Perbandingan Hukum Pidana 001

Perbandingan Hukum Pidana
Alur Perkembangan


Mulai berkembang abad 19



Berawal dari minat perseorangan, kemudian didukung oleh kelembagaan seperti
Institut Perbandingan Hukum di College de France tahun 1832 dan di University of
Paris tahun 1846

Beberapa istilah perbandingan hukum pidana yang dikenal antaralain :
1.Comparative Law;
2.Comparative Jurisprudence;
3.Foreign Law;
4.DroitCompare;
5.Rechtgelijking
6.Rechverleichung
Pengertian
Black’s Law Dictionary: Comparative Jurisprudence adalah suatu studi mengenai prinsipprinsip ilmu hukum denga nmelakukan perbandingan berbagai macam sistem Hukum)

(the study of principles of legal science by the comparison of various systems of law)
Metode Perbandingan Hukum
Rudolf D. Schlessinger:


Comparative Law merupakan metode penyelidikan dengan tujuan untuk memperoleh
pengetahuan yang lebih dalam tentang bahan hukum tertentu;



Comparative Law bukanlah perangkat peraturan dan asas-asas hukum, bukanlah suatu
cabang hukum(is not a body of rules and principles);



Comparative Law adalah teknik atau suatu cara menggarap unsur hukuma sing yang
aktual dalam suatu masalah hukum (is the technique of dealing with actual foreign
law elements of a legal problem)

PerbandinganHukumModern

1. Menurut Konrad Zweigert dan Kurt Siehr, perbandingan hukum modern
menggunakan metodekritis, realistis, dan tidak dogmatis.
2. Menurut Prof. Soedarto, perbandingan hukum menganut metodefungsional, dengan
titik tekan berorientasi pada problema, dan memperhatikan hubungan antara suatu
peraturan dan masyarakat tempat bekerjanya peraturan itu”
Famili Hukum (legal families)
Rene David mendasarkan klasifikasi famili hukum pada :



struktur konseptual hukum;



teori sumber-sumber hukum;



tempat hukum itu sendiri dalam tatana nsosial.


Selanjutnya, bahwa 2 hukum tidak dapat dimasukkan dalam keluarga hukum yang sama
sekalipun keduanya menggunakan konsepsi dan teknik hukum yang sama, jika:


didasarkan pada prinsip-prinsip filosofis, politisdan prinsip-prinsip ekonomiyang
berbeda;



berusahamencapaiduatipemasyarakatyang berbedasecarakeseluruhan.

Marc Ancel dan parasarjana komparatif lainnya setuju dalam membedakan sekurangkurangnya lima jenis hukum nasional yang dikelompokkan dalam satu keluarga didasarkan
pada :


Asal-usulnya;



Sejarah perkembangannya;




Metode penerapannya.

Lima besarkeluargahukum:
1. Sistem Eropa Kontinental dan Amerika Latin;
2. Sistem Anglo-American (common law system);
3. Sistem Timur Tengah(middle east system), seperti : Irak, Yordania, Saudi Arabia,
Siria, Libanon, Maroko, Sudan, dsb.
4. Sistem Timur Jauh(Far East System), misal : Cina, Jepang;
5. Sistem negara-negara sosialis (Socialist system).
ManfaatPerbandinganHukum
Ada2 manfaat mempelajari sistem hukum asing, yakni:
1. Umum


memberikan kepuasan bagi orang yang berhasrat ingin tahu secara ilmiah;




Memperdalam pengertian tentang pranata masyarakat dan kebudayaan sendiri;



Membawa sikap kritis terhadap sistem hukum sendiri.

2. Khusus

Sehubungan dengan dianutnya asas nasional aktif dalam KUHP kita, yaitu Pasal 5 ayat (1)
ke-2

Pengertian Perbandingan Hukum Pidana adalah :
Sebagai suatu disiplin ilmu sekaligus sebagai cabang ilmu hukum, pada awalnya dipahami
sebagai salah satu metoda pemahaman sistem hukum, disamping sosiologi hukum. Hal ini
terjadi karena adanya dominasi perhatian terhadap hukum asing yang menyebabkan studi
hukum Negara lain selalu dititikberatkan pada perbedaan-perbedaan daripada persamaanpersamaan. Namun sampai saat ini di kalangan teoritkus hukum masih terdapat perbedaan
pendapat tentang kedudukan perbandingan hukum



Pendapat para ahli :



Rudolf B. Schlesinger : Perbandingan hukum merupakan metoda penyelidikan dengan
tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih dalam tentang bahan hukum tertentu ;



Winterton : Perbandingan hukum tidak lain merupakan metoda yaitu metoda perbandingan
yang dapat digunakan dalam semua cabang hukum ;



Gutterridge : Membedakan antara comparative law (membandingkan dua sistem hukum
atau

lebih)

dan


foreign

law

(mempelajari

hukum

asing

tanpa

secara

nyata

membandingkannya dengan sistem hukum yang lain ;



Lemaire : Perbandingan hukum sebagai cabang ilmu pengetahuan (yang juga
mempergunakan metoda perbandingan) mempunyai lingkup : (isi dari) kaidah-kaidah hukum,
persamaan dan perbedaannya, sebab-sebabnya dan dasar-dasar kemasyarakatannya ;



Ole Lando : Perbandingan hukum mencakup “analysis and comaparison of the laws” ;



Esin Ocuru : Perbandingan hukum merupakan suatu disiplin ilmu hukum yang bertujuan
menemukan persamaan dan perbedaan serta menemukan pula hubungan-hubungan erat
antara perlbagai sistem-sistem hukum, melihat perbandingan lembaga-lembaga hukum dan
konsep-konsep serta mencoba menentukan suatu penyelesaian atas masalah-masalah tertentu

dalam sistem-sistem hukum dimaksud dengan tujuan seperti pembaharuan hukum, unifikasi
hukum dan lain-lain ;


Zwegert dan Kotz : Perbandingan hukum adalah perbandingan dari jiwa dan gaya dari

sistem hukum yang berbeda-beda atau lembaga-lembaga hukum yang berbeda-beda atau
penyelesaian masalah hukum yang dapat diperbandingkan dalam sistem hukum yang
berbeda-beda ;



Sudarto : Perbandingan hukum merupakan cabang dari ilmu hukum dank arena itu lebih
tepat menggunakan istilah “Perbandingan Hukum” daripada “Hukum Perbandingan”.

Sebut dan Jelaskan Tujuan dan Manfaat perbandingan Hukum Pidana ?
Ada 4 (empat) tujuan dari perbandingan hukum pidana :


Tujuan Praktis : Merupakan alat pertolongan untuk tertib masyarakat dan pembaharuan
hukum nasional serta memberikan pengetahuan mengenai berbagai peraturan dan pikiran
hukum kepada pembentuk undang-undang dan hakim ;



Tujuan Sosiologis : Mengobservasi suatu ilmu hukum yang secara umum menyelidiki

hukum dalam arti ilmu pengetahuan dengan maksud membangun azas-azas umum
sehubungan dengan peranan hukum dalam masyarakat ;



Tujuan Politis : Mempelajari perbandingan hukum untuk mempertahankan “Status Quo”
dimana tidak ada maksud sama sekali mengadakan perubahan mendasar di negara yang
berkembang ;



Tujuan Pedagogis : Untuk memperluas wawasan mahasiswa sehingga mereka dalat berpikir
inter dan multi disiplin serta mempertajam penalaran di dalam mempelajari hukum asing.
(Sumber : Romly Atmasasmita, SH.LLM, Perbandingan Hukum Pidana, 1996, Bandung,
Mandar Maju)
EROPA KONTINENTAL / CIVIL LAW
Awalnya diterapkan pada masa Romawi, kemudian
dimasukkan ke dalam sistem hukum di negara-

negar Eropa Barat, seperti Jerman, Perancis dan di

negara-negara jajahannya seperti Belanda, Belgia
dan sebagainya.
Ciri-cirinya :
1. Membedakan secara tajam antara hukum perdata
dan hukum publik
2. Membedakan antara hak kebendaan dan
perorangan
3. Menggunakan kodifikasi
4. Keputusan hakim terdahulu tidak mengikat
Seperti yang berlaku di negara-negara Eropa yang
lebih mementingkan kodifikasi, ilmu hukum
kontinental ini sangat dipengaruhi oleh hukum
Romawi. Sering dikenal juga sebagai sistem hukum
CIVIL LAW.
Sebagian besar negara-negara Eropa daratan dan
daerah bekas jajahan / koloninya; ex: Jerman,
Belanda, Perancis, Italia, negara2 Amerika Latin dan
Asia.
Berkembang di negara-negara Eropa (istilah lain
Civil Law = hukum Romawi).
Dikatakan hukum Romawi karena sistem hukum ini
berasal dari kodifikasi hukum yang berlaku di
kekaisaran Romawi pada masa Pemerintahan Kaisar
Yustinianus abad 5 (527-565 M).
Kodifikasi hukum itu merupakan kumpulan dari
berbagai kaidah hukum yang ada sebelum masa
Yustinianus yang disebut Corpus Juris Civilis
(hukum yang terkodifikasi).
Corpus Juris Civilis dijadikan prinsip dasar dalam
perumusan dan kodifikasi hukum di negara-negara
Eropa daratan seperti Jerman, Belanda, Prancis,
Italia, Amerika Latin, Asia (termasuk Indonesia pada
masa penjajahan Belanda). Artinya adalah menurut
sistem ini setiap hukum harus dikodifikasikan
sebagai daar berlakunya hukum dalam suatu
negara.
Prinsip utama atau prinsip dasa
Prinsip utama atau prinsip dasar sistem hukum
Eropa Kontinental ialah bahwa hukum itu
memperoleh kekuasaan mengikat karena berupa
peraturan yang berbentuk undang-undang yang
tersusun secara sistematis dalam kodifikasi.
Kepastian hukumlah yang menjadi tujuan hukum.
Kepastian hukum dapat terwujud apabila segala
tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup diatur
dengan peraturan tertulis, misalnya UU.

Dalam sistem hukum ini, terkenal suatu adagium
yang berbunyi ”tidak ada hukum selain undangundang”. Hukum selalu diidentifikasikan dengan
undang-undang (hukum adalah undang-undang).
Peran Hakim
Hakim dalam hal ini tidak bebas dalam menciptakan
hukum baru, karena hakim hanya berperan
menetapkan dan menafsirkan peraturan-peraturan
yang ada berdasarkan wewenang yang ada padanya.
Putusan Hakim
Putusan hakim tidak mengikat umum tetapi hanya
mengikat para pihak yang berperkara saja (doktrins
res ajudicata ) sebagaimana yurisprudensi sebagai
sistem hukum Anglo Saxon (Mazhab / Aliran
Freie Rechtsbegung)
Sumber Hukum
1) Undang-undang dibentuk oleh legislatif
(Statutes).
2) Peraturan-peraturan hukum (Regulation =
administrasi negara= PP, dll), dan
3) Kebiasaan-kebiasaan (custom) yang hidup dan
diterima sebagai hukum oleh masyarakat selama
tidak bertentangan dengan undang-undang.
Penggolongannya
Berdasarkan sumber hukum diatas maka sistem
hukum Eropa Kontinental penggolongannya ada dua
yaitu :
Bidang hukum publik
Hukum publik mencakup peraturan-peraturan
hukum yang mengatur kekuasaan dan wewenang
penguasa/negara serta hubungan-hubungan antara
masyarakat dan negara. Termasuk dalam hukum
publik ini ialah :
1) Hukum Tata Negara
2) Hukum Administrasi Negara
3) Hukum Pidana
Bidang hukum privat.
Hukum privat mencakup peraturan-peraturan
hukum yang mengatur tentang hubungan antara
individu-individu dalam memenuhi kebutuhan
hidup demi hidupnya. Yang termasuk dalam hukum
privat adalah :
1) Hukum Sipil, dan
2) Hukum Dagang
Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia
sekarang, batas-batas yang jelas antara hukum
publik dan hukum privat itu semakin sulit

ditentukan. Hal itu disebabkan faktor-faktor
berikut :
1) Terjadinya sosialisasi di dalam hukum sebagai
akibat dari makin banyaknya bidang-bidang
kehidupan masyarakat. Hal itu pada dasarnya
memperlihatkan adanya unsur ”kepentingan umum/
masyarakat” yang perlu dilindungi dan dijamin,
misalnya saja bidang hukum perburuhan dan
hukum agraria.
2) Makin banyaknya ikut campur negara di dalam
bidang kehidupan yang sebelumnya hanya
menyangkut hubungan perorangan, misalnya saja
bidang perdagangan, bidang perjanjian dan
sebagainya.
Sistem hukum eropa Kontinental menganut mazhab
legisme dan positivisme.
Mazhab legisme
- Menganggap bahwa semua hukum terdapat dalam
UU.
- Hukum identik dengan UU.
- Hakim dalam melakukan tugasnya terikat pada UU,
sehingga pekerjaannya hanya melakukan
pelaksanaan UU belaka (wetstoepassing) .
- Menganggap kemampuan UU sebagai hukum,
termasuk dalam penyelesaian berbagai
permasalahan sosial.
- Aliran ini berkeyakinan bahwa semua persoalan
sosial akan segera terselesaikan apabila telah
dikeluarkan UU yang mengaturnya.
Menurut aliran ini UU adalah obat segala-galanya
sekalipun dalam kenyataannya tidak demikian.
Mazhab Positivisme Hukum (Rechtspositivisme)
- Sering juga disebut dengan aliran legitimisme .
- Aliran ini sangat mengagungkan hukum tertulis.
- Tidak ada norma hukum diluar hukum positif.
- Semua persoalan masyarakat diatur dalam hukum
tertulis.
- Sehingga terkesan hakikat dari aliran ini adalah
penghargaan yang berlebihan terhadap kekuasaan
yang menciptakan hukum tertulis ini sehingga
dianggap kekuasaan itu adalah sumber hukum dan
kekuasaan adalah hukum.
Aliran ini dianut oleh John Austin (1790 – 1861,
Inggris) menyatakan bahwa satu-satunya hukum
adalah kekuasaan yang tertinggi dalam suatu
negara. Sedangkan sumber-sumber lain hanyalah
sebagai sumber yang lebih rendah. Sumber hukum

itu adalah pembuatnya langsung yaitu pihak yang
berdaulat atau badan perundang-undangan yang
tertinggi dan semua hukum dialirkan dari sumber
yang sama itu. Hukum yang bersumber dari situ
harus ditaati tanpa syarat, sekalipun terang
dirasakan tidak adil.
Menurut Austin hukum terlepas dari soal keadilan
dan dari soal buruk-baik. Karena itu ilmu hukum
tugasnya adalah menganalisis unsur-unsur yang
secara nyata ada dalam sistem hukum modern. Ilmu
hukum hanya berurusan dengan hukum positif
yaitu hukum yang diterima tanpa memperhatikan
kebaikan dan keburukannya. Hukum adalah
perintah dari kekuasaan politik yang berdaulat
dalam suatu negara.
Aliran positivisme hukum ini memperkuat aliran
legisme yaitu suatu aliran tidak ada hukum diluar
undang-undang. Undang menjadi sumber hukum
satu-satunya. Undang-undang dan hukum
diidentikkan.
Namun demikian aliran positivisme bukanlah aliran
legisme.
- Perbedaannya terletak pada bahwa menurut aliran
legisme hanya menganggap undang-undang sebagai
sumber hukum.
- Sedangkan aliran positivisme bukan undangundang saja sumber hukum tetapi juga kebiasaan,
adat istiadat yang baik dan pendapat masyarakat.
- Para ahli positivisme hukum berpendapat bahwa
karya-karya ilmiah para hukum tidak hanya
mengenai hukum positif (hukum yang berlaku)
tetapi boleh berorientasi pada hukum kodrat atau
hukum yang lebih tinggi seperti yang dilakukan
penganut hukum alam.
2. ANGLO SAXON / COMMON LAW
Awalnya diterapkan dan mulai berkembang pada
abad 16 di Inggris, kemudian menyebar di negara
jajahannya. Dalam sistem ini tidak ada sumber
hukum, sumber hukum hanya kebiasaan masyarakat
yang dikembangkan di pengadilan/keputusan
pengadilan. Sering disebut sebagai COMMON LAW
Hukum Inggris karena keadaan geografis dan
perkembangan politik serta sosial yang terus
menerus, dengan pesat berkembang menurut
garisnya sendiri, dan pada waktunya menjadi dasar
perkembangan hukum Amerika.
Berkembang diluar Inggris, di Kanada, USA, dan

bekas koloni Inggris (negara persemakmuran/
common wealth) spt, Australia, Malaysia, Singapore,
India, dll.
Ciri dari common law system ini adalah :
tidak ada perbedaan secara tajam
antara hukum publik dan perdata
tidak ada perbedaan antara hak
kebendaan dan perorangan
tidak ada kodifkasi
keputusan hakim terdahulu mengikat
hakim yang kemudian (asas precedent
atau stare decisis)
Dalam perkembangannya, hukum Amerika
bertambah bebas dlm sistem hukum aktual nya,
yang lama kelamaan terdapat perbedaan yang
fundamental yaitu:
- Di Amerika Hk yang tertinggi tertulis, yakni
konstitusi Amerika yang berada di atas tiap- tiap
undang-undang.
- Di Inggris kekuasaan parlemen untuk membuat uu
tdk terbatas.
- Karena seringnya ada kebutuhan akan penafsiran
konstitusi, Hakim Amerika (dibanding Inggris)lebih
sering dihadapkan pada persoalan kepentingan
umum.
- Kebutuhan untuk mensistematisasikan hukum, di
Amerika dirasa lebih mendesak, karena banyaknya
bahan hukum yang merupakan ancaman karena
tidak mudah untuk diatur
Sumber Hukum
1) Putusan–putusan hakim/putusan pengadilan
atau yurisprudensi (judicial decisions ) . Putusanputusan hakim mewujudkan kepastian hukum,
maka melalui putusan-putusan hakim itu prinsipprinsip dan kaidah-kaidah hukum dibentuk dan
mengikat umum.
2) Kebiasaan-kebiasaan dan peraturan hukum
tertulis yang berupa undang-undang dan
peraturan administrasi negara diakui juga ,
kerena pada dasarnya terbentuknya kebiasaan dan
peraturan tertulis tersebut bersumber dari putusan
pengadilan.
Putusan pengadilan, kebiasaan dan peraturan
hukum tertulis tersebut tidak tersusun secara
sistematis dalam kodifikasi sebagaimana pada sistem
hukum Eropa Kontinental.
Peran Hakim

• Hakim berfungsi tidak hanya sebagai pihak yang
bertugas menetapkan dan menafsirkan peraturanperaturan hukum saja. Hakim juga berperan besar
dalam menciptakan kaidah-kaidah hukum yang
mengatur tata kehidupan masyarakat.
• Hakim mempunyai wewenang yang luas untuk
menafsirkan peraturan-peraturan hukum dan
menciptakan prinsip-prinsip hukum baru yang
berguna sebagai pegangan bagi hakim –hakim lain
dalam memutuskan perkara sejenis.
• Oleh karena itu, hakim terikat pada prinsip hukum
dalam putusan pengadilan yang sudah ada dari
perkara-perkara sejenis (asas doctrine of
precedent).
• Namun, bila dalam putusan pengadilan terdahulu
tidak ditemukan prinsip hukum yang dicari, hakim
berdasarkan prinsip kebenaran dan akal sehat dapat
memutuskan perkara dengan menggunakan metode
penafsiran hukum. Sistem hukum Anglo-Amerika
sering disebut juga dengan istilah Case Law .
Penggolongannya
• Dalam perkembangannya, sistem hukum Anglo
Amerika itu mengenal pula pembagian ”hukum
publik dan hukum privat”.
• Pengertian yang diberikan kepada hukum publik
hampir sama dengan pengertian yang diberikan oleh
sistem hukum eropa kontinental.
• Sementara bagi hukum privat pengertian yang
diberikan oleh sistem hukum Anglo Amerika
(Saxon) agak berbeda dengan pengertian yang
diberikan oleh sistem Eropa kontinental.
• Dalam sistem hukum Eropa kontonental ”hukum
privat lebih dimaksudkan sebagai kaidah-kaidah
hukum perdata dan hukum dagang yang
dicantumkan dalam kodifikasi kedua hukum
itu”.
• Berbeda dengan itu, bagi sistem hukum Anglo
Amerika pengertian ”hukum privat lebih ditujukan
kepada kaidah-kaidah hukum tentang
1. hak milik (law of property ) ,
2. hukum tentang orang (law of persons) ,
3. hukum perjanjian (law of contract ) dan
4. hukum tentang perbuatan melawan hukum (law
of tort).
• Seluruhnya tersebar di dalam peraturan-peraturan
tertulis, putusan-putusan hakim dan kebiasaan.
Sistem anglo saxon berorientasi pada Mazhab /

Aliran Freie Rechtsbegung.
Aliran ini berpandangan secara bertolak belakang
dengan aliran legisme. Aliran ini beranggapan
bahwa di dalam melaksanakan tugasnya seorang
hakim bebas untuk melakukan menurut UU atau
tidak.
Hal ini disebabkan karena pekerjaan hakim adalah
melakukan penciptaan hukum. Akibatnya adalah
memahami yurisprudensi merupakan hal yang
primer di dalam mempelajari hukum, sedangkan UU
merupakan hal yang sekunder.
Pada aliran ini hakim benar-benar sebagai pencipta
hukum (judge made law) karena keputusan yang
berdasar keyakinannya merupakan hukum dan
keputusannya ini lebih dinamis dan up to date
karena senantiasa memperlihatkan keadaan dan
perkembangan masyarakat.