PENUTUP PERANAN ASEAN DALAM MENGATASI KONFLIK ANTARA REPUBLIK RAKYAT CINA (RRC) DENGAN NEGARA-NEGARA ANGGOTA ASEAN TERKAIT PENDAKUAN REPUBLIK RAKYAT CINA (RRC) ATAS SELURUH WILAYAH PERAIRAN LAUT CINA SELATAN.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Melihat perkembangan yang terjadi terkait konflik teritorial di Laut Cina
Selatan, Republik Rakyat Cina (RRC) sering kali bersikap tidak konsisten dan
kadang kala menunjukkan sikap yang tidak mau berkompromi terhadap berbagai
upaya yang dianggap mengganggu kepentingan RRC atas wilayah Laut Cina
Selatan. ASEAN sebagai organisasi utama di kawasan Asia Tenggara diharapkan
tampil sebagai badan representatif bagi negara-negara anggotanya yang terlibat
konflik teritorial di Laut Cina Selatan. Bagi ASEAN, upaya pembentukan
instrumen legal dan mengikat melalui Code of Conduct (COC) merupakan
langkah yang tepat, namun persoalan lain justru muncul dari negara-negara
anggota ASEAN sendiri, ASEAN belum mampu mencapai kesepakatan bersama
tentang COC tersebut karena nuansa kepentingan masing-masing negara yang
sangat kental, akibatnya kemungkinan atau potensi konflik terbuka akan semakin
besar.

56


57

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka penulis dapat
memberikan saran sebagai berikut:
1. Konflik teritorial di Laut Cina Selatan yang melibatkan negara-negara anggota
ASEAN dengan Republik Rakyat Cina (RRC) sudah berlangsung begitu lama,
untuk itu ASEAN sebagai organisasi utama di kawasan Asia Tenggara perlu
mendorong dengan tegas pihak-pihak yang berkonflik, khususnya negaranegara anggotanya yang terkait dengan konflik di Laut Cina Selatan, untuk
menyamakan perspektif bahwa suasana damai di kawasan Laut Cina Selatan
sangat diperlukan karena konflik yang berlarut-larut dapat mempengaruhi
stabilitas keamanan, politik dan ekonomi di kawasan, terlebih lagi
berpengaruh pada hubungan antar anggota ASEAN.
2. Selain upaya untuk mendorong terciptanya kesamaan perspektif di antara
negara-negara anggotanya terkait penyelesaian konflik, ASEAN juga perlu
secara intens melakukan upaya diplomatik kepada pemerintah RRC untuk
menyusun sebuah aturan yang lebih mengikat secara hukum sehubungan
dengan pengelolaan konflik di kawasan Laut Cina Selatan sebagai wujud
finalisasi dari COC melalui perundingan damai. Alasan mengapa upaya ini

perlu dilakukan secara terus menerus adalah dalam rangka upaya penyelesaian
konflik untuk jangka panjang, agar konflik Laut Cina Selatan ini tidak terus
menerus berlarut-larut.

DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Abdul Rivai Ras, 2001, Konflik Laut Cina Selatan, PT. Rendino Putra Sejati, Jakarta.
Alan Collins, 2001, The Security Dilemmas of Southeast Asia , ISEAS, Singapura.
Chairul Anwar, 1989, Horizon Baru Hukum Laut Internasional Konvensi Hukum
Laut 1982, Djambatan, Jakarta.
C.P.F. Luhulima, 1997, ASEAN Menuju Postur Baru, CSIS, Jakarta.
Djalinus Syah, 1984, Mengenal ASEAN dan Negara-Negara Anggotanya , Kreasi Jaya
Utama, Jakarta.
Mochtar Kusumaatmadja, 1978, Hukum Laut Internasional, Binacipta, Bandung.
Retno Windari, 2009, Hukum Laut Zona-Zona Maritim Sesuai UNCLOS 1982 dan
Konvensi-Konvensi Bidang Maritim, Bakorkamla, Jakarta.
Sekretariat Jenderal ASEAN, 2013, ASEAN Annual Report 2011-2012, ASEAN
Secretariat Resource Centre, Jakarta.
Sekretariat Nasional ASEAN, 1991, ASEAN Selayang Pandang, Departemen Luar

Negeri RI, Jakarta.
Sugeng Istanto, 1994, Hukum Internasional, Penerbit Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, Yogyakarta.
Sulaiman Nitiatma, 1995, Hukum Internasional Teritorialitas, C.V. Indrajaya,
Semarang.
Sumaryo Suryokusumo, 1997, Studi Kasus Hukum Organisasi Internasional, Alumni,
Bandung.

Artikel:
Karmin Suharna, 2012, Konflik dan Solusi Laut Cina Selatan dan Dampaknya Bagi
Ketahanan Nasiona l, Majalah Tannas edisi 94, Jakarta.
Kamus:
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat, 2012, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Perjanjian Internasional:
UNCLOS (United Nation Convention on the Law of the Sea) Tahun 1982.
Deklarasi Bangkok Tahun 1967.
Piagam ASEAN Tahun 2007.
Website:
http://bbc.co.uk/indonesia/2012/12/121204_vietnam_cina

http:// bagusnugraha97.wordpress.com/2011/11/13/pengertian-asean
http://cangkang.vivanews.com
http://ir.binus.ac.id
http://www.riaupos.com

Dokumen yang terkait

Aspek Hukum Penolakan Republik Rakyat Cina Terhadap Keputusan Arbitrase Internasional Dalam Kasus Laut Cina Selatan

3 44 82

PERANAN ASEAN DALAM MENGATASI KONFLIK ANTARA REPUBLIK RAKYAT CINA (RRC) DENGAN NEGARA-NEGARA ANGGOTA ASEAN TERKAIT PENDAKUAN REPUBLIK RAKYAT CINA (RRC) ATAS SELURUH WILAYAH PERAIRAN LAUT CINA SELATAN.

1 13 19

SKRIPSI PERANAN ASEAN DALAM MENGATASI KONFLIK ANTARA REPUBLIK RAKYAT CINA (RRC) DENGAN NEGARA-NEGARA ANGGOTA ASEAN TERKAIT PENDAKUAN REPUBLIK RAKYAT CINA (RRC) ATAS SELURUH WILAYAH PERAIRAN LAUT CINA SELATAN.

1 4 11

PENDAHULUAN PERANAN ASEAN DALAM MENGATASI KONFLIK ANTARA REPUBLIK RAKYAT CINA (RRC) DENGAN NEGARA-NEGARA ANGGOTA ASEAN TERKAIT PENDAKUAN REPUBLIK RAKYAT CINA (RRC) ATAS SELURUH WILAYAH PERAIRAN LAUT CINA SELATAN.

0 4 16

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KARET INDONESIA KE RRC (REPUBLIK RAKYAT CINA) TAHUN 1999 2009

0 18 94

PERBANDINGAN AKUMULASI CADANGAN DEVISA REPUBLIK RAKYAT CINA (RRC) DENGAN PERBANDINGAN AKUMULASI CADANGAN DEVISA REPUBLIK RAKYAT CINA (RRC) DENGAN AKUMULASI CADANGAN DEVISA INDONESIA TAHUN 1995-2009.

0 3 17

IMPLEMENTASI PERJANJIAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN REPOBLIK RAKYAT CINA (RRC) TENTANG KEWARGANEGARAAN MASYARAKAT TIONGHOA DI INDONESIA.

0 1 6

ASEAN DALAM KISRUH LAUT CINA SELATAN

0 0 13

23 BAB II Profil Republik Rakyat Cina (RRC) Sebelum Sampai Dengan Deng Xiaoping II. 1 Sejarah Republik Rakyat Cina(RRC)

0 1 17

KEPENTINGAN REPUBLIK RAKYAT CINA BERGABUNG DALAM WTO (PENERIMAAN STANDAR LINGKUNGAN DALAM KEBIJAKAN EKONOMI RRC) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 161