TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang di Jembatan Timbang Singosari.

(1)

PENIMBANGAN KENDARAAN ANGKUTAN

BARANG DI JEMBATAN TIMBANG SINGOSARI

TUGAS AKHIR

Oleh :

Nama : LAMBANG SUJIWO HANUGRAH

NIM : 05.41010.0346

Program : S1(Srata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK INFORMATIKA SURABAYA


(2)

vi

ABSTRAK

Jembatan timbang merupakan alat pengawasan yang terpasang secara permanen yang berfungsi untuk mengawasi dan mengontrol beban muatan kendaraan angkutan barang yang melewati jalan raya. Tujuan dilakukannya penimbangan kendaraan angkutan barang bermuatan adalah untuk menjaga kerusakan jalan raya yang diakibatkan beban kendaraan yang bermuatan lebih dan juga untuk mencegah terjadinya kecelakaan akibat kendaraan yang lebih muatan.

Jembatan timbang juga berfungsi sebagai tempat pelayanan publik yang dituntut memberikan layanan yang akurat, cepat dan efisien. Namun, dengan terbatasnya fasilitas pelayanan yang kurang memadai dan ditambah dengan semakin meningkatnya jumlah kendaraan yang masuk jembatan timbang menyebabkan terjadinya permasalahan. Pelaksanaan operasional penimbangan dan pendataan yang dilakukan masih dengan cara manual menjadi penyebab lambatnya sistem pelayanan di jembatan timbang. Komputerisasi di jembatan timbang adalah salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan yang harus segera direalisasikan.

Melalui penelitian di jembatan timbang, penulis akan memberikan bantuan pembuatan Rancang Bangun Sistem Informasi Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di jembatan timbang. Dengan itu akan menghasilkan output yang dapat menjadi solusi diantaranya adalah data jumlah kendaraan yang masuk jembatan timbang, jumlah nilai denda pelanggaran kelebihan muatan, pelayanan yang lebih cepat serta terciptannya kelancaran arus kendaraan di jembatan timbang.


(3)

ix DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 2

1.3.Pembatasan Masalah ... 2

1.4.Tujuan ... 2

1.5.Sistematika Penulisan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 4

2.1.Konsep Dasar Sistem Informasi ... 4

2.1.1.Sistem ... 4

2.1.2.Informasi ... 7

2.1.3.Sistem Informasi ... 9

2.2.Siklus Hidup Pengembangan Sistem ... 11

2.2.1.Mengidentifikasi Masalah, Peluang, dan Tujuan ... 12

2.2.2.Menentukan Syarat-Syarat lnformasi ... 12

2.2.3.Menganalisis Kebutuhan Sistem ... 13

2.2.4.Merancang Sistem yang Direkomendasikan ... 13

2.2.5.Mengembangkan dan Mendokumentasikan Perangkat Lunak 14 2.2.6.Menguji dan Mempertahankan Sistem ... 15


(4)

x

2.2.7.Mengimplementasikan dan Mengevaluasi Sistem ... 15

2.3.Alat Bantu Pengembangan Sistem ... 16

2.3.1.Bagan Alir Dokumen / Flow of Document (FOD) ... 16

2.3.2.Data Flow Diagram (DFD) ... 17

2.3.3.Kamus Data ... 20

2.4.Konsep Dasar Basis Data ... 21

2.4.1.Basis Data ... 21

2.4.2.Normalisasi ... 22

2.5.Keadaan Geografis Jembatan Timbang ... 23

2.5.1.Gambaran Umum ... 23

2.5.2.Pelaksanaan Peraturan Daerah ... 24

2.5.3.Penggolongan Jenis Kendaraan ... 24

2.5.4.Ketentuan Tingkat Pelanggaran ... 24

2.5.5.Ketentuan Sanksi Pelanggaran ... 25

2.5.6.Pelaksanaan Operasional ... 25

BAB III METODE PENELITIAN & PERANCANGAN SISTEM ... 26

3.1.Metode Penelitian ... 26

3.1.1.Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.2.Identifikasi Masalah ... 26

3.2.1.Identifikasi Dokumen Masuk ... 26

3.2.2.Identifikasi Prosedur ... 27

3.2.3.Identifikasi Laporan ... 28

3.3.Rancangan Penelitian ... 29

3.3.1.Perancangan Data ... 29


(5)

xi

3.3.3.Pembuatan Laporan ... 34

3.3.4.Pendayagunaan Jembatan Timbang ... 36

3.4.Kebutuhan Sistem ... 38

3.4.1.Kebutuhan Perangkat Keras ... 38

3.4.2.Kebutuhan Perangkat Lunak ... 39

3.4.3.Keahlian Operator ... 39

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 40

4.1.Implementasi ... 40

4.1.1.Implementasi Data ... 40

4.1.2.Implementasi Program ... 41

4.2.Evaluasi Sistem ... 46

BAB V PENUTUP ... 48

5.1 Kesimpulan ... 48

5.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49


(6)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Transportasi merupakan salah satu bagian terpenting dalam pembangunan nasional. Pembangunan jalan, jembatan, dan prasarana lain untuk menunjang kelancaran perekonomian, baik regional maupun nasional dibangun dengan dana yang sangat besar. Untuk itu perlu adanya pengawasan dan pemeliharaan angkutan barang yang melewati jalan raya, karena jalan raya merupakan urat nadi perekonomian masyarakat yang harus terjamin kelancaran dan ketertibannya. Terganggunya kelancaran angkutan barang di jalan raya akan berdampak pada perekonomian masyarakat seperti kelangkaan barang, kenaikan harga, dan masalah sosial lainnya.

Jembatan timbang adalah salah satu pelaksana uji kendaraan yang berada dibawah unit pelayanan teknis area suatu daerah, yang mana berada dibawah naungan dinas perhubungan. Jembatan timbang ini dipasang secara permanen guna menjaga kelestarian, dengan kata lain memperpanjang usia jalan di sekitar jembatan timbang. Dalam hal ini jembatan timbang yang berada di jalan Surabaya-Malang kilometer 78. Tepatnya berada di Singosari, Malang (Jawa Timur).

Kendaraan-kendaraan angkutan barang yang melewati jalan tersebut diwajibkan untuk melakukan uji timbang berat muatan kendaraan tersebut di jembatan timbang. Tingginya arus kendaraan yang masuk dan beban kendaraan yang semakin berat, proses pelayanan dan pendataan secara manual menghasilkan kinerja yang tidak maksimal dan tidak efisien. Sering terjadinya kemacetan dan antrian kendaraan di sekitar pintu-pintu masuk begitu pula masih banyaknya kendaraan


(7)

angkutan barang yang lolos dari pengawasan adalah akibat lambatnya pelayanan yang dilakukan oleh petugas.

Sebagai pelayanan publik jembatan timbang perlu layanan yang cepat dan akurat, maka sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan adalah dengan program komputerisasi yang dapat mempercepat dan mempermudah kinerja operator di lapangan.

1.2. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

A.Bagaimana memecahkan masalah pengolahan data secara terpusat dan memberikan informasi yang dibutuhkan.

B.Bagaimana merancang bangun sistem informasi penimbangan kendaraan angkutan barang.

1.3. Pembatasan masalah

Adapun ruang lingkup dalam merancang bangun sistem informasi ini adalah : A.Sistem informasi yang dibahas hanya mencakup sistem informasi pencatatan data

kendaraan angkutan barang dan proses analisis terhadap data tersebut.

B.Sistem hanya mencatat olah data kendaraan angkutan barang yang masuk jembatan timbang.

1.4. Tujuan

Sesuai dengan permasalahan yang ada maka tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah :

A.Memecahkan masalah pengolahan data secara terpusat dan memberikan informasi yang dibutuhkan.


(8)

1.5. Sistematika Penulisan

Penulisan tugas akhir ini secara sistematis diatur dan disusun dalam lima bab yang didalamnya terdapat beberapa sub bab. Secara ringkas uraian materi dari bab pertama hingga bab terakhir adalah sebagai berikut :

1.5.1. Bab I Pendahuluan

Pada bab pendahuluan ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, kontribusi serta sistematika penulisan tugas akhir.

1.5.2. Bab II Landasan Teori

Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep dasar sistem informasi, konsep dasar basis data, jasa dan keadaan geografis jembatan timbang.

1.5.3. Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini membahas mengenai analisis karakteristik sistem, desain sistem dan metode perancangan.

1.5.4. Bab IV Implementasi Dan Evaluasi

Pada bab ini akan membahas tentang proses implementasi sistem, pengujian program yang telah dihasilkan, dan akan dijelaskan tentang evaluasi dari sistem dan program yang telah dibuat.

1.5.5. Bab V Kesimpulan Dan Saran

Pada bab kesimpulan dan saran ini merupakan kesimpulan hasil pengujian sistem secara keseluruhan dan saran-saran yang diharapkan dapat membantu dalam hal pengembangan dari tugas akhir ini.


(9)

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1. Sistem

Sistem berasal dari Yunani yang artinya kesatuan. Suatu sistem adalah serangkaian subsistem atau jaringan kerja yang terkait dan tergantung sama lain, bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. (Kendall & Kendall, 2003, 469)

Di dalam prosedur ada urutan-urutan yang merupakan tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa (what) yang harus dikerjakan, siapa (who) yang mengerjakan tugas tersebut, kapan (when) pekerjaan tersebut dilakukan, dan bagaimana (how) mengerjakan tugas tersebut. (Moekijat, 2001, 5)

Mempelajari suatu sistem akan lebih mudah dimengerti apabila kita telah mengetahui arti suatu sistem. Lebih lanjut pengertian sistem kita peroleh dari defenisinya. Dengan demikian pengertian atau defenisi yang ada diatas mempunyai peranan yang penting di dalam pendekatan untuk mempelajari suatu sistem.

Sistem dapat juga diartikan sebagai kumpulan dari Lingui-Lingui seperti manusia, menentukan proses secara teratur, saling mempengaruhi atau saling bersaing satu dengan yang lainnya, dimana keseluruhannya merupakan satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Sistem ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

A. Sistem Abstrak yaitu suatu susunan teratur, gagasan atau konsep yang saling bergantung. Sebagai contoh, sebuah sistem teknologi adalah sebuah susunan gagasan mengenai manusia, tumbuh dan teman-teman.


(10)

Sistem Fisik adalah sebuah sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud.

B. Sistem Deterministik ini beroperasi dalam cara yang dapat diramalkan secara tepat dan interaksi antar bagian-bagian dapat diketahui secara pasti.

Sedangkan Sistem Probabilitas ini dapat diuraikan sebagai istilah perilaku yang mungkin, tetapi ada sedikit kesalahan atas ragam terhadap jalannya sistem. C. Sistem Tertutup merupakan sistem yang mandiri dan sistem ini tidak tertukar

materi, informasi dan energi dalam lingkungannya. Sistem Tertutup semacam ini akhirnya melemah dan tercerai berai.

Sedangkan Sistem Terbuka mengadakan pertukaran informasi, yang meliputi masukan yang acak dan tertentu. Sistem Terbuka ini cenderung memiliki sifat adaptasi, yang berarti sistem yang dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan sedemikian hingga dapat meneruskan eksistensinya. (Tata Sutabri, 2004, 14)

Analisis dan perancangan sistem seperti yang ditampilkan oleh penganalisis sistem berupaya menganalisis input data atau aliran data secara sistematis, memproses atau mentransformasikan data, menyimpan data dan menghasilkan output informasi dalam konteks bisnis khusus. (Kendall & Kendall, 2002, 7)

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, seperti : A. Komponen-komponen (Components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi yangartinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian dari sistem. Setiap sistem tidak peduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen.


(11)

B. Batas sistem (Boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

C. Lingkungan luar sistem (Environment)

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem. D. Penghubung (Interface)

Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran dari satu sistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung.

E. Masukan (Input)

Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).

Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat


(12)

F. Keluaran (Output)

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.

G. Pengolah (Process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluar berupa barang jadi.

H. Sasaran (Objectives)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. (Jogiyanto Hartono, 2001, 4)

2.1.2. Informasi

Informasi merupakan bagian yang penting didalam sebuah organisasi, oleh karena itu suatu organisasi pasti membutuhkan informasi. Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimannya. Informasi mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata, angka-angka, huruf-huruf atau simbol yang menunjukan ide, objek, kondisi dan situasi. (Jogiyanto Hartono, 2001, 8)

Sumber dari informasi adalah data, sedangkan data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal data item. Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah


(13)

sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Di dalam dunia bisnis, kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah perubahan dari nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang dagang. Kesatuan data adalah merupakan suatu objek nyata sebagai tempat, benda, dan orang, yang betul-betul ada dan terjadi.

Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan suatu proses atau model tertentu. Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai masukan, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini disebut dengan siklus informasi (information

cycle) dan disebut juga dengan siklus pengolahan data (data processing cycle).

Secara ringkas dapat dilihat pada gambar berikut ini : Proses (Model) Input (Data) Data (Ditangkap) Hasil Tindakan Keputusan Tindakan Penerima Output (Informasi) Dasar Data

Gambar 2.1 Siklus Informasi

Tingkat kualitas informasi dipengaruhi oleh :

A. Akurat (Acurrate), informasi yang disampaikan harus bebas dari kesalahan dan tidak boleh menyesatkan sehingga informasi dapat tersalurkan dan sampai pada pencerminan maksud informasi tersebut.


(14)

B. Tepat waktu (Timeliness), informasi yang dihasilkan tidak terlambat karena akan mempunyai nilai yang tidak baik, yang bisa berakibat fatal dalam pengambilan keputusan.

C. Relevan (Relevance), informasi tersebut harus dapat memberikan manfaat bagi pemakai. Relevan informasi untuk setiap orang selalu berbeda berdasarkan atas kebutuhan masing-masing orang.

2.1.3. Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu kerangka kerja dengan mana sumber daya (manusia, komputer) dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan. (Joseph W.

Wilkinson, 2003, 5)

Berdasarkan atas definisinya maka sistem informasi itu merupakan :

A. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi. B. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan

informasi bagi pengambil keputusan dan/atau untuk mengendalikan organisasi. C. Suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan

pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. (Joseph W. Wilkinson, 2003, 5)

Subsistem dalam sistem informasi dapat terdiri dari subsistem akuntansi, subsistem pembelian, subsistem pemasaran, subsistem produksi, subsistem personalia, dan sebagainya. Masing-masing subsistem tersebut dapat terdiri dari subsistem yang lebih kecil. Pembagian subsistem tersebut bergantung pada masing-masing perusahaan.


(15)

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block) yaitu :

A. Blok Masukan (Input Block)

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini

termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

B. Blok Model (Model Block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

C. Blok Keluaran (Output Block)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

D. Blok Teknologi (Technology Block)

Teknologi merupakan kotak alat dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

E. Blok Basis Data (Database Block)

Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan


(16)

perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.

F. Blok Kendali (Controls Block)

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan dari sistem itu sendiri, kesalahan, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. (Jogiyanto Hartono, 2001, 12)

2.2. Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Siklus hidup pengembangan sistem (SHPS) adalah pendekatan melalui beberapa tahap untuk menganalisis dan merancang sistem yang dimana sistem tersebut telah dikembangkan dengan sangat baik melalui penggunaan siklus kegiatan penganalisis dan pemakai secara spesifik. (Kendall & Kendall (1), 2003, 11)

Penganalisis tidak sepakat dengan berapa banyaknya tahap yang ada didalam siklus hidup pengembangan sistem, namun mereka umumnya memuji pendekataan terorganisir mereka. SHPS dibagi atas tujuh tahap seperti terlihat pada gambar 2.0 berikut:

1. Mengidentifikasi masalah, peluang, dan tujuan.

2. Menentukan syarat-syarat.

3. Menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem.

4. Merancang sistem yang direkomendasikan.

5. Mengembangkan dan mendokumentasikan perangkat

lunak. 6. Menguji dan

mempertahankan sistem. 7. Mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem.


(17)

Meskipun masing-masing tahap ditampilkan secara terpisah, namun tidak pernah tercapai sebagai satu langkah terpisah. Melainkan, beberapa aktivitas muncul secara simultan, dan aktivitas tersebut dilakukan secara berulang-ulang. Lebih berguna lagi memikirkan bahwa SHPS bisa dicapai dalam tahap-tahap (dengan aktivitas berulang yang saling tumpang tindih satu sama lainnya dan menuju ke tujuan terakhir) dan tidak dalam langkah-langkah terpisah.

Adapun siklus hidup pengembangan sistem pada diagaram di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

2.2.1. Mengidentifikasi Masalah, Peluang, dan Tujuan

Di tahap pertama dari SHPS ini, penganalisis mengidentifikasi masalah, peluang, dan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Tahap ini sangat penting bagi keberhasilan proyek, karena tidak seorang pun yang ingin membuang-buang waktu kalau tujuan masalah yang keliru.

Tahap pertama ini berarti bahwa penganalisis melihat dengam jujur pada apa yang terjadi di daiam bisnis. Kemudian, bersama-sama dengan anggota organisasional lain, penganalisis menentukan dengan tepat masalah-masalah tersebut. Seringnya, masalah ini akan dibawa olch lainnya, dan mereka adalah alasan kenapa penganalisis mula-mula dipanggil. Peluang adalah situasi di mana penganalisis yakin bahwa peningkatan bisa dilakukan melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi. Mengukur peluang memungkinkan bisnis untuk mencapai sisi kompetitif atau menyusun standar-standar industri.

2.2.2. Menentukan Syarat-Syarat lnformasi

Dalam tahap berikutnya, penganalisis memasukkan apa saja yang menentukan syarat-syarat informasi untuk para pemakai yang terlibat. Di antara perangkat-perangkat yang dipergunakan untuk menetapkan syarat-syarat informasi


(18)

didalam bisnis diantaranya ialah menentukan sampel dan memeriksa data mentah, wawancara, mengamati perilaku pembuat keputusan, lingkungan kantor, dan prototyping.

Rapid application development (RAD) adalah suatu pendekatan yang

berorientasi objek umuk pengembangan sistem yang mencakup metode pengembangan (meliputi penentuan syarat-syarat informasi) serta perangkat-perangkat lunak. (Kendall & Kendall (1), 2003, 12)

2.2.3. Menganalisis Kebutuhan Sistem

Tahap berikutnya ialah menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem. Sekali lagi, perangkat dan teknik-teknik tertentu akan membantu penganalisis menentukan kebutuhan. Perangkat yang dimaksud ialah pengguanaan diagram aliran data untuk menyusun daftar input, proses, dan output fungsi bisnis dalam bentuk grafik terstruktur. Dari diagram aliran data, dikembangkan suatu kamus data berisikan daftar seluruh item data yang digunakan dalam sistem, berikut spesifikasinya, apakah berupa alphanumeric atau teks, serta berapa banyak spasi yang dibutuhkan saat dicetak.

Selama tahap ini, penganalisis sistem juga menganalisis keputusan terstruktur yang dibuat. Keputusan terstruktur adalah keputusan-keputusan dimana kondisi, kondisi alternatif, tindakan serta aturan tindakan ditetapkan. Ada tiga metode utama untuk menganalisis keputusan terstruktur, yakni: bahasa Inggris terstruktur, rancangan keputusan, dan pohon keputusan.

2.2.4. Merancang Sistem yang Direkomendasikan

Dalam tahap desain dari SHPS, penganalisa sistem menggunakan informasi-informasi yang terkumpul sebelumnya untuk mencapai desain sistem informasi-informasi yang logik. Penganalisis merancang prosedur data-entry sedemikian rupa sehingga data


(19)

yang dimasukkan ke dalam sistem informasi benar-benar akurat. Selain itu, penganalisis menggunakan teknik-teknik bentuk dan perancangan layar tertentu untuk menjamin keefektifan input sistem informasi.

Bagian dari perancangan sistem informasi yang logik adalah peralatan antarmuka pengguna. Antar muka menghubungkan pemakai dengan sistem, jadi perannya benar-benar sangat penting. Contoh dari antarmuka pemakai adalah keyboard (untuk mengetik pertanyaan dan jawaban), menu-menu pada layar (untuk mendatangkan perintah pemakai), serta berbagai jenis Graphical User Interface (GUIs) yang menggunakan mouse atau cukup dengan sentuhan pada layar.

2.2.5. Mengembangkan dan Mendokumentasikan Perangkat Lunak

Dalam tahap kelima dari SHPS, penganalisis bekerja bersama-sama dengan pemrogram untuk mengembangkan suatu perangkat lunak awal yang diperlukan. Beberapa teknik terstruktur untuk merancang dan mendokumentasikan perangkat lunak meliputi rencana terstruktur, Nassi-Shneiderman charts, dan pseudocode. Penganalisis sistem menggunakan salah satu perangkat ini untuk memprogram apa yang perlu diprogram.

Selama tahap ini, penganalisis juga bekerja sama dengan pemakai untuk mengembangkan dokumentasi perangkat lunak yang efektif; mencakup melakukan prosedur secara manual, bantuan online, dan web site yang membuat fitur Frequently

Asked Questions (FAQ), di file "Read Me" yang dikirimkan bersama-sama dengan

perangkat lunak baru. Kegiatan dokumentasi menunjukkan kepada pemakai tentang cara penggunaan perangkat lunak dan apa yang harus dilakukan bila perangkat lunak mengalami masalah.


(20)

2.2.6. Menguji dan Mempertahankan Sistem

Sebelum sistem informasi dapat digunakan, maka harus dilakukan pengujian terlebih dulu. Akan bisa menghemat biaya bila dapat menangkap adanya masalah sebelum sistem tersebut ditetapkan. Sebagian pengujian dilakukan oleh pemrogram sendiri, dan lainnya dilakukan oleh penganalisis sistem. Rangkaian pengujian ini pertama-tama dijalankan bersama-sama dengan data contoh serta dengan data aktual dari sistem yang telah ada.

Mempertahankan sistem dan dokumentasinya dimulai di tahap ini dan dilakukan secara rutin selama sistem informasi dijalankan. Sebagian besar kerja rutin pemrogram adalah melakukan pemeliharaan, dan bisnis menghabiskan banyak uang untuk kegiatan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan seperti memperbaharui program, bisa dilakukan secara otomatis melalui suatu vendor di World Wide Web. Sebagian besar produsen sistematis yang dijalankan penganalisis selama siklus hidup pengembangan sistem membantu memastikan bahwa pemeliharaan bisa dijaga sampai tingkat minimum.

2.2.7. Mengimplementasikan dan Mengevaluasi Sistem

Ditahap terakhir dari pengembangan sistem, penganalisis membantu untuk mengimplementasikan sistem informasi. Tahap itu melibatkan pelatihan bagi pemakai untuk mengendalikan sistem. Sebagian pelatihan tersebut dilakukan oleh vendor, namun kesalahan pelatihan merupakan tanggung jawab penganalisis sistem. Selain itu, penganalisis perlu merencanakan konversi perlahan dari sistem lama ke sistem baru. Proses ini mencakup pengubahan file-file dari format lama ke format baru atau membangun suatu basis data, menginstall peralatan, dan membawa sistem baru untuk diproduksi.


(21)

Evaluasi yang ditunjukkan sebagai bagian dari tahap terakhir dari siklus hidup pengembangan sistem biasanya dimaksudkan untuk pembahasan. Sebenarnya, evaluasi dilakukan di setiap tahap. Kriteria utama yang harus dipenuhi ialah apakah pemakai yang dituju benar-benar menggunakan sistem. (Kendall & Kendall (1), 2003, 11-14)

2.3. Alat Bantu Pengembangan Sistem

2.3.1. Bagan Alir Dokumen / Flow of Document (FOD)

Sistem akuntansi dapat dijelaskan dengan menggunakan bagan alir dokumen. Tabel berikut melukiskan simbol-simbol standar yang digunakan oleh analis sistem untuk membuat bagan alir dokumen yang menggambarkan sistem tertentu. (Mulyadi, 2001, 60)

Berikut ini adalah simbol-simbol standar dengan maknanya masing-masing :

Tabel 2.1 Simbol-Simbol dalam Bagan Alir Dokumen (Mulyadi, 2001, 60)

Simbol Arti Keterangan

Dokumen

Simbol ini menggambarkan semua jenis dokumen, yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi.

1

2 Dokumen dan

tembusannya

Simbol ini menggambarkan dokumen asli dan tembusannya. Nomor lembar dokumen dicantumkan di sudut kanan atas.

Catatan

Simbol ini menggambarkan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumnya di dalam dokumen atau formulir.

Penghubung pada halaman yang

berbeda

Simbol penghubung ini menunjukkan bagaimana bagan alir yang tercantum pada halaman tertentu terkait dengan bagan alir yang tercantum pada halaman yang lain.

Kegiatan manual

Simbol ini menggambarkan kegiatan manual, seperti: menerima order dari pembeli, mengisi formulir.


(22)

Simbol Arti Keterangan

Keterangan, komentar

Sistem ini memungkinkan ahli sistem menambahkan keterangan untuk memperjelas pesan yang disampaikan dalam bagan alir.

Arsip sementara

Simbol ini menunjukkan tempat

penyimpanan dokumen, seperti almari arsip dan kotak arsip.

Untuk menunjukkan urutan pengarsipan dokumen digunakan simbol berikut ini: A = menurut abjad

N = menurut nomor urut T = kronologis, menurut tanggal

Arsip permanen

Simbol ini menggambarkan arsip permanen yang merupakan tempat penyimpanan dokumen yang tidak akan diproses lagi.

On-line computer process

Simbol ini menggambarkan pengolahan data dengan komputer secara on-line.

Keying (typing, verifying)

Simbol ini menggambarkan pemasukan data ke dalam komputer melalui on-line terminal.

Pita magnetik (magnetic tape)

Simbol ini menggambarkan arsip komputer yang berbentuk pita magnetik

On-line storage

Simbol ini menggambarkan arsip komputer yang berbentuk on-line (di dalam memory komputer)

Garis alir (flowline)

Simbol ini menggambarkan arah proses pengolahan data.

Persimpangan garis alir

Jika dua garis alir bersimpangan, untuk menunjukkan arah masing-masing garis, salah satu garis dibuat sedikit melengkung tepat pada persimpangan kedua garis tersebut.

Mulai/berakhir (terminal)

Simbol ini untuk menggambarkan awal dan akhir suatu sistem akuntansi.

2.3.2. Data Flow Diagram

Ide dari suatu bagan untuk mewakili arus data dalam suatu sistem bukanlah hal yang baru. Pada tahun 1967, Martin dan Estrin memperkenalkan suatu algoritma program dengan menggunakan simbol lingkaran dan panah untuk mewakili arus data. E. Yourdan dan L.L. Constantine juga menggunakan notasi simbol ini untuk menggambarkan arus data dalam perancangan program.


(23)

G.E Whitehouse tahun 1973 juga menggunakan notasi semacam ini untuk membuat model-model sistem matematika. Penggunaan notasi dalam diagram arus data ini sangat membantu sekali untuk memahami suatu sistem pada semua tingkat kompleksitasnya seperti yang diungkapkan oleh Chris Gane dan Trish Sarson. Pada tahap analisis, penggunaan notasi ini sangat membantu sekali di dalam komunikasi dengan pemakai sistem untuk memahami sistem secara 1ogika. Diagram yang menggunakan notasi-notasi ini untuk menggambarkan arus dari data sistem sekarang dikenal dengan nama diagram arus data (data flow diagram atau DFD). (Kendall & Kendall (1), 2003, 265)

Data Flow Diagram (DFD) adalah representasi grafik dari sebuah sistem,

yang menggambarkan pandangan sejauh mungkin mengenai masukan, proses dan keluaran sistem. (Kendall & Kendall, 2003, 263)

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem yang baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan baik fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya lewat telepon, surat dan sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya file kartu, microfiche, hard disk, tape, diskette dan lain sebagainya). DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur (Structured Analysis and Design). DFD merupakan alat yang cukup popular sekarang ini, karena dapat menggambarkam arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas. Lebih lanjut DFD juga merupakan dokumentasi dari sistem yang baik.

Serangkaian diagram aliran data berlapis juga dapat digunakan untuk merepresentasikan dan menganalisis prosedur-prosedur mendetail dalam sistem yang


(24)

lebih besar. Adapun kelebihan pendekatan aliran data melalui cara data berpindah di sepanjang sistem yaitu :

A. Kebebasan dari menjalankan implementasi teknis sistem yang terlalu dini.

B. Pemahaman lebih jauh mengenai keterkaitan satu sama lain dalam sistem dan subsitem.

C. Menkomunikasikan pengetahuan sistem yang ada dengan pengguna melalui diagram aliran data. (Kendall & Kendall (1), 2003, 263)

Melalui suatu teknik analisis data terstruktur yang disebut Diagram Aliran Data (DAD), penganalisis sistem dapat merepresentasi proses-proses data di dalam organisasi. Pendekatan aliran data menekankan logika yang mendasari sistem. Dengan menggunakan kombinasi dari empat simbol, penganalisis sistem dapat menciptakan suatu gambaran proses-proses yang bisa menampilkan dokumentasi sistem yang solid. (Kendall & Kendall, (1), 2003, 263)

Berikut ini adalah simbol-simbol yang digunakan dalam diagram aliran data :

Tabel 2.2 Simbol-Simbol dalam Diagram Aliran Data (Kendall & Kendall

(1), 2003, 265)

Simbol Arti Contoh

Entitas Mahasiswa

Aliran data

Proses Membuat record mahasiswa

Penyimpanan data D3 Mahasiswa Master


(25)

2.3.3. Kamus Data

Kamus data (KD) atau data dictionary (DD) atau disebut juga dengan istilah systems data dictionary adalah catalog fakta tentang data dan kebutuhan--kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan KD, analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. KD dibuat pada tahap analisis sistem dan digunakan baik pada tahap analisis maupun pada tahap perancangan sistem. Pada tahap analisis, KD dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Pada tahap perancangan sistem, KD digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laparan dan database. KD dibuat berdasarkan arus data yang ada di DAD. Arus data di DAD sifatnya adalah global, hanya ditunjukkan nama arus datanya saja. (Kendall & Kendall (1), 2003, 333)

Berikut ini adalah simbol-simbol yang digunakan dalam kamus data :

Tabel 2.3 Simbol-Simbol Kamus Data (Kendall & Kendall (1), 2003, 338)

Notasi Keterangan

= Terdiri dari

+ Dan

{ } Elemen-elemen repetitif (kelompok berulang) [ ] Salah satu dari dua situasi tertentu


(26)

2.4. Konsep Dasar Basis Data 2.4.1. Basis Data

Basis data adalah pusat sumber data yang caranya dipakai oleh banyak pemakai untuk berbagai aplikasi. Inti dari basis data adalah database management

system (DBMS), yang membolehkan pembuatan, modifikasi, dan pembaharuan basis

data; mendapatkan kembali data; dan membangkitkan laporan. Tujuan basis data yang efektif yaitu :

A. Memastikan bahwa data dapat dipakai di antara pemakai untuk berbagai aplikasi. B. Memelihara data baik keakuratan maupun kekonsistenannya.

C. Memastikan bahwa semua data yang diperlukan untuk aplikasi sekarang dan yang akan datang akan disediakan dengan cepat.

D. Membolehkan basis data untuk berkembang dan kebutuhan pemakai untuk berkembang.

E. Membolehkan pemakai untuk membangun pandangan personalnya tentang data tanpa memperhatikan cara data disimpan secara fisik. (Kendall & Kendall (2), 2003, 128)

Tabel berikut adalah simbol hubungan entitas beserta penjelasan dan artinya :

Tabel 2.4 Simbol Hubungan Entitas dan Arti (Kendall & Kendall (2), 2003, 133)

Simbol Penjelasan Resmi Arti Sebenarnya

Entitas Sekelompok orang, tempat, atau sesuatu

Entitas terhubung Digunakan untuk menghubungkan dua entitas Entitas atribut Digunakan untuk kelompok

terulang

Ke 1 hubungan Tepat satu

Ke banyak hubungan Satu atau lebih Ke 0 atau 1 hubungan Hanya satu atau nol Ke lebih dari 1 hubungan Lebih besar dari satu


(27)

2.4.2. Normalisasi

Normalisasi adalah proses pengelompokan elemen data menjadi tabel -tabel yang menunjukkan entity dan relasinya. (Kendall & Kendall (2), 2003, 145)

Tahapan normalisasi yaitu : A. Tahapan Pertama

Tahap pertama dari proses meliputi menghilangkan semua kelompok terulang dan mengidentifikasi kunci utama. Untuk mengerjakannya, hubungan perlu dipecah ke dalam dua atau lebih hubungan. Pada titik ini, hubungan mungkin sudah menjadi bentuk normalisasi ketiga, bahkan lebih banyak tahap akan diperlukan untuk mentransformasi hubungan ke bentuk normalisasi ketiga. (Kendall & Kendall (2), 2003, 145)

B. Tahapan Kedua

Tahap kedua menjamin bahwa semua atribut bukan kunci sepenuhnya tergantung pada kunci utama. Semua ketergantungan parsial diubah dan diletakkan dalam hubungan lain. (Kendall & Kendall (2), 2003, 145)

C. Tahapan Ketiga

Tahap ketiga mengubah ketergantungan transitif manapun. Suatu ketergantungan transitif adalah sesuatu di mana atribut bukan kunci tergantung pada atribut bukan kunci lainnya. (Kendall & Kendall (2), 2003, 145)


(28)

Berikut ini adalah gambaran tahapan yang dilakukan dalam normalisasi :

Tahap 1 Menghilangkan kelompok terulang

Tahap 2 Mengubah ketergantungan parsial

Tahap 3 Mengubah ketergantungan transitif

Hubungan tidak normal

Hubungan bentuk normalisasi pertama (1NF)

Hubungan bentuk normalisasi kedua (2NF)

Hubungan bentuk normalisasi ketiga (3NF)

Pandangan Pemakai

Gambar 2.3 Tahapan Normalisasi (Kendall & Kendall (2), 2003, 146)

2.5. Keadaan Geografis Jembatan Timbang 2.5.1. Gambaran Umum

Jembatan Timbang Singosari berada di bagian wilayah utara kabupaten Malang, pada ruas jalan nasional malang-Surabaya dengan arus kendaraan yang sangat padat. Disamping itu posisi Jembatan Timbang sudah masuk daerah perkotaan dengan batas-batas sebagai berikut :

A. Sebelah Selatan : Pemukiman penduduk, daerah industri dan pusat perbelanjaan pasar Singosari.

B. Sebelah Utara : Industri dan pertokoan serta wilayah pemukiman penduduk dan perkantoran.

C. Sebelah Barat : Perkantoran, sekolah, dan komplek militer.

Dalam kondisi geografis seperti tersebut di atas dan situasi arus kendaraan yang sangat padat maka yang terjadi adalah kerawanan kemacetan lalu lintas dan seringnya terjadi kecelakaan. Keberadaan Jembatan Timbang menjadi salah satu


(29)

faktor penyebab terjadinya kemacetan dan kecelakaan disekitarnya. Oleh sebab itu Jembatan Timbang perlu ada perbaikan kinerja termasuk dalam hal percepatan pelayanan.

2.5.2. Pelaksanaan Peraturan Daerah

Peraturan Daerah no.7 Th 2002 tentang kompensasi kelebihan muatan merupakan dasar operasional Jembatan Timbang di Jawa Timur dan peraturan Gubernur sebagai pelaksanaan operasionalnya. Dalam Perda No.7 th. 2002 memuat ketentuan-ketentuan tentang muatan, jenis kendaraan, dan sanksi-sanksi.

Ketentuan batas muatan disebut JBI (Jumlah berat yang diijinkan) yaitu berat kendaraan kosong ditambah dengan daya angkut kendaraan. Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Perda No.7 th 2002 adalah sebagai berikut :

2.5.3. Penggolongan Jenis Kendaraan

Ada tiga golongan jenis kendaraan, yaitu : A. Golongan I

Golongan I adalah kendaraan dengan JBI sampai dengan 3500 kg. B. Golongan II

Golongan II adalah kendaraan dengan JBI 3500 kg sampai 1800 kg. C. Golongan III

Golongan III adalah kendaraan dengan JBI 1800 kg keatas.

2.5.4. Ketentuan Tingkat Pelanggaran

Ada tiga tingkatan pelanggaran, yaitu :

A. Pelanggaran tingkat I yaitu pelanggaran kelebihan muatan 5 % - 15 % dari JBI yang telah ditetapkan dari semua jenis golongan kendaraan.

B. Pelanggaran tingkat II yaitu pelanggaran kelebihan muatan 15 % - 30 % dari JBI yang telah ditetapkan dari semua jenis golongan kendaraan.


(30)

C. Pelanggaran tingkat III yaitu pelanggaran kelebihan muatan diatas 30 % dari JBI yang telah ditetapkan dari semua jenis golongan kendaraan.

2.5.5. Ketentuan Sanksi Pelanggaran

Pelanggaran Tingkat I dengan pelanggaran kelebihan muatan 15 % - 30 % dari JBI :

A. Kendaraan Golongan I : Membayar denda kompensasi Rp. 2.500. B. Kendaraan Golongan II : Membayar denda kompensasi Rp. 6.500. C. Kendaraan Golongan III : Membayar denda kompensasi Rp..15.000.

Pelanggaran Tingkat II dengan pelanggaran kelebihan muatan 15 % - 30 % dari JBI :

A. Kendaraan Golongan I : Membayar denda kompensasi Rp. 3.500. B. Kendaraan Golongan II : Membayar denda kompensasi Rp. 9.000. C. Kendaraan Golongan III: Membayar denda kompensasi Rp..20.000.

Pelanggaran Tingkat III dengan pelanggaran kelebihan muatan diatas 30 % dari JBI dengan sanksi tilang atau sidang pengadilan dan kendaraan tidak boleh melanjutkan perjalanan atau menurunkan sebagian muatan dari semua golongan kendaraan.

2.5.6. Pelaksanaan Operasional

Pelaksanaan Perda No.7 Th. 2002 secara manual dengan memasukkan data dan identitas kendaraan yang melewati Jembatan Timbang kedalam database. Hal ini membutuhkan waktu beberapa hari, namun hal tersebut dapat dilakukan karena rata-rata kendaraan yang lewat hampir sama setiap hari, sehingga hampir semua kendaraan masuk database.

Data-data kendaraan meliputi komor kendaraan atau nomor registrasi, nomor uji, kendaraan berat, kendaraan kosong, daya Angkut, dan JBI.


(31)

26

BAB III

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

3.1 Metode Penelitian

Dalam menganalisis sistem informasi jembatan timbang di Singosari Malang, penulis melakukan pengumpulan data dan identifikasi masalah pada instansi terkait untuk membantu penulis dalam penelitian ini.

3.1.1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:

A. Sampling dan Investigasi

Penulis mengumpulkan beberapa dokumen seperti slip bukti masuk jembatan timbang dan laporan data masuk kendaraan perbulan untuk dianalisis.

B. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada petugas dan pimpinan jembatan timbang.

C. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan untuk mengetahui prosedur penimbangan pada jembatan timbang.

3.2. Identifikasi Masalah

3.2.1. Identifikasi Dokumen Masuk

Adapun dokumen yang digunakan Jembatan Timbang dalam sistem ini adalah hanya dengan melihat nomor kendaraan, surat-surat dari kendaraan tersebut


(32)

yang kemudian diproses dengan berat timbangan dari perhitungan mesin timbang. Kemudian petugas mencatat dan kendaraan melanjutkan perjalanan.

3.2.2. Identifikasi Prosedur

Dalam menganalisis prosedur sistem pada jembatan timbang, penulis menggunakan alat bantu berupa Flow Of Document (FOD). Setelah melakukan pengamatan dan wawancara dengan beberapa personil dalam jembatan timbang, penulis menyajikan gambaran atas prosedur tersebut seperti pada gambar berikut ini.

Kendaraan Petugas Mesin timbang Kantor

Gambar 3.1 Alur Dokumen Sistem Jembatan Timbang

Surat kendaraan mengecek

Data registrasi

mengecek

Data registrasi Meregistrasi

kendaraan

menimbang diproses

Data setelah diproses

Data setelah diproses

pengesahan

Kwitansi memberi


(33)

Berikut adalah penjelasan dari prosedur tersebut :

Kendaraan masuk menunjukkan surat kendaraan, petugas mengecek dan meregistrasi kendaraan baru. Data masuk pada database system dan dicek kembali. Mesin jembatan menimbang dan hasil dikelolah oleh petugas. Data olahan masuk ke system, system mengeluarkan kwitansi dan petugas memberikan kwitansi kepada pemilik kendaraan.

3.2.3. Identifikasi Laporan

Laporan data jembatan timbang ada 2 data. Data registrasi kendaraan dan data kendaraan masuk.

A. Data registrasi kendaraan merupakan dari data kendaraan yang harus diisikan sebelum kendaraan tersebut diproses dalam jembatan timbang. Setiap kali ada kendaraan baru petugas harus mengisi data terlebih dahulu. Dan ketika kendaraan tersebut suda perna masuk dalam jembatan timbang ini, maka petugas hanya memeriksa nomer kendaraan agar langsung diproses.

Data Registrasi Kendaraan

No No. Polisi No. Uji Gol Asal Tujuan Rincian Pilihan

1 M 7788 MA 1234 3 Pasuruan Jember

2 M 9001 AA 90881 1 Surabaya Pamekasan

3 M 1234 IE 12345 1 Sidoarjo Sampang

4 L 5455 AL 12342 2 Pamekasan Pasuruan

5 W 6785 PL 4524 1 Malang Surabaya

6 N 1234 AS 5050 Pick up Malang Jember

Gambar 3.2 Data Registrasi Kendaraan

B. Data kendaraan masuk ialah data dimana kendaraan tersebut lewat dan melakukan proses timbangan pada jembatan timbang. Sehingga data yang


(34)

dihasilkan disini adalah data lengkap dari dokumen registrasi ditambah dengan asal, tujuan, komoditi, berat, dan tindakan atau pelanggaran.

Pilih Tanggal : 04-01-2013 Print Data Data Pemeriksaan Kendaraan Tanggal 04-01-2013

No No. Polisi No. Uji BKK JBI JBB Gol Berat Tindakan

1 N 3521 UK ML231 3000 7500 7500 2 10500 Denda

Gambar 3.3 Data Kendaraan Masuk

3.3. Rancangan Penelitian 3.3.1. Perancangan Data

A. Rancangan Data Flow Diagram (DFD)


(35)

B. Rancangan Entity Relationship Diagram (ERD)

Gambar 3.5 Normalisasi database

C. User Interface

Gambar 3.6 User Interface 3.3.2. Perancangan Input

A. Rancangan Form User Login

Login Administrator

Sistem Informasi Jembatan Timbang – Singosari

Gambar 3.7 Form Login

Main menu

dasboard pemeriksaan Data pemeriksaan

Registrasi Data kendaraan


(36)

B. Form Validasi Nomor Registrasi Kendaraan

Gambar 3.8 Form Validasi Nomor Registrasi Kendaraan

C. Form Pengaturan Registrasi Kendaraan


(37)

D. Form Edit Registrasi Kendaraan

Gambar 3.10 Form Edit Registrasi Kendaraan

E. Form Pengisian Berat Muatan


(38)

F. Form Ganti Password Baru

Gambar 3.12 Form Ganti Password Baru

G. Form Index

Gambar 4.7 Form Index


(39)

3.3.3. Pembuatan Laporan

A. Laporan Pertingkat Pelanggaran

Rancangan laporan ini menyajikan informasi jembatan timbang sesuai dengan urutan kronologisnya, yang difilter menurut tanggal dan jam masuk kendaraan. Rencangan laporan ini menampilkan jumlah kendaraan masuk, jumlah kendaraan pelanggar, dari tiap-tiap golongan.

Rekapitulasi Pemeriksaan Kendaraan

Jembatan Timbang – Singosari Malang

Jumlah Kendaraan : 2

Jumlah Pelanggar : 0 Golongan II Golongan II Golongan II

Jumlah Pelanggaran :

Gambar 3.14 Rancangan Laporan pemeriksaan

B. Laporan Pemeriksaan Kendaraan

Rancangan ini menyajikan laporan penerimaan kwitansi kendaraan dari setiap kendaraan yang masuk ke jembatan timbang. Adapun perinciannya dari data yang harus ditampilkan dalam kwitansi adalah seperti yang tertera dalam gambar dibawah ini. Dan disesuaikan dengan tanggal dan jam masuk pada jembatan timbang.

JEMBATAN TIMBANG – SINGOSARI

Kwitansi Pemeriksaan Kendaraan

Tanggal : 18-01-2013 Pukul : 10.12 WIB 0012343

Nomor Polisi Nomor Uji BKK JBI JBB

: N 1234 AS : 5050 : 2000

: 1.500 s/d 3.500 : 1252 Asal Tujuan Komoditi Berat Muatan Tindakan

: Malang Raya : Jember : Sawit : 4234

: Denda Rp. 80.000,-


(40)

C. Kamus Data

Dari analisa sistem berjalan yang telah penulis lakukan, penulis menyimpulkan bahwa dibutuhkan suatu database untuk menyimpan data-data pada sistem jembatan timbang. Berikut adalah kamus data yang diperlukan :

A. Tabel Kendaraan

1. Nopol = nomer polisi

2. No_uji = nomer uji kendaraan 3. Bkk = berat kosong kendaraan 4. JBI = JBI

5. JBB = JBB

6. Golongan = jenis kendaraan 7. Asal = asal

8. Tujuan = tujuan 9. Komoditi = muatan B. Tabel Pemeriksaan

1. Idpemeriksaan = id kendaraan 2. Nopol = nomer polisi

3. Username = login petugas 4. Berat_muatan = berat timbangan 5. Tidakan = tindakan

6. Waktu = waktu 7. Tanggal = tanggal C. Tabel Petugas

1. Username = login petugas 2. Password = password


(41)

3. Nama = nama petugas 4. Alamat = alamat petugas

3.3.4. Pendayagunaan Jembatan Timbang

A. Sistem Baru Yang Ditambahkan

Dalam rangka pelaksanaan operasional penimbangan kendaraan angkutan barang selain data-data kendaraan, sebagai salah satu tugas pokok di jembatan timbang untuk melakukan pencatatan mengenai berat muatan, komoditi, dan asal tujuan kendaraan.

1. Macam Kendaraan Angkutan Barang

Jenis-jenis kendaraan angkutan barang menurut klasifikasi kendaraan adalah sebagai berikut :

a. Pick Up b. Truk c. Tronton

d. Kereta Gandengan e. Kereta Tempelan f. Angkutan Peti Kemas

2. Definisi Output Hasil Tindakan

Output hasil tindakan adalah hasil berat muatan kendaraan dikurangi jumlah berat yang diijinkan, maka akan menunjukkan jenis tindakan sesuai dengan tingkat pelanggarannya.

3. Mesin Timbang

Mesin timbang adalah seperangkat alat elektronik yang berfungsi untuk menimbang berat atau beban kendaraan dan mempunyai kapasitas tertentu, dalam


(42)

hal ini pada jembatan timbang yang mampu mendukung operasional pelayanan penimbangan kendaraan angkutan barang.

B. Prosedur Status Kendaraan Timbang

1. Status Kendaraan Angkutan Barang

Pemeliharaan infrastruktur jalan raya mempunnyai andil besar dalam berfungsi dan berputarnya roda perekonomian suatu daerah.

Gambar 3.16 Contoh Kendaraan Angkutan Barang

Jembatan timbang salah satu dari sekian banyak fasilitas yang digunakan hingga saat ini juga menjadi salah satu pendukung terjaganya pemeliharaan infrastruktur, dalam hal ini jembatan timbang Singosari, yang didalamnya terdapat berbagai prosedur dan salah satunya prosedur status kendaraan timbang dalam rangka memfasilitasi teraktualisasinya laporan-laporan yang ada.

2. Status Kendaraan Tidak Timbang

Sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk saat ini tidak semua kendaraan angkutan barang wajib masuk jembatan timbang, dikarenakan untuk memasuki pintu masuk jembatan timbang tidak memungkinkan untuk manuver karena kendaraan-kendaraan tersebut terlalu panjang yang membutuhkan haluan dan media jalan yang cukup lebar. Misalnya peti kemas ukuran 40 feet dan trailler.


(43)

C. Prosedur Sangsi Denda Pelanggaran

Adapun berat hasil timbang secara mendasar adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Prosedur sangsi denda pelanggaran

Pelanggaran

Gol I Gol II Gol III

Keterangan Tk. I Tk. II Tk. I Tk. II Tk. I Tk. II

0 % - 5 % Bukan

pelanggaran

5 % - 15 % 2500 6500 15000

15 % - 30 % 3500 9000 20000

diatas 30 % Tilang

3.4. Kebutuhan Sistem

Untuk menjalankan sistem yang dirancang, diperlukan beberapa faktor pendukung sebagai berikut :

3.4.1. Kebutuhan Perangkat Keras

Untuk bisa menjalankan sistem, maka hardware yang direkomendasikan adalah sebagai berikut :

A. Satu set lengkap perangkat komputer yang memiliki spesifikasi sebagai berikut: 1. Pentium IV 2.66 GHz.

2. RAM 256 Mb 3. Harddisk 40 Gb 4. Mainboard P4

5. Monitor SVGA dengan resolusi layar minimal 1024 x 768 6. Keyboard dan Mouse

7. CD Rom


(44)

3.4.2. Kebutuhan Perangkat Lunak

Adapun perangkat lunak untuk menjalankan program ini adalah : A. Sistem operasi Windows 98/2000/Me/XP.

B. Web Browser Mozilla/Opera dll.

C. Aplikasi data base XAMPP, Apache, MySQL.

3.4.3. Keahlian Operator

Keahlian operator untuk menjalankan program adalah: A. Menguasai sistem operasi Windows.

B. Memiliki pengetahuan dan keahlian dasar mengenai komputer, seperti: cara menggunakan mouse, keahlian mengetik, cara menggunakan printer, dan sebagainya.


(45)

40

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

4.1. Implementasi 4.1.1. Implementasi Data

Implementasi data memberikan penjelasan mengenai data yang digunakan pada struktur basis data. Setelah dilakukan pemetaan pada bab sebelumnya, selanjutnya adalah mengimplementasikan rancangan tersebut dalam bentuk tabel beserta dengan struktur data yang dipakai. Berikut ini struktur tabel dari masing-masing tabel yang dihasilkan.

A. Tabel Kendaraan

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data kendaraan angkutan barang baru yang belum pernah melalui proses penimbangan beban muatan pada jembatan timbang

Tabel 4.1 Tabel Kendaraan

Nama Atribut Tipe Data Ukuran KEY Keterangan

nopol varchar 15 ** nomor polisi kendaraan

no_uji varchar 45 nomor buku uji

bkk varchar 45 bkk buku uji

jbi varchar 45 jbi buku uji

jbb varchar 45 jbb buku uji

golongan varchar 45 golongan kendaraan

asal varchar 45 asal kendaraan

tujuan varchar 45 tujuan kendaraan


(46)

B. Tabel Petugas

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data petugas atau staff yang diperbolehkan mengakses program

Tabel 4.2 Tabel Petugas

Nama Atribut Tipe Data Ukuran KEY Keterangan

username varchar 45 ** kode nama petugas

password varchar 100 kata kunci petugas

nama varchar 65 nama petugas

alamat varchar 70 alamat petugas

C. Tabel Pemeriksaan

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data kendaraan angkutan barang setelah melewati proses penimbangan beban muatan

Tabel 4.3 Tabel Pemeriksaan

Nama Atribut Tipe Data Ukuran KEY Keterangan

idpemeriksaan Integer 11 ** kode pemeriksaan

nopol varchar 15 nomor polisi kendaraan

username varchar 45 id pengguna

berat_muatan varchar 45 berat muatan kendaraan

tindakan varchar 45 tindakan pelanggaran

waktu varchar 45 waktu penimbangan

tanggal varchar 12 tanggal penimbangan

4.1.2. Implementasi Program

A. Implementasi Program Utama 1. Implementasi Pada Form Login


(47)

Ada beberapa user atau oprator yang bertugas untuk mengelola sistem informasi jembatan timbang ini.

a. Oprator 1 : adalah pegawai yang bertanggung jawab mengelola sistem pada jam 8 pagi – jam 15.00 sore

b. Oprator 2 : adalah pegawai yang bertanggung jawab mengelola sistem pada jam 15 sore – jam 24.00 malam

c. Oprator 3 : adalah pegawai yang bertanggung jawab mengelola sistem pada jam 24 malam – jam 8.00 pagi

Administrator adalah user login yang digunakan oleh pimpinan jembatan timbang untuk mengontrol pekerjaan pegawainya.

2. Implementasi Pada Transaksi

a. Form Validasi Nomor Registrasi Kendaraan

Gambar 4.2 Form Validasi Nomor Registrasi Kendaraan

Rancangan ini ditujukan bagi kendaraan yang akan masuk pada jembatan timbang. Cara pemeriksaan dengan memasukkan nomer kendaraan, jika ditemukan data dari sistem maka akan dilanjut dengan proses penimbangan, jika tidak ditemukan maka terlebih dahulu pegawai meregistrasi kendaraan baru tersebut.


(48)

b. Form Pengaturan Registrasi Kendaraan

Gambar 4.3 Form Pengaturan Registrasi Kendaraan

c. Form Edit Registrasi Kendaraan


(49)

d. Form Pengisian Berat Muatan

Gambar 4.5 Form Pengisian Berat Muatan

3. Implementasi Pada Setiap Form Untuk Data a. Form Ganti Password Baru


(50)

b. Form Index

Gambar 4.7 Form Index

4. Implementasi Pada Laporan

a. Form Kwitansi Hasil Penimbangan

Gambar 4.8 Form Kwitansi Hasil Penimbangan

b. Form Data Arsip Pemeriksaan Per-Tanggal Masuk


(51)

c. Form Print Rincian Rekapitulasi Pemeriksaan

Gambar 4.10 Form Print Rincian Rekapitulasi Pemeriksaan

4.2. Evaluasi Sistem

Sistem yang penulis usulkan merupakan sistem yang telah terkomputerisasi. Sistem tersebut menggunakan bahasa pemrograman berbasis WEB yaitu PHP yang dikombinasikan dengan JQuery dan MySQL sebagai format database.

Sistem yang ada pada jembatan timbang Singosari cukup sederhana. Sebagian besar kegiatan dilakukan secara manual. Petugas pemeriksa mencatat nomor kendaraan yang masuk secara manual kemudian mendaftarkannya jika belum pernah melewati jembatan timbang ini dan jika sudah terdaftar maka petugas tinggal memasukkan berat dari mesin timbang.

Keuntungan dari sistem yang sedang berjalan pada Jembatan Timbang Singosari adalah :

A. Slip bukti Timbangan diperoleh dari pemeriksaan melalui percetakan dan telah diberi nomor berurut.

B. Proses pengolahan dan pencarian data menjadi lebih efisien.

C. Format Laporan data masuk kendaraan lebih fleksibel dengan pemilihan pada setiap tanggal masuk.

D. Tidak perlu melakukan training secara khusus kepada sumber daya manusianya karena kegiatan dilakukan secara manual.


(52)

Kelemahan yang terdapat pada sistem berjalan pada Jembatan Timbang Singosari adalah:

A. Sistem tidak dapat langsung memasukkan data berat timbangan kendaraan dari mesin timbangan.

B. Petugas harus memasukkan angka berat yang dihasilkan dari mesin jembatan timbang kedalam form pemeriksaan kendaraan.

C. Sistem tidak bisa secara langsung mendeskripsikan tindakan pada setiap kendaraan yang masuk, apakah ditoleransi, dikenakan denda, atau tilang. Sehingga petugas pemerikasa harus menghafal rumus JBI kendaraan dan merepresentasikan hasilnya dengan angka berat kendaraan dari mesin jembatan timbang.


(53)

48

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari bab-bab sebelumnya dari permasalahan di jembatan timbang Singosari, maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut: A. Sistem Informasi secara otomatis dapat mengatasi permasalahan di jembatan

timbang dengan proses pelayanan yang lebih cepat, akurat dan efisien.

B. Dengan pelayanan yang lebih cepat dan lancar maka fungsi jembatan timbang sebagai filter pengendali angkutan barang dan pengawasan terhadap pelanggaran kelebihan muatan semakin maksimal, hal itu terbukti semakin meningkatnya kendaraan yang masuk jembatan timbang dan tingginya jumlah kendaraan yang ditindak.

C. Memberikan kemudahan bagi petugas operator di jembatan timbang dengan lebih efisien dan hasil kerja yang maksimal.

D. Menghasilkan data-data arus kendaraan angkutan barang dan jenis barang yang keluar masuk di daerah Malang dengan lebih akurat.

5.2. Saran

Sistem Informasi di jembatan timbang Singosari bisa dijadikan referensi bagi pihak perhubunganan LLAJ Propinsi Jawa Timur untuk dilaksanakan di seluruh jembatan timbang di Jawa Timur. Melakukan pelatihan bagi petugas operator komputer di jembatan timbang untuk lebih memahami program komputerisasi tersebut, sehingga bisa mengatasi apabila timbul masalah dalam operasional program.


(54)

49

DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, H. George dan William S. Hopwood, 2000, Sistem Informasi Akuntansi, Buku I, Edisi Ke-6, Penerjemah Amir Abadi Jusuf dan Rudi M. Tambunan, Salemba Empat, Jakarta.

Hall, A. James, 2002, Sistem Informasi Akuntansi, Buku 2, Edisi ke- 1, Penerjemah Amir Abadi Jusuf, Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Cetakan ke-3, Salemba Empat, Jakarta. Joseph W. Wilkinson, 2003, Sistem Informasi Akuntansi. Terjemahan Agus.

Maulana. Edisi Ketiga, Binarupa Aksara, Jakarta.

Kenneth E. Kendall dan Julie E. Kendall, 2003, Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1, Prenhallindo, Jakarta.

Moekijat, 2001, administrasi kepegawaian negara Indonesia, Mandar Maju, Bandung.

Tata Sutabri, 2004, Analisa Sistem Informasi. Andi Offset, Yogyakarta.

Jogiyanto Hartono, 2001, Analisis dan desain sistem informasi: pendekatan


(1)

d. Form Pengisian Berat Muatan

Gambar 4.5 Form Pengisian Berat Muatan 3. Implementasi Pada Setiap Form Untuk Data

a. Form Ganti Password Baru


(2)

45

b. Form Index

Gambar 4.7 Form Index 4. Implementasi Pada Laporan

a. Form Kwitansi Hasil Penimbangan

Gambar 4.8 Form Kwitansi Hasil Penimbangan b. Form Data Arsip Pemeriksaan Per-Tanggal Masuk


(3)

c. Form Print Rincian Rekapitulasi Pemeriksaan

Gambar 4.10 Form Print Rincian Rekapitulasi Pemeriksaan

4.2. Evaluasi Sistem

Sistem yang penulis usulkan merupakan sistem yang telah terkomputerisasi. Sistem tersebut menggunakan bahasa pemrograman berbasis WEB yaitu PHP yang dikombinasikan dengan JQuery dan MySQL sebagai format database.

Sistem yang ada pada jembatan timbang Singosari cukup sederhana. Sebagian besar kegiatan dilakukan secara manual. Petugas pemeriksa mencatat nomor kendaraan yang masuk secara manual kemudian mendaftarkannya jika belum pernah melewati jembatan timbang ini dan jika sudah terdaftar maka petugas tinggal memasukkan berat dari mesin timbang.

Keuntungan dari sistem yang sedang berjalan pada Jembatan Timbang Singosari adalah :

A. Slip bukti Timbangan diperoleh dari pemeriksaan melalui percetakan dan telah diberi nomor berurut.

B. Proses pengolahan dan pencarian data menjadi lebih efisien.

C. Format Laporan data masuk kendaraan lebih fleksibel dengan pemilihan pada setiap tanggal masuk.

D. Tidak perlu melakukan training secara khusus kepada sumber daya manusianya karena kegiatan dilakukan secara manual.


(4)

47

Kelemahan yang terdapat pada sistem berjalan pada Jembatan Timbang Singosari adalah:

A. Sistem tidak dapat langsung memasukkan data berat timbangan kendaraan dari mesin timbangan.

B. Petugas harus memasukkan angka berat yang dihasilkan dari mesin jembatan timbang kedalam form pemeriksaan kendaraan.

C. Sistem tidak bisa secara langsung mendeskripsikan tindakan pada setiap kendaraan yang masuk, apakah ditoleransi, dikenakan denda, atau tilang. Sehingga petugas pemerikasa harus menghafal rumus JBI kendaraan dan merepresentasikan hasilnya dengan angka berat kendaraan dari mesin jembatan timbang.


(5)

48 BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari bab-bab sebelumnya dari permasalahan di jembatan timbang Singosari, maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut: A. Sistem Informasi secara otomatis dapat mengatasi permasalahan di jembatan

timbang dengan proses pelayanan yang lebih cepat, akurat dan efisien.

B. Dengan pelayanan yang lebih cepat dan lancar maka fungsi jembatan timbang sebagai filter pengendali angkutan barang dan pengawasan terhadap pelanggaran kelebihan muatan semakin maksimal, hal itu terbukti semakin meningkatnya kendaraan yang masuk jembatan timbang dan tingginya jumlah kendaraan yang ditindak.

C. Memberikan kemudahan bagi petugas operator di jembatan timbang dengan lebih efisien dan hasil kerja yang maksimal.

D. Menghasilkan data-data arus kendaraan angkutan barang dan jenis barang yang keluar masuk di daerah Malang dengan lebih akurat.

5.2. Saran

Sistem Informasi di jembatan timbang Singosari bisa dijadikan referensi bagi pihak perhubunganan LLAJ Propinsi Jawa Timur untuk dilaksanakan di seluruh jembatan timbang di Jawa Timur. Melakukan pelatihan bagi petugas operator komputer di jembatan timbang untuk lebih memahami program komputerisasi tersebut, sehingga bisa mengatasi apabila timbul masalah dalam operasional program.


(6)

49

DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, H. George dan William S. Hopwood, 2000, Sistem Informasi Akuntansi, Buku I, Edisi Ke-6, Penerjemah Amir Abadi Jusuf dan Rudi M. Tambunan, Salemba Empat, Jakarta.

Hall, A. James, 2002, Sistem Informasi Akuntansi, Buku 2, Edisi ke- 1, Penerjemah Amir Abadi Jusuf, Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Cetakan ke-3, Salemba Empat, Jakarta. Joseph W. Wilkinson, 2003, Sistem Informasi Akuntansi. Terjemahan Agus.

Maulana. Edisi Ketiga, Binarupa Aksara, Jakarta.

Kenneth E. Kendall dan Julie E. Kendall, 2003, Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1, Prenhallindo, Jakarta.

Moekijat, 2001, administrasi kepegawaian negara Indonesia, Mandar Maju, Bandung.

Tata Sutabri, 2004, Analisa Sistem Informasi. Andi Offset, Yogyakarta.

Jogiyanto Hartono, 2001, Analisis dan desain sistem informasi: pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis, Andi offset, Yogyakarta.


Dokumen yang terkait

KAJIAN YURIDIS TERHADAP JEMBATAN TIMBANG DALAM FUNGSI PENGAWASAN ANGKUTAN BARANG OLEH PEMERINTAH DAERAH

0 7 16

KAJIAN YURIDIS TERHADAP JEMBATAN TIMBANG DALAM FUNGSI PENGAWASAN ANGKUTAN BARANG OLEH PEMERINTAH DAERAH

0 3 16

ANALISIS DAMPAK MUATAN LEBIH (OVERLOADING) KENDARAAN ANGKUTAN BARANG TERHADAP PERKERASAN DAN MASA ANALISIS DAMPAK MUATAN LEBIH (OVERLOADING) KENDARAAN ANGKUTAN BARANG TERHADAP PERKERASAN DAN MASA PELAYANAN JALAN (STUDI KASUS JEMBATAN TIMBANG KULWARU).

0 4 17

PENDAHULUAN ANALISIS DAMPAK MUATAN LEBIH (OVERLOADING) KENDARAAN ANGKUTAN BARANG TERHADAP PERKERASAN DAN MASA PELAYANAN JALAN (STUDI KASUS JEMBATAN TIMBANG KULWARU).

0 2 7

TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS DAMPAK MUATAN LEBIH (OVERLOADING) KENDARAAN ANGKUTAN BARANG TERHADAP PERKERASAN DAN MASA PELAYANAN JALAN (STUDI KASUS JEMBATAN TIMBANG KULWARU).

0 4 7

PEMBAHASAN DAN ANALISIS ANALISIS DAMPAK MUATAN LEBIH (OVERLOADING) KENDARAAN ANGKUTAN BARANG TERHADAP PERKERASAN DAN MASA PELAYANAN JALAN (STUDI KASUS JEMBATAN TIMBANG KULWARU).

0 3 24

PENGARUH KENDARAAN ANGKUTAN BARANG MUATAN LEBIH (OVER LOAD) PADA PENGARUH KENDARAAN ANGKUTAN BARANG MUATAN LEBIH (OVER LOAD) PADA PERKERASAN DAN UMUR JALAN (Studi Kasus Di Jembatan Timbang Salam, Magelang).

0 3 12

TINJAUAN PUSTAKA PENGARUH KENDARAAN ANGKUTAN BARANG MUATAN LEBIH (OVER LOAD) PADA PERKERASAN DAN UMUR JALAN (Studi Kasus Di Jembatan Timbang Salam, Magelang).

0 3 8

PENDAHULUAN PENGARUH KENDARAAN ANGKUTAN BARANG MUATAN LEBIH (OVER LOAD) PADA PERKERASAN DAN UMUR JALAN (Studi Kasus Di Jembatan Timbang Salam, Magelang).

0 4 7

Abstrak :Jembatan timbang atau UPPKB (Unit Pelaksana Penimbangan

0 0 10