PERAN DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI LAMPUNG DALAM PENETAPAN DAN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI (UMP) Oleh

(1)

ABSTRAK

PERAN DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI LAMPUNG DALAM PENETAPAN DAN PENGAWASAN ATAS

PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI (UMP) Oleh

DIRA OKTRIA ALMEGA

Dalam perkembangan ekonomi, dibidang industri yang selalu dibicarakan adalah upah. Sebab upah merupakan titik temu antara dua kepentingan dalam hubungan industrial ( pekerja dan pengusaha ). Dalam Pasal 1 angka 30 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, Upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan jasa yang telah atau akan dilakukan.

Masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana peran dinas tenaga kerja dan transmigrasi provinsi lampung dalam penetapan dan pengawasan atas pelaksanaan upah minimum provinsi ? (2) Apa sajakah faktor penghambat yang dihadapi dinas tenaga kerja dan transmigrasi provinsi lampung dalam penetapan dan pengawasan atas pelaksanaan upah minimum provinsi ?

Hasil penelitian yang didapat Peran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung dalam Penetapan Upah Minimum Provinsi adalah : (1) Sebagai koordinator dalam penetapan upah minimum provinsi. (2) Bersama dengan dewan pengupahan provinsi mengusulkan besaran upah minimum provinsi kepada Gubernur. (3) Sebagai mediator dalam pengkajian upah minimum provinsi. (4) Sebagai dinamisator dalam pengkajian upah minimum provinsi. (5) Melakukan sosialisasi dalam pelaksanaan upah minimum provinsi. Peran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung dalam pengawasan atas pelaksanaan Upah Minimum Provinsi : (1) Sebagai koordinator dalam pengawasan upah minimum provinsi (2) Sebagai wakil pemerintah dalam mengawasi upah minimum rovinsi yang dilaksanakan perusahaan.

Faktor penghambat yang dihadapi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung dalam penetapan dan pengawasan atas pelaksanaan upah minimum provinsi : (1) Rendahnya daya tawar pekerja dalam rapat dewan pengupahan provinsi.(2) Adanya perbedaan kepentingan antara pekerja dan pengusaha. (3) Kurangnya pegawai pengawas ketenagakerjaan yang salah satu tugasnya mengawasi pelaksanaan upah minimum provinsi. (4) Tidak adanya peraturan Perundang–undangan yang mengharuskan upah minimum provinsi sama dengan kebutuhan hidup layak.


(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada perkembangan ekonomi, permasalahan industri yang selalu dibicarakan adalah persoalan upah. Sebab upah merupakan titik temu antara dua kepentingan dalam hubungan industrial (pekerja dan pengusaha). Dalam Pasal 1 angka 30 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, upah adalah hak pekerja/ buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/ buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/ buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/ atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Setiap pekerja berhak memperoleh penghasilan yang layak bagi kemanusiaan (Pasal 88 ayat 1 Undang-Undang No.13 Tahun 2003).

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa senantiasa akan terjadi tawar menawar antara pekerja dengan pengusaha. Bagi pekerja upah merupakan sebuah penerimaan yang akan menjadi sumbu kehidupan dirinya dan keluarganya. Bagi pengusaha upah adalah faktor produksi yang harus selalu dibayar dalam proses produksinya, sehingga akan menentukan besar kecilnya keuntungan yang akan didapatkan. Pemasalahan paling mendasar bukan besar kecilnya upah, tetapi sejauh mana hidup seorang pekerja bisa terjamin dengan upah yang diterimanya.

Kebijakan pengupahan diharapkan dapat menciptakan suasana hubungan kerja yang adil dengan menetapkan upah yang dapat memenuhi penghidupan yang layak. Berkenaan dengan hal tersebut maka peran pemerintah dalam pengaturan penetapan dan pengawasan sangat dibutuhkan.


(3)

Pemerintah harus berperan aktif dalam penetapan besaran upah yang diterima pekerja. Salah satu upaya yang terus menerus dilakukan pemerintah adalah mengkaji besaran Upah Minimun setiap tahunnya. Sedangkan Upah Minimum adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Karena pemenuhan kebutuhan yang layak di setiap provinsi berbeda-beda, maka disebut Upah Minimum Provinsi. Jumlah pekerja yang tersedia tidak seimbang dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Terlebih lagi dari sebagian besar pekerja yang tersedia adalah yang berpendidikan rendah. Upah Minimum Provinsi ini berlaku untuk pekerja yang berpendidikan rendah bahkan tidak memiliki kemampuan sama sekali (no skill) sehingga posisi tawar mereka menjadi rendah. Salah satu tujuan ditetapkannya upah minimum Provinsi ini adalah sebagai jaring pengaman agar upah yang diterima pekerja tidak dibawah kebutuhan hidup minimum.

Penetapan Upah Minimum Provinsi melalu survei yang tidak mutlak dan tidak harus sama dengan Kebutuhan hidup Layak (KHL). Didalam penetapan Upah minimum harus didasarkan pada nilai Kebutuhan Hidup Layak kabupaten/ kota terendah di provinsi yang bersangkutan dengan mempertimbangan produktifitas, pertumbuhan ekonomi dan usaha yang paling tidak mampu (marjinal).

Hal ini sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: Per-17/MEN/VIII/2005 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak (KHL).

Kebutuhan Hidup Layak adalah standar kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seseorang pekerja lajang untuk dapat hidup layak baik secara fisik, non fisik dan sosial, untuk kebutuhan 1 (satu)


(4)

bulan. Kebutuhan Hidup Layak sebagai dasar dalam penetapan upah minimum merupakan peningkatan dari kebutuhan minimum. Pencapaian kebutuhan hidup layak dalam penetapan upah minimum dilaksanakan bertahap yang ditetapkan oleh Gubernur. Nilai kebutuhan hidup layak (KHL) Provinsi Lampung tahun 2011 sebesar Rp. 897.600 sedangkan upah minimum Provinsi Lampung untuk Tahun 2011 telah ditetapkan oleh Gubernur Lampung berdasarkan keputusan Gubernur Lampung Nomor G/682/III.05/HK /2010 tanggal 29 Desember 2010 yaitu sebesar Rp. 855.000 ,-.

Hal ini sesuai dengan usulan yang di sampaikan oleh Dewan Pengupahan. Dewan Pengupahan terdiri dari : Dewan Pengupahan Nasional, Dewan Pengupahan Provinsi dan Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota. Dewan Pengupahan Provinsi merupakan lembaga Tripatrit yang meliputi Serikat Pekerja, Organisasi Pengusaha, Pemerintah, Perguruan Tinggi dan Pakar. Dalam menetapkan besarnya Upah Minimum Provinsi unsur – unsur yang tergabung dalam Dewan Pengupahan Provinsi tersebut akan melakukan perundingan yang masing- masing mewakili pihaknya.

APINDO mewakili pengusaha, serikat buruh mewakili buruh sedangkan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai koordinator dalam penetapan dan pengawasan atas pelaksanaan upah minimum provinsi (UMP).

Hasil kesepakatan antara dewan pengupahan provinsi disampaikan kepada Gubernur melalui Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung. Setelah Surat Keputusan Gubernur tentang Penetapan Upah Minimum Provinsi telah ditetapkan maka Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi memiliki tugas adalah mensosialisasikan besarnya upah minimum, dan mengawasi semua perusahaan agar upah minimum provinsi yang sudah ditetapkan dapat dilaksanakan.


(5)

Jadi dalam pelaksanaan Upah Minimum Provinsi semenjak disahkannya Upah Minimum Provinsi Lampung maka Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung berperan sebagai pengawas ketenagakerjaan atas perusahaan/ pengusaha yang melakukan penyimpangan atas ketentuan besar upah minimum yang sudah ditetapkan untuk periode tahun 2011 itulah peran pengawasan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam pelaksanaan Upah Minimum Provinsi membawa arti yang besar untuk mengarahkan perusahaan/pengusaha dan tenaga kerja patuh pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan uraian diatas, untuk mengetahui mekanisme penetapan dan pengawasan upah minimum yang sebenarnya maka penulis berkesimpulan untuk mengadakan penelitian mengenai : “Peran Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Lampung dalam Penetapan dan Pengawasan atas Pelaksanaan Upah Minimum Provinsi(UMP) ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini :

1. Bagaimana peran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung dalam Penetapan dan Pengawasan atas pelaksanaan Upah Minimum Provinsi ( UMP ) ?

2. Apa sajakah faktor penghambat yang dihadapi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung dalam Penetapan dan Pengawasan atas pelaksanaan Upah Minimum Provinsi ( UMP ) ?


(6)

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Setelah melihat pokok bahasan dan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini antara lain sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui dan menganalisis peran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung dalam Penetapan dan Pengawasan atas pelaksanaan Upah Minimum Provinsi (UMP).

b. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor penghambat yang dihadapi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung dalam Penetapan dan Pengawasan atas pelaksanaan Upah Minimum Provinsi ( UMP ) .

2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat mengembangkan teori, konsep, pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan tujuan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung dalam penetapan dan pengawasan Upah Minimum Provinsi berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003. Kegunaan penulisan untuk pelengkap secara objektif dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang ada dalam penetapan dan pengawasan Upah Minimum Provinsi berdasarkan ketentuan peraturan perundang–undangan yang berlaku .


(7)

b. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan referensi bagi para pihak yang berminat mendalami Ilmu Hukum Administrasi Negara dan dapat dijadikan masukan yang berguna bagi Instansi yang berhubungan dengan penetapan dan pengawasan Upah Minimum Provinsi ( UMP ) di Provinsi Lampung .


(8)

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Peran

Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah–kaidah yang berisikan patokan–patokan perilaku, pada kedudukan–kedudukan tertentu dalam masyarakat, kedudukan dimana dapat dipunyai pribadi atau kelompok – kelompok. Peran itu bersifat sosiologis, pribadi yang mempunyai peran dinamakan pemegang peranan (role occupant) dan perilakunya adalah berperannya pemegang peranan, dapat sesuai atau mungkin berlawanan dengan apa yang ditentukan didalam kaidah– kaidah. Dikatakan juga bahwa pemegang peranan adalah subjek hukum. Soerjono Soekanto ( 1983 :5 ) mengatakan bahwa : Suatu peran dapat diuraikan ke unsur–unsur sebagai berikut :

a. Peranan yang ideal (ideal role)

b. Peranan yang seharusnya (expected role)

c. Peranan yang dianggap oleh diri sendiri (perceived role) d. Peranan yang sebenarnya dilakukan (actual role)

Sedangkan WJS Poerwadarminta (1982: 735 ) memberikan batasan bahwa peran adalah orang yang memegang pimpinan utama apabila akan terjadinya sesuatu atau peristiwa. Peran merupakan yang memegang pimpinan utama apabila akan terjadinya sesuatu atau peristiwa. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peran adalah aspek dinamis (tindakan atau perilaku) yang diharapkan seseorang yang menduduki posisi tertentu untuk melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya dalam suatu sistem sosial. Dalam pembahasan ini pemegang peranan atau subjek hukumnya adalah Dinas


(9)

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung, yang berperan membantu dalam penetapan dan pengawasan atas pelaksanaan upah minimum di Provinsi Lampung.

B. Pengertian Tenaga Kerja dan Pengusaha 1. Pengertian Tenaga Kerja

Dalam Pasal 1 angka 2 Undang –undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan disebutkan bahwa, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Pengertian Tenaga kerja menurut Undang – undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan diatas sejalan dengan pengertian tenaga kerja sebagaimana ditulis oleh DR. Payaman J. Simanjuntak, Tenaga kerja atau Manpower adalah mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari kerja dan yang melakukan pekerjaan lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga (DR. Payaman J. Simanjuntak 1985 :2).

Menurut Data Statistik Indonesia, Tenaga Kerja (Manpower) adalah seluruh penduduk dalam usia kerja ( berusia 15 tahun atau lebih) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa.

Menurut Agusmidah ( 2010 : 5) mendefinisikan tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/ atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Pengertian ini agak umum namun maknanya luas karena dapat mencakup semua orang yang bekerja pada siapa saja baik perseorangan, persekutuan, badan hukum atau badan lainnya dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk apapun. Berdasarkan definisi diatas, maka tenaga kerja dapat


(10)

diartikan sebagai semua orang yang mampu bekerja, baik sudah/ belum punya pekerjaan yang berusia produktif yaitu diatas 15 tahun hingga maksimum 55 tahun.

2. Pengertian Pengusaha

Pengertian Pengusaha dalam Undang–Undang No. 13 Tahun 2003 dijelaskan dalam Pasal 1 angka 5 yaitu :

a. Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri.

b. Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya.

c. Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan diluar wilayah Indonesia.

Jadi dapat disimpulkan Pengusaha adalah orang, perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan sendiri atau bukan milik sendiri yang memperkerjakan buruh/ pekerja. Selain pengertian pengusaha, Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Pasal 1 angka 4 juga memberikan pengertian Pemberi Kerja yakni orang perseorangan, pengusaha, badan hukum atau badan-badan lainnya yang memperkerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Pengaturan istilah Pemberi Kerja ini muncul untuk menghindari orang yang bekerja pada pihak lain yang tidak dapat dikategorikan sebagai pengusaha khususnya bagi pekerja pada sektor informal. Pengertian Perusahaan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 angka 6 adalah:


(11)

a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak yang memperkerjakan pekerja dengan tujuan mencari keuntungan atau tidak, milik orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang memperkerjakan pekerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk apapun.

b. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain mempunyai pengurus dan memperkerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

C. Pengertian Hubungan Kerja dan Perjanjian Kerja 1. Pengertian Hubungan Kerja

Pasal 1 angka 15 Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 disebutkan bahwa: Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja atau buruh berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsur-unsur pekerjaan, upah dan perintah. Menurut Pasal 1601 a KUH Perdata, timbulnya hubungan kerja manakala telah terjadi perjanjian kerja, yaitu dimana pihak kesatu (pekerja) mengikatkan diri untuk bekerja dengan menerima upah pada pihak lain (pengusaha). Imam Soepomo dalam bukunya “Pengantar Hukum Perburuhan“ mendefinisikan hubungan kerja adalah hubungan seorang buruh dan majikan yang terjadi setelah adanya perjanjian kerja antara kedua pihak, mereka terikat dalam suatu perjanjian, buruh bersedia bekerja dengan menerima upah dan pengusaha memperkerjakan buruh dengan memberi upah. Lalu Husni berpendapat dalam bukunya “Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia” bahwa hubungan kerja sebagai bentuk hubungan hukum lahir atau tercipta setelah adanya perjanjian kerja antara pekerja dan pengusaha (Lalu Husni 2008, 53).


(12)

Hubungan kerja adalah suatu hubungan pengusaha dan pekerja yang timbul dari perjanjian kerja yang diadakan untuk waktu tertentu namun waktu yang tidak tertentu. Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh.

Adanya 3 unsur ( faktor ) yang menentukan adanya hubungan kerja yaitu : a. Adanya pekerjaan yang harus dilakukan

b. Adanya perintah ( bekerja atas perintah atasan/ pengusaha) dan c. Adanya upah

d. Dalam waktu yang ditentukan

Unsur pertama adalah adanya pekerjaan yang dilakukan, yaitu pekerja bebas melakukan pekerjaan sesuai dengan kesepakatan antara pekerja dan pengusaha, asalkan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesusilaan, dan ketertiban umum. Unsur kedua yaitu adanya perintah, didalam hubungan kerja pengusaha berhak memberikan perintah-perintah yang berkaitan dengan pekerjaannya. Kedudukan pekerja sebagai pihak yang menerima perintah untuk melaksanakan pekerjaan.

Unsur ketiga adalah adanya upah tertentu yang menjadi imbalan atas pekerjaan yang telah dilakukan oleh pekerja. Unsur keempat adalah adanya waktu, artinya pekerja bekerja untuk waktu yang ditentukan atau waktu yang tidak tertentu atau selama-lamanya. Untuk waktu tertentu yang dikenal sebagai kontrak kerja dan pekerja harian lepas sedangkan untuk waktu yang tidak tertentu dikenal sebagai pekerja tetap.

2. Pengertian Perjanjian Kerja

Perjanjian kerja merupakan dasar dari terbentuknya hubungan kerja. Perjanjian kerja adalah apabila memenuhi syarat sahnya perjanjian dan asas-asas hukum perikatan. Dalam pasal


(13)

1601a KUHPerdata memberikan pengertian : “ Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian dimana pihak kesatu (pekerja), mengikatkan dirinya untuk di bawah perintah pihak yang lain, si majikan untuk suatu waktu tertentu melakukan pekerjaan dengan menerima upah“. Undang–Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 1 angka 14 memberikan pengertian: “Perjanjian kerja adalah sutu perjanjian antara pekerja/ buruh dan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat– syarat kerja hak dan kewajiban kedua belah pihak “.

Selain itu Imam Soepomo berpendapat bahwa Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian dimana pihak kesatu (buruh), mengikatkan diri untuk bekerja dengan menerima upah dari pihak kedua yakni majikan dan majikan mengikatkan diri untuk memperkerjakan buruh dengan membayar upah (Imam Soepomo:1983: 53).

Ketentuan ini juga tertuang dalam Pasal 52 ayat 1 Undang– Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyebutkan bahwa Perjanjian kerja dibuat atas dasar :

a) kesepakatan kedua belah pihak;

b) kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum; c) adanya pekerjaan yang diperjanjikan;

d) pekerjaan yang diperjanjikan tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan ketentuan peraturan perundang–undangan yang berlaku.

Sepakat yang dimaksud adanya kesepakatan antara pihak-pihak yang melakukan perjanjian. Didalam hubungan kerja yang dijadikan dasar adalah perjanjian kerja, maka pihak-pihaknya adalah pekerja dan pengusaha. Kesepakatan yang terjadi antara pekerja dan pengusaha secara yuridis haruslah bebas. Syarat kedua adalah kecakapan berbuat hukum.


(14)

Hukum perburuhan membagi usia kerja menjadi usia muda (14-18 tahun) dewasa (18 tahun keatas). Untuk usia muda dapat bekerja asalkan tidak di tempatkan yang dapat membahayakan jiwanya. Kecakapan untuk membuat perikatan adalah orang yang membuat suatu perjanjian harus cakap menurut hukum. Pada asasnya setiap orang yang sudah dewasa atau akil baliq dan sehat pikirannya adalah cakap menurut hukum.

Syarat ketiga adalah adanya hal tertentu, semua orang bebas melakukan hubungan kerja, asalkan objek pekerjaannya jelas ada, yaitu melakukan kerja. Syarat keempat adalah adanya kausa yang diperbolehkan.

Kausa yang diperbolehkan menunjuk pada objek hubungan kerja boleh melakukan pekerjaan apa saja, asalkan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesusilaan, dan ketertiban umum.

Berakhirnya perjanjian kerja karena beberapa sebab diatur dalam ketentuan pasal 61 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, yaitu :

a. pekerja meninggal dunia

b. berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja

c. adanya putusan pengadilan dan/ atau putusan atau penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau d. adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja,

peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.

D. Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja 1. Hak Tenaga kerja


(15)

Hubungan ketenagakerjaan mencakup ketentuan :

a. Tiap tenaga kerja/ buruh berhak membentuk dan mengembangkan serikat pekerja/ serikat buruh yang bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab (Sesuai dengan UU No. 21 Tahun 2000 tentang serikat pekerja/ serikat buruh ).

b. Tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan dalam hal menjamin hak– hak dasar pekerja/ buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja/ buruh dan keluarganya dan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha (Sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan ).

Hak buruh atau pekerja akibat perjanjian kerja menurut Imam Soepomo ( 1980; 97-143) antara lain :

a. Mendapat upah

b. Mendapat surat keterangan atas permintaan buruh/pekerja pada pengakhiran hubungan kerja

c. Mendapat pengaturan pekerjaan dan tempat kerja.

2. Kewajiban Tenaga kerja

Dalam KUHPerdata ketentuan mengenai kewajiban tenaga kerja diatur dalam Pasal 1603 , 1603a, 1603b, 1603c KUHPerdata yang pada intinya sebagai berikut:

a. Tenaga kerja wajib melakukan pekerjaan ; melakukan pekerjaan adalah tugas utama dari seorang pekerja yang harus dilakukan sendiri.

b. Tenaga kerja wajib menaati aturan dan petunjuk pengusaha ; dalam melakukan pekerjaan buruh/ pekerja wajib menaati petunjuk yang diberikan oleh pengusaha.


(16)

c. Tenaga kerja berkewajiban membayar ganti rugi dan denda yang timbul karena perbuatannya; jika pekerja melakukan perbuatan yang merugikan perusahaan baik karena kesengajaan atau kelalaian, maka sesuai dengan prinsip hukum pekerja wajib membayar ganti rugi dan denda.

E. Pengertian Upah

Mendapatkan upah merupakan tujuan dari pekerja dalam melakukan pekerjaan. Setiap pekerja selalu mengharapkan adanya upah yang lebih banyak dan selalu mengalami peningkatan. Upah adalah jumlah keseluruhan yang ditetapkan sebagai pengganti jasa yang telah dikeluarkan oleh karyawan meliputi masa atau syarat– syarat tertentu. Upah merupakan salah satu rangsangan penting bagi para karyawan dalam suatu perusahaan.

Hal ini tidaklah berarti bahwa tingkat upahlah yang merupakan pendorong utama, tingkat upah hanya merupakan dorongan utama hingga pada tarif dimana upah itu belum mencukupi kebutuhan hidup para karyawan sepantasnya. Upah sebenarnya merupakan salah satu syarat perjanjian kerja yang diatur oleh pengusaha dan buruh atau karyawan serta pemerintah.

Dalam Pasal 1 angka 30 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 disebutkan bahwa: Upah adalah hak pekerja/ buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/ buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundangundangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/ buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.Upah adalah salah satu sarana yang digunakan pekerja untuk meningkatkan kesejahteraannya. Menurut Dewan Penelitian Perupahan Nasional : Upah adalah suatu


(17)

penerimaan sebagai imbalan dari pemberi kepada penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan, berfungsi sebagai jaminan kelangsungan hidup yang layak bagi kemanusiaan dan produksi, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan, undang-undang dan peraturan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi dan penerima kerja.

Menurut Konvensi ILO Nomor 100 bahwa Upah atau Gaji biasa, pokok atau minimum dan setiap emolumen tambahan yang dibayarkan langsung atau tidak langsung, apakah dalam bentuk uang tunai atau barang, oleh pengusaha kepada pekerja dalam kaitan dengan hubungan kerja (Konvensi ILO nomor 100). Berdasarkan ketentuan Pasal 88 angka (1) dan angka ( 2) Undang-Undang No.13 Tahun 2003, dijelaskan bahwa setiap pekerja berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Upah yaitu : a) Penawaran dan permintaan karyawan b) Organisasi buruh

c) Kemampuan untuk membayar d) Produktivitas

e) Biaya hidup

f) Peraturan pemerintah

Dalam Pasal 88 ayat 3 Undang– undang Nomor 13 Tahun 2003 yaitu kebijakan pengupahan meliputi pekeja/ buruh meliputi :


(18)

a) Upah minimum; b) Upah kerja lembur;

c) Upah tidak masuk kerja karena berhalangan;

d) Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya; e) Upah karena menjalankan hak waaktu istirahat kerjanya;

f) Bentuk dan cara pembayaran upah; g) Denda dan potongan upah;

h) Hal–hal yang dapat diperhitungkan dengan upah i) Struktur dan skala pengupahan yang proporsional; j) Upah untuk pembayaran pesangon; dan

k) Upah untuk perhitungan pajak penghasilan.

Dari uraian diatas Lalu Husni berpendapat bahwa sesungguhnya upah dibayarkan berdasarkan kesepakatan para pihak, berdasarkan kesepakatan para pihak, namun untuk menjaga agar jangan sampai upah yang diterima terlampau rendah, maka pemerintah turut serta menetapkan standar upah terendah melalui peraturan perundang– undangan. Yang biasanya disebut dengan Upah Minimum Provinsi (Lalu Husni 2008 , 150 )

1. Komponen Upah

Dalam Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor 07/MEN/1990 tentang pengelompokan Komponen Upah dan Pendapatan Non Upah disebutkan bahwa :

a. Yang termasuk komponen upah adalah 1) Upah pokok


(19)

Adalah imbalan dasar yang dibayarkan kepada pekerja menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan perjanjian

2) Tunjangan tetap

Adalah suatu pembayaran yang teratur berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan secara tetap untuk pekerja dan keluarganya yang dibayarkan bersamaan dengan upah pokok seperti tunjangan anak, tunjangan kesehatan, tunjangan perumahan,tunjangan kehamilan.

3) Tunjangan tidak tetap

Adalah suatu pembayaran yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan pekerja dan diberikan secara tidak tetap bagi pekerja dan keluarganya serta dibayarkan tidak bersamaan dengan pembayaran upah pokok.

b. Yang bukan termasuk komponen upah adalah : 1) Fasilitas

Adalah kenikmatan yang diterima pekerja dalam bentuk nyata karena hal-hal yang bersifat khusus atau untuk meningkatkan kesejahteraan buruh yang termasuk kategori ini misalnya: Kendaraan antar jemput, Pemberian makan Cuma-Cuma, Sarana Ibadah, dan tempat penitipan bayi.

2) Bonus

Adalah pembyaran yang diterima pekerja dari hasil keuntungan perusahaan atau karena berprestasi melebihi target produksi yang normal atau karena peningkatan produktivitas.


(20)

Adalah pendapatan akhir tahun pekerja yang wajib dibayarkan pengusaha kepada pekerja dan keluarganya menjelang Hari raya keagamaaan.

2. Bentuk Upah

Berdasarkan PP nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah pasal 12 dan pasal 13 mengenai bentuk upah adalah sebagai berikut:

a. Pada dasarnya bentuk upah diberikan dalam bentuk uang

b. Sebagian dari upah dapat diberikan dalam bentuk lain kecuali minuman keras, obat-obatan atau bahan obat-obat-obatan dengan ketentuan nilainya tidak boleh melebihi 25% dari nilai upah yang seharusnya diterima

c. Pembayaran upah harus dilakukan dengan alat pembayaran yang sah dari Negara Republik Indonesia

d. Bila upah ditetapkan dalam bentuk mata uang asing, maka pembayaran akan dilakukan berdasarkan kurs resmi pada hari dan tempat pembayarannya.

F. Pengertian Upah Minimum

Pemerintah harus berperan aktif dalam penetapan besaran upah yang diterima pekerja. Salah satu upaya yang terus menerus dilakukan pemerintah adalah mengkaji besaran Upah Minimun setiap tahunnya.

Upah Minimum adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Karena pemenuhan kebutuhan yang layak di setiap propinsi berbeda-beda, maka disebut Upah Minimum Propinsi.


(21)

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-01/MEN/1999 tentang Upah Minimum dalam pasal 1 ayat 1 Upah Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap. Salah satu hal penting yang diatur dalam Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah Upah Minimum. Upah minimum adalah upah terendah yang harus dibayarkan pengusaha kepada buruh di suatu kota/ kabupaten. Misalnya upah minimum di Balikpapan berbeda dengan upah minimum di Lampung. Besaran dan kisaran upah minimum tergantung dari sektor atau jenis usaha yang ada di daerah tersebut. Misalnya upah minimum untuk usaha di sektor minyak dan gas berbeda dengan sektor usaha tekstil.

Hal ini penting untuk dimengerti sebab sektor usaha yang bersifat padat karya seperti tekstil, garmen, dan sepatu mempunyai karyawan ribuan bahkan puluhan ribu. Sedangkan sektor usaha padat modal atau berteknologi tinggi (high-tech) lebih memprioritaskan karyawan dengan keahlian dan pendidikan tinggi tetapi dalam jumlah yang sedikit. Kisaran pekerja antara puluhan hingga ratusan. Bahkan untuk perusahaan internet ataupun perusahaan jasa yang berstatus PT (Perseroan Terbatas) mempunyai jumlah karyawan hanya puluhan saja. Upah Minimum ini berlaku bagi mereka yang lajang dan memiliki pengalaman kerja 0-1 tahun dan berpendidikan rendah (no skill), berfungsi sebagai jaring pengaman, Berdasarkan ketentuan Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Pasal 89 ayat (3): Upah Minimum ditetapkan Gubernur dengan memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi dan berlaku selama 1 tahun berjalan.

Usulan Upah Minimum Provinsi yang diajukan oleh Dewan Pegupahan Provinsi dengan rekomendasi Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi oleh Biro Bina Kesejahteraan Sosial dapat memberikan saran dan pertimbangan kepada Gubernur sebelum diterbitkan surat keputusannya. Dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi


(22)

Republik Indonesia Nomor :KEP. 231/MEN/2003 Tentang Tata Cara Penangguhan Pelaksanaan Upah Minimum dalam Pasal 1 ayat 1, Upah Minimum adalah Upah Minimum yang ditetapkan oleh Gubernur. Dengan pertimbangan usulan Dewan Pengupahan Provinsi yang direkomendasi Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta memperhatikan saran dan pertimbangan Biro Bina Kesejahteraan Sosial, Gubernur menerbitkan Surat Keputusan Upah Minimum.

Setelah Surat Keputusan Gubernur tentang Penetapan Upah Minimum Provinsi telah ditetapkan maka Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi memiliki tugas adalah mensosialisasikan besarnya upah minimum, dan mengawasi semua perusahaan agar upah minimum provinsi yang sudah ditetapkan dapat dilaksanakan.

Penetapan Upah Minimum Provinsi melalu survei yang tidak mutlak dan tidak harus sama dengan Kebutuhan hidup Layak (KHL). Didalam penetapan Upah minimum harus didasarkan pada nilai Kebutuhan Hidup Layak (KHL ) kabupaten/ kota terendah di provinsi yang bersangkutan dengan mempertimbangan produktifitas, pertumbuhan ekonomi dan usaha yang paling tidak mampu (marjinal). Hal ini Sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: Per-17/MEN/VIII/2005 tentang komponen dan pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak (KHL).

Kebutuhan Hidup Layak (KHL) adalah standar kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seseorang pekerja lajang untuk dapat hidup layak baik secara fisik, non fisik dan sosial, untuk kebutuhan 1 (satu) bulan. Kebutuhan Hidup Layak sebagai dasar dalam penetapan upah minimum merupakan peningkatan dari kebutuhan minimum.

Upah Minimum ini wajib ditaati oleh pengusaha, pengusaha dilarang membayar upah pekerja lebih rendah dari upah Minimum kecuali pengusaha yang tidak mampu membayar upah


(23)

minimum, dapat dikecualikan dari kewajiban tersebut dengan cara mengajukan permohonan penangguhan pelaksanaan upah minimum.

Jenis–Jenis Upah Minimum adalah sebagai berikut : a. Upah Minimum Propinsi

Upah minimum yang berlaku di satu Provinsi . Misalnya UMP Lampung yaitu Upah minimum yang berlaku di Provinsi Lampung.

b. Upah Minimum Sektoral Provinsi

Upah Minimum yang berlaku secara sektoral di seluruh Kabupaten/Kota di satu provinsi. c. Upah Minimum Kabupaten/Kota

Upah Minimum yang berlaku di Daerah Kabupaten/Kota. d. Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota


(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

Untuk memperoleh gambaran yang lengkap terhadap masalah yang diteliti, digunakan metode-metode tertentu sesuai dengan kebutuhan penelitian. Metode penelitian tersebut dipergunakan dalam upaya memperoleh data yang benar-benar obyektif dan dapat di pertanggung jawabkan kebenaran secara ilmiah.

A. Pendekatan Masalah

Sesuai dengan rumusan yang akan dibahas, maka pendekatan masalah dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Yuridis Empiris .

Pendekatan Yuridis Empiris yaitu pendekatan yang dilakukan dengan meneliti serta mengumpulkan data primer yang telah diperoleh secara langsung pada objek penelitian ( field research ) melalui hasil observasi, wawancara atau interview dengan responden atau narasumer ditempat objek penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini di Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung, Asosiasi Pengusaha Indonesia dan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia guna mengetahui dan mempelajari penetapan dan pengawasan atas pelaksanaan Upah Minimum Provinsi (UMP ).


(25)

Sumber data di dalam penelitian ini meliputi data primer, data sekunder dan data tersier , yaitu : a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperelah dari hasil penelitian di lapangan secara langsung pada objek penelitian yang dituju atau keterangan yang sesungguhnya terjadi dalam praktek atau lapangan dengan para pihak yang terlibat dengan penelitian penulis, yaitu Bidang hubungan Industrial dan Pengawasan Tenaga Kerja yang berkaitan dengan masalah yang dibahas , Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia, dan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang berasal dari peraturan perundang undangan atau dokumen-dokumen dan literatur yang memiliki referensi dengan pokok bahasan.

c. Data Tersier

Data Tersier adalah data yang berasal dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Hukum Indonesia, Kamus Bahasa Inggris dan buku–buku lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, yang dipergunakan sebagai pedoman untuk memahami berbagai pengertian terdapat pada bahan hukum primer dan sekunder.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: a. Studi kepustakaan


(26)

Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca, mempelajari,mengutip dan menelaah literatur – literatur atau referansi yang berupa peraturan, pendapat para ahli yang ada hubungannya dengan permasalahan yang akan dibahas.

b. Studi lapangan

Studi lapangan dilakukan guna memperoleh data primer yang dilakukan dengan cara interview dan wawancara kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung melalui Kepala Seksi Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja,serta Sekretaris Dewan Pengupahan Provinsi (DEPEPROV ) Lampung, Asosiasi Pengusaha Indonesia, Serikat Buruh Sejahtera Indonesia. Adapun teknik wawancara yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan wawancara terbuka dan langsung. Dalam hal ini peneliti membuat pokok yang mengarah kepada permasalahan dan kemudian dikembangkan pada saat wawancara.

D. Metode Pengolahan Data

Data yang diperoleh baik melalui studi kepustakaan maupun studi lapangan dan studi dokumen selanjutnya diolah dengan cara :


(27)

Seleksi data untuk mengetahui kelengkapan keseluruhan data yang terkumpul baik data primer maupun data sekunder yang diolah kembali, diteliti dan dievaluasi secara selektif sesuai dengan pokok permasalahan.

b. Klasifikasi data

Klasifikasi data dengan cara pengelompokkan data sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas.

c. Penyusunan data

Penyusunan data dengan cara mensistimatiskan dan menempatkan data sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Hal ini untuk memudahkan memberikan arti terhadap data yang telah disusun.

E. Analisis data

Dari data yang telah dikumpulkan tersebut dan telah diperiksa secara keseluruhan baru kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara menguraikan data dalam bentuk kalimat. Dari uraian tersebut dilakukan interpretasi data sehingga dapat diperoleh gambaran secara kongkrit tentang permasalahan yang akan diteliti.


(28)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan pembahasan diatas dan dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Peran Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Lampung Dalam Penetapan Upah Minimum Provinsi :

a. Sebagai koordinator dalam penetapan Upah Minimum Provinsi.

Dalam Dewan Pengupahan Nasional sebagai koordinator atau leading sector adalah Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia maka ditingkat provinsi berada di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung. Usulan penetapan Upah Minimum Provinsi yang disampaikan kepada Gubernur harus melalui rekomendasi dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung dikarenakan dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: KEP-226/MEN/2000 dalam Pasal 10 ayat 1 dijelaskan hasil kesepakatan disampaikan kepada Gubernur melalui Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja/ Instansi Pemerintah yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan di provinsi

b. Bersama dengan Dewan Pengupahan Provinsi mengusulkan besaran upah minimum provinsi kepada Gubernur untuk ditetapkan yang berupa SK Gubernur.


(29)

2

Dewan Pengupahan Provinsi terdiri dari 3 unsur pokok yaitu, Unsur pemerintah yang diwakili oleh dinas terkait dan perguruan tinggi, Unsur pengusaha yang diwakili oleh Asosiasi pengusaha Indonesia , dan Unsur serikat buruh yang diwakili oleh 4 serikat buruh yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Setelah dibahas dalam sidang Dewan Pengupahan Provinsi, disusun usulan peninjauan upah minimum provinsi dan diajukan kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi untuk memperoleh rekomendasi persetujuan. Dengan pertimbangan usulan Dewan Pengupahan Provinsi yang direkomendasi Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta memperhatikan saran dan pertimbangan Biro Bina Kesejahteraan Sosial, Gubernur menerbitkan Surat Keputusan Upah Minimum.Provinsi Nomor G/682/III.05/HK /2010 tanggal 29 Desember 2010 yaitu sebesar Rp. 855.000.

c. Sebagai mediator dalam pengkajian Upah Minimum Provinsi.

Kedudukan pemerintah yang independen sangat membantu dalam penetapan upah karena terkadang tidak adanya titik temu dalam penetapan upah. Pengusaha menginginkan upah minimum naik sedikit sedangkan pekerja menginginkan upah minimum naik sebesar – besarnya.

d. Sebagai dinamisator apabila saat pengkajian upah minimum provinsi. Dalam pengkajian Upah Minimum Provinsi apabila mengalami kebuntuan dalam penetapan maka dinas tenaga kerja dan tansmigrasi


(30)

3

berperan untuk mencairkan suasana dengan memberhentikan sementara rapat dewan pengupahan provinsi untuk memberi kesempatan masing-masing pihak untuk menentukan kesepakatan angka.

e. Melakukan Sosialisasi dalam pelaksanaan Upah Minimum Provinsi. Setelah Surat Keputusan Gubernur Lampung Nomor: G/682/III.05?HK?2010 tentang Penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) Lampung tahun 2011 sebesar Rp. 855.000,- (Delapan ratus lima puluh lima ribu rupiah) perbulan telah ditetapkan maka Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung wajib melakukan sosialisasi besaran upah minimum yang telah ditetapkan dan membagikan Surat Keputusan Gubernur tentang Upah Minimum Provinsi kepada pengusaha. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Seksi Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja, merangkap Sekretaris Dewan Pengupahan Provinsi Lampung, Ibu Rismayantina bahwa “mensosialisasikan besaran upah minimum yang telah ditetapkan sangatlah pentng agar para pihak (pengusaha dan pekerja) dapat mematuhi besaran upah yang telah ditetapkan dan meminimalkan angka pelanggaran dalam pelaksanaan upah minimum”.

Peran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi lampung dalam pengawasan atas pelaksanaan upah minimum provinsi ialah :

a) Sebagai koordinator dalam pengawasan atas pelaksanaan Upah Minimum Provinsi ( UMP ).


(31)

4

Pengawasan ketenagakerjaan merupakan unsur penting dalam perlindungan tenaga kerja, sekaligus sebagai upaya penegakan hukum ketenagakerjaan secara menyeluruh. Pengawasan ditempuh dalam 2 (dua) cara, yaitu: preventif dan represif. Pada dasarnya kedua cara itu ditempuh sangat bergantung dari tingkat kepatuhan pengusaha, pekerja/buruh, dan serikat pekerja/serikat buruh terhadap ketentuan perundang-undangan ketenagakerjaan.

b) Sebagai wakil pemerintah dalam mengawasi upah minimum provinsi yang dilaksanakan perusahaan.

Adapun bentuk pengawasan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung terhadap perusahaan agar melaksanakan Upah Minimum Provinsi, setiap bulan dilakukan pengecekan . Selain itu dilakukan pula pembinaan bila ditemukan adanya perlu diperbaiki. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung akan memberikan sanksi pidana maksimal 4 tahun minimal 1 tahun atau denda Rp.400 juta minimal Rp.100 juta, bagi perusahaan yang tidak menjalankan Upah Minimum Provinsi ( UMP) berdasarkan Pasal 185 Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003.

2. Dari aspek perlindungan hukum bagi pekerja, maka dengan adanya ketentuan UMP perusahaan tidak boleh memberikan upah dibawah ketentuan Upah Minimum Provinsi tersebut bagi pekerja lajang dengan pengalaman kerja kurang dari 1 tahun. Apabila perusahaan melanggar maka akan diberikan sanksi berdasarkan pasal 185 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 sanksi


(32)

5

pidana maksimal 4 tahun minimal 1 tahun atau denda Rp.400 juta minimal Rp.100 juta.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan diatas, peneliti mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut :

1) Hendaknya pekerja lebih memperhatikan kemampuan yang dimilikinya agar daya tawar pekerja dalam rapat dewan pengupahan provinsi tidak rendah.

2) Pemerintah tetap harus bersifat netral dalam penetapan upah minimum sehingga tidak adanya keterpihakan pemerintah ke pengusaha maupun kepada pekerja .

3) Pemerintah sebaiknya bekerjasama dengan pihak lain dalam mengawasi pelaksanaan Upah Minimum Provinsi.

4) Adanya Peraturan Perundang – Undangan yang mengharuskan Upah Minimum Provinsi (UMP) sama dengan Kebutuhan Hidup Layah (KHL) atau diatas Kebutuhan Hidup Layak (KHL).


(33)

6

A. BUKU/LITERATUR

Agusmidah, 2010, Dinamika Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Penerbit USU Press, Medan.

Husni, Lalu 2008,Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia ( Edisi revisi ), PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta

.

Khakim,Abdul, 2006,Aspek Hukum Pengupahan berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, Cet. I, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Khakim, Abdul, 2007,Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003

(edisi Revisi), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Maimun, 2004,Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar, Cet, Pertama, PT.Pradnya Paramita, Jakarta.

Pitoyo , Whimbo,2010,Panduan Praktis Hukum Ketenagakerjaan, Penerbit Visimedia.

Simanjuntak, Piyaman J, 1985,Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, FE UI, Jakarta

Soepomo, Iman, 1983,Pengantar Hukum Perburuhan, Penerbit Djambatan, Jakarta.

Soepomo, Iman, 1980,Hukum PerburuhanBidang Hubungan Kerja Cet.VI, Penerbit Djambatan, Jakarta.

Suratman S.H, 2009,Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Penerbit Indeks. Tunggal, Iman Syahputra,2007,Dasar-dasar Hukum Ketenagakerjaan,

Harvarindo, Jakarta.

Wijayanti, Anis,2009,Hukum Ketrnagakerjaan Pasca Reformasi, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta.

B. PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN

Undang–Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentangKetenagakerjaan. Undang–Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentangSerikat pekerja / buruh. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 107 Tahun 2004 tanggal 18


(34)

7

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-01/MEN/1999 tentangUpah Minimum. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

Kep-226/MEN/2000 tentang Perubahan Pasal 1, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 8, Pasal 11 , Pasal 20 dan Pasal 21 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-01/MEN/1999 tentangUpah Minimum.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : KEP. 231/MEN/2003 tentangTata Cara Penangguhan Pelaksanaan Upah Minimum.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 tentangPerlindungan Upah Minimum.

Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 Tahun 2009 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Lampung

Peraturan Gubernur Lampung Nomor 34 Tahun 2010tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah pada Pemerintah Provinsi Lampung

Keputusan Gubernur Lampung Nomor G/279/III.05/HK/2010 tentang

Pembentukan Dewan Pengupahan Daerah Provinsi Lampung periode tahun 20102012.

Keputusan Gubernur Lampung Nomor G/682/III.05/HK/2010 tentangPenetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) Lampung Tahun 2011.

C. INTRNET/WEBSITE

Sumber di akses dari http://www.psiapyouthnetwork.org/wp-content/uploads/hak-hak-fundamental-pekerja-april-2008doc.pdf pada tanggal 20 Juni 2011 pukul 19.00 WIB

Sumber di akses darihttp://www.kulinet.com/baca/upah-minimum-buruh/258/ pada tanggal 20 Juni 2011 pukul 20.00 WIB

Sumber di akses dari http://id.shvoong.com/law-and-politics/labor-law/2172252-hukum-ketenagakerjaan/#ixzz1YxKLELkopada tanggal 5 juli 2011 pukul 11.00 WIB


(35)

PERAN DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI LAMPUNG DALAM PENETAPAN DAN PENGAWASAN

ATAS PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI (UMP) (Skripsi)

Oleh

DIRA OKTRIA ALMEGA

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(36)

PERAN DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI LAMPUNG DALAM PENETAPAN DAN PENGAWASAN

ATAS PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI (UMP)

Oleh

DIRA OKTRIA ALMEGA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(37)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

HALAMAN JUDUL ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang...1

B. Permasalahan...5

C. Tujuan dan kegunaan penelitian...5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Peran...7

B. Pengertian Tenaga Kerja, Pengusaha ...8

C. Pengertian Hubungan Kerja dan Perjanjian Kerja ...11

D. Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja ...14

E. Pengertian Upah ...16

F. Pengertian Upah Minimum ...20

BAB III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah...24

B. Sumber Data...25

C. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data...27

D. Analisis Data ...27

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung ...28

B. Peran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung dalam penetapan dan pengawasan atas pelaksanaan Upah Minimum Provinsi 1. Peran Dinas Tenaga Kerjadan Transmigrsi Provinsi lampung dalam Penetapan Upah MinimumProvinsi ……...………....31

2. Peran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung dalam Pengawasan atas pelaksanaan Upah Minimum Provinsi ...44


(38)

C. Faktor Penghambat yang dihadapi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi lampung dalam penetapan dan

pengawasan atas pelaksanaan Upah Minimum provinsi ...51 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...52 B. Saran...56

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(39)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Elman Eddy Patra S.H, M.H. ………..

Sekretaris/Anggota : Sri Sulastuti S.H, M.H. ………..

Penguji Utama : Syamsir Syamsu, S.H.,M.H. ………..

2. Dekan Fakultas Hukum

Dr. Heryandi, S.H., M.S. NIP 19621109 198703 1 003


(40)

Hai orang-orang yang beriman

bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga ( diperbatasan negerimu ) dan bertawakalah kepada Allah

supaya kamu beruntung ( Q.S AALI IMRAAN : 200 )

Ketika masalah menghampiri hidupmu tanpa kenal lelah, berserahlah kepada-Nya . Tuhan akan mendengar doamu,

bahkan yang tak terucapkan olehmu.

Dia lah Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, Maha mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dia-lah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang .


(41)

PERSEMBAHAN

Dari Lubuk Hati yang paling dalam saya persembahkan karya kecil ini untukMU :

Ayahanda Hi. Hidayatullah dan Ibunda Hj. Budhi Roswati Kakakku Anjeng Linda dan Kanjeng Edy

Kakakku Tuan Edo

Terima kasih untuk kasih sayang, perhatian dan motivasi di sepanjang perjalanan hidupku.


(42)

1

Judul Skripsi : PERAN DINAS TNAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI LAMPUNG DALAM PENETAPAN DAN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI (UMP)

Nama Mahasiswa : Dira Oktria Almega No. Pokok Mahasiswa : 0852011075

Bagian : Hukum Administrasi Negara

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Elman Eddy Patra, S.H, M.H. Sri Sulastuti, S.H, M.H. NIP 196007141986031062 NIP 196207271987032004

2. Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara

Nurmayani, S.H., M.H. NIP 196112191988032002


(43)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 29 Oktober 1990, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Hi Hidayatullah dan Ibu Hj. Budhi Roswati.

Penulis menempuh pendidikan Taman Kanak- kanak ( TK) Dharma Wanita Pertiwi,di Kota Metro diselesaikan tahun 1996. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Pertiwi Teladan di Kota Metro tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama (SLTP) di SMP Xaverius 2 Rawalaut Bandar Lampung pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 10 Bandar Lampung diselesaikan tahun 2008.

Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Lampung. Penulis juga aktif dalam kegiatan mahasiswa terdaftar sebagai Staf Departemen Humas Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Lampung tahun 2009- 2010.


(44)

SANWACANA

Bismillahirrahmaannirrahim,

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PERAN DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI LAMPUNG DALAM PENETAPAN DAN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI (UMP)”. Skripsi diajukan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Unversitas Lampung.

Peneliti menyadari pembuatan skripsi ini merupakan buah dari suatu proses panjang, yang tak luput dari dukungan dan bimbingan berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan terimakasih tak terhingga kepada :. 1. Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung, DR. Heryandi, S.H.,M.S.,

beserta jajarannya yaitu Bapak/ Ibu Pembantu Dekan (PD) I, PD II dan PD III atas segala bantuan baik langsung maupun tidak langsung selama mengikuti pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

2. Ibu Nurmayani S.H., M.H., sebagai ketua jurusan Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung atas nasehat yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Elman Eddy Patra, S.H, M.H. selaku pembimbing pertama yang telah bersedia meluangkan waktunya dan memberikan saran, bimbingan dan petunjuk selama penyusunan skripsi ini.


(45)

4. Ibu Sri Sulastuti, S.H, M.H. selaku pembimbing kedua yang telah bersedia meluangkan waktunya dan memberikan saran, arahan serta bimbingan selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Syamsir Syamsu, S.H, M.H. selaku pembahas pertama atas segala pengarahan, saran dan masukan yang telah diberikan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Eka Deviani, S.H, M.H. selaku pembahas kedua atas segala pengarahan, saran dan motivasinya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Sudirman Mechsan, S.H, M.H. sebagai Pembimbing Akademik yang terima kasih atas segala bantuan selama menjadi mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Lampung.

8. Seluruh dosen, Staf Pengajar dan Karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah memberikan pemikiran dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat terkhusus Pak Marlan, Pak Misiyo dan Bu Hera.

9. Tanteku tersayang Tates Rismayantina, S.E, M.M. selaku Kepala Seksi Hubungan Industrial merangkap Sekretaris Dewan Pengupahan Provinsi Lampung atas bantuan, arahan, doa dan semangat serta data-data yang diperlukan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

10. Bapak Yusuf Kohar selaku Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia atas bantuan serta data-data yang diperlukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Bapak R.E.I. Tobing selaku Koordinator wilayah Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia atas bantuan serta data-data yang diperlukan dalam menyelesaikan skripsi ini.


(46)

12. Papaku Hi.Drs Hidayatullah, M.M dan Mamaku Hj.Budhi Roswati, S.E,M.M. tercinta, Terimakasih atas do’a dan segala ilmu kehidupan yang telah mama dan papa berikan. Semoga Allah SWT membalas tiap tetesan keringat, segala bentuk perhatian dan kasih sayang yang melimpah dengan sebaik-baik balasan berupa ridho dan kasih sayang Allah SWT.

13. Kakakku tercinta tersayang Anjeng Zulida Alinda Almega dan Kanjeng Edy Firdiansyah, Terimakasih atas do’a dan dukungannya baik moril maupun materil.

14. Kakak laki-lakiku tercinta Tuan M. Tasya Renaldo K.M, Terimakasih atas do’a, motivasinya yang tiada henti dan dukungannya baik moril maupun materil.

15. Seluruh Keluarga Besar Tabrani K.M dan keluarga besar Oesman Syarif. Semoga kalian semua bangga kepadaku.

16. Sahabat kecilku Maharani dewi, Wulandari dan Tacca Prita, terima kasih atas persahabatan yang penuh dengan canda gurau, kehangatan dan keceriaan selama ini.

17. Citra Ayu Wardani, Irmayuli Frestia, Queen Pristi N.S, Inez Vania Herrera, Lucky Dina Ristama, Septiana Sari, Ria Andayani, Reza Fahlepi, Ahmad Gema D.P, Dhaniel J.C. Terimakasih atas persahabatan 3,5 tahun ini kalian memberikan warna tersendiri dihidupku. Semoga persahabatan kita kekal abadi.LOVE YOU GOL.

18. Teman-teman FH Unila’08 dan HIMA HAN FH 08 tersayang, Iyai iqbal, Jeke, Nadia, Cikwo Tya, Mona, Abi Bahrul, Dova, Yuli, Adel, Tangguh, Tiara, Siti, Novi, Anday, Sandi, Angga, Dimas, Danu, Ira, Susi, Gilang, Gerry, Necya, Aldi, Ferry, Raden, Meyzon.


(47)

19. Teman-Teman Kuliah Kerja Nyata Tematik 2011 di desa Karang Endah, Kabupaten Lampung Tengah.

20. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan menyumbangkan pemikirannya dalam pembuatan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas setiap kebaikan yang telah diberikan dengan pahala berlipat ganda. Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan dalam penulisan skripsi ini, Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

Bandar Lampung, Febuari 2012

Penulis


(1)

1

Judul Skripsi : PERAN DINAS TNAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI LAMPUNG DALAM PENETAPAN DAN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI (UMP)

Nama Mahasiswa : Dira Oktria Almega No. Pokok Mahasiswa : 0852011075

Bagian : Hukum Administrasi Negara

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Elman Eddy Patra, S.H, M.H. Sri Sulastuti, S.H, M.H. NIP 196007141986031062 NIP 196207271987032004

2. Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara

Nurmayani, S.H., M.H. NIP 196112191988032002


(2)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 29 Oktober 1990, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Hi Hidayatullah dan Ibu Hj. Budhi Roswati.

Penulis menempuh pendidikan Taman Kanak- kanak ( TK) Dharma Wanita Pertiwi,di Kota Metro diselesaikan tahun 1996. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Pertiwi Teladan di Kota Metro tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama (SLTP) di SMP Xaverius 2 Rawalaut Bandar Lampung pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 10 Bandar Lampung diselesaikan tahun 2008.

Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Lampung. Penulis juga aktif dalam kegiatan mahasiswa terdaftar sebagai Staf Departemen Humas Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Lampung tahun 2009- 2010.


(3)

SANWACANA

Bismillahirrahmaannirrahim,

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PERAN DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI LAMPUNG DALAM PENETAPAN DAN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI (UMP)”. Skripsi diajukan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Unversitas Lampung.

Peneliti menyadari pembuatan skripsi ini merupakan buah dari suatu proses panjang, yang tak luput dari dukungan dan bimbingan berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan terimakasih tak terhingga kepada :. 1. Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung, DR. Heryandi, S.H.,M.S.,

beserta jajarannya yaitu Bapak/ Ibu Pembantu Dekan (PD) I, PD II dan PD III atas segala bantuan baik langsung maupun tidak langsung selama mengikuti pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

2. Ibu Nurmayani S.H., M.H., sebagai ketua jurusan Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung atas nasehat yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Elman Eddy Patra, S.H, M.H. selaku pembimbing pertama yang telah bersedia meluangkan waktunya dan memberikan saran, bimbingan dan petunjuk selama penyusunan skripsi ini.


(4)

4. Ibu Sri Sulastuti, S.H, M.H. selaku pembimbing kedua yang telah bersedia meluangkan waktunya dan memberikan saran, arahan serta bimbingan selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Syamsir Syamsu, S.H, M.H. selaku pembahas pertama atas segala pengarahan, saran dan masukan yang telah diberikan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Eka Deviani, S.H, M.H. selaku pembahas kedua atas segala pengarahan, saran dan motivasinya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Sudirman Mechsan, S.H, M.H. sebagai Pembimbing Akademik yang terima kasih atas segala bantuan selama menjadi mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Lampung.

8. Seluruh dosen, Staf Pengajar dan Karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah memberikan pemikiran dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat terkhusus Pak Marlan, Pak Misiyo dan Bu Hera.

9. Tanteku tersayang Tates Rismayantina, S.E, M.M. selaku Kepala Seksi Hubungan Industrial merangkap Sekretaris Dewan Pengupahan Provinsi Lampung atas bantuan, arahan, doa dan semangat serta data-data yang diperlukan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

10. Bapak Yusuf Kohar selaku Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia atas bantuan serta data-data yang diperlukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Bapak R.E.I. Tobing selaku Koordinator wilayah Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia atas bantuan serta data-data yang diperlukan dalam menyelesaikan skripsi ini.


(5)

12. Papaku Hi.Drs Hidayatullah, M.M dan Mamaku Hj.Budhi Roswati, S.E,M.M. tercinta, Terimakasih atas do’a dan segala ilmu kehidupan yang telah mama dan papa berikan. Semoga Allah SWT membalas tiap tetesan keringat, segala bentuk perhatian dan kasih sayang yang melimpah dengan sebaik-baik balasan berupa ridho dan kasih sayang Allah SWT.

13. Kakakku tercinta tersayang Anjeng Zulida Alinda Almega dan Kanjeng Edy Firdiansyah, Terimakasih atas do’a dan dukungannya baik moril maupun materil.

14. Kakak laki-lakiku tercinta Tuan M. Tasya Renaldo K.M, Terimakasih atas do’a, motivasinya yang tiada henti dan dukungannya baik moril maupun materil.

15. Seluruh Keluarga Besar Tabrani K.M dan keluarga besar Oesman Syarif. Semoga kalian semua bangga kepadaku.

16. Sahabat kecilku Maharani dewi, Wulandari dan Tacca Prita, terima kasih atas persahabatan yang penuh dengan canda gurau, kehangatan dan keceriaan selama ini.

17. Citra Ayu Wardani, Irmayuli Frestia, Queen Pristi N.S, Inez Vania Herrera, Lucky Dina Ristama, Septiana Sari, Ria Andayani, Reza Fahlepi, Ahmad Gema D.P, Dhaniel J.C. Terimakasih atas persahabatan 3,5 tahun ini kalian memberikan warna tersendiri dihidupku. Semoga persahabatan kita kekal abadi.LOVE YOU GOL.

18. Teman-teman FH Unila’08 dan HIMA HAN FH 08 tersayang, Iyai iqbal, Jeke, Nadia, Cikwo Tya, Mona, Abi Bahrul, Dova, Yuli, Adel, Tangguh, Tiara, Siti, Novi, Anday, Sandi, Angga, Dimas, Danu, Ira, Susi, Gilang, Gerry, Necya, Aldi, Ferry, Raden, Meyzon.


(6)

19. Teman-Teman Kuliah Kerja Nyata Tematik 2011 di desa Karang Endah, Kabupaten Lampung Tengah.

20. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan menyumbangkan pemikirannya dalam pembuatan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas setiap kebaikan yang telah diberikan dengan pahala berlipat ganda. Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan dalam penulisan skripsi ini, Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

Bandar Lampung, Febuari 2012

Penulis