ANALISIS KELAYAKAN USAHA DAN STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI SALE PISANG (Studi Kasus di Perusahaan Sale Pisang Suka Senang, Kec. Cijeungjing, Kab. Ciamis, Jawa Barat)

(1)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA DAN STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI SALE PISANG (Studi Kasus di Perusahaan Sale Pisang Suka Senang,

Kec. Cijeungjing, Kab. Ciamis, Jawa Barat)

SKRIPSI

Disusun Oleh : Rizky Firdaus Hartanto

20120220006

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat, rahmat, dan karunia-Nya, serta segala kekuatan, kemampuan, dan kesempatan yang telah dianugerahkan-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan masa perkuliahan dengan skripsi yang berjudul ANALISIS KELAYAKAN USAHA DAN STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI SALE PISANG (Studi Kasus di Perusahaan Sale Pisang Suka Senang, Kec. Cijeungjing, Kab. Ciamis, Jawa Barat), sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya kepada :

1. Yang pertama dan yang utama, Keluarga di Tasikmalaya, khususnya kedua orang tua. Bapak Dan Hartanto dan Ibu Yanti Damayanti, dan adik tercinta Sherin Nadya Ayudita yang sangat Penulis sayangi dan selalu memberi motivasi, bantuan, serta dukungan berupa doa dan semangat.

2. Ir. Sarjiyah, M.S sebagai Dekan Fakultas Pertanian UMY.

3. Ir. Eni Istiyanti, M.P. sebagai Ketua Program Studi Agribisnis dan dosen penguji yang telah banyak memberikan saran kepada Penulis demi kesempurnaan skripsi Penulis.

4. Dr. Aris Slamet Widodo, S.P, M.Sc. dan Dr. Ir. Sriyadi, M.P., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan motivasi, arahan, masukan dan bimbingan yang begitu berharga bagi Penulis selama proses penulisan skripsi.

5. Retno Wulandari, S.P, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik. 6. Seluruh dosen dan staff tata usaha di Fakultas Pertanian, Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan motivasi belajar selama proses perkuliahan.


(5)

v

7. H. Tarwa Hadi selaku pemilik usaha Sale Pisang Suka Senang yang telah memberikan izin, ilmu dan semangat kepada penulis dalam penelitian skripsi ini.

8. Semua rekan-rekan di Program Studi Agribisnis UMY 2012.

9. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dan memberikan doa dalam proses penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir.

10.Special thanks untuk Nadya Cahyaning Putri yang telah memberi semangat dan motivasi kepada Penulis sampai skripsi ini bisa selesai pada waktunya. Sebagai sebuah karya ilmiah, skripsi ini masih banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki Penulis. Masukan dan saran akan sangat berarti agar skripsi ini dapat dikembangkan dengan penelitian-penelitian selanjutnya. Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Yogyakarta, Desember 2016


(6)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

INTISARI... xii

ABSTRACT...xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 4

C. Kegunaan Penelitian... 4

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI ... 5

A. Tinjauan Pustaka ... 5

B. Kerangka Pemikiran ... 16

III. METODE PENELITIAN ... 18

A. Metode Dasar Penelitian ... 18

B. Teknik Penentuan Lokasi ... 18

C. Teknik Penentuan Responden ... 18

D. Teknik Pengumpulan Data ... 18

E. Jenis Data ... 19

F. Asumsi dan Pembatasan Masalah ... 19

G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 20

H. Teknik Analisis Data ... 21

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 25


(7)

vii

B. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ... 26

C. Lokasi Perusahaan ... 27

D. Struktur Organisasi Perusahaan ... 27

E. Kinerja Perusahaan... 30

F. Proses Produksi Sale Pisang... 32

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Analisis Biaya dan Keuntungan ... 35

B. Kelayakan Usaha ... 42

C. Simulasi Keuntungan Usaha Pada Tingkat Harga Tertentu ... 44

D. Strategi Pemasaran ... 46

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tahapan Produksi Sale Pisang di Perusahaan Suka Senang ... 33

Tabel 2. Penggunaan Sarana Produksi Sale Pisang Suka Senang per Bulan ... 35

Tabel 3. Biaya Tenaga Kerja Perusahaan Sale Pisang Suka Senang per Bulan ... 37

Tabel 4. Biaya Penyusutan Perusahaan Sale Pisang Suka Senang per Bulan ... 38

Tabel 5. Biaya Lain-lain Perusahaan Sale Pisang Suka Senang per Bulan ... 39

Tabel 6. Biaya Produksi Perusahaan Sale Pisang Suka Senang per Bulan ... 40

Tabel 7. Penerimaan Perusahaan Sale Pisang Suka Senang per Bulan... 41

Tabel 8. Pendapatan Perusahaan Sale Pisang Suka Senang per Bulan ... 41

Tabel 9. Keuntungan Perusahaan Sale Pisang Suka Senang per Bulan ... 42

Tabel 10. Break Even Point Perusahaan Sale Pisang Suka Senang ... 43

Tabel 11. R/C Perusahaan Sale Pisang Suka Senang ... 43

Tabel 12. Jenis Kelamin Konsumen Sale Pisang Suka Senang ... 46

Tabel 13. Usia Konsumen Sale Pisang Suka Senang ... 47

Tabel 14. Tingkat Pendidikan Terakhir Konsumen Sale Pisang Suka Senang ... 48

Tabel 15. Jenis Pekerjaan Konsumen Sale Pisang Suka Senang ... 49

Tabel 16. Pendapatan Konsumen Sale Pisang Suka Senang ... 50

Tabel 17. Pendapat Konsumen Terhadap Produk ... 52

Tabel 18. Pendapat Konsumen terhadap Harga ... 53

Tabel 19. Pendapat Konsumen Terhadap Promosi ... 54

Tabel 20. Pendapat Konsumen terhadap Tempat/ Distribusi ... 55


(9)

ix

Tabel 22. Identifikasi Faktor Eksternal ... 57 Tabel 23. Matriks SWOT ... 58


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran ... 17

Gambar 2. Struktur Organisasi usaha Sale Pisang Suka Senang ... 27

Gambar 3. Tren Harga Jual Pisang per-Kg di Tingkat Pengepul Pisang ... 44


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabulasi Data Konsumen Sale Pisang Suka Senang ... 64 Lampiran 2. Tabulasi Data Bauran Pemasaran Konsumen ... 65


(12)

xii

ANALISIS KELAYAKAN USAHA DAN STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI SALE PISANG

(Studi Kasus di Perusahaan Sale Pisang Suka Senang, Kec. Cijeungjing, Kab. Ciamis, Jawa Barat)

Rizky Firdaus Hartanto

Dr. Aris Slamet Widodo, S.P., M.Sc. / Dr. Ir. Sriyadi, M.P. Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya dan keuntungan, tingkat kelayakan usaha dan strategi pemasaran agroindustri sale pisang. Penelitian dilakukan di perusahaan Suka Senang di Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu di Perusahaan Sale Pisang Suka Senang Kabupaten Ciamis dengan pertimbangan karena perusahaan tersebut adalah salah satu perusahaan sale pisang terbesar di Kabupaten Ciamis, responden yang dipilih adalah pemilik perusahaan Sale Pisang Suka Senang dan konsumen sebanyak 30 responden. Pengumpulan data diperoleh dengan metode wawancara, observasi, kuisioner dan pencatatan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan biaya total yang dikeluarkan oleh agroindustri sale pisang di Ciamis dalam satu bulan adalah sebesar Rp 185.387.152 dan keuntungan rata-rata per bulan sebesar Rp 192.612.848. Berdasarkan analisis R/C, usaha ini mendapatkan nilai 2,04, artinya usaha sale pisang ini layak untuk diusahakan. Strategi Pemasaran yang sesuai adalah dengan cara melakukan promosi melalui media sosial di internet sebagai sarana promosi. Hal ini seiring dengan perkembangan era digital.


(13)

(14)

xiii

ANALYSIS OF TRADING FEASIBILITY AND MARKETING STRATEGY ON DESICCATED BANANA AGROINDUSTRY

(A case study on Suka Senang Company, Cijeungjing District, Ciamis Regency, West Java)

Rizky Firdaus Hartanto

Dr. Aris Slamet Widodo, S.P., M.Sc. / Dr. Ir. Sriyadi, M.P. Agribusiness Department, Faculty of Agriculture

Muhammadiyah University of Yogyakarta ABSTRACT

This study aims to determine the costs and benefits, to know the degree of trading feasibility, and agro-industry marketing strategy in desiccated banana industry. The case study was conducted at Suka Senang Company, Ciamis Regency on August 2016. The basic method used in this research is descriptive method. The location for this research was choosen purposively in Suka Senang Company because the company is biggest desiccated banana industry in Ciamis Regency. Owner of Suka Senang Company and 30 consumers are chosen as respondents. Primary data obtained through interviews, observation, and questionnaire. The results showed total cost incurred by the sale of desiccated bananas in one month is Rp. 185.387.152 and the average profit per month is about Rp 192.612.848. Based on the analysis of R/C, this business got a value of 2.04, it means that desiccated banana industry is worth to be continued. Expanding the network marketing partnership with supermarkets in other cities and using social media, (on Facebook and Whatsapp group) as unlimited advertising media for potential customers. There are some marketing strategies for Suka Senang desiccated banana industry.


(15)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian di Indonesia masih memiliki banyak peluang dan mempunyai potensi yang menjanjikan. Meskipun pada masa sekarang sektor industri lebih diutamakan, perkembangan sektor pertanian tidak lepas sebagai pendukung yang kokoh. Perekonomian yang tangguh harus didukung oleh sektor pertanian yang kokoh, maka harus ada kerjasama antara bidang-bidang yang berkaitan. Salah satu sektor industri yang banyak yaitu yang bergerak di sektor industri pengolahan pangan atau sekarang yang lebih dikenal dengan agroindustri. Menurut Soekartawi (2000), agroindustri mampu meningkatkan pendapatan para pelaku agribisnis, mampu meningkatkan perolehan devisa, dan mampu mendorong munculnya industri yang lain.

Produk agroindustri yang memiliki daya tarik akan bahan bakunya, proses produksinya, bentuk produknya dan permintaannya adalah agroindustri dengan bahan baku buah pisang. Ketersediaan tanaman pisang di Indonesia membuka peluang usaha yang cukup besar bagi masyarakat Indonesia. Pisang mudah tumbuh dengan subur di sebagian besar wilayah di Indonesia terutama di Jawa Barat. Rata-rata produksi mencapai 1.230.956 ton, terbesar di Indonesia, diikuti Jawa Timur 1.204.384 ton dan Lampung 760.661 ton (Badan Pusat Statistik, 2014). Berbagai jenis pisang tumbuh dan menjadi tanaman yang cukup mudah ditemui di Jawa Barat, namun sayangnya pisang belum dianggap sebagai sumber usaha yang baik.


(16)

Mayoritas masyarakat Indonesia masih menganggap pisang hanya sebagai buah saja, tidak memberikan nilai tambah yang lebih tinggi.

Salah satu upaya untuk menanggulangi kelebihan produksi dan pemasaran pisang segar adalah dengan melakukan pengawetan menjadi sale. Pisang sale telah lama dikenal sebagai makanan tradisional khas Jawa Barat. Selain untuk memperpanjang masa simpan, sale juga meningkatkan harga jual dibandingkan dengan buah pisang segarnya.

Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan produksi pisang paling besar, yaitu sebanyak 132.405 Ton, terbesar kedua setelah Kabupaten Cianjur dan memberi kontribusi 12,04% terhadap produksi pisang di Jawa Barat (Badan Pusat Statistik, 2014). Sebagian besar produksi pisang tersebut dipasarkan dalam bentuk segar dan sebagian dipasarkan dalam bentuk olahan, seperti sale pisang dan keripik pisang. Bentuk olahan sale pisang merupakan bentuk produk yang paling banyak dilakukan oleh para perajin sale di Kabupaten Ciamis, karena produk sale pisang paling banyak digemari konsumen. Varietas pisang yang digunakan untuk pembuatan sale sangat mempengaruhi rasa dan kualitas produk, sehingga pemilihan varietas pisang untuk pembuatan sale menjadi hal yang penting dilakukan petani perajin. Beberapa varietas pisang yang ada di daerah penelitian adalah pisang Kapas, Ambon, Nangka, dan pisang Siem. Namun demikian dalam pembuatan sale pisang di Kabupaten Ciamis, para perajin hanya menggunakan varietas Ambon dan Siem.


(17)

3

Banyak perusahaan agroindustri sale pisang yang mulanya berkembang pesat, namun akhirnya tidak bisa berlanjut karena berbagai alasan, apakah disebabkan karena kesalahan manajemen, permasalahan biaya, kekurangan bahan baku atau sedikitnya konsumen yang membeli produk agroindustri tersebut

Biaya dan keuntungan merupakan beberapa faktor internal yang menentukan kesuksesan sebuah usaha. Analisis kelayakan usaha diperlukan sebelum memulai usaha untuk efektivitas proses produksi dan meminimalisir kerugian yang ditimbulkan. Hal ini yang belum dilakukan sebagian besar pengrajin sale pisang yang ada di Kabupaten Ciamis sehingga mereka mempunyai kendala dalam optimalisasi produksi.

Aspek pemasaran juga menjadi kendala dalam pengembangan usaha agroindustri. Hal ini dikarenakan sifat dari produk yang tidak tahan lama (perishable), bersifat musiman, serta hanya merupakan produk makanan pelengkap alternatif dan produk camilan. Keberadaan pesaing lokal semakin memperketat persaingan dalam pemasaran produk.

Analisis kelayakan usaha dan perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan setiap saat berubah dengan cepat sehingga menimbulkan berbagai peluang dan ancaman baik yang datang dari pesaing utama maupun dari iklim bisnis yang senantiasa berubah. Konsekuensi perubahan faktor eksternal tersebut juga mengakibatkan perubahan


(18)

faktor internal perusahaan, seperti perubahan terhadap kekuatan maupun kelemahan yang dimiliki perusahaan tersebut (Rangkuti, 2001).

Perusahaan Sale Pisang Suka Senang adalah industri rumah tangga yang cukup besar di Kabupaten Ciamis dan telah berpengalaman hampir 10 tahun dalam hal produksi sale pisang, meskipun begitu perusahaan ini masih memiliki kendala dalam menghadapi fluktuasi harga bahan baku di pasaran dan kesulitan memasarkan produk ke konsumen yang lebih luas.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada industri Sale pisang Suka Senang di Kabupaten Ciamis.

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui biaya dan keuntungan usaha sale pisang Suka Senang

2. Mengetahui tingkat kelayakan usaha sale pisang Suka Senang di Kabupaten Ciamis.

3. Mengetahui strategi pemasaran sale pisang Suka Senang di Kabupaten Ciamis. C. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi para pengusaha agroindustri sale pisang dalam memasarkan produknya secara efisien.

2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah dan pihak yang membutuhkannya. 3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.


(19)

5

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Pisang

Pisang (Musa paradiciaca. L) merupakan tanaman asli Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Buah ini dikenal dunia sejak zaman sebelum Masehi. Pemintaan pisang di luar negeri tinggi, oleh karena banyak pengusaha yang mengusahakan tanaman pisang secara besar-besaran untuk keperluan ekspor.

Jenis akar tanaman pisang adalah akar serabut, tumbuh berada di bawah permukaan tanah sampai kedalaman 75-150 cm dan tumbuh ke samping sampai 4-5 meter. Batang utama (bonggol/beet) berada di bawah permukaan tanah. Batang pisang merupakan batang semu yang merupakan pelepah daun tumbuh memanjang, saling menelangkup dan menutupi dengan konstruksi kuat dan kompak. Daun pisang berbentuk lanset memanjang dengan permukaan daun berlapis lilin untuk mengurangi transpirasi. Bunga pisang berumah satu berbentuk jantung. Daun pelindung/seludang bunga berwarna merah tua, panjang 10-25 centimeter, berlapis lilin dan mudah rontok (Satiadiredja, 1989).

Varietas-varietas pisang yang banyak ditanam adalah:

a. Musa paradisiaca var.Sapientum. Dikenal sebagai pisang meja, karena jenis pisang ini langsung dapat dimakan setelah masak pohon, tanpa dimasak lebih dahulu (buah meja/pencuci mulut). Contoh: Pisang Ambon, Raja, Mas dan Cavendish.


(20)

b. Musa paradisiaca var.Forma typica. Adalah buah pisang yang siap dimakan setelah dimasak (direbus/digoreng). Contoh: Pisang Kepok, Tanduk, Nangka, Siem.

c. Musa brachycarpa. Yaitu pisang berbiji. Contoh: Pisang Klutuk, Batu. 2. Olahan Sale Pisang

Olahan sale pisang adalah makanan hasil proses pengolahan buah pisang dengan cara atau metode tertentu, diantaranya adalah pengeringan, pemanggangan, penggorengan, dan sebagainya baik dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan pangan.

Sale merupakan jenis makanan olahan yang dibuat dari buah pisang matang yang diawetkan dengan cara pengeringan sampai tingkat kadar air sekitar 17-18 persen. Setelah dikeringkan, sale digoreng dengan tepung untuk menambah varian rasa dan juga daya simpannya. Sale ini mempunyai rasa yang khas dengan daya simpan maksimal 6 bulan.

Sale dikenal mempunyai rasa dan aroma yang khas. Sifat-sifat penting yang sangat menentukan mutu sale pisang adalah warna, rasa, bau, kerenyahan, dan ketahanan simpannya. Sifat tersebut banyak dipengaruhi oleh cara pengolahan, pengepakan, serta penyimpanan produknya.


(21)

7

3. Agroindustri

Agroindustri berasal dari dua kata, yaitu agricultural dan industry yang berarti suatu industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya atau suatu industri yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai sarana atau input dalam usaha pertanian. Dapat pula diartikan dua hal, yaitu, agroindustri adalah industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian. Studi agroindustri pada konteks ini adalah menekankan pada food processing management dalam suatu perusahaan produk olahan yang berbahan baku utamanya adalah produk pertanian. Suatu industri yang menggunakan bahan baku dari pertanian dengan jumlah minimal 20% dari jumlah bahan baku yang digunakan adalah disebut agroindustri. Arti yang kedua adalah agroindustri diartikan sebagai suatu tahapan pembangunan sebagai kelanjutan dari pembangunan pertanian, tetapi sebelum tahapan pembangunan tersebut mencapai tahapan pembangunan industri (Soekartawi, 2000).

Perusahaan agroindustri yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi.

Apabila dilihat dari sistem agribisnis, agroindustri merupakan bagian (subsistem) agribisnis yang memproses dan mentransformasikan bahan-bahan hasil pertanian (bahan makanan, kayu dan serat) menjadi barang-barang setengah jadi yang langsung dapat dikonsumsi dan barang atau bahan hasil produksi industri yang digunakan dalam proses produksi seperti traktor, pupuk, pestisida, mesin pertanian


(22)

dan lain-lain. Agroindustri merupakan bagian dari sistem agribisnis yang menempati posisi sebagai subsistem pengolahan hasil pertanian.

4. Biaya, Pendapatan, dan Keuntungan

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi serta menjadikan barang tertentu menjadi produk, dan termasuk di dalamnya adalah barang yang dibeli dan jasa yang dibayar.

Biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel serta biaya tunai (riil) dan biaya tidak tunai (diperhitungkan). Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi, misalnya pajak tanah, pembelian peralatan dan perawatannya serta penyusutan alat dan bangunan. Biaya variabel yaitu biaya yang besar kecilnya tergantung pada skala produksi, antara lain tenaga kerja luar keluarga, biaya pengolahan (Soekartawi, 2002).

Bermacam-macam biaya produksi dapat dikemukakan antara lain: a. Biaya Tetap (Fixed cost)

Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun yang diproduksi banyak atau sedikit. Contoh biaya tetap antara lain: sewa tanah, pajak, alat-alat produksi.

b. Biaya Tidak Tetap (Variable cost)

Biaya tidak tetap adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Pada biaya ini, jumlah biaya yang dikeluarkan per unit atau per aktivitas justru berjumlah tetap sedangkan untuk biaya secara


(23)

9

total jumlahnya akan menyesuaikan dengan banyaknya jumlah unit yang diproduksi ataupun jumlah aktivitas yang dilakukan.

c. Biaya Eksplisit (Explicit Cost)

Biaya Eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran pihak produsen yang berupa pembayaran dengan uang (ataupun cek) untuk memperoleh faktor-faktor produksi atau bahan penunjang lainya.

d. Biaya Implisit (Implicit Cost)

Biaya implisit adalah taksiran pengeluaran atas faktor-faktor produksi yang dimiliki produsen itu sendiri, seperti pada modal sendiri yang digunakan, bangunan yang dimiliki untuk kegunaan produksi, dan sebagainya.

Biaya

TC = TEC + TIC Keterangan :

TC = Biaya total

TEC = Total biaya eksplisit (Explicit cost)

TIC = Total biaya implisit (Implicit cost)

Menurut Soekartawi (2002) Penerimaan usaha adalah perkalian antara jumlah produksi dengan harga jual, pernyataan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

Penerimaan

TR = P x Q Keterangan :

TR = Total penerimaan/ Total Revenue

P = Harga per unit Q = Jumlah produksi


(24)

Soekartawi (2000), menegaskan bahwa pendapatan adalah selisih antara total penerimaan (TR) dengan total biaya eksplisit (TC eksplisit) yang secara nyata dikeluarkan untuk memproduksi barang. Rumusnya ditulis sebagai berikut:

Pendapatan

NR = TR – TEC Keterangan :

NR = Pendapatan TR = Penerimaan

TEC = Total biaya eksplisit

Keuntungan usaha adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Keuntungan = TR (Total Revenue) – TC (Total Cost). Secara garis besar dapat ditulis sebagai berikut :

Keuntungan

� = TR – TC (Eksplisit + Implisit)

Keterangan :

� = Keuntungan TR = Total penerimaan TC = Total biaya 5. Kelayakan Usaha

Menurut Kasmir dan Jakfar (2008) studi kelayakan bisnis adalah suatu kelayakan yang mempelajari serta mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Analisis kelayakan usaha penting dilakukan oleh seorang produsen guna menghindari kerugian dan untuk pengembangan serta kelangsungan usaha.


(25)

11

Secara finansial kelayakan usaha dapat dianalisis dengan menggunakan beberapa indikator pendekatan atau alat analisis, seperti menggunakan Titik Pulang Pokok (Break Event Point/ BEP), Revenue-Cost ratio (R/C), dan Payback Period.

a. Break Even Point (BEP)

BEP adalah situasi saat suatu usaha tidak mendapatkan keuntungan tetapi juga tidak menderita kerugian usaha. Ditinjau dari sisi pengelola, situasi BEP bukan berarti merugi secara keuangan, hanya saja dari segi waktu mereka rugi karena waktu selama produksi (usaha) tidak memperoleh pendapatan lebih sebagai keuntungan usaha.

Ada 2 (dua) pendekatan penetapan BEP, yaitu : i. BEP Unit

Yaitu jumlah produksi (unit) yang dihasilkan yang mengindikasikan produsen pada posisi tidak rugi dan tidak untung. Dengan kata lain BEP satuan menjelaskan jumlah produksi minimal yang harus dihasilkan oleh produsen.

ii. BEP Harga

Yaitu tingkat atau besarnya harga per unit suatu produk yang dihasilkan produsen pada posisi tidak untung dan tidak rugi. Dengan kata lain BEP harga menjelaskan besarnya harga minimal per unit barang yang ditetapkan produsen. Dari pengertian ini maka besaran BEP harga besaran nilainya sama dengan besaran HPP.


(26)

b. R/C

R/C adalah besaran nilai yang menunjukkan perbandingan antara Penerimaan usaha (Revenue = R) dengan Total Biaya (Cost = C). Dalam batasan besaran nilai R/C dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak menguntungkan. Secara garis besar dapat dimengerti bahwa suatu usaha akan mendapatkan keuntungan apabila penerimaan lebih besar dibandingkan dengan biaya usaha.

Ada 3 (tiga) kemungkinan yang diperoleh dari perbandingan antara Penerimaan (R) dengan Biaya (C), yaitu : R/C = 1; R/C > 1 dan R/C < 1.

6. Pemasaran

a. Arti Pemasaran

Kotler dan Keller (2009) menyebutkan bahwa inti dari pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu konsep yang dibuat oleh individu maupun organisasi yang dimaksudkan untuk mendistribusikan produk yang dihasilkan yang telah dibuat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen dengan harapan produk tersebut akan memberikan kepuasan kepada konsumen.

b. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009) terdiri dari tiga inti yaitu kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia. Kebutuhan akan menjadi keinginan ketika diarahkan ke objek tertentu


(27)

13

yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut. Sedangkan permintaan adalah keinginan akan produk-produk tertentu yang didukung oleh kemampuan untuk membayar.

c. Strategi Pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (2008), strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang maksudnya unit bisnis berharap untuk menciptakan nilai dan mendapatkan keuntungan dari hubungannya dengan konsumen. Sementara itu, Kotler (2008) mengemukakan bahwa dalam upayanya untuk mendapatkan kepuasan konsumen di tengah persaingan, perusahaan harus mengerti terlebih dahulu apa kebutuhan dan keinginan konsumen. Sebuah perusahaan menyadari bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi keinginan konsumen yang berbeda-beda, maka dari itu diperlukan strategi pemasaran dengan memilih segmen konsumen terbaik yang dapat menciptakan keuntungan yang maksimal. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran adalah suatu perencanaan yang telah direncanakan oleh individu maupun organisasi yang ditunjukkan kepada konsumen yang bertujuan untuk memuaskan dan mendapatkan keuntungan berdasarkan konsep bauran pemasaran 4P.

d. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran dibuat untuk mempengaruhi saluran perdagangan dan konsumen akhir yang ditargetkan. Bauran pemasaran melambangkan pandangan penjual terhadap perangkat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli (Kotler, 2009). Bauran pemasaran yang digunakan pada umumnya hanya mencakup 4 (empat) P yaitu produk, harga, tempat dan promosi, tetapi untuk jenis usaha yang


(28)

menggabungkan penjualan produk dan jasa ditambahkan 3 (tiga) P yaitu fisik, proses dan orang. Ketiga hal ini terkait dengan sifat jasa di mana tahapan operasi sampai konsumsi merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan serta mengikutsertakan konsumen dan pemberi jasa secara langsung. Menurut Kotler dan Keller (2009) bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat, promosi, proses, orang, dan bukti fisik digunakan oleh perusahaan untuk membangun sebuah strategi fungsional pemasaran yang efektif. Berikut penjelasan mengenai masing-masing bauran pemasaran:

i. Produk

Dalam bauran pemasaran, produk merupakan hal yang paling penting karena terkait dengan kepuasan dan penilaian dari konsumen, apakah produk yang dihasilkan perusahaan telah sesuai dengan harapan atau telah memuaskan konsumen. Faktor-faktor yang menjadi penilaian kepuasan konsumen antara lain ragam produk, kualitas, desain, fitur, jaminan dan kemasan (Kotler & Amstrong, 2008).

ii. Harga

Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya (Kotler, 2001). Harga adalah unsur bauran pemasaran yang paling fleksibel untuk disesuaikan dan membutuhkan waktu yang relatif singkat, sedangkan bauran produk, saluran distribusi, bahkan promosi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga mewakili nilai yang dimaksudkan perusahaan kepada pasar tentang produk dan mereknya.


(29)

15

iii. Promosi

Promosi merupakan cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengenalkan dan memberitahukan kepada konsumen tentang produk yang dihasilkan oleh perusahaan agar konsumen tertarik untuk mencoba dan membeli produk tersebut.

iv. Tempat

Saluran pemasaran atau distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi (Kotler dan Armstrong, 2008). Distribusi merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan serta menyampaikan barang yang dipasarkannya itu kepada konsumen.

7. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah metode yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weakness, opportunities, dan threats).

Matriks SWOT merupakan perangkat pencocokan yang penting yang mengembangkan empat tipe strategi. strategi SO (Strengths-Opportunities), strategi WO (Weakness-Opportunities), strategi ST (Strenghts-Threats) dan strategi WT

(Weakness-Threats). Mencocokkan faktor-faktor eksternal dan internal merupakan bagian yang paling sulit dalam mengembangkan matriks SWOT dan memerlukan


(30)

penilaian yang baik dan tidak ada sekumpulan kecocokan yang paling baik. (Rangkuti, 2001)

Analisis internal digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dengan menganalisis bidang-bidang fungsional internal perusahaan, seperti manajemen perusahaan, produk, pemasaran, tempat, keuangan, sumber daya manusia, teknologi, dan produksi.

Analisis eksternal digunakan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman dari luar perusahaan agroindustri. Analisis eksternal dilakukan pada lingkungan luar yang meliputi faktor ekonomi, sosial budaya, demografi, kebijakan pemerintah, pelanggan, teknologi, pesaing, dan lembaga keuangan.

B. Kerangka Pemikiran

Perusahaan membeli bahan baku pisang dari pengepul. Perusahaan dibantu oleh pengrajin yang bermitra bersama memproduksi sale pisang. Di dalam proses produksi terdapat input berupa biaya dan output berupa produk yang dijual. Biaya dibagi menjadi implisit dan eksplisit. Produk yang sudah diberi harga dan terjual akan menghasilkan penerimaan. Total penerimaan dikurangi biaya eksplisit maka akan menghasilkan pendapatan yang selanjutnya akan menunjukkan tingkat keuntungan yang didapat dan juga kelayakan usahanya. Produk yang terjual perlu strategi pemasaran yang tepat. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat perlu dilakukan analisis bauran pemasaran dan analisis matriks SWOT.


(31)

17

Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini:

Biaya

Input Output

Penerimaan

Bauran Pemasaran  Produk

 Harga

 Tempat/ Distribusi  Promosi

Strategi Pemasaran Analisis SWOT  Kekuatan  Kelemahan  Peluang  Ancaman

Kelayakan Usaha Keuntungan

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Perusahaan

Produksi (pengrajin) Pengepul

pisang

Implisit Eksplisit

Harga


(32)

18

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknis pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan teknik survei, yaitu cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam jangka waktu yang bersamaan. (Surakhmad, 1994)

B. Teknik Penentuan Lokasi

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu di Perusahaan Sale Pisang Suka Senang di Kabupaten Ciamis dengan pertimbangan karena perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan sale pisang terbesar di Kabupaten Ciamis.

C. Teknik Penentuan Responden

Penentuan responden menggunakan metode purposive. Responden yang dipilih adalah pemilik perusahaan Sale Pisang Suka Senang dan pihak konsumen secara insidental (kebetulan) sebanyak 30 responden. Perusahaan sale pisang ini dipilih menjadi objek penelitian dengan pertimbangan kapasitas produksinya mencapai 6-9 ton per bulannya atau 200-300 kilogram per harinya (data internal perusahaan).

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh dengan metode wawancara, observasi, kuisioner dan pencatatan yang bertujuan untuk mendapatkan data yang diperlukan.


(33)

19

E. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian yaitu dari pemilik usaha sale pisang, ketua kelompok pengrajin sale binaan pemilik usaha, dan konsumen.

Data Sekunder adalah data pendukung ataupun data tambahan yang telah ada sebelumnya yang diperoleh yaitu profil perusahaan, data total biaya, total produksi dan penjualan produk, dan data-data lain yang relevan.

F. Asumsi dan Pembatasan Masalah 1. Asumsi

a. Perusahaan Sale Pisang Suka Senang diasumsikan mewakili seluruh pengusaha sale pisang di Kec. Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.

b. Harga yang berlaku adalah harga pada saat pengambilan data dilakukan. 2. Pembatasan masalah

a. Penelitian ini dilakukan pada usaha Sale pisang Suka Senang di Kabupaten Ciamis.

b. Atribut strategi pemasaran sale pisang yang diteliti adalah 4P, Product, Price, Promotion, Place, (produk, harga, promosi, dan tempat)

c. Lingkungan internal yang dibahas meliputi data biaya dan produksi, sumber daya manusia, proses produksi, dan pemasaran.

d. Lingkungan eksternal yang dibahas meliputi konsumen, pesaing, dan kondisi ekonomi.


(34)

G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Sale pisang adalah makanan olahan yang dibuat dari buah pisang matang yang diawetkan dengan cara pengeringan.

2. Biaya implisit adalah pengeluaran atas faktor-faktor produksi yang dimiliki produsen itu sendiri.

3. Biaya eksplisit adalah pengeluaran pihak produsen yang berupa pembayaran dengan uang (ataupun cek) untuk memperoleh faktor-faktor produksi atau bahan penunjang lainya.

4. Kelayakan adalah untuk melihat apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dikembangkan

5. Strategi adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.

6. Pemasaran adalah sebuah proses mengalirnya barang dari produsen sampai kepada konsumen akhir yang disertai penambahan guna bentuk melalui proses pengolahan, guna tempat melalui proses pengangkutan, dan guna waktu melalui proses penyimpanan.

7. Strategi pemasaran merupakan respon secara terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan yang dapat mempengaruhi pemasaran produk Sale pisang “Suka Senang” di masa yang akan datang.

8. Bauran harga adalah semua hal yang terkait dengan cara perusahaan memberikan nilai terhadap produknya.


(35)

21

9. Bauran produk adalah strategi yang dijalankan oleh perusahaan terkait dengan produk yang dipasarkannya.

10. Bauran promosi adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk menginformasikan, mempengaruhi serta mengingatkan pelanggan mengenai produk yang ditawarkan perusahaan.

11. Bauran tempat atau distribusi adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.

12.Lingkungan internal adalah variabel dari dalam perusahaan yang mempengaruhi pemasaran yang meliputi manajemen perusahaan, produk, proses produksi, tempat, sumber daya manusia dan pemasaran.

13.Lingkungan eksternal adalah variabel dari luar perusahaan yang mempengaruhi pemasaran yang meliputi kondisi ekonomi, sosial budaya, kebijakan pemerintah, teknologi, dan pesaing.

14. Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan.

H. Teknik Analisis Data a. Analisis Usaha

Analisis usaha meliputi perhitungan rata-rata biaya total, penerimaan total, dan keuntungan satu kali produksi.


(36)

Biaya

TC = TEC + TIC Keterangan :

TC = Biaya total

TEC = Total biaya eksplisit (Explicit cost)

TIC = Total biaya implisit (Implicit cost)

Penerimaan

TR = P x Q Keterangan :

TR = Total penerimaan/ Total Revenue

P = Harga per unit Q = Jumlah produksi Pendapatan

NR = TR – TEC Keterangan :

NR = Pendapatan TR = Penerimaan

TEC = Total biaya eksplisit Keuntungan

� = TR – TC (Eksplisit + Implisit) Keterangan :

� = Keuntungan TR = Total penerimaan TC = Total biaya b. Tingkat Kelayakan Usaha

Analisis tingkat kelayakan usaha meliputi perhitungan Titik Pulang Pokok (Break Even Point/ BEP Unit dan BEP harga), dihitung dengan rumus sebagai berikut:

1. BEP Unit

BEP unit = �� 2. BEP Harga


(37)

23

BEP harga = �� Keterangan :

BEP : Break Even Point

TC : Total Cost (biaya total) P : Price (harga per unit)

Q : Quantity (volume penjualan)

3. R/C (Revenue-Cost ratio)

R/C adalah perbandingan antara total pendapatan dengan total biaya

� � =

�� �� Keterangan :

TR : Total Revenue (penerimaan total) TC : Total Cost (biaya total)

c. Analisis Matriks SWOT

Perumusan strategi pemasaran agroindustri sale pisang di Kabupaten Ciamis menggunakan analisis SWOT. Menurut David (2004) matriks SWOT merupakan alat yang digunakan untuk mengembangkan empat tipe strategi dengan mencocokkan faktor-faktor internal kunci (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal kunci (peluang dan ancaman). Empat tipe ini adalah:

1. Strategi SO (Strength – Opportunities) atau strategi kekuatan - peluang. Strategi ini menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal.


(38)

2. Strategi WO (Weakness – Opportunities) atau strategi kelemahan - peluang.

Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.

3. Strategi ST (Strength – Threats) atau strategi kekuatan - ancaman.

Strategi ini menggunakan kekuatan internal untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.

4. Strategi WT (Weakness – Threats) atau strategi kelemahan - ancaman. Strategi ini merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman lingkungan.

Berikut format matriks SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) seperti pada gambar di bawah ini.

Sumber: (David 2004).


(39)

25

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Perusahaan

Usaha sale pisang “Suka Senang” yang menjadi fokus penelitian merupakan UKM yang didirikan oleh Bapak H. Tarwa Hadi. Usaha ini bermula saat dia mengundurkan diri tahun 1992 dari perusahaan Badan Usaha Milik Negara. Sebelum membuka usaha sale pisang, H. Tarwa banyak mencoba usaha lain dari berjualan kayu sampai berjualan knalpot mobil, namun semuanya tidak berjalan dengan baik. Pada 1 Maret 1996 di Ciamis, Jawa Barat, bersama istrinya, H. Tarwa mulai membuat sale pisang dan keripik pisang dengan rasa berbeda. Dengan modal awal sekitar Rp 5 juta dan tempat produksi yang berada di garasi mobilnya saat itu, bersama dua orang karyawan, H. Tarwa membuat sale pisang gulung yang menjadi andalannya.

Untuk pemasaran awal berdirinya usaha, H. Tarwa menitipkan sale buatannya ke warung-warung dan toko makanan ringan. Seiring berjalannya waktu, usaha H. Tarwa berkembang pesat. Hasil inovasi rasa keripik dan sale pisang semakin banyak. Sale yang diproduksi semakin banyak, seperti sale lidah, sale opak, sale ambon, dan sale gulung. Agar tetap mempertahankan kualitas produksinya, H. Tarwa selalu memperhatikan bahan baku pisang Siem dan pisang Ambon terbaik untuk sale pisangnya.

Berbeda dengan sale pisang yang ada di pasar tradisional pada umumnya, produk sale pisang ini mempunyai segmentasi menengah keatas dengan harga yang lebih tinggi namun dengan kualitas yang terjaga. H. Tarwa menetapkan standar


(40)

kebersihan dalam setiap tahapan produksi di pabrik. Sale pisang suka senang sudah mendapatkan nomor ijin P-IRT 2143207-01-00118 dan sertifikasi halal dari BPOM dengan nomor 1005800704.

B. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

Visi: Menciptakan produk makanan olahan bermutu (sehat, bersih, dan aman) yang berbasis ekspor.

Misi:

1. Mempertahankan formula makanan olahan yang mengacu pada kualitas produk.

2. Menciptakan inovasi baru untuk produk sale dan keripik pisang dalam pengembangan usaha.

3. Menjalin mitra kerjasama dengan kelompok pengrajin dan petani pisang.

4. Menerapkan sistem cara produksi yang baik (GMP) dengan quality control yang akurat

5. Mengikuti promosi produk pada event berskala nasional dan internasional.

6. Pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi pengangguran dan pengentasan kemiskinan.


(41)

27

Pimpinan H. Tarwa Hadi

Wk. Pimpinan & QC Hj. Odah Jubaedah

Sekretaris Nunung Nurhayati

Operasional Dian Antono

Bendahara Adi Nurcahyadi

Karyawan C. Lokasi Perusahaan

Perusahaan Sale Pisang Suka Senang terletak di Jalan Ciamis-Banjar KM.6, RT.12, RW.05, Kec. Cijeungjing, Kab. Ciamis, Jawa Barat. Pabrik sale pisang terintegrasi dengan rumah makan, toko oleh-oleh, gudang penyimpanan dan mess

karyawan. Usaha Sale Pisang Suka Senang memiliki letak yang cukup strategis, karena terletak dekat dengan pusat Kota Ciamis dan lokasinya yang ada tepat di jalur provinsi sehingga memudahkan dari sisi pemasaran.

D. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi suatu usaha menggambarkan suatu hubungan tanggung jawab dan wewenang yang ada pada perusahaan. Struktur organisasi agroindustri Sale Pisang Suka Senang secara lengkap dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Sumber: Perusahaan Sale Pisang Suka Senang


(42)

Berikut penjelasan mengenai tugas dari masing-masing jabatan yang terdapat di Perusahaan Sale pisang Suka Senang :

1. Pimpinan (Pemilik)

a. Memimpin Perusahaan

b. Menentukan garis-garis program kebijakan perusahaan.

c. Menandatangani surat keluar, perjanjian dan Surat Keputusan. d. Mengevaluasi kinerja karyawan.

e. Sebagai pemegang keputusan tertinggi di perusahaan. 2. Wakil Pimpinan

a. Bertanggung jawab atas implementasi kebijakan perusahaan.

b. Memastikan berjalannya peraturan perusahaan dan strategi perusahaan sesuai dengan target perusahaan secara menyeluruh.

3. Kepala Quality Control

a. Melaksanakan quality control terhadap kualitas bahan baku, proses dan pengemasan berdasarkan mutu dan standar manajemen di pabrik dan toko.

b. Melaksanakan quality control terhadap kualitas sistem pekerjaan di pabrik dan di toko.

c. Bertanggungjawab terhadap semua kualitas produk. d. Melaksanakan SOP quality control.


(43)

29

4. Bendahara

a. Merencanakan dan mengelola sistem keuangan di perusahaan. b. Menerima dan mengeluarkan uang dengan persetujuan pimpinan. c. Menyusun laporan keuangan perusahaan.

5. Sekretaris

a. Merencanakan dan mengelola sistem kesekretariatan di perusahaan. b. Menyusun jadwal kegiatan perusahaan.

c. Menginventarisasi peralatan perusahaan terkait dengan administrasi. d. Membantu bendahara untuk merekap dan menyusun laporan keuangan

perusahaan. 6. Operasional

a. Memantau kinerja karyawan dan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

b. Memberi laporan kepada pimpinanbaik berupa laporan keuangan dan laporan kemajuan secara berkala.

c. Menentukan pengangkatan dan pemberhentian karyawan baru.

d. Mengawasi dan mengevaluasi jalannya sistem penjualan, melaporkan perkembangan dan permasalahan penjualan.

e. Mengatur rapat koordinasi bersama staf.

f. Melaksanakan dan melaporkan harga bahan baku secara rutin.

g. Melaksanakan kontak dengan pengepul dan pengrajin terkait dengan ketersediaan bahan baku.


(44)

7. Karyawan

a. Melaksanakan proses produksi sesuai dengan SOP yang berlaku. b. Melayani konsumen dengan ramah dan sopan.

c. Mematuhi seluruh peraturan perusahaan. E. Kinerja Perusahaan

Perusahaan Sale Pisang Suka Senang menerapkan sistem kerja di rumah dan pabrik. Sistem kerja di rumah dilakukan oleh pengrajin sale pisang yang ada di Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis. Di bulan Agustus 2016 ada 40 orang pengrajin yang bermitra dengan perusahaan. Jumlah pengrajin berbeda tergantung permintaan perusahaan dan ketersediaan bahan baku sesuai musim panen. Setiap kelompok pengrajin mempunyai ketua kelompok yang bertugas untuk mengatur keluar masuknya bahan baku dari perusahaan dan membagi upah kepada anggota.

Pengrajin sale yang bermitra dengan Perusahaan Suka Senang harus memenuhi beberapa perjanjian, diantaranya tidak boleh menjual sale pisang mentah kepada orang lain dan sale pisang harus sesuai dengan permintaan perusahaan. Jam kerja pengrajin tidak dibatasi waktu per harinya, namun diberikan target untuk menyelesaikan pekerjaan dalam satu minggu. Umur rata-rata pengrajin adalah 30 tahun keatas yang mayoritas berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Karyawan pabrik sale pisang suka senang diberi fasilitas mess karyawan dan juga insentif atau bonus pada setiap hari raya idul fitri. Para karyawan juga diberi keringanan dalam peminjaman uang dari perusahaan jika mereka membutuhkannya.

Seluruh karyawan yang bekerja di pabrik bekerja selama enam hari dalam satu minggu, yaitu dari hari Senin sampai hari Sabtu. Jam kerja untuk karyawan


(45)

31

pabrik setiap harinya adalah jam 07.00 – 16.00 dengan waktu istirahat di jam 12.00 – 13.00. Waktu operasional toko dimulai pada jam 09.00 – 17.00. Libur bagi karyawan berlaku setiap hari minggu dan libur nasional.

Perusahaan Sale Pisang Suka Senang mempekerjakan 50 orang karyawan. Karyawan dibagi ke dalam 2 unit produksi yaitu produksi sale pisang dan keripik pisang. Unit produksi pabrik sale pisang memiliki 21 orang karyawan dan unit produksi pabrik keripik pisang memiliki 25 orang karyawan, sedangkan karyawan di bagian toko terdapat 4 orang. Umur rata-rata karyawan pabrik adalah 35 tahun keatas dan karyawan toko berusia dibawah 25 tahun.

Untuk menjaga kebersihan dan higienitas produk, seluruh karyawan di bagian pabrik wajib menggunakan sarung tangan, hair mask dan masker saat proses produksi dan mematuhi seluruh SOP yang berlaku. Namun untuk SOP di tahap pengrajin masih sebatas bentuk dan ukuran sale, belum mencakup higienitas dan kebersihan proses produksi.

Rata-rata kapasitas produksi Sale Pisang Suka Senang mencapai 5-6 ton per bulan. Jumlah ini bisa meningkat pada masa liburan panjang tiba dan menjelang hari raya idul fitri. Wisatawan dan pemudik yang melintasi toko oleh-oleh Suka Senang seringkali menjadi pasar sasaran yang potensial. Kapasitas produksi bisa juga menurun saat pasokan bahan baku melimpah namun cuaca tidak mendukung untuk pengeringan pisang, sehingga produksi dikurangi untuk meminimalisir kerugian.


(46)

Omset yang didapatkan perusahaan setiap bulannya tidak pernah tetap dikarenakan fluktuasi harga bahan baku di pasaran, terutama untuk bahan baku pisang yang harganya mengikuti musim panen. Kondisi cuaca yang tidak menentu pun dapat mempengaruhi hasil produksi.

Produk Sale Pisang Suka Senang dipasarkan dengan sistem jual putus ke toko swalayan di Kab. Ciamis, Kab. Garut dan Kota Tasikmalaya. Selain itu produk juga dipasarkan secara partai besar dan dijual kembali dengan merek yang berbeda kepada konsumen di Kota Bandung, Jakarta, Medan, dan Banjarmasin. Produk Sale Pisang Suka Senang juga sudah merambah pasar ekspor seperti Kanada dan beberapa negara di Asia. Namun ekspor produk sale pisang saat ini memiliki kendala di waktu pengiriman yang lama sehingga sale rusak/kadaluwarsa sebelum sampai di tangan konsumen.

Pemilik Usaha Sale Pisang Suka Senang juga sering mengikuti berbagai pameran kewirausahaan untuk mengenalkan keunggulan produk dan memperluas pemasaran. Pameran tersebut diantaranya adalah Pekan Raya Jakarta (PRJ), Pameran Produk Ekspor (PPE), Agro and Food Fair, Pangan Nusa Expo, Food Ethnic, dan lainnya.

F. Proses Produksi Sale Pisang

Proses produksi sale pisang di Perusahaan Suka Senang sedikit berbeda dari usaha sale pisang pada umunnya. Proses produksi dari pisang mentah sampai sale siap goreng dilakukan oleh pengrajin yang bermitra dengan perusahaan dan proses tersebut dilakukan di rumah masing-masing pengrajin, Proses penggorengan sale


(47)

33

mentah sampai pengemasan dan pemasaran dilakukan oleh karyawan di pabrik. Untuk lebih jelasnya dijelaskan pada uraian di dalam tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Tahapan Produksi Sale Pisang di Perusahaan Suka Senang

No. Tahap Keterangan

1. Pembelian pisang  Pisang siem dan pisang ambon mentah dibeli perusahaan dari pengepul pisang di Kec. Banjarsari, Kab. Ciamis.

2. Pembagian pisang ke pengrajin

 Pisang mentah diberikan kepada ketua kelompok pengrajin sale untuk dibagikan kepada pengrajin untuk diproses.

3. Pemeraman  Pisang diperam secara tradisional dengan cara digantung di langit-langit dapur selama 2-3 hari sampai tingkat kematangan 100%.

4. Pengirisan  Setelah pisang matang sempurna, pisang diiris tipis oleh pengrajin dengan ketebalan 2-3 mm. Pisang diiris dengan cara manual menggunakan pisau

stainless steel yang dilumuri minyak goreng agar memudahkan proses pengirisan.

5. Penyusunan dan penjemuran

 Sale yang sudah diiris tipis kemudian disusun berjajar di wadah berukuran 100cm x 100cm dan kemudian dijemur selama 1-2 hari di bawah terik matahari.

 Sebelum diberikan kepada perusahaan, sale yang sudah kering dipotong-potong terlebih dahulu dengan ukuran 4 cm x 16 cm lalu ditumpuk untuk memudahkan proses selanjutnya.

6. Pengumpulan  Sale mentah yang ada di pengrajin lalu dikumpulkan ke ketua kelompok pengrajin.


(48)

 Sale mentah diambil oleh perusahaan dari ketua kelompok pengrajin untuk diproses lebih lanjut di pabrik.

7. Pemisahan  Sale yang sudah dipotong dan ditumpuk lalu di pisahkan/ dijujut oleh pekerja di pabrik.

8. Penggorengan  Sale dimasukkan/ dicelup ke dalam adonan terigu dan tepung beras untuk menambah rasa dan kerenyahan lalu kemudian digoreng sampai matang. Jika varian sale gulung maka sale digulung terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam tepung.

 Sale yang sudah matang ditiriskan untuk mengurangi kadar minyak.

9. Pengemasan  Sale dikemas ke dalam kemasan plastik berlabel dan kedap udara dengan menggunakan alat

impulse sealer.

10. Penyimpanan  Sale dimasukkan ke dalam gudang penyimpanan dengan maksimal penyimpanan 5 hari sejak masa produksi.

 Jika permintaan tinggi maka sale tidak melalui proses penyimpanan tetapi langsung dipasarkan 11. Penjualan dan

pemasaran

 Sale pisang siap dipasarkan di toko atau dikirim sesuai pesanan pelanggan dengan waktu kadaluwarsa maksimal 6 bulan dihitung sejak awal produksi.


(49)

35

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Biaya dan Keuntungan 1. Biaya Sarana Produksi

Biaya sarana produksi adalah biaya yang dikeluarkan dan habis dalam satu kali proses produksi. Periode satu kali produksi yang dibahas dalam penelitian ini adalah dalam waktu satu bulan. Sarana produksi tidak hanya bahan baku utama untuk membuat sale, tetapi juga bahan pendukung dalam proses produksi. Rata-rata penggunaan sarana produksi pada agroindustri Sale Pisang Suka Senang dapat dilihat di tabel 2.

Tabel 2. Penggunaan Sarana Produksi Sale Pisang Suka Senang per Bulan No. Jenis Sarana Produksi Jumlah Harga (Rp) Nilai (Rp)

1 Pisang Siem (Kg) 6.000 2.500 15.000.000

2 Pisang Ambon (Kg) 6.000 3.000 18.000.000

3 Tepung Terigu (Kg) 2.000 9.000 18.000.000

4 Tepung Beras (Kg) 3.500 8.100 28.350.000

5 Minyak Goreng (Kg) 2.800 12.100 33.880.000

6 Plastik (Kg) 40 45.000 1.800.000

7 Gas Elpiji 12 Kg (Unit) 168 120.000 20.160.000

Jumlah Total 135.190.000

Sumber: Data primer penelitian Agustus 2016

Dari tabel di atas dapat dilihat besarnya berbagai pengeluaran biaya penggunaan sarana produksi dalam satu bulan. Bahan baku pisang yang digunakan adalah pisang siem dan ambon karena kedua jenis pisang tersebut merupakan pisang yang paling sesuai untuk dibuat menjadi produk sale. Kadar gula yang lebih sedikit dan tekstur yang lebih solid (tidak mudah rusak) saat dipotong tipis dibandingkan dengan jenis pisang lainnya menjadikan kedua jenis pisang tersebut


(50)

cocok untuk diolah menjadi sale. Penyusutan bobot dari pisang segar ke pisang sale kering mencapai 50%. Kadar air dan perubahan bentuk fisik dan rasa terjadi karena pisang dijemur di bawah terik matahari selama kurang lebih 2 hari.

Buah pisang dalam total biaya membutuhkan biaya yang cukup sedikit dalam total biaya keseluruhan, hanya sebesar Rp 33.000.000 untuk 12 ton pisang siem dan pisang ambon dikarenakan harga pisang dari pengepul yang murah pada masa panen pisang bulan Juli - Agustus. Pengeluaran terbesar adalah untuk minyak goreng curah dengan biaya sebesar Rp 33.880.000, karena minyak untuk menggoreng sale pisang cepat mengalami kerusakan sehingga memerlukan penggantian yang rutin dan jika sudah menghitam maka minyak sudah tidak layak digunakan. Rata-rata total pengeluaran per bulan untuk pembelian berbagai sarana produksi yang dibutuhkan perusahaan Sale Pisang Suka Senang adalah sebesar Rp 135.190.000.

2. Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk karyawan yang bekerja pada perusahaan. Biaya tenaga kerja dapat bervariasi tergantung tugas dan tingkat kesulitan dalam setiap proses produksi. Tenaga kerja yang dihitung dalam penelitian ini adalah tenaga kerja luar keluarga. Biaya tenaga kerja dalam keluarga dihitung berdasarkan hasil keuntungan per bulan yang telah disepakati di internal perusahaan. Penulis tidak mendapatkan data biaya TKDK dikarenakan data tersebut adalah rahasia perusahaan. Biaya tenaga kerja di perusahaan Sale Pisang Suka Senang dalam satu bulan dapat dilihat di tabel 3.


(51)

37

Tabel 3. Biaya Tenaga Kerja Perusahaan Sale Pisang Suka Senang per Bulan

Sumber: Data primer penelitian Agustus 2016

Berdasarkan tabel 3, biaya yang paling banyak dikeluarkan adalah untuk 40 orang pengrajin di bagian pemotongan pisang yaitu sebesar Rp 24.000.000 dalam satu bulan. Pemotongan pisang menggunakan pisau stainless steel yang dilumuri minyak goreng untuk memudahkan pemotongan. Proses ini memerlukan keahlian khusus untuk mencapai ketebalan yang diinginkan. Karyawan di bagian penggorengan sale mempunyai upah lebih besar dibandingkan bagian lainnya. Kebijakan ini diterapkan perusahaan karena untuk bekerja di bagian penggorengan harus mempunyai tingkat daya tahan yang cukup tinggi dan lama terhadap suhu yang panas dari kompor.

Seluruh pengrajin maupun karyawan di pabrik dan toko merupakan perempuan, dikarenakan perempuan dianggap lebih teliti dan ulet dalam melakukan proses produksi yang terdiri dari memotong pisang, memisahkan sale, menggoreng, mengemas, hingga melayani konsumen di toko. Pekerja laki-laki hanya mengisi bagian penyimpanan dan distribusi karena pekerjaan tersebut lebih mengandalkan

No. Jenis Kegiatan Jenis Kelamin Jumlah TK Biaya/ orang/ bulan Total 1 Pemotongan Pisang

(Pengrajin)

P 40 600.000 24.000.000

2 Pemisahan Lembaran Sale

P 4 648.000 2.592.000

3 Penggorengan P 6 888.000 5.328.000

4 Pengemasan P 6 648.000 3.888.000

5 Penyimpanan dan Distribusi

L 5 648.000 3.240.000

6 Penjualan (Toko) P 4 648.000 2.592.000


(52)

kekuatan fisik dibandingkan ketelitian. Upah dibayarkan per minggu atau setelah 6 hari kerja untuk seluruh pengrajin, karyawan pabrik dan karyawan toko.

3. Biaya Penyusutan Alat

Biaya penyusutan alat adalah perbandingan nilai beli dikurangi nilai sekarang dan dibagi dengan umur ekonomis alat tersebut. Biaya penyusutan dihitung per bulan. Total biaya penyusutan dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Biaya Penyusutan Alat Perusahaan Sale Pisang Suka Senang per Bulan

No. Alat Biaya Penyusutan/ bulan

1 Wajan 50.000 2 Kompor tekanan tinggi 55.000 3 Pisau 18.750 4 Tabung gas 37.333 5 Spatula 2.133 6 Tampah/ nyiru 14.583

7 Mixer 62.500

8 Impulse sealer 6.150

9 Keranjang plastik 25.000 10 Oven Gas 2.500 11 Timbangan elektrik 17.500 Jumlah Total 291.450 Sumber: Data primer penelitian Agustus 2016

Dilihat di tabel 4, total biaya penyusutan sebesar Rp. 291.450 dalam satu bulan. Biaya penyusutan paling banyak adalah biaya penyusutan untuk mixer

sebesar Rp 62.500 dalam satu bulan. Harga mixer yang paling tinggi di antara alat-alat produksi lainnya menjadi penyebab tingginya biaya penyusutan. Peralat-alatan yang paling sering diganti dalam proses produksi adalah tampah bambu, keranjang plastik dan spatula karena alat-alat tersebut lebih cepat rusak dikarenakan proses produksi yang terus-menerus.


(53)

39

4. Biaya Lain-Lain

Selain biaya yang digunakan untuk penggunaan sarana produksi, tenaga kerja, dan penyusutan alat masih ada biaya yang harus dikeluarkan perusahaan yaitu biaya transportasi, biaya listrik, dan biaya telepon. Total biaya lain-lain dalam produksi sale pisang selama satu bulan dapat dilihat di tabel 5.

Tabel 5. Biaya Lain-lain Perusahaan Sale Pisang Suka Senang per Bulan

No. Jenis Biaya Jumlah/ bulan (Rp)

1 Biaya Transportasi 1.200.000

2 Biaya Listrik 750.000

3 Biaya Telepon 800.000

Jumlah Total 2.750.000

Sumber: Data primer penelitian Agustus 2016

Berdasarkan tabel 5, biaya yang paling banyak dikeluarkan adalah untuk transportasi sebesar Rp 1.200.000, yang meliputi ongkos pegawai dan biaya bahan bakar dalam satu kali perjalanan pulang-pergi Ciamis-Jakarta. Biaya listrik yang dimaksud adalah untuk proses produksi di pabrik dan keperluan toko oleh-oleh yang memakan daya cukup besar karena adanya pendingin ruangan dan komputer di kasir. Impulse sealer dan timbangan elektrik mengambil daya listrik yang kecil. Biaya Pajak Bumi Bangunan (PBB) dan Pajak Penghasilan (PPh) tidak dimasukkan ke dalam biaya lain-lain karena narasumber tidak menyebutkan berapa besarnya nilai pajak tersebut yang dibayarkan setiap bulannya.

5. Total Biaya

Biaya yang dikeluarkan meliputi biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja, biaya listrik, biaya telepon, dan biaya transportasi. Biaya-biaya tersebut terbagi menjadi biaya implisit dan eksplisit. Biaya implisit adalah biaya yang tidak nyata


(54)

dikeluarkan oleh perusahaan. Sedangkan biaya eksplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan oleh perusahaan. Total biaya produksi dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Biaya Produksi Perusahaan Sale Pisang Suka Senang per Bulan

No. Jenis Biaya Jumlah/ bulan (Rp)

1 Biaya Eksplisit

a. Biaya Sarana Produksi 135.190.000

b. Biaya TKLK 41.640.000

c. Biaya Penyusutan Alat 291.450

d. Biaya Transportasi 1.200.000

e. Biaya Listrik 750.000

f. Biaya Telepon 800.000

Jumlah 179.871.450

2 Biaya Implisit

a.Bunga Modal Sendiri b.Sewa Tempat Milik Sendiri

1.347.187 4.166.666

Jumlah 5.513.853

Jumlah Total (1+2) 185.387.152

Sumber: Data primer penelitian Agustus 2016

Besarnya biaya total yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk bulan Agustus 2016 adalah sebesar Rp 185.387.152. Biaya yang dikeluarkan ini tentunya dapat berubah sesuai dengan harga bahan baku di pasar, kondisi ekonomi, dan perilaku sumber daya manusia yang terlibat didalamnya. Biaya total terdiri dari biaya implisit sebesar Rp 5.513.853 dan biaya eksplisit sebesar Rp 179.871.450.

Biaya implisit terdiri dari bunga modal sendiri dan biaya sewa tempat milik sendiri. Bunga modal sendiri didapatkan dari total biaya eksplisit di kali tingkat suku bunga pinjaman Bank BRI 9% per tahun atau sekitar 0,75% setiap bulannya. Biaya sewa tempat milik sendiri di pusat Kota Ciamis sebesar Rp 50.000.000 per tahun atau Rp 4.166.666 setiap bulannya.


(55)

41

6. Penerimaan

Penerimaan merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi sale pisang dengan harga jual per unit dalam satu bulan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di tabel 7.

Tabel 7. Penerimaan Perusahaan Sale Pisang Suka Senang per Bulan

Uraian Satuan Jumlah/ bulan (Rp)

a. Jumlah Produksi Unit 12.000 b. Harga Rp 31.500 Penerimaan (a x b) Rp 378.000.000 Sumber: Data primer penelitian Agustus 2016

Hasil produksi dalam satu bulan produksi sebanyak 12.000 bungkus sale pisang original (tanpa tambahan rasa) ukuran 500 gram atau total berat 6.000 Kg. Harga jual untuk Sale Pisang sebesar Rp 31.500 untuk setiap kemasan 500 gram. Penerimaan yang diperoleh Perusahaan Sale Pisang Suka Senang sebesar Rp 378.000.000 dalam satu periode produksi (satu bulan).

7. Pendapatan

Pendapatan usaha merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya eksplisit yang dikeluarkan dalam periode satu bulan. Selengkapnya dapat dilihat di tabel 8.

Tabel 8. Pendapatan Perusahaan Sale Pisang Suka Senang per Bulan

Uraian Jumlah/ bulan (Rp)

a. Penerimaan 378.000.000

b. Biaya Eksplisit 179.871.450

Pendapatan (a - b) 198.128.550

Sumber: Data primer penelitian Agustus 2016

Pendapatan yang diperoleh Perusahaan Sale Pisang Suka Senang dalam satu bulan adalah sebesar Rp 198.128.550 yang merupakan hasil pengurangan dari


(56)

jumlah penerimaan sebesar Rp 378.000.000 dikurangi dengan biaya eksplisit sebesar Rp 179.871.450.

8. Keuntungan

Keuntungan usaha agroindustri sale pisang merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya (eksplisit + implisit). Keuntungan Perusahaan Sale Pisang Suka Senang dalam satu bulan dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Keuntungan Perusahaan Sale Pisang Suka Senang per Bulan

Uraian Jumlah/ bulan (Rp)

a. Penerimaan 378.000.000

b. Biaya (Eksplisit + Implisit) 185.387.152

Keuntungan (a - b) 192.612.848

Sumber: Data primer penelitian Agustus 2016

Keuntungan yang diperoleh Perusahaan Sale Pisang Suka Senang dalam satu bulan adalah Rp 192.612.848 yaitu hasil dari pengurangan jumlah penerimaan sebesar Rp 378.000.000 dikurangi dengan biaya total (eksplisit dan implisit) sebesar Rp 185.387.152.

B. Kelayakan Usaha 1. BEP (Break Even Point)

Break Even Point adalah suatu keadaan ketika pendapatan yang diperoleh sama dengan biaya yang dikeluarkan. Break Even Point terdiri dari BEP produksi dan BEP harga. BEP produksi yaitu jumlah produksi yang terjadi pada suatu titik impas yang dinyatakan dalam unit per bulan. BEP Harga adalah harga yang berlaku pada saat titik impas dalam satuan rupiah per bulan. Berikut jumlah BEP unit dan BEP harga Perusahaan Sale Pisang Suka Senang yang dapat dilihat di tabel 10.


(57)

43

Tabel 10. Break Even Point Perusahaan Sale Pisang Suka Senang

Uraian Jumlah/ bulan (Rp)

a. TC (Total Biaya) 185.387.152

b. P (Harga) 31.500

c. Q (Jumlah Produksi) 12.000

BEP Unit (a / b) 5.885 BEP Harga (a / c) 15.449 Sumber: Data primer penelitian Agustus 2016

Berdasarkan hasil di tabel 10, nilai BEP unit untuk usaha agroindustri Sale Pisang sebanyak 5.885 unit per bulan sementara kapasitas produksi rata-rata sudah mencapai 12.000 unit per bulan. Harga jual yang ditetapkan perusahaan yaitu sebesar Rp 31.500 per unitnya, lebih tinggi dari BEP harga yang hanya sebesar Rp 15.449 per unitnya.

2. R/C

Analisis R/C adalah perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya, dipakai untuk menguji kelayakan suatu usaha. R/C agroindustri Sale Pisang Suka Senang dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. R/C Perusahaan Sale Pisang Suka Senang

Uraian Jumlah/ bulan (Rp)

R (penerimaan) 378.000.000

TC (Biaya total) 185.387.152

R/C 2,04

Sumber: Data primer penelitian Agustus 2016

Berdasarkan tabel 11, nilai R/C untuk usaha agroindustri Sale Pisang sebesar 2,04. Artinya setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan mendapatkan penerimaan sebesar 2,04 rupiah. Karena nilai R/C lebih dari satu (R/C>1) maka agroindustri Sale Pisang Suka Senang dinyatakan layak untuk dijalankan.


(58)

C. Simulasi Keuntungan Usaha Pada Tingkat Harga Tertentu

Keuntungan Perusahaan Sale Pisang Suka Senang setiap bulannya berbeda-beda tergantung dari harga bahan baku pisang di tingkat pengepul. Berikut grafik harga pisang per tiga bulan di tingkat pengepul di Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis.

Dari tren harga pisang diatas dapat dilihat bahwa harga pisang tertinggi berada di rentang bulan April – Juni mencapai harga Rp 8.000 dan Rp 6.000 per kilogram masing-masing untuk pisang ambon dan pisang siem. Hal ini terjadi karena di rentang waktu tersebut permintaan pisang sangat tinggi menjelang bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, sementara produksi pisang mengalami kekurangan dikarenakan di bulan-bulan tersebut bertepatan dengan musim kemarau. Rata-rata harga pisang ambon dan pisang siem masing-masing Rp 4.750 dan Rp 3.625 per kilogram.

4.000

6.000

2.500

2.000

3.625 5.500

8.000

3.000 2.500

4.750

Jan - Mar 2016 Apr - Jun 2016 Jul - Sep 2016 Okt - Des 2015 Rata-rata

pisang siem pisang ambon

Gambar 3. Tren Harga Jual Pisang per-Kg di Tingkat Pengepul Pisang Kec. Banjarsari Kab. Ciamis 2015-2016


(59)

45

Berdasarkan gambar 4, dapat dikatakan keuntungan yang didapat Perusahaan Sale Pisang Suka Senang berbeda setiap bulannya. Harga bahan baku pisang siem dan pisang ambon yang fluktuatif tergantung musim membuat keuntungan yang didapatkan dalam setiap bulannya tidak pernah sama. Bulan April sampai Juni menjadi titik terendah perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Hal ini disebabkan pada triwulan kedua biasanya terjadi kemarau dan tingginya permintaan pisang di pasaran. Sulitnya mendapatkan bahan baku yang mempunyai kualitas baik di pengepul pisang juga membuat pemilik perusahaan harus membeli pisang dengan harga yang tinggi dengan tanpa menaikkan harga produk jadi. Perusahaan memilih untuk mengurangi keuntungan daripada menaikkan harga jual produk ke konsumen.

168.432.848

141.230.348

192.861.193

198.657.848

175.295.559

Jan - Mar 2016 Apr - Jun 2016 Jul - Sep 2016 Okt - Des 2015 Rata-rata Gambar 4. Simulasi Keuntungan Perusahaan Pada Tingkat Harga Berbeda.


(60)

D. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan respon secara terus menerus yang dilakukan melalui analisis kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) pada tiap-tiap komponen pemasaran meliputi harga, produk, distribusi, dan promosi. Untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat, karakteristik konsumen dan pendapat konsumen mengenai bauran pemasaran 4P harus diketahui terlebih dahulu kemudian bisa dianalisis menggunakan SWOT deskriptif.

1. Karakteristik Konsumen a. Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan faktor utama yang harus diketahui dalam penentuan strategi pemasaran. Konsumen Sale Pisang Suka Senang menurut jenis kelamin dapat dilihat di tabel 12.

Tabel 12. Jenis Kelamin Konsumen Sale Pisang Suka Senang

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 11 36,6

Perempuan 19 63,4

Jumlah 30 100

Sumber: Data primer penelitian Agustus 2016

Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa konsumen paling banyak dalam membeli Sale Pisang Suka Senang adalah dari kalangan perempuan karena perempuan biasanya lebih berperan dalam keputusan pembelian suatu produk makanan untuk keluarga dan lebih selektif dalam membeli sebuah produk dilihat dari kualitasnya.


(61)

47

b. Usia

Usia konsumen adalah salah satu hal penting dalam pemasaran, karena usia akan mempengaruhi konsumen dalam mengonsumsi produk atau jasa yang berbeda. Perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek. Dari segi pemasaran, semua penduduk usia berapa pun adalah konsumen, namun produsen perlu mengetahui usia berapa yang menjadi segmentasi pasar produknya agar strategi pemasaran yang digunakan bisa efektif. Tingkat usia Konsumen Sale Pisang Suka Senang dapat dilihat di Tabel 13.

Tabel 13. Usia Konsumen Sale Pisang Suka Senang

Usia Jumlah Persentase (%)

<20 Tahun 0 0

20-35 tahun 4 13,3

36-50 tahun 16 53,4

51-65 tahun 8 26,6

>65 tahun 2 6,7

Jumlah 30 100

Sumber: Data primer penelitian Agustus 2016

Berdasarkan informasi di tabel 13 menyatakan bahwa sebaran umum konsumen pada umunya didominasi oleh pengunjung berusia 36-50 tahun, hal ini menunjukkan bahwa konsumen yang berkunjung adalah yang sudah berkeluarga dan umumnya sudah mempunyai pendapatan sendiri sehingga dapat melakukan pembelian sesuai dengan tingkat kemampuannya. Sedangkan persentase yang paling kecil yaitu pengunjung yang berusia di bawah 20 tahun dengan 0% atau tidak ada sama sekali yang datang untuk membeli sale pisang. Hal itu dikarenakan pasar sasaran produk ini bukan terdapat pada rentang usia tersebut, meskipun produk ini bisa dikonsumsi dari anak-anak sampai lansia.


(62)

c. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi produk maupun merek. Pendidikan yang berbeda akan menyebabkan selera konsumen yang berbeda terhadap pilihan produk. Tingkat pendidikan konsumen Sale Pisang Suka Senang dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Tingkat Pendidikan Terakhir Konsumen Sale Pisang Suka Senang Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase (%)

SD 4 13,3

SMP 3 10

SMA 5 16,7

D3/S1 17 56,6

S2/S3 1 3,4

Jumlah 30 100

Sumber: Data primer penelitian Agustus 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa karakteristik konsumen yang membeli produk Sale Pisang “Suka Senang” berasal dari bermacam latar belakang pendidikan yaitu mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sarjana. Konsumen sale pisang Suka Senang paling banyak yaitu konsumen dengan tingkat pendidikan terakhir D3/S1 sebesar 56,6% dan paling sedikit S2/S3 dengan persentase sebesar 3,4%.

d. Pekerjaan

Jenis pekerjaan seseorang secara umum akan mencerminkan tingkat pendapatan dan kelas sosial di masyarakat. Jenis pekerjaan konsumen Sale Pisang Suka Senang dapat dilihat pada Tabel 15.


(63)

49

Tabel 15. Jenis Pekerjaan Konsumen Sale Pisang Suka Senang

Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

Pelajar/Mahasiswa 2 6,7

Wiraswasta 6 20

PNS 13 43,3

Karyawan Swasta 5 16,7

Lainnya 4 13,3

Jumlah 30 100

Sumber: Data primer penelitian Agustus 2016

Pada tabel di atas dapat dilihat jenis pekerjaan responden konsumen sale pisang Suka Senang. Status pekerjaan dari 30 responden sebagian besar adalah masyarakat dengan status pekerjaan Pegawai Negeri Sipil yaitu sebesar 43,3%. Persentase konsumen terbanyak kedua yaitu wiraswasta sebesar 20%. Jenis pekerjaan seperti karyawan swasta, pelajar, pensiunan, dan lainnya memiliki jumlah yang sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa pasar sasaran yang bisa dituju masih bisa dikembangkan lagi sehingga bisa menjangkau seluruh golongan masyarakat dengan beragam jenis mata pencaharian.

e. Pendapatan

Tingkat pendapatan yang dimaksud adalah penghasilan rata-rata per bulan yang diterima oleh konsumen. Tingkat pendapatan seseorang dapat mempengaruhi keputusan dalam memilih sebuah produk. Semakin tinggi pendapatan per bulan biasanya semakin tinggi pula kebutuhan terhadap produk yang berkualitas. Tingkat pendapatan konsumen Sale Pisang Suka Senang dapat dilihat di tabel 16 di halaman berikutnya.


(64)

Tabel 16. Pendapatan Konsumen Sale Pisang Suka Senang

Pendapatan Jumlah Persentase (%)

< Rp 1.500.000 2 6,7

Rp 1.500.000 - Rp 2.499.000 7 23,3

Rp 2.500.000 - Rp 3.999.000 10 33,3

Rp 4.000.000 - Rp 6.000.000 9 30

> Rp 6.000.000 2 6,7

Jumlah 30 100

Sumber: Data primer penelitian Agustus 2016

Berdasarkan Tabel 16, penelitian terhadap 30 orang konsumen Sale Pisang Suka Senang menunjukkan bahwa jumlah konsumen dengan pendapatan sebesar Rp 2.500.000 – Rp 3.999.000, memiliki persentase terbesar yaitu 33,3%, diikuti oleh konsumen dengan pendapatan Rp 4.000.000 – Rp 6.000.000 sebesar 30% kemudian konsumen yang pendapatannya Rp 1.500.000 – Rp 2.499.000 sebesar 23,3% dan terakhir konsumen dengan pendapatan di bawah Rp 1.500.000 dan di atas Rp 6.000.000, masing-masing sebesar 6,7%. Berdasarkan hasil di atas menunjukkan bahwa konsumen Sale Pisang Suka Senangberasal dari semua tingkatan konsumen dengan tingkat pendapatan yang berbeda-beda, namun jika dilihat dari sebaran jumlah pendapatan konsumen menunjukkan bahwa pemasaran Sale Pisang Suka Senang sudah tepat yaitu menyasar segmen konsumen kalangan menengah ke atas.

2. Pendapat Konsumen Terhadap Bauran Pemasaran

Analisis mengenai pendapat konsumen dapat membantu mengevaluasi tindakan pemasaran sebelum produk diluncurkan maupun setelah diluncurkan. Jika ingin menjual produk dengan sukses, sebuah perusahaan harus selalu memperhatikan pendapat konsumen terhadap produknya. Pada era sekarang,


(1)

60

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Perusahaan Sale Pisang Suka Senang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dapat disimpulkan:

1. Biaya total yang dikeluarkan oleh Perusahaan Sale Pisang Suka Senang dalam satu bulan adalah sebesar Rp 185.387.152. Terdiri dari biaya eksplisit sebesar Rp 179.871.450 dan biaya implisit Sebesar Rp 5.513.853. Penerimaan rata-rata per bulan adalah sebesar Rp 378.000.000 dan pendapatan sebesar Rp 198.128.550, Sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan rata-rata per bulan sebesar Rp 192.612.848.

2. Analisis kelayakan usaha Sale Pisang Suka Senang berdasarkan analisis pendapatan adalah layak untuk diusahakan karena perusahaan memperoleh pendapatan sebesar Rp 192.612.848 per bulan. Analisis BEP harga dan produksi menyimpulkan usaha Sale Pisang Suka Senang layak diusahakan karena harga jual per unit Rp 31.500 lebih besar daripada BEP harga sebesar Rp 15.449, dan total produksi sebanyak 12.000 unit per bulan, lebih besar dari BEP produksi yang hanya sebanyak 5.885 unit per bulan. Berdasarkan analisis R/C, usaha ini mendapatkan nilai 2,04 yang lebih besar dari 1, artinya usaha sale pisang ini layak untuk diusahakan.


(2)

61

3. Strategi pemasaran

Strategi Pemasaran yang sesuai adalah dengan cara melakukan promosi melalui media sosial di internet sebagai sarana promosi. Hal ini seiring dengan perkembangan jaman yang semakin cepat.

Pemanfaatan media sosial yang digunakan juga harus sesuai dengan segmentasi konsumen sale pisang yang sebagian besar adalah wanita di rentang usia 36-65 tahun, sehingga promosi bisa lebih efektif. Media sosial Facebook dan grup

Whatsapp adalah yang paling tepat untuk digunakan untuk pemasaran produk. Saat ini perusahaan Suka Senang memiliki akun Instagram untuk pemesanan online namun media sosial yang cenderung lebih digemari kaum muda ini kurang sesuai untuk promosi produk sale pisang yang menyasar konsumen 36 tahun keatas.

B. Saran

Saran dari penulis untuk perusahaan Sale Pisang Suka Senang diantaranya adalah:

1. Perlu mempertahankan kualitas produk serta melakukan ubahan dalam bentuk dan tampilan kemasan agar lebih menarik konsumen.

2. Melakukan proses quality control di tahap pengrajin sale agar produk tetap terjaga kualitasnya.

3. Mengadakan promo menarik atau potongan harga yang cukup besar jika konsumen melakukan pembelian dengan jumlah tertentu.


(3)

62

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2014. Potret Usaha Pertanian Indonesia Menurut Sub Sektor. Badan Pusat Statistik, Jakarta. [Diakses 15 Agustus 2016]

Boyd, H. 2000. Manajemen Pemasaran. Ed. Ke-2, Jilid 1. Terjemahan dari

Marketing Management. Erlangga, Jakarta.

David F. R. 2004. Manajemen Strategis Konsep. Ed ke- 7. Alexander Sindoro, penerjemah; Agus Widyantoro, editor. Terjemahan dari: Concepts of Strategic Management. Salemba Empat, Jakarta.

Kotler P, Amstrong G. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Ed. Ke-12, Jilid 1. Sabran B, penerjemah ; maulana A, Barnadi D, Hardani W, Editor ; Terjemahan dari Principles of Marketing. Erlangga, Jakarta.

Kotler P, Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Ed. Ke-13, Jilid 1. Sabran B, penerjemah; maulana A, Barnadi D, Hardani W, Editor; Terjemahan dari Marketing Management, Thirteenth Edition. Erlangga, Jakarta.

Kotler, P. 2001. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jilid 1 dan 2. PT. Prenhalindo, Jakarta.

Rangkuti, Freddy, 1997. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Satiadiredja, S. 1989. Hortikultura, Pekarangan, dan Buah Buahan. CV Yasaguna, Jakarta.

Siagian D. 2000. Metode Statistis untuk Bisnis dan Ekonomi. PT. SUN,Jakarta. Soekartawi, 2000. Pengantar Agroindustri. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian

Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Perkasa, Jakarta.

Surakhmad, Winarno, (1994), Pengantar Penelitian Ilmiah dan Dasar Metode Teknik, Transito, Bandung.


(4)

(5)

Lampiran 1. Tabulasi Data Konsumen Sale Pisang Suka Senang

No.

L P <20 20-35 36-50 51-65 >65 SD SMP SMA D3/S1 S2/S3 Pelajar Wiraswasta PNS Karyawan Lainnya <1,5jt 1,5-2,4jt 2,5-3,9jt 4-6jt >6jt

1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0

2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0

3 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1

4 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0

5 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0

6 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0

7 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0

8 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0

9 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0

10 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0

11 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0

12 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0

13 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0

14 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0

15 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0

16 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0

17 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0

18 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0

19 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0

20 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0

21 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0

22 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0

23 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0

24 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0

25 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0

26 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0

27 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0

28 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0

29 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0

30 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1

Jumlah 11 19 0 4 16 8 2 4 3 5 17 1 2 6 13 5 4 2 7 10 9 2

persentase 36,7 63,3 0,0 13,3 53,3 26,7 6,7 13,3 10,0 16,7 56,7 3,3 6,7 20,0 43,3 16,7 13,3 6,7 23,3 33,3 30,0 6,7

Jumlah total

Profil Konsumen Konsumen Sale Pisang Suka Senang

30 30 Jenis

Kelamin Pekerjaan Pendapatan

30 30 30 Usia Pendidikan Terakhir Responden


(6)

Lampiran 2. Tabulasi Data Bauran Pemasaran Konsumen No.

SE E B TE SM M B TM BR K B C K Mahal Sedang Murah Online Toko oleh-oleh Kerabat Lainnya N TN R TR B TB M S

1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 2 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 3 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 4 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 5 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 6 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 7 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 8 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 9 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 10 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 11 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 12 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 13 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 14 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 15 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 16 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 17 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 18 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 19 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 20 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 21 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 22 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 23 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 24 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 25 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 26 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 27 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 28 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 29 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 30 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 Jumlah 9 15 6 0 6 19 5 0 27 3 0 30 0 0 18 12 4 3 13 10 23 7 30 0 26 4 30 0

persentase 30,0 50,0 20,0 0,0 20,0 63,3 16,7 0,0 90,0 10,0 0,0 100,0 0,0 0,0 60,0 40,0 13,3 10,0 43,3 33,3 76,7 23,3 100,0 0,0 86,7 13,3 100,0 0,0

Jumlah total 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 Bauran Pemasaran

porsi variasi

tampilan Produk

Harga Promosi Tempat/ distribusi

kenyamanan

rasa pelayanan kebersihan Akses