31
Tentu hal ini menjadi beban yang sangat berat bagi Pengcab PSSI Sleman untuk menggerakan kembali roda sepakbola di Sleman. Semua
insan sepakbola di Sleman tentu berharap dan menunggu apa yang akan di putuskan oleh Pengcab PSSI Sleman dengan segera menyelenggarakan
kembali kompetisi atau membiarkan dan melanjutkan kompetisi sepakbola yang sudah lama berhenti .
6. Kompetisi Sepakbola Pengcab PSSI Sleman
Jadwal kompetisi Pengcab PSSI Sleman belum jelas hingga kini. Hal ini sudah terjadi dari tahun 2014 sejak pembekuan PSSI oleh
Menpora. Hal tersebut sangat berpengaruh kepada kompetisi di Pengcab PSSI Sleman karena sampai sekarangpun tidak adanya suatu kejelasan dari
Pengcab PSSI Sleman sendiri. Walaupun di pertengahan tahun 2016 pembekuan PSSI sudah dicabut oleh Menpora akan tetapi belum ada
tanda-tanda keseriusan dari pihak penyelenggara kompetisi untuk mengadakan suatu kompetisi sepakbola di Pengcab Sleman. Beberapa klub
sepakbola lokal di Pengcab Sleman merasa terganggu dengan hal itu. Pelatih AMS Agus Purwoko mengatakan, ada dan tidak adanya
kompetisi, kondisi para pemainnya relatif tetap terjaga sebab timnya berorientasi pada pembinaan sehingga latihanpun tetap rutin digelar.
“Kalau kondisi pemain kami relatif tetap bagus mereka tetap datang latihan meskipun intensitasnya berkurang,” ucap Agus kepada Harian
Jogja, belum lama ini. Berhentinya kompetisi berdampak kepada klub-klub lokal di Sleman. Semangat pemain yang menurun karena tidak adanya
32
kompetisi juga membuat peserta latihan menurun 20-30. Namun, hal itu tidak menjadi masalah karena ketidakhadiran pemain selang seling jadi
tetap tertutupi. Dampak yang cukup signifikan adalah terhadap prestasi para
pemain. Berhentinya kompetisi membuat pemain tidak memiliki alat tolok ukur prestasi. Pemain pun menjadi tidak terpantau klub yang lebih
profesional sehingga otomatis berpengaruh terhadap karier mereka. Pengcab PSSI Sleman sadar atau tidak sebenarnya telah membangun
sebuah kultur sepakbola melalui kompetisi lokal yang rutin, disiplin dan bergairah. Slamet Riyadi, M. Ansori, Anang Hadi, Fachrudin, Ade
Cristian, M. Eksan, Fajar Listiyantoro, Seto Nurdiyantoro dan M. Muslih adalah nama nama nasional yang dicetak dari pembinaan kompetisi lokal
di Perserikatan Sepakbola Sleman PSS Sleman. Suatu kompetisi adalah tolok ukurnya, pelatih sepakbola di
Sleman berharap kompetisi dapat segera digulirkan kembali agar pembinaan pemain yang dilakukan pun tidak menjadi sia-sia. Pelatih juga
meminta pengurus dapat lebih terbuka dengan klub atas permasalahan yang terjadi. Bersama klub permasalahan tersebut diharapkan dapat
dicarikan jalan keluar agar kompetisi tidak sampai berhenti.