembangkan hubungan mereka dengan Roh pengasih alam
semesta, kini dan di sini. Dalam kelompok-kelompok pertumbuhan seperti itu, orang akan dapat menemukan dimensi-dimensi baru dari keutuhan hidup yang dapat diperkembangkan
dalam tahap mereka sekarang ini. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan- hubungan perilaku sering mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan dalam perasaan-
perasaan dan sikap-sikap yang penting. Karena itu konseling pastoral bertujuan untuk membantu orang menghadapi masalah-masalah mereka yang mendesak secara konstruktif,
mengambil keputusan-keputusan, memikul pertanggungjawaban-pertanggungjawaban, dan memperbaiki perilaku mereka yang menyakiti diri sendiri dan orang lain; tetapi juga sama
pentingnya, yakni membantu mereka mengungkapkan perasaan-perasaan, sikap-sikap dan pemahaman-pemahaman akan diri mereka sendiri, yang merintangi pertumbuhan mereka
sehingga akan memperoleh kekuatan, kemantapan, harga diri dan semangat untuk mengatasi krisis-krisis di masa mendatang.
37
III. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bagian ini penulis mendeskripsikan dan menganalisa tentang peran konseling pastoral bagi lansia dipanti Whreda Mandiri Jaya Salatiga.
3.1 Gambaran Lapangan Data
Lansia adalah usia yang boleh dikatakan tidak produktif lagi. Kebutuhan dasar lansia yaitu teman curhat karena lansia menyadari bahwa dia sudah tidak produktif lagi dalam hal
tidak dapat mencari uang, tidak dapat memberi keturunan atau lebih tepatnya dia tidak dapat melakukan hal-hal yang menjadi kebutuhan manusia sehingga lansia sering merasa
kehadirannya tidak dibutuhkan lagi oleh orang-orang terdekatnya
38
. Di panti Wherda yang merupakan panti untuk para lansia yang berdiri mulai 1995 dengan tujuan awal untuk
36
Howard Clinebell.tipe-tipe pendampingan dan konseling pastoral,Yogjakarta Kanisius 2002,hal32- 36
37
Howard Clinebell.tipe-tipe pendampingan dan konseling pastoral,Yogjakarta Kanisius 2002, hal 37- 45
38
Hasil wawancara dengan Ibu RP inisial, 16September 2015 pukul 09.00 WIT
18
membantu panti salib putih, mempunyai 15 orang lansia, yang terdiri dari 7 laki-laki dan 8 wanita. Para pasien ini berasal dari berbagai kota di Indonesia.
Di panti Whreda ada 4relawandengan pembagian shift, 3 tenaga kerja bekerja dari jam 06.00 sampai dengan jam 12.00, sedangkan 1 orang tenaga kerja bekerja dari jam 12.00
sampai dengan jam 15.00. Adapun kegiatan yang dilakukan tenaga kerja dari jam 06.00 sampai jam 09.00 yaitu memasak dan mempersiapakan makanan untuk para lansia,
sedangkan pada jam 10.00 relawan memberikan makan kepada lansia, sehabis lansia makan barulah
para relawan
melanjutkan tugas
mereka membersihkan
kamar-kamar lansia,memandikan para lansia dan tugas terakhir relawan yang bershift pada jam 06.00
sampai dengan jam 12.00 yaitu menyunci baju lansia. Sedangkanpada jam 12.00 sampai dengan jam 15.00 kegiatan yang dilakukan oleh relawan yaiturelawan mempersiapkan
minum sore seperti teh dan juga roti, setelah itu relawan memasak untuk makan malam para lansia.Kegiatan-kegiatan ini yang rutin dilakukan oleh para relawan setiap hari senin sampai
jumat di panti Wherda.
39
Panti inipun mempunyai seorang ibu asrama yang selalu menjaga pasien 24 jam, adapun kewajiban dari ibu asrama yaitu mengontrol, mengatasi, melindungi
dan menyelesaikan setiap permasalahan yang di alami oleh setiap lansia maupun relawan yang melayani dipanti Wherda. Adapun kegiatan rutin yang dipimpin oleh ibu panti yaitu
melakukan ibadah bersama bagi lansia dan relawan yang diadakan setiap hari Sabtu pada jam 09.00. Ibadah gabungan ini dimulai dengan menyanyi, doa untuk renungan, renungan,
menyanyi dan doa penutup. Ibu asrama pun mempunyai kewajiban pada hari Jumat sampai dengan hari Sabtu yaitu mengerjakan setiap tugas dari relawan karena relawan panti Wherda
hanya bertugas sampai hari jumat
40
. Lansia dipanti Wherda juga mendapatkan konseling pastoral dari konselor yang di
tugaskan dipanti Wherdadengan jadwal pertemuan yaitu setiap hari selasa, jam 10:00 sampai jam12.00.Dalam konseling pastoral tersebut adapun kegiatan yang dilakukan seperti
menanyakan keadaan lansia, ketika lansia mempunyai permasalahan lansia secara otomatis menceritakan permasalahan kepada konselor sehingga konselor hanya mendengarkan cerita
para lansia, setelah itu konselor memberikan arahan melalui alternatif yang kereatif, seperti istilah yang sering disebut penyembuhan luka batin, cara ini dianggap berhasil oleh konselor
jika terapkan di panti Wherda sehingga sering diterapkan di panti Wherda. Penyebuhan luka batin ini dilakukan dengan cara konselor menyiapkan sebuah bangku kosong dan meminta
39
Hasil wawancara dengan Ibu TN inisial, 19September 2015 pukul 11.00 WIT
40
Hasil wawancara dengan Ibu VT inisial, 19September 2015 pukul 13.00 WIT
19
lansia untuk menganggap bangku kosong itu sebagai orang yang membuat luka batin kepada lansia, sehingga lansia boleh berkata apa saja kepada bangku kosong itu, setelah lansia sudah
merasa lega dengan isi hati yang sudah diungkapkan melalui bangku kosong maka konselor memberikan arahan sehingga lansia dapat memutuskan jalan keluar dari persoalan yang
sedang dihadapi. Setelah lansia dapat memutuskan jalan keluar dari persoalan yang dihadapi, pastoral menutup konseling pastoral dengan doa
41
. Menurut para lansia, waktu satu minggu sekali adalah waktu yang tidak cukup untuk proses konseling, mengingat bahwa dengan
keterbatasanya waktu yaitukonseling pastoral hanya berlangsung dari jam 10.00 sampai dengan jam 12.00, sedangkan ada 15 lansia yang juga harus di lanyani.
42
Adapun kegiatan yang sering dilakukan oleh tim pastoral pada lansia yaitu tim pastoral bertanya kabarmereka, apa yangmereka rasakan, apa yang menjadi keinginan mereka, apa
yang menjadi masalah mereka, setelah itu mereka bercerita sering dan selalu ditutup dengan doa. Jadi menurut para lansia konseling pastoral yang di lakukan dengan ibadah lebih bersifat
pemberian nasehat dan bukan untuk berbagi masalah ataupun pengalaman para lansia. Para lansia merasa kurang ada hubungan pribadi dengan konselor karena konselor hanya
memberikan ibadah, hal itu yang menyebabkan tidak adanya keterbukaan dari lansia kepada konselor.
43
Kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh para lansia dipanti wherda yaitu, setiap pagi mereka melakukan doa bersama dengan teman sekamar dan juga biasanya mereka
duduk bercerita dan saling berbagi pengalaman bersama, setelah itu mereka melakukan aktifitas seperti biasanya yaitu, mandi, makan, dan beristirahat. Tidak ada kegiatan yang
diharuskan panti untuk dilakuakan bersama, sehingga mereka bebas melakukan apa saja sesuai dengan keinginan mereka, kecuali hari hari sabtu barulah mereka bersama-sama
mengikuti ibadah bersama.
44
Berdasarkan hasil penelitian, kunjungan dari keluarga dan anak- anak para lansia dipanti Whreda sangat kurang,hal ini terlihat dariwaktukunjungan dari
keluarga dan anak-anak para lansia. Ada 2 orang lansia yang hanya dalam jangka waktu satu tahun sekali di kunjungi,sedangkan 13 lansiatidak mendapat kunjungan sama sekali.Keluarga
maupun anak-anak lansia kebanyakan mereka hanya mengirimkan uang kepada orang tua mereka melalui ibu asarama.hal yang ini yang menurut para lansia membuat mereka merasa
stres karena lansia merasa kurang diperhatikan dan kurang adakasih sayang dari keluarga.
45
41
Hasil wawancara dengan Ibu RP inisial, 16 September 2015 pukul 09.00 WIT
42
Hasil wawancara dengan Bapak Ibu DB inisial,18 September 2015 pukul 09.00 WIT
43
Hasil wawancara dengan Bapak Bapak RC inisial,18 September 2015 pukul 11.00 WIT
44
Hasil wawancara dengan Bapak YKinisial,17 September 2015 pukul 09.00 WIT
45
Hasil wawancara dengan Bapak YKinisial,17 September 2015 pukul 09.00 WIT
20
3.2 Persoalan-Persoalan Yang Dihadapi Oleh Lansia Di Panti Wherda