HUBUNGAN PERSEPSI LINGKUNGAN PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FKIK UMY

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERSEPSI LINGKUNGAN PEMBELAJARAN

DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FKIK UMY

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

GITA SUHA YURANDA

20120310007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FKIK UMY

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

GITA SUHA YURANDA

20120310007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Gita Suha Yuranda

NIM : 20120310007

Program Studi : Pendidikan Dokter

Fakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicatumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta,11 Juni 2016

Yang membuat pernyataan,

Tanda Tangan


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Taala Wabarakatuh

Tiada kata yang dapat penulis ucapkan selain puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah maka penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu syarat memperoleh derajat sarjana kedokteranpada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan judul “Hubungan Persepsi Lingkungan Pembelajaran dengan Hasil Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Dokter FKIK UMY”.

Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari kesempurnaan, olehnya dengan kerendahan hati mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan karya tulis ilmiah ini. Pada kesempatan ini, izinkan penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berperan serta dalam membantu penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Ucapan terima kasih diberikan kepada:

1. dr. H. Ardi Pramono, Sp.An., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. dr. Alfaina Wahyuni, Sp,OG., M.Kes. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter.

3. dr. Nurhayati, M.Med.ED selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan proposal.

4. dr. Ekorini Listiowati, MMR. selaku dosen pembimbing akademik

5. Kedua orang tua saya bapak Yurnalis dan Ibu Raja Zaharah serta abang dan kakak saya yang selalu mendoakan saya.

6. Sahabat sahabat saya yang selalu membantu saya dalam keadaan susah maupun senang.


(5)

v

Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal atas segala kebaikan, dukungan dan bantuan yang telah didapatkan penulis dari pihak-pihak tersebut di atas. AMIN YA RABBIL ALAMIN. Penulis juga mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Yogyakarta, 11 Juni 2016


(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

INTISARI ... x

ABSTARCT ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Keaslian Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Persepsi ... 7

2. Lingkungan Pembelajaran ... 8

3. Pembelajaran ... 11

4. Belajar ... 15

5. Hasil Belajar ... 16

6. Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa ... 20

B. Kerangka Konsep ... 21

C. Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel ... 22

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

D. Variabel Penelitian ... 24

E. Definisi Operasional... 24

F. Alat dan Bahan Penelitian ... 25

G. Jalannya penelitian ... 25

H. Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 27

B. Pembahasan ... 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37 LAMPIRAN


(7)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Subyek Penelitian Program Studi Pendidikan Dokter berdasarkan angakatan dan

Jenis Kelamin ... 27 Tabel 2. Distribusi Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa

berdasarkan Persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran ... 28 Tabel 3. Distribusi Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa

berdasarkan Persepsi mahasiswa terhadap Dosen... 28 Tabel 4. Distribusi Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa

berdasarkan Persepsi mahasiswa Terhadap Akademik ... 29 Tabel 5. Distribusi Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa

berdasarkan Persepsi mahasiswa Terhadap Suasana ... 30 Tabel 6. Distribusi Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa

berdasarkan Persepsi mahasiswa Terhadap Sosial Mahasiswa ... 30 Tabel 7. Hubungan Persepsi Lingkungan Pembelajaran dengan Hasil


(8)

viii

DAFTAR GAMBAR


(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Inform Consent Lampiran 2. Kuesioner Lampiran 3. Analisis Data


(10)

(11)

x

Hubungan Persepsi Lingkungan Pembelajaran dengan Hasil Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Dokter FKIK UMY

Gita suha yuranda1, Nurhayati, M. Med.ED2 1

Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMY, 2Bagian Medical Education UMY

INTISARI

Latar Belakang: Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaian mutu pendidikan yang baik. Proses belajar yang kondusif menyebabkan mahasiswa lebih aktif, termotivasi dan betah untuk belajar. Penciptaan lingkungan pembelajaran yang efektif melibatkan kegiatan di kelas atau pada saat perkuliahan, pengajaran dan ruang kelas untuk penggunaan waktu yang efektif. Suatu proses pembelajaran yang kondusif dapat di ketahui dari hasil belajar mahasiswa. Hasil belajar bisa di pengaruhi oleh bagaimana mahasiswa memandang lingkungan sekitarnya, bagaimana mahasiswa menilai persepsi mereka tentang lingkungan yang harmonis, penuh perhatian dan kasih sayang akan membantu mahasiswa belajar dengan baik karena dapat memberikan motivasi, lingkungan juga dapat menciptakan situasi belajar yang baik. Mahasiswa dapat menilai apakah lingkungan belajar mereka positif atau negatif. Metode: Metode penelitian yang diambil adalah rancangan penelitian cross-sectional study dengan besar sampel sebanyak 87 mahasiswa dengan instrument menggunakan kuesioner Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM).

Hasil: Hubungan persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar Keseluruhan dengan angka probabilitas 0,906 yang berarti tidak terdapat hubungan antara persepi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar pada mahasiswa karena p > 0.05.

Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar pada Mahasiwa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UMY.


(12)

xi UMY

ABSTARCT

Background : The learning process is one factor that is very influential in achieving a good quality of education . Conducive learning process led to the students more active , motivated and like to learn . Creation of an effective learning environment involving activities in the classroom or during lectures , teaching and classrooms for effective use of time . A conducive learning process can be in the know of student results. Learning outcomes can be influenced by how the students looked at the surrounding environment , how students rated their perception of the environment that is harmonious, caring and compassion will help students learn well because it can provide motivation , the environment also can create a good learning situation . Students can assess whether their learning environment is positive or negative .

Methods : The research method is taken from research design cross- sectional study with a sample size of 87 students of the instrument using a questionnaire Dundee Ready Educational Environment Measure ( dreem ) .

Results : The relationship of perception learning environment with learning outcomes overall with the number probability 0,906 , which means there is no relationship between perceptions of learning environment with learning outcomes in students because p > 0.05

Conclusions : There was no relationship between perceptions of the learning environment with learning outcomes in the Medical Education Program Students FKIK UMY .

Keywords : Relationships , perception , learning environments , learning outcomes


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaian mutu pendidikan yang baik. Proses belajar yang kondusif menyebabkan mahasiswa lebih aktif, termotivasi dan betah untuk belajar. Penciptaan lingkungan pembelajaran yang efektif melibatkan kegiatan di kelas atau pada saat perkuliahan, pengajaran dan ruang kelas untuk penggunaan waktu yang efektif. Suatu proses pembelajaran yang kondusif dapat di ketahui dari hasil belajar mahasiswa.

Hasil belajar merupakan suatu masalah yang potensial bagi sejarah setiap mahasiswa.Indikator keberhasilan pembelajaran seorang mahasiswa salah satunya dapat dilihat dari pencapaian prestasi akademiknya.Prestasi akademik mahasiswa secara objektif dinilai dari perolehan indeks prestasi.Indeks prestasi akademik diperoleh mahasiswa minimal setelah diadakan evaluasi semester.

Hasil belajar bisa di pengaruhi oleh bagaimana mahasiswa memandang lingkungan sekitarnya, bagaimana mahasiswa menilai persepsi mereka tentang lingkungan yang harmonis, penuh perhatian dan kasih sayang akan membantu mahasiswa belajar dengan baik karena dapat memberikan motivasi, lingkungan juga dapat menciptakan situasi belajar yang baik. Mahasiswa dapat menilai apakah lingkungan belajar mereka positif atau negatif.


(14)

Kemampuan belajar sangat penting dalam pendidikan kedokteran untuk memberi bekal lulusan agar menjadi seorang yang memiliki keahlian khusus di bidangnya. Komponen keberhasilan dalam kemampuan belajar mandiri antara lain adalah: peran dosen sebagai fasilitator, identifikasi kebutuhan belajar, pengembangan tujuan pembelajaran, identifikasi sumber yang sesuai, implementasi proses, komitmen pada kontrak dan evaluasi pembelajaran. Aplikasi belajar mandiri dalam pendidikan kedokteran dan kesehatan mempunyai keterbatasan dengan sangat beragamnya implementasi dan pendefinisian tentang kemampuan belajar mandiri oleh dosen (Murad dan Varkey, 2008).

Belajar merupakan proses internal pada diri pembelajar yang berlangsung seumur hidup untuk memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup. Belajar di alami siswa dalam suatu proses, yaitu proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut bisa didapatkan melalui alam, tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia dan bahan pembelajaran yang di bentuk dalam buku-buku pelajaran itu sendiri (Dimyati dan mudjiono, 2006).

Islam adalah agama yang memberikan perhatian besar terhadap ilmu pengetahuan. Perhatian ini dibuktikan melalui turunnya wahyu pertama Qs. Al-Alaq ayat 1-5 :


(15)

3

Artinya :

Bacalah dengan (menyebut) nama Rabb-mu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan Rabb-mulah Yang Maha Pemurah.Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Tahap pendidikan terbagi atas pendidikan sarjana kedokteran dan pendidikan profesi dokter. Perkuliahan dilakukan di kampus, rumah sakit dan praktek di lapangan dengan metode pembelajaran full Problem Based Learning (PBL) yang merupakan strategi pembelajaran student centered learning. Metode pembelajaran ini menempatkan mahasiswa sebagai peserta didik aktif dan dosen sebagai mitra belajar maupun fasilitator. Sistem pembelajaran PBL dilaksanakan dalam blok-blok yang di dalamnya meliputi kuliah, tutorial, praktikum dan skill lab yang menggunakan pendekatan pre klinis dan klinis.

Pada penelitian ini peneliti ingin meneliti bagaimana hubungan persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar di lingkungan pembelajaran pendidikan kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dikarenakan hal ini belum pernah di teliti sebelumnya. Mahasiswa pendidikan dokter UMY juga memiliki hasil nilai belajar yang rendah pada blok blok tertentu tetapi ada juga pada blok lain nilai yang mereka dapatkan sangat bagus tanpa harus di remediasi. Alasan inilah yang menjadikan peneliti memilih judul tersebut.

Dari latar belakang, maka peneliti ingin mengetahui, “Adakah hubungan

persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Dokter FKIK UMY ".


(16)

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang dapat ditarik dari latar belakang adalah “Adakah hubungan persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar mahasiswa

Prodi Pendidikan Dokter FKIK UMY ?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum:

Mengetahui hubungan persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar mahasiswa program studi Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Tujuan khusus:

a. Mengetahui tingkat persepsi lingkungan pembelajaran mahasiswa program studi Pendidikan Dokter Universitas Muhammadyah Yogyakarta

b. Mengetahui tingkat hubungan persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi mahasiswa: Memberikan wacana terhadap bagaimana penilaian persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UMY.

2. Bagi peneliti: Mengetahui bagaimana hubungan persepsi lingkungan dengan hasil evaluasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UMY untuk dijadikan evaluasi mutu di masa mendatang.


(17)

5

3. Bagi instusi pendidikan: Sumber informasi bagaimana hubungan persepsi lingkungan dengan hasil evaluasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UMY.

E. Keaslian Penelitian

1. Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Nyimas Natasha Ayu Shafira, Anwar Jusuf, dan Setyawati Budiningsih (2014) dengan judul “Persepsi mahasiswa lingkungan pembelajaran dengan strategi pembelajaran

mahasiswa program studi pendidikan dokter Universitas Jambi”.

Persamaaan pada penelitian yang dilakukan adalah sama-sama meneliti persepsi lingkungan dan metode yang digunakan yaitu cros sectional dengan kuesioner Dundee ready educational environment measure (DREEM). Sedangkan, perbedaan pada penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang akan di teliti tidak meneliti strategi pembelajaran dan perbedaan juga terdapat pada lokasi dan sampel penelitian. Penelitian sebelumnya dilakukan di Universitas Jambi dengan sampel Mahasiswa kedokteran semester 2, 4 dan 6 sedangkan penelitian yang akan di teliti saat ini berlokasi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan sampel mahasiswa kedokteran semester 2, 4, 6 dan 8 menggunakan variabel hasil prestasi akademik yang di peroleh dari data sekunder yang diambil dari data bagian akademik.

2. Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Ted Brown, Brett William, dan Marty Lynch (2011) dengan judul “The Australian DREEM: evaluation studunet perceptions of academic learning environments within eight


(18)

health science courses”. Persamaan pada penelitian yang akan dilakukan

adalah sama-sama meneliti lingkungan pembelajaran dan metode yang digunakan cross sectional dengan kuesioner DREEM. Sedangkan perbedaan pada penelitian yang akan dilakukan terletak di lokasi dan sampel yang digunakan. Pada penelitian sebelumnya menggunakan sampel 548 mahasiswa kesehatan di Australia tepatnya di Monash University sedangan penelitian yang akan di teliti menggunakan sampel angkatan tahun 2012 sampai 2015 dengan jumlah 86 sampel di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(19)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka 1. Persepsi

a. Pengertian Persepsi

Secara umum, persepsi adalah proses internal kita untuk mengevaluasi lingkungan. pengertian persepsi lainnya:

1) Persepsi sebagai proses yang memungkinkan suatu organisasi menerima dan menganalisis informasi (Brian Fellows)

2) Persepsi adalah pengamatan tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan (Rakhmat)

3) Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal. Dengan kata lain persepsi adalah cara kita mengubah energi-energi fisik lingkungan kita menjadi lingkungan yang bermakna. Persepsi juga di artikan proses menyimpulkan informasi yang ada dan menafsirkan pesan (Jalaluddin, 2008).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Dalam membentuk persepsi, pemikiran yang ada di pengaruhi oleh faktor-faktor dari eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi persepsi itu sendiri.Faktor persepsi dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti sikap, motivasi, kepentingan atau minat, pengalaman dan pengharapan. Faktor lain yang mempengaruhi adalah


(20)

umur, tingkat pendidikan sosial, budaya, gaya hidup, dan ekonomi setiap individu.

2. Lingkungan Pembelajaran

Lingkungan pembelajaran merupakan manifestasi, operasionalisasi, dan konseptualiasi dari suatu kurikulum yang melibatkan berbagai faktor dan aspek suatu instusi kemudian menjadi karakteristik lingkungan dan mempunyai pengaruh terhadap keseluruhan program pendidikan (Ayu dkk, 2014).

Sertain (seorang ahli psikologi Amerika) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan pembelajaran (environment) meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life process kita kecuali gen-gen (Purwanto, 1995)

Lingkungan pembelajaran oleh para ahli sering disebut sebagai lingkungan pendidikan.Lingkungan pendidikan adalah segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kegiatan pendidikan (Hadikusumo, 1996).

Lingkungan pembelajaran merupakan sumber materi dan alat bantu pembelajaran. Menurut Prayitno (2009) lingkungan pembelajaran terdiri dari lingkungan fisik, hubungan sosio-emosional.Lingkungan teman sebaya dan tetangga.

Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar berpijak pada pemikiran mengenai empat pilar belajar yang dikemukakan UNESCO ( Setiadi,2007), yaitu :


(21)

9

a. Learning to know, yaitu proses pembelajaran yang memungkinkan siswa menguasai tehnik menemukan pengetahuan dan bukan semata-mata hanya memperoleh pengetahuan

b. Learning to do, yaitu memberdayakan siswa agar mampi berbuat untuk memperkaya pengalaman belajar, meningkatkan interaksi dengan lingkungan baik fisik, social maupun budaya, sehingga siswa mampu membangunkan pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia sekitar.

c. Learning to life together dengan membekali kemampuan untuk hidup bersama orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, dan saling pengertian .

d. Learning to be adalah keberhasilan yang dicapai dari tiga pilar diatas. 1) Persepsi lingkungan pembelajaran

Persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pendidikan merupakan dasar yang berguna untuk memodifikasi dan meningkatkan kualitas lingkungan pendidikan. Ramsden and Entwistle (1981) melaporkan hubungan yang positif terhadap karakteristik pengajaran, pentingnya orientasi belajar, dan sikap yang positif untuk belajar. Penelitian mereka menunjukan hubungan positif antara skala yang mewakili cara mengajar yang baik (persiapan yang baik, suka menolong , dosen yang berkomitmen) dengan skala yang digunakan dalam mempersentasikan pentingnya orientasi belajar (pendekatan yang


(22)

mendalam, ide yang berkaitan, penggunaan terhadap kasus dan motivasi intrinsik). (Mayya & Roh, 2004)

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Entwistle, Kozeki dan Tait (1989) skor skala menggambarkan persepsi sekolah dan guru menunjukan hubungan yang positif antara level motivasi dan pendekatan pembelajaran.

Brown, dkk.(2011) menemukan persepsi lingkungan bervariasi antara tingkat tahun pendaftaran. Mahasiswa tingkat kedua lebih positif dibandingkan mahasiswa tingkat keempat. 2) Instrumen lingkungan pembelajaran

Menurut Roff (1997) dalam penelitian Dundee Ready Edicational Environment Measure (DREEM) instrument lingkungan pembelajaran di pendidikan dokter terdiri dari 5 subskala :

a) Persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran b) Persepsi mahasiswa terhadap Mahasiswa lainnya c) Persepsi mahasiswa terhadap Dosen atau Guru d) Persepsi mahasiswa terhadap kehidupan sosial e) Persepsi mahasiswa terhadap suasana

Terjadinya proses pembelajaran yang kondusif tidak terlepas dari tersedianya lingkungan pembelajaran yang efektif pula. Lingkungan pembelajaran meliputi beberapa hal sebagai berikut:


(23)

11

a. Manajemen kelas

Kontribusi antara strategi pengajar dalam manajemen kelas meliputi dari tingkat kehadiran, praturan instusi sekolah dan kelas, respon pengajar terhadap pendapat peserta didik, dan instruksi yang memperbaiki suasana belajar.

b. Persistensi dari masalah manajemen

Orang tua dan guru atau dosen mengidentifikasi masalah dengan kritis untuk mengetahui masalah- masalah dalam proses belajar.

3. Pembelajaran

a. Pengertian pembelajaran

Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi peserta didik menjadi kompetensi.Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang yang membantu.Menurut Dimyati dan Mudjiono pembelajaran adalah kegiatan guru atau dosen secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar (Syaiful Sagala, 2011).

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses


(24)

pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda.

Konsep pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan (Syaiful Sagala, 2011). b. Komponen pembelajaran

Sumiati dan Asra (2009) mengelompokkan komponen-komponen pembelajaran dalam tiga kategori utama, yaitu: guru, isi atau materi pembelajaran, dan siswa. Interaksi antara tiga komponen utama melibatkan metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan terciptanya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.

Keempat komponen yang berhubungan dan saling berpengaruh satu sama lain, yaitu: Tujuan dalam proses belajar-mengajar merupakan komponen pertama yang harus ditetapkan dalam proses pengajaran berfungsi sebagai indikator keberhasilan pengajaran. Tujuan yang jelas dan operasional dapat ditetapkan bahan pelajaran yang harus menjadi kegiatan belajar-mengajar.Metode dan alat yang


(25)

13

digunakan dalam pengajaran.Penilaian yang harus memainkan fungsi dan perannya (Sudjana, 2004).

c. Metode pembelajaran

Pelaksanakan proses pembelajaran perlu dipikirkan metode pembelajaran yang tepat. Menurut Sumiati dan Asra (2009) ketepatan penggunaan metode pembelajaran tergantung pada kesesuaian metode pembelajaran materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber atau fasilitas, situasi dan kondisi dan waktu.Metode pembelajaran mahasiswa mempengaruhi strategi mahasiswa dalam belajar. Secara umum pembelajaran mahasiswa dibagi menjadi dua katagori yaitu , pendekatan belajar mendalam dan pendekatan belajar dangkal (superficial).

Sejak diperkenalkan pada tahun 1969, metode problem-based learning (PBL) telah merevolusi pendidikan kedokteran di seluruh dunia. Fakultas kedokteran di Asia telah memulai penerapan PBL dalam kurikulum PBL meskipun memiliki sejarah yang Kontroversial (Michael Caesario, 2010 ).

1) Sistem Problem-based Learning (PBL)

PBL merupakan suatu metode pendekatan pendidikan kedokteran dengan menggunakan bahan stimulus kepada mahasiswa untuk membantu mahasiswa berdiskusi tentang masalah yang penting, pertanyaan maupun issu (Rita Endriani dan Elda Nazriati, 2009).


(26)

Menurut Pawitan (2006) yang dikutip oleh Rita (2009) PBL juga merupakan pembelajaran yang didapat dari proses untuk mendapatkan pengertian atau proses pemecahan masalah dengan menggunakan problem, trigger(pemicu). Pemicu digunakan sebagai fokus atau ransangan untuk pemecahan masalah atau kemampuan.

PBL merupakan proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata dan lalu, dari masalah ini mahasiswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya (prior knowledge) sehingga prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Diskusi dengan menggunakan kelompok kecil atau disebut tutorial merupakan poin utama dalam penerapan PBL (Zulharman, 2007). 2) Komponen PBL

a) Tutorial

Metode PBL adalah metode pembelajaran berdasarkan masalah, salah satunya adalah dengan menggunakan kelompok kecil, yang masing-masing kelompok terdiri 5-10 mahasiswa berkerja bersama-sama dengan durasi 2-3 jam dalam periode 4-7 hari.Kelompok kecil ini kita sebut dengan tutorial (Amin, 2009).


(27)

15

b) Praktikum

Proses pembelajaran dalam bentuk praktikum yang langsung melibatkan mahasiswa agar mahasiswa memiliki kemampuan hard-skill dari materi yang diberikan.

c) Skill lab

Skill lab adalah laboraturium tempat belajar mengembangkan kemampuan procedural knowledge dalam hal keterampilan klinik (suryadi, 2008).

d) Perkuliahan

Dalam perkuliahan mahasiswa mendapat materi atau pengajaran dari dosen. Dalam PBL ini perkuliahan tidak hanya dilakukan satu arah tetapi dua arah, antara dosen dan mahasiswa.

4. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan situasi baru (Crow, 1984).

Belajar adalah perubahan relative permanen dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang diperoleh dari pengalaman dan tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat tertentu semacam penyakit, kelelahan, atau obat-obatan (Gregory A.kimble, 1997).


(28)

b. Ciri-ciri Belajar

Menurut Baharuddin dan Esa N.W (2007), ciri-ciri belajar meliputi: 1) Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.

2) Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relative permanen

3) Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bias jadi bersifat potensial.

4) Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman.

5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.

Syah (2003) mengatakan perubahan sebagai hasil belajar itu memiliki tiga ciri, yaitu :

1) Perubahan intensional. Perubahan intensional adalah perubahan yang terjadi dalam diri individu dilakukan dengan sengaja dan disadari.

2) Perubahan positif dan aktif. Perubahan sebagai cirri belajar bersifat positif dan aktif. Bersifat positif maksudnya perubahan itu baik, bermanfaat dan sesuai dengan yang diharapkan.

3) Perubahan itu efektif dan fungsional. 5. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar.Prestasi belajar merupakan salah satu


(29)

17

indikator daya serap dan kecerdasan mahasiswa yang biasa digunakan untuk menyusun dan menetapkan keputusan/ langkah kebijakan baik yang menyangkut mahasiswa, pendidikan maupun institusi yang mengelola program pendidikan (Syah, 2008).

Hasil belajar merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan atau kapasitas yang dimiliki seseorang (Sukmadinata, 2003).Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya.Baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, berpikir, maupun motorik.

Sardiman (2009) menyatakan hasil belajar merupakan hasil pencapaian dari tujuan belajar yang meliputi bidang keilmuan dan pengetahuan (kognitif), bidang personal (afektif) serta bidang kelakuan (psikomotorik).

Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya (Winkel, 2005).

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motovasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedan di pelajari (Sadirman,2009).


(30)

Menurut Slameto (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah faktor dalam dan luar.

1) Faktor dalam, faktor yang mempengaruh keberhasilan belajar yang berasal dari siswa yang sedang belajar meliputi kondisi fisiologis dan kondisi psikologis.

Faktor fisiologis juga disebut faktor jasmaniah yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh.Sedangkan faktor psikologis mencakup intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan.

2) Faktor luar, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa dan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar meliputi beberapa faktor, yaitu :

a) Faktor keluarga mencakup bagaimana cara orang tua mendidik, suasana rumah , keadaan ekonomi dan pengertian orang tua. b) Faktor sekolah yang meliputi metode mengajar, kurikulum,

relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pembelajaran, dan waktu sekolah

c) Faktor masyarakat meliputi kegiatan dalam masyarakat dan bentuk kehidupan masyarakat.

Pendapat lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supryiono yaitu:


(31)

19

1) Faktor internal

a) Faktor jasmani, termasuk penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.

b) Faktor psikologis, baik bawaan maupun yang di peroleh yang terdiri atas:

Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat juga faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

2) Faktor intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi,emosi, penyesuaian diri.

3) Faktor Eksternal, yang terdiri dari faktor sosial, budaya, lingkungan fisik dan faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Jadi, berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di golongkan menjadi dua yaitu:

1) Faktor Internal

Faktor ini berkaitan dengan segala yang berhubungan dengan diri siswa itu sendiri berupa motivasi, minat, bakat, kepandaian, kesehatan, sikap, perasaan dan faktor pribadi lainnya.

2) Faktor Eksternal

Faktor ini berhubungan dengan pengaruh yang datang dari luar individu berupa sarana dan prasarana, lingkungan, masyarkat, guru, metode pembelajaran, kondisi sosial, ekonomi dan lain sebagainya.


(32)

6. Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa

Indek prestasi kumulatif (IPK) merupakan angka yang menunjukan penilaian prestasi mahasiswa atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari awal semester sampai semester akhir yang telah ditempuh (Arief, 2012).

Institusi pendidikan kedokteran harus menetapkan metode penilaian hasil belajar yang mampu menggambarkan pencapaian kompetensi sesuai dengan Standar kompetensi Dokter.

Pada akhir pendidikan dilakukan uji kompetensi yang bersifat nasional untuk memperoleh ijazah dokter dari institusi pendidikan sekaligus sertifikat kompetensi dari institusi yang berwenang. Penjelasannya :

a. Penentuan kelulusan harus menggunakan Penilaian Acuan Patokan (Criterion-referenced)

b. Kriteria kelulusan merupakan hasil pencapaian kompetensi dengan mempertimbangkan aspek hard skills dan soft skills.

c. Penilaian hasil belajar harus memenuhi asas validitas, reliabilitas, kelayakan dan mendorong proses belajar.


(33)

21

B. Kerangka Konsep

Keterangan :

Diteliti = Tidak diteliti =

Gambar 1 kerangka konsep (Slameto, 2005)

C. Hipotesis

1. Ho : Terdapat hubungan positif terhadap persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar mahasiswa prodi pendidikan dokter FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. H1 : Tidak Terdapat hubungan terhadap persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajat mahasiswa prodi pendidikan dokter FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Proses Belajar

Faktor Dalam (Internal) : Jasmani dan Psikologis

Faktor Luar (Eksternal)

Sekolah: 1.kurikulum 2.dosen/guru 3.mahasiswa Keluarga

Hasil Belajar


(34)

22

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang diambil adalah rancangan penelitian observasi analitik dengan desain penelitian potong lintang (cross-sectional). Dalam penelitian potong lintang, variable sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Pengumpulan data untuk jenis ini, baik variable resiko atau sebab (independent variable) maupun variable akibat (dependent variable) dilakukan secara bersama-sama atau sekaligus.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan dokter Fakultas kedokteran dan Ilmu kesehatan (FKIK) angkatan tahun 2012 sampai dengan 2015 yang berjumlah 799 orang. 2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi yang akan diambil (Notoatmojo, 2005). Kriteria inklusi dan eksklusi yang diterapkan dalam penilitan ini adalah:

a. Kriteria Inklusi :

1) Terdaftar sebagai mahasiswa aktif di UMY

2) Mahasiswa angkatan tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 program studi pendidikan dokter FKIK UMY


(35)

23

3) Sudah mengikuti ujian blok III 4) Mahasiswa kooperatif

b. Kriteria Ekslusi :

1) Tidak mengisi kuesioner secara benar dan lengkap

2) Mahasiswa yang nilai MCQ blok III belum keluar karena berbagai sebab

Teknik pengambilan sampel dalam penilitian ini adalah cross-sectional dan jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus minimal sampel size (Lemeshow, 1997) dengan perhitungan sebagai berikut :

Keterangan :

n : Besar sampel minimal N : Jumlah populasi

Z : Standar deviasi normal untuk 1,96 dengan CI 95% d : Derajat ketepatan yang digunakan oleh 90% atau 0,1 p : Proporsi target populasi adalah 0,5

q : Proporsi tanpa atribut 1-p = 0,5

n = 1,962.799.0,5.0,5 0,12.(799 - 1)+1,962.0,5.0,5 = 85,8305669

Untuk mempermudah perhitungan dan pengolahan data pada sampel, maka peneliti membulatkan angka sampel menjadi 86.


(36)

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, terhitung sejak Agustus 2015- Januari 2016.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas yaitu persepsi lingkungan pembelajaran 2. Variabel terikat yaitu hasil belajar

E. Definisi Operasional

1. Persepsi lingkungan pembelajaran

Pada penelitian ini, definisi persepsi lingkungan pembelajaran adalah : a. persepsi mahasiswa terhadap lingkungan belajar dengan skala skore

0-12 : Sangat Buruk, 13-24 : Buruk, 25-36: Sedang, 37-48:baik.

b. Persepsi mahasiswa terhadap dosen dengan skala skore 0-11 : Sangat Buruk 12-22 : Buruk 23-33 : Sedang 34-44 : Baik.

c. Persepsi mahasiswa terhadap kehidupan sosial mahasiswa dengan skala skore 0-7 : sangat buruk, 8-14: Buruk, 15-21: Sedang, 22-28: Baik.

d. Persepsi mahasiswa terhadap suasana pembelajaran dengan skala skore 0-12: Sangat Buruk 13-24 : Buruk 25-36 : Sedang 37-48 : Baik.

2. Hasil belajar

Pada penilitian ini, definisi hasil belajar adalah hasil yang dicapai peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar. Instrumen evaluasi yang digunakan adalah hasil belajar dari nilai regular blok III dengan skala skore A: 75 B: 70 BC: 65 C<60 .


(37)

25

F. Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan penilitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM) yang berisi 49 pertanyaan dan telah di uji validitas dan reliabilitas oleh Roff (1997) dan kuesioner ini dikembangkan menggunakan masukan dari 80 pendidik medis internasional yang mengunjungi Dundee 1995-1997. Kuesioner ini telah di adaptasi ke dalam bahasa Indonesia dan sudah di validitas dan reliabilitas oleh peneliti. Sembilan dari 49 petanyaan merupakan pernyataan negatif. Setiap pernyataan mempunyai skor atau nilai 0-4 di mana 4 = sangat setuju, 3 = setuju, 2 = tidak yakin, 1 = tidak setuju, 0 = sangat tidak setuju. Pernyataan negatif harus mendapatkan skor dalam urutan yang terbalik sehingga semakin tinggi skor semakin positif persepsi semua pernyataan.

G. Jalannya penelitian

1. Meminta perizinan ke Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2. Meminta data hasil belajar mahasiswa pendidikan dokter angkatan tahun 2013 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

3. Melakukan penyebaran kuesioner yang telah disiapkan dan melakukan penandatanganan persetujuan


(38)

H. Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian, Analisis korelasi merupakan salah satu teknik statistic yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel atau lebih. Pada penelitian ini data yang digunakan berskala numerik (variabel 1) dan berskala numerik (variabel 2), untuk alasan tersebut digunakan uji korelasi kategorikal Pearson melalui program SPSS 17.0 for Windows yang cocok dengan variable penelitian (Notoatmodjo, 2005). Data dinyatakan dengan interval kepercayaan (IK) atau confidence Interval 95%dengan batasan kemaknaan yang diterima bila p<0,05.


(39)

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan angkatan 2012, 2013, 2014 dan 2015 yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 87 mahasiswa. Tidak ada responden yang drop out. Karakteristik subyek penelitian seperti table berikut ini :

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Subyek Penelitian Program Studi Pendidikan Dokter berdasarkan angakatan dan Jenis Kelamin

Karakteristik Responden

Jumlah (N) Prosentase (%) Angkatan

2012 22 25,3

2013 21 24,1

2014 22 25,3

2015 2 2 25,3

Jenis Kelamin

Laki-laki 43 49,4

Perampuan 44 50,6

Total 87 100

Sumber : Data Primer

Bardasarkan Tabel 1, diketahui bahwa responden angkatan 2012 berjumlah 22 mahasiswa (25,3%) , angkatan 2013 berjumlah 21 mahasiswa (24,1%), angkatan 2014 berjumlah 22 mahasiswa (25,3%) dan angkatan 2015 berjumlah 22 mahasiswa (25,3%). Berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa jumlah responden laki-laki berjumlah 43 mahasiswa (49.4%) sedangkan perampuan 44 mahasiswa (50,6%).


(40)

Tabel 2. Distribusi Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa berdasarkan Persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran

Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa

Responden

Jumlah (N) Prosentase (%) Persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran

Sangat Buruk 0 0

Buruk 1 1,2

Sedang 24 27,5

Baik 62 71,3

Total 87 100

Keterangan skor tabel : 0-12 : Sangat Buruk 13-24 : Buruk

25-36 : Sedang 37-48 : Baik

Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran mayoritas responden memiliki persepsi yang baik terhadap pembelajaran sebanyak 62 mahasiswa (71,3%). Mahasiswa yang memiliki Persepsi terhadap pembelajaran sedang sebanyak 24 mahasiswa (27,5%) dan tingkat persepsi buruk berjumlah 1 mahasiswa (1,2%). Pada persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran tidak didapatkan hasil yang sangat buruk.

Tabel 3. Distribusi Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa berdasarkan Persepsi mahasiswa terhadap Terhadap Dosen

Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa

Responden

Jumlah (N) Prosentase (%) Persepsi mahasiswa terhadap dosen

Sangat Buruk 0 0

Buruk 0 0

Sedang 12 13,8

Baik 75 86,2

Total 87 100

Keterangan skor tabel : 0-11 : Sangat Buruk 12-22 : Buruk

23-33 : Sedang 34-44 : Baik


(41)

29

Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa persepsi mahasiswa terhadap dosen mayoritas responden memiliki persepsi yang baik terhadap dosen sebanyak 75 mahasiswa (86,2 %). Mahasiswa yang memiliki persepsi sedang sebanyak 12 mahasiswa (13.8) dan pada tingkat persepsi mahasiswa terhadap dosen tidak didapatkan hasil yang buruk.

Tabel 4. Distribusi Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa berdasarkan Persepsi mahasiswa Terhadap Akademik

Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa

Responden

Jumlah (N) Prosentase (%) Persepsi mahasiwa terhadap akademik

Sangat Buruk 0 0

Buruk 1 1,2

Sedang 7 8

Baik 79 90,8

Total 87 100

Keterangan skor tabel : 0-8 : Sangat Buruk 9-16 : Buruk

17-24 : Sedang 25-32 : Baik

Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa persepsi mahasiswa terhadap akademik mayoritas didapatkan hasil yang baik 79 mahasiswa (90,8%). Mahasiswa yang memiliki persepsi sedang berjumlah 7 mahasiswa (8%) dan pada tingkat persepsi buruk berjumlah 1 mahasiswa (1,2%). Sedangkan pada tingkat persepsi terhadap akademik tidak didapatkan hasil yang sangat buruk.


(42)

Tabel 5. Distribusi Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa berdasarkan Persepsi mahasiswa Terhadap Suasana

Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa

Responden

Jumlah (N) Prosentase (%) Persepsi mahasiswa terhadap suasana pembelajaran

Sangat Buruk 0 0

Buruk 1 1,2

Sedang 6 6,9

Baik 80 91,9

Total 87 100

Keterangan skor tabel : 0-12 : Sangat Buruk 13-24 : Buruk

25-36 : Sedang 37-48 : Baik

Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa persepsi mahasiswa terhadap suasana pemebalajaran mayoritas didapatkan hasil Baik 80 mahasiswa (91,9%). Mahasiswa yang memiliki persepsi sedang berjumlah 6 mahasiswa (6,9 %) dan pada tingkat persepsi mahasiswa yang buruk berjumlah 1 mahasiswa (1,2 %). Sedangkan pada tingkat persepsi mahasiswa terhadap suasana tidak didapatkan hasil yang sangat buruk.

Tabel 6. Distribusi Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa berdasarkan Persepsi mahasiswa Terhadap Sosial Mahasiswa

Tingkat Persepsi

lingkunganpembelajaran Mahasiswa

Responden

Jumlah (N) Prosentase (%) Persepsi kehidupan sosial mahasiswa

Sangat Buruk 0 0

Buruk 1 1,2

Sedang 10 11,5

Baik 76 87,3

Total 87 100

Keterangan skor tabel : 0-7 : Sangat Buruk 8-14 : Buruk

15-21 : Sedang 22-28 : Baik


(43)

31

Berdasarkan Tabel 6, diketahui bahwa persepsi mahasiswa terhadap mahasiswa mayoritas didapatkan hasil Baik 76 mahasiswa (87,3%). Mahasiswa yang memiliki persepsi sedang didapatkan hasil 10 mahasiswa (11,5 %) dan pada tingkat persepsi mahasiswa yang buruk didapatkan 1 mahasiswa (1,2 %). Sedangkan pada tingkat persepsi mahasiswa terhadap mahasiswa tidak didapatkan hasil yang sangat buruk.

Tabel 7. Hubungan Persepsi Lingkungan Pembelajaran dengan Hasil Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UMY

Karakteristik P R N

Angkatan 2012 0,558 0,132 22

2013 0,651 -0,105 21

2014 0,702 0,087 22

2015 0,906 0,027 22

Jenis Kelamin Laki-laki 0,897 -0,20 43

Perempuan 0,731 -0,53 44

Keseluruhan 0,719 0,093 87

Pada Tabel 7, didapatkan data hubungan persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar pada angkatan 2012 dengan angka probabilitas 0,558 yang berarti tidak terdapat hubungan antara persepi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar pada mahasiswa angkatan 2012 karena p > 0.05.

Angkatan 2013 dengan angka probabilitas 0,651 yang berarti tidak terdapat hubungan antara persepi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar pada angkatan 2013 karena p > 0.05.

Angkatan 2014 dengan angka probabilitas 0,702 yang berarti tidak terdapat hubungan antara persepi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar pada mahasiswa angkatan 2014 karena p > 0.05.


(44)

Angkatan 2015 dengan angka probabilitas 0,906 yang berarti tidak terdapat hubungan antara persepi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar pada mahasiswa angkatan 2015 karena p > 0.05.

Hubungan persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar pada mahasiswa berjenis kelamin perampuan dengan angka probabilitas 0,731 dan pada mahasiswa berjenis kelamin laki-laki 0,897 yang berarti tidak terdapat hubungan antara persepi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar berdasarkan jenis kelamin karena p > 0.05.

Hubungan persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar Keseluruhan dengan angka probabilitas 0,906 yang berarti tidak terdapat hubungan antara persepi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar pada mahasiswa karena p > 0.05.

B. Pembahasan

Uji statistik data yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji person pada program komputer Statistical Package for the Social Sciences (SPSS 17.0).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar pada mahasiswa program studi pendidikan dokter FKIK UMY. Berdasarkan Katagori persepsi didapatkan hasil keseluruhan baik antara persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran. Persepsi yang baik terhadap lingkungan pembelajaran bisa diartikan bahwa lingkungan pembelajaran di FKIK UMY sudah berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan mahasiswa.Seperti halnya dari penelitian yang dilakukan pada mahasiswa ilmu kesehatan di Monash


(45)

33

University umumnya mahasiswa menunjukan persepsi positif terhadap lingkungan pendidikan mereka. Hal ini menunjukan pendekatan yang berpusat pada mahasiswa (Brown , et al., 2011).

Preethi, dkk. (2014) mengemukakan bahwa semua kelompok mahasiswa memiliki persepsi positif terhadap lingkungan pembelajaran mereka. Namun, ada beberapa area yang dianggap membuat mahasiswa lebih stress yang membuat mereka belajar secara otoriter dan menekankan pembelajaran faktual.

Hasil berbeda didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh Manal, dkk (2009) menemukan bahwa ada hubungan yang negatif pada lingkungan pembelajaran. Hal ini di pengaruhi oleh perubahan kurikulum pada pendidikan kesehatan yang dapat mempengaruhi persepsi negatif pada mahasiswa dan jika bisa mengatasi faktor-faktor tersebut bisa meningkatkan hasil belajar mahasiswa.Sedangkan pada penelitian oleh Kossioni, dkk. (2010) menemukan bahwa terdapat persepsi lingkungan pembelajaran yang positif di Athens Dental School, tetapi didapatkan juga beberapa hasil mahasiswa yang tampak stress, kelelahan dan kurangnya umpan balik yang sesuai dari dosen sehingga bisa memprovokasi perasaan yang negatif.

Table 7 menunjukan hubungan persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar didapatkan hasil probabilitas lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Angka probabilitas tersebut menegaskan bahwa H0 ditolak sehingga H1 diterima.Hal ini juga di dukung oleh penelitian Nyimas, dkk.(2014) yang melaporkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat akademik


(46)

mahasiswa dengan persepsi terhadap lingkungan pembelajaran.Hasil berbeda di dapatkan oleh Nyimas bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi lingkungan pembelajaran dengan strategi pembelajaran yaitu pembelajaran mendalam dan superficial yang menggunakan instrumen kuesioner DREEM dan ASSIST untuk menilai strategi pembelajaran mahasiswa.Hal ini tidak dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.

Selain itu, tidak adanya hubungan kedua variabel di karenakan banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar di antaranya faktor internal fisiologis dan psikologis pada mahasiswa meliputi kesehatan, inteligensi, minat, dan bakat dan faktor eksternal lingkungan dan instrument diantaranya meliputi lingkungan dan institusi pendidikan.

Masalah subjektivitas keterbatasan peneliti saat melakukan informed consent sebelum dilakukan pengambilan data kuesioner juga bisa mempengaruhi hasil dari penelitian ini. Peneliti menyadari bahwa kemungkinan besar tidak semua responden mengerti dan memahami sehingga responden memberikan informasi tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Alasan lain yang menjadi penyebab tidak adanya hubungan antara lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar adalah metode pembelajaran di FKIK UMY tidak hanya melalui materi yang di sampaikan pada saat kuliah, melainkan juga dari kegiatan tutorial praktikum biomedik maupun skill lab. Oleh karena itu dalam penelitian ini hanya menggambarkan penilaian selama perkuliahan.


(47)

35

Hasil yang berbeda dari penelitian oleh Zaini, menunjukkan bahwa persepsi terhadap lingkungan pembelajaran mempunyai hubungan dan dipengaruhi oleh tingkat akademik mahasiswa.Hal ini bisa dapat disebabkan karena perbedaan kurikulum yang digunakan oleh Zaini adalah kurikulum tradisional.

Hubungan persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar berdasarkan jenis kelamin juga tidak terdapat hubungan yang signifikan P>0,05. Hal ini juga di dukung oleh penelitian sebelumnya Berdasarkan skor DREEM untuk jenis kelamin tidak ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa laki-laki dan perampuan dalam tingkat prestasi akademik maupun tingkat prestasi yang rendah (Shreemathi dan Sue, 2004).


(48)

36

A. Kesimpulan

1. Mayoritas mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter memiliki tingkat persepsi yang baik terhadap lingkungan pembelajaran di FKIK UMY. 2. Tidak terdapat hubungan antara persepsi lingkungan pembelajaran dengan

hasil belajar pada Mahasiwa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UMY.

B. Saran

1. Saran Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Mempertingkatkan lingkungan pembelajaran agar didapatkan hasil yang lebih baik.

2. Saran Bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Mahasiswa diharapkan untuk selalu meningkatkan hasil belajar. 3. Saran Bagi peneliti Lain

a. Perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar

b. Lokasi dan subyek penelitian perlu diperbanyak dan diperluas untuk mendapatkan hasil yang optimal.

c. Memperbarui kuesioner mengenai hubungan persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar


(49)

37

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, N. N. (2014). Hubungan Persepsi Lingkungan Pembelajaran Dengan Strategi Pembelajaran Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi.

Bouhaimed, M., & dkk. (2008). Perception of the Educational Environment by Medical Students Undergoing a Curricular.

Brown, T., & dkk. (2011). The Australian DREEM: evaluating student perceptions of academic learning environments within eight health science courses.

Dimyati, & dkk. (2006). Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Kineka Cipta.

Hadikusumo, K. (1996). pengantar Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press. Semarang: IKIP Semarang press.

Kossioni, A. E. (2010). Students’ perceptions of the educational environment .

Mayya, S. S., & Roh, S. (2004). Students’ Perceptions of Educational

Environment: A Comparison Of Academic an Under-Achievers at Kasturba Medical College, India.

Muhibbidin, s. (1995). Psikologi Pendeketan Sebuah pendeketan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Paddiansyah, Y. K., Elfrida, S., & Fitri, a. D. (2014). Hubungan SELF-ASSESSMENT dalam Kelompok Tutorial.

Purwanto, M. N. (1995). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Kemaja Kosda Karya.

Setyaningtyas, E. (2011). Hubungan Adversity Quetient AQ dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Kebidanan Universitas Sebelas Maret. Skripsi tidak diterbitkan. Solo: universitas Sebelas Maret.

Slameto. (2005). Belajar Dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, n. (2013). Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: sinar Baru Algansindo.


(50)

(51)

Lampiran 1.

INFORM CONSENT

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

Yang bertandatangan di bawah ini, saya: Nama:

Usia :

Saya telah membaca surat permohonan dan mendapatkan penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan oleh saudari Gita Suha Yurandaa, mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

dengan judul “ Hubungan Persepsi Lingkungan Pembelajaran dengan Hasil Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Dokter FKIK UMY”.

Saya telah mengerti dan memahami tujuan dan manfaat dari penelitian yang akan dilakukan. Saya mengerti dan yakin bahwa peneliti akan menghormati hak-hak saya dan menjaga kerhasiaan semua data yang diperoleh dari saya. Saya memutuskan bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun. Adakah bentuk kesediaan saya adalah untuk menjawab pertanyaan sesuai yang tercantum pada kuesioner penelitian.

Demikian surat pernyataan ini saya buat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui Yogyakarta, 2015 Peneliti,


(52)

Silakan mengisi kuesioner ini dengan tanda centang (√) sesuai dengan penilaian sebagai berikut:

TS berarti tidak setuju R berarti Ragu-ragu S berarti Setuju

SS berarti Sangat Setuju

Kuesioner ini untuk mengevaluasi lingkungan pembelajaran di pendidikan dokter FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 10-15 menit untuk menyelesaikan kuesioner ini.

Terima kasih yang mendalam atas partisipasinya.

NIM :

Jenis Kelamin : L/P (lingkari yang sesuai)

No Pernyataan STS TS R S SS

1 Saya termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam perkuliahan

2 Dosen kami mempunyai pengetahuan yang cukup

3 Ada system penunjang yang baik bagi mahasiswa yang stress

4 Saya terlalu capek sehingga tidak bisa menikmati perkuliahan

5 Strategi belajar yang saya gunakan sebelum saya kuliah masih cocok saya gunakan setelah saya kuliah

6 Dosen kami bersikap sabar

7 Proses perkuliahan sangat menstimulus belajar 8 Dosen kami bersikap meremehkan mahasiswa 9 Dosen kami bersikap otoriter

10 Saya yakin tahun ini IP saya bagus


(53)

rileks

12 Pembelajaran sesuai dengan jadwal

13 Kegiatan pembelajaran berfokus ke mahasiswa (student-centered)

14 Saya jarang merasa bosan mengikuti kegiatan pembelajaran

15 Saya mempunyai teman baik di kampus 16 Perkuliahan membantu mengembangkan

kompetensi saya

17 Mencontek tidak merupakan masalah 19 Kehidupan social saya bagus

20 Perkuliahan terfokus sesuai materi yang harus disampaikan

21 Saya mereasa saya dipersiapkan dengan baik untuk menjadi Dokter

22 Proses perkuliahan membantu mengembangkan rasa percaya diri saya

23 Situasi perkuliahan berlangsung rileks

24 Waktu perkuliahan dimanfaatkan dengan efektif 25 Proses belajar tahun lalu merupakan modal

persiapan yang bagus untuk proses pembelajaran tahun ini

26 Saya dapat mengingat semua materi yang harus saya ingat

27 Saya jarang merasa kesepian

28 Dosen kami memberikan umpan balik ke mahasiswa dengan baik

29 Ada kesempatan bagi saya untuk

mengembangkan keterampilan interpersonal 30 Saya belajar banyak tentang empati dalam

profesi saya

31 Dosen kami memberikan kritik yang membangun

32 Saya merasa nyaman secara sosial

33 Lingkungan pembelajaran selama tutorial berlangsung rilek

34 Saya rasa pengalaman saya selama ini mengecewakan

35 Saya bisa berkonsentrasi belajar dengan baik 36 Dosen kami memberikan contoh-contoh yang

jelas

37 Saya paham tujuan pembelajaran setiap mata kuliah

38 Ada dosen kami yang marah dikelas 39 Dosen kami menyiapkan diri dengan baik


(54)

42 Situasi pembelajaran memotivasi saya sebagai mahasiswa

43 Situasi perkuliahan memotivasi saya untuk menjadi mahasiswa yang aktif

44 Sebagian besar yang saya pelajari relevan untuk karir saya di bidang kesehatan

45 Akomodasi saya menyenangkan

46 Proses belajar yang mendalam lebih ditekankan dari pada proses belajar yang superfisial

47 Proses pembelajaran terlalu teacher-centered (berpusat pada dosen)

48 Saya mendapatkan kesempatan untuk menanyakan apa yang saya ingin tanyakan 49 Ada mahasiswa yang mengganggu par dosen


(55)

Lampiran 3. ANALISIS DATA Correlations Correlations 1 ,132 ,558 22 22 ,132 1 ,558 22 22

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Persepsi 2012

Nilai 2012

Persepsi

2012 Nilai 2012

Correlations Correlations 1 -,105 ,651 21 21 -,105 1 ,651 21 21

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Persepsi 2013

Nilai 2013

Persepsi

2013 Nilai 2013

Correlations Correlations 1 ,087 ,702 22 22 ,087 1 ,702 22 22

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Persepsi 2014

Nilai 2014

Persepsi


(56)

1 ,027 ,906 22 22 ,027 1 ,906 22 22

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Persepsi 2015

Nilai 2015

Persepsi

2015 Nilai 2015

Correlations Correlati ons 1 -,053 ,731 44 44 -,053 1 ,731 44 44 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Persepsi Perempuan Nilai Perempuan Persepsi Perempuan Nilai Perempuan Correlations Correlati ons 1 -,020 ,897 43 43 -,020 1 ,897 43 43 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Persepsi Laki-laki Nilai Laki-laki Persepsi


(57)

Correlations

Correlatio ns

1 -,039

,719

87 87

-,039 1

,719

87 87

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Persepsi

Nilai


(58)

Gita suha yuranda1

, Nurhayati, M. Med.ED2

1

Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMY, 2Bagian Medical Education UMY

ABSTARCT

Background : The learning process is one factor that is very influential in achieving a good quality of education . Conducive learning process led to the students more active , motivated and like to learn . Creation of an effective learning environment involving activities in the classroom or during lectures , teaching and classrooms for effective use of time . A conducive learning process can be in the know of student results. Learning outcomes can be influenced by how the students looked at the surrounding environment , how students rated their perception of the environment that is harmonious, caring and compassion will help students learn well because it can provide motivation , the environment also can create a good learning situation . Students can assess whether their learning environment is positive or negative . Methods : The research method is taken from research design cross- sectional study with a sample size of 87 students of the instrument using a questionnaire Dundee Ready Educational Environment Measure ( dreem ) .

Results : The relationship of perception learning environment with learning outcomes overall with the number probability 0,906 , which means there is no relationship between perceptions of learning environment with learning outcomes in students because p > 0.05

Conclusions : There was no relationship between perceptions of the learning environment with learning outcomes in the Medical Education Program Students FKIK UMY .


(59)

INTISARI

Latar Belakang: Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaian mutu pendidikan yang baik. Proses belajar yang kondusif menyebabkan mahasiswa lebih aktif, termotivasi dan betah untuk belajar. Penciptaan lingkungan pembelajaran yang efektif melibatkan kegiatan di kelas atau pada saat perkuliahan, pengajaran dan ruang kelas untuk penggunaan waktu yang efektif. Suatu proses pembelajaran yang kondusif dapat di ketahui dari hasil belajar mahasiswa. Hasil belajar bisa di pengaruhi oleh bagaimana mahasiswa memandang lingkungan sekitarnya, bagaimana mahasiswa menilai persepsi mereka tentang lingkungan yang harmonis, penuh perhatian dan kasih sayang akan membantu mahasiswa belajar dengan baik karena dapat memberikan motivasi, lingkungan juga dapat menciptakan situasi belajar yang baik. Mahasiswa dapat menilai apakah lingkungan belajar mereka positif atau negatif.

Metode:Metode penelitian yang diambil adalah rancangan penelitian cross-sectional study dengan besar sampel sebanyak 87 mahasiswa dengan instrument menggunakan kuesioner Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM).

Hasil:Hubungan persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar Keseluruhan dengan angka probabilitas 0,906 yang berarti tidak terdapat hubungan antara persepi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar pada mahasiswa karena p > 0.05.

Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar pada Mahasiwa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UMY. Kata Kunci: Hubungan,persepsi ,lingkungan pembelajaran,hasil belajar


(60)

pendidikan yang baik. Proses belajar yang kondusif menyebabkan mahasiswa lebih aktif, termotivasi dan betah untuk belajar. Penciptaan lingkungan pembelajaran yang efektif melibatkan kegiatan di kelas atau pada saat perkuliahan, pengajaran dan ruang kelas untuk penggunaan waktu yang efektif. Suatu proses pembelajaran yang kondusif dapat di ketahui dari hasil belajar mahasiswa.

Hasil belajar merupakan suatu masalah yang potensial bagi sejarah setiap mahasiswa. Indikator keberhasilan pembelajaran seorang mahasiswa salah satunya dapat dilihat dari pencapaian prestasi akademiknya. Prestasi akademik mahasiswa secara objektif dinilai dari perolehan indeks prestasi. Indeks prestasi akademik diperoleh mahasiswa minimal setelah diadakan evaluasi semester.

Hasil belajar bisa di pengaruhi oleh bagaimana mahasiswa memandang lingkungan sekitarnya, bagaimana mahasiswa menilai persepsi mereka tentang lingkungan yang harmonis, penuh perhatian dan kasih sayang akan membantu mahasiswa belajar dengan baik karena dapat memberikan motivasi, lingkungan juga dapat menciptakan situasi belajar yang baik. Mahasiswa dapat menilai apakah lingkungan belajar mereka positif atau negatif.

Kemampuan belajar sangat penting dalam pendidikan kedokteran untuk memberi bekal lulusan agar menjadi seorang yang memiliki keahlian khusus di bidangnya. Komponen keberhasilan

implementasi proses, komitmen pada kontrak dan evaluasi pembelajaran. Aplikasi belajar mandiri dalam pendidikan kedokteran dan kesehatan mempunyai keterbatasan dengan sangat beragamnya implementasi dan pendefinisian tentang kemampuan belajar mandiri oleh dosen (Murad dan Varkey, 2008).

Belajar merupakan proses internal pada diri pembelajar yang berlangsung seumur hidup untuk memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup. Belajar di alami siswa dalam suatu proses, yaitu proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut bisa didapatkan melalui alam, tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia dan bahan pembelajaran yang di bentuk dalam buku-buku pelajaran itu sendiri (Dimyati dan mudjiono, 2006).

Berdasarkan dari latar belakang perlu dilakukan adakah hubungan persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar pada mahasiwa kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Metode Penelitian

Metode penelitian yang diambil adalah rancangan penelitian cross-sectional study yaitu penelitian observasional untuk mempelajari hubungan persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar mahasiswa program studi pendidikan dokter Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang mana tempat pengambilan data


(61)

dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan dokter Fakultas kedokteran dan Ilmu kesehatan (FKIK) angkatan tahun 2012 sampai dengan 2015 yang berjumlah populasi 799 orang dan jumlah pada sampel di penelitian berjumlah 86 orang dengan hasil perhitungan sebagai berikut :

Keterangan :

n : Besar sampel minimal N : Jumlah populasi

Z : Standar deviasi normal untuk 1,96 dengan CI 95%

d : Derajat ketepatan yang digunakan oleh 90% atau 0,1

p : Proporsi target populasi adalah 0,5 q : Proporsi tanpa atribut 1-p = 0,5

n = 1,962.799.0,5.0,5 0,12.(799 - 1)+1,962.0,5.0,5 = 85,8305669

Untuk mempermudah perhitungan dan pengolahan data pada sampel, maka peneliti membulatkan angka sampel menjadi86.

Alat dan bahan penilitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM).

Hasil Penelitian

Table 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Subyek Penelitian Program Studi

Pendidikan Dokter berdasarkan angakatan dan Jenis Kelamin

Karakteristik Responden Angkatan Jumlah

(N)

Prosentase (%)

2012 22 25,3 2013 21 24,1 2014 22 25,3 2015 2 2 25,3 Jenis Kelamin

Laki-laki 43 49,4 Perampuan 44 50,6 Total 87 100

Bardasarkan Tabel 4.1, diketahui bahwa responden angkatan 2012 berjumlah 22 mahasiswa (25,3%) , angkatan 2013 berjumlah 21 mahasiswa (24,1%), angkatan 2014 berjumlah 22 mahasiswa (25,3%) dan angkatan 2015 berjumlah 22 mahasiswa (25,3%). Berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa jumlah responden laki-laki berjumlah 43 mahasiswa (49.4%) sedangkan perampuan 44 mahasiswa (50,6%).

Table 2 Distribusi Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa berdasarkan Persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa Responden Jumlah (N) Prosentase (%) Persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran

Sangat Buruk 0 0

Buruk 1 1,2

Sedang 24 27,5

Positif 62 71,3

Sumber : Data primer

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran mayoritas responden memiliki persepsi yang baik terhadap


(62)

persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran tidak didapatkan hasil yang sangat buruk. Table 3 Distribusi Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa berdasarkan Persepsi mahasiswa terhadap Terhadap Dosen Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa Responden Persepsi mahasiswa terhadap dosen Jumlah (N) Prosentase (%)

Sangat Buruk 0 0

Buruk 0 0

Sedang 12 13,8

Baik 75 86,2

Total 87 100

Sumber: Data primer

Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa persepsi mahasiswa terhadap dosen mayoritas responden memiliki persepsi yang baik terhadap dosen sebanyak 75 mahasiswa (86,2 %). Mahasiswa yang memiliki persepsi sedang sebanyak 12 mahasiswa (13.8) dan pada tingkat persepsi mahasiswa terhadap dosen tidak didapatkan hasil yang buruk.

Tabel 4 Distribusi Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa berdasarkan Persepsi mahasiswa Terhadap Akademik

Tingkat Persepsi lingkungan

Responden Jumlah Prosentase

akademik

Sangat Buruk 0 0

Buruk 1 1,2

Sedang 7 8

Baik 79 90,8

Total 87 100

Sumber : Data primer

Berdasarkan table 4 diketahui bahwa persepsi mahasiswa terhadap akademik mayoritas didapatkan hasil yang baik 79 mahasiswa (90,8%). Mahasiswa yang memiliki persepsi sedang berjumlah 7 mahasiswa (8%) dan pada tingkat persepsi buruk berjumlah 1 mahasiswa (1,2%). Sedangkan pada tingkat persepsi terhadap akademik tidak didapatkan hasil yang sangat buruk.

Table 5 Distribusi Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa berdasarkan Persepsi mahasiswa Terhadap Suasana Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa Responden Jumlah (N) Prosentase (%) Persepsi mahasiswa terhadap suasana pembelajaran

Sangat Buruk 0 0

Buruk 1 1,2

Sedang 6 6,9

Baik 80 91,9

Total 87 100

Sumber : Data primer

Berdasarkan table 5 diketahui bahwa persepsi mahasiswa terhadap suasana pemebalajaran mayoritas didapatkan hasil


(1)

dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan dokter Fakultas kedokteran dan Ilmu kesehatan (FKIK) angkatan tahun 2012 sampai dengan 2015 yang berjumlah populasi 799 orang dan jumlah pada sampel di penelitian berjumlah 86 orang dengan hasil perhitungan sebagai berikut :

Keterangan :

n : Besar sampel minimal N : Jumlah populasi

Z : Standar deviasi normal untuk 1,96 dengan CI 95%

d : Derajat ketepatan yang digunakan oleh 90% atau 0,1

p : Proporsi target populasi adalah 0,5 q : Proporsi tanpa atribut 1-p = 0,5

n = 1,962.799.0,5.0,5 0,12.(799 - 1)+1,962.0,5.0,5 = 85,8305669

Untuk mempermudah perhitungan dan pengolahan data pada sampel, maka peneliti membulatkan angka sampel menjadi 86.

Alat dan bahan penilitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM).

Hasil Penelitian

Table 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Subyek Penelitian Program Studi

Pendidikan Dokter berdasarkan angakatan dan Jenis Kelamin

Karakteristik Responden Angkatan Jumlah

(N)

Prosentase (%) 2012 22 25,3 2013 21 24,1 2014 22 25,3 2015 2 2 25,3 Jenis Kelamin

Laki-laki 43 49,4 Perampuan 44 50,6 Total 87 100

Bardasarkan Tabel 4.1, diketahui bahwa responden angkatan 2012 berjumlah 22 mahasiswa (25,3%) , angkatan 2013 berjumlah 21 mahasiswa (24,1%), angkatan 2014 berjumlah 22 mahasiswa (25,3%) dan angkatan 2015 berjumlah 22 mahasiswa (25,3%). Berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa jumlah responden laki-laki berjumlah 43 mahasiswa (49.4%) sedangkan perampuan 44 mahasiswa (50,6%).

Table 2 Distribusi Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa berdasarkan Persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran

Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran

Mahasiswa

Responden Jumlah

(N)

Prosentase (%) Persepsi

mahasiswa terhadap pembelajaran

Sangat Buruk 0 0

Buruk 1 1,2

Sedang 24 27,5

Positif 62 71,3

Sumber : Data primer

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran mayoritas responden memiliki persepsi yang baik terhadap


(2)

pembelajaran sebanyak 62 mahasiswa (71,3%). Mahasiswa yang memiliki Persepsi terhadap pembelajaran sedang sebanyak 24 mahasiswa (27,5%) dan tingkat persepsi buruk berjumlah 1 mahasiswa (1,2%). Pada persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran tidak didapatkan hasil yang sangat buruk. Table 3 Distribusi Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa berdasarkan Persepsi mahasiswa terhadap Terhadap Dosen

Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran

Mahasiswa

Responden

Persepsi mahasiswa terhadap dosen

Jumlah (N)

Prosentase (%) Sangat Buruk 0 0

Buruk 0 0

Sedang 12 13,8

Baik 75 86,2

Total 87 100

Sumber: Data primer

Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa persepsi mahasiswa terhadap dosen mayoritas responden memiliki persepsi yang baik terhadap dosen sebanyak 75 mahasiswa (86,2 %). Mahasiswa yang memiliki persepsi sedang sebanyak 12 mahasiswa (13.8) dan pada tingkat persepsi mahasiswa terhadap dosen tidak didapatkan hasil yang buruk.

Tabel 4 Distribusi Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa berdasarkan Persepsi mahasiswa Terhadap Akademik

Tingkat Persepsi lingkungan

Responden Jumlah Prosentase

pembelajaran Mahasiswa

(N)) (%

Persepsi mahasiwa terhadap akademik

Sangat Buruk 0 0

Buruk 1 1,2

Sedang 7 8

Baik 79 90,8

Total 87 100

Sumber : Data primer

Berdasarkan table 4 diketahui bahwa persepsi mahasiswa terhadap akademik mayoritas didapatkan hasil yang baik 79 mahasiswa (90,8%). Mahasiswa yang memiliki persepsi sedang berjumlah 7 mahasiswa (8%) dan pada tingkat persepsi buruk berjumlah 1 mahasiswa (1,2%). Sedangkan pada tingkat persepsi terhadap akademik tidak didapatkan hasil yang sangat buruk.

Table 5 Distribusi Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa berdasarkan Persepsi mahasiswa Terhadap Suasana

Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran

Mahasiswa

Responden Jumlah

(N)

Prosentase (%) Persepsi

mahasiswa terhadap suasana pembelajaran

Sangat Buruk 0 0

Buruk 1 1,2

Sedang 6 6,9

Baik 80 91,9

Total 87 100

Sumber : Data primer

Berdasarkan table 5 diketahui bahwa persepsi mahasiswa terhadap suasana pemebalajaran mayoritas didapatkan hasil


(3)

Baik 80 mahasiswa (91,9%). Mahasiswa yang memiliki persepsi sedang berjumlah 6 mahasiswa (6,9 %) dan pada tingkat persepsi mahasiswa yang buruk berjumlah 1 mahasiswa (1,2 %). Sedangkan pada tingkat persepsi mahasiswa terhadap suasana tidak didapatkan hasil yang sangat buruk.

Table 6 Distribusi Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran Mahasiswa berdasarkan Persepsi mahasiswa Terhadap Sosial Mahasiswa

Tingkat Persepsi lingkungan pembelajaran

Mahasiswa

Responden Jumlah

(N)

Prosentase (%) Persepsi

kehidupan sosial mahasiswa

Sangat Buruk 0 0

Buruk 1 1,2

Sedang 10 11,5

Baik 76 87,3

Total 87 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan table 6 diketahui bahwa persepsi mahasiswa terhadap mahasiswa mayoritas didapatkan hasil Baik 76 mahasiswa (87,3%). Mahasiswa yang memiliki persepsi sedang didapatkan hasil 10 mahasiswa (11,5 %) dan pada tingkat persepsi mahasiswa yang buruk didapatkan 1 mahasiswa (1,2 %). Sedangkan pada tingkat persepsi mahasiswa terhadap mahasiswa tidak didapatkan hasil yang sangat buruk.

Table 7 Hubungan Persepsi Lingkungan Pembelajaran dengan Hasil Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UMY

Karakteristik p r N

Angkatan 2012 0,558 0,132 22 2013 0,651

-0,105 21 2014 0,702 0,087 22 2015 0,906 0,027 22 Jenis

Kelamin

Laki-laki 0,897 -0,20 43 Perempuan 0,731 -0,53 44 Keseluruhan 0,719

-0,093 87

Pada table 7 didapatkan data hubungan persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar pada angkatan 2012 dengan angka probabilitas 0,558 yang berarti tidak terdapat hubungan antara persepi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar pada mahasiswa angkatan 2012 karena p > 0.05.

Angkatan 2013 dengan angka probabilitas 0,651 yang berarti tidak terdapat hubungan antara persepi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar pada angkatan 2013 karena p > 0.05.

Angkatan 2014 dengan angka probabilitas 0,702 yang berarti tidak terdapat hubungan antara persepi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar pada mahasiswa angkatan 2014 karena p > 0.05.

Angkatan 2015 dengan angka probabilitas 0,906 yang berarti tidak terdapat hubungan antara persepi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar pada mahasiswa angkatan 2015 karena p > 0.05.

Hubungan persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar pada mahasiswa berjenis kelamin perampuan dengan angka probabilitas 0,731 dan pada mahasiswa berjenis kelamin laki-laki 0,897 yang berarti tidak terdapat hubungan antara persepi lingkungan pembelajaran dengan


(4)

hasil belajar berdasarkan jenis kelamin karena p > 0.05.

Hubungan persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar Keseluruhan dengan angka probabilitas 0,906 yang berarti tidak terdapat hubungan antara persepi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar pada mahasiswa karena p > 0.05.

Diskusi

Berdasarkan Katagori persepsi didapatkan hasil keseluruhan baik antara persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran. Persepsi yang baik terhadap lingkungan pembelajaran bisa diartikan bahwa lingkungan pembelajaran di FKIK UMY sudah berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan mahasiswa. Seperti halnya dari penelitian yang dilakukan pada mahasiswa ilmu kesehatan di Monash

University umumnya mahasiswa

menunjukan persepsi positif terhadap lingkungan pendidikan mereka. Hal ini menunjukan pendekatan yang berpusat pada mahasiswa (Brown , et al., 2011).

Table 7 menunjukan hubungan persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar didapatkan hasil probabilitas lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Angka probabilitas tersebut menegaskan bahwa H0 (hipotesis nol) diterima sehingga H1 (hipotesis peneliti) ditolak. Hal ini juga di dukung oleh penelitian Nyimas, dkk. (2014) yang melaporkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat akademik mahasiswa dengan persepsi terhadap lingkungan pembelajaran. Hasil berbeda di dapatkan oleh Nyimas bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi lingkungan pembelajaran dengan strategi pembelajaran yaitu pembelajaran mendalam dan superficial yang menggunakan instrumen kuesioner DREEM dan ASSIST untuk menilai strategi pembelajaran

mahasiswa. Hal ini tidak dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.

Selain itu, tidak adanya hubungan kedua variabel di karenakan banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar di antaranya faktor internal fisiologis dan psikologis pada mahasiswa meliputi kesehatan, inteligensi, minat, dan bakat dan faktor eksternal lingkungan dan instrument diantaranya meliputi lingkungan dan institusi pendidikan.

Masalah subjektivitas keterbatasan peneliti saat melakukan informed consent sebelum dilakukan pengambilan data kuesioner juga bisa mempengaruhi hasil dari penelitian ini. Peneliti menyadari bahwa kemungkinan besar tidak semua responden mengerti dan memahami sehingga responden memberikan informasi tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Alasan lain yang menjadi penyebab tidak adanya hubungan antara lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar adalah metode pembelajaran di FKIK UMY tidak hanya melalui materi yang di sampaikan pada saat kuliah, melainkan juga dari kegiatan tutorial praktikum biomedik maupun skill lab. Oleh karena itu dalam penelitian ini hanya menggambarkan penilaian selama perkuliahan.

Hasil yang berbeda dari penelitian oleh Zaini, menunjukkan bahwa persepsi terhadap lingkungan pembelajaran mempunyai hubungan dan dipengaruhi oleh tingkat akademik mahasiswa. Hal ini bisa dapat disebabkan karena perbedaan kurikulum yang digunakan oleh Zaini adalah kurikulum tradisional.

Hubungan persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar berdasarkan jenis kelamin juga tidak terdapat hubungan yang signifikan P>0,05.


(5)

Hal ini juga di dukung oleh penelitian sebelumnya Berdasarkan skor DREEM untuk jenis kelamin tidak ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa laki-laki dan perampuan dalam tingkat prestasi akademik maupun tingkat prestasi yang rendah (Shreemathi dan Sue, 2004).

Kesimpulan

1. Mayoritas mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter memiliki tingkat persepsi yang baik terhadap lingkungan pembelajaran di FKIK UMY.

2. Tidak terdapat hubungan antara persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar pada Mahasiwa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UMY.

Saran

1. Saran Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta:

Mempertingkatkan lingkungan pembelajaran agar didapatkan hasil yang

lebih baik.

2. Saran Bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter:

Mahasiswa diharapkan untuk selalu meningkatkan hasil belajar.

3. Saran Bagi peneliti Lain

a. Perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar

b. Lokasi dan subyek penelitian perlu diperbanyak dan diperluas untuk mendapatkan hasil yang optimal.

c. Memperbarui kuesioner mengenai hubungan persepsi lingkungan pembelajaran dengan hasil belajar.

Daftar Pustaka

Ayu, N. N. (2014). Hubungan Persepsi Lingkungan Pembelajaran Dengan Strategi Pembelajaran Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi.

Bouhaimed, M., & dkk. (2008). Perception of the Educational Environment by Medical Students Undergoing a Curricular.

Brown, T., & dkk. (2011). The Australian DREEM: evaluating student perceptions of academic learning environments within eight health science courses.

Dimyati, & dkk. (2006). Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Kineka Cipta.

Hadikusumo, K. (1996). pengantar Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press. Semarang: IKIP Semarang press.

Kossioni, A. E. (2010). Students’ perceptions of the educational environment .

Mayya, S. S., & Roh, S. (2004). Students’ Perceptions of Educational Environment: A Comparison Of Academic an Under-Achievers at Kasturba Medical College, India.

Muhibbidin, s. (1995). Psikologi Pendeketan Sebuah pendeketan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Purwanto, M. N. (1995). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Kemaja Kosda Karya.

Setyaningtyas, E. (2011). Hubungan Adversity Quetient AQ dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Kebidanan Universitas Sebelas

Maret. Skripsi tidak diterbitkan. Solo:

universitas Sebelas Maret.

Slameto. (2005). Belajar Dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(6)

sudjana, n. (2013). Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: sinar Baru Algansindo.