PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII SMPN 1 WAY LIMA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR

SISWA KELAS VIII SMPN 1 WAY LIMA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh FITRIA

Rendahnya kemampuan menulis puisi siswa SMP Negeri 1 Way Lima merupakan permasalahan dalam penelitian ini. Untuk mengatasi permasalahan ini, peneliti melakukan penelitian tindakan dengan cara menggunakan media gambar guna meningkatkan kemampuan menulis puisi. Untuk itu, tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis puisi melalui pemanfaatan media gambar, khususnya siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Way Lima, Pesawaran.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas tahapan sebagai berikut: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi . Subjek dalam penelitian ini ialah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Way Lima tahun pelajaran 2014/ 2015 yang berjumlah 24 orang, terdiri atas 12 laki-laki dan 12 perempuan.


(2)

Pada siklus I setiap siswa menulis puisi melalui media gambar yang belum berwarna. Aspek yang dinilai setiap siklus adalah aktivitas siswa dan guru. Hasil refleksi pada siklus I menunjukkan bahwa aktivitas dan prestasi belajar siswa belum optimal. Pada siklus II dalam proses pembelajaran dan menulis puisi guru menggunakan media gambar yang berwarna dan ditayangkan melalui LCD. Hasil refleksi siklus II menunjukkan prestasi belajar siswa meningkat karena sesuai dengan indikator kerja yang menyatakan penelitian tindakan kelas berhasil, jika hasil belajar mencapai kriteria ketuntasan klaksikal sebesar 80%.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan prasiklus siswa dalam menulis puisi di bawah KKM sekolah tersebut yaitu 65,00 dalam kategori kurang dengan rata-rata nilai sebesar 50,36 dari 24 siswa yang tuntas 2 siswa dengan persentase 8% dan yang belum tuntas 22 siswa dengan persentase 90%. Setelah dilakukan tindakan pembelajaran dengan media gambar, kemampuan menulis puisi pada siklus I dalam kategori cukup dengan rata-rata nilai sebesar 62,33 atau meningkat sebesar 13,00% sedangkan siswa yang tuntas 14 dari 24 siswa atau 60%. Selanjutnya, kemampuan menulis puisi pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 73,16 dengan kategori baik atau mengalami peningkatan sebesar 11,53% dengan ketuntasan klasikal 22 siswa atau sebesar 90%. Dari hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII SMPN 1 Way Lima, Pesawaran.


(3)

(4)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR

SISWA KELAS VIII SMPN 1 WAY LIMA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(Skripsi)

Oleh FITRIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS LAMPUNG

2014


(5)

(6)

(7)

(8)

MOTO

“Barang siapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan,

maka bagi mereka keselamatan dan merekalah orang-orang yang memperoleh

hidayah”

(HR. Al-Baihaqi)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”


(9)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang memiliki segala keindahan dan kesempurnaan yang hakiki yang telah menghamparkan cinta dan kasih sayang kepada kami semua. Kupersembahkan karyaku ini kepada kedua orang tuaku dan kedua mertuaku yang selalu mencurahkan cinta kepada seluruh keluarga, kepada suamiku Sutikno dan putriku tercinta Shifa Mutiara Indah yang selalu memberi semangat dan dorongan, kepada kakak dan adikku, serta kepada teman-teman seperjuangan di S-1 dalam jabatan FKIP Unila jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, kepada guru-guru SMP Negeri 1 Way Lima Kecamatan Wai Lima, Kabupaten Pesawaran, dan almamaterku tercinta Universitas Lampung.

Semoga Allah seantiasa menaungi kita dengan cinta dan mengumpulkan kita di surga-Nya yang penuh cinta....Amin.


(10)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Kalibata, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat pada 17 September 1984. Jenjang pendidikan peneliti dimulai dari SD Negeri 2 Sumber Agung 1996, SMP Negeri 1 Liwa 1999, SMU Swasta Adiguna 2002, dan D-3 Bahasa dan Sastra Daerah Lampung FKIP Unila 2006.

Pada 2006 sampai dengan 2009 peneliti menjadi guru honor di SDN 3 Sukadadi. Sejak 1 Januari 2010 peneliti diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di SMP Negeri 1 Way Lima Kecamatan Wai Lima, Kabupaten Pesawaran sampai dengan sekarang.

Pada 22 Agustus 2006 peneliti menikah dengan Sutikno dan telah dikaruniai satu orang putri yang bernama Shifa Mutiara Indah yang saat ini bersekolah di SDN 3 Sukadadi


(11)

SANWACANA

Puji syukur peneliti haturkan ke hadirat Allah Yang Mahaagung atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Pemanfaatan Media Gambar Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Way Lima”. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad Solallohualaihiwasallam, beserta para sahabat, keluarga, dan pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.

Peneliti telah banyak menerima bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan PTK ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati sebagai wujud rasa hormat dan penghargaan atas segala bantuan, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dra. Ni Nyoman Wetty S., M.Pd. selaku pembimbing I dalam menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dengan penuh ketegasan dan memberi motivasi yang kuat, serta arahan yang membuat peneliti termotivasi untuk menyelesaikan PTK ini dengan segera;

2. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II dalam penyelesaian PTK ini, yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran sehingga memacu semangat peneliti;

3. Drs. Iqbal Hilal, M. Pd. sebagai pembahas yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini;

4. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia;


(12)

5. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni;

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Unila yang telah membekali peneliti dengan ilmu, bimbingan, arahan, dan motivasi selama mengikuti perkuliaha;.

7. Dr. Bujang Rahman, M. Si. selaku Dekan FKIP Unila;

8. Guru-guru SMP Negeri 1 Way Lima Kecamatan Wai Lima, Kabupaten Pesawaran, terutama Suhermiati, S.Pd selaku kepala sekolah dan Mega Faivayanti, S.Pd. sebagai guru mitra yang telah banyak memberi motivasi dalam menyelesaikan PTK ini;

9. Kedua orang tuaku tersayang, atas segala kasih sayang dan doa;

10.Suamiku Sutikno dan Shifa Mutiara Indah, atas segala doa, dorongan dan motivasi serta dukunganya;

11.Sahabatku Siti Alauyah semoga kebersamaan kita selama kuliah adalah kenangan tersendiri untuk masa depan kita;

12.Anak-anak didikku kelas VIII SMPN 1 Way Lima Pesawaran Tahun Pelajaran 2014/2015 kalian memberi cerita tersendiri dalam kehidupan gurumu ini.

Semoga Allah membalas semua kebaikan dan pengorbanan bapak, ibu, saudara, teman-teman, adik-adik serta orang-orang yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu. Penulis menyadari dalam penulisan PTK ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan PTK ini. Harapan penulis, karya kecil ini bisa bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah.


(13)

Bandar Lampung, November 2014 Peneliti


(14)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

SANWACANA ... viii

MOTTO ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR DIAGRAM ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Peneliatan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Menulis ... 7

2.1.1 Pengertian Menulis... 7

2.1.2 Tujuan Menulis ... 8

2.1.3 Manfaat Menulis ... 9

2.2 Puisi ... 10

2.2.1 Pembelajaran Puisi ... 10

2.2.2 Unsur-Unsur Pembangun Puisi ... 11

2.2.3 Jenis-Jenis Puisi ... 14

2.2.4 Langkah-Langkah Menulis Puisi ... 16

2.3 Media dalam Pembelajaran ... 18

2.3.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 18

2.3.2 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 19

2.4 Media Gambar ... 21

2.4.1 Tujuan Pemakaian Media Gambar ... 21

2.4.2 Kriteria Memilih Gambar sebagai Media Pembelajaran ... 22

2.4.3 Syarat-Syarat untuk Memilih Media Gambar ... 24

2.4.4 Jenis-Jenis Media Gambar ... 24

2.5 Aktivitas Belajar ... 25

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 27

3.1 Rancangan Penelitian ... 27


(15)

3.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan ... 29

3.1.3 Refleksi ... 30

3.2 Subjek Penelitian ... 30

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.4.Teknik Analisis Data ... 31

3.5 Instrumen Penelitian ... 32

3.5.1 Instrumen Observasi Siswa ... 33

3.5.2 Instrumen Penilaian Menulis Puisi ... 34

3.5.3 Instrumen Pembelajaran Oleh Guru ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1 Siklus Pertama ... 38

4.1.1 Perencanaan Tindakan ... 38

4.1.2 Pelaksanaan Tindakan ... 39

4.1.3 Observasi dan Penilaian ... 41

4.1.4 Analisis dan Refleksi ... 49

4.1 Siklus Kedua ... 50

4.2.1 Perencanaan Tindakan ... 51

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan ... 52

4.2.3 Observasi dan Penilaian ... 55

4.2.4 Analisis dan Refleksi ... 62

4.4 Pembahasan ... 64

4.4.1 Rencana Kegiatan Pembelajaran (RPP) ... 64

4.4.2 Proses Pembelajaran ... 65

4.4.3 Hasil Perkembangan Kemampuan Menulis Puisi ... 67

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 71

5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(16)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Aktivitas Siswa Siklus 1 ... 44 4.2 Peningkatan Persentase Rata-Rata Kemampuan Menulis Siswa

Per Indikator Prasiklusl ke Siklus I ... 49

4.3 Aktivitas Siswa Siklus 2 ... 58 4.4 Peningkatan Persentase Rata-Rata Kompetensi Menulis Siswa

Siklus II ... 62

4.5 Peningkatan Persentase Rata-Rata Kompetensi Menulis Siswa ... 68 4.6Ketuntasan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Tolok Ukur Kemampuan Menulis Puisi Melalui Media Gambar 32

3.2 Instrumen Aktivitas Siswa ... 33

3.3 Instrumen Penilaian Kemampuan Menulis Puisi ... 34

3.4 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru ... 36

4.1 Hasil Skor Perencanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 42

4.2 Hasil Observasi Aktivitas Anak Siklus 1 ... 43

4.3 Data Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar .... 45

4.4 Distribusi Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar untuk Aspek Judul ... 46

4.5 Distribusi Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar untuk Aspek Tema Siklus I ... 46

4.6 Distribusi Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar untuk Aspek Diksi Siklus I ... 47

4.7 Distribusi Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar untuk Aspek Rima Siklus I ... 47

4.8 Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Per Aspek Pada Prasiklus Ke Siklus I ... 48

4.9 Refleksi Siklus 1 ... 49

4.10 Hasil Skor Perencanaan Pembelalajaran Siklus 2 ... 56

4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 ... 57

4.12 Kemampuan Siswa Menulis Puisi melalui media Gambar Siklus 2 ... 58

4.13 Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media gambar untuk Aspek Judul Siklus 2 ... 59


(18)

4.14 Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar

Aspek Tema Siklus 2 ... 60 4.15 Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar

untuk Aspek Diksi Siklus 2 ... 60 4.16 Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar

untuk Aspek Rima Siklus 2 ... 61 4.17 Refleksi Siklus 2 ... 62 4.18 Peningkatan Hasil Desain Perencanaan Pembelajaran Persiklus .. 65 4.19 Data Hasil Aktivitas Siswa dalam pembelajaran Prasiklus, Siklus 1

Siklus 1 ke Siklus 2 ... 66 4.20 Analisis Tingkat Kompetensi Menulis Puisi Siswa Kelas VIII

SMPN 1 Way Lima ... 67 4.21 Data Ketuntasan Belajar Menulis Puisi Siswa Kelas VIII


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Satu. ... 76

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Dua ... 82

3. Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Prasiklus ... 88

4. Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siklus Satu ... 89

5. Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siklus Dua ... 90

6. Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus Satu ... 91

7. Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus Dua ... 95

8. Hasil Rata-Rata Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus Satu ... 99

9. Hasil Rata-Rata Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus Dua ... 100


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Sastra ialah karya tulis yang, jika dibandingkan dengan karya tulis yang lain, memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, serta keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sugono, 2011: 159). Pembelajaran sastra di sekolah menengah pada dasarnya bertujuan agar siswa memiliki rasa peka terhadap karya sastra yang berharga sehingga merasa terdorong dan tertarik untuk menulisnya. Dengan menulis sastra diharapkan para siswa memperoleh pengertian yang baik tentang manusia dan kemanusiaan, mengenal nilai-nilai, dan mendapatkan ide-ide baru.

Pembelajaran sastra direncanakan untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Pengalaman sastra itu merupakan wujud dari apa diketahui dan dirasakan oleh siswa yang berupa sensasi, emosi, dan gagasan-gagasan. Saat pembelajaran berlangsung siswa harus diikutsertakan dalam pemecahan masalah sehingga siswa menjadi lebih aktif dan kreatif, sehingga siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Pembelajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat, yaitu: membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak. Pembelajaran sastra sebenarnya bukan hanya bermanfaat dalam menunjang kemampuan berbahasa murid dan mengembangkan kepekaan pikiran serta perasaan murid, melainkan juga bermanfaat dalam memperkaya pandangan hidup serta kepribadian murid.


(21)

2

Salah satu tujuan pembelajaran kesusastraan ialah menanamkan apresiasi seni pada anak didik. Dengan mengapresiasi sastra, siswa dapat secara langsung menikmati sebuah karya sastra, dari teori-teori tentang sastra sampai penerapan teori tersebut untuk memahami sebuah karya sastra.

Sastra meliputi prosa, puisi, dan drama (Santosa, 2008: 8.13). Puisi ialah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu mempertajam kesadaran orang akan suatu pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan makna khusus. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia adalah menulis puisi.

Dalam Kurikulum 13 sekolah menengah pertama semester 1 kelas VIII, tepatnya pembelajaran dengan tema menulis puisi subtema tentang binatang. Kenyataan yang terjadi, kompetensi menulis puisi siswa kelas VIII SMPN 1 Way Lima, Kabupaten Pesawaran masih rendah yaitu dengan nilai rata-rata 55,8 masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) sekolah tersebut yaitu 65,00.

Faktor penyebab kesulitan siswa dalam menulis puisi, dalam pembelajaran menulis puisi ini guru hanya membacakan salah satu puisi dalam buku paket dan memberi tugas siswa untuk menuliskan puisi tersebut lalu guru memberi tugas untuk membacakannya di depan kelas. Selanjutnya siswa tidak diberi kesempatan untuk menulis puisi dengan bahasa atau kata-katanya sendiri dan kemampuannya sendiri. Pastinya pembelajaran tersebut sangat kurang tepat, di sini terkesan tidak adanya aktivitas dan kreatifitas siswa dalam menulis puisi. Ketika penulis memberikan tugas pada siswa untuk menulis puisi dengan kata-kata atau bahasanya sendiri, siswa terlihat kesulitan dalam menyusun kata-kata dengan bahasanya sendiri.


(22)

3

Permasalahan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran menulis puisi perlu diperbaiki oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar siswa. Untuk mengatasi masalah kurangnya keterampilan menulis puisi, peneliti menggunakan media gambar dalam pembelajaran menulis puisi. Solusi penggunaan media gambar ini diperkuat oleh pendapat yang menyatakan

“Penggunaan media pembelajaran menimbulkan gairah belajar, berinteraksi

secara langsung antara peserta didik dan sumber belajar” (Daryanto, 2011: 5). Dengan gairah belajar dengan sendirinya dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.

Media pembelajaran termasuk faktor yang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Dalam proses belajar-mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan mengahadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Salah satu di antaranya adalah media gambar.

Pembelajaran melalui media gambar digunakan untuk mengembangkan berbagai potensi kebermaknaan siswa dan membantu siswa dalam menuangkan ide, gagasan, dan daya imajinasi dalam bentuk naskah tulisan yang baik. Media gambar dalam pembelajaran ini berfungsi sebagai alat dan sarana untuk


(23)

4

membantu siswa dalam menulis puisi. Aktivitas menulis yang dilakukan siswa sebagian dibimbing oleh guru. Ini dimaksudkan untuk membantu kesulitan siswa dalam menulis. Media gambar yang ditampilkan di sini, yakni gambar yang berkaitan dengan keindahan alam yang dekat dengan skemata siswa serta mudah dipahami dan diapresiasi siswa.

Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar siswa (Djamarah dan Zain, 2010: 122). Berarti kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa media.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa perlu mengadakan penelitian tindakan kelas, yaitu ”Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Pemanfaatan Media Gambar siswa kelas VIII SMPN 1 Way Lima Tahun Pelajaran 2014/2015”

1.2 Perumusan Masalah

Bertolak dari uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini ada dua, yakni secara khusus dan umum. Rumusan masalah secara umum adalah sebagai berikut

“Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis puisi melalui pemanfaatan media gambar siswa kelas VIII SMPN 1 Way Lima tahun pelajaran 2014/2015?” Selanjutnya, secara khusus rumusan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran melalui pemanfaatan media gambar

untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII SMPN 1 Way Lima tahun pelajaran 2014/2015?


(24)

5

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran melalui pemanfaatan media gambar untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII SMPN 1 Way Lima tahun pelajaran 2014/2015?

3. Bagaimanakah penilaian pembelajaran melalui pemanfaatan media gambar untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII SMPN 1 Way Lima tahun pelajaran 2014/2015?

1.3 Tujuan Penelitian Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini dibagi dua, yakni khusus dan umum. Tujuan umum penelitian tindakan ini adalah “Mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis puisi melalui pemanfaatan media gambar pada siswa kelas VIII SMPN 1 Way Lima tahun pelajaran 2014/2015.”

Selanjutnya, tujuan lebih khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran melalui pemanfaatan media

gam-bar untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII SMPN 1 Way Lima tahun pelajaran 2014/2015?

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran melalui pemanfaatan media gam-bar untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII SMPN 1 Way Lima tahun pelajaran 2014/2015?

3. Mendeskripsikan penilaian pembelajaran melalui pemanfaatan media gambar untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII SMPN 1 Way Lima tahun pelajaran 2014/2015?


(25)

6

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut. 1. Siswa

Siswa lebih bersemangat dalam menggali kemampuan dan dapat menciptakan suasana belajar yang menarik, siswa menjadi aktif dan inovatif dalam pembe-lajaran menulis puisi, sehingga siswa mampu menulis puisi dengan baik.

2. Guru

Membantu guru dalam mengajarkan bahasa Indonesia khususnya keteram-pilan menulis. Guru dapat memberikan gambaran tentang penggunaan media gambar untuk menulis puisi.

3. Sekolah

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan ide untuk memecahkan masalah pembelajaran menulis puisi di kelas sehingga akan membantu terciptanya suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.


(26)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Menulis

Bahasa tulis merupakan suatu jenis perekaman bahasa lisan. Di dalam pembelajaran bahasa, hal itu merupakan suatu proses keterampilan berbahasa yang kompleks, yang merupakan keterampilan berbahasa yang rumit dikuasai.

2.1.1 Pengertian Menulis

Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh setiap orang. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau media.

Menulis adalah suatu proses kegiatan menuangkan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada dirinya sendiri dalam bentuk tulisan (Widyamartaya, 1991: 9). Menulis adalah menuangkan gagasan, pikiran, perasaan dan pengalaman melalui bahasa tulis (Depdiknas, 2003: 6).

Menulis adalah sebagai kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya (Suparno, 2008: 1.3). Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami oleh seseorang sehingga orang


(27)

8

lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik itu (Tarigan dalam Yulinar, 2009: 8).

Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat (Akhadiah, 1988: 2). Menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa tulis (Nurgiyantoro dalam Kusmana, 2011: 99). Menulis adalah berkomunikasi secara tertulis (Kusmana, 2011:99). Menulis merupakan suatu proses. Oleh karena itu, maka menulis harus mengalami tahap prakarsa, tahap pelanjutan, tahap revisi, dan tahap pengakhiran (Parera, 1993: 3).

Berdasarkan beberapa teori di atas, peneliti mengacu pada pengertian menulis yang dikeluarkan oleh Depdiknas yaitu menulis adalah menuangkan gagasan, pikiran, perasaan dan pengalaman dalam bentuk tulisan sehingga menjadi sebuah hasil karangan dimana pembaca seolah-olah merasakan atau mengalami sendiri seperti apa yang ia baca.

2.1.2 Tujuan Menulis

Menulis karangan bertujuan untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan maksud kepada orang lain secara jelas dan efektif. Hal-hal dari tujuan menulis itu sendiri dapat dibedakan menjadi:

1. Menggerakkan hati, perasaan, mengharukan karangan yang memang ditujukan untuk menggugah perasaan atau mempengaruhi dan membang-kitkan simpatik


(28)

9

3. Merupakan campuran keduanya, yaitu memberitahu dan mempengaruhi (Widyamartaya, 1992: 3).

2.1.3 Keuntungan dan Manfaat Kegiatan Menulis

Banyak keuntungan yang dapat dipetik dari pelaksanaan kegitan menulis menurut Akhadiah (1988: 1-2) keuntungannya adalah sebagai berikut.

1. Dengan menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita. Kita mengetahui sampai di mana pengetahuan kita tentang suatu topik.

2. Melalui kegiatan menulis kita mengembangkan berbagai gagasan.

3. Kegiatan menulis memaksa kita lebih banyak menyerap, mencari, serta mengusai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis.

4. Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkannya secara tersurat.

5. Melalui tulisan kita akan dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara objektif.

6. Dengan menuliskan di atas kertas kita akan lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisnya secara tersurat, dalam konteks yang lebih konkret.

7. Tugas menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir serta berbahasa yang tertib.


(29)

10

2.2 Puisi

Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun, membentuk, membuat, menciptakan. Sedangkan kata poet dalam tradisi Yunani Kuno berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.

2.2.1 Pembelajaran Puisi

Puisi merupakan eskpresi pengalaman batin (jiwa) penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang estetik yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya dalam bentuk teks (Zulfahnur, 1998: 79-80). Puisi adalah buah pikiran, perasaan, dan pengalaman penyair yang diekspresikan dengan media bahasa yang khas dan unik (Wetty, 2009: 45). Puisi adalah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu mempertajam kesadaran orang akan suatu pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan makna khusus (Sugono, 2011: 159).

Menurut Astuti dan Krisnawati (2008: 10) unsur yang membangun atau mempengaruhi munculnya puisi tersebut ada dua. Pertama unsur yang membangun dari dalam karya sastra sendiri yang disebut dengan unsur intrinsik. Kedua unsur yang membangun dari luar karya tersebut yang disebut dengan unsur


(30)

11

ekstrinsik. Kalau kita ingin mengetahui makna sebuah puisi dari dalam (unsur intrinsik), kita harus membaca puisi tersebut sampai dengan selesai.

Dari beberapa pendapat di atas, penulis mengacu pada pendapat Zulfahnur (1998: 79-80), yang mengatakan bahwa puisi adalah ekspresi pengalaman batin (jiwa) penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan. Dikatakan padu karena tidak dapat dipisahkan tanpa dikaitkan dengan unsur lainnya. Unsur-unsur tersebut adalah unsur batin dan unsur fisik. Unsur puisi merupakan segala elemen (bahan) yang dipergunakan penyair dalam membangun puisinya.

2.2.2 Unsur-Unsur yang Membangun Puisi

Unsur puisi sesungguhnya merupakan segala elemen (bahan) yang dipergunakan penyair dalam membangun atau menciptakan puisinya. Segala bahan, baik unsur dalam (imajinasi, emosi, bahasa) maupun unsur luar (objek seni) disintetikkan menjadi satu kesatuan yang utuh oleh penyair menjadi bentuk puisi berupa teks puisi. Unsur-unsur tadi dinyatakan bersifat padu karena tidak dapat dipisahkan tanpa mengaitkan unsur yang lainnya. Unsur-unsur puisi tersebut terdiri dari tema, amanat, diksi, pengimajian, rima, dan majas, larik dan bait.

1) Tema dan Amanat

Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Tema terkadang mengacu kepada penyair. Tema yang banyak terdapat dalam puisi adalah tema ketuhanan (religius), kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan, kritik sosial, demokrasi, dan kesetiakawanan (Aminudin, 2010: 4). Tema merupakan ide pokok yang menjiwai


(31)

12

keseluruhan isi puisi yang mencerminkan persoalan kehidupan manusia, alam sekitar dan dunia metafisis, yang diangkat penyair dari objek seninya (Zulfahnur, 1998: 81).

Amanat, pesan, atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca atau pendengar setelah membaca atau mendengar pembacaan puisi (Aminudin, 2010: 6). Amanat atau pesan merupakan nasihat atau perintah secara halus dari penyair kepada pembacanya. Amanat dalam sebuah puisi dapat disampaikan secara langsung dan tidak langsung. Amanat atau pesan ini sengaja disampaikan oleh pengarang untuk pembaca. Sebuah pesan yang ingin disampaikan penyair pada pembaca disebut amanat puisi (Zulfahnur, 1998: 81). Untuk dapat menyimak pesan-pesan penyair didalam puisinya pembaca mestilah dapat menangkap dan memahami makna lugas dan makna utuh dari puisi.

Makna lugas merupakan makna yang sebenarnya dari kata-kata yang tersurat (eksplisit) di dalam puisi. Makna utuh ialah makna makna keseluruhan dari puisi. Makna utuh dapat berupa pesan-pesan (seperti nilai-nilai kemanusiaan, moral, ide dan gagasan).

2) Diksi

Diksi (atau diction ) berarti pilihan kata (Tarigan, 1985: 29). Penempatan serta penggunaan kata-kata dalam puisi dilakukan secara hati-hati dan teliti serta lebih tepat. Kata-kata yang dipergunakan dalam dunia persajakan tidak seluruhnya bergantung pada makna denotatif, tetapi lebih cenderung pada makna denotatif. Konotasi atau nilai kata inilah justru lebih banyak memberi efek bagi para penikmatnya. Pilihan kata yang tepat dapat mencerminkan ruang, waktu, falsafah,


(32)

13

amanat, efek, nada sesuatu puisi dengan tepat (Tarigan, 1985: 30). Kemampuan memilih dan menyusun kata amat penting bagi penyair. Sebab, pilihan dan susunan kata yang tepat dapat menghasilkan :

1. Rangkaian bunyi yang merdu.

2. Makna yang dapat menimbulkan rasa estetis (keindahan).

3. Kepadatan bayangan yang dapat menimbulkan kesan mendalam. Misalnya, kata-kata aduhai, mega, berarak, teratak, musyafir, lata, beta, awan

yang terdapat dalam puisi Amir Hamzah yang berjudul Buah Rindu II kita ganti dengan sinonim-sinonimnya wahai, awan, beriring, pondok, pengembara, hina, aku, embun, yang sama denotasinya tetapi berbeda konotasinya, maka akan hilanglah keindahan puisi tersebut, dan efeknya akan berubah sama sekali.

3) Pengimajian (citraan)

Pengimajian, yakni penataan kata yang menyebabkan makna-makna abstrak menjadi konkret dan cermat (Aminudin, 2010: 29). Imaji adalah segala yang dirasai atau dialami secara imajinatif (Tarigan, 1985: 30). Citraan/imaji adalah gambaran angan (abstrak) yang dihadirkan menjadi sesuatu yang kongkrit dalam tatanan kata-kata puisi (Zulfahnur, 1998: 81). Dalam karyanya, sang penyair berusaha sekuat daya agar penikmat dapat melihat, merasakan, mendengar, menyentuh, bahkan kalau perlu mengalami segala sesuatu yang terdapat dalam puisinya.

4) Rima

Rima ialah persajakan atau pola bunyi yang terdapat dalam puisi (Zulfahnur, 1998: 82). Ritme atau irama adalah turun naiknya suara secara teratur, sedangkan


(33)

14

rima atau sajak adalah persamaan bunyi (Tarigan, 1985: 34). Irama ialah pertentangan suara tinggi rendah, keras, lembut, panjang pendek, yang berulang-ulang dengan teratur (Husnan, 1987:29).

Di dalam puisi rima mempunyai fungsi menimbulkan irama yang merdu, sehingga memberi kesan estetik pada pendengaran dan perasaan. Selain itu rima berfungsi mengintensifkan dan menyatakan suasana yang digambarkan.

5) Larik dan Bait

Baris atau larik puisi adalah satuan yang pada umumnya lebih besar dari kata dan telah mendukung satuan makna tertentu (Aminudin, 2010: 30). Baris dalam puisi, pada dasarnya merupakan pewadah, penyatu, dan pengemban ide penyair yang diawali lewat kata. Akan tetapi, sesuai dengan keberadaan baris dalam puisi, maka penataan baris juga harus memperhitungkan masalah rima serta penataan pola persajakan. Sebagai salah satu elemen puisi, keberadaan larik di dalamnya tidak dapat dilepaskan antara satu dengan lainnya.

Bait adalah kesatuan larik yang berada dalam satu kelompok dalam rangka mendukung satu kesatuan pokok pikiran, terpisah dari kelompok larik (bait) lainnya (Aminudin, 2010: 31). Keberadaan bait sebagai kumpulan larik tidaklah mutlak. Peranan bait dalam puisi adalah membentuk satu kesatuan makna dalam rangka mewujudkan pokok pikiran tertentu yang berbeda dengan satuan makna dalam kelompok larik lainnya.

2.2.3 Jenis-Jenis Puisi

Bentuk-bentuk puisi, yaitu: puisi lama dan puisi baru. Puisi lama dan puisi baru memiliki jenis-jenis sebagai berikut.


(34)

15

2.2.3.1Puisi Lama

Mantera, doa dan bidal dapat dianggap sebagai bentuk puisi lama yang paling tua. Sesudah itu bentuk puisi lama sebenarnya baru kita dapati, seperti: pantun, gurindam, syair dan sebagainya (Husnan, 1987: 32).

Ciri-ciri puisi lama menurut Husnan (1987: 32) adalah sebagai berikut: 1. bersifat statis dan terikat; (bentuk dan sajak tetap, terikat tidak berubah); 2. isinya bersifat didaktis dan religius;

3. kalimat-kalimatnya penuh dengan kata-kata pilihan (kata-kata lama atau kata- kata sukar), bahasa klise, yang lebih diutamakan daripada isinya;

4. merupakan kepandaian atau hasil bersama, mengutamakan kegotong-royongan, bukan perseorangan (karena itu “anonim”).

2.2.3.2 Puisi Baru

Menurut Krisnawati (2008: 7), puisi baru berdasarkan isinya adalah sebagai berikut.

1. Ode : puisi berisi pujian yang ditujukan kepada seseorang (tokoh), bangsa, atau perbuatan kemanusiaan; 2. Hymne : puisi berisi pujian yang ditujukan kepada Tuhan; 3. Elegi : puisi berisi duka nestapa (ratapan);

4. Epigram : puisi yang serba ringkas;

5. Satire : puisi berisi kecaman, ejekan dengan sindiran kasar; 6. Roman : puisi berisi kasih mesra, cinta kasih;


(35)

16

Pada umumnya ciri-ciri puisi baru menurut Husnan (1987: 50) adalah sebagai berikut.

1. Tidak terikat oleh jumlah suku kata (jumlah suku kata pada tiap baris tidak tentu).

2. Tidak terikat oleh sajak (ada yang bersajak sama, sajak silang, sajak peluk, sajak kembar, dan sebagainya, bahkan ada yang bersajak patah).

3. Isinya berupa: pengucapan pribadi.

2.2.4 Langkah-Langkah Menulis Puisi

Dalam menulis puisi ada beberapa langkah yang perlu dipelajari agar dihasilkan suatu puisi yang indah. Menurut Krisnawati (2008: 25) langkah-langkahnya sebagai berikut.

1. Menentukan tema puisi

Memilih tema dapat dilakukan dengan cara:

- Mencatat semua hal yang menarik yang ada di sekitar kita, - Mencatat semua benda yang menarik yang ada di sekitar kita,

- Mencatat semua kenginan kita, baik yang sudah tercapai maupun yang baru diusahakan,

- Mencatat semua peristiwa yang berkesan (baik yang menyenangkan maupun yang tidak) yang pernah kita alami atau pernah kita lihat dan kita dengar,

- Mencatat semua harapan atau cita-cita kita. 2. Memilih kata

Mendaftar kata yang berhubungan dekat dengan tema yang sudah kita pilih. Kata yang bermakna sama atau sinonim (contoh harum-wangi, senang-bahagia,


(36)

17

susah-sedih), lawan kata (suka-duka, tua-muda, siang-malam), kata yang bunyinya mirip (serang, terjang), jenis warna (putih, merah, hitam), jenis-jenis rasa (manis, pahit, getir, asam), jenis-jenis-jenis-jenis rabaan (empuk, keras, kasar), benda-benda di sekitar objek puisi (rumah, halaman, komputer, jam dinding, gunung, sungai).

3. Memilih gaya bahasa

Gaya bahasa yang dipilih adalah gaya bahasa yang dikuasai dan pas dengan maksud kita. Apabila kita tidak suka dengn gaya bahasa jangan memaksakan diri untuk memilih, tanpa gaya bahasa pun puisi dapat juga terkesan indah. 4. Menentukan imaji atau daya bayang

Daya bayang penglihatan, pendengaran dan rabaan yang kita gunakan akan mempermudah pembaca menangkap objek puisi dan pembaca memahami ungkapan perasaan kita.

5. Menyusun baris menjadi bait

Menyusun baris-baris puisi secara bebas tidak terikat oleh bentu-bentuk yang sudah ada. Kita diberi kebebasan dalam menyusun baris puisi secara lurus, zig-zak, atau satu menjorok yang lain menonjol, dan sebagainya.

6. Memeriksa lagi penggunaan kata dan gaya bahasa

Setelah bait puisi tersusun rapi, kita perlu memeriksa kembali penggunaan kata-kata dan gaya bahasanya. Misalnya, apakah kata-kata yang kita gunakan telah sesuai? Apakah gaya bahasa yang digunakan telah tepat? Pemeriksaan ini bertujuan agar tidak ada kesalahan dalam membuat puisi.


(37)

18

7. memberi judul.

Judul puisi boleh ditentukan dari awal penulisan puisi, tetapi boleh juga ditentukan sesudah puisi tersusun sebagai sebuah puisi. Judul puisi haruslah mencerminkan isi puisi secara keseluruhan. Bacalah berulang-ulang puisi yang kita buat dan periksalah apakah judul itu sudah tepat atau perlu diganti.

2.3 Media dalam Pembelajaran

Media sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Berikut akan dijelaskan pengertian media, fungsi dan manfaat media.

2.3.1 Pengertian Media Pembelajaran

Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kamauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada dirinya (Wetty, 2004: 55). Pendapat lain mengemukakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima yang dapat merangsang pikiran, perasaan, kemauan, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2005: 7). Kata Media berasal dari bahasa latin medius yang berarti “tengah, perantara, atau pengantar”. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima, (Arsyad, 2010: 3).

Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara khusus, pengertian media dalam proses belajar


(38)

19

mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memperoses dan menyusun kembali informasi visual (ganda) atau verbal, (Geralach dalam Arsyad, 2010: 3).

Dari berbagai pendapat di atas, penulis mengacu pada pendapat yang mengemukakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kamauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada dirinya (Wetty, 2004: 55).

2.3.2 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Daryanto (2011: 4-5) media pembelajaran bermanfaat sebagai berikut. 1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.

3. Menimbulkan gairah belajar, berinteraksi secara langsung antara peserta didik dan sumber belajar.

4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya.

5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.

6. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, yaitu guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, peserta didik (komunikan), dan tujuan pembelajaran.

Manfaat praktis penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, menurut Arsyad (2010: 26) adalah sebagai berikut.


(39)

20

1. Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dari hasil belajar.

2. Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3. Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang dan waktu. 4. Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa

tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya.

Media pendidikan mempunyai fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi keberlangsungan proses belajar mengajar di kelas. Menurut Hamalik (dalam Arsyad, 2010: 15) pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat, serta motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Media pengajaran bahkan membawa pengaruh-pergaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media terhadap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pengajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, :nenyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, serta memadatkan informasi.


(40)

21

2.4.1 Media Gambar

Gambar adalah bahasa bentuk atau rupa yang umum (Daryanto, 2011: 18). Gambar merupakan media visual yang paling sering digunakan dalam proses pembelajaran. Jenis media inilah yang sering digunakan oleh guru-guru untuk membantu menyampaikan isi atau materi pelajaran. Media visual ini terdiri atas media yang dapat diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan. Media yang dapat diproyeksikan ini dapat berupa gambar diam atau bergerak (Hernawan, 2010: 11.20). Gambar merupakan media visual yang paling sering digunakan dalam proses pembelajaran. Gambar menyajikan ilustrasi yang hampir sama dengan kenyataan dari sesuatu objek dan situasi (Arsyad, 2010: 106).

2.4.1 Tujuan Pemakaian Media Gambar

Ada beberapa tujuan dalam pemakaian media gambar menurut Wetty (2004: 71) antara lain sebagai berikut: a) untuk menerjemahkan simbol verbal, b) memper-kaya bacaan, c) untuk membangkitkan motivasi belajar, d) memperbaiki kesan-kesan yang salah, e) merangkum suatu unit bacaan, f) menyentuh dan menggerak-kan emosi.

a) Menerjemahkan simbol verbal artinya dengan kata-kata lisan yang mungkin abstrak dapat digambarkan dan dibantu dengan penggunaan media sehingga verbalisme dapat diminimalkan atau bahkan ditiadakan.

b) Memperkaya bacaan maksudnya adalah dapat digunakan melatih siswa mengeja dan memperkaya kosa kata. Gambar tersebut menjadi petunjuk dan rangsangan bagi siswa untuk memberikan respon yang diinginkan.


(41)

22

c) Membangkitkan motivasi belajar. Artinya, media gambar dapat menumbuhkan ketertarikan siswa sehingga membangkitkan motivasi belajar siswa.

d) Memperbaiki kesan-kesan yang salah. Artinya, suatu gambar yang sulit untuk dideskripsikan dengan kata-kata akan menjadi mudah dan sederhana bila dengan menggunakan gambar atau tiruanya diperlihatkan kepada siswa. e) Merangkum suatu unit bacaan. Misalnya, guru ingin menjelaskan tentang

daur hidup kupu-kupu mulai dari larva/ulat. Agar lebih konkret, guru dapat membuat atau memperlihatkan gambar tentang proses terbentuknya kupu-kupu. Tanpa guru menjelaskan panjang-lebar, siswa akan menjadi lebih mengerti tentang daur hidup kupu-kupu dari media yang diperlihatkan guru. f) Menyentuh dan menggerakkan emosi. Artinya, suatu media gambar yang

digunakan guru di depan kelas, siswa akan memperoleh pengalaman sosial dan emosional.

2.4.2 Kriteria Memilih Gambar sebagai Media Pembelajaran

Menurut Wetty (2004: 72), kriteria pemilihan gambar untuk pembelajaran perlu memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut.

1) Apakah gambar itu akan membantu guru dalam mencapai tujuan pem-belajaran?

2) Apakah gambar itu menyajikan tanggapan yang benar?

3) Apakah gambar itu memberikan kesan yang benar mengenai ukuran relatif? 4) Apakah gambar itu akan menambah wawasan anak?

5) Apakah gambar itu akan merangsang imajinasi anak? 6) Apakah gambar itu dalam segi teknis maupun artistik baik?


(42)

23

7) Apakah gambar itu memusatkan perhatian terhadap suatu ide tertentu?. 8) Apakah gambar itu menunjukkan detail secara tepat?.

Menurut Sadiman dkk (2011: 31-32) ada enam syarat yang perlu dipenuhi gambar yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran.

1) Autentik

Gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sebenarnya.

2) Sederhana

Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar.

3) Ukuran relatif

Gambar dapat membesarkan atau memperkecil objek atau benda sebenarnya 4) Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan.

Gambar yang baik tidaklah menunjukkan objek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu.

5) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar karya siswa sendiri sering kali lebih baik.

6) Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gambar merupakan media yang murah dan mudah, dan besar artinya untuk mempertinggi nilai pengajaran, karena


(43)

24

dengan gambar pengalaman dan pengertian anak menjadi lebih luas, lebih jelas, dan tidak mudah dilupakan.

2.4.3 Syarat-Syarat untuk Memilih Media Gambar

1. Gambar harus bagus, jelas dan menarik, mudah dimengerti dan cukup besar untuk memperhatikan detail.

2. Apa yang tergambar harus cukup penting dan cocok untuk hal yang dipelajari atau masalah yang sedang dihadapi.

3. Gambar harus benar dan autentik, artinya menggambarkan situasi yang serupa jika dilihat dalam keadaan yang sebenarnya.

4. Kesederhanaan, maksudnya hindari gambar yang rumit dan sulit. 5. Gambar harus sesuai dengan kecerdasan yang melihatnya.

6. Warna, walaupun tidak mutlak, dapat meningkatkan nilai sebuah gambar. Menjadikannya lebih realistis dan merangsang minat untuk melihatnya.

7. Perhatikan ukuran perbandingan. (Danim dalam Nurazizah, 2007: 36).

2.4.4 Jenis-Jenis Media Gambar

Menurut Arsyad (2010: 113) media gambar termasuk foto, lukisan atau gambar dan sketsa (gambar garis). Tujuan utama penampilan berbagai jenis gambar ini adalah untuk memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa. Selanjutnya menurut Sadiman (2011: 29) media gambar termasuk dalam media grafis selain sketsa, diagram, bagan atau chart, grafik, poster, kartun, dan peta dan globe. Sedangkan menurut Djamarah dan Zain (2010: 124) jenis media gambar antara lain foto, lukisan, dan cetakan.


(44)

25

2.5 Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas sebagai hasil dari belajar ditunjukkan dalam berbagai aspek seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, persepsi, motivasi, atau gabungan dari aspek-aspek tersebut. Dalam kegiatan belajar, berpikir dan berbuat merupakan serangkaian yang tidak dapat dipisah-pisahkan (Sardiman, 2011: 96). Segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, penyelidikan sendiri, dan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis.

Aktivitas belajar menulis puisi berdasarkan media gambar diharapkan mampu membantu siswa dalam proses pembelajaran menulis puisi sesuai dengan media gambar yang diamati. Dengan adanya media ini, peneliti mengharapkan proses pembelajaran menulis puisi aktivitas siswa akan efektif untuk meningkatkan kemahiran dalam menulis serta dapat menumbuhkan minat siswa dalam menulis puisi. Proses menulis puisi ini akan mendorong siswa untuk lebih aktif dan kreatif serta dapat memberikan hasil yang diharapkan.

Aktivitas belajar digolongkan dalam delapan golongan dan diuraikan seperti di bawah.

1. Aktivitas visual (visual activities), seperti membaca dan memperhatikan gambar demontrasi.

2. Aktivitas lisan (oral activities), seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, dan diskusi.


(45)

26

3. Aktivitas mendengarkan (listening activities), contohnya mendengarkan uraian, percakapan, dan diskusi.

4. Aktivitas menulis (writing activities), seperti: menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan menyalin.

5. Aktivitas menggambar (drawing activities), misalnya menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram.

6. Aktivitas motorik (motor activities), yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, berternak.

7. Aktivitas mental (mental activities), sebagai contoh menanggapi, mengingat, memecahkan soal, dan menganalisis.

8. Aktivitas emosi (emotional activities), misalnya, menaruh minat (Sardiman, 2011: 101).

Berdasarkan teori di atas dalam penelitian ini peneliti mengacu aktivitas belajar siswa dalam menulis puisi pada aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas mendengarkan, aktivitas menulis, dan aktivitas emosi. Selanjutnya, aktivitas tersebut akan dijadikan instrumen penilitian yang akan dibicarakan di bab 3.


(46)

27

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

3.1Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Dalam konsep PTK terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hubungan keempatnya dipandang sebagai sebuah siklus. Untuk jelasnya, siklus kegiatan dengan rancangan PTK model Arikunto (2011: 16) adalah sebagai berikut.


(47)

28

Kegiatan pertama penelitian didahulukan dengan menemukan masalah dan berupaya mencari solusi berupa perencanaan perbaikan (perenungan). Dilanjutkan dengan tindakan yang telah direncanakan disertai dengan observasi kemudian refleksi melalui diskusi antara peneliti dan siswa (jika diperlukan) sehingga menghasilkan perbaikan untuk tindakan selanjutnya pada siklus-siklus berikutnya. Penelitian tindakan kelas ini bercirikan adanya perubahan yang akan berlangsung secara terus menerus. Apabila pembelajaran menulis puisi melalui media gambar belum meningkat pada siklus pertama, penulis akan merencanakan tindakan siklus kedua, dan seterusnya sampai tercapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian, jumlah siklus tidak terikat dan tidak ditentukan sampai siklus tertentu.

3.1.1 Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan siklus I dilakukan persiapan pembelajaran menulis puisi dengan menyusun rencana pembelajaran terlebih dahulu sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan. Rencana pembelajaran ini digunakan sebagai program kerja atau pedoman peneliti dalam melaksanakan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu, peneliti menyiapkan media gambar sebagai alat bantu siswa dalam menulis puisi. Peneliti juga menyiapkan instrument penelitian yang berupa lembar observasi. Setelah menyiapkan alat tes dan nontes, peneliti berkoordiansi dengan guru mata pelajaran mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut. 1. Membuat skenario pembelajaran yaitu membuat rencana pembelajaran menulis

puisi melalui media gambar


(48)

29

3. Membuat lembar observasi untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika media gambar digunakan.

3.1.2 Pelaksanan Tindakan dan Pengamatan

Kegiatan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Pelaksanaan tindakan dalam siklus I meliputi kegitan awal, kegiatan inti, dan penutup/kegiatan akhir. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini menempuh tahapan sebagai berikut.

1. Kegiatan Awal

Pada tahap ini, peniliti memberikan apersepsi kepada siswa mengenai pengertian, sistematika, dan penggunaan bahasa menulis puisi. Kemudian, peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

a) Pada proses pembelajaran, siswa diminta berkelompok yang terdiri atas lima sampai enam orang. Peneliti memberikan media gambar. Siswa berdiskusi berlatih membuat puisi.

b) Siswa secara individu dibagikan media gambar. Selanjutnya, siswa menulis puisi berdasarkan gambar.

3. Kegiatan Akhir

Guru dan siswa melakukan refleksi hasil pembelajaran pertemuan pertama siklus kesatu.


(49)

30

Observasi atau pengamatan terhadap keterampilan proses yang dikembangkan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang diamati yaitu kinerja siswa dalam pembelajaran dan kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran melalui media gambar. Data aktifitas guru diperoleh dari lembar observasi yang diamati dilakukan selama kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dengan media gambar yang berlangsung di sekolah.

3.1.3 Refleksi

3.1.4 Merefleksi berarti menuangkan secara intensif apa yang telah terjadi dan belum terjadi atau kekeliruan dan kekurangan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga tampak hasil penelitian tindakan pada siklus tersebut. Dengan begitu dapat dicermati hasilnya secara positif maupun negatif. Refleksi berarti mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Dengan refleksi dapat melakukan perbaikan baru, menyusun rencana baru. Hasil analisis refleksi digunakan untuk melaksanakan pada siklus berikutnya.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Way Lima tahun pelajaran 2013/ 2014. Dengan jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan observasi aktivitas siswa dan guru. Jenis tes yang digunakan adalah tes kemampuan menulis puisi.


(50)

31

Langkah-langkah pengumpulan data observasi siswa dan guru adalah sebagai berikut.

1. Observer mengamati pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sudah disiapkan.

2. Observer melakukan pengamatan terhadap siswa oleh guru pada saat proses pembelajaran.

3. Observer mencatat semua peristiwa selama pembelajaran dengan instrumen penelitian.

4. Mengumpulkan data hasil pengamatan dari observer.

5. Mendiskusikan temuan-temuan dalam pembelajaran dan refleksi. Langkah-langkah pengumpulan data hasil tes siswa sebagai berikut. 1. Menugasi siswa menulis puisi setelah mengamati media gambar. 2. Mengoreksi dan menilai hasil menulis puisi siswa.

3. Guru mengevaluasi menulis puisi siswa secara keseluruhan dengan menggunakan indikator penilaian yang telah ditentukan.

3.4 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengamati dan menskor aktivitas guru dan siswa sesuai dengan instrumen aktivitas siswa dan guru.

2. Mengamati dan menskor teks menulis puisi siswa peraspek ( judul, tema, diksi, rima ).

3. Menjumlah skor secara utuh.

4. Menentukan tingkat ketercapaian aktivitas siswa dan guru serta tingkat kemampuan siswa menulis puisi melalui media gambar.


(51)

32

Nilai Akhir (NA) =

5. Menghitung tingkat ketercapaian aktivitas siswa dan guru serta tingkat kemampuan siswa menulis puisi melalui media gambar.

6. Menghitung rata-rata kemampuan siswa menulis puisi melalui media gambar dengan rumus.

7. Menentukan tingkat kemampuan siswa berdasarkan tolok ukur yang digunakan.

Tabel 3.1 Tolok Ukur Kemampuan Menulis Puisi melalui Media Gambar

No Rentang Nilai Keterangan

1 80-100 Baik Sekali

2 66-79 Baik

3 56-65 Cukup

4 40-55 Kurang

5 30-39 Gagal

(Arikunto, 2006: 245)

Siklus dalam penelitian ini akan berakhir apabila keterampilan menulis puisi yang diperoleh siswa mencapai 80% nilai 65,00. Berarti siswa tersebut sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan dapat melanjutkan kemampuan dasar berikutnya.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen yang disesuaikan dengan sifat data yang diambil, seperti: lembar observasi, tes hasil belajar.

3.5.1Instrumen Observasi Siswa

Data aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang diamati selama kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia melalui media gambar berlangsung di sekolah.

X Skor Ideal (100) Skor yang diperoleh


(52)

33

Tabel 3.2 Instrumen Observasi Siswa

No Unsur yang

Dinilai Kriteria Penilaian Skor

Skor Maks

1. Aktivitas Visual

Semua siswa terlihat mengamatai serta memperhatikan gambar.

Ada 1-3 siswa yang tidak mengamati serta memperhatikan gambar.

Ada 4-6 siswa yang tidak mengamati serta memperhatikan gambar.

Ada 7-9 siswa yang tidak mengamati serta memperhatikan gambar.

Ada >10 siswa yang tidak mengamati serta memperhatikan gambar. 5 4 3 2 1 5

2. Aktivitas Lisan

Semua siswa terlihat bertanya dan mengeluarkan pendapat.

Ada 1-3 siswa yang tidak bertanya dan mengeluarkan pendapat.

Ada 4-6 siswa yang tidak bertanya dan mengeluarkan pendapat.

Ada 7-9 siswa yang tidak bertanya dan mengeluarkan pendapat.

Ada >10 siswa yang tidak bertanya dan mengeluarkan pendapat. 5 4 3 2 1 5

3. Aktivitas

Mendengarkan

Semua siswa terlihat fokus mendengarkan penjelasan guru.

Ada 1-3 siswa yang tidak fokus mendengarkan penjelasan guru.

Ada 4-6 siswa yang tidak fokus mendengarkan penjelasan guru.

Ada 7-9 siswa yang tidak fokus mendengarkan penjelasan guru.

Ada >10 siswa yang tidak fokus mendengarkan penjelasan guru. 5 4 3 2 1 5


(53)

34

No Unsur yang

Dinilai Kriteria Penilaian Skor

Skor Maks

4. Aktivitas

Menulis

Semua siswa terlihat mandiri dalam menulis puisi.

Ada 1-3 siswa yang tidak mandiri dalam menulis puisi.

Ada 4-6 siswa yang tidak mandiri dalam menulis puisi.

Ada 7-9 siswa yang tidak mandiri dalam menulis puisi.

Ada >11 siswa yang tidak mandiri dalam menulis puisi. 5 4 3 2 1 5

5. Aktivitas Emosi

Semua siswa terlihat berminat/antusias. Ada 1-3 siswa yang tidak berminat/antusias. Ada 4-6 siswa yang tidak berminat/antusias. Ada 7-9 siswa yang tidak berminat/antusias. Ada >10 siswa yang tidak berminat/antusias.

5 4 3 2 1 5

3.5.2 Instrumen Penilaian Kegiatan Menulis Puisi

Tabel 3.3 Instrumen Penilaian Kemampuan Menulis Puisi

No Indikator Deskripsi Penilaian Skor Skor

Maksimal 1 Judul Judul puisi sangat sesuai dengan isi

puisi. Judul menarik dan singkat. Judul puisi sesuai dengan isi puisi. Judul cukup menarik dan singkat. Judul puisi kurang sesuai dengan isi puisi. Judul kurang menarik namun singkat.

Judul puisi tidak sesuai dengan isi puisi. Judul tidak menarik dan panjang. Tidak ada judul.

5 4 3 2 1 5


(54)

35

2 Tema Tema menunjukkan gagasan atau ide tentang tema yang dipilih dan selaras dengan unsur-unsur lain.

Tema hampir menunjukkan gagasan atau ide tentang tema yang dipilih dan selaras dengan unsur-unsur lain. Tema cukup menunjukkan gagasan atau ide tentang tema yang dipilih dan selaras dengan unsur-unsur lain. Tema kurang menunjukkan gagasan atau ide tentang tema yang dipilih dan selaras dengan unsur-unsur lain.

Tema tidak menunjukkan gagasan atau ide tentang tema yang dipilih dan selaras dengan unsur-unsur lain.

5 4 3 2 1 5

3 Diksi Seluruh kata sesuai dengan tema puisi Terdapat 1-3 kata yang tidak sesuai dengan tema puisi

Terdapat 4-6 kata tidak sesuai dengan tema puisi

Terdapat > 7 kata tidak sesuai tema puisi

Keseluruhan kata tidak sesuai dengan tema puisi 5 4 3 2 1 5

4 Rima Rima menimbulkan irama yang sangat merdu, sehingga memberi kesan estetik pada pendengaran dan perasaan. Rima menimbulkan irama yang merdu, sehingga memberi kesan estetik pada pendengaran dan perasaan.

Rima menimbulkan irama cukup merdu, sehingga memberi kesan cukup estetik pada pendengaran dan perasaan.

5

4

3


(55)

36

Rima menimbulkan irama yang kurang merdu, sehingga memberi kesan kurang estetik pada pendengaran dan perasaan. Rima menimbulkan irama yang tidak merdu, sehingga memberi kesan tidak estetik pada pendengaran dan perasaan.

2

1

3.5.3 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru

Data aktivitas guru diperoleh dari lembar observasi yang diamati selama kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia melalui media gambar berlangsung di sekolah. Table 3.4 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru

No Aspek Skor

1 2 3 4 5

I PRAPEMBELAJARAN

1.Mempersiapkan siswa untuk belajar 2. Melakukan kegiatan apersepsi

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan Materi Pembelajaran

3.Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 4.Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

5.Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa 6.Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

B Pendekatan/Strategi Pembelajaran

7.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa

8.Melaksanakan pembelajaran secara runtut 9.Menguasai kelas

10.Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

11.Melaksanakan pembelajaran yang

memungkinkan tumbuhnya kebiasaan posit 12.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan


(56)

70

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan hasil analisis data dapat ditarik simpulan bahwa pembelajaran melalui media gambar dapat diimplementasikan untuk meningkatkan kompetensi menulis puisi siswa. Hal ini didasarkan pada temuan sebagai berikut.

1. Pembelajaran menulis puisi jika direncanakan dengan baik dan memanfaatkan media gambar akan membantu siswa untuk mengembangkan ide-ide yang berkaitan dengan puisi yang akan ditulis sehingga dapat meningkatkan kompetensi menulis puisi siswa.

2. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis puisi yang didesain secara bertahap dan terprogram dapat membantu siswa dalam menulis puisi, siswa lebih senang belajar Bahasa Indonesia, terutama pada pembelajaran menulis puisi yang selama ini tidak disukai siswa, pembelajaran menjadi efektif dan siswa aktif.

3. Penilaian hasil kerja siswa yang dipantau dan ditindak lanjuti secara terus-menerus akan membantu siswa untuk meningkatkan kompetensi menulis puisi, kompetensi siswa dalam menulis puisi cenderung meningkat.

4. Skor rata-rata kemampuan menulis puisi pada pra siklus, di kelas VIII SMP Negeri 1 Way Lima adalah 50,36 dengan kategori kurang, menjadi 62,29 dengan kategori cukup pada siklus I, dan 74,16 dengan kategori Baik pada siklus II. Setiap siklus terjadi peningkatan diantaranya: (a) peningkatan


(57)

71

ketuntasan belajar kelas VIII pada prasiklus sebanyak 2 siswa atau persentase 6%, 14 atau 60% pada siklus I, dan 22 atau 90,62% pada siklus II; (b) nilai tertinggi yang diperoleh siswa di kelas VIII pada pra siklus 60, 80 pada siklus I, dan 85 pada siklus II.

5.2 Saran

Sehubungan dengan simpulan penelitian ini, peneliti mengemukakan saran kepada guru Bahasa Indonesia, dalam hal ini guru kelas VIII SMP Negeri 1 Way LIama Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam menulis puisi, hendaknya guru menyusun rencana pembelajaran yang efektif, kreatif, dan inovatif. Pembelajaran melalui media gambar dapat dijadikan sebagai salah satu altenatif pembelajaran di sekolah.

2. Dalam pembelajaran, guru hendaknya merencanakan dan memperhatikan kebutuhan lingkungan siswa, strategi, metode, media dan evaluasi agar pembelajaran lebih berorientasi pada proses atau tujuan, bukan pada target materi yang harus diselesaikan.

3. Dalam memberikan pelatihan kepada siswa hendaknya hasil pelatihan dikoreksi dan dikembalikan agar siswa termotivasi untuk melakukan


(58)

72

pelatihan, dan mengetahui letak kelemahan yang perlu mereka benahi sehingga siswa dapat meningkatkan kompertensinya.

4. Dalam membelajarkan siswa hendaknya selalu mengupayakan adanya pembiasaan kecakapan hidup, agar siswa memiliki kompetensi kognitif, efektif, dan psikomotor yang baik dalam bidang menulis, khususnya menulis puisi.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga.

Aminudin. 2010. Mahir Menulis Puisi. Jakarta: Sketsa Aksara Lalitya.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Ashar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Hernawan, Asep Herry. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Husnan, Ema. 1987. Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa Bandung. Krisnawati, Erlin. 2008. Menulis Puisi. Jakarta: Pacu Minat Baca.

Muslich, Masnur. 2011. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Itu Muda.

Jakarta: Bumi Aksara.

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sadiman dkk. 2011. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Santosa, Puji. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sugono. 2011. Buku Praktis Bahasa Indonesia.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


(60)

Suliani, Ni Nyoman Wetty. 2004. Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia. Lampung: Unila.

... 2009. Perencanaan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Lampung: Unila.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa Bandung.


(1)

36

Rima menimbulkan irama yang kurang merdu, sehingga memberi kesan kurang estetik pada pendengaran dan perasaan. Rima menimbulkan irama yang tidak merdu, sehingga memberi kesan tidak estetik pada pendengaran dan perasaan.

2

1

3.5.3 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru

Data aktivitas guru diperoleh dari lembar observasi yang diamati selama kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia melalui media gambar berlangsung di sekolah. Table 3.4 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru

No Aspek Skor

1 2 3 4 5

I PRAPEMBELAJARAN

1.Mempersiapkan siswa untuk belajar 2. Melakukan kegiatan apersepsi

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan Materi Pembelajaran

3.Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 4.Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

5.Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa 6.Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan B Pendekatan/Strategi Pembelajaran

7.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa

8.Melaksanakan pembelajaran secara runtut 9.Menguasai kelas

10.Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

11.Melaksanakan pembelajaran yang

memungkinkan tumbuhnya kebiasaan posit 12.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan


(2)

70

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan hasil analisis data dapat ditarik simpulan bahwa pembelajaran melalui media gambar dapat diimplementasikan untuk meningkatkan kompetensi menulis puisi siswa. Hal ini didasarkan pada temuan sebagai berikut.

1. Pembelajaran menulis puisi jika direncanakan dengan baik dan memanfaatkan media gambar akan membantu siswa untuk mengembangkan ide-ide yang berkaitan dengan puisi yang akan ditulis sehingga dapat meningkatkan kompetensi menulis puisi siswa.

2. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis puisi yang didesain secara bertahap dan terprogram dapat membantu siswa dalam menulis puisi, siswa lebih senang belajar Bahasa Indonesia, terutama pada pembelajaran menulis puisi yang selama ini tidak disukai siswa, pembelajaran menjadi efektif dan siswa aktif.

3. Penilaian hasil kerja siswa yang dipantau dan ditindak lanjuti secara terus-menerus akan membantu siswa untuk meningkatkan kompetensi menulis puisi, kompetensi siswa dalam menulis puisi cenderung meningkat.

4. Skor rata-rata kemampuan menulis puisi pada pra siklus, di kelas VIII SMP Negeri 1 Way Lima adalah 50,36 dengan kategori kurang, menjadi 62,29 dengan kategori cukup pada siklus I, dan 74,16 dengan kategori Baik pada siklus II. Setiap siklus terjadi peningkatan diantaranya: (a) peningkatan


(3)

71

ketuntasan belajar kelas VIII pada prasiklus sebanyak 2 siswa atau persentase 6%, 14 atau 60% pada siklus I, dan 22 atau 90,62% pada siklus II; (b) nilai tertinggi yang diperoleh siswa di kelas VIII pada pra siklus 60, 80 pada siklus I, dan 85 pada siklus II.

5.2 Saran

Sehubungan dengan simpulan penelitian ini, peneliti mengemukakan saran kepada guru Bahasa Indonesia, dalam hal ini guru kelas VIII SMP Negeri 1 Way LIama Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam menulis puisi, hendaknya guru menyusun rencana pembelajaran yang efektif, kreatif, dan inovatif. Pembelajaran melalui media gambar dapat dijadikan sebagai salah satu altenatif pembelajaran di sekolah.

2. Dalam pembelajaran, guru hendaknya merencanakan dan memperhatikan kebutuhan lingkungan siswa, strategi, metode, media dan evaluasi agar pembelajaran lebih berorientasi pada proses atau tujuan, bukan pada target materi yang harus diselesaikan.

3. Dalam memberikan pelatihan kepada siswa hendaknya hasil pelatihan dikoreksi dan dikembalikan agar siswa termotivasi untuk melakukan


(4)

72

pelatihan, dan mengetahui letak kelemahan yang perlu mereka benahi sehingga siswa dapat meningkatkan kompertensinya.

4. Dalam membelajarkan siswa hendaknya selalu mengupayakan adanya pembiasaan kecakapan hidup, agar siswa memiliki kompetensi kognitif, efektif, dan psikomotor yang baik dalam bidang menulis, khususnya menulis puisi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Aminudin. 2010. Mahir Menulis Puisi. Jakarta: Sketsa Aksara Lalitya.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Ashar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hernawan, Asep Herry. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Husnan, Ema. 1987. Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa Bandung. Krisnawati, Erlin. 2008. Menulis Puisi. Jakarta: Pacu Minat Baca.

Muslich, Masnur. 2011. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Itu Muda. Jakarta: Bumi Aksara.

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sadiman dkk. 2011. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Santosa, Puji. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sugono. 2011. Buku Praktis Bahasa Indonesia.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


(6)

Suliani, Ni Nyoman Wetty. 2004. Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi

dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia. Lampung: Unila.

... 2009. Perencanaan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Lampung: Unila.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.