35
C. Kerangka Berfikir
Berdasar latar belakang di atas untuk meningkatkan kualitas wasit dalam pemahaman peraturan permainan sepakbola diperlukan sosialisasi atau
tes secara rutin. Kompetisi sepakbola di Pengcab PSSI Sleman juga harus diadakan karena sebagai tolak ukur wasit dalam kemampuannya memahami
peraturan permainan sepakbola. Dalam kajian teori telah disimpulkan bahwa “pemahaman merupakan
kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari mengetahui ”, artinya
seorang wasit sepakbola harus benar-benar memahami Peraturan Permainan Laws Of The Game dalam memimpin pertandingan karena hal tersebut
sangatlah penting sebagai modal utama seorang wasit. Komisi Wasit juga memegang peranan yang penting karena harus memperhatikan aspek
pemahaman wasit dan tidak hanya menekankan pada aspek fisiknya saja. Dengan demikian sosialisasi dan tes pemahaman peraturan permainan
sepakbola diharapkan dapat membantu bagi Komisi Wasit untuk mengetahui kualitas wasit setelah lama tidak bertugas karena tidak adanya kompetisi
sepakbola di Pengcab PSSI Sleman dan dengan adanya data yang diperoleh dari penelitian ini semoga memudahkan Komisi Wasit dalam penugasan
apabila kompetisi sudah berjalan kembali.
36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian merupakan kegiatan sistematik yang dimaksudkan untuk menambah pengetahuan baru atas pengetahuan yang sudah ada. Dengan
adanya cara yang dapat dikomunikasikan dan dapat dinilai kembali. Sebelum melakukan penelitian dibutuhkan terlebih dahulu desain penelitian agar
nantinya penelitian dapat terarah dan berjalan secara sistematis. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey yang
menggunakan angket. Menurut Suharsimi Arikunto 2006:78 “penelitian
deskriptif merupakan penelitian non hipotesis tetapi hanya menggambarkan seperti apa adanya tentang suatu keadaan
”. Dalam penelitian ini peneliti bermaksud mencari fakta, menafsirkan
fenomena yang terjadi dan selanjutnya menjelaskan secara deskriptif dengan menggunakan kata-kata atas fakta yang bersangkutan seperti apa adanya.
Penelitian ini bermaksud mengetahui seberapa baik tingkat pemahaman peraturan permainan sepakbola Laws Of The Game wasit C-1 dan C-2
Pengcab PSSI Sleman dan berusaha mencari informasi, gambaran secara teratur, ringkas dan jelas mengenai suatu gejala peristiwa sehingga dapat
ditarik makna tertentu.
B. Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiy ono 2015: 38, definisi “operasional variabel pada
dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
37
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Definisi operasional variabel penelitian ini
adalah tingkat pemahaman yang merupakan kemampuan berfikir setingkat lebih tinggi dari mengetahui, pemahaman diartikan sebagai kemampuan
seseorang untuk dapat menjelaskan dan menginterprestasikan sesuatu yang telah diketahui sebelumnya mengenai peraturan permainan sepakbola Laws
Of The Game wasit C-1 dan C-2 Pengcab PSSI Sleman yang diukur dengan menggunakan angket.
C. Subjek Penelitian
Menurut Sugiyono 2015: 80 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Keseluruhan populasi dalam penelitian ini
akan dijadikan sampel yaitu wasit sepakbola C-1 dan C-2 Pengcab PSSI Sleman dengan jumlah sebanyak 27 orang dengan rincian wasit C-1 = 16
orang dan wasit C-2 = 11 orang.
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
1.
Instrumen
Instrumen merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti agar kegiatan tersebut menjadi sistematis.
“Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data ” Suharsimi Arikunto, 2006:149. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket yang dimaksud