PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV-A SDN 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

i

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR

PADA SISWA KELAS IV-A SDN 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

FERA ISYANTI

Rendahnya kemampuan menulis narasi siswa SD Negeri 1 Rajabasa merupakan permasalahan dalam penelitian ini. Untuk mengatasi permasalahan ini, peneliti melakukan penelitian tindakan dengan cara memanfaatkan media gambar guna meningkatkan kemampuan menulis narasi. Untuk itu, tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis narasi melalui pemanfaatan media gambar, khususnya siswa kelas IV-A SD Negeri 1 Rajabasa Bandar Lampung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas tahapan sebagai berikut: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi . Subjek dalam penelitian ini ialah siswa kelas IV-A SD Negeri 1 Rajabasa tahun pelajaran 2011/ 2012 yang berjumlah 32 orang, terdiri atas 15 laki-laki dan 17 pe-


(2)

ii

Hasil evaluasi pada siklus I menunjukkan bahwa aktivitas dan prestasi belajar siswa belum optimal. Pada siklus II dalam proses pembelajaran dan latihan menulis narasi guru menggunakan media gambar yang berwarna. Hasil evaluasi siklus II menunjukkan prestasi belajar siswa meningkat karena sesuai dengan indikator kerja yang menyatakan penelitian tindakan kelas berhasil, jika hasil belajarb mencapai kriteria ketuntasan klasikal sebesar 80%.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan prasiklus siswa dalam menulis narasi di bawah KKM sekolah tersebut yaitu 65,00 dalam kategori kurang dengan rata-rata nilai sebesar 51,62 dari 32 siswa yang tuntas 2 siswa dengan persentase 6% dan yang belum tuntas 30 siswa dengan persentase 94%. Setelah dilakukan tindakan pembelajaran dengan memanfaatkan media gambar, kemampuan menu-lis narasi pada siklus I dalam kategori cukup dengan rata-rata nilai sebesar 61,40 atau meningkat sebesar 9,78 atau 11,83% sedangkan siswa yang tuntas 17 dari 32 siswa atau 60%. Selanjutnya, kemampuan menulis narasi pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 75,00 dengan kategori baik atau mengalami peningkatan sebesar 9,72 atau 11,53% dengan ketuntasan klasikal 29 siswa atau sebesar 85%.

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pemanfaatan media gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi pada siswa kelas IV-A SDN 1 Rajabasa sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu tercapai KKM sekolah untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia 65,00.


(3)

iii

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR

PADA SISWA KELAS IVA SD N 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh FERA ISYANTI Penelitian Tindakan Kelas

(PTK)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS LAMPUNG

2012


(4)

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh FERA ISYANTI NPM 1113066004

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG


(5)

xvii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Nilai Rata-Rata Siswa pada Setiap Siklus ... 69 4.2 Ketuntasan Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas IV A


(6)

xii DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

SANWACANA ... viii

MOTTO ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Peneliatan ... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Keterampilan Berbahasa ... 8

2.2. Keterampilan Menulis ... 8

2.2.1 Pengertian Menulis... 9

2.1.2 Jenis-Jenis Menulis ... 9

2.1.3 Tahapan Menulis ... 10

2.3 Menulis Narasi ... 10

2.3.1 Pengertian Menulis Narasi ... 11

2.3.2 Struktur Narasi ... 11

2.3.3 Jenis Narasi ... 14

2.3.4 Langkah-Langkah Menulis Narasi ... 16

2.4 Media dalam Pembelajaran ... 16

2.4.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 16

2.4.2 Fungsi dan Manfaat Media Pendididkan... 17

2.4.3 Media Gambar ... 19

2.4.4 Tujuan Pemakaian Media Gambar ... 19


(7)

xiii

2.4.9 Jenis-Jenis Media Gambar ... 25

2.5 Aktivitas Belajar ... 26

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 31

3.1 Rancangan Penelitian ... 31

3.2 Setting Penelitian ... 32

3.2.1 Subjek Penelitian ... 32

3.2.2 Tempat Penelitian... 33

3.2.3 Waktu Penelitian ... 33

3.3 Prosedur Penelitian... 33

3.3.1 Perencanaan... 33

3.3.2 Tindakan ... 34

3. 3.3 Observasi ... 37

3.3.4 Refleksi ... 38

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.5 Instrumen Penelitian ... 38

3.5.1 Instrumen Observasi Siswa ... 39

3.5.2 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru ... 40

3.5.3 Instrumen Penilaian Perencanaan Pembelajaran (IPPP) ... 42

3.5.4 Instrumen Penilaian Kegiatan Menulis Narasi ... 42

3.6 Teknik Analisis Data ... 44

3.7 Indikator Keberhasilan ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Pengantar ... 46

4.2 Hasil Penelitian Tindakan ... 49

4.2.1 Pembelajaran Siklus 1 ... 50

4.2.2 Pembelajaran Siklus 2 ... 53

4.3 Pembahasan ... 57

4.3.1 Siklus 1 ... 57

4.3.2 Siklus 2 ... 65

4.3.3 Observasi Aktivitas Guru dan Siswa ... 70

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73


(8)

(9)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Sebaran Jumlah Siswa Menurut Klasifikasi Rentang Nilai Hasil Ulangan Harian Menulis Narasi Siswa Kelas IV A SDN 1 Rajabasa 3

3.1 Instrumen Observasi Aktivitas Siswa ... 39

3.2 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru ... 41

3.3 Instrumen Penilaian Perencanaan Pembelajaran (IPPP) ... 42

3.4 Kriteria Penilaian Kemampuan Menulis Narasi Melalui Pemanfaatan Media Gambar ... 43

4.4 Tolak Ukur penilaian Keterampilan Menulis Narasi ... 44

4.1 Daftar Urutan Kepala Sekolah SDN 1 Rajabasa ... 47

4.2 Keadaan Guru SDN 1 Rajabasa ... 47

4.3 Jumlah Siswa SDN 1 Rajabasa Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 48

4.4 Data Rerata Hasil Kemampuan Siswa Menulis Narasi Siklus 1 58 4.5 Persentase Hasil Penilaian Menulis Narasi Siklus 1 ... 59

4.6 Data Distribusi Frekuensi untuk Aspek Alur Siklus 1... 60

4.7 Distribusi Kemampuan Siswa Menulis Narasi Melalui Pemanfaatan Media Gambar untuk Aspek Alur Siklus 1 ... 61

4.8 Data Distribusi Frekuensi untuk Aspek Tokoh Siklus 1 ... 61

4.9 Distribusi Kemampuan Siswa Menulis Narasi Melalui Pemanfaatan Media Gambar untuk Aspek Tokoh Siklus 1 ... 62


(10)

xvi

Media Gambar untuk Aspek Latar Siklus 1 ... 63 4.12 Data Distribusi Frekuensi untuk Aspek Pemakaian Ejaan Siklus 1 64 4.13 Data Kemampuan Siswa Menulis Narasi Melalui Pemanfaatan

Media Gambar untuk Aspek Pemakaian Ejaan Siklus 1 ... 65 4.14 Data Rerata Hasil Kemampuan Siswa Menulis Narasi Siklus II ... 66 4.15 Hasil Persentase Menulis Narasi Siklus II ... 66 4.16 Analisis Tingkat Kompetensi Menulis Narasi Siswa

Kelas IV A SDN 1 Rajabasa ... 68 4.17 Data Ketuntasan Belajar Menulis Narasi Kelas IV A

SDN 1 Rajabasa Kecamatan Rajabasa ... 69 4.18 Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 71 4.19 Data Hasil Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Prasiklus, Siklus 1 Ke Siklus II ... 72


(11)

xi MOTO

”Tiada keberhasilan tanpa usaha dan doa” ”Bermimpilah agar mimpimu menjadi kenyataan” ”Berikan yang terbaik apa yang kamu punya kepada semua orang, seperti apa yang telah kamu terima dari banyak orang”


(12)

v

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd. ...

Sekretaris : Dra. Ni Nyoman Wetty S., M.Pd. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Wini Tarmini, M.Hum. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(13)

iv

Judul PTK : Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Melalui Pemanfaatan Media Gambar pada Siswa Kelas IVA SDN 1 Rajabasa Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012

Nama Mahasiswa : Fera Isyanti

NPM : 1113066004

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI, Komisi Pembimbing

Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd. Dra. Ni Nyoman Wetty S., M.Pd. NIP 196401061988031001 NIP 195106141981032001

Ketua Jurusan, Pendidikan Bahasa dan Seni

Drs. Imam Rejana, M.Si. NIP 1948104211987031004


(14)

vii

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang memiliki segala keindahan dan kesempurnaan yang hakiki yang telah menghamparkan cinta dan kasih sayang kepada kami semua. Kupersembahkan karyaku ini kepada kedua orang tuaku dan kedua mertuaku yang selalu mencurahkan cinta kepada seluruh keluarga, kepada suami dan putriku tercinta Arsy Khairunnisa dan Nayla Salma yang selalu memberi semangat dan dorongan, kepada kakak dan adikku, serta kepada teman-teman seperjuangan di S-1 dalam jabatan FKIP Unila jurusan pen-didikan Bahasa dan Seni, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, kepada guru-guru SD Negeri 1 Rajabasa Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung, dan almamaterku tercinta Universitas Lampung.

Semoga Allah seantiasa menaungi kita dengan cinta dan mengumpulkan kita di surga-Nya yang penuh cinta....Amin.


(15)

vi

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Bukit Kemuning, Kecamatan Bukit Kemuning, Kabupaten Lampung Utara pada 25 Pebruari 1981. Jenjang pendidikan peneliti dimulai dari SD Negeri 3 Bukit Kemuning 1993, SMP Negeri 1 Bukit Kemuning 1996, SMA Negeri Bukit Kemuning 1999, dan D-3 Bahasa dan Sastra Daerah Lampung FKIP Unila 2002.

Pada 2003 sampai dengan 2004 peneliti menjadi guru bantu di SDN 1 Gulak Galik Teluk Betung Utara dan sejak 1 Januari 2005 peneliti diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di SD Negeri 1 Tulus Rejo Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur. Selanjutnya, Bulan Agustus 2010 peneliti pindah ke Kota Bandar Lampung kembali dan mengajar di SDN 1 Rajabasa sampai dengan sekarang.

Pada 22 Agustus 2003 peneliti menikah dengan Muhammad Hali, S.Pd. dan telah dikaruniai dua orang putri yang bernama Arsy Khairunnisa yang saat ini bersekolah di SDN 2 Labuhan Ratu Bandar Lampung dan Nayla Salma.


(16)

viii

SANWACANA

Puji syukur peneliti haturkan ke hadirat Allah Yang Mahaagung atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Melalui Pemanfaatan Media Gambar pada Siswa Kelas IV-A Sekolah Dasar Negeri 1 Rajabasa Bandarlampung”. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad Solallohualaihiwasallam, beserta para sahabat, keluarga, dan pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.

Peneliti telah banyak menerima bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan PTK ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati sebagai wujud rasa hormat dan penghargaan atas segala bantuan, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd selaku pembimbing I dalam menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dengan penuh ketegasan dan memberi motivasi yang kuat, serta arahan yang membuat peneliti termotivasi untuk menyelesaikan PTK ini dengan segera;

2. Dra. Ni Nyoman Wetty S., M.Pd. selaku pembimbing II dalam penyelesaian PTK ini, yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran sehingga memacu semangat peneliti;


(17)

ix

4. Dr. Edi Suyanto,S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah;

5. Drs. Imam Rejana, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni; 6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Unila yang telah

membekali peneliti dengan ilmu, bimbingan, arahan, dan motivasi selama mengikuti perkuliahan;

7. Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Unila;

8. Bapak Drs. Sukarma Wijaya selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung yang telah memberi kesempatan peneliti untuk belajar di FKIP Unila;

9. Guru-guru SD Negeri 1 Rajabasa Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung, terutama Siswati, S.Pd. selaku Kepala Sekolah dan Yuli Sarwati, S.Pd. sebagai guru mitra yang telah banyak memberi motivasi dalam menyelesaikan PTK ini;

10.Kedua orang tuaku tersayang, atas segala kasih sayang dan doa;

11.Suamiku Muhammad Hali, S.Pd. dan putriku tercinta Arsy Khairunnisa dan Nayla Salma, atas segala doa, dorongan dan motivasi serta dukunganya; dan 12.Para senior ku di S-1 dalam jabatan Mursidi, Yurialin, Puji Astuti, Rohimah,

atas segala dukungan dan kerjasamanya semoga kalian tetap semangat dan pantang mundur;


(18)

x

selama kuliah adalah kenangan tersendiri untuk masa depan kita;

14.Anak-anak didikku kelas IVA SDN 1 Rajabasa Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 kalian memberi cerita tersendiri dalam kehidupan gurumu ini.

Semoga Allah membalas semua kebaikan dan pengorbanan bapak, ibu, saudara, teman-teman, adik-adik serta orang-orang yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu. Penulis menyadari dalam penulisan PTK ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan PTK ini. Harapan penulis, karya kecil ini bisa bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah.

Bandar Lampung, September 2012 Peneliti


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses yang cukup panjang. Menulis memerlukan adanya pengetahuan, waktu dan pengalaman. Selain fasilitator dan motivator guru dituntut profesional dalam menguasai materi agar siswa memahami apa yang menjadi tujuan pembelajaran dan dapat mengungkapkan ide-idenya dalam bentuk tulisan. Ide-ide itu dapat digali dari berbagai sumber, misalnya dengan membaca, menyimak, atau mendengarkan pembicaraan orang lain bahkan dari suatu bentuk yang dilihatnya.

Menulis adalah sebagai kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya (Suparno,2008:1.3). Oleh sebab itu, dapat dikemukakan bahwa menulis merupakan suatu rangkaian proses mulai dari memikirkan gagasan yang akan disampaikan kepada pembaca sampai dengan menentukan cara mengungkapkan atau menyajikan gagasan itu dalam rangkaian kalimat.Kegiatan menulis bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan memperluas wawasan karena sebuah tulisan sangat dipengaruhi oleh wawasan yang dimiliki seseorang yang menulisnya.


(20)

Menulis membutuhkan kemampuan mengorganisasikan pikiran, banyak pilihan kata yang sulit untuk dipakai secara tepat guna membentuk rangkaian kalimat yang mengandung pikiran pokok yang tepat.Kegiatan menulis juga membutuhkan latihan karena dengan berlatih dapat memotivasi diri kita untuk mengembangkan ide-ide yang kita miliki. Dengan banyak berlatih menulis seseorang akan semakin mahir untuk menuangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya. Setelah terbiasa menulis, seseorang akan merasa senang atau nyaman untuk menulis, sehingga menulis bukanlah sebagai suatu yang menyebalkan, tetapi sesuatu yang menyenangkan. Sebelum sampai pada rangkaian kalimat yang baik, setiap penulis harus mampu mengungkapkan pikirannya, minimal lewat apa yang di lihat.

Salah satu cara supaya siswa terampil dalam menulis adalah melatih siswa membuat karangan. Terdapat lima jenis karangan yaitu: (1) narasi, (2) eksposisi, (3) persuasi, (4) argumentasi, dan (5) deskripsi. Salah satu jenis karangan yang membuat siswa terampil dalam menulis adalah karangan narasi. Karangan narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa. Karangan jenis ini berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis), dengan maksud memberi arti kepada sebuah kejadian atau serentetan kejadian, dan agar pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu. Sebagai sebuah karangan, narasi dikembangkan dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar narasi sebagai tumpuan berpikir bagi terbentuknya karangan narasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: alur (plot), penokohan, latar. Titik pandang, pemilihan detail peristiwa.


(21)

Dalam kurikulum KTSP Sekolah Dasar semester 2 kelas IV, tepatnya pem-belajaran dengan Kompetensi Dasar (KD) yaitu menyusun karangan dengan berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll), dengan indikator: (1) mampu menyusun karangan dengan berbagai topik, (2) mampu menggunakan ejaan dalam menulis karangan dengan benar. Dengan kompetensi ini siswa dituntut untuk memiliki keterampilan berbahasa, khususnya terampil menulis narasi.

Realitanya pembelajaran bahasa Indonesia di SD selama ini belum mendapat respon yang positif dari siswa pada umumnya, khususnya siswa SD Negeri 1 Rajabasa Kecamatan Rajabasa, lebih-lebih pada kompetensi menulis narasi. Hal ini dibuktikan oleh hasil ulangan harian siswa, kemampuan siswa menulis narasi masih rendah, lebih dari 80% siswa tidak mampu menulis narasi dan mendapat nilai di bawah KKM sekolah tersebut, yaitu 65,00. Dari 32 siswa hanya 2 siswa yang memiliki tingkat kemampuan baik, dengan persentase 6,25%, siswa memiliki tingkat kemampuan sedang dengan persentase 15,62%, 15 siswa memiliki tingkat kemampuan kurang dengan persentase 46,87%, dan 31,25% siswa memiliki tingkat kemampuan sangat kurang yang terdiri dari 10 siswa. Hasil tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 1.1 Sebaran Jumlah Siswa Menurut Klasifikasi Rentang Nilai Hasil Ulangan Harian Menulis Narasi Siswa Kelas IVA SD 1 Rajabasa

Kategori Interval Jumlah Siswa Persentase (%)

Baik sekali 85 - 100 - -

Baik 75 - 84 2 6,25

Sedang 60 - 74 5 15,62

Kurang 40 - 59 15 46,87

Sangat Kurang 0 - 39 10 31,25

Jumlah 32 100


(22)

Beberapa faktor penyebab pembelajaran menulis siswa sekolah dasar mengalami kesulitan, yaitu siswa enggan menulis, tidak tahu untuk apa siswa menulis, merasa tidak berbakat menulis, dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis. Ketidaksukaan tak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakat, serta pengalaman pembelajaran menulis atau mengarang di sekolah yang kurang memotivasi dan merangsang minat siswa. Pengalaman belajar yang dialami siswa di sekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya sendiri. Umumnya guru tidak dipersiapkan untuk terampil menulis dan mengajarkanya.

Berdasarkan gambaran di atas, guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang luas dan mendalam tentang apa yang diajarkan, juga penggunaan berbagai macam strategi dan media pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak-jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan mengahadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Salah satu di antaranya adalah media gambar.

Pembelajaran melalui media gambar digunakan untuk mengembangkan berbagai potensi kebermaknaan siswa dan membantu siswa dalam menuangkan ide, gagasan, dan daya imajinasi dalam bentuk naskah tulisan yang baik. Media gambar dalam pembelajaran ini berfungsi sebagai alat dan sarana untuk membantu siswa dalam menulis narasi. Aktifitas menulis yang dilakukan siswa sebagian dibimbing oleh guru. Ini dimaksudkan untuk membantu kesulitan siswa


(23)

dalam menulis. Media gambar yang ditampilkan di sini yakni gambar yang dekat dengan skemata siswa serta mudah dipahami dan diapresiasi siswa.

Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar siswa (Djamarah, 2006: 122). Berarti kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan meng-hasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa media.

Berdasarkan uraian di atas akan dilakukan penelitian dengan judul “ Meningkatan Kemampuan Menulis Narasi Melalui Pemanfaatan Media Gambar pada Siswa Kelas IVa SDN 1 RajabasaTahun Pelajaran 2011/2012”.

1.2 Perumusan Masalah

Bertolak dari uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini ada dua yakni secara khusus dan secara umum. Rumusan masalah secara khusus adalah sebagai berikut “Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis narasi melalui pemanfaatan media gambar pada siswa kelas IVa SD Negeri 1 Rajabasa tahun pelajaran 2011/2012?”

Selanjutnya, secara lebih rinci rumusan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah perencanaan pelaksanaan kemampuan menulis narasi melalui

pemanfaatan media gambar pada siswa kelas IVa SD Negeri 1 Rajabasa? 2. Bagaimanakah pelaksanaan kemampuan menulis narasi melalui pemanfaatan


(24)

3. Bagaimanakah peningkatan hasil pembelajaran kemampuan menulis narasi melalui pemanfaatan media gambar pada siswa kelas IVa SD Negeri 1 Rajabasa?

1.3 Tujuan Penelitian Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini dibagi dua yakni khusus dan umum. Penelitian tindakan ini tujuan khusus adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis narasi melalui pemanfaatan media gambar pada siswa kelas IVa SD Negeri 1 Rajabasa tahun pelajaran 2011/2012.

Selanjutnya tujuan secara lebih rinci dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan rencana pembelajaran kemampuan menulis narasi melalui

pemanfaatan media gambar pada siswa kelas IVa SD Negeri 1 Rajabasa? 2. Mendeskripsikan pelaksanaan peningkatan kemampuan menulis narasi

me-lalui pemanfaatan media gambar pada siswa kelas IVa SD Negeri 1 Rajabasa?

3. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis narasi melalui pemanfaatan media gambar pada siswa kelas IVa SD Negeri 1 Rajabasa?

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut. 1. Siswa

Lebih bersemangat, menumbuhkan percaya diri dalam menggali kemampuan dan dapat menciptakan suasana belajar yang menarik, tidak


(25)

membosankan, siswa menjadi aktif dan inovatif dalam pembelajaran menulis narasi melalui media gambar.

2. Guru

Sebagai sumbangan pertimbangan bagi guru untuk memilih, mengombinasikan, dan menerapkan media pembelajaran khususnya media gambar sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa.

3. Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ide untuk memecahkan masalah pembelajaran menulis narasi di kelas sehingga akan membantu teciptanya suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kondusif, dan menyenangkan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas IVa semester genap SDN 1 Rajabasa tahun pelajaran 2011/2012

2. Pembelajaran kemampuan menulis narasi adalah karangan yang me-nyajikan serangkaian peristiwa serta berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis), dengan maksud memberi arti kepada sebuah kejadian atau serentetan kejadian, dan agar pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.

3. Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan siswa di kelas saat proses pembelajaran berlangsung, meliputi; menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, memberikan pendapat, dan menulis narasi.


(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Keterampilan Berbahasa

Keterampilan berbahasa terdiri atas keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa lisan (Santosa,2009:6.1). Keterampilan berbahasa tulis terdiri dari keterampilan membaca dan menulis, sedangkan keterampilan berbahasa lisan terdiri dari keterampilan menyimak dan berbicara. Membaca merupakan kegiatan memahami bahasa tulis, sedangkan menulis adalah kegiatan menggunakan bahasa tulis sebagai sarana untuk mengungkapkan gagasan (Santosa, 2009:6.3).

2.2 Keterampilan Menulis

Menurut Suparno (2008: 1.29), sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkannya dalam formulasi ragam bahasa tulis dan konvensi penulisan lainnya. Menulis sebagai aktivitas berbahasa tidak dapat dilepaskan dari kegiatan berbahasa lainnya. Apa yang diperoleh melalui menyimak, membaca, dan berbicara, akan memberinya masukan berharga untuk kegiatan menulis. Berikut akan dikemukakan beberapa pengertian tentang menulis.


(27)

2.2.1 Pengertian Menulis

Menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan (KBBI,2005:1219). Menulis adalah sebagai kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya (Suparno,2008:1.3).

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik itu (Tarigan dalam Yulinar 2009:8). Menulis merupakan bentuk komunikasi untuk menyampaikan gagasan penulis kepada khalayak pembaca yang dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu (Akhadiah dalam Yulinar 2009:8). Menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa tulis (Nurgiyantoro dalam Kusmana, 2011:99). Menulis adalah berkomunikasi secara tertulis (Kusmana, 2011:99).

Dari beberapa pendapat tersebut, peneliti mengacu pada pendapat yang mengatakan bahwa menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan (KBBI,2005:1219) karena menulis narasi merupakan tulisan yang menuturkan perbuatan dan pengalaman yang dialami seseorang.

2.2.2 Jenis-Jenis Menulis

Jenis-jenis menulis karangan menurut Suparno (2008: 1.11) adalah sebagai berikut:


(28)

b. menulis karangan argumentasi; c. menulis karangan deskripsi; d. menulis karangan persuasi; e. menulis karangan eksposisi.

2.2.3 Tahapan Menulis

Tahapan menulis menurut Kusmana (2011: 101) adalah sebagai berikut. a) Prapenulisan

Prapenulisan terdiri atas (1) memilih topik, (2) membatasi topik, (3) merumuskan tujuan, (4) mengumpulkan bahan, dan (5) menyusun kerangka karangan.

b)Proses penulisan

Proses penulisan terdiri atas (1) menggunakan penalaran dalam menulis, (2) menggunakan ejaan, (3) memilih kata, (4) menggunakan kalimat efektif, (5) menyusun paragraf kohesif dan koheren, (6) menerapkan ketentuan menulis. c) Penyuntingan

Penyuntingan terdiri atas (1) membaca kembali tulisan, (2) menandai kesalahan dan membetulkannya, (3) merevisi tulisan.

2.3 Menulis Narasi

Ada beberapa pendapat tentang narasi, berikut ini akan dipaparkan pengertian narasi, struktur narasi, jenis-jenis narasi, serta langkah-langkah menulis narasi.


(29)

2.3.1 Pengertian Menulis Narasi

Narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa menurut urutan terjadinya (kronologis), dengan maksud memberi arti kepada sebuah kejadian atau serentetan kejadian, dan agar pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu (Suparno, 2006: 4.54). Narasi adalah suatu bentuk karangan tentang serangkaian kejadian yang diatur berdasarkan urutan waktu (Rustamaji dan Priyantoro, 2004: 61). Sejalan dengan pendapat di atas Keraf (2007:136) menjelaskan bahwa narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam kesatuan waktu.

Dalam menulis narasi (cerita) umumnya ada pelaku, peristiwa, konflik, dan penyelesaiannya. Peristiwa yang ada dalam karangan narasi dapat berupa hal-hal yang bersifat realitas maupun imajinatif (khyalan) belaka. Narasi mementingkan urutan kronologis dari suatu peristiwa serta masalah. Pengarang bertindak sebagai sejarahwan atau tukang cerita (Parera, 1993: 5). Karangan narasi menurut Narsito (1999:39) memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

1) bersumber dari fakta atau sekedar fiksi; 2) beberapa rangkaian peristiwa;

3) bersifat menceritakan.

2.3.2 Struktur Narasi

Struktur sebuah narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang mem- bentuknya: perbuatan, penokohan, latar, dan sudut pandangan. Tetapi dapat


(30)

juga dianalisa berdasarkan alur (plot) narasi (Keraf, 2007:145). Selanjutnya, menulis sebuah karangan narasi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip dasar narasi sebagai tumpuan berpikir bagi terbentuknya karangan narasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: alur, penokohan, latar, dan sudut pandang (Suparno, 2008: 4.39).

Berdasarkan teori di atas, penelitian ini akan mengacu kepada pendapat yang akan dijadikan landasan tumpu untuk mengukur kemampuan siswa menulis narasi dibatasi pada permasalahan yang berkaitan dengan alur, penokohan, dan latar. Selanjutnya, alur, penokohan, dan latar akan dijadikan indikator penilaian. Selain itu, dikarenakan siswa dituntut mampu menulis narasi maka indikator dengan baik maka indikator penilaian akan ditambah dengan penggunaan ejaan.

a) Alur

Alur adalah interrelasi fungsional antara unsur-unsur yang timbul dari tindak-tanduk, karakter, suasana hati (pikiran) dan sudut pandang, serta ditandai klimaks-klimaks dalam rangkaian tindak-tanduk itu, yang sekaligus menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan narasi (Keraf, 2007:147). Menurut Stanton (dalam Nurgiyantoro, 1998:113) alur adalah cerita yang berisi urutan peristiwa yang dihubungkan secara kausal.

Dari pendapat di atas, penulis mengacu pada pendapat Keraf yang menyebutkan bahwa alur adalah interrelasi fungsional antara unsur-unsur yang timbul dari tindak-tanduk, karakter, suasana hati (pikiran) dan sudut pandangan, serta ditandai oleh klimaks-klimaks dalam rangkaian


(31)

tindak-tanduk itu, yang sekaligus menandai bagian-bagian dalam keseluruhan narasi (Keraf, 2007:147).

b) Latar (Setting)

Latar disini ialah tempat dan atau waktu terjadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh (Suparno, 2006:4.42). Sehubungan dengan latar Keraf (2007:148) mengemukakan hal sebagai berikut.

Tempat atau pentas disebut latar atau setting. Latar dapat digambarkan secara hidup dan terperinci, dapat pula digambarkan secara sketsa, sesuai dengan fungsi dan perannya pada tindak-tanduk yang berlanngsung. Ia dapat menjadi unsur yang penting dalam tindak-tanduk yang terjadi, atau hanya berperan sebagai unsur tambahan saja. Pada bagian tertentu mungkin saja peranan latar kurang sekali bisa dibandingkan dengan latar bagian lain. Demikian juga latar yang menjadi tempat atau pentas itu bisa berbentuk suatu suasana pada suatu kurun waktu tertentu. Latar atau setting meliputi tempat, waktu, dan suasana yang melatar belakangi terjadinya peristiwa dalam sebuah cerita. Latar mempunyai fungsi memperjelas atau menghidupkan peristiwa dalam cerita. Cerita yang baik harus memiliki setting yang menyatu dengan tema, watak pelaku, dan alur.

c) Sudut Pandang

Sudut pandang (point of view) dalam narasi menjawab pertanyaan siapakah yang menceritakan kisah ini . Apapun sudut pandang yang dipilih pengarang akan menentukan sekali gaya dan corak cerita (Suparno, 2006:4.44). Sehubungan dengan sudut pandang, Keraf (2007: 190-192) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut.

Sudut pandang dalam sebuah narasi mempersoalkan bagaimana pertalian antara seorang yang mengisahkan narasi itu dengan tindak-tanduk yang berlangsung dalam kisah itu. Orang yang membawakan pengisahan itu dapat bertindak sebagai pengamat (observer) saja, atau peserta (participant) terhadap seluruh tindak-tanduk yang dikisahkan. Tujuan dari teknik sudut pandangan yang terakhir ini adalah sebagai suatu pedoman atau panduan bagi pembaca mengenai perbuatan atau tindak-tanduk karakter dalam suatu pengisahan.


(32)

Secara singkat dapat dikatakan bahwa sudut pandang dalam narasi mempersoalkan: siapakah narator dalam narasi itu, dan apa atau bagaimana relasinya dengan sebuah proses tindak-tanduk karakter-karakter dalam narasi.

Jadi, sudut pandang dalam narasi berfungsi menyatakan bagaimana fungsi seorang pengisah (narator) dalam sebuah narasi, apakah ia mengambil bagian langsung dalam seluruh rangkaian kejadian (participant) atau sebagai pengamat (observer) dari seluruh aksi yang ada dalam narasi.

d) Penokohan

Penokohan atau Karakterisasi adalah proses yang digunakan oleh seorang pe- ngarang untuk menciptakan tokoh-tokoh fisiknya (Tarigan, 1992: 141). Sehu- bungan dengan karakter dan karakterisasi, (Keraf, 2007:164) mengemukakan hal berikut.

Karakter-karakter adalah tokoh-tokoh dalam sebuah narasi dan karakterisasi adalah cara seorang penulis kisah menggambarkan tokoh-tokohnya. Perwatakan dalam pengisahan dapat diperoleh dengan usaha memberi gambaran tindak-tanduk dan ucapan-ucapan para tokohnya (pendukung karakter), sejalan tidaknya kata dan perbuatan. Motivasi para tokoh itu dapat dipercaya atau tidak diukur melalui tindak-tanduk, ucapan, kebiasaan, dan sebagainya. Dalam bertindak mereka harus memberikan reaksi-reaksi kepada lingkungan yang dimasukinya, apakah nilai reaksi itu wajar atau semu, berbicara atau bertindak sesuai dengan karakter dominan atau menyimpang dari karakter yang dominan tadi.

2.3.3 Jenis Narasi

Dilihat dari peristiwa yang ditampilkan narasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:


(33)

a) Narasi Ekspositoris

Narasi ekspositoris adalah narasi yang memberi informasi kepada pembaca agar pengetahuan dan pengertian pembaca bertambah luas. Narasi ini bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan pembaca sesudah membaca kisah tersebut (Keraf, 2007:136). Menurut sifatnya narasi ekspositoris terbagi menjadi dua macam yaitu (1) narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi, (2) narasi ekspositoris yang bersifat khas atau khusus.

b) Narasi Sugestif

Narasi sugestif adalah narasi yang menyampaikan sebuah makna kepada para pembaca melalui daya khayal yang dimiliki penulis. Seperti halnya dengan narasi ekspositoris, narasi sugestif juga pertama-tama bertalian dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dalam satu kejadian atau peristiwa. Seluruh rangkaian kejadian itu berlangsung dalam satu kesatuan waktu dantujuan atau sasaran utamanya bukan memperluas pengetahuan seseorang, tetapi berusaha memberi makna atas peristiwa itu sebagai pengalaman. Karena sasarannya adalah makna peristiwa itu atau kejadian itu, maka narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal (imajinatif) (Keraf, 2007:138). Dalam penelitian ini penulis mengkhususkan pada karangan narasi sugestif.


(34)

2.3.4 Langkah-Langkah Menulis Narasi

Langkah-langkah menulis narasi menurut Suparno (2008: 4.50) sebagai be-rikut.

1) Menentukan tema dan amanat yang ingin disampaikan. 2) Tetapkan sasaran pembaca.

3) Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam skema alur.

4) Bagi peristiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita.

2.4 Media dalam Pembelajaran

Media sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Berikut akan dijelaskan pengertian media, fungsi dan manfaat media.

2.4.1 Pengertian Media Pembelajaran

Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kamauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada dirinya (Wetty, 2004:55). Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran (Djamarah, 2006: 121).

Pendapat lain mengemukakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima yang dapat merangsang pikiran, perasaan, kemauan, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2009:7)


(35)

Dari berbagai pendapat di atas, penulis mengacu pada pendapat yang mengemukakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima yang dapat merangsang pikiran, perasaan, kemauan, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2009:7).

2.4.2 Fungsi dan Manfaat Media Pendidikan

Menurut Wetty (2004: 61-62), media pendidikan berfungsi sebagai 1) mengubah titik berat pendidikan formal, 2) membangkitkan motivasi belajar pada siswa, 3) memberikan kejelasan (classification), 4) memberikan rangsangan (stimulation). Berdasarkan fungsi dan media pendidikan di atas, akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Mengubah titik berat pendidikan formal; dari pendidikan yang menekankan

pada pengajaran akademis, pengajaran yang hanya menekankan mengajar mata pelajaran, yang sebagian besar kurang berguna bagi kebutuhan kehidupan anak beralih pada pendidikan yang mementingkan kebutuhan kehidupan anak.

2. Membangkitkan motivasi belajar pada siswa, karena:

a) media pendidikan pada umumnya merupakan sesuatu yang baru pada anak, sehingga menarik perhatian anak,

b) penggunaan media pendidikan memberi kebebasan kepada anak lebih besar dibandingkan dengan cara belajar yang tradisional,

c) media pendidikan lebih konkret dan lebih mudah dipahami, d) memungkinkan anak untuk berbuai sesuatu,


(36)

e) mendorong anak untuk ingin tahu lehih banyak, dan lain-lain. 3. Memberikan kejelasan (classification)

Dengan penggunaan berbagai media anak mendapat pengalaman yang lengkap, yaitu melalui lambang, wakil dari benda yang sebenarnya, dan dengan melalui benda-benda yang sebenarnya.

4. Memberikan rangsangan (stimulation)

Penggunaan media pendidikan merangsang anak ingin tahu, keingintahuan merupakan pangkal daru ilmu pengetahuan, Karenanya rasa ingin tahu ini hendaknya kita eksploitir dalam proses belajar mengajar dengan pemakaian media pendidikan.

Manfaat praktis penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, menurut Arsyad (2010; 26) adalah sebagai berikut.

1. Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dari hasil belajar.

2. Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3. Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang dan waktu. 4. Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa

tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya. Media pendidikan mempunyai fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi keberlangsungan proses belajar mengajar di kelas. Menurut Hamalik (dalam Arsyad, 2010:15) pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat, serta motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Media pengajaran bahkan membawa pengaruh-pergaruh


(37)

psikologis terhadap siswa. Penggunaan media terhadap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pengajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, :nenyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, serta memadatkan informasi.

2.4.3 Media Gambar

Gambar merupakan media visual yang paling sering digunakan dalam proses pembelajaran.Gambar menyajikan ilustrasi yang hampir sama dengan kenyataan dari sesuatu objek dan situasi (Arsyad, 2010: 106). Dalam penyajiannya gambar dapat memberikan pengertian yang lebih dari sekadar kata-kata atau dengan kata lain gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang diungkapkan dengan kata-kata, baik yang tertulis maupun yang diucapkan (Hamzah dalam Badiah, 2010: 27).

2.4.4 Tujuan Pemakaian Media Gambar

Ada beberapa tujuan dalam pemakaian media gambar menurut Wetty (2004: 71) antara lain sebagai berikut: a) untuk menerjemahkan simbol verbal, b) memper-kaya bacaan, c) untuk membangkitkan motivasi belajar, d) memperbaiki kesan-kesan yang salah, e) merangkum suatu unit bacaan, f) menyentuh dan menggerak-kan emosi.


(38)

abstrak dapat digambarkan dan dibantu dengan penggunaan media sehingga verbalisme dapat diminimalkan atau bahkan ditiadakan. Misalnya, menunjukkan gambar kuda akan lebih membuat siswa tahu bentuk kuda, daripada jika guru hanya menceritakannya saja.

b) Memperkaya bacaan maksudnya adalah dapat digunakan melatih siswa mengeja dan memperkaya kosa kata. Gambar tersebut menjadi petunjuk dan rangsangan bagi siswa untuk memberikan respon yang diinginkan. Misalnya, dalam latihan memperlancar bacaan-bacaan shalat, disajikan gambar setiap gerakan shalat.


(39)

c) Membangkitkan motivasi belajar. Artinya, media gambar dapat melakukan sesuatu terhadap siswa. Misalnya, jika guru ingin mengajarkan tentang kebudayaan masyarakat Aceh sebaiknya guru menunjukkan berbagai gambar tentang pakaian, rumah, atau foto perkawinan orang Aceh. Gambar-gambar tersebut akan lebih menarik minat siswa untuk mempelajari kebudayaan Aceh dibandingkan dengan jika guru hanya menyajikan cerita dengan berceramah saja.

d) Memperbaiki kesan-kesan yang salah. Artinya, suatu gambar yang sulit untuk dideskripsikan dengan kata-kata akan menjadi mudah dan sederhana bila dengan menggunakan gambar atau tiruanya diperlihatkan kepada siswa. Misalnya gambar gajah.

e) Merangkum suatu unit bacaan. Misalnya, guru ingin menjelaskan tentang daur hidup kupu-kupu mulai dari larva/ulat. Agar lebih konkret, guru dapat membuat atau memperlihatkan gambar tentang proses terbentuknya


(40)

kupu-kupu. Tanpa guru menjelaskan panjang-lebar, siswa akan menjadi lebih mengerti tentang daur hidup kupu-kupu dari media yang diperlihatkan guru. f) Menyentuh dan menggerakkan emosi. Artinya, suatu media gambar yang

digunakan guru di depan kelas, siswa akan memperoleh pengalaman sosial dan emosional.

2.4.5 Kriteria Memilih Gambar sebagai Media Pembelajaran

Menurut Wetty (2004: 72), kriteria pemilihan gambar untuk pembelajaran perlu memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut.

1) Apakah gambar itu akan membantu guru dalam mencapai tujuan pem-belajaran?

2) Apakah gambar itu menyajikan tanggapan yang benar?

3) Apakah gambar itu memberikan kesan yang benar mengenai ukuran relatif?. 4) Apakah gambar itu akan menambah wawasan anak?.

5) Apakah gambar itu akan merangsang imajinasi anak?. 6) Apakah gambar itu dalam segi teknis maupun artistik baik?.

7) Apakah gambar itu memusatkan perhatian terhadap suatu ide tertentu?. 8) Apakah gambar itu menunjukkan detail secara tepat?.

Berdasarkan teori di atas, pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran. Tujuan khusus itulah yang mengarahkan minat siswa kepada pokok-pokok pelajaran. Bilamana tujuan instruksional yang ingin dicapainya adalah kemampuan siswa mendeskripsikan kelompok hewan, maka gambar-gambarnya harus memperhatikan perbedaan yang


(41)

mencolok. Berikut contoh gambar yang dapat membantu guru mencapai tujuan pembelajaran mengenai mendeskripsikan hewan. Diyakini pula gambar berikut dapat menyajikan tanggapan yang tepat.

Contoh gambar di atas, dapat pula diyakini menimbulkan kesan mengenai ukuran hewan yang akan dideskripsikan siswa. Gambar di atas diyakini dapat menambah wawasan siswa dan merangsang imajinasi siswa. Gambar di atas juga dari segi teknis dan artistik cukup baik sehingga dapat membuat siswa memusatkan perhatian kepada suatu ide tertentu sehingga siswa dapat mendeskripsikan detail hewan tersebut secara tepat.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gambar merupakan media yang murah dan mudah, dan besar artinya untuk mempertinggi nilai pengajaran, karena dengan gambar pengalaman dan pengertian anak menjadi lebih luas, lebih jelas, dan tidak mudah dilupakan.

2.4.6 Kelebihan Media Gambar

Media gambar dalam pembelajaran menurut Sadiman (2009: 29-31) mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut.


(42)

a) Gambar bersifat konkret.

Melalui gambar para siswa dapat melihat dengan jelas sesuatu yang sedang dibicarakan atau didiskusikan dalam kelas.

b) Gambar mengatasi ruang-ruang dan waktu.

Maksudnya dengan media gambar siswa tidak harus mendatangi kebun binatang untuk melihat berbagai jenis binatang secara langsung karena itu akan menghabiskan banyak waktu dan biaya. Dengan media gambar siswa melihat jenis-jenis binatang jelas dan efisien.

c) Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan.

d) Gambar dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.

e) Gambar harganya murah dan gampang didapat serta digunakan.

2.4.7 Kekurangan Media Gambar

Penggunaan media gambar dalam pembelajaran selain mempunyai kelebihan-kelebihan juga mempunyai kelemahan. Menurut Sadiman (2009 :31), kekurangan media gambar adalah sebagai berikut.

1. Gambar hanya menekan persepsi mata. Maksudnya, siswa hanya dapat melihat hal-hal yang ditampilkan dalam gambar tanpa dapat mendengar apa yang diceritakan , misalnya gambar orang utan, siswa tidak dapat mendengar suara dari orang utan tersebut.

2. Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. Maksudnya gambar yang terlalu penuh atau banyak objeknya akan membutuhkan waktu yang tidak sedikit karena siswa harus melukiskan


(43)

keadaan pada gambar dengan sangat rinci dan tidak selesai dalam waktu yang ditentukan yang hanya 2 jam pelajaran. Dalam penelitian ini gambar yang disediakan penulis adalah gambar yang ringan dan tidak terlalu kompleks. 3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

Maksudnya gambar yang ada tidak sesuai dengan kelas normal.

2.4.8 Syarat-Syarat untuk Memilih Media Gambar

1. Gambar harus bagus, jelas dan menarik, mudah dimengerti dan cukup besar untuk memperhatikan detail.

2. Apa yang tergambar harus cukup pentingdan cocok untuk hal yang dipelajari atau masalah yang sedang dihadapi.

3. Gambar harus benar dan autentik, artinya menggambarkan situasi yang serupa jika dilihar dalam keadaan yang sebenarnya.

4. Kesederhanaan, maksudnya hindari gambar yang rumit dan sulit. 5. Gambar harus sesuai dengan kecerdasan yang melihatnya.

6. Warna, walaupun tidak mutlak, dapat meningkatkan nilai sebuah gambar. Menjadikannya lebih realistis dan merangsang minat untuk melihatnya.

7. Perhatikan ukuran perbandingan. (Danim dalam Nurazizah, 2007: 36).

2.4.9 Jenis-Jenis Media Gambar

Media gambar terdiri dari 2 yaitu: 1. Gambar Seri

Gambar seri merupakan gambar yang terdiri dari beberapa bagian gambar yang mewakili keseluruhan hal yang ingin dijelaskan.


(44)

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan gambar seri sebagai media dalam pembelajaan menulis narasi. Berikut ini contoh gambar seri.

2. Gambar Tunggal

Gambar tunggal merupakan gambar yang hanya terdiri dari satu gambar saja untuk mewakili keseluruhan hal yang ingin kita jelaskan. Berikut ini contoh gambar tunggal.

2.5 Aktivitas Belajar

Setiap manusia di dalam dirinya tumbuh dan berkembang beraneka ragam potensi yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Potensi yang dimiliki menumbuhkan keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Hal inilah yang mengendalikan manusia untuk bertingkah laku dan beraktivitas. Soemanto (1983: 76) berpendapat bahwa aktivitas adalah suatu kegiatan yang diarahkan kepada


(45)

suatu tujuan yang akan dicapai dan tujuan itu memang telah dilakukan. Setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan baik jasmani, rohani, maupun sosial. Kebutuhan ini tentu akan menumbuhkan dorongan untuk berbuat atau beraktivitas termasuk dalam belajar. Menurut (Slameto, 2003: 2) belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku dalam belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinue dan fungsional, bersifat positif dan aktif, memiliki tujuan, dan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Proses perubahan tingkah laku adalah sebuah aktivitas. Meichawati (1980: 52) menegaskan bahwa aktivitas adalah segala usaha atau kegiatan yang dilakukan disertai dengan kesiapan jasmani dan rohani, yang akan membawa hasil yang baik juga. Setiap siswa dalam belajar ada keinginan untuk beraktivitas diantaranya: bertanya, menjawab pertanyaan, menulis, menggambar atau hal lain dalam kegiatan pembelajaran.

Aktivitas belajar adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas sebagai hasil belajar ditunjukan dalam berbagai aspek seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, persepsi, motivasi, atau gabungan dari aspek-aspek tersebut. Dalam kegiatan belajar, berpikir, dan berbuat merupakan serangkaian yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Sardiman (2006: 96) memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, penyelidikan sendiri, dan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Pada proses pembelajaran tradisional, guru senantiasa mendominasi kegiatan. Siswa terlalu pasif, yang dianggap botol kosong yang perlu diisi air oleh guru. Aktivitas siswa


(46)

terbatas pada mendengarkan, mencatat, menjawab pertanyaan jika diberi pertanyaan guru, menurut cara yang ditentukan guru, dan berpikir sesuai dengan yang digariskan guru. Sardiman (2006: 96) menerangkan bahwa seorang anak itu berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan berarti anak itu tidak berpikir. Karena itu, agar anak berpikir sendiri maka harus diberi kesempatan untuk beraktivitas. Aktivitas belajar memiliki arti luas yang meliputi aktivitas fisik (jasmani) dan aktivitas mental (rohani). Aktivitas fisik seperti mengerjakan sesuatu, menyusun inti sari pelajaran, membuat peta dan lain-lain memerlukan gerakan anggota badan, sedangkan aktivitas mental misalnya siswa dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan berpikir kritis, kemampuan menganalisis, kemampuan mengucapkan pengetahuan atau dengan kata lain jika jiwanya bekerja atau berfungsi dalam proses pembelajaran.

Hamalik (1993: 24) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan belajar yang dilakukan seorang berupa kegiatan mendengarkan, merenungkan, menganalisis, berpikir, membandingkan, dan menghubungkan dengan masa lampau. Kemudian Sardiman (2006: 101) menggolongkan aktivitas belajar berdasarkan pendapat Denrick dalam delapan golongan dan diuraikan seperti dibawah ini.

1. Aktivitas visual (visual activities), seperti: membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, memperhatikan orang bekerja.

2. Aktivitas lisan (oral activities), seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.


(47)

3. Aktivitas mendengarkan (listening activities), contohnya: mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

4. Aktivitas menulis (writing activities), seperti: menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

5. Aktivitas menggambar (drawing activities), misalnya: menggambar, membuat grafik, peta dan diagram.

6. Aktvitas motorik (motor activities), yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, berternak.

7. Aktivitas mental (mental activities), sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8. Aktivitas emosi (emotional activities), misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Dari delapan golongan aktivitas belajar berdasarkan pendapat Denrick diatas, aktivitas yang dapat menunjang siswa dalam menulis narasi melalui pemanfaatan media gambar dan selanjutnya akan dipakai sebagai observasi proses aktivitas siswa, peneliti mengacu pada aktivitas sebagai berikut.

1. Aktivitas visual, meliputi: membaca, dan memperhatikan.

2. Aktivitas lisan, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3. Aktivitas mendengarkan, contohnya: mendengarkan uraian, percakapan, diskusi.


(48)

5. Aktivitas emosi, misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.


(49)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Adapun rancangan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan daur ulang atau siklus model yang dikemukakan oleh Wardani (2006 : 2.16). Beliau menyatakan bahwa setiap siklus terdiri atas empat kegiatan yaitu, perencanaan, tindakan, mengamati, refleksi. Siklus tindakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Model Siklus Modifikasi dari Wardhani (2006:2.16)


(50)

Kegiatan pertama penelitian adalah menemukan masalah dan berupaya mencari solusi berupa perencanaan dilanjutkan dengan tindakan yang telah direncanakan disertai dengan observasi kemudian refleksi melalui diskusi antara peneliti, peneliti dan siswa (jika diperlukan) sehingga menghasilkan perbaikkan untuk tindakan selanjutnya pada siklus-siklus berikutnya.

Dengan usaha tersebut guru mencoba menemukan kelemahan dan kekuatan dari tindakan yang dilakukannya dan berusaha memperbaiki kelemahan dan mengulangi untuk menyempurnakan tindakan yang dianggapnya sudah baik. Dengan demikian, data yang dikumpulkan dari prakti sendiri. Bukan dari sumber data yang lain. Pengumpul data adalah guru yang terlibat dalam kegiatan praktik, sehingga guru mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai guru dan peneliti. Guru bukan hanya sekedar pelaksana pembelajaran, tetapi berperan secara aktif dari tahap perencanaan hingga tahap evaluasi dan refleksi hasil tindakan.

3.2 Setting Penelitian

Setting adalah tempat dan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan guru dalam proses pembelajaran.

3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVa SD Negeri 1 Rajabasa Kecamatan Rajabasa Bandarlampung tahun pelajaran 2011/ 2012. Dengan jumlah siswa 32 orang yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.


(51)

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Rajabasa Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung tepatnya kelas IVa semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Dengan jumlah siswa 32 orang yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

3.2.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/ 2012. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran bahasa Indonesia di kelas IVa dan berlangsung hingga mencapai indikator yang telah ditentukan.

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian menekankan pada perbaikan proses pembelajaran yang dilaksanakan seiring dengan kegiatan pembelajaran yang telah diprogramkan di sekolah.

3.3.1 Perencanaan

a) Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus. Setiap siklus terdiri atas dua tindakan dengan tahapan: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

b) Menetapkan kelas penelitian, yaitu kelas IVa. Waktu penelitian semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Pelaksanaan pembelajaran diamati oleh observer, refleksi dan kolaborasi dilakukan setiap selesai pemberian tindakan.

c) Menyusun rencana pembelajaran dan alokasi waktu.

d) Menyiapkan alat bantu pembelajaran berupa media gambar.


(52)

3.3.2 Tindakan

Pelaksanaan setiap siklus dilaksanakan secara umum mengikuti prosedur sebagai berikut:

a) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang sudah disiapkan.

b) Melaksanakan pengamatan terhadap siswa oleh observer.

c) Mencatat semua peristiwa selama pembelajaran dengan instrumen

penelitian.

d) Mengumpulkan data hasil pengamatan dari observer.

e) Mendiskusikan temuan-temuan dalam pembelajaran dan refleksi.

Proses tindakan berlangsung di kelas pada jam pelajaran bahasa Indonesia selama 2 kali pertemuan ( 4 × 35 menit ) dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.

SIKLUS I

A. Pertemuan Pertama a. Kegiatan Awal

1. Guru mengondisikan kelas.

2. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

3. Guru mengadakan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa yang

berhubungan media pembelajaran yang akan digunakan.

b. Kegiatan Inti

1. Guru menjelaskan tentang karangan narasi.

2. Guru menjelaskan tentang judul tema karangan.


(53)

4. Guru menjelaskan tentang pemilihan kata yang tepat dalam karangan.

5. Guru menjelaskan tentang pemakaian ejaan yang tepat yaitu penulisan kata,

penulisan huruf dan pemakaian tanda baca.

c. Kegiatan Akhir

Guru dan siswa melakukan refleksi hasil pembelajaran pertemuan pertama siklus kesatu.

B. Pertemuan Kedua a. Kegiatan Awal

1. Guru mengondisikan kelas.

2. Guru mengingatkan kembali pelajaran sebelumnya dan menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

3. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa hal-hal yang

berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.

b. Kegiatan Inti

1. Guru menampilkan gambar yang berukuran besar di papan tulis sebagai media pembelajaran.

2. Siswa mengamati gambar yang dipaparkan oleh guru dan menyebutkan

bagian-bagian yang ada pada gambar.

3. Setiap siswa ditugaskan membuat narasi berdasarkan gambar yang telah diamati dan harus memperhatikan pemilihan kata dan ejaan yang tepat.

4. Guru memberikan pertanyaan secara lisan tentang kesulitan-kesulitan siswa dalam menulis narasi.


(54)

c. Kegiatan Akhir

Guru dan siswa mengadakan refleksi hasil pembelajaran pertemuan kedua siklus satu.

SIKLUS 2

A.Pertemuan Pertama a. Kegiatan Awal

1. Guru mengondisikan kelas.

2. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

3. Guru mengadakan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa yang berhubungan media pembelajaran yang akan digunakan.

B.Kegiatan Inti

1.Guru menjelaskan tentang karangan narasi. 2.Guru menjelaskan tentang judul tema karangan. 3.Guru menjelaskan tentang kerangka karangan.

4.Guru menjelaskan tentang pemilihan kata yang tepat dalam karangan.

5.Guru menjelaskan tentang pemakaian ejaan yang tepat yaitu penulisan kata, penulisan huruf dan pemakaian tanda baca.

C.Kegiatan Akhir

Guru dan siswa melakukan refleksi hasil pembelajaran pertemuan pertama siklus kesatu.

B.Pertemuan Kedua a.Kegiatan Awal


(55)

2. Guru mengingatkan kembali pelajaran sebelumnya dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

3. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa hal-hal yang

berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.

b.Kegiatan Inti

1. Guru menampilkan gambar yang berwarna dengan LCD sebagai media

pembelajaran.

2. Siswa mengamati gambar yang dipaparkan oleh guru dan menyebutkan

bagian-bagian yang ada pada gambar.

3. Setiap siswa ditugaskan membuat narasi berdasarkan gambar yang telah diamati dan harus memperhatikan pemilihan kata dan ejaan yang tepat.

4. Guru memberikan pertanyaan secara lisan tentang kesulitan-kesulitan siswa dalam menulis narasi.

c.Kegiatan Akhir

Guru dan siswa mengadakan refleksi hasil pembelajaran pertemuan kedua siklus satu.

3.3.3 Observasi

Observasi atau pengamatan terhadap keterampilan proses yang dikembangkan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang diamati yaitu kinerja siswa dalam pembelajaran dan kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran melalui media gambar. Data aktifitas guru diperoleh dari lembar observasi yang diamati dilakukan selama kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dengan media gambar yang berlangsung di sekolah.


(56)

3.3.4 Refleksi

Merefleksi berarti menuangkan secara intensif apa yang telah terjadi dan belum terjadi atau kekeliruan dan kekurangan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga tampak hasil penelitian tindakan pada siklus tersebut. Dengan begitu dapat dicermati hasilnya secara positif maupun negatif. Refleksi berarti mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Dengan refleksi dapat melakukan perbaikan baru, menyusun rencana baru. Hasil analisis refleksi digunakan untuk melaksanakan pada siklus berikutnya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan observasi aktivitas siswa dan guru. Jenis tes yang digunakan adalah tes kemampuan menulis narasi. Langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut.

1. Menugasi siswa menulis narasi setelah melihat media gambar. 2. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa.

3. Guru mengevaluasi pekerjaan siswa secara keseluruhan dengan menggunakan

indikator penilaian yang telah ditentukan.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen yang disesuaikan dengan sifat data yang diambil, seperti: lembar observasi siswa, lembar observasi aktivitas guru, tes hasil belajar, dan penilaian RPP.


(57)

3.5.1 Instrumen Observasi Siswa

Observasi siswa adalah mengamati, melihat, dan menilai aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Lembar observasi siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Instrumen Observasi Aktivitas Siswa

No Unsur yang Dinilai Kriteria Penilaian Skor Maks Skor

1. Aktivitas Visual

Semua siswa terlihat membaca serta memperhatikan.

Ada 3-5 siswa yang tidak membaca serta memperhatikan.

Ada 6-8 siswa yang tidak membaca serta memperhatikan.

Ada 9-11 siswa yang tidak membaca serta memperhatikan.

Ada >11 siswa yang tidak membaca serta memperhatikan. 5 4 3 2 1 5

2. Aktivitas Lisan

Semua siswa terlihat bertanya dan mengeluarkan pendapat.

Ada 3-5 siswa yang tidak bertanya dan mengeluarkan pendapat.

Ada 6-8 siswa yang tidak bertanya dan mengeluarkan pendapat.

Ada 9-11 siswa yang tidak bertanya dan mengeluarkan pendapat.

Ada >11 siswa yang tidak bertanya dan mengeluarkan pendapat. 5 4 3 2 1 5

3. Mendengarkan Aktivitas

Semua siswa terlihat fokus mendengarkan penjelasan guru.

Ada 3-5 siswa yang tidak fokus mendengarkan penjelasan guru.

Ada 6-8 siswa yang tidak fokus mendengarkan penjelasan guru.

Ada 9-11 siswa yang tidak fokus mendengarkan penjelasan guru. 5 4 3 2 5


(58)

Ada >11 siswa yang tidak fokus mendengarkan

penjelasan guru. 1

4. Aktivitas Menulis

Semua siswa terlihat mandiri dalam menulis kembali dongeng.

Ada 3-5 siswa yang tidak mandiri dalam menulis kembali dongeng.

Ada 6-8 siswa yang tidak mandiri dalam menulis kembali dongeng.

Ada 9-11 siswa yang tidak mandiri dalam menulis kembali dongeng.

Ada >11 siswa yang tidak mandiri dalam menulis kembali dongeng. 5 4 3 2 1 5

5. Aktivitas Emosi

Semua siswa terlihat berminat/antusias. Ada 3-5 siswa yang tidak berminat/antusias. Ada 6-8 siswa yang tidak berminat/antusias. Ada 9-11 siswa yang tidak berminat/antusias. Ada >11 siswa yang tidak berminat/antusias.

5 4 3 2 1 5

3.5.2 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru

Data aktivitas guru diperoleh dari lembar observasi yang diamati selama kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia melalui media kartu bergambar berlangsung di sekolah.


(59)

Table 3.2 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru

No Aspek Skor

1 2 3 4 5

I PRAPEMBELAJARAN

1.Mempersiapkan siswa untuk belajar

2. Melakukan kegiatan apersepsi

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A Penguasaan Materi Pembelajaran

3.Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

4.Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain

yang relevan

5.Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai

dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa

6.Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

B Pendekatan/Strategi Pembelajaran

7.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa

8.Melaksanakan pembelajaran secara runtut

9.Menguasai kelas

10.Melaksanakan pembelajaran yang bersifat

kontekstual

11.Melaksanakan pembelajaran yang

memungkinkan tumbuhnya kebiasaan posit

12.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

alokasi waktu yang direncanakan

C Pemanfaatan Sumber Belajar/Media

Pembelajaran

13.Menggunakan media secara efektif dan efesien

14.Menghasilkan pesan yang menarik

15.Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

D Pembelajaran yang Memicu dan Memilihara

Keterlibatan Siswa

16.Menumbuhkan partisipasi siswa dalam

pembelajaran

17.Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon

siswa

18.Menumbuhkan kerjasama dan antusiasme

siswa dalam belajar

E Penilaian Proses dan Hasil Belajar

19.Memantau kemajuan belajar selama proses

20.Melakukan penilaian akhir sesuai dengan

kompetensi (tujuan)

F Penggunaan Bahasa

21.Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara


(60)

22.Menyampaikan pesan dengan gaya yang

sesuai

III PENUTUP

23.Melakukan refleksi atau membuat rangkuman

dengan melibatkan siswa

24.Melaksanakan tindak lanjut dengan

memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remedial/pengayaan

Jumlah

Tabel 3.3 Instrumen Penilaian Perencanaan pembelajaran (IPPP)

No Aspek yang dinilai Skor

1. Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak

menimbulkan penafsiran ganda dan perilaku hasil belajar) 1 2 3 4 5

2. Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan

karakteristik peserta didik) 1 2 3 4 5

3. Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika

materi dan kesesuaian dengan alokasi waktu) 1 2 3 4 5

4. Pemilihan sumber/media pembelajaran (sesuai dengan

tujuan, materi, dan karakteristik peserta didik 1 2 3 4 5

5. Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah

kegiatan pembelajaran: awal, inti, dan penutup) 1 2 3 4 5

6. Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah

tercermin strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap)

1 2 3 4 5

7. Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran 1 2 3 4 5

8. Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran) 1 2 3 4 5


(61)

3.5.3 Instrumen Penilaian Kegiatan Menulis Narasi

Kriteria penilaian dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Kemampuan Menulis Narasi Melalui Pemanfaatan Media Gambar

No Komponen Kriteria Penilaian Skor Skor Maks.

1 Alur

a. Peristiwa yang dihadirkan sepenuhnya bersifat kausal dan sesuai dengan apa yang ada di dalam gambar 5

5

b. Peristiwa yang dihadirkan hampir sepenuhnya bersifat

kausal dan sesuai dengan apa yang ada di dalam gambar 4 c. Peristiwa yang dihadirkan cukup bersifat kausal dan cukup

sesuai dengan apa yang ada di dalam gambar 3 d. Peristiwa yang dihadirkan kurang bersifat kausal dan

kurang sesuai dengan apa yang ada di dalam gambar 2 e. Peristiwa yang dihadirkan tidak bersifat kausal dan

tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam gambar 1 a. Menghadirkan tokoh dan tindakan tokoh sepenuhnya logis

serta watak yang disajikan wajar dan sesuai dengan apa yang ada di dalam gambar.

5 5

2 Tokoh dan Penokohan

b. Menghadirkan tokoh dan tindakan tokoh hampir sepenuhnya logis serta watak yang disajikan hampir sepenuhnya wajar dan sesuai dengan apa yang ada di dalam gambar.

4

c. Menghadirkan tokoh dan tindakan tokoh hampir cukup logis serta watak yang disajikan cukup wajar dan sesuai dengan apa yang ada di dalam gambar.

3

d. Menghadirkan tokoh dan tindakan tokoh kurang logis serta watak yang disajikan kurang wajar dan kurang sesuai dengan apa yang ada di dalam gambar.

2

e. Menghadirkan tokoh dan tindakan tokoh yang tidak logis serta watak yang disajikan tidak wajar dan tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam gambar.

1

3 a. Hubungan antara tokoh dan alur yang disajikan dalam latar sepenuhnya selaras. 5 5 b. Hubungan antara tokoh dan alur yang disajikan dalam latar

hampir sepenuhnya selaras. 4

Latar c. Hubungan antara tokoh dan alur yang disajikan dalam latar

cukup selaras. 3

d. Hubungan antara tokoh dan alur, yang disajikan dalam

latar kurang selaras. 2

e. Hubungan antara tokoh dan alur, yang disajikan dalam


(62)

Skor yang diperoleh Skor Maksimal

4 Ketepatan Ejaan

a.Terdapat 1-5 kesalahan pemakaian ejaan. 5

5

b. Terdapat 6-10 kesalahan pemakaian ejaan. 4 c.Terdapat 11-15 kesalahan pemakaian ejaan. 3 d.Terdapat 16-20 kesalahan pemakaian ejaan. 2 e. Terdapat > 21 kesalahan pemakaian ejaan. 1

Skor Maksimal 20

3.6 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Membaca, menandai dan menskor setiap lembar hasil pekerjaan siswa per aspek 1) Judul karangan; 2) Isi karangan; 3) tokoh; 4) alur; 5) Bahasa penyajian.

2. Menjumlah skor perolehan pekerjaan siswa.

3. Menentukan tingkat kemampuan siswa menulis karangan narasi.

4. Menghitung tingkat kemampuan menulis narasi dengan rumus.

Nilai Akhir (NA) = X Skor Ideal (100)

5. Menentukan tingkat kemampuan siswa berdasarkan tolak ukur.

Tabel 3.5 Tolak Ukur Penilaian Ketrampilan Menulis Narasi No Rentang Nilai Keterangan

1 85% - 100% Baik Sekali

2 75% - 84% Baik

3 60% - 74% Cukup

4 40% - 59% Kurang

5 0% - 39% Gagal


(63)

3.7 Indikator Keberhasilan

Siklus dalam penelitian ini akan berakhir apabila keterampilan menulis narasi yang diperoleh telah mencapai ketuntasan klasikal yaitu, 80% siswa telah memperoleh nilai 65,00. Berarti siswa tersebut sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan dapat melanjutkan kemampuan dasar berikutnya.


(64)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengantar

Sekolah Dasar Negeri 1 Rajabasa Kecamatan Rajabasa Bandar lampung berdiri pada tahun 1974. Sekolah ini mulanya berada di jalan Kapten Abduhaq no. 36, dibangun pemerintah 1 unit ( lokal ) 3 ruang belajar. Pada tahun 2007 sekolah ini pindah berada di jalan Indra Bangsawan No. 40 dikarenakan lokasi yang lama terkena pelebaran jalan. Di lokasi yang baru SDN 1 Rajabasa dibangun menjadi 2 lantai.

Bila ditinjau dari letak geografisnya SDN I Rajabasa terletak di daerah yang padat penduduk dengan alamat Jalan Indra Bangsawan No 40 Rajabasa kecamatan Rajabasa Bandar Lampung merupakan kampung paling ujung barat Kota Bandar Lampung, sekolah ini terletak diatas sebidang tanah dengan luas tanah 1000 M2 , dengan luas bangunan 700 M2 yang telah memiliki sertifikat. Adapun batas-batas SDN I Rajabasa adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Timur berbatasan dengan jalan;

2. Sebelah Barat berbatasan dengan pemukiman penduduk; 3. Sebelah Utara berbatasan dengan sungai;


(65)

Sejak berdirinya SDN 1 Rajabasa telah mengalami beberapa kali pergantian kepala sekolah, sering dengan perputaran waktu dan tahun, adapun nama yang pernah menjadi Kepala Sekolah di SD tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Daftar urutan Kepala SDN 1 Rajabasa Kecamatan Rajabasa

No Nama Kepala SDN I Rajabasa Periode Keterangan

1. Tarmizi AR 1974-1982

2. Sugiyah 1982-1990

3. Habsen Risal 1990-1998

4. Edalia 1998-2002

5. Kostolani 2002-2006

6. Dra. Noviyati 2006-2008

7. Hj. Alina 2008-2011

8. Hi. Herman Effendi, S.Pd.I. 2011-2012 9. Siswati, S.Pd. 2012-sekarang

Pada saat ini jumlah guru pada SDN 1 Rajabasa pada tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 21 orang, termasuk kepala sekolah, namun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Keadaan Guru SDN I Rajabasa Kecamatan Rajabasa

No Nama / NIP Kelamin Jenis Jabatan dan Golongan Pendidikan Terakhir

1. Siswati, S.Pd. P Kepala Sekolah IV / A S1

2. Dra. Hj. Meiyuni P Guru Kelas IV / A S 1

3. Ratna Juita, A.Ma. P Guru Kelas IV / A D II

4. Drs. Sumeri L Guru Kelas IV / A SI

5. Dra. Ernawati P Guru PAI IV / A S 1

6. Sumiyati, A.Ma. P Guru Kelas IV / A D II

7. Nurhayati P Guru Kelas IV / A SPG

8. Yuli Sarwati, S.Pd.I. P Guru Kelas IV / A S 1

9. Sumiati, A.Ma. P Guru Kelas IV/A PGSD D II

10. Indiana, A.Ma. P Guru Kelas IV/A PGSD D II


(66)

IV/A

12. Hernawati, S.Pd. P Guru Kelas IV/A S 1

13. M.A Dari A.N P Guru Penjaskes IV/A SGO

14. Liyana, A.Ma. P Guru Kelas IV/ A D II

15. Ariyani, S.Pd. P Guru Kelas IV/ A S 1

16. Nelisma, S.Pd.I. P Guru PAI IV/ A S 1

17 Susilawati, S.Pd. P Guru Kelas III/d S 1

18. Yulisa Ramania, S.Pd. P Guru Penjaskes III/ A S 1

19. Fera Isyanti, A.Md. P Guru Mulok III/A D III

20. Tatu Diana, A.Ma. P Guru Kelas II/ C D II

21. Sulemi, A.Ma. P Guru Kelas II/b D II

Dari table diatas keseluruhan dewan guru berserta staf dan karyawan tata usaha SDN 1 Rajabasa berjumlah 21 orang, dimana masing-masing mereka telah diberi-kan tugas berdasardiberi-kan basis pendididiberi-kan dan keahlian yang mereka miliki.

Jumlah siswa pada SDN I Rajabasa pada tahun pelajaran 2011/2012 adalah 432 siswa dengan perincian.

Tabel 4.3 Jumlah siswa SDN 1 Rajabasa Tahun Pelajaran 2011/2012

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 I A 12 12 24

2 I B 17 12 29

3 I C 12 14 26

4 II A 23 14 37

5 II B 14 22 36

6 III A 13 13 26

7 III B 12 14 26

8 III C 15 12 27

9 IV A 17 15 32

10 IV B 16 17 33

11 V A 18 17 35

12 V B 14 18 32

13 VI A 28 12 40

14 VI B 16 13 29


(67)

Dari jumlah siswa yang ada tersebut semuanya merupakan peserta didik yang berasal dari lingkungan daerah Rajabasa khususnya dan wilayah sekitarnya yang tertarik untuk mengikuti pendidikan di SDN 1 Rajabasa.

4.2 Hasil Penelitian Tindakan

Pembelajaran bahasa Indonesia di SD Negeri 1 Rajabasa dilaksanakan 6x35 menit setiap Minggu. Pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IVA dilaksanakan setiap Senin, Rabu dan Kamis pada jam pelajaran ke 1-2. Peneliti dibantu seorang kolaborator yaitu guru bahasa Indonesia. Kolaborator tersebut membantu peneliti memberikan masukan dalam rangka pengumpulan data selama proses pembelajaran berlangsung.

Setiap siklus dalam penelitian ini dilaksanakan dalam dua kali tatap muka atau dua kali pertemuan. Setiap tindakan dalam setiap siklus merupakan tahapan yang berkesinambungan. Dalam kegiatan menulis narasi, siswa terlebih dahulu mencermati dan memahami bentuk serta unsur-unsur narasi. Hasil yang dikumpulkan adalah pekerjaan siswa yang sesuai dengan kompetensi dasar. Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Refleksi dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaan pada siklus berikutnya.

Proses pembelajaran menulis narasi dengan pemanfaatan media gambar meliputi aktifitas guru dan siswa di dalam proses keterampilan menulis. Aktifitas guru terkait dengan persiapan pembelajaran, memantau aktifitas siswa di dalam penelitian ini adalah dengan pemanfaatan media gambar.


(1)

73

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan temuan dan hasil analisis data dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran melalui media gambar dapat diimplementasikan untuk meningkat-kan kompetensi menulis narasi. Hal ini didasarmeningkat-kan pada temuan sebagai berikut: 1. Pembelajaran menulis narasi jika direncanakan dengan baik dan memanfaat-

kan media gambar akan membantu siswa untuk mengembangkan ide-ide yang berkaitan dengan gambar yang akan ditulis sehingga dapat meningkatkan kompetensi menulis narasi siswa.

2. Pemanfaatan media gambar dalam pembelajaran menulis karangan narasi yang didesain secara bertahap dan terprogram dapat membantu siswa dalam menulis karangan narasi, siswa lebih senang belajar Bahasa Indonesia, terutama pada pembelajaran menulis karangan narasi yang selama ini tidak disukai siswa, pembelajaran menjadi efektif dan siswa aktif.

3. Penilaian hasil kerja siswa yang dipantau dan ditindak lanjuti secara terus-menerus akan membantu siswa untuk meningkatkan kompetensi menulis karangan narasi, kompetensi siswa dalam menulis karangan narasi cendrung meningkat.


(2)

74

4. Skor rata-rata kemampuan menulis karangan deskripsi pada prasiklus, di kelas IVA SD Negeri 1 Rajabasa adalah 51,62 dengan kategori kurang, menjadi 60,37 dengan kategori cukup pada siklus I, dan 75,12 dengan kategori Baik

pada siklus II. Setiap siklus terjadi peningkatan diantaranya: (a) peningkatan ketuntasan belajar kelas IVA pada prasiklus sebanyak 2 siswa atau persentase 5%, 12 atau 30% pada siklus I, dan 27 atau 92,5% pada siklus II; (b) nilai tertinggi yang diperoleh siswa di kelas IVA pada prasiklus 65, 70 pada siklus I, dan 85 pada siklus II.

5.2 Saran

Sehubungan dengan simpulan penelitian ini, peneliti mengemukakan saran kepada guru Bahasa Indonesia, dalam hal ini guru kelas IVA SD Negeri 1 Rajabasa Kecamatan Rajabasa Bandarlampung sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam menulis karangan narasi, hendaknya guru menyusun rencana pembelajaran yang efektif, kreatif, dan inovatif. Pembelajaran melalui media gambar dapat dijadikan sebagai salah satu altenatif pembelajaran di sekolah.

2. Dalam pembelajaran, guru hendaknya merencanakan dan memperhatikan kebutuhan lingkungan siswa, strategi, metode, media dan evaluasi agar pembelajaran lebih berorientasi pada proses atau tujuan, bukan pada target materi yang harus diselesaikan.

3. Dalam memberikan pelatihan kepada siswa hendaknya hasil pelatihan dikoreksi dan dikembalikan agar siswa termotivasi untuk melakukan


(3)

75

pelatihan, dan mengetahui letak kelemahan yang perlu mereka benahi sehingga siswa dapat meningkatkan kompertensinya.

4. Dalam membelajarkan siswa hendaknya selalu mengupayakan adanya pembiasaan kecakapan hidup, agar siswa memiliki kompetensi kognitif, efektif, dan psikomotor yang baik dalam bidang menulis, khususnya menulis karangan narasi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hamidah, Siti C. 1994. Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia. Malang:

IKIP Malang.

Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

Kusmana, Suherli. 2011. Guru Bahasa Indonesia Profesional. Jakarta: Multi Kreasi Satu Delapan.

Muclisoh. 1995. Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Universitas Terbuka. Natia, I. K. 1983. Rangkuman Teori Mengarang. Surabaya: Sinar Wijaya.

Nurgiyantoro, Burhan.1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Prees.

---. 1987. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE.

Santosa, Puji, 2009. Materi dan pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sardiman, A. M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo.

Suliani, Ni Nyoman Wetty. 2004. Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia (bahan ajar). Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Suparno. 2008. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. Tarigan, Guntur Henry. 1992. Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa Bandung

Wardani. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Zulfahnur. 1997. Teori Sastra. Jakarta: Depdikbud.


(5)

(6)