P : Orang gila pantas dapa kurung pasung ka kase biar dong berkeliaran?
P : Apakah pasien dengan gangguan jiwa itu pantas dikurung dipasung dibiarkan berkeliaran?
RP : Kurung saja dan diikat supaya jang maniso. RP : Kurung dan diikat supaya jangan berkeliaran
P : Orang gila itu dong dapa kutukan bagaimana tante pung pendapat?
P : Apakah orang yang mengalami gangguan jiwa itu karena kutukan, Bagaimana pendapat anda?
RP : Seng ade. RP : Tidak percaya pasieng dengan gangguan jiwa karena
kutukan P : Tante orang gila itu sampah sosial atau sampah masyarakat
batul kaseng? P : Apa anda menganggap pasien dengan gangguan jiwa sebagai
sampah sosial? RP : Sampah sosial ade.
RP : Orang dengan gangguan jiwa merupakan sampah sosial P : Orang gila ini dong bawa aib par keluarga kaseng?
P: Apakah pasien dengan gangguan jiwa merupakan aib keluarga?
RP : Aib keluarga ade. RP : Pasien dengan gangguan jiwa merupakan aib keluarga
P : Apa tante pung tanggapan pas lia pasien di RSKD Ambon? P : Apa tanggapan anda dengan pasien yang ada di RSKD
Ambon? RP : Seng tahu ade tante seng pernah pi disitu.
RP : Tidak mengetahui dan tidak pernah perdi di RSKD
4.2.5 Identitas Partisipan Keluarga III
Nama Jenis
Kelamin Umur Keterangan Pekerjaan Pendidikan
Terakhir Tn. T
Laki – laki
70 Ayah
Petani -
An.J Laki-laki
25 Anak
- -
4.2.6 Pengaruh Stigma dan Kebudayaan a. Pengaruh Stigma
P : Apakah Om kase tanda atau cap seng bagus par orang gila? P : Apakah saudara memberikan cap pada individu yang
mengalami gangguan jiwa? RP: Takut ade kalau lia orang gila langsung menghindar.
RP : Takut dan langsung menghindar P : Bagaimana kase gambaran rawat orang gila yang om su tahu?
P : Bagaimana saudara mendeskripsikan atau menggambarkan perawatan yang anda ketahui terhadap individu yang mengalami
gangguan jiwa? RP : Yang om tahu orang gila dapa kase obat itu saja barang dolo
waktu om ana maso RS cuma tahu bagitu saja RP : Pengobatan pasien dengan gangguan jiwa cuma dengan
pemberian obat P : Apa om pandang kalo status ekonomi itu kase pengaruh tanda
negatif par orang gila nh kaseng? P : Apa saudara memandang status ekonomi juga mempengaruhi
stigma pada pasien gangguan jiwa? RP : Seng ade
RP : tidak mempengaruhi P : Apa om kase rasa perhatian yang labe kaseng par orang gila?
P : Apa saudara memberikan rasa simbolis atau perhatian lebih pada pasien dengan gangguan jiwa?
RP : Kase perhatian ade , kasihan lia orang gila apalagi sekarang yang gila om pung ana sandiri.
RP : Memberikan perhatian karena rasa kasihan apalagi yang mengalami gangguan jiwa anaknya sendiri
P : Kalau bukan om anak tapi orang lain kase perhatian kaseng? P : Kalau bukan anak kandung tetapi orang lain apa masih
memberikan rasa perhatian? RP : Seng kase ade.
RP : Tidak memberikan rasa perhatian P : Bagaimana sikap dan tindakan om kalo dapa lia orang gila?
P : Bagaimana sikap dan tindakan anda bila melihat pasien dengan gangguan jiwa?
RP : Takut ade RP : Melihat pasien dengan gangguan jiwa takut
P : Menurut om apa penyebab orang sampe gila? Apa karena tasala makan tampa tinggal yang seng bagus gagal karena
pekerjaan hubungan deng tetangga yang seng bagus karena gagal seng ada tujuan dalam hidop.
P : Menurut anda apa penyebab gangguan jiwa? Apa karena makanan Kondisi tempat tinggal yang tidak baik Gagal dalam
pekerjaan Hubungan sosial yang terganggu Karena tidak terpenuhi tujuan hidup?
RP : Bisa ade tasala makan, kondisi rumah yang seng bagus , gagal dalam karja, hubungan deng tetangga yang seng bagus deng
seng tercapai kebutuhan dalam hidop. RP : Bisa karena makanan, kondisi rumah yang tidak layak, gagal
dalam pekerjaan, hubungan sosial kurang baik dan tidak tercapai kebutuhan dalam hidup
P : Jika orang gila su kaluar dari RS dan su sembuh? Apa akan tetap interaksi atau jauh?
P : Jika pasien gangguan jiwa pulang dari RS dan dinyatakan sembuh? Apakah akan tetap bersosialisasi menjauhi?
RP : tetap bersosialisasi ade. RP : tetap akan bersosialisasi
P : Jika om memiliki sodara yang gila? Apa tindakan? Jauhi dibiarkan saja bawa dong barobat? Sekarang tante pung ana
sandiri apa tindakan pertama kali? P : Jika anda memiliki saudara dengan gangguan jiwa? Apa
tindakan anda?menjauhidibiarkan saja berobat ke RS ? Apa tindakan pertama kali saat anak mengalami gangguan jiwa
RP : Langsung bawa ke RS par priksa. RP : Membawa ke RS untuk diperiksa
b. Pengaruh Kebudayaan
P : Apakah om percaya gangguan jiwa karena penyaki keturunan P : Apakah anda percaya gangguan jiwa karena penyakit
keturunan? RP : Seng percaya ade.
RP : Tidak percaya bahwa gangguan jiwa karena penyakit keturunan
P : Apa orang gila itu dong sikap seng normal P : Apakah pasien yang mengalami gangguan jiwa itu perilaku
abnormal? RP : Seng normal ade lah suka tatawa sandiri kaseng garu
– garu kapala tuh.
RP : Perilaku abnormal karena suka tertawa sendiri sambing menggaruk kepala
P : Apa om memandang penyebab orang gila ini karena orang pake – pake kaseng